Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT GENGSI DONG !!! (By : FigurX)

Bimabet
Pusing bacanya banyak bahasa jawanya,klo bs diterjemahin dong hu,member sini jg banyak yg gak ngerti bhs jawa

ehmm.. adakah para penulis disini yg bersedia post transliterasi nya di thread ini?

dibuka lowongan transliterasi tanpa gaji

masukkan lamaran ke inbox :jempol:
 
cerita yang ringan dan simple plus ora njlimet :jempol:

cuma 1 seng rondok ngganjel nang ati.
kalo memang suhu memasukkan unsur bahasa suroboyoan, kenapa diantara mereka bertiga manggil satu sama lain kok formal banget ya?
padahal dalam keseharian biasanya manggil sahabat (apalagi sahabat dekat), selalu menggunakan kata yg lebih khas suroboyo nya misal : ndes, gok, cuk dll.
itu aja sih yang menurut nubi ini agak kurang terasa feel suroboyo nya. maaf kalo komen ane kurang berkenan suhu :ampun:

di tunggu kelanjutan kisahnya ya suhu :jempol:
bs diperjelaskan kang maksudnya?
contohnya mungkin?
 
bs diperjelaskan kang maksudnya?
contohnya mungkin?

maaf kalo nubi lancang ya om :ampun:

contohnya gini :

semua penonton seakan terhanyut dalam alunan suara merdu yang Dana nyanyikan. Bahkan Khusna dan Indra tidak menyangka sahabatnya itu seolah bisa menghipnotis semua yang hadir disini.

"eh Kas, suarane Dono kae semriwing tenan yo", berkata Indra sambil menyikut lengan kanan sahabatnya.
"iyo e ndes, aku yo ga nyongko Dono pinter nyanyi"

jadi disini Khusna tidak memanggil balik Indra dg sebutan "Ndro" tapi memanggilnya "ndes".

atau dilain situasi saat Dana mengajak kedua sahabatnya itu pergi misalnya, Dana berkata :"ayo wes bengi cuk, wayahe moleh"

jadi kata "cuk" sebagai kata ganti orangnya.

begitu maksud ane om :ampun:
 
areke kerjo cak.. inenesid ssob e engkok..
oalah ooom. Kerjo padane supir trek ae sampeyan. Istirahat disik tah ndik solo opo meduro. Ben gak kesel wira wiri ae. Lek butuh hiburan, nyetel supali ae enak.


Hadeh, gak nyambung yo. :ngupil:
 
oalah ooom. Kerjo padane supir trek ae sampeyan. Istirahat disik tah ndik solo opo meduro. Ben gak kesel wira wiri ae. Lek butuh hiburan, nyetel supali ae enak.


Hadeh, gak nyambung yo. :ngupil:

hahaa.. nyindirrr.. nyindirrr :p
 
maaf kalo nubi lancang ya om :ampun:

contohnya gini :

semua penonton seakan terhanyut dalam alunan suara merdu yang Dana nyanyikan. Bahkan Khusna dan Indra tidak menyangka sahabatnya itu seolah bisa menghipnotis semua yang hadir disini.

"eh Kas, suarane Dono kae semriwing tenan yo", berkata Indra sambil menyikut lengan kanan sahabatnya.
"iyo e ndes, aku yo ga nyongko Dono pinter nyanyi"

jadi disini Khusna tidak memanggil balik Indra dg sebutan "Ndro" tapi memanggilnya "ndes".

atau dilain situasi saat Dana mengajak kedua sahabatnya itu pergi misalnya, Dana berkata :"ayo wes bengi cuk, wayahe moleh"

jadi kata "cuk" sebagai kata ganti orangnya.

begitu maksud ane om :ampun:

sippp. akan digodok for next.

suwun cuk sarane huhuii :ampun:
 
woah setingnya kota pahlawan

terjemahin dong sam ayas lupa jawa soalnya


*efek cuman numpang sekolah
 
Pusing bacanya banyak bahasa jawanya,klo bs diterjemahin dong hu,member sini jg banyak yg gak ngerti bhs jawa

Yo hu.... Ane tau perasaan ente... Senasib sepenanggungan... Gak ngerti bahasa jawa hiks...


Btw buat TS thanks bgt udah bawain tema warkop...
 
Yo hu.... Ane tau perasaan ente... Senasib sepenanggungan... Gak ngerti bahasa jawa hiks...


Btw buat TS thanks bgt udah bawain tema warkop...
buat semua yg bth terjemahan, akan ada scene khusus yg berisi kosakata suroboyoan. semoga bs membantu
 
Hahahaha,,bgus bgt alur nya suhu...
Btw di kasino ma indro bakalan ngincer cewe mana bro???
 
Edisi Khusus
Sisipan Kosakata


Beberapa kosa kata khas Suroboyoan :

"Pongor, Gibeng, Santap, Waso (istilah untuk
Pukul atau Hantam);

"kathuken" berarti "kedinginan" (bahasa Jawa standar : kademen);

"gurung" berarti "belum" (bahasa Jawa standar: durung);

"gudhuk" berarti "bukan" (bahasa Jawa standar: dudu);

"deleh" berarti "taruh/letak" (delehen=letakkan) (bahasa Jawa standar: dekek);

"kek" berarti "beri" (kek'ono=berilah) (bahasaJawa standar: wenehi);

"ae" berarti "saja" (bahasa Jawa standar: wae);

"gak" berarti "tidak" (bahasa Jawa standar: ora);

"arek" berarti "anak" (bahasa Jawa standar: bocah);

"kate/kape" berarti "akan" (bahasa Jawa standar: arep/ape);

"lapo" berarti "sedang apa" atau "ngapain" (bahasa Jawa standar: ngopo);

"opo'o" berarti "mengapa" (bahasa Jawa standar: kenopo);

"soale" berarti "karena" (bahasa Jawa standar: kerono);

"atik" (diucapkan "atek") berarti "pakai" atau"boleh" (dalam kalimat"gak atik!" yang artinya "tidak boleh");

"longor/peleh" berarti "tolol" (bahasa Jawa standar: ******/ndhableg);

"cek" ("e" diucapkan seperti kata "sore") berarti "agar/supaya" (bahasa Jawa standar:ben/supados);

"gocik" berarti "takut/pengecut" (bahasa Jawa standar: jireh);

"mbadok" berarti "makan" (sangat kasar) (bahasa Jawa standar: mangan);

"ciamik soro/mantab jaya" berarti "enak luar biasa" (bahasa Jawa standar: enak pol/enakbanget);

"rusuh" berarti "kotor" (bahasa Jawa standar: reged);

"gae" berarti "pakai/untuk/buat" (bahasa Jawa standar: pakai/untuk=kanggo, buat=gawe);

"andhok" berarti "makan di tempat selain rumah" (misal warung);

"cangkruk" berarti "nongkrong";

"babah" berarti "biar/masa bodoh";

"matek" berarti "mati" (bahasa Jawa standar:mati);

"sampek/sampik" berarti "sampai" (bahasa Jawa standar: nganti);

"barekan" berarti "lagipula";

"masiyo" berarti "walaupun";

"nang/nak/nok" berarti "ke" atau terkadang juga"di" (bahasa Jawa standar: menyang);

"mari" berarti "selesai";(bahasa Jawa standar: rampung);

"mene/kesuk" berarti "besok" (bahasa Jawa standar: sesuk);

"maeng" berarti tadi.

"koen" (diucapkan "kon") berarti "kamu" (bahasa Jawa standar: kowe). Kadangkala sebagai pengganti "koen", kata "awakmu" juga digunakan. Misalnya "awakmu/koen wis mangan ta?" (Kamu sudah makan kah?") Dalam bahasa Jawa standar, awakmu berarti "badanmu" (awak = badan)

"lading" berarti "pisau" (bahasa Jawa standar: peso);

"lugur" berarti "jatuh" (bahasa Jawa standar: tiba/rigel);

"dhukur" berarti "tinggi" (bahasa Jawa standar: dhuwur);

"thithik" berarti "sedikit" (bahasa Jawa standar: sithik);

"temen" berarti "sangat" (bahasa Jawa standar: banget);

"pancet" berarti "tetap sama" ((bahasa Jawa standar: tetep);

"iwak" berarti "lauk" (bahasa Jawa standar: lawuh, "iwak" yang dimaksud disini adalah lauk-pauk pendamping nasi ketika makan,"mangan karo iwak tempe", artinya Makan dengan lauk tempe, dan bukanlah ikan (iwak) yang berbentuk seperti tempe);

"engkuk" (u diucapkan o) berarti "nanti" (bahasa Jawa standar: mengko);

"ndhek/nang" berarti "di" (bahasa Jawa standar:"ing" atau "ning";

"nontok" lebih banyak dipakai daripada"nonton/melihat";

"yo'opo" (diucapkan yak opo , pengucapan huruf O seperti kata suroboyo) berarti"bagaimana" (bahasa Jawa standar: "piye" atau "kepiye";

"peno"/sampeyan (diucapkan pe no; samp[e]yan dengan huruf e seperti pengucapan kata meja) artinya kamu

"jancuk" ialah kata kurang ajar yang sering dipakai seperti "fuck" dalam bahasa Inggris; merupakan singkatan dari bentuk pasif "diancuk"; variasi yang lebih kasar ialah "mbokmu ******, makmu kiper, dengkulmu sempal, matamu soak"; oleh anak muda sering dipakai sebagai bumbu percakapan marah

"waras" ialah sembuh dari sakit (dalam Bahasa Jawa Tengah sembuh dari penyakit jiwa)

"embong" ialah jalan besar / jalan raya

"nyelang" artinya pinjam sesuatu

"parek/carek" artinya dekat

"ndingkik" artinya mengintip

"semlohe" artinya sexy (khusus untuk perempuan)

"diencuk" yg artinya 'disetubuhi' ('dientot' bahasa betawinya).

Orang Jawa (golongan Mataraman) pada umumnya menganggap dialek Suroboyoan adalah yang terkasar, namun sebenarnya itu menujukkan sikap tegas, lugas, dan terus terang. Sikap basa basi yang diagung-agungkan Wong Jawa, tidak berlaku dalam kehidupan Arek Suroboyo. Misalnya dalam berbicara, Wong Jawa menekankan tidak boleh memandang mata lawan bicara yang lebih tua atau yang dituakan atau pemimpin, karena dianggap tidak sopan. Tapi dalam budaya Arek Suroboyo, hal tersebut menandakan bahwa orang tersebut sejatinya pengecut, karena tidak berani memandang mata lawan bicara.Tapi kata jancuk juga dapat diartikan sebagai tanda persahabatan. Arek-arek Suroboyo apabila telah lama tidak bertemu dengan sahabatnya jika bertemu kembali pasti ada kata jancuk yang terucap, contoh:"Jancuk yo'opo khabare rek suwi gak ketemu!"

Jancuk juga merupakan tanda seberapa dekatnya Arek Suroboyo dengan temannya yang ditandai apabila ketika kata jancuk diucapkan obrolan akan semakin hangat. Contoh: "Yo gak ngunu cuk critane matamu mosok mbalon gak mbayar". Selain itu, sering pula ada kebiasaan di kalangan penutur dialek Surabaya, dalam mengekspresikan kata 'sangat', mereka menggunakan penekanan pada kata dasarnya tanpa menambahkan kata sangat (banget atau temen) dengan menambahkan vokal "u", misalnya "sangat panas" sering diucapkan "puanas", "sangat pedas" diucapkan "puedhes", "sangat enak" diucapkan "suedhep". Apabila ingin diberikan penekanan yang lebih lagi, vokal"u" dapat ditambah. Hawane puanas (udaranya panas sekali), Sambele iku puuuedhes (sambal itu sangat sangat pedas sekali)
Selain itu..salah satu ciri lain dari bahasa Jawa dialek Surabaya, dalam memberikan perintah menggunakan kata kerja, kata yang bersangkutan direkatkan dengan akhiran -no. Dalam bahasa Jawa standar, biasanya direkatkan akhiran -ke

"Uripno (Jawa standar: urip-ke) lampune!" (Hidupkan lampunya!)

"Tukokno (Jawa standar: tukok-ke) kopi sak bungkus!" (Belikan kopi sebungkus!).

Demikian, dan jika ada yang belum jelas silahkan ditanyakan.
 
wkwkwk wes komplit iku cak, salam super gawe njenengan...

padhet pol penjelasane, sampe j*n*ok ae dibahas wkwkw totalitas
 
Edisi Khusus
Sisipan Kosakata


Orang Jawa (golongan Mataraman) pada umumnya menganggap dialek Suroboyoan adalah yang terkasar, namun sebenarnya itu menujukkan sikap tegas, lugas, dan terus terang. Sikap basa basi yang diagung-agungkan Wong Jawa, tidak berlaku dalam kehidupan Arek Suroboyo. Misalnya dalam berbicara, Wong Jawa menekankan tidak boleh memandang mata lawan bicara yang lebih tua atau yang dituakan atau pemimpin, karena dianggap tidak sopan. Tapi dalam budaya Arek Suroboyo, hal tersebut menandakan bahwa orang tersebut sejatinya pengecut, karena tidak berani memandang mata lawan bicara.Tapi kata jancuk juga dapat diartikan sebagai tanda persahabatan. Arek-arek Suroboyo apabila telah lama tidak bertemu dengan sahabatnya jika bertemu kembali pasti ada kata jancuk yang terucap, contoh:"Jancuk yo'opo khabare rek suwi gak ketemu!"
Nambahi sedikit

Dialek suroboyoan yang tegas dan keras bahkan (menurut orang mataraman) cenderung kasar seperti itu banyak dipengaruhi pengaruh budaya madura. Seperti yang kita ketahui, surabaya berbatasan langsung dengan madura. Bahkan pintu utama pulau madura ada di surabaya. Watak orang madura yang tegas dan keras tanpa basa basi ini sepertinya ikut menular dalam dialek suroboyoan.
 
Nambahi sedikit

Dialek suroboyoan yang tegas dan keras bahkan (menurut orang mataraman) cenderung kasar seperti itu banyak dipengaruhi pengaruh budaya madura. Seperti yang kita ketahui, surabaya berbatasan langsung dengan madura. Bahkan pintu utama pulau madura ada di surabaya. Watak orang madura yang tegas dan keras tanpa basa basi ini sepertinya ikut menular dalam dialek suroboyoan.

Nambahi juga sedikit

Letak dan fungsi kota surabaya sebagai ibukota provinsi, barometer jawatimur, hulu arus perdagangan, pusat industrial, hingga semangat berapi-api bung tomo memberikan pengaruh kuat yang seolah menandakan sebagai kakak tertua, harga diri, secara tersirat tak ingin diremehkan serta disebut membeo
 
Sory mas bro.. bukannya ane kagak ngerti bahasa jawa. Karena pada dasarnya ane juga orang jawa. Tapi alangkah baiknya digunakan bahasa indonesia. Bukan mustahil banyak anggota semprot yang tidak mengerti. Juga berasal dari daerah lain..

Cuma saran aja kok bro..

Keep writing ya.. hehe :)
 
Bimabet
Sebenernya gak ada itu filosofi gaya bahasa kek gitu hu, emang anak kalo ngomong ama bapaknya pake suroboyoan trus pecicilan liatin bokapnya kan juga enggak, lebih ke etika lah
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd