Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Fakultas Ilmu Seks

Bimabet
Mantap...
Yaa gitu jadi ketua BEM harus bisa incip²..
Hahahahaaa...
 
Sadis amat suhu, kykny dlu pernah ada pengalaman buruk ma akhwat.hahaha
Piss hu..kabur.
 
Sekedar saran suhu,.. kalo bs kembangin Potensi ken yg laen yg dapet dari warisan. Misalnya bisa maenin pikiran calon mangsa, terus kontinya bisa diatur besar kecil dan panjang pendeknya.. btw ane suka cerita nya suhu...
 
Update !!!
Chapter 5


Aku sudah memasuki semester 6 kuliahku. Nilaiku tetap stabil diangka 90-100 dan IPK ku masih diatas 3,8. Walau aku memiliki kesibukan di BEM dan “Istana” ku, aku tetap meluangkan waktu untuk belajar bersama budak-budakku. Di perpustakaan, aku sengaja mengambil meja di pojok dan ditutupi kain dibagian bawah sehingga tidak ada yang melihat Nana atau Tia menyepong penisku saat belajar bersama. Jika di rumah, sebelum pesta dimulai kami selalu mengerjakan tugas kuliah terlebih dahulu. Karena belajar bersama-sama, tugas kuliah bisa diselesaikan dengan cepat. Setelah mengerjakan tugas kuliah, kami baru berpesta seks hingga puas. “Tuaann…. Terus tuaann… sodok yang dalemm… oouuuhhh…” Wulan mendesah menikmati sodokan penisku sambil menggoyangkan pantatnya. “Eka…. geli sayang… uuhhh…” Icha menahan remasan Eka di payudaranya. “Ooohhh…. Yeesshh…. Iyaahhhh…” Puspa juga ikut mengerang nikmat sambil menyodok-nyodok pensil di vaginanya sambil payudaranya diemut-emut oleh Fitri dan Novi. Sudah dua jam kami melakukan pesta di ruang tamu kemudian aku mendengar teriakan orgasme dari Icha dan Puspa. “Eka…. awas nanti kalo gentian bakal aku bikin lemes…” goda Icha sambil menjilati wajah Eka yang belumuran cairan vaginanya. “Oouuhhh… capek banget say… jadi laper…” keluh Puspa sambil menikmati sisa orgasmenya. “Tuan, pengurus kita kan belum lengkap. Kita harus segera mengumpulkan para kepala divisi sebelum opre…. Aaaawwhhh… Noviii…” desah Fitri ketika Novi memeluknya dari belakang sambil meremas pelan payudaranya. “Bener juga. Besok kita bikin jarkomannya trus undang kesini… Wulaannn…. Gw keluar…. Yeeeaaahhh..” sambil mengobrol, aku orgasme di vagina Wulan. “Sperma… Wulan mau sperma tuaann…” Wulan melepas penisku dari vaginanya lalu dia emut untuk membersihkan sisa sperma di penisku. “Tuan mau nambah lagi ? ga ada capeknya yah…” goda Icha sambil tangannya melingkari punggungku. “Biar rame di rumah. Yaudah besok kelas pagi. Kita istirahat ya.” Ujarku lembut lalu aku gandeng Wulan dan Icha ke kamarku sementara Eka menggandeng Novi dan Fitri menggandeng Puspa ke kamar masing-masing. Sebelum tidur, aku bermain threesome dengan Wulan dan Icha. “Ichaa…. Terus kocok sayang….” Aku menikmati kocokan Icha yang semakin terampil. “Tuaann…. Enaakk tuaann… terussss… aahhh.” Wulan juga mendesah menerima obokan jariku di vaginanya. “tuaaan…. Wulan keluaarr… kyaaahhh…” Wulan mencapai orgasme dan membasahi sprei ranjang. “aaahhh… Wulan ngompol lagiihh... Maaf tuan.. besok Wulan cuci…” desah Wulan kemudian dia tertidur. Icha masih semangat mengocok dan menjilati penisku yang akan meledakkan spermanya. “Ichaaa…oohhhh” aku mencapai orgasme dan spermaku menyemprot ke wajah Icha hingga belepotan. Icha kemudian membersihkan penisku dengan mulutnya lalu ke kamar mandi. Aku yang sudah lelah kemudian tertidur disusul Icha yang tidur sambil memelukku dari samping. Sementara itu, Eka dan Novi tidur nyenyak sambil berpelukan dan ranjangnya penuh dengan cairan vagina sisa perlesbian mereka. Begitupun di kamar Fitri dan Puspa yang bahkan laptop untuk mereka menonton video lesbian masih belum dimatikan. Pagi harinya, kami bertujuh bersiap membuat jarkoman dan pertanyaan wawancara untuk mencari penanggung jawab divisi sekaligus koleksi baruku.

Di kampus, jarkoman itu tersebar luas. Banyak sekali para junior tingkatku yang ingin mendaftar penanggung jawab divisi BEM dan semuanya adalah perempuan. Puspa, Novi dan Nana dibuat pusing karena banyak sekali berkas yang harus diseleksi. Kami bertujuh akhirnya memilih untuk melakukan seleksi berkas di rumahku. “Banyak banget sih, bisa ngebul pala gw ngurus ginian banyak banget.” Keluh Puspa sambil membolak-balikkan map yang berisi berkas calon pendaftar. “Yang kita ambil cuma empat, yang daftar puluhan…” sahut Nana sambil membenarkan headset. “Lo dengerin apasih ? Kepo...” Novi mengambil headset yang terpasang di kepala Nana. “Eh Novi… balikin…” Nana berusaha merebut headset itu namun colokan headset tersebut terlepas dari HP Nana dan keluarlah suara desahan wanita yang sedang orgasme. “Gila lu Na bukannya kerja malah dengerin gituan. Kangen sama tuan ya ?” goda Puspa. “Apasih Pus, kan kita ngelayanin tuan kalau ada panggilan doang. Tapi iya sih aku kangen sama sodokkan kasarnya. Bikin melayang, Ohhh… yeesss” Nana mulai membayangkan saat dia diperkosa oleh Ken dulu. “Udah guys fokus ! kita ambil random aja 10 biji gimana ? biar tuan, Icha sama Wulan yang nentuin.” Novi mulai serius dan mereka bertiga akhirnya mengambil 10 map berkas lalu dibawa ke kamarku.

Sesampainya dikamar, mereka bertiga melihat Icha dan Wulan sedang berpelukan sambil meraba vagina satu sama lain. “Wah, Icha sama Wulan udah pemanasan aja.” sahut Nana sambil terpesona melihat tubuh Wulan dan Icha. “Yaelah Na, kita Cuma lagi bosen aja. Mau ikutan ? Sini say…” ajak Icha. “Btw, nih berkas yang kita pilih mau ditaro mana ? berat woi.” Keluh Novi yang membawa tumpukkan map. “Lo sih badan pendek. Jadi ga keliatan hahaha…” canda Puspa diiringi tawa yang lain. “Iihhh Puspa jahat… aku kerjain nih.” Novi menaruh map di meja kerjaku lalu menyergap Puspa. “aduh.. Noovv… geli tau…. Oouhhhh…” Puspa mulai mendesah ketika Novi langsung memasukkan jarinya ke vagina Puspa. sebagai gambaran, Puspa, Novi dan Nana hanya mengenakan jilbab putih dengan stocking sepaha putih sehingga vagina dan payudara mereka terpampang jelas. “Ayo Puspa sayang… teriaklah sampe puas…” goda Novi sambil jarinya terus mengobok vagina Puspa. “Yaahhh… Novii… ampuunnn… udah…” Puspa mulai mengaduh-aduh tapi hanya dibalas juluran lidah Novi. Setelah 10 menit, Puspa akan orgasme. “Novii….. gw mau croott… aaahhh…” Puspa mengeluarkan cairan vaginanya. “Sukurin.. biar pendek bikin puas kan ?” goda Novi sambil mengecup Puspa. “Ohiya, sorry ya guys ganggu kencan kalian. Sampai ketemu besok.. muuacchh..” Novi melepas kissbye kepada Wulan dan Icha. “Duluan ya gengs. Awas lo Nov gw bales lo di kamar.” Ujar Puspa sambil jalan agak terhuyung. Saat Nana akan pergi, Icha menahan tangan Nana. “Na aku tau kamu kangen ngeseks sama tuan ya ? Sabar ya Na. Pasti suatu saat kamu akan mendapatkan kenikmatan itu lagi.” hibur Icha sambil mengelus punggung Nana. “Daripada kamu nanggung udah basah gitu, kita bantu ya.” Wulan membawa sebuah dildo lalu disodokkan ke vagina Nana. “Oooouuhhh… Lann..” desah Nana saat dildo itu menembus vaginanya. Lalu Wulan memaju mundurkan dildo itu, sementara Icha meremas dan mengemut payudara mungil Nana. “Aahh.. Chaa…. Enaakk… terus sodok Wulan…. Ooohhh…” racau Nana menikmati serangan Icha dan Wulan. Setelah 10 menit, tubuh Nana mulai menegang. “Oooohhh… Ichaaa… Wulaaannn… Nana keluar….. iyyaaahhhh…” Nana berteriak diiringi semburan cairan vaginanya. Icha dan Wulan tersenyum kemudian Wulan melepas dildo dan mengemut cairan vagina yang menempel di dildo tersebut dan Icha menjilati vagina Nana hingga bersih. “Enak kan say ? nanti kamu pasti dapet giliran sama tuan kok.” Wulan kembali menghibur Nana sambil mengelus putting susunya. “Aahh… iyaahh.. Nana mau kebawah yahh… makasih guys… aku sayang kalian..” pamit Nana sambil memeluk dan mengecup Icha dan Wulan. Aku sedang ada pertemuan di luar sehingga rumahku dijaga oleh gadis-gadisku. Kemudian saat aku kembali ke rumah, aku melihat Nana berjalan gontai ke kamarnya sambil tersenyum-senyum dari arah kamarku. Aku kemudian naik ke kamarku dan kulihat banyak cairan vagina yang berceceran di ranjang dan lantai kamar. “Dasar kalian nakal ya. Baru ditinggal udah bikin ulah.” Ujarku sambil tersenyum dan menggelengkan kepala. “Maaf tuan, kita udah ga tahan…” ujar Wulan manja sambil mengedipkan matanya ke Icha. “berkasnya udah di meja tuan… besok kita panggil kandidatnya kesini.” ujar Icha sambil menunjuk ke meja kerja. “Btw, ada yang lagi kangen diewe tuh sama tuan…” ujar Icha sambil cengar-cengir. “iya, tadi kita kobok-kobokin aja disini sampe puas heheh…” ujar Wulan. “Ooo jadi itu ulah kalian… dasar nakal.” Omelku. “Kita memang selir tuan yang nakal hihihi… dingin nih tuan.. peluk kita dong“ goda Wulan dan Icha sambil menarikku ke ranjang dan mereka memelukku dengan erat. Aku biarkan mereka tidur sambil memelukku seperti guling. Karena besok sangat sibuk aku memutuskan untuk tidur lebih cepat.

Hari yang ditunggu tiba. Aku mengambil 4 berkas untuk kubawa ke sekretariat BEM. Di sekretariat, aku ditemani Eka, Icha dan Wulan untuk memberikan nilai di berkas mereka sebelum sesi wawancara. Kubuka 4 berkas yang bertuliskan nama Alya, Sofi, Dian dan Yasmin. Mereka berempat memiliki rentetan prestasi dan pengalaman organisasi yang ditulis dalam CV mereka. “Cieee ada yang nge fans nih sama lo Ken.” goda Eka sambil membaca essay motivasi milik Alya. “Halah paling dia Cuma ngejilat doang biar diterima haha..” candaku sambil membaca-baca CV. “Tapi kalo kontol lo dijilat beneran mau kan ? Ihihi…” goda Eka padaku. “Heh ! sembarangan kalo ngomong. Kalo ada orang luar yang denger lo gimana ? malu ih.” omel Wulan. Tiba-tiba pintu sekre terbuka dan kami sempat kaget, terutama Eka yang baru saja membicarakan hal yang tidak pantas untuk seorang akhwat sepertinya. “Ternyata elo Na, bikin kaget aja.” Eka menghela nafas ketika tau yang datang adalah Nana. “Makanya lo jangan asal-asalan nyeplos disini. Kalo mau nyeplos di rumah gw aja..” aku nasihati Eka. “Kalian ngomongin apa sih ?” tanya Nana. “Ngaa… nggak ada apa-apa Nana sayang.” Wulan sambil mengusap jilbab Nana. “Mereka kalian suruh kesini jam berapa ?” tanyaku pada Wulan. “Dua jam lagi sih. Kenapa ? pengen main ya ? Hm.. ?” goda Wulan sambil mendekatiku. Aku bangkit sebentar kemudian kutarik tangan Nana dan kupeluk erat. Sekre BEM ku tidak ada jendela dan hanya dipasang ventilasi di atas serta pintu yang dilapisi kaca film ditambah dnding sekre yang dilapisi peredam suara sehingga tidak ada yang tahu aktivitas didalam sekre itu. “Ken… gw kangen ini nih…” ujar Nana sambil mengelus bagian celanaku. “Duhh.. Nana…”aku lepas rok dan celana dalamnya lalu Nana melepas celanaku. Aku langsung sodok penisku kedalam vagina Nana dan langsung kugenjot cepat. “Ooohhh… yeeeshhh… teruusss.. aaahhh” racau Nana menikmati genjotanku. “Biar lo ga berisik gw redam dikit ya.” Eka menghampiri kami lalu mencium Nana dengan ganas. Wulan hanya mengamati aksi kami bertiga sambil memainkan payudaranya sendiri yang masih terbungkus gamis.”mmm….mmmmhhhh….mmm” gumam Nana yang masih diciumi oleh Eka. Tak lama kemudian, Nana memejamkan mata dan tubuhnya bergetar. Nana mencapai orgasme dan tubuhnya lemas. Aku semakin percepat genjotanku dan aku merasakan penisku akan meledak. “Ooohhh…. Hyaaahhh…uuuhhh” desah Nana sambil meremas payudaranya sendiri. “Nana…. Gw keluar…” kupeluk Nana dan kusemburkan spermaku didalam vaginanya. Aku lihat ekspresi Nana sangat menikmati semburan spermaku sambil menggigit bibir bawahnya. Kucabut penisku lalu kusuruh Nana membersihkan penisku sampai bersih. Tak lupa Nana juga menjilati sisa spermaku yang tercecer di lantai sekre. Kemudian, kami berpakaian kembali dan 10 menit kemudian Icha masuk bersama Alya, Sofi, Dian dan Yasmin. “Siang kak.” Sapa mereka berbarengan. “Halo, ini kalian si Alya, Sofi, Dian sama Yasmin ya ?” jawabku ramah. Kemudian mereka berempat memperkenalkan diri. Alya memiliki wajah yang cantik dan merupakan kontestan miss universitas walau tidak menang. Tubuhnya agak tinggi namun proporsional. Payudaranya tidak terlalu besar namun terlihat jelas walau ditutup hijab panjangnya. Sofi adalah gadis yang cukup pendiam namun memiliki ekspresi yang mengundang nafsu. Bibirnya seakan menggodaku untuk melumatnya. Ditambah lagi jins ketat yang ia kenakan menimbulkan cetakan pantat semoknya. Dian dan Yasmin dikenal sebagai atlit renang perwakilan fakultas. Jika menonton mereka berenang, balutan pakaian renang yang ketat membuat payudara, gundukan selangkangan dan pantatnya tercetak jelas dan membuat supporter lawan terutama yang laki-laki seringkali menggoda mereka ketika bertanding. Bisa dibilang, mereka berempat sudah memenuhi kriteria koleksi gadisku.

Setelah mereka memperkenalkan diri, mereka berempat duduk menghadapku dengan gugup. “Gausah grogi, kita ga gigit kok.” Wulan menenangkan mereka. “Maaf kak, soalnya kita kaget juga kalo tiba-tiba kepilih.” Ujar Sofi. “Yaudah sekarang masing-masing dari kalian jelasin motivasi daftar penanggung jawab divisi di BEM apa ?” Wulan memulai wawancara. “Aku mau lanjut BEM soalnya orang-orang disini seru, terutama kak Ken sama kak Icha yang udah mimpin aku tahun lalu.” jawab Alya. “Aku lanjut BEM soalnya mau belajar memimpin orang lain.” jawab Sofi. “Aku baru ikut tahun ini, mau nambah pengalaman aja kak.” Jawab Dian. “Aku juga sama kayak Dian, mau nambah pengalaman.” jawab Yasmin. “Well, semoga kalian bisa sukses disini. Aku mau kedepan dulu mau ambil sesuatu. Kalian lanjut diwawancara sama kakak-kakak ini ya.” Aku berpamitan keluar sekre BEM untuk berjaga didepan supaya tidak ada yang masuk. Aku dan budak-budakku sudah merencanakan sesuatu yang menarik di sekre BEM untuk para junior itu. “Oke, kalian sepertinya haus. Sebelum lanjut, nih aku bawa minuman.” Eka mengeluarkan beberapa botol minuman warna putih yang berisi spermaku yang sengaja dikoleksi Eka setiap aku minta jatah dengannya. Kemudian empat junior polos situ meneguknya sampai habis dan Eka tersenyum sambil mengedipkan matanya kearah Wulan dan Icha. “Kok rasanya agak aneh ya kak ? Tapi enak.” ujar Alya. “Kok rasanya kayak familiar ? ini susu rasa apa kak ?” tanya Sofi. “Susunya udah basi ya kak ?” ujar Yasmin sambil tertawa. “Enak aja. Itu susu rendah lemak oleh-oleh dari Korea tau… mahal tuh spesial buat kalian.” seloroh Eka. “Sekarang aku mau nanya, diantara kalian ada yang pernah melakukan seks ?” Icha tiba-tiba menanyakan sesuatu yang mengejutkan keempat gadis itu. “Tenang aja, semua disini kan perempuan. jawab aja.” tambah Icha. “hm… belom kak alhamdulilah.” jawab Alya, Dian dan Yasmin berbarengan sementara Sofi hanya diam. “Sofi kamu kenapa ? gapapa jawab aja. Ini kan bakal jadi rahasia kita.” ujar Wulan sambil merangkul Sofi yang matanya mulai berkaca-kaca. “Aku sebenarnya udah pernah kak waktu SMP, tapi waktu itu aku dipaksa sama senior aku soalnya aku nolak dia jadi pacar.” ujar Sofi sambil terisak. “Udah… yang lalu biarlah berlalu, sekarang Sofi udah baik-baik aja kan ?” tanpa disadari siapapun, tangan Wulan meraba payudara Sofi dibalik jilbab panjang yang tentunya tidak ketahuan yang lain. “Mmmhhh… iya kak…” tanpa sadar Sofi tiba-tiba sedikit melenguh karena rabaan Wulan. “Loh, Sofi ga apa-apa ?” Wulan pura-pura bertanya. “Gapapa kak.. enak… terus…” Sofi mulai mendesah. “Hah, kamu kenapa Sofi ? kamu kok kayak terangsang gitu ? hm ?” Icha tiba-tiba menghampiri Sofi dan menciumnya dengan lembut. Alya, Dian dan Yasmin duduk mematung menyaksikan adegan panas itu. “mmmhh… kaakk… stoopp… aahhh..” desah Sofi sambil tangannya menahan tangan Wulan di payudaranya. Icha kemudian melepas ciumannya dan menghampiri Alya yang mulai risih dengan tatapan Icha. “Kamu mau rasain enak kayak Sofi barusan ? Hm ?” goda Icha sambil memeluk Alya dari belakang. “Kaak… jangan…” Alya hanya bergumam tapi tidak melakukan apa-apa. Dian dan Yasmin mulai beranjak untuk kabur tapi mereka sudah disergap Nana dan Eka. “Kaakk ! Lepasin ! aku laporin kak Ken ! toloonngg !” teriak Dian sambil berusaha melepaskan diri dari pegangan Eka. “Udah diem aja kamu ! percuma kamu teriak ruang ini kedap suara !” bentak Eka, sementara Yasmin hanya menangis sambil kedua tangannya dipegangi oleh Nana. “Kamu jangan nangis. Kamu akan dapet giliran kok.” Bisik Nana sambil mengemut telinga Yasmin yang terbungkus hijab. “Sekarang kita main adu ngocok. Yang keluar duluan traktir mie ayam !” Wulan menantang Icha, Eka dan Nana untuk adu masturbasi. “Boleh tuh. Jagoanku pasti menang. Ya kan Alya sayang ?” goda Icha sambil meraba payudara Alya yang sudah terpampang. “Sekarang kita telanjangin dulu nih cewek-cewek.” Wulan melucuti pakaian Sofi hingga menyisakan jilbab dan kaos kakinya. Icha melepaskan bawahan Alya hingga polos dan memperlihatkan vagina kecilnya. “Gamau !! Lepaass… ! Aakkhh…” Dian yang masih meronta tiba-tiba merasakan sakit karena Eka memelintir tangannya. “Ampun kak… iyaa..iyaa aku lepas…sakit kak…” Dian akhirnya melepaskan pakaiannya hingga menyisakan jilbab di tubuhnya. Sementara Yasmin sudah dibuat telanjang oleh Nana yang asyik memainkan payudara mungilnya.

Setelah empat gadis itu ditelanjangi, Icha mengambil sesuatu dari tasnya. “Sekarang kalian berempat duduk berjejer terus lebarkan kaki kalian !” perintah Wulan. Lalu Icha menempelkan vibrator kecil di vagina Alya, Sofi, Dian dan Yasmin. “Udah dipasang semua cha ?” tanya Wulan yang disambut acungan jempol oleh Icha. “Oke, peraturannya kalian berempat harus bisa bertahan selama mungkin untuk tidak orgasme dari alat itu.” Wulan membacakan peraturannya. “Kak, orgasme itu apa ? Sakit ya kak ?” tanya Yasmin polos. “Orgasme itu sesuatu yang nikmat dan tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.”ujar Nana. “Oke. Siaapp … Mulai !” Wulan memulai aba-aba dan Icha langsung menyalakan empat vibrator itu. Keempat gadis itu mulai mengeluarkan senandung kenikmatan. “Ooohh… geli kaakkk…” Alya berusaha menahan geli. “Kaakk… uuuhh… lepaass… pliiss… ooohhh…” Dian mulai mengeluarkan desahan. Sofi memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya sambil mendongakkan wajahnya keatas. Sementara Yasmin berdesis pelan menahan getaran vibrator di vaginanya. Wulan dan Icha menonton adegan itu dengan seksama sementara Eka dan Nana sudah bergumul di belakang empat gadis itu sambil mengobok vagina satu sama lain. “Eka sayaanggg… uuuhhh… teruss…” racau Nana. “Nana…. Ooohhh…. Terus sayang…” Eka dan Nana saling meracau sambil mempercepat obokan tangan mereka. Setelah 15 menit, Wulan dan Icha melihat gadis-gadis itu akan orgasme. “Kaaakkk…. Enaakkk banget… mau pipiss….” Alya meracau makin keras. “Ooohhh… shiiittt… fuuucckkk…” teriakan Yasmin tentu cukup mengejutkan Wulan dan Icha karena mereka menganggap Yasmin anak yang alim dan polos di kampus. “Sssshhh… uuuhhh… kakaakkk… Dian pipisss… aaaaahhhhhh…” Dian akhirnya mencapai orgasme pertamanya. Cairan vagina Dian menyembur hingga lantai sekre BEM basah lalu Dian terbaring lemas. Sementara Sofi masih memejamkan mata sambil berusaha menahan getaran vibrator itu. “Kaaakkk…. Alya mau pipiss…. Oooohhhh…. Aaakkhhhh..” Alya mencapai orgasme pertamanya. Tubuh Alya mengejang keatas sambil menyemprotkan cairan vaginanya. Setelah itu Alya terbaring lemas sambil mengatur nafasnya. “Yeeess…. Yeeesss…. Oooohhhh…” Yasmin berteriak menyusul Alya dan Dian mencapai orgasme. Cairan vagina menyembur keluar dari vagina Yasmin lalu Yasmin juga terbaring lemas menikmati sisa orgasmenya. Sementara Sofi masih bisa bertahan walau badannya juga sudah mulai bergetar. “Ooohhh… Sofi keluaarr…. Aaahhh…” Sofi akhirnya mencapai orgasme dan badannya bersandar di sebelah tubuh Alya yang terbaring. Selain mereka berempat, Eka dan Nana juga sudah tertidur sambil berpelukan dan banyak cairan vagina berceceran di sekitar mereka. “Dasar Eka sama Nana kalo main suka keluar sembarangan.” batin Wulan sambil menggelengkan kepala lalu Wulan membersihkan cairan vagina yang tercecer di lantai sekre dengan tisu. Melihat keempat gadis itu sudah mencapai kenikmatannya, Icha menelponku untuk masuk kedalam.

Saat aku masuk kedalam sekre, aku melihat pemandangan menggairahkan. Alya, Sofi, Dian dan Yasmin terbaring berjejer lalu vagina mereka terlihat jelas. Aku yang sudah tidak sabar langsung menurunkan celanaku dan senjataku langsung mengacung keluar. Icha dan Wulan melongo melihat penisku yang panjang mengacung keluar. “Cha, Lan. Kalian berdua awasin di luar sekre.” Aku menyuruh Icha dan Wulan untuk keluar sekre. Aku cabut vibrator di vagina mereka berempat kemudian aku hampiri Alya dan kuarahkan penisku ke vaginanya. “Kak… kak Ken mau ngapain… jangan…” lenguh Alya yang tubuhnya masih lemas. Kupaksa masuk penisku ke vagina Alya yang sangat sempit. “Aaahhh… kaakkk…. Sakiiitt…” Alya memejamkan matanya menahan sakit akibat tusukan penisku. Setelah berkali-kali kusodok, akhirnya dengan satu hentakan terakhir penisku berhasil menjebol vagina perawan Alya. “AAaaakkkhhh…. Kaaakkk…. Sakiiitttt…” teriak Alya. Tanpa menunggu lama, aku langsung genjotkan penisku didalam vaginanya dengan cepat. “Aaahhh… kaaakkk…. Sakiiittt… ooohhh… kaaakkk…” Alya berteriak-teriak sambil tubuhnya terguncang karena genjotan kasarku. “Kaaakkk… sakiittt… hiks..” Alya mulai menagis karena tidak tahan dengan seranganku. Selama 10 menit, aku menggenjot tubuh Alya hingga Alya tidak bisa bereriak keras lagi.. “Alyaa… meki lo enak banget… uuhhh… gw mau keluar…” aku merasakan penisku mulai berdenyut. “Kaakkk… uuuhhh…” desah Alya pelan. “Alyaaa….. yeeeahhh” aku peluk Alya dan kusemprotkan spermaku didalam vaginanya. “Kaakk… jangan didalem…. Aahhh…” Alya memohon namun spermaku sudah memenuhi vagina dan rahimnya hingga sebagian meluber keluar. Kucabut penisku dan sisa sperma bercampur darah perawan Alya mengalir keluar dari vaginanya. “Buka mulut lo !” kusuruh Alya membuka mulutnya lalu aku bersihkan penisku menggunakan mulut Alya hingga bersih. Setelah penisku bersih, aku lepaskan penisku dari mulut Alya lalu ku kecup keningnya. Kemudian aku baringkan tubuh Alya lalu aku datangi Sofi.

Setelah aku menggarap tubuh Alya, aku datangi Sofi dan kuciumi seluruh tubuhnya. Sofi hanya berdesis pelan sambil mengatur nafasnya. Kuarahkan penisku ke vaginanya dan kumasukkan kedalam. Penisku langsung meluncur mulus kedalam vaginanya dan Sofi melenguh kecil. “Lo udah pernah ngewe ya ?” tanyaku disambut anggukan pelan darinya. “Iya kak… aku udah pernah sama mantan aku dulu.” jawab Sofi. “Kalo gitu kita liat lebih enak sodokkan mantan lo atau sodokkan gw.” ujarku sambil langsung memompa penisku di vaginanya. “Ooohhh… kaaakkk… pelan-pelan…. Yeeesshhh…” Sofi mulai mendesah nikmat. Aku langsung tambah kecepatanku hingga aku tidak terkendali. “Aaaahhh… kaaakkkk… yeees… yeesss… uuuhhh…” desahan Sofi semakin keras. Aku arahkan jariku ke putting susunya Sofi lalu kutekan keras-keras. “Aaaaahhh… kaaakkkk…” Sofi hanya merintih menerima perlakuanku. Setelah 10 menit, aku akan orgasme lagi. “Sofiii… gw mau keluarr…” , “kaaakk… jangan didalem… ooohhh.. mmmhh…” aku langsung cium bibir Sofi dan memeluknya sambil terus mempercepat genjotanku. Kemudian aku menyemprotkan spermaku kedalam vaginanya diiringi lenguhan Sofi yang tertahan oleh ciumanku. Kulepas ciumanku dan kucabut penisku dari vaginanya. “Sekarang enakan siapa ?” tanyaku pada Sofi. “Enakan kakak… uuuhhh…” desah Sofi sambil menikmati sisa-sisa cumbuanku. Kubaringkan Sofi disebelah Alya dan mereka berdua berpelukan sambil memejamkan mata.

Setelah puas dengan Sofi, aku hampiri Dian dan Yasmin. “Kakak mau apa ? menyingkir dariku !” Dian berusaha bangkit namun tubuhnya yang lemah tidak cukup kuat untuk melarikan diri. “Heh lo ! pegangin nih anak. Kalo nggak gw sodok memek lo pake tiang bendera !” ancamku pada Yasmin. Lalu Yasmin memegangi Dian dengan erat. “Eh apa-apansih ! Min, lepasin aku !” Dian berusaha melepaskan diri. “Maafkan aku Dian.” Ujar Yasmin sambil menunduk dan mempererat pegangannya. Kulebarkan kaki Dian lalu kusodokkan penisku kedalam vaginanya yang masih sangat sempit. “Sakiittt kaakkk… aaahhhh… jangaann…” Dian berteriak kesakitan. Setelah berkali-kali kusodok akhirnya penisku berhasil menjebol vagina Dian. “Kaaaakkk… sakiittt…” Dian berteriak makin keras. Yasmin yang memegangi Dian tidak kuasa menahan tangis. Kugenjot penisku dengan cepat dan kasar di vaginanya dan Dian berteriak semakin keras. Dian menundukkan wajahnya tidak kuat melihat temannya diperkosa dengan brutal. “Kaaakkk… sakiittt… aaahhh…ooohhh…” teriakan Dian menghiasi sekre BEM yang kecil. Aku semakin percepat genjotanku hingga aku akan orgasme. “Diaann… gw keluaarrr…” aku langsung memeluk Dian. “Kaaakkk…. Aaahhh” Dian pasrah ketika aku akan orgasme didalam vaginanya. Aku semprotkan spermaku kedalam vagina Dian hingga sebagian meluber keluar. Kucabut penisku dan sisa sperma bercampur darah perawan Dian meleleh keluar dari vaginanya. Aku langsung memeluk Yasmin yang masih menangis. “Kak.. jangan keras-keras… takut…” pinta Yasmin padaku. Aku lebarkan kakinya dan kusodokkan penisku kedalam vaginanya. “Aaahh… pelan-pelan kak…” rintih Yasmin. Aku sodok terus hingga penisku berhasil menembus vaginanya. “Aaaaahhh… sakiiittt…” Yasmin merintih kesakitan ketika penisku berhasil merobek selaput perawannya. Aku langsung genjot penisku dengan cepat diiringi desahan Yasmin, “ooohhh… kaaakkk…. Yessshh… sakiittt … enaakkk kak…” aku semakin percepat genjotanku hingga tubuh Yasmin terguncang. “Yeessshhh… fuck me baby… yeessshh..” Yasmin mulai mengeluarkan desahan nakalnya dan membuatku semakin bersemangat. 15 menit kemudian, aku akan orgasme lagi. “Yasmin…. Ooohhh… I’m cumming bitch.” aku semprotkan spermaku didalam vaginanya. “Kaakkk… kenapa didalem…. Ooohhh…” desah Yasmin sambil menikmati semburan spermaku di vaginanya. aku lepas pelukanku dan kucabut penisku dari vagina Yasmin disusul lelehan sisa sperma dan darah perawannya. Aku jejerkan tubuh Dian dan Yasmin di sebelah Alya dan Sofi lalu kufoto menggunakan kamera handphoneku. Tak lupa Eka dan Nana juga ikut merekam perkosaan tadi sebagai dokumentasi pribadiku. “Selamat, kalian berempat resmi menjadi pengurus BEM. Mulai sekarang kalian akan menjadi penanggung jawab divisi sekaligus alat pemuasku. Kalian harus menuruti setiap panggilanku dan jangan pernah mencoba melarikan diri. Paham !” perintahku kepada Alya, Sofi, Dian dan Yasmin lalu mereka berempat mengangguk pelan sambil menangis. Aku kembali mengenakan pakaianku dan keluar sekre BEM. “Cha, Lan kalian beresin ruangannya jangan sampe ada sisa pertempuran.” perintahku. “Siap kapten !” jawab Icha dan Wulan sambil masuk ke sekre. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. “Huftt… mayan lama juga garap cewek-cewek itu.” batinku. 15 menit kemudian, para gadis keluar dari sekre BEM dan kulihat Alya, Sofi, Dian dan Yasmin sudah berpakaian lengkap namun mereka masih agak takut untuk menatapku. “Mereka masih shock sama kejutan kita tadi. Kita bawa ke rumah lo aja ya. Gw sekalian pindah ke rumah lo nih.” Ujar Eka padaku sambil membawa sebuah koper. “Wah, gw juga mau pindah ke rumah Ken nih.” ujar Wulan sambil mengeluarkan kopernya. “Loh ? Loh ? kalian ga dicurigain apa pada pindah ke rumah gw ?” tanyaku. “Gw bilang itu kosan cewek kebetulan pemiliknya mahasiswa sini juga. Padahal… hehe…” Eka mengedipkan matanya padaku. “hm… maaf kak, kita pamit ke kosan kita dulu ya.” ujar Alya yang masih menunduk. Aku hampiri Alya lalu kupeluk dengan hangat. “Kamu gausah sedih. Semua akan baik-baik aja.” hiburku padanya. Akhirnya Alya menatapku dan memberikan senyuman manisnya. Kemudian aku juga memeluk Sofi, Dian dan Yasmin dan mereka juga pamit pulang. Kemudian aku, Icha, Wulan, Nana dan Eka pulang ke rumahku untuk persiapan kuliah dan rekrutmen.

(bersambung...)

Chapter 6 : Sabtu/Minggu
Stay Tune...
 
makin banyak aja nih budak nyaa

bu dosen nya jg donk kalau bisa buat nambah koleksi nyaa
 
Mantap udah update:coli:, wah kebanyakan harem nih bakalan habis stok peju dan harem jadi pada lesbi...:gila::confused:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd