Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
DRAMA Gue ya gue
- Thread starter aradara11
- Start date
-
- Tags
- slice of life
kingkalenk
Semprot Holic
- Daftar
- 25 Aug 2011
- Post
- 339
- Like diterima
- 246
Asik nih, jaga erin baik2 bang!
NoMericCRY
Suka Semprot
- Daftar
- 3 Aug 2018
- Post
- 22
- Like diterima
- 4
Mesti ditendain kalo begini mah jgn sampe lolos
Memang ga secepat itu bro wkwk.
woy!Alamat jagain jodohnya erin
Nah!
Thanks suhu.Woaw so romantis suhu, You're Da real gentleman
i8
Dunia nyata ga sekhilaf cerita panas suhu.
siap suhu.
makasih udah mampir.
Silahkan ditongkrongin.
Yaa kalo lu ga mau nikahin erin, buat gue juga ga akan nolak bang
Emang Erinnya mau? wkwk
Silahkan.
tidak semudah itu suhu di dunia nyata.
wah awet ya berarti.
makasih suhu.
Makasih juga suhu sudah mampir.
Siap.
Ok suhu.
Waduh.
Terima kasih tanggapan positifnya suhu.
Silahkan.
Yang ringan-ringan saja memang enak dibaca suhu.
Cukup hidup yang berat wkwk.
Jobdesk makin banyak nih bos abis mudik wkwk.
Rika pasti ada ceritanya.
Wahh..
Part 17
Keesokan harinya
Ketika bertemu dengan Erin, dia menundukkan wajahnya dan ada sedikit kesan menghindar darinya. Gue lihat, Erin menghindar bukan karena sedih atau hal negatif lainnya, tapi malu karena sesekali melirik ke arah gue.
Karena hari itu tidak ada jam mata kuliah yang gue ngulang, jadi tidak ada keadaan yang membuat Erin harus duduk bersebelahan dengan gue. Gue berusaha berpikir untuk mencari alasan supaya setidaknya ada momen untuk kita bicara berduaan.
Ketika jam kosong, gue samper Erin di tempat biasanya dia dan teman sekelasnya berkumpul bila jam kosong. Melihat kedatangan gue, terlihat Erin agak panik dan salah tingkah sendiri. Dia memang masih digodain teman-teman perempuannya karena pacaran dengan gue. Namun terlihat jelas panik dan salah tingkahnya bukan karena itu meskipun saat itu teman-temannya terlihat dari kejauhan menggoda dia karena kedatangan gue.
Lia: kak egiii…
Sapa Lia pada gue, gue tanggapi seperti biasanya, sekedar senyum saja.
Mereka pun memberikan ruang untuk gue duduk tepat di sebelah Erin.
Gue: kirain kamu kemana..
Erin: …
Masih diam.
Lia dan yang lainnya pun ngobrol seperti biasa.
Gue: Flashdisk aku ada di kamu ga? Soalnya aku cariin ga ada.
Erin: h.. Hah?? Flashdisk yang mana?
Gue dalem hati: pasti ada sesuatu nih, ngomongin flashdisk aja gugup wkwkwk.
Lia: eh pada mau makan apa? Oh iya kak egi mau pesen juga ga?
Gue: Gue udah makan kok.
Lia: ohh oke, kalo Erin?
Erin: hmm.. Aku.. kayak biasa aja deh.
Kalo lagi malu gini imut banget anjir Erin.
Dikirain yang pesen makan Lia doang, gataunya semua pada ikut pesen meninggalkan Erin berdua dengan gue.
Erin: ihh.. Kok aku ditinggal sih??
Lia: udahh kamu disini aja, jagain tas.
Erin sedikit manyun, lalu seolah dia tersadar bahwa kini dia cuma berdua dengan gue.
Gue: jadi.. Ada yang mau diomongin ga?
Erin: e..engga.. Ga ada..
Gue: terus daritadi kenapa menghindar?
(ini pake nada santai ya, ga pake nada interogasi.)
Beruntung Erin adalah cewek yang ga banyak drama.
Erin: hmmh.. Gimana yahh..
Lalu Erin menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Erin suara berbisik: aku malu ngomongnya.
Gue: mumpung lagi ga ada yang lain nih.
Erin: malu tauu ngomongnya.
Lalu Erin melepas tangan yang menutupi wajahnya.
Gue: Yaudah nanti aja ngomongnya.
Terpikir ide iseng gue untuk menguji apakah yang gue duga benar atau engga.
Gue: nanti ngomongnya di rumah aku aja.
Erin: HAH??
Reaksinya yang salah tingkah saat rumah gue dibahas dan matanya yang menjauhi tatapan gue dengan wajah memerah. Menunjukkan kalau dugaan gue benar.
Menghindarnya Erin hari ini ada sangkut-pautnya dengan kejadian kemarin wkwkwk.
Skip beneran ke rumah gue
Gue paham apa yang mau Erin katakan adalah urusan yang sangat privasi. Ga mungkin lah ya gue bawa ke tempat ramai supaya dia mau cerita. Kalo dibawa ke bioskop pun kayaknya ga bakal mood juga.
Jadi setelah jajan cemilan di warung, gue membawa Erin kembali ke rumah.
Situasi di rumah sepi, ga ada orang. Pikiran nakal muncul lagi namun engga deh. Hidup ga cuma soal ‘nakal’.
Setelah membuat suasana menjadi tenang dan nyaman, dan sedikit bujukan supaya Erin mau cerita, akhirnya dia mau bilang.
Pertama, dia masih kepikiran soal kejadian kemarin karena itu adalah pertama kalinya bagi Erin melakukan hal itu.
Kedua, Erin tidak tahu kenapa dirinya juga membiarkan hal itu terjadi, namun dia berkata kalo sama gue gapapa. Karena dia percaya pada gue dan merasa nyaman dengan gue. Gue yakin sih mungkin ini alasan umum untuk mendeskripsikan kenapa cewek ‘mau’. Namun gue tangkap ada alasan lain, yaitu dia yakin sama cowoknya.
Ketiga, ini nih alasan yang bikin gue hampir ketawa karena… yaah para suhu pasti tau lah kenapa cowok ketawa saat tahu alasan ketiga ini. Bukan karena ngetawain ceweknya, tapi murni karena otak kita bekerja seperti itu.
Alasan ketiga ini kelihatan sangat sulit bagi Erin untuk menyampaikannya pada gue. Harus sabar, membiarkan Erin menenangkan dirinya, dan harus tetap menjaga keadaan supaya tenang dan nyaman.
Erin: aku mimpi..
Gue: mimpi??
It took me 5 sec to understand.
Setelah memperhatikan ekspresi wajah Erin dengan seksama.
Gue: ohh!
Tepat setelah gue menunjukkan reaksi bahwa gue mengerti, Erin langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Erin: ahhhhhhh…. Malu…….
Keluh Erin dengan nada manjanya.
Wajah gue tersenyum lebar awkward karena … gimana yah cara menggambarkan suasananya wkwkwkwk.
Gue ga nyangka aja gitu waktu itu kalo cewek bisa mimpi basah, terus sebagai cowok yaa.. terbesit pikiran pikiran ‘nakal’ karena membayangkan apa yang ada dalam mimpi itu. Dan yang terakhir gue benar-benar bingung harus merespon apa ketika seluruh faktor yang membuat otak cowok berhenti bekerja menghampiri secara bersamaan.
Erin: kamu jangan diem dongg…
Ucap Erin yang masih menutupi wajahnya dan makin malu karena keadaan malah hening setelah itu.
Gue: aku bingung mau respon gimana.
Gue: tapi…
Lalu gue mengelus kepala Erin, biar gimana pun juga gue harus berbuat sesuatu untuk membuat suasana hati Erin tenang kembali.
Gue: aku seneng akhirnya kamu mau cerita.
Gue: aku kira kamu kenapa-napa tiba-tiba menghindar.
Erin secara perlahan mulai membuka kedua tangannya yang menutupi wajahnya.
Mengetahui kalo gue mengkhawatirkan dirinya, sepertinya membuat suasana hati Erin membaik.
Erin: kamu ga mikir kalo aku..
Seperti biasanya, kalo lagi situasi seperti ini, cewek ingin memastikan kalo cowoknya ga mikir ‘yang aneh-aneh’ tentang dirinya.
Gue: engga.
Gue: aku malah khawatir kamu kenapa-napa.
Gue ga bohong, karena “Erin kenapa-napa” adalah salah satu di antara dugaan gue.
Erin: hmmhh…
Erin menghela napas karena sedikit lega. Meskipun begitu, dia masih kepikiran soal mimpinya itu.
Gue: terus…
Erin: terus apa?
Gue: mau dijadiin kenyataan ga mimpinya?
Erin langsung mengambil tasnya dan memukul gue dengan itu wkwkwk.
Erin: kamu mah ihh… malah dibahas lagi…
Gue: aku becanda sayangg..
Ucap gue saat Erin masih memukuli gue.
Lalu gue meraih pinggangnya Erin dan menariknya untuk duduk kembali di samping gue.
Ketika suasana sudah tenang, gue pun mengutarakan apa yang pikirkan sebelumnya.
Gue: jujur ya yang, bukannya mau ngegodain kamu, tapi aku baru tahu kalo cewek juga bisa mimpi ‘itu’.
Erin menenggelamkan wajahnya di dada gue karena masih malu kalo itu dibahas.
Hening sesaat.
Erin: emang kamu pernah?
Gue: pernah, tapi ga ada orangnya.
Dengan santainya gue jujur bilang itu.
Erin: masa sih? Cowok bukannya kalo mimpi ‘itu’…
Ucap Erin sambil perlahan mengarahkan wajahnya yang tadi menempel di dada gue jadi menatap gue.
Gue: kayaknya tergantung orangnya sih.
Gue: kalo aku dulu mimpi, suasananya di kamar aku, terus berasa pengen pipis gitu.
Erin: kayak pengen pipis? Aku…
Lalu terdiam sendiri.
Gue: oh kalo cewek sama juga ya?
Dengan polosnya gue bertanya seperti itu.
Erin: gatau…
Lalu membenamkan wajahnya lagi ke dada gue.
Gue dalem hati: berarti iya.
Skip
Hari itu kita sekedar ngobrol seperti biasa, soal kampus, teman di kampus, seperti biasanya, kita ga kehabisan topik untuk dibicarakan hari itu. Hanya saja bertambah satu topik, yaitu soal seks, meskipun baru sebatas mimpi basah saja.
Gue: yang.
Erin: iyahh?
Gue: hmm… boleh ga aku..
Ketika gue bicara dengan nada seperti itu, sepertinya Erin menyangka kalau gue ingin melakukan hal kemarin lagi.
Ekspresinya untuk sesaat terlihat cemas-cemas penasaran.
no quote
Keesokan harinya
Ketika bertemu dengan Erin, dia menundukkan wajahnya dan ada sedikit kesan menghindar darinya. Gue lihat, Erin menghindar bukan karena sedih atau hal negatif lainnya, tapi malu karena sesekali melirik ke arah gue.
Karena hari itu tidak ada jam mata kuliah yang gue ngulang, jadi tidak ada keadaan yang membuat Erin harus duduk bersebelahan dengan gue. Gue berusaha berpikir untuk mencari alasan supaya setidaknya ada momen untuk kita bicara berduaan.
Ketika jam kosong, gue samper Erin di tempat biasanya dia dan teman sekelasnya berkumpul bila jam kosong. Melihat kedatangan gue, terlihat Erin agak panik dan salah tingkah sendiri. Dia memang masih digodain teman-teman perempuannya karena pacaran dengan gue. Namun terlihat jelas panik dan salah tingkahnya bukan karena itu meskipun saat itu teman-temannya terlihat dari kejauhan menggoda dia karena kedatangan gue.
Lia: kak egiii…
Sapa Lia pada gue, gue tanggapi seperti biasanya, sekedar senyum saja.
Mereka pun memberikan ruang untuk gue duduk tepat di sebelah Erin.
Gue: kirain kamu kemana..
Erin: …
Masih diam.
Lia dan yang lainnya pun ngobrol seperti biasa.
Gue: Flashdisk aku ada di kamu ga? Soalnya aku cariin ga ada.
Erin: h.. Hah?? Flashdisk yang mana?
Gue dalem hati: pasti ada sesuatu nih, ngomongin flashdisk aja gugup wkwkwk.
Lia: eh pada mau makan apa? Oh iya kak egi mau pesen juga ga?
Gue: Gue udah makan kok.
Lia: ohh oke, kalo Erin?
Erin: hmm.. Aku.. kayak biasa aja deh.
Kalo lagi malu gini imut banget anjir Erin.
Dikirain yang pesen makan Lia doang, gataunya semua pada ikut pesen meninggalkan Erin berdua dengan gue.
Erin: ihh.. Kok aku ditinggal sih??
Lia: udahh kamu disini aja, jagain tas.
Erin sedikit manyun, lalu seolah dia tersadar bahwa kini dia cuma berdua dengan gue.
Gue: jadi.. Ada yang mau diomongin ga?
Erin: e..engga.. Ga ada..
Gue: terus daritadi kenapa menghindar?
(ini pake nada santai ya, ga pake nada interogasi.)
Beruntung Erin adalah cewek yang ga banyak drama.
Erin: hmmh.. Gimana yahh..
Lalu Erin menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Erin suara berbisik: aku malu ngomongnya.
Gue: mumpung lagi ga ada yang lain nih.
Erin: malu tauu ngomongnya.
Lalu Erin melepas tangan yang menutupi wajahnya.
Gue: Yaudah nanti aja ngomongnya.
Terpikir ide iseng gue untuk menguji apakah yang gue duga benar atau engga.
Gue: nanti ngomongnya di rumah aku aja.
Erin: HAH??
Reaksinya yang salah tingkah saat rumah gue dibahas dan matanya yang menjauhi tatapan gue dengan wajah memerah. Menunjukkan kalau dugaan gue benar.
Menghindarnya Erin hari ini ada sangkut-pautnya dengan kejadian kemarin wkwkwk.
Skip beneran ke rumah gue
Gue paham apa yang mau Erin katakan adalah urusan yang sangat privasi. Ga mungkin lah ya gue bawa ke tempat ramai supaya dia mau cerita. Kalo dibawa ke bioskop pun kayaknya ga bakal mood juga.
Jadi setelah jajan cemilan di warung, gue membawa Erin kembali ke rumah.
Situasi di rumah sepi, ga ada orang. Pikiran nakal muncul lagi namun engga deh. Hidup ga cuma soal ‘nakal’.
Setelah membuat suasana menjadi tenang dan nyaman, dan sedikit bujukan supaya Erin mau cerita, akhirnya dia mau bilang.
Pertama, dia masih kepikiran soal kejadian kemarin karena itu adalah pertama kalinya bagi Erin melakukan hal itu.
Kedua, Erin tidak tahu kenapa dirinya juga membiarkan hal itu terjadi, namun dia berkata kalo sama gue gapapa. Karena dia percaya pada gue dan merasa nyaman dengan gue. Gue yakin sih mungkin ini alasan umum untuk mendeskripsikan kenapa cewek ‘mau’. Namun gue tangkap ada alasan lain, yaitu dia yakin sama cowoknya.
Ketiga, ini nih alasan yang bikin gue hampir ketawa karena… yaah para suhu pasti tau lah kenapa cowok ketawa saat tahu alasan ketiga ini. Bukan karena ngetawain ceweknya, tapi murni karena otak kita bekerja seperti itu.
Alasan ketiga ini kelihatan sangat sulit bagi Erin untuk menyampaikannya pada gue. Harus sabar, membiarkan Erin menenangkan dirinya, dan harus tetap menjaga keadaan supaya tenang dan nyaman.
Erin: aku mimpi..
Gue: mimpi??
It took me 5 sec to understand.
Setelah memperhatikan ekspresi wajah Erin dengan seksama.
Gue: ohh!
Tepat setelah gue menunjukkan reaksi bahwa gue mengerti, Erin langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Erin: ahhhhhhh…. Malu…….
Keluh Erin dengan nada manjanya.
Wajah gue tersenyum lebar awkward karena … gimana yah cara menggambarkan suasananya wkwkwkwk.
Gue ga nyangka aja gitu waktu itu kalo cewek bisa mimpi basah, terus sebagai cowok yaa.. terbesit pikiran pikiran ‘nakal’ karena membayangkan apa yang ada dalam mimpi itu. Dan yang terakhir gue benar-benar bingung harus merespon apa ketika seluruh faktor yang membuat otak cowok berhenti bekerja menghampiri secara bersamaan.
Erin: kamu jangan diem dongg…
Ucap Erin yang masih menutupi wajahnya dan makin malu karena keadaan malah hening setelah itu.
Gue: aku bingung mau respon gimana.
Gue: tapi…
Lalu gue mengelus kepala Erin, biar gimana pun juga gue harus berbuat sesuatu untuk membuat suasana hati Erin tenang kembali.
Gue: aku seneng akhirnya kamu mau cerita.
Gue: aku kira kamu kenapa-napa tiba-tiba menghindar.
Erin secara perlahan mulai membuka kedua tangannya yang menutupi wajahnya.
Mengetahui kalo gue mengkhawatirkan dirinya, sepertinya membuat suasana hati Erin membaik.
Erin: kamu ga mikir kalo aku..
Seperti biasanya, kalo lagi situasi seperti ini, cewek ingin memastikan kalo cowoknya ga mikir ‘yang aneh-aneh’ tentang dirinya.
Gue: engga.
Gue: aku malah khawatir kamu kenapa-napa.
Gue ga bohong, karena “Erin kenapa-napa” adalah salah satu di antara dugaan gue.
Erin: hmmhh…
Erin menghela napas karena sedikit lega. Meskipun begitu, dia masih kepikiran soal mimpinya itu.
Gue: terus…
Erin: terus apa?
Gue: mau dijadiin kenyataan ga mimpinya?
Erin langsung mengambil tasnya dan memukul gue dengan itu wkwkwk.
Erin: kamu mah ihh… malah dibahas lagi…
Gue: aku becanda sayangg..
Ucap gue saat Erin masih memukuli gue.
Lalu gue meraih pinggangnya Erin dan menariknya untuk duduk kembali di samping gue.
Ketika suasana sudah tenang, gue pun mengutarakan apa yang pikirkan sebelumnya.
Gue: jujur ya yang, bukannya mau ngegodain kamu, tapi aku baru tahu kalo cewek juga bisa mimpi ‘itu’.
Erin menenggelamkan wajahnya di dada gue karena masih malu kalo itu dibahas.
Hening sesaat.
Erin: emang kamu pernah?
Gue: pernah, tapi ga ada orangnya.
Dengan santainya gue jujur bilang itu.
Erin: masa sih? Cowok bukannya kalo mimpi ‘itu’…
Ucap Erin sambil perlahan mengarahkan wajahnya yang tadi menempel di dada gue jadi menatap gue.
Gue: kayaknya tergantung orangnya sih.
Gue: kalo aku dulu mimpi, suasananya di kamar aku, terus berasa pengen pipis gitu.
Erin: kayak pengen pipis? Aku…
Lalu terdiam sendiri.
Gue: oh kalo cewek sama juga ya?
Dengan polosnya gue bertanya seperti itu.
Erin: gatau…
Lalu membenamkan wajahnya lagi ke dada gue.
Gue dalem hati: berarti iya.
Skip
Hari itu kita sekedar ngobrol seperti biasa, soal kampus, teman di kampus, seperti biasanya, kita ga kehabisan topik untuk dibicarakan hari itu. Hanya saja bertambah satu topik, yaitu soal seks, meskipun baru sebatas mimpi basah saja.
Gue: yang.
Erin: iyahh?
Gue: hmm… boleh ga aku..
Ketika gue bicara dengan nada seperti itu, sepertinya Erin menyangka kalau gue ingin melakukan hal kemarin lagi.
Ekspresinya untuk sesaat terlihat cemas-cemas penasaran.
no quote
Terakhir diubah:
penthoel_11
Tukang Semprot
Pertamax....
Lucu banget
Memang awkward sih kl ngomongin mimpi basah sama cewek
Lucu banget
Memang awkward sih kl ngomongin mimpi basah sama cewek
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
