Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT GADIS DI DALAM FOTO (racebannon)

Yg celup knalpotnya Anggia 😂
ga cuma anggia om..orang lagi tunangan aja bisa di sikat sm dia pas acara farewell..mana ada calon tunangannya pula di situ (kejadian pas anggia putus)..terus mantannya yg udah punya suami di sikat pula pas lg di singapura..belum lg sekretaris barunya di kantor di jadiin mainan juga sm dia..wkwkwkw..kacau deh kelakuannya..
 
GADIS DI DALAM FOTO
BAGIAN KETIGA PULUH TUJUH
CENTANG BIRU

--------------------
--------------------

w-suit10.jpg

“Mmmnn....”
“Mmm.....”

“Yoga..”
“Hmm?”

“Nanti aku gak tidur-tidur dong”
“Masih banyak waktu kok”
“Kan udah.... Masa mau lagi” dia kegelian, sambil bisik-bisik di telinga gue.

Dari tadi gue dan Laura ciuman kayak orang gila di atas kasur. Udah tengah malam sekarang, tapi gak tau jam berapa karena gue sama sekali gak ngeliat jam atau handphone. Laura telanjang bulat di balik selimut. Dan mungkin yang bikin dia susah tidur adalah tangan gue yang menjelajah kemana-mana.

Enggak, ini bukan foreplay. Kita udah having sex tadi. Sepulangnya dari ketemu Aidan Sjarief, kita balik ke kosan dan pergumulan yang tertunda itu akhirnya kejadian. Ini aftermathnya. Ini emang fase-fase dimana kita eksplorasi bagian tubuh pasangan kita. Ini saat dimana gue mulai tahu, oh, ada tahi lalat di punggung bagian sini, oh bentuk badannya di lipatan paha begini.

Mungkin karena gue orang visual, jadi gue seneng banget eksplorasi dan ngamatin bentuk tubuh Laura, walaupun cahaya lampu di kamar kosan gue udah redup begini, ditambah Laura ada di balik selimut.

“Udah ya, aku mau tidur” bisik Laura, dan tangannya berusaha nahan gue dengan megangin pipi gue. Dia senyum kecil dengan muka capek tapi bahagianya.

Siapa yang gak bahagia, elo baru aja diminta sama Aidan Sjarief buat jadi fotografer Lebaran pribadinya. Foto keluarga pula. Privat pula. Ini bisa jadi jalan pembuka buat project-project yang lain bareng dia, atau bareng sama Vimana Group. Atau bareng perusahaannya yang lain lagi. Karena setau gue, selain Vimana Group yang bener-bener keliatan di publik, banyak unit usaha lain punya keluarga Sjarief.

Gue cuman bisa ngarep aja sekarang, haha.

“Yaudah, kalo mau tidur” bales gue. “Udah malem juga”
“Hehe”

Karena males pake baju lagi, gue langsung cari posisi enak, setelah sedikit ngelepasin badan gue dari Laura. Untung kasur gue cukup gede, jadi bisa dipake buat tidur berdua. Wah iya, kemaren waktu sama Jihan juga, di kasur ini ya?

“Bentar, sorry” gue coba ngambil handphone gue yang lagi di charge di sisi Laura, karena sisi kasur yang gue pake mepet tembok. Handphone kita berdua lagi di charge.

Wait. Badan gue ngelewatin Laura yang lagi tiduran. Dia ngerti kalo gue mau ngambil handphone, jadi dia agak-agak ngehindar, supaya gue gak kehalang. Gue hovering di atas Laura, dan tangan gue ngeraih handphone.

Eh, ini mah punya Laura, salah ngambil gue. Tapi....

Gue tertegun liat handphone Laura. Tanpa sadar gue nelen ludah. Nama Jason, kakaknya tertampang di sana. Ada beberapa misscall dari Jason. Yang paling deket tadi, sekitar 10 menit yang lalu.

Otomatis, gue langsung nanya ke Laura.

“Ngomong-ngomong, gapapa kamu nginep sini?” tanya gue, sambil naro handphone dia, dan buru-buru ngambil handphone gue.

“Gapapa”
“Orang rumah ga nyariin?”
“Oh..” dia jawab dengan nada ragu. “Gapapa lah... Kan aku masih pengen bareng kamu”

Gue balik ke posisi sebelumnya, sambil mainin hape, dan ngelirik ke arah Laura. Dia jawab, selain dengan suara yang kedengeran gak jujur, dengan muka yang keliatan agak gak nyaman. Beda banget sama beberapa detik tadi.

“Tapi sebaiknya sih mereka tau kalo kamu ada dimana, yah... Walau gak bagus juga sih kedengerannya, kamu nginep di kosan pacar kamu”
“Makanya, gak usah pada tau kan” bales Laura dengan suara yang agak males. Mungkin dia gak mau ngebahas soal hal ini.

“Hmm...” gue masih main hape. “Cepet atau lambat aku harus ketemu mereka sih, terutama orang tua kamu”
“Kenapa?”
“Kok kenapa? Wajar kan kalau aku pengen ketemu keluarga pacar?”
“Kemaren kan udah sama Ko Jason”
“Ya yang lengkap gitu, Kakak kamu dua-duanya, dan orang tua kamu”
“Ci Stef juga udah kan?”

“Iya, tapi aku pengen orang tua kamu liat kalo aku tuh bareng kamu, jadi mereka bisa seenggaknya kenal sama pacar anaknya dan tau anaknya kalau keluar rumah tuh ada yang jagain” jawab gue panjang lebar.

“Yaudah, nanti aku aturin” suaranya kedengeran enggan tapi.
“Nah, gitu dong”

“Aku mau tidur” Laura mendadak nempel di badan gue, dan mukanya keliatan agak merengut.

Ya, gimana ya. Gue tau nginep di kosan pacar bukan hal yang bagus, sebenernya. Cuman tadi itu kok kayaknya dia gak ngomong mau nginep dimana atau pergi sama siapa, makanya di cariin. Bohong emang bukan hal yang bagus, tapi kan dia bisa ngomong tidur dimana, nginep dimana, atau malah harusnya dia pulang sekalian walau udah malem.

Seenggaknya itu lebih aman.

Oke, nanti gue bakal bikin pola ngedate dan jalan bareng yang lebih sehat lagi. Hari ini emang agak-agak banyak yang tiba-tiba gara-gara ketemu dadakan sama Aidan tadi.

Yang penting, kita siap-siap nanti buat ketemuan dengan keluarga Laura. Sebagai pacar yang baik, tentu harus bisa ketemu keluarganya kan, bukan melulu ngekepin anaknya.

--------------------
--------------------
--------------------

gandar10.jpg

Gue jalan dengan perasaan ringan di sebuah mall. Tadi habis ketemu salah satu klien yang pengen pre-wedding. Gak jauh-jauh, mereka Cuma mau di Hutan Bakau PIK aja. Siang ini agak laper, jadi gue jalan ke food court, bingung juga mau makan apa.

Di tengah lagi bingung gitu, tiba-tiba handphone gue bunyi. Iseng gue rogoh, ternyata Jihan.

“Halo?” gue angkat dengan nada cuek, karena gue sambil celingukan ngeliatin booth-booth makanan di foodcourt Mall.

“Eh, lu ga ngeliat instagram elo?”
“Engga, kenapa?”
“Parah, lo ga nyalain notifikasi?”
“Nyalain, cuman tadi kan meeting, hape gue silent, jadi gue ga sempet liat-liat IG”
“Ini kok bisa angkat telpon?” tanya Jihan lagi, dengan nada yang ga enak didenger.

“KARENA GUE GETERIN, NOTIFIKASI IG NGAPAIN GUE GETERIN???” bentak gue dengan nada kesel.

“Yaudah, lo coba liat sana”
“Iya-iya...” dan ga pake ngucap bye-bye atau apapun, Jihan langsung nutup hapenya.

Apaan coba, bikin kesel aja. Sambil sedikit ngedumel, dan berdiri di tengah-tengah food court, gue buka hape dengan terpaksa, buka IG lalu.....

“Fuck”

Gue ngegumam sendiri.

Followers gue jadi 14 ribu orang?

Hah? Padahal belom saatnya ngepost yang collab post sama Tamara, tapi... Oh, iya, tadi pagi katanya dia mau post di IG hasil foto-foto gue sama Laura dulu, sebelom yang collab post. Gue sama Laura baru di tag doang, tapi kok bisa sampe begini?

Gue masih kicep-kicep.

14.214 followers.

Gila. Kemaren baru seribuan. Efek Tamara emang gila. Dia udah jutaan followersnya, apapun yang dia post pasti followersnya setuju. Apalagi kalau captionnya model gini.

“Waktu aku kemarin ke Spanyol, ada dua orang yang selalu setia nemenin aku dan ngambil foto-fotoku pakai kamera analog. Yuk liatin hasil jepretan power couple ini”

Dan dia ngetag akun gue dan Laura di caption itu. Dan dalam hitungan jam, followers gue nambah berkali-kali lipat. Laura juga pasti. Untuk sementara, gue masih kaku, matung di tengah-tengah food court.

Kalo kayak gini caranya, gue bisa centang biru.

--------------------
--------------------
BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd