Part XV : Bocah Ingusan
Beberapa bulan telah berlalu, dan semua sudah sesuai dalam skema perencanaanku, yang sekarang harus aku lakukan adalah memancing teguh suryadharma untuk keluar dari sarangnya lalu melenyapkannya dari muka bumi ini. terkadang dalam kehidupan ada baiknya bila seseorang tak harus naik kasta untuk menjaga keseimbangan yang ada, sifat serakahnya akan merusak keseimbangan itu.
Sudahlah.. simpan dulu ceramahnya untuk saat-saat terakhir nanti, kali ini aku harus berakting lagi untuk memuluskan dan mempercantik rencana yang telah ada, aku harus berurusan lagi dengan tante rahma yang beberapa bulan ini sangat dekat sekali dengan renald, berpikir tentang mereka berdua aku memiliki pertanyaan tentang siapa sebenarnya yang menjadi budak sex, renald jadi budak tante rahma atau tante rahma yang jadi budak renald, hahahha.... !.
Hanya sekedar berakting menyesal dan meminta maaf kepada tante atas semua kejadian di malam itu, supaya terkesan aku membutuhkannya karena selama ini tante terlihat sangat aktif dan seolah-olah membutuhkanku, dengan memanfaatkan rasa cemburunya padaku mungkin saja dia akan masuk kedalam perangkapku lagi.
"hans.. laporannya sudah siap !", ucap seorang wanita memecah lamunanku.
"hi mei.. selalu saja kau mengagetkanku !", ucapku terkejut.
"pasti kau ngelamun jorok !", celetuk mei.
"hahaha.. pasti kau sedang memancingku !", balasku.
Mei berjalan mendekatiku dengan langkah yang menggoda dan senyum misteriusnya, seolah aku akan dia terkam, namun tangan mei tiba-tiba mengarah ke penisku dan meremasnya.
"burungmu tegang hans, oleh karena itu aku simpulkan kau sedang ngelamun jorok !", papar mei.
"sialan kau mei.. sakit tau !", ucapku menahan malu.
"hehehe.. tapi enakan !", ucap mei menggodaku.
"hans.. aku ingin kau menyentuh tubuhku lagi, ayolah hans kita lakukan lagi !", ucap mei lagi dengan nada merayuku.
"apa yang sebenarnya kau pikirkan mei... !", ucapku pada mei.
"aku hanya kangen saat-saat seperti dulu hans !", ucap mei.
"sudahlah mei.. past is past !", cetusku.
Suasana ruang kerja begitu sepi hanya ada aku dan mei seorang, aku pun duduk di kursi kerjaku dan membaca isi laporan mei tentang tugasnya memata-matai joseph selama beberapa bulan ini, namun tidak ada satu hal pun laporan yang menunjukan gelagat mencurigakan dari joseph.
"mei, apa kau yakin telah melakukan nya dengan benar ?", tanyaku pada mei.
"sesuai dengan perintahmu hans !", ucap mei padaku.
"baiklah kita abaikan tentang laporan tertulis ini, aku ingin tanya langsung kepadamu mei ?", ucapku serius kepada mei.
"selama kau mengintai joseph, apa kau tidak menaruh kecurigaan sedikit pun tentang joseph ?", sambungku lagi.
"tentu saja ada hans dan sangat mencurigakan !", jawab mei.
"apa kecurigaanmu itu, katakan mei !?", ucapku.
"seperti yang kau baca pada laporanku hans.. aku tidak bisa mencium apa pun yang mencurigakan dari joseph, oleh karena itu aku sangat penasaran dengan dirinya, apa yang sebenarnya dia pikirkan !", jawab mei.
"dia tidak seperti joseph yang aku kenal... semua tindakannya terlihat sangat rapih sampai aku pun tidak merasakan kecurigaan darinya !", sambung mei lagi.
"dia mengawasiku.. apa hanya sekedar mengawasi tanpa melakukan apa pun, apa aku terlalu berpikir negatif tentang kakek dan joseph !", gumamku sendiri.
"tidak juga... ketenangannya bisa menghanyutkanmu, it's ok sekarang dengarkan aku mei !", ucapku pada mei.
"apalagi yang akan kau rencanakan hans ?", tanyaku pada mei.
"hentikan penyelidikanmu pada joseph, mungkin dia sudah tau kalau aku sedang memata-matainya !", ucapku pada mei.
"hans.. apa kau sudah mempercayainya, jangan remehkan musuhmu hans !", saran mei.
"dia hanya berpura-pura mati supaya pemangsanya mengalihkan perhatian darinya, dia sengaja menghentikan semua rencananya karena tau sedang dalam pengawasan, oleh karena itu biarkan saja dia menjalankan rencananya !", jelasku.
"bukankah lebih baik jika terus menekannya supaya dia tidak bisa bergerak bebas dalam menjalankan rencananya !", saut mei.
"percuma saja mei.. jika seperti itu sama saja aku memupuk parasit dalam team kita, jika kau terus memata-matainya dia tidak akan pernah bergerak dan bertindak sebaliknya kepada kita yaitu mengawasi kita karena dia bisa dengan leluasa berhubungan dengan team ini, selama dia mengawasi kita selama itu pula dia akan mendapatkan informasi tentang kita, jadi cara terbaik untuk mencabut parasit ini adalah dengan membiarkannya bergerak agar kita tau kemana tujuannya lalu kita akan hentikan dia !", paparku pada mei.
"lalu apa tugasku selanjutnya ?", tanya mei.
"kau sangat mahir dalam management keuangan, mungkin karena kau orang china, hehehe... !", ucap bercanda.
"bercandamu sangat garing hans !", ucap mei sinis.
"hahaha... aku punya tugas lain untukmu mei yaitu tentang kerjasama perusahaan ini dengan perusahaan suryadharma, usahakan untuk selalu memberi keuntungan yang lebih kepada perusahaan suryadharma, selalu berikan keuntungan 70% kepada mereka dan gunakan 30%nya untung menopang perusahaan ini, mungkin selama 1 tahun kedepan sampai aku ambil ahli perusahaan itu !", ucapku pada mei.
"apa kau ingin melihat otakku berhamburan keluar, 30% untuk menopang kinerja perusahaan, kau sudah sinting hans !", ucap mei dengan kesalnya.
"hahaha... sudahlah jalankan saja dulu, jika tidak memungkinkan lagi baru kita akan bicarakan lagi tapi sepertinya tidak akan memakan waktu lama, tidak sampai 1 tahun !", ucapku pada mei.
"dan satu lagi tugasmu adalah mengawasi renald, karena renald adalah penghubung antara perusahaan ini dan perusahaan suryadharma, buatlah supaya dia mau menceritakan semuanya yang berhubungan dengan suryadharma !", ucapku lagi.
"ohh my god... kau benar-benar menyusahkanku hans !", ucapnya mei.
"baiklah aku akan memberimu sedikit bantuan, lihatlah !", balasku.
Aku pun menggunakan telepon kantor untuk menelepon renald dan menyuruhnya untuk menghadapku di ruangan kerjaku sekarang juga, tak selang berapa lama kemudian renald pun datang menghadapku.
"hi renald, duduklah dulu dan santai saja ?", ucapku pada renald.
"kini kau harus menjawab seluruh pertanyaanku dengan jujur !", ujar dengan mengintervensi dirinya.
"ingatlah.. aku lah yang berkuasa saat ini, jika kau melakukan kesalahan sedikit saja aku akan menyuruh kakek untuk memecatmu !", ucapku mengancam renald.
"aku ingin kau ceritakan sejauh apa hubunganmu dengan bu rahma ?", tanyaku tegas.
"partner bisnis dan relasi dari perusahaan ini !", jawab renald dengan gugup.
"hey.. apa aku terlihat bodoh sehingga akan percaya pada omonganmu itu !", ucapku pada renald.
"satu bulan yang lalu aku melihatmu jalan berduaan dengan bu rahma di salah satu mall, dan kalian terlihat begitu mesra, apa kau bisa menjelaskan kepadaku tentang hal ini ?", tanyaku.
"eeehhh.. kaa..mi... saya hanya menemani bu rahma berbelanja saja !", ucapnya dengan sangat gugup dan ketakutan.
"baiklah aku akan menelepon kakek dan melaporkan tentang kelakuanmu ini, sepertinya kau akan kena getahnya !", ucapku mengancamnya.
Aku pun berpura-pura mengambil handphoneku dan melakukan gestur seolah sedang mencari kontak telepon dan melakukan panggilan kepada kakek, seperti dugaanku dia sangat ketakutan dan memintaku untuk menghentikan aksi meneleponku.
"baiklah pak... saya aku berkata sebenarnya !", ucapnya dengan ketakutan.
"ceritakan sedetailnya !", ucapku dengan berpura-pura mematikan teleponku.
"beberapa bulan belakangan ini saya dan bu rahma terlibat hubungan asmara, ku lihat bu rahma sangat sedih jadi saya memanfaatkan peluang tersebut untuk mendekatinya dan berusaha membuatnya nyaman dengan saya seperti perintah pak hans terhadap saya waktu itu kemudian bu rahma lama kelamaan meresponnya dan kita pun terlibat dalam asmara !", ucapnya dengan menunduk malu.
"bodoooohh... apa kau tau resiko dari tindakanmu ini, apa kau tidak punya otak, tolol !', ucapku dengan memakinya.
Disisi lain kulihat mei sangat menikmati pertunjukan ini, dia memang sangat mengenalku dia juga sudah tau bahwa aku tidak akan mungkin semarah itu dengan anak buahku, dia tau kalau aku hanya berakting saja.
"maafkan saya pak !", ucap renald penuh penyesalan.
"baiklah.. kali ini aku memaafkanmu tapi kau harus menuruti perintahku !", ucapku.
"baiklah pak !", ucapnya padaku.
"tapi sebelum itu aku akan bercerita sedikit tentang rencanaku yang sebenarnya, aku di kirim oleh kakek kesini untuk mengemban misi rahasia yaitu menggulingkan perusahaan yang di pimpin oleh bu rahma. kemarahanku kepadamu adalah kau telah merusak rencanaku, sejak awal aku sudah bilang kepadamu untuk bersikap senormal mungkin tapi kau malah tergoda oleh bu rahma !", paparku.
"tapi rencana yang rusak ini bisa diperbaiki jika kau menurut denganku jika tidak maka aku akan melaporkan semua kejadian ini kepada kakekku, akan aku ceritakan bahwa kau telah merusak semua rencanaku !", ucapku mengintimidasi.
"baiklah pak hans... saya akan menuruti semua kemauan pak hans !", ucapnya dengan gugup.
"aku ingin kau mencari tau tentang semua rahasia dari perusahaan itu dan juga semua rahasia yang di simpan oleh bu rahma, rayu dia untuk mau bicara kepadamu, itu adalah tugas utamamu dan untuk kerjasama kedua perusahaan kau bisa mengandalkan mei, jadi kau dan mei akan menjadi partner untuk sementara waktu, kau bisa memberikan semua informasi itu kepada mei dan mei akan memberikannya kepadaku !", tuturku.
"apa kau sudah paham ?", tanyaku.
"baiklah pak.. saya paham !", ucapnya.
"aku tidak akan menghalangi asmaramu dengan bu rahma, yang aku butuhkan hanyalah sebuah informasi setelah itu lanjutkan saja asmaramu. kau boleh pergi sekarang !", ucapku.
Dengan wajah tertunduk penuh rasa malu dan ketakutan dia pun pergi meninggalkan ruangan kerjaku, sangat disayangkan manusia seperti dia harus terjebak dalam masalah serumit ini.
"hans, kenapa kau ceritakan tujuanmu kepadanya sedangkan kau tau kalau dia adalah mata-mata yang dikirim oleh kakekmu ?", tanya mei.
"kakek mengirimku untuk menjalankan misi balas dendam kepada keluarga itu tapi kakek tidak mengetahui rencanaku seperti apa, yang kakek tau hanyalah kehancuran keluarga suryadharma beserta perusahaannya !", paparku.
"jadi membongkar misiku kepada mata-mata kakek bukanlah hal salah, justru dengan demikian baik kakek mau pun renald tidak mencurigaiku kalau aku sudah mengetahui jati diri renald yang sebenarnya !", lanjut dari paparku.
"ohh... aku heran kenapa kakek mengirimkan orang sebodoh dia untuk memata-mataimu !", ucap mei.
"kakek, joseph dan renald adalah satu kesatuan, intinya kakek tidak sepenuhnya mempercayakan tugas ini kepadaku dengan mengirim mereka untuk mengawasiku !", jawabku.
"tapi keren juga acting mu tadi hans !", sindir mei kepadaku.
"ahh.. kau terlalu memujiku, hahahaha... !", tawaku.
"ohh yaa.. nanti kalau shandy sudah datang suruh dia menemui ku di caffe bean PI, aku harus keluar dulu ada janji dengan someone !", ucapku kepada mei.
"someone..., who ?", tanya mei.
"someone like you, hahaha.. !", ucapku bercanda.
"adele donk jadinya !", saut mei dengan ketus.
Aku meninggalkan kantorku untuk menuju ketempat tujuanku yaitu di caffe bean plaza indonesia, aku sudah membuat janji dengan tante rahma agar bisa bertemu hari ini, lagi-lagi aku harus beracting layaknya aktor. dan setibanya di coffe bean aku pun menunggu kedatangan tante rahma yang sepertinya dia sedikit terlambat, sembari menunggu aku pun memesan minuman untuk dua orang.
Satu jam kemudian...
"maaf.. sudah membuatmu menunggu !", ucap seorang wanita kepadaku.
"ohh tante.. tidak biasa tante tidak tepat waktu, apalagi selambat ini !", ucapku.
"sepertinya aku tidak punya waktu banyak, jadi bisa langsung ke intinya saja !", ucapnya sangat sinis.
Rupanya tante rahma masih marah terhadapku, sifatnya sangat acuh dan sepertinya dia tidak nyaman saat di dekatku, sangat bertolak belakang dengan biasanya, tante rahma sudah tidak membutuhkanku lagi. dengan begini rencanaku selanjutnya akan berjalan mulus.
"aku hanya ingin meminta maaf langsung kepada tante atas kejadian waktu itu, aku benar-benar menyesal tante !", ucapku dengan nada melemah.
"aku sudah memaafkanmu !", ucapnya singkat.
"aku tidak tau harus ngapain lagi, perubahaan sifat tante benar-benar membuatku serba salah, aku takut tante akan mengira bahwa aku memanfaatkan tante saja untuk mau menanda tangani kontrak tersebut dan setelah selesai aku akan menyia-nyiakan tante !", jelasku.
"aku juga sempat berpikir seperti itu !", ucapnya jutek.
"aku tidak tau harus bagaimana membuktikannya tapi jujur bahwa aku tidak memanfaatkan tante untuk hal tersebut !", ucapku.
"yaa.. tante percaya !", ucapnya singkat dengan tatapan tajam mengarah ke mataku.
"sebenarnya pertemuan ini aku hanya ingin memastikan tentang hal ini, karena hal ini bisa mempengaruhi pekerjaanku, aku sangat membutuhkan pekerjaan ini untuk masa depanku jadi aku mohon tante terimalah maafku, sekali lagi aku meminta maaf kepada tante atas semua yang telah terjadi !", ucapku.
"aku harap tante bersikap seprofesional mungkin untuk tidak memutus kontrak kerjasama itu, hanya itu saja tante yang ingin aku utarakan pada tante !", ucapku dengan wajah bersedih.
"hans.. tante sudah memaafkanmu dan sampai saat ini pun tante masih percaya kepadamu dan tante juga sangat profesional dalam bekerja !", ucapnya.
"hans, apa kau pernah merasakan cemburu dan sakit hati terhadap orang yang kau sayangi ?", tanya tante kepadaku.
"pernah tante !", ucapku.
"seperti itulah perasaan tante saat kejadian di gedung bioskop itu dan sampai saat ini pun masih sama, aku tidak tau kenapa aku sangat nyaman saat berada di dekatmu tapi melihatmu dengan mantanmu itu aku merasa seakan-akan kau akan di rebut dari tangan tante oleh sebab itu tante berusaha untuk menghalanginya tapi kau malah membiarkan dia dan mengacuhkan usaha tante !", ucap tante.
"tante merasa seakan kau tidak pernah menganggap tante ini ada dalam kehidupanmu, mungkin inilah yang di namakan puber kedua dan bodohnya tante merasakannya pada pria sepertimu, pria yang bisa membuatku nyaman dengan kepolosannya, sifatnya yang to the point dan kejujurannya tapi sayangnya aku tertusuk oleh sifatmu itu !', ucap tante lagi.
"aku tidak ada maksud untuk membawa tante kedalam kehidupanku, maafkan aku tante atas kelakuanku ini !", ucapku pada tante.
"sudahlah semua sudah usai.. hubungan kita telah berakhir dan tante juga sudah mendapatkan penggantimu !", balas tante.
"semoga saja dia orang yang tepat untuk tante !", ucapku pada tante rahma.
"tentu saja dia lebih dewasa darimu walaupun umur kalian tidak jauh berbeda !", cetus tante rahma.
"jika sudah selesai apa aku boleh pergi !', sautnya lagi.
"baiklah tante, terima kasih banyak atas waktunya !", ucapku pada tante.
Tanpa membalas ucapanku tante rahma pun pergi meninggalkanku sendiri di caffe ini, sepertinya berjalan lancar dan sesuai dengan semua rencana awal, kini hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menarik pelatuknya. kini aku pun menghubungi shandy untuk mencari tau dimana dia sekarang, karena aku sudah janji dengan shandy untuk bertemu di tempat ini juga, aku sengaja mengatur selisih waktu 2 jam dengan jadwalku bertemu dengan tante.
Akhirnya shandy pun datang juga....
"sory hans agak telat, jalanan sangat macet !", ucapnya.
"seperti inilah jakarta, maklumin saja !", sautku.
"bagaimana dengan hasil laporanmu terhadap nova ?", tanyaku.
"dia sangat penurut sekali denganmu, semua berjalan lancar hans dan nova juga bisa di bilang sangat profesinal dalam menjalankan misinya, sampai sejauh ini berjalan dengan mulus sesuai instruksimu !", papar penjelasan shandy.
"good job... lalu bagaimana dengan kedekatan nova dengan keluarga itu !", pujiku.
"menurut nova dia sangat dekat sekali dengan nyonya rahma, istri dari teguh suryadharma. nova juga bilang kalau dia kesulitan untuk mendapatkan perhatian dari teguh suryadharma oleh karena itu dia mengalihkan sasarannya pada istrinya !", tutur shandy.
"nice... bagus sekali !", ucapku.
"dan ada satu hal lagi, baru saja nova mengabariku lewat pesan singkat BBM bahwa ada anggota baru di keluarga tersebut !", ucap shandy.
"ehmm... anggota baru, siapa dia ?", tanyaku penasaran.
"seorang anak ingusan Nathael Suryadharma !", jawab shandy.
"Nathael Suryadharma, kenapa dia bisa berada di rumah itu ?", tanyaku kepada shandy dengan sangat penasaran.
"sepertinya ini dampak dari perbuatanmu yang membuat keluarga teddy suryadharma terpecah belah, teddy mengalami kekalahan dalam hak asuh anaknya, oleh karena itu dia mengirim anak lelakinya Nathael Suryadharma ke rumah itu untuk dititipkan pada adiknya teguh suryadharma, supaya anak lelakinya itu tidak diambil oleh istrinya teddy yang sudah memenangkan hak asuh pengurusan anaknya !", jelas shandy.
"menurutku kau tidak usah mempedulikannya dia baru masuk SMA tahun ajaran ini, dia hanya bocah kampung yang baru datang ke kota !", tutur shandy.
"bocah ingusan.. bocah kampung.. sepertinya hanya debu kecil, sekali tiup juga hilang !", sautku.
Baiklah semua sesuai dengan rencana, waktu kita senang-senang dan menikmati waktu untuk kemenangan kita yang sudah menunggu di depan mata !.
Next Part : Debu Yang Menjadi Duri