Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Yang Udah Baca, Kalian Lebih Suka Cewe Yang Mana?

  • A. Shifa Fauziah

    Votes: 85 25,1%
  • B. Riska Martina

    Votes: 72 21,2%
  • C. Sarah Aprillia

    Votes: 182 53,7%

  • Total voters
    339
  • Poll closed .
Mendingan juga si Riska gak dimatiin hu biar ma Angga aja. Soalnya yg paling tulus kayaknya si Riska deh.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ane kok pengen ada cerita detailnya pas riska dibunuh ya.. mudah2an ntar ada prequelnya
 
Chapter 60

POV Shifa.

“Hahaha, iyaudah kalo gitu. Jijik ahh gua, pantesan lu bau tai. Nanti kalo butuh apa-apa panggil gua sama Endah aja yaa.” Romi akhirnya pergi dari tempat duduk di samping aku. Dan selama 30 menit, aku berjuang habis-habisan menahan rasa geli dan gatel di vaginaku ini.

Aku sambil mendesah terang-terangan, namun gak ada yang curiga sama desahanku. Karena aku bilang aku sakit kepala gak tertahankan. Gak tau kenapa, aku ini susah banget buat nahan desahan. Meskipun mulut udah ditutup dan disumpel pakai tangan sekuat tenaga.

Suara yang keluar tetap keras, sampai akhirnya Pak Andi menyadari kalo aku lagi gak baik-baik aja. Aku menaruh kepalaku di meja, dengan wajah menghadap ke bawah. Memperhatikan cairan vaginaku yang terus mengalir ke paha belakang dan betisku.

“Shifaa? Kamu sakit kah? Apa mau pulang duluan aja? Eh, tapi 3 menit lagi bell pulang deng. Iyaudah kamu pulang duluan aja. Jangan paksain kalo memang kepalanya sakit,” ujar Pak Andi sambil mengelus kepalaku lembut. Aku memasang wajah memelas dan lemas.

Akhirnya mengangguk pelan dan menerima tawaran Pak Andi. “I-Iyaudah, Pak. Saya juga gak tau tiba-tiba sakit kepala begini. Saya izin pulang duluan yaa, Pak.” Aku akhirnya membereskan buku pelajaran dan aku masukkan ke dalam tas. Aku ambil tisu dan lap kakiku.

Aku bersihkan cairan vaginaku yang membasahi paha belakangku. Aku yakin rokku pun sekarang sudah ikut basah. Tapi aku bodo amatlah, yang penting pulang duluan. Aku akhirnya keluar dari sekolah, banyak yang ngeliatin dan ngasih tau kalo rok belakang aku basah.

Bahkan ada yang ngetawain, tapi aku pura-pura gak denger. Lanjut jalan aja, sampai depan gerbang sekolah. Aku buka handphoneku, dan menerima pesan chat dari Angga. “Kamu pulang duluan aja. Naik taksi sampai ke rumahku, nanti uangnya langsung aku ganti di rumah.”

“I-Iyaudah, aku langsung ke rumah kamu yaa. Kamu gak usah jemput di sekolah. Aku pulang ke rumah juga gak dapet solusinya. Solusi kaya gini butuh dientot sama kamu,” balasku yang kemudian melihat taksi. Aku memanggil taksi dan duduk di jok belakang mobil.

Dan 30 menit kemudian, aku sampai di rumah Angga. Karena aku udah kenal sama papa dan adiknya Angga. Aku langsung masuk ke dalam rumah, kebetulan pagar rumah terbuka. Aku bertemu dengan papanya Angga, yang sedang membersihkan kebun di halaman depan rumah.

“Lohh? Shifa kamu udah pulang? Angganya ke mana? Kok mobilnya gak keliatan?” tanya papanya Angga kepadaku.

“I-Inii, Om. Saya pulang lebih awal, dan kebetulan Angga nyuruh aku langsung ke sini aja pulang sekolah. Tapi aku gak langsung masuk ke kamar. Aku nunggu Angga dateng dulu,” jawabku dengan sopan dan lembut. Aku berdoa semoga dia menjadi papa mertuaku nantinya.

“Ohh, iyaa Angga kemarin cerita. Katanya kamu sama Angga udah pacaran yaa? Hahaha, selamat yaa semoga hubungan kalian langgeng. Angga memang baru diizinkan pacaran setelah ulang tahun bulan Juli kemarin. Om turut senang deh,” terangnya sambil tersenyum lembut.

Aku berjabat tangan dengan papanya Angga. Dan mencium tangannya lembut, karena aku udah pacaran sama Angga. Sewaktu masuk ke dalam rumah, aku disambut sudah seperti keluarga. Terutama oleh kedua pembantunya Angga, dan juga oleh Pak Yanuar.

Pak Yanuar ini body guard ibunya Angga. Tapi gak tau kenapa, dia ada di sini bersama anak laki-lakinya yaitu Rizal. Rizal berusia 1 tahun lebih muda dariku, usianya masih 16 tahun. Dia duduk di sofa, sambil memainkan konsol game protable. Yang gak aku ketahui namanya.

Papanya Angga tetap berada di luar, membersihkan kebun di halaman depan. Sementara aku duduk di sofa, di mana di sampingku ada Pak Yanuar yang sedang merokok. “Baru pulang, Shifa? Kamu kenapa keliatan gelisah begitu? Kaki kamu gerak-gerak terus?”

Aku memang berjuang keras, menahan rasa geli di vaginaku. “I-Ini, saya lagi kurang enak badan. Kepala saya pusing, dan nafas saya agak sesak. Ma—Maaf kalo Pak Yanuar kurang nyaman. Saya masih nunggu Angga dulu, biar naik ke atas dan ke kamarnya Angga.”

“Ohh, kalo sakit langsung aja ke kamarnya Angga. Yuk sini saya anterin, saya megang kunci master rumah ini. Ayoo gak apa-apa biar kamu istirahat di atas aja. Jangan ragu begitu,” jawabnya yang kemudian berdiri dan berjalan mendekati tangga. Aku saat itu juga berdiri.

Berjalan mengikuti Pak Yanuar dari belakang, saat naik tangga aku menerima chat bbm dari Angga. “Sayang, aku pulangnya telat. Harus piket kelas dulu, dan ada pengarahan tambahan untuk try out bulan depan. Kamu langsung masuk kamar aja, minta kunci ke Pak Yanuar.”

“I-Iyaa, ini aku udah di kamar kamu. Udah dibukain kunci sama Pak Yanuar,” balasku. Iyaa meskipun belum dibukain, tapi kan sebentar lagi akan dibukain. Seenggaknya nahan horny sendirian di kamar pakai AC. Terasa lebih mudah dan nyaman. Sampailah di depan kamar.

Tiba-tiba rasa geli di vaginaku meningkat, aku tak kuasa menahan gelinya dan mendesah di belakang Pak Yanuar. Pak Yanuar yang hendak membuka pintu kamar Angga. Tiba-tiba memutar tubuhnya ke belakang dan melihat ke arahku. “Kamu kenapa mendesah kaya gitu?”

“E-Enggak apa-apa, Pak. Bi—Bisa dipercepat kah buka kunci kamarnya?” jawabku sambil menahan desahan dan menutup mulutku. Pak Yanuar melihat tubuhku dari wajah sampai ke kaki. Gawatnya, dia melihat kedua kakiku yang basah kuyup karena cairan vaginaku, habislah.

Pak Yanuar membuka kunci kamar Angga, dan membuka pintunya. Namun saat aku hendak masuk ke dalam kamar, dan baru saja berjalan melewati Pak Yanuar yang berdiri di samping pintu. Tiba-tiba saja, Pak Yanuar dari belakang mencengkram kedua toketku.

“Kamu sange yaa? Angga masih lama pulangnya. Sama saya dulu yuk?” ungkapnya sambil tersenyum sumringah. Aku menggeleng, berusaha menolak. Namun tiba-tiba tangan Pak Yanuar menyingkap rokku dan meraba vaginaku. Di sebelah kamar Angga, terdapat kamar kosong.

Pak Yanuar memeluk tubuhku dari belakang, tenaganya sangatlah besar karena dia body guard. Tubuhku diseret hanya menggunakan satu tangan kirinya saja. Aku yang sudah kepalang nafsu, sange udah ke ubun-ubun. Bimbang setengah mati, aku ingin setia dengan Angga.

Baru 8 hari kami pacaran, gak lucu rasanya aku sudah dientot orang lain. Tapi aku juga bimbang, Angga pulangnya masih lama. Apalagi dari rumah Angga ke sekolah cukup jauh. Butuh waktu tempuh sekitar 40 menit pakai mobil. Kalo pakai motor sekitar 20 sampai 30 menitan.

Akhirnya aku pasrah, kamar di sebelah ternyata gak dikunci. Pak Yanuar dengan terburu-buru membuka kamar kosong itu. Tubuhku ditarik dan kemudian dihempaskan hingga tubuhku jatuh ke kasur. Pak Yanuar menyalakan AC, dan mengunci pintu kamar dengan kunci master.

Habislah aku, maafin aku Angga. Sebelum aku dientot oleh Papanya Angga. Ada sebuah rahasia besar yang tidak pernah terungkap. Bahwa aku sudah ratusan kali, dientot oleh Pak Yanuar. Dan juga aku sudah dientot ratusan kali oleh Rizal, setelah Rizal lulus sekolah.

Aku mengetahui semuanya dengan jelas, banyak hal yang tidak Angga ketahui. Pak Yanuar bukan hanya ngentotin aku ratusan kali. Tapi juga ngentotin ibunya Angga ratusan kali, dan Pak Yanuar juga yang membunuh ibunya Angga di usianya yang saat itu masih 40 tahun.

Karena ibunya Angga hamil anaknya Pak Yanuar. Aku bahkan pernah threesome dengan ibunya Angga saat bersenggama dengan Pak Yanuar. Di mana aku dan ibunya Angga, sama-sama melayani Pak Yanuar dengan penuh hasrat. Pak Yanuar adalah sosok yang gagah.

Tapi bukan itu yang membuat kami tergila-gila akan dirinya. Tapi karena Pak Yanuar menanam sebuah biji mutiara ke dalam penisnya sebanyak enam buah. Ukuran penisnya juga lebih besar ketimbang punya Angga. Aku yang saat itu melihat penisnya Pak Yanuarr.

Seketika tertegun dan keinginanku untuk merasakannya meningkat. Pak Yanuar berjalan mendekati aku, dia yang sudah mengeluarkan kontolnya itu. Duduk di pinggir kasur sambil melepas kemeja putihnya. “Kamu tenang dan santai aja, di mobilnya Angga terdapat alat pelacak. Jadi kalo dia udah deket rumah, saya bisa tau dan akan menghentikan percintaan kita.”
makasih huuu
 
Anjir diluar dugaan gw ternyata otak bejatnya kaki tangan bapaknya kirian full yang bejat bapaknya aja
 
Tyt shifa jg lika likunya ga beda jauh dr angga.cm bedanya shifa dpaksa dl awalnya..
Ceita yg menarik.dtunggu updatenya..
 
Chapter 60

POV Shifa.

“Hahaha, iyaudah kalo gitu. Jijik ahh gua, pantesan lu bau tai. Nanti kalo butuh apa-apa panggil gua sama Endah aja yaa.” Romi akhirnya pergi dari tempat duduk di samping aku. Dan selama 30 menit, aku berjuang habis-habisan menahan rasa geli dan gatel di vaginaku ini.

Aku sambil mendesah terang-terangan, namun gak ada yang curiga sama desahanku. Karena aku bilang aku sakit kepala gak tertahankan. Gak tau kenapa, aku ini susah banget buat nahan desahan. Meskipun mulut udah ditutup dan disumpel pakai tangan sekuat tenaga.

Suara yang keluar tetap keras, sampai akhirnya Pak Andi menyadari kalo aku lagi gak baik-baik aja. Aku menaruh kepalaku di meja, dengan wajah menghadap ke bawah. Memperhatikan cairan vaginaku yang terus mengalir ke paha belakang dan betisku.

“Shifaa? Kamu sakit kah? Apa mau pulang duluan aja? Eh, tapi 3 menit lagi bell pulang deng. Iyaudah kamu pulang duluan aja. Jangan paksain kalo memang kepalanya sakit,” ujar Pak Andi sambil mengelus kepalaku lembut. Aku memasang wajah memelas dan lemas.

Akhirnya mengangguk pelan dan menerima tawaran Pak Andi. “I-Iyaudah, Pak. Saya juga gak tau tiba-tiba sakit kepala begini. Saya izin pulang duluan yaa, Pak.” Aku akhirnya membereskan buku pelajaran dan aku masukkan ke dalam tas. Aku ambil tisu dan lap kakiku.

Aku bersihkan cairan vaginaku yang membasahi paha belakangku. Aku yakin rokku pun sekarang sudah ikut basah. Tapi aku bodo amatlah, yang penting pulang duluan. Aku akhirnya keluar dari sekolah, banyak yang ngeliatin dan ngasih tau kalo rok belakang aku basah.

Bahkan ada yang ngetawain, tapi aku pura-pura gak denger. Lanjut jalan aja, sampai depan gerbang sekolah. Aku buka handphoneku, dan menerima pesan chat dari Angga. “Kamu pulang duluan aja. Naik taksi sampai ke rumahku, nanti uangnya langsung aku ganti di rumah.”

“I-Iyaudah, aku langsung ke rumah kamu yaa. Kamu gak usah jemput di sekolah. Aku pulang ke rumah juga gak dapet solusinya. Solusi kaya gini butuh dientot sama kamu,” balasku yang kemudian melihat taksi. Aku memanggil taksi dan duduk di jok belakang mobil.

Dan 30 menit kemudian, aku sampai di rumah Angga. Karena aku udah kenal sama papa dan adiknya Angga. Aku langsung masuk ke dalam rumah, kebetulan pagar rumah terbuka. Aku bertemu dengan papanya Angga, yang sedang membersihkan kebun di halaman depan rumah.

“Lohh? Shifa kamu udah pulang? Angganya ke mana? Kok mobilnya gak keliatan?” tanya papanya Angga kepadaku.

“I-Inii, Om. Saya pulang lebih awal, dan kebetulan Angga nyuruh aku langsung ke sini aja pulang sekolah. Tapi aku gak langsung masuk ke kamar. Aku nunggu Angga dateng dulu,” jawabku dengan sopan dan lembut. Aku berdoa semoga dia menjadi papa mertuaku nantinya.

“Ohh, iyaa Angga kemarin cerita. Katanya kamu sama Angga udah pacaran yaa? Hahaha, selamat yaa semoga hubungan kalian langgeng. Angga memang baru diizinkan pacaran setelah ulang tahun bulan Juli kemarin. Om turut senang deh,” terangnya sambil tersenyum lembut.

Aku berjabat tangan dengan papanya Angga. Dan mencium tangannya lembut, karena aku udah pacaran sama Angga. Sewaktu masuk ke dalam rumah, aku disambut sudah seperti keluarga. Terutama oleh kedua pembantunya Angga, dan juga oleh Pak Yanuar.

Pak Yanuar ini body guard ibunya Angga. Tapi gak tau kenapa, dia ada di sini bersama anak laki-lakinya yaitu Rizal. Rizal berusia 1 tahun lebih muda dariku, usianya masih 16 tahun. Dia duduk di sofa, sambil memainkan konsol game protable. Yang gak aku ketahui namanya.

Papanya Angga tetap berada di luar, membersihkan kebun di halaman depan. Sementara aku duduk di sofa, di mana di sampingku ada Pak Yanuar yang sedang merokok. “Baru pulang, Shifa? Kamu kenapa keliatan gelisah begitu? Kaki kamu gerak-gerak terus?”

Aku memang berjuang keras, menahan rasa geli di vaginaku. “I-Ini, saya lagi kurang enak badan. Kepala saya pusing, dan nafas saya agak sesak. Ma—Maaf kalo Pak Yanuar kurang nyaman. Saya masih nunggu Angga dulu, biar naik ke atas dan ke kamarnya Angga.”

“Ohh, kalo sakit langsung aja ke kamarnya Angga. Yuk sini saya anterin, saya megang kunci master rumah ini. Ayoo gak apa-apa biar kamu istirahat di atas aja. Jangan ragu begitu,” jawabnya yang kemudian berdiri dan berjalan mendekati tangga. Aku saat itu juga berdiri.

Berjalan mengikuti Pak Yanuar dari belakang, saat naik tangga aku menerima chat bbm dari Angga. “Sayang, aku pulangnya telat. Harus piket kelas dulu, dan ada pengarahan tambahan untuk try out bulan depan. Kamu langsung masuk kamar aja, minta kunci ke Pak Yanuar.”

“I-Iyaa, ini aku udah di kamar kamu. Udah dibukain kunci sama Pak Yanuar,” balasku. Iyaa meskipun belum dibukain, tapi kan sebentar lagi akan dibukain. Seenggaknya nahan horny sendirian di kamar pakai AC. Terasa lebih mudah dan nyaman. Sampailah di depan kamar.

Tiba-tiba rasa geli di vaginaku meningkat, aku tak kuasa menahan gelinya dan mendesah di belakang Pak Yanuar. Pak Yanuar yang hendak membuka pintu kamar Angga. Tiba-tiba memutar tubuhnya ke belakang dan melihat ke arahku. “Kamu kenapa mendesah kaya gitu?”

“E-Enggak apa-apa, Pak. Bi—Bisa dipercepat kah buka kunci kamarnya?” jawabku sambil menahan desahan dan menutup mulutku. Pak Yanuar melihat tubuhku dari wajah sampai ke kaki. Gawatnya, dia melihat kedua kakiku yang basah kuyup karena cairan vaginaku, habislah.

Pak Yanuar membuka kunci kamar Angga, dan membuka pintunya. Namun saat aku hendak masuk ke dalam kamar, dan baru saja berjalan melewati Pak Yanuar yang berdiri di samping pintu. Tiba-tiba saja, Pak Yanuar dari belakang mencengkram kedua toketku.

“Kamu sange yaa? Angga masih lama pulangnya. Sama saya dulu yuk?” ungkapnya sambil tersenyum sumringah. Aku menggeleng, berusaha menolak. Namun tiba-tiba tangan Pak Yanuar menyingkap rokku dan meraba vaginaku. Di sebelah kamar Angga, terdapat kamar kosong.

Pak Yanuar memeluk tubuhku dari belakang, tenaganya sangatlah besar karena dia body guard. Tubuhku diseret hanya menggunakan satu tangan kirinya saja. Aku yang sudah kepalang nafsu, sange udah ke ubun-ubun. Bimbang setengah mati, aku ingin setia dengan Angga.

Baru 8 hari kami pacaran, gak lucu rasanya aku sudah dientot orang lain. Tapi aku juga bimbang, Angga pulangnya masih lama. Apalagi dari rumah Angga ke sekolah cukup jauh. Butuh waktu tempuh sekitar 40 menit pakai mobil. Kalo pakai motor sekitar 20 sampai 30 menitan.

Akhirnya aku pasrah, kamar di sebelah ternyata gak dikunci. Pak Yanuar dengan terburu-buru membuka kamar kosong itu. Tubuhku ditarik dan kemudian dihempaskan hingga tubuhku jatuh ke kasur. Pak Yanuar menyalakan AC, dan mengunci pintu kamar dengan kunci master.

Habislah aku, maafin aku Angga. Sebelum aku dientot oleh Papanya Angga. Ada sebuah rahasia besar yang tidak pernah terungkap. Bahwa aku sudah ratusan kali, dientot oleh Pak Yanuar. Dan juga aku sudah dientot ratusan kali oleh Rizal, setelah Rizal lulus sekolah.

Aku mengetahui semuanya dengan jelas, banyak hal yang tidak Angga ketahui. Pak Yanuar bukan hanya ngentotin aku ratusan kali. Tapi juga ngentotin ibunya Angga ratusan kali, dan Pak Yanuar juga yang membunuh ibunya Angga di usianya yang saat itu masih 40 tahun.

Karena ibunya Angga hamil anaknya Pak Yanuar. Aku bahkan pernah threesome dengan ibunya Angga saat bersenggama dengan Pak Yanuar. Di mana aku dan ibunya Angga, sama-sama melayani Pak Yanuar dengan penuh hasrat. Pak Yanuar adalah sosok yang gagah.

Tapi bukan itu yang membuat kami tergila-gila akan dirinya. Tapi karena Pak Yanuar menanam sebuah biji mutiara ke dalam penisnya sebanyak enam buah. Ukuran penisnya juga lebih besar ketimbang punya Angga. Aku yang saat itu melihat penisnya Pak Yanuarr.

Seketika tertegun dan keinginanku untuk merasakannya meningkat. Pak Yanuar berjalan mendekati aku, dia yang sudah mengeluarkan kontolnya itu. Duduk di pinggir kasur sambil melepas kemeja putihnya. “Kamu tenang dan santai aja, di mobilnya Angga terdapat alat pelacak. Jadi kalo dia udah deket rumah, saya bisa tau dan akan menghentikan percintaan kita.”
Mudah"an antara ibu nya angga dan pak yanuar bisa di buatin side stroy nya
 
Semoga semakin banyak cerita dan tidak bertele2..teruskan hu..ente liar biyasaaaahhhh
 
Hmmm... Genrenya asik nih... Udah lama ga baca yg model action begini. Keren, om. Gw harap bisa sampai tamat ya....

Keep a good work...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd