Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI - TAMAT GAUN PENGHANTAR KEMATIAN

Apakah nasib Ratih dan Raka akan selamat diakhir cerita.....?


  • Total voters
    124
  • Poll closed .
Bimabet
Cuplikan untuk sceen PART 4...
.
.
.
"Yuli....", sapa Ratih dengan lembut dan hati-hati, kendati terasa bergetar suara nya. "Yuli tadi dari mana sih?".

"Main....", jawab anak itu dengan suara parau.

"Main? Main di mana?".

Di sana...". Yuli menunjuk ke arah kamar tempat ia keluar tadi.

"Kok, Yuli jadi ke sana sih? Bukan kah tadi kakak sudah bilang, Yuli harus bobo, biar besok bisa bangun pagi dan ikut jalan-jalan...".

"Yuli diajak, kak", kata Yuli dengan suara pelan. Ratih mengerutkan dahi dan memandang Yuli dalam-dalam. Ah, tampaknya anak itu bicara jujur.

"Diajak main oleh siapa?". Pancing Ratih.

"Oleh....Oleh tante....". Jawab nya polos.

Ratih seketika merinding. "Tante? Tante siapa?".

"Nggak tahu nama nya. Tante nya, cantik sekali, kak....".

Rasa merinding Ratih bertambah menjadi menegangkan. "Oh, jadi Yuli diajak tante cantik masuk kamar itu?".

Yuli yang mempunyai mata yang indah itu mengangguk sambil berkedip-kedip, seakan ia seseorang yang merasa bersalah.


Nantikan kelanjutan nya.... cekidot...
 
PART 4

4394176182_oe8c82322d.jpg

Ratih Puspa Sari aka Ratih
images_1.jpg

Raka Priambudi Gemilang aka Raka

Pov 3rd


Pintu ini terkunci....!", kata pemuda itu kepada Ratih.

Ratih mebelalakan mata. Terpancar wajah ngeri nya memandang keanehan pintu tersebut. Ia masih menggendong Yuli yang diam saja, ikut memperhatikan ketegangan mereka.

Raka mencoba nya sekali lagi dengan dorongan tenaga, tapi pintu itu tetap kokoh terkunci.

Aneh, padahal tadi Ratih melihat Yuli dengan tenang membuka pintu tersebut, gampang sekali. Yuli menutup nya lagi dengan pelan, nyaris tanpa suara sedikit pun. Baru beberapa detik, belum ada satu menit. Raka membuka nya tapi tidak berhasil.

"Pasti ada seseorang di dalam kamar ini, Tih", bisik Raka.

Ratih bertambah tegang, sebab setahunya di rumah ini tidak ada orang lain kecuali oom Hendro dan tante Wulan, Yuli serta diri nya sendiri.

Sudah berbulan-bulan rumah mewah itu lenggang, hanya di huni 4 manusia. Tapi sekarang, seperti nya ada seorang lagi yang tengah bersembunyi di kamar tersebut, kamar yang tak pernah di buka sejak ia menempati rumah itu. Siapa? Dan benarkah begitu?.

"Ada siapa di dalam sana, Yuli?", tanya Ratih kepada gadis kecil itu. Yuli diam saja. Wajah nya tampak datar, dan sorot mata nya begitu dingin. Ratih jadi ngeri memandang wajah Yuli yang biasa nya ceria itu.

Segera Ratih membawa anak itu masuk ke kamar tidur yang penuh dengan mainan anak-anak dan beberapa boneka kesukaan nya. Yuli di baringkan diatas ranjang berseprei bunga-bunga indah. Anak itu segera menyambut guling, dan memeluk nya dalam posisi miring. Mata nya berkedip-kedip bagai seorang yang tengah melamun.

"Yuli....", sapa Ratih dengan lembut dan hati-hati, kendati terasa bergetar suara nya. "Yuli tadi dari mana sih?".

"Main....", jawab anak itu dengan suara parau.

"Main? Main di mana?".

"Di sana....!". Yuli menunjuk ke arah kamar tempat ia keluar tadi.

"Kok, Yuli jadi ke sana sih? Bukankah tadi kakak sudah bilang, Yuli harus bobok, biar besok bisa bangun pagi dan ikut jalan-jalan.....".

"Yuli di ajak, kak". Kata Yuli dengan suara pelan.

Ratih mengerutkan dahi dan memandang Yuli dalam-dalam. Ah, tampaknya anak itu bicara jujur.

"Diajak oleh siapa?", pancing Ratih.

"Oleh....Oleh tante....", jawab nya polos.

Ratih seketika merinding. "Tante? Tante siapa?".

"Nggak tahu nama nya. Tante nya, cantik sekali, kak....".

Rasa merinding Ratih bertambah menjadi menegangkan. "Oh, jadi Yuli diajak tante cantik masuk kamar itu?".

Yuli yang mempunyai mata yang indah itu mengangguk sambil berkedip-kedip, seakan ia seseorang yang tengah merasa bersalah.

"Ada apa di kamar itu, Yuli?". Ratih bertanya dengan suara berbisik. Tapi Yuli tidak mau menjawab. Ia berbalik ke kiri, sambil tetap memeluk guling, Ratih tahu, Yuli sudah tidak ingin bicara lagi.

Raka muncul dengan berkeringat. Ratih segera tahu apa yang telah dikerjakan Raka. "Pasti pemuda bertubuh atletis ini telah berulang kali berusaha membuka pintu kamar tersebut. Agaknya ia gagal, sebab terlihat dari wajah nya yang lesu itu terbersit kedongkolan yang tertahan". pikir Ratih di hati nya.

"Aku gagal membuka kamar itu dengan cara ku sendiri", kata nya.

"Oh, Raka.... Kamu tak perlu mengulangi nya lagi", jawab Ratih mencoba menenangkan pemuda itu.

Raka duduk di kursi rotan bundar, dan bersandar dengan nafas orang kecapean. "Hanya kegelapan yang dapat kulihat dari lubang kunci. Sedangkan lubang angin lain nya agak nya telah di plester dengan semen. Tidak ada tempat untuk melihat ke dalam".

"Raka, jangan penasaran. Nanti kalau oom Hendro tahu, jadi ribut!". Ratih tampak berharap cemas. Saat itu, Raka bangkit dan memeriksa Yuli yang tengah meringkuk memeluk guling, Raka sedikit heran.

"Dia sudah tidur lagi?!".

Ratih ikut menengok dan memperhatikan Yuli, dan ternyata memang benar. Yuli telah tertidur lagi dengan pulas. Padahal baru beberapa detik Ratih selesai bicara dengan nya, lalu Raka muncul, cukup singkat. Tapi Yuli telah tertidur lagi seperti sediakala. Aneh, bisakah anak kecil tertidur secepat itu?.

"Bagaimana ia dapat masuk ke kamar itu?", ucap Raka bertanya pada Ratih pelan.

Pertanyaan itu cukup membuat Ratih terkejut, bimbang untuk memberikan jawaban yang sebenar nya, akhir nya Ratih hanya mengatakan, "dia sedang mengingau, rupanya. Dan....Sejak tadi sulit diajak bicara".

Ratih sendiri tidak tahu, mengapa ia harus berbohong, bukankah ia sendiri merasa aneh dengan pengakuan Yuli itu? Bukankah ia sendiri ingin mendiskusikan pengakuan Yuli dengan orang lain?

Ah, mungkin Ratih tidak ingin kehadiran Raka yang baru pertama kali dikenalnya ini mengalami guncangan jiwa mendengar pengakuan Yuli. Mungkin Ratih ingin merahasiakan semua itu untuk sementara waktu, suatu saat ia pasti akan membicarakan nya dengan Raka. Namun, dapat kah Raka menjadi partner bicara nya dalam hal ini?.
.
.
.
Pov Ratih


Keesokan hari nya......

Untuk sementara ini, aku merenungkan sendiri apa yang ada di pikiran ku, mencari kemungkinan-kemungkinan, siapa tante cantik yang Yuli katakan tadi malam. Mungkin kah tante cantik tersebut serupa dengan apa yang pernah di mimpikan oleh alm. Maman dan alm. Kusno? Atau mungkin kah pada waktu itu Yuli benar-benar dalam keadaan mengingau? Tapi, dari mana ia dapat masuk ke kamar tersebut? Bukan kah kunci kamar selalu ada di tangan oom Hendro, kendati pernah dikatakan beliau kamar itu tidak punya kunci lagi?.

"Sudah siap, Ratih?". Tegur tante Wulan di ambang pintu kamar Ratih.

"Hemmm....Sudah kok, tante".

"Raka sudah menunggu di teras. Tolong nanti sepulang nya dari kantor Raka, jangan mampir-mampir, ya? Kalau Raka ingin jalan-jalan melihat suasana kota, biarlah ia jalan-jalan sendiri".

"Ya, tante......", jawab Ratih sembari membubuhkan lipstik tipis di bibir nya.

Hari ini, aku di suruh mengantarkan Raka ke kantor pusat tempat Raka bekerja. Raka masih asing dengan ibukota jakarta, sehingga perlu penunjuk jalan. Aku dipercaya oleh oom Hendro sebagai penunjuk jalan yang akan membawa Raka ke kantor pusat nya.

Jujur sebenarnya aku masih kikuk jika harus semobil bersama Raka. Pemuda itu punya mata sedikit nakal, dan sering membuat ku berdebar dan tersipu malu. Namun justru kenakalan mata itulah yang semalam terbayang di benak ku dan sempat membuat debar-debar meresahkan.

"Kamu cenderung menjadi gadis pendiam, rupanya", kata Raka sewaktu mereka dalam perjalanan.

Aku hanya tersenyum tipis, mulut ku masih saja bungkam seperti tadi, aku sengaja tidak ingin banyak bicara, karena pikiran ku masih terganggu oleh peristiwa aneh semalam. Aku masih ingin menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan hati ku. Karena itulah aku lebih baik diam daripada ngobrol dengan nya. Bahkan ketika selesai mengantarkan Raka untuk urusan kantor, aku masih membisu. Hanya sepatah dua patah kata yang sesekali terlontar selebihnya bungkam yang ada.

Tiba-tiba aku terpaksa mempercepat mobil. Wajah Yuli terlintas beberapa kali di benak ku. Aku menjadi resah dan ingin cepat sampai ke rumah. Oh, ada apa, ya? Aku jadi berdebar-debar, seperti nya ada sesuatu yang harus aku hadapi secepatnya. Dua kali wajah Yuli muncul di kaca spion, lalu bayangan itu menghilang.



Bersambung......
 
Terakhir diubah:
Semoga bisa menghibur di kala hati sedang galau merana....

Jangan lupa... saran, kritik dan komentar nya supaya menambah semangat ane melanjutkan cerita ini.

Selamat membaca.... Salam dari ane... rad76
 
suhu, maafkan hamba, karena 1 dan berbagai hal, hamba lupa baca part 3. hamba baru sempat baca part 3-4 malam ini.
dan bener apa yg hamba katakan kemarin, cerita ini lebih greget kalau di baca waktu tengah malam.
kerasa banget adrenalinnya..
banyakin scene horror ny hu :semangat:
 
Mungkinkah yuli bermain sama bayangan tante henny....:huh::huh:
Jawaban nya nanti akan ada di part 5 dan 6, kematian misterius Yuli... uuupszz jadi spoiler... Ikuti terus ya... Akan semakin horor dan bikin jantung dag dig dug....
 
suhu, maafkan hamba, karena 1 dan berbagai hal, hamba lupa baca part 3. hamba baru sempat baca part 3-4 malam ini.
dan bener apa yg hamba katakan kemarin, cerita ini lebih greget kalau di baca waktu tengah malam.
kerasa banget adrenalinnya..
banyakin scene horror ny hu :semangat:
Siap suhu... Ini sedang godok dulu buat part 5 dan 6 nya bakalan ada misteri kematian Yuli....
 
Ane usahakan update part nya sesuai halaman ya.... jika sudah halaman 5 ane segera update PART 5 begitu seterus nya.... Semoga ane bisa konsisten update nya.
 
PART 5

f19c7ac-0-87c9-4750-a3bc-eaf4df027145.jpg

Wulan Fitriani aka Tante Wulan

4394176182_oe8c82322d.jpg

Ratih Puspa Sari aka Ratih

images_1.jpg

Raka Priambudi Gemilang aka Raka

Pov Raka


Aku merasa ngeri. Ratih semakin tegang membawa mobil dalam kecepatan tinggi. "Jangan gila-gilaan, Tih!".

Ratih tidak menghiraukan teguran ku, ia tetap tancap gas. Rasa takut ku bercampur keheranan. "Hei, mengapa harus segila ini, Tih! Kurangi kecepatan!".

Mobil tetap melaju seperti di kejar setan.

"Ratih!". Aku memasang sabuk pengaman dengan terburu-buru. "Gila! Aku belum kawin nih! Aku nggak ingin mati konyol sebelum kawin....!".

"Aku juga....", jawab Ratih datar dan tegang.

Klakson ia bunyikan beberapa kali untuk mengingatkan mobil di depan nya.

"Ada apa sih?". Bentak ku.

"Entahlah. Rasa-rasa nya kita harus cepat sampai di rumah", jawab nya dengan suara masih datar dan terburu-buru.

Mobil berderit ketika membelok pada sebuah tikungan. Aku nyaris terlempar, hanya bisa geleng-geleng kepala. Sekali pun dalam hati ku mengakui bahwa Ratih tampak nya memang sudah mahir membawa mobil, tetapi rasa ngeri dan was-was masih tidak dapat ku hilangkan.

Mobil berhenti sangat mendadak, dan tubuh ku nyaris terdorong ke depan, untung saja aku tadi sempat memasangkan sabuk pengaman.
.
.
.
Di depan rumah mewah itu, ada dua orang polisi yang tengah keluar dari dalam rumah. Mobil polisi ada di dekat pohon akasia, pinggir jalan. Dan, dibelakang mobil itu, Ratih memarkirkan mobil nya. Ia segera menghambur ke dalam rumah dengan perasaan tegang.

Tante Wulan menangis sambil memeluk Ratih. "Yuli....". Hanya itu yang terucap oleh tante Wulan, tetapi Ratih sudah dapat mengerti apa maksud tante Wulan. Ratih pun tak kuasa menahan air mata nya. Ia tahu apa yang di khawatirkan sejak tadi, kini menjadi kenyataan.

Yuli gadis kecil, berambut hitam, berbibir mungil lucu, saat ini telah terbaring tak bernyawa. Tubuh nya kaku, basah, dan dingin.

Ia ditemukan tante Wulan mengapung di dalam bak mandi sudah tak bernyawa lagi. Sangat menyedihkan dan menyayat hati mereka atas peristiwa ini.

Ratih seakan tahu apa yang bakal terjadi pada diri Yuli, sebab itu ketika ia mengendarai mobil, bayangan Yuli muncul dua kali di kaca spion, menampakkan wajah kaku dalam kepucatan.

"Aku tidak tahu, sejak kapan ia masuk ke kamar mandi....".Tutur tante Wulan. "Yang ku tahu, dia telah mengapung di bak mandi yang penuh air".

Ratih hampir tak sanggup mendengar cerita tante Wulan barusan, hati nya teramat pedih membayangkan Yuli, yang sehari-hari bermain, dan bercanda dengan nya. Sebagai pengasuh anak, ia telah menjalin hubungan batin dengan Yuli. Karena itu, kematian gadis kecil tersebut sangat memukul jiwanya, hingga ia tidak dapat menahan tangis kepedihan nya.

Ia merasa kehilangan mainan nya, penghibur hati nya dikala ia sedang sedih. Rasa-rasany Ratih ingin berteriak untuk mengatakan, bahwa kamar di dekat gudang itulah penyebab kematian Yuli.

Aku juga merasa terpukul melihat kenyataan yang ada dan sempat tertegun bagai patung di samping jenazah Yuli. Rasa-rasanya baru sedetik aku bertemu dengan Yuli yang lucu, namun kini terpaksa harus berpisah.

Kini aku harus mengakui bahwa Ratih mempunyai perasaan yang sangat peka terhadap kehidupan Yuli. Sekarang barulah aku sadari, mengapa Ratih membawa mobil seperti orang kerasukan setan, rupanya naluri nya yang bicara, bahwa Yuli dalam bahaya di rumah.

Naluri itu pula yang membuat Ratih tak sadar mengemudikan mobil dalam kecepatan tinggi, tapi bagi ku suatu teka-teki bertambah dalam hati, "benarkah Yuli mati tenggelam di dalam bak mandi, atau ada seseorang yang bermaksud jahat mencelakai nya? Teka-teki muncul nya Yuli dari kamar di samping gudang itu belum terjawab, kini sekarang sudah muncul teka-teki baru tentang kematian Yuli".
.
.
.
Pov Ratih


"Aku tidak percaya dengan semua ini", ucap Raka dua hari setelah Yuli di makamkan.

Aku membisu, masih tetap mencuci piring-piring kotor dan tidak begitu menghiraukan Raka itu berdirindi samping ku, sambil pemuda itu mengaduk segelas kopi.

"Aku merasa ada yang tak beres di rumah ini". Kata pemuda itu dengan mimik tegang.

Aku memandang Raka penuh kecemasan. "Sssstt.... Jangan bicara keras-keras, Ka. Nanti di dengar tante ku. Nggak enak kan?".

Raka melirik ke ruang tengah yang tampak lengang. Kemudian ia mendekati ku, aku curiga akan kematian Yuli, seperti nya ia mati dalam keadaan tersiksa". Bisik pemuda itu.

Aku melirik sejenak, dan ia pun melanjutkan bisikan nya. "Yuli bukan mati tenggelam di bak mandi.....".

"Kenyataan nya begitu, Ka".

"Tapi menurut perkiraan ku, ia tidak akan mati. Pertama, Yuli akan kesulitan jika harus memanjat dan masuk ke dalam bak mandi. Kedua, kalau toh ia masuk, ia tidak akan tenggelam karena ia masih mampu berteriak. Bukan kah tante Wulan ada di rumah dan bisa mendengar teriakan Yuli? Ketiga, kalau benar ia tenggelam, ia akan terapung naik bersama ketinggian air dan ia dapat berguling jatuh ke luar bak mandi....".

"Jadi apa maksud mu sebenar nya? Menuduh tante ku telah membunuh Yuli?", sahut ku dengan sinis dan dongkol karena analisa nya.

"Aku tidak menuduh tante mu, Tih. Tapi, ada kemungkinan orang lain yang sengaja menenggelamkan Yuli hingga tewas".

"Oom Hendro, maksud mu? Ah, bukan kah oom Hendro waktu kejadian berada di kantor nya? Bahkan ia datang setelah kita sampai di rumah dan menenangkan tante Wulan?".

Raka menghela nafas, "Fiuhhh, lalu ia menghirup kopi nya, setelah itu kembali berbisik, "apakah kamu yakin, bahwa rumah ini tidak ada orang lain selain kita? Maksud ku, kecuali oom Hendro, tante Wulan, Yuli dan kita berdua. Apakah tidak ada orang lain yang mungkin belum pernah kamu lihat, atau sudah pernah kamu lihat tapi kamu lupakan?".

Aku tidak menjawab beberapa saat, aku sendiri pernah berpikir begitu, tapi aku tidak tahu jawaban nya. Yang aku tahu persis hanya lah orang-orang
yang ada sekarang ini.

Raka, aku tidak tahu apa-apa tentang kecurigaan mu. Aku hanya tahu, hanya empat orang yang tinggal di rumah ini, lima dengan kamu sendiri. Sekarang Yuli telah tiada, berarti empat orang. Hanya itu yang ku tahu, kurasa memang tak ada orang lain selain kita-kita ini".


Bersambung....
 
Terakhir diubah:
wahh updatee..
mantab2.. ane suka hu :semangat:
ratih nanti kerjasama bareng raka buat mecahin misteri rumahnya.
kutukan atau pesugihan. kita liat saja nanti muehehe :pandaketawa:
 
wahh updatee..
mantab2.. ane suka hu :semangat:
ratih nanti kerjasama bareng raka buat mecahin misteri rumahnya.
kutukan atau pesugihan. kita liat saja nanti muehehe :pandaketawa:
Iya suhu... Semoga mereka berdua kompak terus... Coba tebak misteri apa yang terjadi di cerita ini.
 
raka boleh tuh jadi detektif, memecah misteri ini
Analisa Raka dan Ratih kedua nya mempunyai analisa yg bagus suhu... Colabs mereka berdua akan menarik di cerita ini... Rasa cinta bahkan tumbuh seiiring kebersamaan mereka berdua (spoiler lagi).... Ikuti terus cerita ini hingga ending ya hu....
 
Supaya makin menambah semangat buat ane nulis, ane harapkan sekali respon para reader semua untuk mengikuti polling yang ada.

Apakah nasib Raka dan Ratih akan selamat diakhir cerita....?

Anda bisa memilih (vote) lebih dari 1 pilihan.

Diakhir cerita nanti akan terjawab apa yang menjadi pertanyaan dari polling ini...

Terima kasih banyak kepada para reader yang setia mengikuti cerita ini dan memberikan respon positif, semoga bisa memberi hiburan di saat senggang.

Salam semprot mania...

rad76
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd