Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Gairah Umi (No SARA)

Petualangan dengan siapa yang harus kita bahas?


  • Total voters
    255
  • Poll closed .
Pagi terbangun dengan ada rasa geli di bawah perutku, apa ini, ku coba membuka mata dan ternyata Umi sedang menjilat, mengkulum dan menyedot kontolku dengan mulutnya.

"Akkhhh Umiii" desahku sambil membuka mata dan melihat kelakuan Umi, dia sedang memakai mukena lengkap dengan bagian atas disampirkan ke pundak yang memperlihatkan payudara indah Umi yang ikut bergoyang.

"Udah bangun sayang? Solat yuukk" ajak umi sambil melepas kontolku yang masuk ke mulutnya.

"Akhh Iya mi, tapi ini nanggung!" Dengan telunjuk tanganku yang menunjukan batang kontolku yang tegang mengeras karena ulah Umi.

"Nanti abis solat Umi lanjutin yah" sambil Umi mendekati wajahku dan berciuman, ku peluk, remas payudaranya dengan tangan kanan dan pantatnya dengan tangan kiri.

"Emmmuuahh aakhh. Emmuuah" desah Umi ketika ku remas remas daerah sensitifnya yang hanya terhalang mukena tipis yang lembut.

"Yuk bangun sayang, keburu siang, cepat wudu, Umi tunggu di tempat solat yah" Umi beranjak meninggalkanku yang duduk melihatnya pergi, sangat terlihat samar bentuk tubuhnya di balik mukena tipis yang ia pakai.

Setelah mengambil wudu aku ke tempat solat dan menemukan Umi yang sudah berdiri menunggu, ku sosor saja bibirnya dan ia merespon baik, kami berciuman sejenak menikmati nafsu di pagi hari yang menggebu.

"Emmuuaahh Ayo sayang nanti gak jadi solatnya" nasehat Umi. Sejenak ku tak pedulikan, tetap ku peluk dan remas remas pantat Umi sambil berciuman.

"Akhhh bentar aja mi... emmuuaah" pintaku pada Umi sambil ku angkat bawahan mukena Umi hingga ku dapat meremas langsung bongkahan pantat Umi, ku elus memek Umi yang terasa basah, sementara tangan kananku naik meremas payudara sebelah kanan, Akh... nikmat sekali rasanya, kontolku sudah tegang tak terbendung mencuat di balik sarung yang ku kenakan, tanpa diperintah, Umi berjongkok dan mengangkat sarungku dan langsung melumat kontol anaknya yang sudah sangat tegang. Dia masukan kontolku ke mulut indahnya, mengocoknya dan astaga nikmat sekali rasanya.

"akhh Umi, aaaakh nikmaaaat" sambil ku elus kepala Umi.

"Plooopppp ploooppp emmmmhh" kocokan Umi dengan bibirnya yang indah.

Dirasa cukup karena terlihat mulai terang dari samar di luar jendela rumah, Umi hentikan aksinya.

"Akhhh... nikmat ya naakkk, anak umi yang baiikk, yuk, keburu siang" tutur Umi sambil berdiri mengajak solat dahulu.

Kami pun solat berdua dan setelahnya kami entotan di tempat yang sama, ya di atas sajadah yang ku pakai dengan berbagai gaya, sungguh pagi yang penuh nikmat.

Setelah pergumulan pagi yang kini jadi rutinitas Umi dan Aku, apalagi jika abi tak ada, maka Umi seperti tak punya rem menjadi binal. Rencananya Abi hari ini pulang namun entahlah kadang rencana abi suka beribah-ubah.

"Enak selalu makanan buatan Umi" pujiku pada Umi, saat ini kami makan berdua di meja makan, Umi duduk rapat di sampingku tanpa pakaian yang menutupu hanya sebuah celemek yang biasa digubakan Umi ketika memasak untuk menghindari cipratan minyak atau kotoran ke bajunya, begitu pula denganku, kami bugil ria sedari pergumulan kami di tempat solat.

"Gombaaal nih anak Umi, terakhir sayang abiskan" ucap Umi sembari menyuapi diriku menghabiskan nasi goreng yang Umi buat.

"Aammmmm... makasih Umi, Oya, hari ini Umi ada acara?" Tanyaku sambil mengunyah sisa makanan di mulutku.

"Kayaknya Ayu minta Umi buat isi materi di Kampus, acara UKM, tapi kamu kuliah ya?" jawab Umi sambil membereskan piring dan gelas di meja kemudian beranjak ke dapur untuk mencucinya.

"Sini Mi, Adi yang bawa" sanggahku mengambil piring yang Ia bawa.

"Iya, Adi ada jadwak kuliah pagi Mi, tapi nanti kalau sudah selesai Adi ke lokasi acara" sambungku menjawab pertanyaan Umi. Setelah ku letakan di tempat cuci piring Umi yang ada di sampingku ku kecup lagi bibirnya dan ku peluk dari belakang sebagai tanda terimakasih ke padanya.

"Makasih ya Mi, Adi siap siap kuliah dulu" tutup pergumulanku hari ini, Umi hanya tersenyum manis padaku yang membuatku bersemangat menjalani hari, namun sebelum ku tinggalkan aku remas pantat Umi yang hanya memakai celemek masak tanpa apapun dibaliknya, hingga Ia terkaget-kaget.

"Addiii nakal, dasaaar mesuuuum" teriak Umi yang membuatnya menampakan muka cemberut yang menggemaskan dan terlihat cantik sekali. Ketika ku berangkat Umi terlihat di kamarnya sedang VC dengan seseorang, mungkin itu Abi, namun yang aneh Umi memakai kerudung lebarnya saja tanpa pakaian lain, akupun menghiraukan saja dan berlalu berangkat kuliah setelah sungkem mencium gangan Umi sebagai bentuk penghormatan padanya.

Hari ini agenda Umi adalah mengisi materi di kegiatan UKM kampusku yang diselenggarakan oleh binaan Umi sedangkan aku kuliah, karena kuliah pagi maka aku tidak bareng dengan Umi ke kampus, ketika di kampus materi cukup padat maka ketika menyimak materi kuliah di kelas harus ku jalani dengan fikiran yang tak fokus karena mikirin Umi, betapa Umi begitu binal dibalik pribadi yang anggun dan keibuan hingga rasanya akhir-akhir ini hidupku banyak berubah.

Masih dua jam lagi acara Umi baru dimulai, kucoba mengirim pesan pada Umi dan katanya dia sudah sampai di lokasi. Setelah perkuliahan selesai ku berniat menemui Umi di aula masjid kampus, aula berada di bawah bangunan utama masjid, terlihat ketika ku buka pintu ruangan di samping aula, Umi yang memakai setelan baju syari lengkap dengan cadarnya sedang ditemani Ayu yang sedang membaca Quran, Ayu tidak seperti biasanya cadarnya tak ia pakai hingga aku bisa melihat langsung kecantikannya ketika ia khusu membaca Quran dan Umi mendengarkanya serta diselingi obrolan keduanya di ruang tunggu aula masjid, ruang tunggu berada di samping aula, terpisah dari ruangan aula utama dan posisinya di ujung bangunan hingga tak ada orang lewat kecuali yang berkepentingan kontras dengan kondisi aula sendiri yang sudah ramai oleh panitia yang bersiap memulai acara kaderisasi dari sebuah UKM keislaman di kampus, berbada dengan di aula yang ramai oleh panitia yang sedang bersiap, ruangan tunggu ini terlihat sepi, hanya kami saja, mungkin memang ruangan ini khusus untuk narasumber saja yaitu Umi Nissa, seorang Akhwat yang dulu aktif sebagai aktifis di kampus dan banyak segudang prestasi, maka tak aneh jika sering dipanggil untuk mengisi acara hari ini. Aku langsung temui mereka bersalaman dengan Umi, ku beranikan diri juga mengecup bibirnya yang masih terhalang cadarnya di depan Ayu.

"Assalamualaikum, maaf Umi tadi gak jemput" maafku pada Umi yang terpaksa harus berangkat sendiri.

"Tak apa sayang" jawabnya sambil menoleh kearahku dan memberikan bibirnya yang terhalang cadar untuk ku kecup.

Kemudian juga bersalaman dengan Ayu, ia mencium tanganku, kemudian ku beranikan diri mendekatkan wajah padanya untuk berciuman dengannya.

"Emmuuaahh, sehat dek?" Tanyaku sembari menciumnya dan mengagumi kecantikanya yang tak bercadar.

"Emmuuah sehat kak alhamdulilah, kaka sehat?" Jawabnya sambil mencoba kembali membaca Quran kemudian menyelesaikannya.

"Alhamdulikah sehat jugaaa, kangeen nih ma Adek, adek kangen gak?" Pancingku yang duduk di samping Ayu. Sementara Umi tampak sibuk dengan laptop di depannya yang mungkin sedang mempersiapkan materi yang akan disampaikan, aku pun coba menggoda Ayu.

"Hehe. Afwan kak, tapi jujur kangeenn" jawab Ayu yang meletakan Quran di sampingnya dan mendekatkan wajahnya.

"Emmuuaah, emmuuah emmmuuaah" ia melingkarkan tangannya di pundakku seakan sudah lama tak bertemu, rasanya seprti sudah lama memendam rasa, panggutan kami saling melepas rindu hasrat masing masing.

Tanganku tak tinggal diam, ku coba rangkul dan elus elus punggungnya dan ingin ku buka kancing gamis yang ada di depan dadanya.

"Kaka liat tempat dong, ini kan bukan di rumah" sanggah Ayu sambil mencoba melepas pelukan dan ciumanku.

"Maaf dek, abis lihat adek cantik gini masa dianggurin" jawabku membela.

"Iya, nanti ya kak, aku bantu siapkan acara dulu" ujarnya sambil mengambil Quran untuk menyimpannya.

"Sodaqallahuladziim, masih satu jam lagi, aku ke panitia dulu yah, bantu-bantu sekalian kasih materi Umi yang di Ppt untuk dipindah" sambung Ayu mencoba membatu persiapan materi Umi. Setelah Ayu pergi, Ku lihat Umi seperti menahan sesuatu, mukanya agak memerah dan meringis. Umi duduk di kuris yang ada di belakang meja kerja ruangan ini.

"Umi kurang sehat? Tadi ke sini sama siapa?" Tanyaku padanya sembari mendekati Umi. Karena tinggal kami berdua ku beranikan diri memeluk Umi yang sedang duduk, pelukanku dari belakang dapat meremas payudara Umi yang membusung dibalik gamis yang ia kenakan dan terhalang jilbab lebarnya, ku kecup pipinya dan berkata pada Umi.

"Umi kenapa? Kayak lagi sangek ya Mi?"

"Aah... tadi naik taksi online Di, gak papa kok" ucapnya yang masih menahan sesuatu dan mengapitkan pahanya seolah ada sesuatu. Aku pun jongkok di samping Umi yang duduk di kursi kerja meja kantor, ku coba elus paha Umi, ternyata ada sebuah benda di sana.

"Coba mi" ucapku agar Umi membuka pahanya, mengelusnya hingga bawahan gamis Umi terangkat hingga kulihat di pangkal pahanya tepat di memeknya ada sebuah benda, seperti vibrator berbentuk lonjong seprti hidup bergetar menyala berwarna pink.

"Astagfirullah Umi" sambil ku gelengkang kepala melihat kenekatan Umi yang memakai benda itu ketika mengisi acara.

"Hehhe. Tadi Umi sangek di rumah ditinggal kamu, jadi ya Umi pakai ini saja dulu" ucap Umi.

"Tapi kan Umi mau isi materi, nanti gak bener jadinya" jelasku pada Umi sambil ku keluarkan benda itu dan ku gantikan dengan dua jari tanganku padanya dan ku kocok memeknya dengan jari sambil berciuman.

"Emmuuahh emmuuahh, nikmaat sayang, gateeel dari rumaaahh.... akkhhh..." ucap Umi menikmati.

"Adi tuntasin yah hasrat Umi" ucapku semakin cepat mengocok memek Umi dengan jariku.

"Iya sayang cepat" ucapnya dengan posisi masih duduk di kursi kerja, kemudian ku berjongkok lagi dan ku arahkan Umi duduk menghadapku, kumeremas payudaranya dan ku dekatkan wajahku ke selangkangan Umi untuk menjilati memek Umi yang sudah basah. Ku sedot sedot lendir dari memek Umi, ku masukan dua jari ke memeknya.

"Aaakhhh emmhh" desahan Umi terasa nyaring menggema di ruangan. Ku tekan tekan bagian klitorisnya dan ku jilati dan sapu bagian memeknya dengan lidahku seperti mencari sesuatu.

"Emmmhha akhh.... allaaaaaaa....... nikmat banget memek Umi, Adi suka baunya" rancauku menikmati memek Umi, tangan Umipun menekan nekankan kepalaku dan meremas remas rambutku, sesekali pahanya mengapit kepalaku seperti merasakan nikmat dari rangsangan yang ku berikan.

Tak lama ada suara ketukan pintu, takut itu bukan Ayu, aku masuk ke kolong mejanya.

"Assalamualaikum, Ustadzah Afwan" ucap Ayu yang ditemani dua panitia lain yang salah satunya adalah ikhwan, ku tebak dari posisiku yang ada di bawah meja, ternyata benar yang masuk adalah Ayu tapi bersama dengan temannya panitia yang lain, ketika mereka masuk dan aku sudah di bawah meja kerja, untunglah posisi ini aman tidak terlihat. Sedangkan

Umi masih mengangkat bawah gamisnya dan membuka pahanya, Ia yakin tak terlihat oleh orang yang ada di depannya karena terhalang oleh meja yang berukuran cukup besar, ku beranikan diri lanjut menjilati memek Umi yang sudah basah dari tadi.

"Adi ke mana ustadzah" Tanya Ayu pada Umi yang sedang ku elus paha dan ku kocok jari di dalam memek Umi sedang Ia mencoba bersikap biasa.

"Emm tadi ke toilet kayaknya Yu akkkhh..." jawab Umi sambil menahan rangsanganku.

"Oh. Ini Ustadzah, ketua panitianyan Mas Dedi, sama ini panitia seksi acaranya Mba Uswatun mau meminta isi CV dan tanda tangan dokumen" ucap Ayu sambil memberikan map merah berisi borang dokumen isian yang harus diisi. Ayu mendekat ke meja dan ia bisa melihat kepalaku yang berada di bawah meja. Kemudian Ayu terlihat tersenyum pada Umi.

"Akhi, ukhti nanti dokumennya Ana bawa ke Aula ya" Ucap Ayu pada rekan panitianya itu.

"Iya Ukh... Ditunggu yah, 30 menit lagi paling kita mulai" ucap ketua panitia kemudian rekan Ayu itu keluar ruangan. Aku ke luar dari kolong meja dan membuat Ayu terkaget.

"Astagfirullah, kaka abis ngapain?" Tanya Ayu menyelidiki dan melihat bawahan Umi yang sudah terangkat.

Ku hanya tersenyum dengan Ayu dan mencoba memberikan kode bahwa Umi lagi sangek. Aku dekati Ayu dan menciumnya "Maaf ya sayang, Umi lagi sangek" ucapku pada Ayu.

"Yuk jagain pintu yah!, nanggung" pintaku pada Ayu yang disambut dengan anggukan disertai senyum penuh pengertian.

"Mi lanjut yukk, basahin kontolku" ajakku pada Umi dan lansung tarik tangan Umi kemudian ku arahkan wajahnya ke kontolku yang sudah bebas dari celana yang ku kenakan, ku duduk di sofa, dan Umi berjongkok dan sudah melepas cadarnya, Umi menjilat meludahi kontolku kemudian mengocoknya.

"Akhhh akhh akhh. Umi nikmaatt" desaahkku menikmati kelihaian Umi.

"Miiii kahh. Masukin yah Mi" pintaku pada Umi.

Umi naik ke atas sofa, mengarahkan kontolku memasuki memeknya.

"Emmmuuaahh bismil......" cium Umi ke bibirku dan mulai menekan pinggulnya agar memeknya bisa memasukan kontolku.

"Astagaaa skhhhh aaaakk" ucap Umi tak karuan.

"Bleesssshhh" batang kontolku masuk semua ke memek Umi.

"Masya...... ini nikmat bangett.... plokkk plokkk plookkk" genjot Umi naik turun di atas pangkuanku. Ku lihat Ayu melihat kami dan menggeleng geleng kepala, entah apa yang ada di fikirannya namun pasti ia tak menyangka Ustadzahnya seliar ini bahkan di tempat yang bukan semestinya. Ku minta Umi menungging dan kini aku genjoot Umi dari belakang.

"Bleessshhh akhh akhh akhhh yaaaa Al.... ahhh nikmaat bangeett zinah ini" ucapku tak karuan. Umi tampak mendongak dan menegang tanda iya mencapai puncaknya.

"Mi tumpahin di mulut Umi yah" pintaku sambil mencabut kontolku, kemudian Ia jongkok dan mengocok kontolku.

"Umiiii akhh adiiii mau saaampee" diikuti oleh mulut Umi yang dibuka lebar kemudian kontolku dimasukan.. kocokan digantikan oleh mulut Umi yang cepat mengocok kontolku hingga aku tak kuasa lagi menahanya.

"Umiiii croooot crroooott croooootttt crrooooottt" semburan pejuku di mulut Umi bahkan ia tak kuasa menampung semua hinggs kontolku dilepaskan mulutnya dan sisa semburan mengenai jilbabnya.

Setelah ku semburkan pejukku ke mulut Umi banyak juga yang terciprat dan menempel di jilbab lebar Umi, setelah membersekan pakaian kami, tak lama ada panitia yang memanggil dan meminta Umi untuk bersiap-siap. Ayu pun ikut membantu panitia sebagai penaggungjawab pemateri yaitu Umikku, ketika ada kesempatan Ayu selalu ku goda dan Ia pun katanya sangek.

Umi menyampaikan materi tentang menjaga semangat dalam mengejar cita cita salah satunya dengan memiliki teman atau orang yang bisa mendukung baik lahir dan bathin. Umipun banyak bercerita tentang pengalamannya ketika sebagai mahasiswa dan aktif di berbagai kegiatan, ia memiliki sahabat yang sangat mendukung atas aktifitas yang dijalani, Umi menyebutkan beberapa sahabatnya termasuk orang yang sampai saat ini mempengaruhi hidupnya yaitu Om Indra.

Saat menyampaikan materi ku pergi mencari makanan, di dekat parkiran tadi ada kantin, ku coba kirim pesan ke Ayu, mungkin bisa temani aku.

Aku : Assalamualaikum Dek? Sibuk tidak?

Ayu : Alaikumsalam iya kak, enggak sih ini masih dengerin Umi

Aku : masih lama tak?

Ayu : lumayan sih, belum sesi tanya jawab, kira-kira satu jam lagi

Aku : oh... makasih ya tadi dah bantuin

Ayu : oh yang tadi di ruang tunggu yah, yah udah biasa, sama sama

Aku : mantap ni adek murid Umi paling pengertian

Ayu : ya anggap sebagi bakti murid pada gurunya, lagian Adek kagum sama Umi yang bisa menjadi pribadi luar biasa seolah punya kepribadian ganda, bebas tak terbelanggu walaupun seorang yang sangat terpandang sebagai istri solehah, jadi adek juga coba belajar banyak dari Umi termasuk hal itu.

Aku : ehmm.. yaudah, Adek ke sini yah, kk di kantin parkiran

Ayu : oke kak

Setelah beberapa menit, Ayu terlihat datang, Anggun kesan pandangan pertama jika melihatnya.

"Assalamualaikum kaka?" Sapa Ayu sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman dan mencium tanganku, meski di tempat yang cukup ramai Ia tak sungkan mencium tanganku.

"Alaikumsalam Adek" jawabku sambil mempersilahkan Ia duduk, sengaja ku ambil tempat duduk agak pojok dan terlihat dari satu arah saja di belakang Ayu.

Kami pun mengobrol banyak hal termasuk penjelasan Ayu kenapa kagum sama Umi.

"Oya dek tumben gak pakai cadar?" Tanyaku terkait tampilan Ayu hari ini.

"Oh iya, gak papa kan kak?, aku coba aja, kata Umi kalau aku boleh memilih dan tidak dipaksa berpakaian apapun yang aku mau, yang penting nyaman" Jawab ayu singkat.

"Jadi Umi sering menasehati dan memotivasi kami juga terkait cara berpakaian, Umi tampaknya tak memaksa berpenampilan syari, jadi bebas saja selama nyaman dan tetap menjalankan kewajiban utama, agar nanti berpakaian syari betul betul panggilan jiwa bukan sekadar mengikuti trand" sambung Ayu meyakinkan. "Kakak coba liat deh!" ucap Ayu menunjukan ke arah dadanya dengan Jilbab yang ia sampirkan ke pundak.

"Heem Apa yah? Ade gak pakai Bh yah" jawabku berbisik, aku dapat sedikit menerka bahwa Ayu tak memakai Bh.

"Iya kak betull, gak pakai ini juga" Sambil menagngkat bagian bawah gamisnya hingga terlihat memeknya.

"Aku ikutin saran-saran Umi, salah satunya tidak memakai daleman kak kalau kuliah atau main" tegas Ayu yang terlihat polos jika begini. Aku antara senang dan bingung harus bagaimana, melihat sosok perempuan alim di depanku mulai binal seprti Umi. Jujur aku jadi sangek melihat tingkah Ayu, kemudian munculah keinginanku untuk entot dan nikmati Ayu.

Ku tatap Ayu dengan dalam seolah menyampaikan pesan hasratku, kumudian ku ajak ia beranjak ke parkiran mobil yang ramain di isi oleh deretan kendaraan roda empat, ku ajak Ayu masuk ke Mobil dan ku kendarai hingga menemukan tempat di sudut kampus yang sepi.

"Emmuaah kamu bikin aku sangek lagi dek" cumbuanku pada bibirnya.

"Kaka bisa aja... kaka emang sangeaan" jawab Ayu yang membalas cumbuku

Di mobil ku tuntaskan hasrat dengan Ayu, bahkan ku minta Ia menungging di samping Mobil dengan pintu terbuka, ku genjot kontolku memompa memeknya dari belakang, setelah pergumulan 10 menit dengan Ayu, akupun menyemburkan lagi pejuku ke dalam memek seorang akhwat, kini kembali Ayu yang memberikannya.

"Akhh nikmat sayaang, aku sampeeee, akhhh crooootttttt" lenguhku menikmati puncak kenikmatan bersama Ayu, suasana rimbun pepohonan di sudut yang sepi di kampus ini menjadi saksi percintaan kami.

Setelah selesai bercinta singkat dengan Ayu, kami pun beranjak ke lokasi acara tadi menjemput Umi, setelah tadi ditelpon Umi yang memberikan info bahwa ia sudah selesai mengisi acara dan menunggu ku di ruangan yang tadi. Setelah sampai di masjid ku langsung ke ruangan yang tadi, terlihat pintunya terbuka dan ketika ku langkahkan kaki masuk ke ruangan itu, Umi sedang berbicara hangat dan akrab dengan ketua pelaksana kegiatan, mas Dedi kalau tak salah namanya yang tadi siang masuk ketika ku nikmati memek Umi di bawah meja.

"Assalamualaikum, Umi udah selesai?" Sapaku yang disambut oleh jawaban salam dari mereka.

"Udah Di, yook pulang, makasih yah Dedi nanti bisa infokan aja ke ustadzah jika acaranya jadi" ucap Umi.

Aku dan Umi masuk ke mobil untuk pulang, sempat berkumpul dengan beberapa Binaan Umi untuk persiapan kegiatan rihlah pekan depan, dari pertemuan ini dihasilkan kesepakatan untuk berkumpul di rumah Dilla dua hari lagi untuk bahas agenda lain sekaligus liqo terakhir sebelum rihlah.

Ketika di mobil ku coba tanyakan juga agenda Umi dengan Mas Dedi.

"Nanti ada acara apa Mi sama Mas Dedi?" Tanyaku mencoba membuka pembicaraan.

"Oh... katanya mau mengundang Umi di acara kepemudaan di kampungnya" jawab Umi.

"Wah, Umi jadi penceramah nih, beneran jadi ustazah" balasku

"Alhamdulilah, doakan Umi bisa menebar kebaikan" sambil tertawa, entah apa maksudnya

Ku lihat ada telpon masuk ke Umi.

"Astagfirullah Abi" tampal Umi kaget.

"Cepat di!!!" Pinta Umi gelisah

Sambil ku pijak dalam agar laju mobil lebih cepat ku bertanya "kenapa Mi?"



Entah apa yang terjadi, ku upayakan mengendalikan kendaraan yang ku kendarai.

Semoga Abi tidak kenapa-kenapa.
 
Terakhir diubah:
Banyak lagi hu, boleh dipanjangkan lagi.. tema eksib di public, cosplay pakai baju tema tertentu contoh dokter, nurse, bondange bdsm ikat tali, dp, anal, gb, shooting/modelling side job umi, tribbing/scissor klu tema les, game striptease, clubbing sama om indra, pijit atau massage, squirt, shaving/trimming, pissing, hipnotis, fitness/gym/sport/training. Moga dpt cetus idea utk suhu kembangkan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd