Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Gairah Cuckold

Waaah.....kalo genre ini mah, wajib absen nih...Ayo suhu lanjutkeun....
 
Ina masih termenung di depan kopinya yang baru setengah diminumnya. Ingatan nya kembali ke masa dulu.

Mpok Ida yang bawel.

Dengan menjinjing tas, Ina pulang dari sekolah. Setelah dekat pagar rumahnya, dia celingak-celinguk, memperhatikan sekeliling. Dia penasaran, apakah dia akan melihat lagi kelakuan orang tua nya bersama orang yang tidak dikenalnya itu, melakukan kesibukan bersama di atas ranjang.
Meskipun masih kecil, Ina sudah tahu apa yang dilakukan kedua orang tuanya bersama laki-laki berkulit hitam yang tidak dikenalnya itu. Dia mengerti apa yang orang-orang dewasa lakukan itu, karena di sekolahnya, dia sering dengar cerita dari teman-temannya, baik teman laki-laki ataupun perempuan. Rasa penasaran di dirinya ada, tapi dia tidak bisa menjelaskan hal itu, tapi ada ketertarikan untuk itu.
Dengan perlahan lahan Ina buka pagar, dan dia dapati warung gado-gado ibunya tutup. Yang buka hanya toko kelontong orang tua nya saja.
Saat masuk ke dalam rumah nya, dia juga masih mengendap-endap, tapi tidak seperti perkiraannya, tidak ada kejadian seperti hari kemarin.
Ibunya sedang dibelakang rumah, pintu belakang rumahnya juga terbuka. Ibunya duduk di belakang wanita yang lain. Ina mendekati mereka, ternyata yang duduk depan ibunya adalah mpok Ida yang terkenal bawel.
"Eh, kamu sudah pulang na?" Tanya ibunya setelah menyadari bahwa anak perempuan nya sudah pulang, meskipun Ani heran kenapa anaknya masuk ke dalam rumah tanpa terdengar suara pijakan kaki nya.
"Ya, Ina lapar" jawab Ina ke ibunya.
"Sono makan, ibu sudah buatkan sayur asem dan ayam goreng" kata Ani.
Tumben, pikir Ina, lagi banyak duit nya nih orang tua gue. Karena biasanya dia hanya menyantap gado-gado saja.
Ani sedang mencabuti uban Mpok Ida. Koh Akong sedang membetuli kandang ayam.
"Neng... mandi dulu aja baru makan, pamali, perawan makan padahal badannya masih bau" kata Mpok Ida
Ina gak hiraukan omongan tetangganya itu, dia tetap mengambil piring dan menyendok nasi.
"Eh..nong(jenong, panggilan Mpok Ida buat Ani, sahabat karibnya itu, karena Ani berjidat lebar, maka Mpok Ida memanggilnya jenong, padahal jidat Ani normal-normal seperti orang yang lainnya.)...lu ngapain nutup warung gado-gado lu kemarin cepat-cepat, kemarin?"tanya Mpok Ida.
"....." Ani diam saja tak menjawab.
"Langganan lu yg India masih di rumah lu kan, waktu warung lu, lu tutup?" Lanjut Mpok Ida bertanya meneruskan rasa penasarannya.
"Iye...ihh nenek-nenek mau tau aja urusan orang" jawab Ani gemas dengar pertanyaan teman nya itu. Saking gemasnya, ada tiga uban di kepala Mpok Ida yg sekaligus tercabut.
"Aduhhhh... kira-kira dong lu nong, sakit tau.." teriak Mpok Ida.
"Lu dientot sama India itu ya?" Tanya Mpok Ida lagi.
"Husss... ngomong nya jangan keras-keras begitu, kedengaran anak guwa tau" jawab Koh Akong yg juga tidak jauh dari situ sedang membetulkan kandang ayam nya.
Ani ketawa geli, lihat suaminya bereaksi seperti itu.
"Memang, lu mau tahu? Penasaran?" Jawab Ani.
"Sini gue bisikin" kata Ani.
Mpok Ida pun langsung menengok kebelakang dan menyiapkan kupingnya.
"Kontol nya sedep banget" bisik Ani di kuping Mpok Ida.
Mpok Ida menganga mendengarnya.
" Jadi lu benar-benar dientot sama dia?" Kata Mpok Ida seperti tidak percaya.
"Lakilu ngapain dong?"tanya Mpok Ida lagi
"Dia ikutan juga.."jawab Ani sambil mesem.
Mpok Ida terdiam kaget, sedangkan Koh Akong seperti berlagak tidak dengar apa-apa.
"Doyan lu ye... ampun nong..
Lu mah" ujar Mpok Ida seperti ngomong sendiri, Ani menahan ketawa lucu melihat Mpok Ida yang terkaget-kaget.
"Gue jadi ingat sama mamah Laela.." kata Mpok Ida.
"Siapa tuh pok?"tanya Ani.
"Istrinya Abah haji yang terkenal di kampung sebelah, yang punya pesantren itu loh" jawab Mpok Ida.
Ina yang sedang makan jelas mendengar percakapan ibunya dengan teman ibunya itu. Tanpa sadar, Ina pun serius menyimak percakapan mereka.
"Mamah Laela itu sering minta diurutin ama gue, jadi dia sering cerita ama gue, curhat lah istilahnya gitu" cerita Mpok Ida.
"Semenjak Abah haji suaminya kawin lagi, mamah Laela sering ngeluh ama gue, dia bilang dia udah gak pernah dikelonin lagi Ama lakinya. Biarpun malam itu jatahnya dia, si Abah haji tidur di ranjang yang lain, sepertinya si abah sudah bosan sama mamah Laela" cerita Mpok Ida.
"Padahal gue tahu badan mamah Laela itu masih sekkel, masih berisi" cerocos Mpok Ida. Tiba-tiba Mpok Ida menengok kebelakang sampai Ani jadi kaget.
"Eh lu tau gak? Gue pernah mijatin badan dia semuanya. Sampai ke selangkangannya. Bibir memek nya masih tebel, saat gue olesi minyak, dia merintih" kata Mpok Ida.
"Nahan nafsu ya dia Mpok?" Tanya Ani.
"Tuh lah... sebenarnya dia sengsara nahan nafsu dari dalam dirinya, gue jadi kasihan sama dia, sampai dia minta tolong ama gue..."mpok Ida berhenti bicara dan lihat kedalam rumah, dia lihat Ina yg lagi makan, tidak lagi meneruskan makannya tapi asyik mendengarkan percakapan mereka.
Ina yang dilihatin sama nenek-nenek teman ibunya itu jadi malu. Dia segera memalingkan muka dan mengangkat piring lalu pindah ke ruang depan.
"Lu mau dengar terusan cerita gue tentang mamah Laela gak?" Tanya Mpok Ida.
"Mau dong" jawab Ani, yg tidak sadar bhw anaknya dari tadi nguping pembicaraan mereka dan setelah dipelototi Mpok Ida barulah anaknya itu beringsut dari tempat duduknya dan pindah ke ruang depan.

Cerita mamah Laela (bersambung)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd