Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Gairah Umi (No SARA)

Petualangan dengan siapa yang harus kita bahas?


  • Total voters
    255
  • Poll closed .
Lanjut Pesta

"Yukk akh antum yang jadi Imam, Ana masih ngantuuk" ucapku pada Ilham agar ia mengimami solat subuh bersama para akhwat binaan Umi, Mba Fani dan Umi pun ikut serta berbaris di shaf bagian belakang.

Ilhampun memulai solat dan kami mengikuti, setelah rokaat kedua ku dengar samar suar desahan di belakang, entahlah suara siapa, namun jelas itu suara desahan kenikmatan.

"Heemmm heemmm aakkkjhhhh" terdengar semakin jelas, dari suaranya ku duga itu adalah suara Umi, ku tetap berusaha fokus namun suara tampak terdengar makin ramai, terdengar suara perempuannya lebih dari satu, hal ini bikin ku tak konsentrasi hingga ku paksakan terus mengikuti gerakan Ilham sebagai Imam.

"Assalamualaikum waraohmatullah" ucap Ilham sambil menoleh dan tampak Ia kaget apa yang Ia lihat, langsung ku ikuti salam dan menoleh ke kanan.

"Astaagaaaa... Umi, Dilla, Mba Fani..."

Ku lihat Umi sedang didogy oleh Om Indra yang sambil berciuman dengan Mba Fani, sedangkan Kevin sedang menikmati blowjob dari Dilla dan berciuman dengan Ayu.

Mereka hanya menoleh sebentar, tersenyum manis ke pada kami kemudian melanjutkan kegilaan mereka, semua tampak masih mengenakan mukena yang digunakan tadi hanya Umi yang sudah diangkat bagian bawahnya hingga Om Indra leluasa menyodok memek Umi, begitu juga Mba Fani yang menyampirkan mukena atasnya hingga buah dada yang berisi bisa Om Indra remas remas dengan leluasa, memang sungguh ini pemandangan yang sangat erotis, aku dan Ilham hanya bisa melongok beberapa saat karena tidak habis pikir mereka malah ngentot ketika solat.

"Akhh ini gila nih. Ana gak tahan" Ucapku pada Ilham yang ia respon dengan anggukan tanda setuju dengan pernyataanku.

Sementara Ajeng dan Putri juga hanya bisa tersenyum malu malu melihat kelakuan guru dan teman temannya, terlihat dari sorot matanya terlihat mereka juga menginginkan apa yang mereka lihat di hadapannya.

Aku dan Ilham beranjak mendekati akhwat yang tersisa, Putri dan Ajeng, namun ketika hampir menggapai Ajeng, Ilham menarik tanganku dan membisiakan bahwa dia ingin merasakan kenikmatan tubuh Ajeng, ku setujui dengan anggukan kepala kemudian ku mendekati putri yang hanya terdiam dan tersenyum malu, aku yang sebenarnya juga canggung karena belum sama sekali menyentuhnya.

Putri sebenarnya teman satu jurusan di kampus namun berbeda kelas saja, ia aktif di kegiatan UKM keagamaan bersama Dilla dan Ayu juga, bahkan ia adalah sekretaris pengurus UKM tersebut hingga ia jatuh cinta dengan ketuanya sendiri yaitu Ilham.

Ku tarik Putri menjauh dari tempat pergumulan di ruang utama vila menuju ke luar atau teras belakang yang menghadap kolam renang yang ada di vila yang sedang kami gunakan.

"Put sini yukk" sambil ku genggam tangannya menuju tempat yang ku inginkan.

"Eh iya Di" jawabnya sambil melangkah mengikutiku.

Ku ajak putri duduk di sofa empuk yang ada di teras, sambil menikmati udara pagi yang sejuk dan pemandangan pantai yang indah ku coba aja putri berbincang terlehih dahulu.

"Pacaran sama Ilham gimana Put? Aman?" Tanyaku membuka obrolan dengannya.

"Ya begitu aman kok, asil juga dia" jawab Putri sambil menyampirkan mukena bagian tas hingga terlihat payudara yang tidak terlalu besar yang ia miliki, sungguh diriku tak kuasa ingin segera menikmatinya namun rasanya ingin ada rasa tak sekadar nafsu, mungkin karena semalam sudah bergumul berkali kali maka kali ini bisa ku tahan dan kendalikan.

"Udah lama pacaran sama Ilham, saya kira dia tipe yang gak pacaran kayak ikhwan lain anak UKM Keislaman" coba ku memancing keterbukaan darinya.

"Ah sama aja kayak kamu. Hehe, ya kita kan sama aja Di, setiap manusia punya sisi gelap" ucap putri menjelaskan.

"Hehe iya Put, seru aja kayaknya pacaran sama Ilham ketua UKM, sering ngentot di sekret dong?" Lanjut pertanyaanku sembari mengarahkan putri untuk berbaring dengan kepala di pahaku hingga ku bisa mengelus elus pipinya hingga dua buah payudara indah bisa ku elus dan remas.

"Yaa cukup serring sih di, hhhmmm apalagi kalau lagi ngerjain proposal atau laporan bareng, abis rapat kadang, ya kalau ada kesempatan aja, Umi kan suka ngajarin buat layani pasangan dengan baik dan merupakan pahala yang besar, jadi suka main cepet aja, tinggal angkat gamis atau rok yang aku pakai terus Mas Ilham sodok dan genjot" papar Putri menjelaskan padaku.

"Heemm iya, emang calon istri solehah nih Putri" candaku sambil ku cium keningnya.

"Emmuuahh... kamu udah punya binaan juga ya? Anak anak Maba?" Lanjut pertanyaanku pada Putri sambil memainkan puting buah dadanya.

"Aakhh iya kan biar kayak Umi kamu itu, Solehah, baik, penyanyang dan jago sama urusan entotan. Terus masalah binaan sih Di ada, baru dibentuk juga bulan lalu, jadi masih pada segere mereka, terus ada juga binaan di SMA dekat kampus anak anak Ekskul Rohis" jawab Putri menikmati rangsanganku di dadanya dan tanganku satunya mulai mengelus memeknya dari luar mukena yang ia kenakan.

"Wahh banyak yah... pada bisa dibinalin kayak kita gak yah" hayalku mendengar uacapan Putri.

"Hemm ya bisa saja Di, nanti niatku juga gitu, bikin mereka merasakan kenikmatan dunia ini kayak kita" jawabnya membuat aku semakin bergairah.

"Aku sangek put, ngewe yuukk" ucapku sambil ku dekatkan wajahku pada wajahnya dan kami berciuman mesra.

"Emmuuuuaahh emmuuaahh emmuuaah... Ayo Di, puaskan aku lagi, berikan kenikmatan duniawi ini" pintanya yang ku respon dengan remas di dadanya dan kembali berciuman.

"Emmmmuuaahh emmuuaahh emmuuaabh seerrffffttt duduk Put" pintaku kemudian ku angkat mukena bawahnya hingga memek bersih terpampang jelas membuatku tergiur untuk menjilatinya.

"Emmuuaah emmmuah enakk sayang" ucapku sembari menikmati memek Putri yang bersih dan wangi, mungkin baru mandi tadi sebelum subuh.

"Akhhha Di, nikmaaat geliii akkhhaa Astaaagaa qkhh" ucap Putri.

"Srruuff sruuffttt akhh" ku jilati setiap bagian memek putri, klitorisnya ku gigit manja dan ku kecup dan tekan tekan, ia tampak menikmatinya.

Kemudian aku berdiri dan putri tetap duduk, ia mengerti apa yang aku mau, tanpa diperintah ia langsung melahap kontolku dan memaju mundurkan kepalanya, ku eluus lembut mukena yang masih menutupi rambutnya, sungguh ini adalah kondisi yang ku suka.

"Akhh puutt nikmaat akhh teruss teruusss akhh iyaaa sedoott sayang" ucapku tak karuan.

"Sruufftt sruufftr akhh gloookk glookkk sruufftt, enak kan di?" Tanya Putri

"Enak bangeet sayaaang akhhh teruss" ucapku kemudian meminta Putri berdiri dan menungging.

"Saya masukin ya Put... Bismi..... bleesshhh akhh, nikmaaatt akhh" kontolku masuk setelah ku gesek gesek dan tekan membuat memek Putri yang sempit bisa ku tembus dengan nikmat.

"Aaakhhh di, penuh bangeet memek akuuuu akhhh kontolmu gedeeee akhh" Kenikmatan dirasakan putri hingga membuatku semakin bersemangat menggenjotnya dengan cepat.

"Dddiiiii akhhh nikmaat akhh teruss sayang aakhhh kontol kamuuu mentoookkhh di memekk akuuuhh aakhh akahh akahh akahh akahh" Putri semakin menikmati pergumulan ini.

Ku remas remas buah dadanya yang menggantung indah, ku ciumi punggung hingga leher dan berlanjut ke bibir seksinya.

"Emmmuuuaah eemmhh akhh, legit sempit memek kamu put" ucapku pada putri yang berteriak mendesah menikmati sodokan kontolku.

"Akhh aakhhh seetttt aakhhh Yaa Alllllll..... akhh nikmaat ngentoott" ucap Putri yang mendongak ke atas dan membantu memaju mundurkan pantatnya.

"Aakhhh pluupppp.... ganti posisi ssyaang, aku duduk yah kamu di atas, emmmuuahh" pintaku pada Putri yang langsung mengikuti arahanku, ku duduk agar merebah kemudian Putri naik ke atas tubuhku berhadapan, ia mengarahkan kontol tegangku ke lubang memeknya menggeseknya dan menurukan tubuhnya hingga kontolku terbenam masuk ke memek sempit Putri.

"Aaakkhhhhhh seeettt gilllaa nikmaaat" teriakku menikmati momen kontolku masuk ke memeknya.

"Aaakhhhhhhhh" desah Putri yang kemudian menaik turunkan pantatnya hingga kontolku tergesek nikmat oleh memeknya.

"Akhhh akhh aakhhhh akhhhh" dia menggoyangkan pinggulnya hingga memberikan sensasi nikmat di kontolku.

Kemudian ku arahkan Putri berputar membelakangiku dan lanjut ia memasukan kembali kontolku sambil ku remas remas buah dadanya yang terhalang oleh mukena yang ia kenakan.

"Akhhh akhhh sett berdiri cepetin sayangg akhh aku mau sampeeee" pintakuu ke Putri.

Dengan gaya setengah berdiri kupercepat gerakan menggenjotku di memeknya, ia pun tampal menggelinjang sebagai tanda ia juga akan sampai pada puncak kenikmatan.

"Aaakhhh aakhhh aakhhhh setttt aku juga maaau saampeeee akhhhhhhh aaakhh abaarrrrnggg didiihhh akhh" ucap Putri yang terus mengerang kenikmatan hingga kami mencapai puncak hampir bersamaan.

"Akhhh crrrooothhhhh crroootthhh akhh" nikmat sangat ku rasakan hingga ku ambruk duduk memeluk Putri.

"Makasih ya Di, nikmat bangeet akhh lemmeess" ucap putri sambil membuka mukena atasnya yang basah oleh peluh nikmat dan keringat kami berdua, terlihat rambut pirangnya yang indah.

"Akhh kamu diwarnai rambutnya Put?" Tanyaku membuka permbicaraan sambil menunggu tenaga kami pulih.

"Ohh iya dua hari sebelum ke sini aku warnai, kebetulan Mas Ilham suka katanya, terus Umi juga nyaranin buat diwarnai biar suasana baru, terus kayaknya juga pengen di tato deh di sini" sambil menunjuk ke atas memak Putri.

"Wah bakal seksi banget nih nanti, makin binal kamu Put" jawabku atas pernyataan putri yang membuatku semakin bergairah karena perubahan yang sangat ekstrim dalam kehidupan Putri dan kawan kawannya.

Setelah dirasa pulih dari lemas akibat kenikmatan orgasme ku ajak Putri sarapan dan masuk ke villa.

"Yukk Put, laper, lemes nih.heheh" ucapku pada putri sembari menyodorkan tangan untuk ia genggam berdiri menuju vila.

Terlihat di dalam banyak yang masih memburu kenikmatan terutama Om Indra dan Supirnya Pak Karyo, mereka tampak masih ngewe, Om Indra dengan Dilla dan Ajeng sedangkan Pak Karyo dengan Ayu, sungguh stamina mereka begitu kuat dan bisa bertahan hingga beberapa kali berganti pasangan, sementara yang lain tampak ada yang beristirahat, makan dan mandi, Akupun yang sedari tadi lapar mengajak Putri sarapan di meja yang sudah diisi bebrapa makanan yang dibawa oleh Om Indra semalam serta sudah dipanaskan lagi oleh Umi yang mengenakan celemek saja tanpa pakaian lagi di baliknya.

"Ayo nak sarapan dulu, Putri juga yuk sini, bantuin Umi" Ajak umi yang sedang mempersiaplan makanan di meja makan.

"Iya mi" sambil ku dekati Umi kemudian ku peluk dan cium.

"Emmuuaah umi seksi banget" sambil ku remas pantatnya kemudian elus memek basahnya.

"Ini peju siapa aja mi?" Sambung godaku pada Umi.

"Akhhh kamu naaakk enaak nih jadi 'on' lagi Umi" jawabnya sambil melepas ciuman padaku.

"Dah banyak di, tadi itu berarti pejunya Om Indra dan Kavin" sambung Umi atas pernyataan sebelumnya.

"Enaak nih makannanya" pujiku melihat beragam makanan yang Umi sediakan.

Kami pun makan bersama, Om Indra yang tadi ngewe juga sudah selesai dan bergabung makan, mempersilahkan kami makam dengan makanan yang Ia bawa, rasa makannya semua enak dan kami suka.

"Baiklah satu jam lagi kita kumpul dan memakai pakaian rapih dan bawa baju ganti juga, kita akan ada acara di pantai sampai siang nanti" Ucap Umi memberikan arahan dan komando, betul betul sisi kepemimpinanya muncul dan layak untuk disegani.

"Iyaa mi, siaap" jawabku dan para binaan yang hadir.

"Pakaiannya untuk akhwat baju yang syari dulu yah karena mau pemotoan, bisa baju yang udah Umi bawa juga" lanjut terang Umi menjelaskan yang di respon oleh para akhwat. Kemudian Om Indra tampal memberikan sebuah obat ke setiap orang yang ada di ruang tersebut, termasuk aku yang menduga itu adalah obat penambah stamina, sedangkan untuk para akhwat diberikan tambahan obat yang harus diminum, mungkin itu obat pencegah kehamilan.

Setelah sarapan para akhwat tampak mandi dan bersiap menggunakan pakaian syarinya, berdandan hingga terlihat sangat cantik, tampak Umi membantu merias wajah para binaanya, sedangkan para lelaki mengobrol asik dengan Om Indra sambil merokok dan menikmati cemilan yang tersedia, Mba Fani ikut duduk di samping Om Indra, dengan pakaian seksi seperti lingjerie berwarna putih tipis yang menampakan keindahan tubuhnya, ia juga merokok bergabung dengan obrolan para lelaki.

"Mba gak ikutan jadi model dadakan Umi?" Tanyaku pada Mba Fani.

"Enggak lah, ikut ngarahin aja" jawabnya.

"Oya di, kameranya bawa?" Tanya Om Indra.

"Bawa Om, ada di kamar" jawabku.

"Fan bawa yang punya kita juga" perintah Om Indra pada Mba Fani.

"Baik Pak saya ambilkan" jawab Mba Fani sembari beranjak berdiri.

"Ikut yu Di, bawain nanti" ajak Mba Fani padaku.

"Iya mba" ujarku kemudian mengikuti Mba Fani berjalan.

Kami menuju kamar yang Umi pakai, terlihat para akhwat sedang berdandan dan ada juga yang baru selesai mandi, seperti sudah terbiasa mereka bertelanjang di villa ini jadi sehabis mandi handukpun tak dipakai hanya digunakan untuk mengeringkan badan saja, Mba Fani membuka koper yang ia bawa dan mengambil sebuah kamera yang ku lihat lebih bagus dari pada yang ku bawa.

"Nanti bisa pakai dua kamera yah" ucap Mba Fani menerangkan.

"Iya mba, ini bagus banget kameranya" ucapku menjawab arahan Mba Fani.

"Coba fotoin mba, jajal dulu" pinta Mba Fani.

"Ohh iya mba siap, mau di mana?" Tanyaku ke Mba Fani.

"Heem di halaman belakang aja kali yah di dekat kolam renang" ujar Mba Fani menjawab tanyaku.

"Oke mba, Yuk" sambungku sambil beranjak menuju tempat yang tadi dimaksud Mba Fani.

Setelah sampai aku langsung memainkan kamera keren nan mewah milik Om Indra ini, Mba Fani tampak seperti model profesional berlengak lenggok berfose seksi dan menggoda membuat diriku bergairah lagi.

"Gimana bagus kan Di?" Tanya Mba Fani yang sudah ku foto dengan berbagai gaya sensual.

"Ini mba, coba nilai" ucapku padanya sambil ku perlihatkan hasilnya dari layar di kamera.

Mba Fani dengan serius memperhatikan hasil kerjaku, aku juga serius memperhatikan kecantikannya dan keindahan tubuhnya hingga ku tak sadar melamun dan tiba tiba tersadarkan oleh teguran Mba Fani.

"Eh Adi adiii... mikirin apa?" Tanya Mba Fani mengagetkanku.

"Enggak mba, heheh maaf" jawabku gugup karena terpergok memperhatikannya.

Namun secara tiba tiba ia menciumku, ku balas ciumannya di bibir dengan penuh nafsu, padahal subuh tadi ku sudah entotan sama Putri, luar biasa efek obat bawaan Om Indra.

"Emmuuuaahh emmmuuuhh srruff" ciumanku dengan Mba Fani, sedang nikmat berciuman tetiba Mba Fani menghentikan aksinya dan terlihat ada Om Indra memanggil dari kejauhan.

"Bentar Di, Mba dipanggil Pak Indra" ucapnya padaku sambil melepaskan panggutan dibibirku.

Mba Intanpun menemui Pak Indra dan ikut bersamanya ke dalam vila meninggalkanku di kursi dekat kolam renang.

Ku ikut beranjak masuk ke vila untuk mempersiapkan diri mengikuti agenda selanjutnya, setelah mandi dan memakai baju rapih namun santai beruapa kaos lengan panjang dan celana pendek ku siap ikut agenda di pantai, ku lihat para akhwat juga sudah hampir siap dengan baju syari yang menawan dan membuatku tak percaya bahwa mereka semua sudah ku entot dengan sukarela.

Setelah siap dan rapih kami bergerak ke luar vila, jalan ke pantai cukup dekat namun harus menuruni tangga yang cukup banyak, posisi pantai cukup bagus untuk kegiatan bebas kami, karena tidak ada akses lain dan terhalan oleh tebing vila, hingga terlindung dari pandangan orang lain.

Setelah sampai ke pantai yang cukup bersih kami menyimpan perlengkapan dan Umi mengumpulkan kami di bawah pohon rindang, kemudian tikar kami gelar dengan rapih.

Umi mengarahkan kami membuat lingkaran dan memulai acara liqo rutin sebelum acara lainnya, pembacaan ayat suci dan nasihat serta ceramah Umi sampaikan, para lelaki menata makanan dan minuman serta mencoba kamera untuk digunakan sesi foto.

Setelah acara pembinaan dari Umi selesai selanjutnya Umi mengarahkan para perempuan untu foto dengan busana yang dipakai terlebih dahulu karena itu juga bagian busana yang Umi akan jual.

"Baik kita foto satu satu yah ukhti ukhti" pengarahan kepada para binaanya yang menjadi model dadakan.

Para akhwat bergantian di foto olehku dan Om Indra, ku arahkan sebagaimana pengalamanku yang sering jadi panitia bidang dokumentasi di kampus, aku diarahkan Umi untuk memfoto Ayu, sedangkan Mba Fani mengarahkan Dilla dan Kevin menjadi model baju syari milik Umi layaknya seorang pasangan suami istri yang harmonis bahkan ada adegan bermesraanya seperti peluk dan cium.

Setelah dirasa cukup sesi foto yang dilakukan maka selanjutnya Umi dan Om Indra mengajak kami bermain beberapa permainan agar kami semua semakin akrab, salah satu yang paling seru adalah permainan lempar balon yang berisi air, kami berbaris dan haru melempar balon ke belakang tubuh kami dan orang yang di belakang harus menangkapnya dan tidak pecah.

"Satuu, duaa tigaa... mulai" suara Om Indra memimpin permaina, aku bisa menangkap balon itu dengan baik, namun para akhwt tampaknya kesulitan dan rata rata balon itu pecah di tubuh mereka dan mengakibatkan gamis yang mereka pakai basah sehingga lekuk tubuh mereka terlihat dengan jelas.

"Yang basah bajunya, buka saja yah, takut masuk angin" ucap Umi mengarahkan.

Serantak para akhwat membuka bajunya tanpa malu, termasuk Ajeng yang biasanya masih suka malu ketika membuka aurat di hadapan orang lain.

Ku lihat para akhwat sudah melepaskan gamis mereka dan menyisakann daleman seksi yang mereka kenakan beruapa celana dalam model g-string dan thong, sejurus hal tersebut membuat para lelaki yang ada merasa bahagia bukan kepalang karena pemandangan indah di hadapannya, hanya Om Indra saja yang tampak tersenyum puas dan bangga dengan apa yang telah Umi Nisa lakukan ke binaanya.

"Ayo silahkan minum dulu" ajak Umi pada kami, terlihat sudah ada beberapa gelas yang berisi air berwarana merah, mungkin itu sirop 'Marja..' yang biasa hadir ketika bulan ramadhan.

Ku tahu tadi Mba Fani tampak memasukan cairan bening beberapa tetes ke air sirop yang akan kami minum, aku biarkan saja karena pasti itu tidak membahayakan kami.

"Akhh segernya, makasih ya Mba" Ucapku pada Mba Fani yang tampak seksi dengan bikini dan dibalut kain yang menutupi pantatnya.

"Iya Di, minum yang banyak gih biar kuat" jawabnya padaku dengan penuh arti.

"Kuat apa nih" Tanyaku heran dan berpura pura tidak tahu.

"Akh kamu sok tak tahu, padahal paling jago urusan begituan, oya abis ini main voli yah?" Sambung Mba Fani padakau.

"Iya mba, ikut yuuk" jawabku atas pertanyaan Mba Fani.

"Iya, mba sama tim kamu yah" jawabnya padaku.

"Oke Mba, kita lawan timnya Kevin" jawabku pada Mba Fani.

Pertandingan Voli dimulai dengan tiap tim terdiri dari empat orang, Aku, Mba Fani, Putri dan Ilham, sedangkan tim lawan adalah Kevin, Dilla, Om Indra dan Umi, sementara Ayu, dan Ajeng bertindak sebagai wasit dalam permainan ini, semua hanya memakai bikini dan baju dalam saja.

Permainan dimulai dengan kelucuan masing masing yang masih adaptasi atas keahlian mereka, ternyata Mba Fani cukup ahli dalam bermain voli, ia berhasil meraih poin, serunya setiap meraih poin Mba Fani berciuman denganku dan Ilham, kami berpelukan kemudian berciuman, begitu juga tim lawan, melakukan hal yang lebih erotis lagi, Umi membuka bh dan memberikan dua buah dada indahnya untuk dikenyot oleh Om Indra dan Kevin, hal itu malah membuat kami sangek hingga permainan berkahir dengan kemenangan tim Om Indra hingga sebagai hadiah aku dan ilham harus nonton Kevin dan Om Indra ngentot dengan semua akhwat yang ada serta aku dan Ilham tak boleh ikut serta tanpa izin Om Indra.

Sungguh itu adalah hukuman yang berat, Om Indra langsung dilayani Dilla, Ayu, dan Ajeng, sedangkan Kevin dilayani oleh Umi, Putri dan Mba Fani. Mereka bergumul di bawah rindang pepohonan, bercumbu memberikan layanan ke para pejantan, sedangkan aku dan Ilham hanya bisa mengocok dan meremas remas kontol kami sendiri yang sudah tegang sedari tadi melihat kegilaan yang terjadi.



Bagaimana kelanjutan keseruan pesta seks ini... nantikan episode berikutnya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd