Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ex-Wife Ketiga (catatan sebuah kisah nyata)

Untuk cerita ex wife ketiga ini saya teruskan saja dari postingan si kampret diatas. Postingan kampret diatas benar tulisan saya 100%, tapi baru dalam proses siap tayang udah di duluin posting. Ini pun saya tulis di HP butut bukan HP utama. Jadi kalo banyak typo mohon maaf.

BERBALUT HANDUK DI DEPAN PINTU

Setelah peristiwa di daerah Sleman atas itu, kunjungan Yani ke area sana sedikit dikurangi karena sekarang banyak yang pesan via BBM dan SMS. Orderan pun masih stabil walau stok di kita empot-empotan. Saya merasa Yani memang mengurangi intensitas kunjungan ke area situ. Saat saya tanya alasannya biar tidak sering berjumpa orang-orang yang pernah menjamah tubuhnya kemarin dan mengurangi stigma negatif nya. Alasan yang masuk akal dan saya setuju. Biar tidak dinilai terlalu murahan juga ama orang-orang disana.



Pembicaraan ini terjadi malam hari setelah kami selesai beraktivitas dan bersiap istirahat.



Saya: β€œ udah 2 Minggu ga muter sendiri ke atas ma? Masih lancar orderannya?”

Yani: β€œ Masih pah, masih banyak yang order juga”.

Saya:” Ga ada yang tanya kenapa mama jarang ke atas sekarang?”

Yani:” ya pasti ada pah, terutama itu tu Rahman, Bejo, Dodik, geng nya Hasan (driver jip)..”

Saya:” kalo mereka mah kangen tubuh mama yang semlohai ini...” ( sambil ku tepok pantat istriku)

Yani:” iya sih, makanya males mama nemuin mereka...”

Saya:” eh ga salah denger nih ma? Bukannya mama seneng tu sekarang jadi idola para lelaki disono...”

Yani:” mmmm .... Eits tunggu dulu, ini kan semua awalnya dari papa, mama jadi gini bukan salah mama sepenuh nya donk...” (malah bela diri dia)

Saya:” iya iya iya.... Makasih udah nurutin semua fantasi papa...”

Yani:” nah gitu donk, kalo mama jadinya menikmati ya ga salah donk...”

Saya:” jadi sekarang dah enjoy donk ma?”

Yani: β€œ kalo ga enjoy ngapain mama lakukan ini demi papa...”

Saya:” jadi seneng donk punya banyak penggemar?”

Yani:” tau ah...” (sambil melengos)



Dari bahasa tubuhnya saya paham, Yani sudah sangat menikmati kegilaan ini bersama saya. Walau saya bebaskan, dia masih tetap jaga diri tidak langsung tabrak saja. Satu lagi, dia sekarang jadi penasaran dengan kemampuan dan ukuran kontol lelaki lain, walau masih tahap ingin tahu saja.



Saya:” lah ini mama tidak ke atas, nanti kehilangan penggemar beratmu Lo ma hehehe....”

Yani:” ah biarin aja pah, lagipula mama khawatir lepas kendali kalau sering kesana...”

Saya:” kenapa lepas kendali? Emang selama ini enggak?”

Yani:” ihhh ini Lo pah, orang2 itu kalau tiap ketemu mama pengennya ngajak ML terus dengan iming2 macam2 lah.. itu takutnya mama khilaf...”

Saya:” iming2 apaan dari mereka? Uang?...”

Yani:” ya gitu deh, ada yang mau kasih uang dengan jumlah banyak, ada yang ngerayu jadiiin simpenan, ada yang lebih gila mau ceraikan istrinya dan nikahin mama....”

Saya:” mama mau semua itu?”

Yani:” ih ya ga lah pah, kan mama hanya mewujudkan fantasi papa aja, tapi soal uang ya takutnya mama ga bisa nolak hehehe....”

Saya:” yeeee ngomong aja mau open BO gitu ma... Hadeh...”

Yani:” ngawurr!!!”

Langsung kena cubit lah saya di pipi dan perut.

Saya:” bener ga takut kehilangan penggemar nih ma?”

Yani:” gak, kan disini juga banyak pah hehehe....”

Saya:” ehh siapa ma????”

Yani:” itu Lo pah yang di ceritakan Eko malam-malam dulu...”

Saya:” ohhh orang sini ta ma?”

Yani:” iya papa sayang...”

Saya:” pantesan sekarang rajin belanja ke warung mbak Atik, ternyata mau pamer ta?”

Yani:” ishhh papa tu apaan sih?” (senyum senyum malu, dasar binal)

Saya:” rencana mama apa?”

Yani:” lah rencana ayah gimana?” (malah balik tanya)

Jujur saja jika Yani exhib di kampung sendiri sebenarnya agak khawatir juga, takut penilaian lingkungan. Tapi jika di lihat secara seksama, lingkungan ini adalah lingkungan merah cenderung hitam, jadi soal soal macam narkoba, prostitusi, kejahatan kampungan sudah hal agak lumrah. Yang berpakaian lebih sexy dari Yani juga ada terutama para pelaku jual body.

Tapi saya menangkap hal lain dari Yani, feeling saya dia penasaran dengan beberapa orang yang sering menggunjing dirinya terkait body nya.



Saya:” mama penasaran dengan para cowok-cowok itu ya?”

Yani:” ihhh apaan sih papa nih?”

Saya:” ga usah bohong lah mama...”

Yani:” kalo iya kenapa ?” (malah nantang)

Saya:” mau tidur dengan mereka mama?”

Yani:” kalo iya kenapa pa? Mama mau jadwalin satu satu tidur dengan mereka semua yang sering nongkrong disana.. gimana?”

Saya:”emang berani?”

Yani:” berani lah, papa ga kasih ijin, tetap mama lakukan”.



Malah dia nantang dengan galak. Tapi saya paham ini cara dia mancing cemburu dan emosi saya. Rencana Yani sebenarnya udah berjalan beberapa saat, karena akhir akhir ini dia lebih sering belanja ke warung mbak Atik tadi yang notabenenya adalah tempat nongkrong para lelaki hidung mesum itu.



Saya:” ok deh, terserah mama lah...” (dengan perasaan kesal juga)

Yani:” nah gitu dong pah, kan demi papa juga...”

Saya:” kok demi papa? Kan ini yang bikin Mama seneng, jadi ratu diantara lelaki hidung mesum itu ta?

Yani:” yeee akhirnya papa cemburu tuh hihihihi....”

Saya:” ga cemburu ya gak sayang berarti ...”

Yani:” mama suka kalo papa cemburu hehehe.... Tambah ganteng dan ganas hihihi....”

Tanpa tunggu perkataan dari saya, Yani langsung duduk di pangkuan saya, berhadapan wajah. Saat itu dia berpakaian daster mini tanpa lengan. Tanpa ba-bi-bu Yani langsung serang saya dengan ciuman ganasnya. Saking ganasnya kadang dia gigit bibir saya. Kemudian dia menelanjangi diri nya sendiri. Tanpa pedulikan lampu ruang tamu yang masih nyala dan gorden yang belum ditutup, Yani memulai aksinya mencumbu saya. Mau tak mau saya pun meladeni dengan tanggap aksi istri sendiri. Saya merasakan aksi Yani makin hari makin binal di ranjang, mungkin efek dari saya explore dari sisi cuckold, exhib, dan 3some. Walau gorden jendela depan belum tertutup, saya merasa sedikit aman karena pandangan dari jalan tertutup oleh mobil blindvan yang nongkrong di teras dan saya juga tambahin tirai dari bambu di teras agar tidak semua orang bisa lihat rumah kami.

Saat penetrasi sudah lebih dari 15 menit, kami dengar ada suara motor berhenti di depan rumah. Tapi karena telinga sudah tertutup nafsu memburu kenikmatan, kedatangan motor itu kami abaikan dan saya terus menggenjot memek Yani dan berganti posisi Yani diatas dengan gaya liarnya. Sekitar hampir 30 menit dari awal penetrasi, kontolku sudah tak tahan ingin memuntahkan lahar panasnya. Pun dengan Yani yang sudah berkali kali mendapat big O akibat aksi binalnya. Setelah beberapa saat kami terdiam menikmati kejutan kejutan nikmat yang makin mereda, saya pun bangkit menuju kamar mandi. Yani pun ikut menyusul ke kamar mandi.



Saat sedang asyik bersih bersih, pintu depan ada yang mengetuk. Saya dan Yani saling berpandangan karena tidak biasanya ada yang malam malam datang ke rumah.



Saya:” siapa tu ma, kok malam gini ngetuk?”

Yani:” oh mungkin si bencong Eki pah, biasa cari rokok ama Kratingdaeng...”

Saya:” oooo.... Ya udah mama aja yang temuin dia...”

Yani:” ok pa...”



Yani kemudian memakai handuk sebagai penutup tubuhnya yang bugil tadi. Saya meneruskan bersih badan sekalian mandi lagi. Dari dalam kamar mandi ini saya mendengar percakapan Yani dan mereka yang datang. Yang saya dengar kok suara cowok tulen semua? Waduh, padahal Yani tadi keluar hanya pakai handuk sebatas atas lutut. Mulai kacaulah pikiran saya, siapa pula mereka yang datang ditemui wanita berbalut handuk nan aduhai. Saya peringkat bersih bersih. Lalu saya keluar pakai celana pendek dong.



Saya lihat di depan pintu yang terbuka ada 2 orang laki laki, yang satu bernama Pak Joko dan satunya Ardi, mereka warga lokal sini. Joko inilah yang di ceritain Eko pernah ngocok waktu lihat Yani belanja di warung mbak Atik depan rumahnya. Joko perawakan nya sedang agak kekar, kulit hitam, wajar karena dia seorang tukang bangunan. Ardi ini anak orang kaya sekitar sini, usianya sekitar 35 tahun duda kawin cerai. Mereka langsung menyapa saya dengan agak gugup. Baru kulihat Yani keluar kamar sebelah yang biasa kami gunakan menyimpan barang dagangan kecil seperti rokok. Dia membawa satu slop rokok warna merah hitam dan istri dengan santainya masih berbalut handuk minimnya tadi. Oh my God!!! Yani berjalan melewati ku dan menyerahkan rokok itu ke mereka berdua. Joko lalu menyerahkan uang ke Yani.



Yani:” sebentar saya ambil kembaliannya mas....”

Yani bergegas ke kamar cari uang kembalian.



Joko:” ini tadi di kasih tau Eko, kalo butuh rokok bisa nyari disini mas....”

Saya:” iya pak, untung ini tadi ada stok di rumah...kok banyak satu slop?”

Ardi:” buat rame rame nemenin melekan mas hehehe....”

Saya:” sampai pagi mas?”

Joko:” sak kuat e mas, sak kuate mata dan sak kuat e le ngombe hehehe....”

Saya:” wooo.... Lanjut wes pak...”

Ardi:” sesekali ikut nongkrong mas Dim...”

Saya:” wah saya ga kuat melek dan ga kuat minum mas... Minum cola aja kadang teler hehehehe....”

Joko:” tapi kalo susu ga bikin teler Yo mas hehehe....”

Saya:” tergantung, susu apa dulu...”

Joko:” susu itu tu mas.... β€œ



Kebetulan pas Yani keluar kamar dan menuju kami. Saya paham yang di maksud Joko adalah susu nya Yani yang memang saat ini sedang mencuat dari balik handuk yang dipakai.



Saya:” oooo kalo yang ini mah selalu bikin teler dan tepar saya pak hehehe...”

Yani:” ishhh apaan sih papa ini?”

Joko:” seger nya duh mbak...” (gumam Joko, tapi kuping saya dengar)

Yani berdiri di depan saya menghadap Joko dan Ardi. Otak julid saya mulai bekerja. Di depan sana, mata dua laki laki itu tidak bisa menipu saya, jika mereka menatap dengan seksama dada istri ku ini. Saya lihat handuk yang di pakai Yani ikatan simpulnya sudah tidak begitu kencang di depan, bisa dibilang agak melorot. Tangan saya diam diam menarik pelan handuk bagian yang di pakai istriku. Tangan Yani yang sedang sibuk dengan uang kembalian tak bisa membela diri saat handuk itu melorot jatuh ke bawah. Terpampanglah tubuh bugil Yani istriku di depan kedua laki laki itu, Joko dan Ardi. Yani panik saat handuk nya melorot akibat ulah diam diam saya tadi. Saya pun pura pura panik. Sedangkan kedua laki laki itu hanya tertegun tak bergerak dengan mata tak berkedip. Yani segera ambil handuknya dan lari ke kamar. Saya berusaha tenang di hadapan kedua laki laki yang masih Ter hipnotis.



Saya dengar Joko bergumam.

Joko:” wah body nya Joss banget ternyata...”

Ardi:” husss... Iki ada laki nya...”

Joko:” eh sorry sorry mas ... Sorry sorry...”

Saya:” tak apa pak, wong ga sengaja juga. Maaf ya pak malah bikin kacau...”

Joko:” yaa ndak lah.... Saya ketiban rejeki hehehe.... Tapi maaf mas Dim, mbak Yani emang Joss, apalagi tadi pas main ya...”

Saya:” loh??? Ngintip????

Ardi:” eh maaf mas, lah di ketuk ga respon padahal kami tahu ada orang nya, ya udah kami intip tadi...”

Joko:” iya maaf banget ya mas .... Ga keulang deh...tapi maaf, body ne emang Joss ...”

Saya:” makasih pak, tapi itu khusuzob buat saya sendiri ...”

Joko:” iya iya... Maaf .... Ya udah pamit dulu mas, salam buat mbak Yani...”

Saya:” mah, pak Joko mau pulang...”

Sengaja saya bilang gitu biar Yani juga keluar dan nambah siksaan mupeng mereka. Tapi begitu keluar, Yani ternyata masih pakai handuk yang tadi.



Yani:” eh iya pak Joko, mas Ardi, makasih yaa ...”

Joko:” saya yang makasih mbak, dikasih bonus susu hehehe....”

Yani melengos, kedua laki laki itu pun pergi naik motornya. Pasti mereka kentang dan apa yang mereka lihat tadi akan jadi pembicaraan hot topik malam ini.



Setelah kunci pintu, kami masuk kamar.

Yani:” papa tadi kenapa narik handuk mama sih, jadinya mereka liat semua ta???”

Yani agak jengkel karena perlakuan saya tadi.



Saya: β€œ ah sekalian ta ma, lagipula tanggung amat mau exhib mama tuh...”

Yani:” mama tu maksudnya cuma kasih liat dikit dikit ,eh papa malah bikin mama bugil...”

Saya:” sensasinya gimana ma?”

Yani:” deg degan, merinding, dan kok bikin memek gatel ya pah?”

Saya:” kok bisa memek gatel?”

Yani:” ga tau pah, akhir akhir ini memek mama sering tiba tiba gatel dan harus disalurkan gitu, makanya mama lebih sering minta kan sekarang?”

Saya:” hhmmm mama kayaknya ada gejala hyper deh, kalo tidak segera di salurkan, bahaya tuh hehehe... Apalagi kalau papa ga di dekat mama...”

Yani:” ini gara gara papah...Ben ae nek gak ada papa masih banyak yang mau kok..”

Saya:” huss kok gitu?”

Yani:” salahe bikin mama bugil di depan mereka, kalau Joko minta , mama kasih Lo...”

Saya:” kok Joko, penasaran dengan dia ma?”

Yani:” ga juga, tapi dia pernah ngeliatin anu nya ke mama...”

Saya:” hah? Kapan dan dimana ma?”

Yani:” 2 hari lalu pas mama ke kostnya Eki. Kamarnya Eki kan pas pintu samping rumah Joko. Dia berdiri di pintu dan ngeluarin kontolnya pah, item panjang gitu hiiiii....”

Saya:” hiiii mau yaaa....”

Yani:” kalau iya terus kenapa???”



Malah ngajak perang malam malam gini si Yani.



Saya:” ok, emang berani????”

Yani:” kalo berani terus gimana?”

Saya:” ya buktikan dong mama....”

Yani:” ok sapa takut?? Tapi jangan cemburu overdosis lo yaaa...”

Saya:” ok deal, bagaimana caranya?”

Yani:” ih ya terserah mama donk hehehe....”

Saya:” terserah deh, yang penting laporannya lengkap ma...”

Yani:” iya iya , tapi pa, ini mama jadi gatel deh gara gara tadi...”

Saya:” terus????”

Yani:” tuntasin !!!!”

Saya:” matiin lampu dah ma...ntar ada yang ngintip...”

Yani:” biarin ga usah,,,terlanjur di intip juga tadi....”

Saya:” Lo mama tau mereka ngintip???”

Yani:” iya hihihi....”

Saya:” dasar binal..”

Saya langsung seret Yani ke kamar, dan terjadilah pertandingan gulat sex untuk kedua kalinya. Bukan saya yang main lepas dan ganas, tapi Yani yang mainnya tambah panas, ganas dan bikin ngilu. Istriku sekarang sudah ada kecenderungan hyper sex. Harus lebih hati hati menjaganya.​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd