Pov = joni.
Tak terasa sudah sebulan aku dekat dengan umi rodiyah,bahkan tiap malam kami saling chat.
Aku makin intens merayunya, apalagi setelah tahu klo abah amir suaminya punya banyak simpanan.
Semula umi rodiyah tidak terlalu merespons saat aku ngechat, tapi karena kesabaranku dan selalu perhatian padanya, umi rodiyah berubah.
Wanita setengah baya itu pasti membalas WA ku, aku pun bak dewa penolong yang selalu mau jadi pendengar saat ia bercerita, benar instingku umi rodiyah mulai bercerita masalah keluarganya, dan saat itulah aku mulai menggodanya di saat sang suami pergi ke simpanannya, rayuan dan kata kata pemujaanku terhadapnya ku utarakan.
Seperti biasa malam minggu aku ke rumah eka, kami bermain PlayStation hingga jam 12 malam, setelah puas bermain eka langsung pamit tidur.
Ku lihat eka di sampingku tidur pulas, ku pejamkan mata tapi entah kenapa aku terbayang umi rodiyah, ku ambil HP dengan hati hati takut eka terbangun ku chat umi rodiyah.
J ="malam mi, udah tidur? "
Aku sesekali melirik eka, ku atur pengaturan hening di hpku takut terdengar eka.
R ="belum jon,kamu kok belum tidur juga? "
Aku tersenyum senang umi rodiyah membalas.
J ="mikirin umi yang cantik"
R ="gombal jon, awas eka tahu lo jon"
J ="tenang mi,eka sudah ngiler"
R ="ya jon,umi takut kalau eka tahu kita saling chat"
J ="tenang mi, aku pasti hati hati, mi aku
Pengen ketemu, kangen sama umi"
R ="tadi kan sudah ketemu jon"
J ="kurang mi, tak ke kamar umi ya"
Joni nekat, ia tak ingin menyia nyiakan waktu lagi, umi rodiyah lama membalas.
Joni tak kuasa menunggu jawaban,karena tak ada jawaban setelah menunggu setengah jam, ia bangkit dari ranjang, ia nekat mengendap endap takut eka temannya bangun.
Setelah keluar kamar, joni langsung menuju kamar yang lampunya terlihat masih menyala, ia yakin itu kamar umi rodiyah.
Joni perlahan mendekat ke kamar itu, tangannya membuka gagang pintu yang tak di kunci."klek"
Pintu itu terbuka, joni pun masuk ke dalam.
Umi rodiyah yang tiduran terlihat kaget melihat joni.
Wanita itu bangkit dari tidurnya dan duduk di pinggir ranjang, "jon gila kamu, kalau eka tahu gimana? " Umi rodiyah terlihat marah dan tidak suka dengan kenekatan joni yang masuk ke kamarnya.
"Maaf mi aku gak tahan, aku kangen umi"
Joni duduk di samping umi rodiyah.
"Umi rodiyah tambah cantik kalau marah"
Rayu joni sambil tersenyum.
"Jon kamu tuh nekat, gimana kalau abah amir tau, belum lagi eka"
Rungut umi rodiyah.
"Eka kan tidur, kalau abah amir mana bisa tahu la wong dia lagi ngelonin simpanannya"jawab eka tegas.
Mendengar kata kata terakhir joni, wajah umi rodiyah terlihat memerah.
" Ya kan mi, abah amir gak bersyukur punya istri secantik umi, malah tidur sama lonte, eh umi secantik ini di anggurin"kembali joni berkata dengan bermaksud memprovokasi umi rodiyah.
Umi rodiyah tertunduk, air matanya menetes.
Melihat itu joni mendekati umi rodiyah dan ia langsung merengkuh tubuh mungil ibu temannya itu.
"Maafkan joni mi, kalau kata kataku menyakitimu" Joni perlahan membelai rambut panjang umi rodiyah, bau wangi semerbak parfum umi rodiyah menantang getaran birahi joni.
"Kamu gak salah jon, abah juga gak salah, aku sudah tua, mungkin abah sudah gak tertarik lagi padaku"
Jawab umi rodiyah sedih.
"Umi cantik,aku suka umi sejak aku ke sini mi" Bisik lembut joni sambil membelai rambut hitam panjangnya.
Keduanya saling pandang, dan joni pun nekat, ia pagut bibir mungil berwarna merah milik umi rodiyah.
"Cup cup cup" Tangan kekar joni langsung meraba payudara umi rodiyah yang mungil, tangan joni meremas nya dengan penuh nafsu.
Umi rodiyah kaget mendapat sentuhan itu, di dalam lubuk hatinya tak pernah terbersit ada pria lain selain suaminya menyentuh tubuhnya. sekarang di ranjang nya ada joni, teman eka yang terlihat sudah bernafsu dan seperti ingin mencaplok nya.
"Jangan jon, ini dosa" Umi rodiyah mencoba melepas pelukan joni.
Joni makin berani, ia ciumi leher mulus itu.
Tangannya bergerilya hingga kancing baju tidur umi rodiyah terlepas semuanya.
Tubuh mungil umi rodiyah ia rebahkan di ranjang empuk itu, pemuda itu makin kesetanan.
Bh berwarna merah milik umi rodiyah ia tarik ke atas, mata joni nanar melihat payudara mungil milik ibu temannya itu, puting mungil kemerahan milik umi rodiyah ia dekati lalu"cupp cupp cupp cupp "ia kenyoti payudara itu dengan penuh gairah, umi rodiyah mencoba melawan, tenaga wanita itu tak sebanding dengan tenaga joni yang tubuhnya tinggi dan atletis.
Sambil mengenyoti, joni menarik celana tidur milik umi rodiyah hingga terlepas.
" Jon jangan"umi rodiyah berteriak saat cd berenda warna putih penutup kemaluannya di lepas paksa joni.
Joni makin bernafsu, secepat kilat ia lepas pakaiannya hingga bugil.
Joni naik ke tubuh mungil itu, kontol joni yang sedari tadi berdiri ia arahkan ke lubang di selangkangan berbulu lebat milik umi rodiyah "jon aduhhhhhhh ahhh ahhhh" Rintih umi rodiyah saat kontol joni mulai masuk, "umi rodiyah ohhh aku menyukai mu" Bisik joni sambil menekan kuat kontolnya agar lebih dalam masuk.
"Prettt" Bunyi kontolnya melesak dalam lubang memek umi rodiyah.
Umi rodiyah tak kuasa lagi ia gigit punggung joni, walaupun sudah melahirkan dua anak tetap saja kontol joni terasa penuh di lubang kemaluannya, apalagi hampir 5 tahun ini, suaminya jarang menafkahi batin membuat umi rodiyah kaget sekaligus mulai merasakan kenikmatan birahi, saat joni mulai menaik turunkan pantatnya umi rodiyah mendesah"ehhhhh ehhhh ehhhh "
Joni makin nafsu"umi enak banget oh,oh ohh makin dalam makin enak mi"bisik joni nakal.
"Uh jon uhhhh jonnnnn ahhhh hhhh ahhhhhhh ahhhhhhh" Umi rodiyah memeluk erat tubuh joni, ya wanita itu tak kuasa menahan orgasmenya, hanya dalam dua menit kontol joni merokok memeknya ia sudah kewalahan dan mencapai puncak orgasme, yang lama ia tak rasakan.
"Lepas dulu jon, umi mau ke kamar mandi, umi mau pipis'pinta umi rodiyah je joni.
Joni bukannya melepas pelukan malah ia genjot kuat kontolnya ke dalam memeknya" Ahhh ahhh ahhh ahhh ahhh ahhh "suara joni makin binal,umi rodiyah tak kuasa lagi saat kemaluannya tak bisa membendung cairan orgasmenya" Ehhhhh jooooooooon"tubuhnya berkejat kejat, "serrrr seerrrr seerrrr" Umi rodiyah terkencing kencing menahan nikmat yang di rasakannya, cairan itu membasahi ranjang seakan jadi bukti joni mampu memberinya sesuatu yang lama tak di berikan sang suami.
Keduanya terkulai puas, tak ada kata yang ada hanya senyuman.