Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG High School Detective

Bimabet
File 58 Aileen Thrilling Exhibition Part 2

Malam semakin larut saat Ai dengan tubuh polos telanjang bulat berjalan memasuki area TPA Jakarta yang amat sangat luas. Ai menutup hidungnya rapat saat bau busuk dari sisa sisa sampah yang dikumpulkan hari ini menusuk hidung Ai.

Sungguh pemandangan yang kontras sekali, melihat seorang gadis cantik bertubuh mulus malam malam berdiri sendirian di tengah tengah tumpukan sampah berbau anyir itu.

"Wooow..." begitu melewati pintu gerbang lapangan luas itu, tanpa sadar Ai berguman takjub. Suasana TPA itu ternyata begitu rapi dan teratur, jauh dari bayangan Ai yang mengira tempat itu bakal kumuh, kotor dan menjijikkan.

Sejak kursi gubenur di jabat oleh tuan Adiguna, suasana TPA itu memang sudah tidak sekumuh dulu lagi. Dengan tangan dinginnya Adiguna mengubah TPA itu menjadi TPA modern dan hijau, dengan fasilitas pengolahan sampah yang sangat canggih, komplit dengan fasilitas recycle-nya juga.

Sebuah taman asri sepanjang samping lapangan tempat pengolahan limbah itu membuat suasana TPA itu tidak berasa kumuh dan jorok lagi , good job mister gubenur!

Ai sepertinya sudah mulai terbiasa dengan tubuh telanjang tanpa sehelai baju membungkus auratnya itu, hingga kini gadis mungil itu dengan enteng mondar mandir mengelilingi tempat luas itu lupa menutupi payudara besar dan kelaminnya yang terbuka tanpa tutup.

Ai memandang hamparan lapangan luas itu, menemukan koper kedua di padang sampah itu sepertinya bak mencari jarum di tumpukan jarum, masak dirinya harus nyemplung dalam lautan sampah itu demi mencari koper ke dua sih?

Eiiit..., tapi tunggu dulu Ai, bukankah tadi si gembel beraambut gondrong itu sudah memberikan peta buat Ai ya?, teringat peta dari Zlatan tadi Ai menepok jidatnya sendiri yang pikun.

Ai membuka peta dari Zlatan yang tadi ia selipkan di gagang sekop yang ia bawa tadi. Selembar kertas putih itu berisi gambar gambar bangunan yang menunjukkan peta TPA itu.

"nnnghh... ini pintu gerbang, trus ini tamannya ya....ok kalo ga salah berarti sekarang Ai ada di sini nih..." Ai menunjuk gambar taman di peta pemberian Zlatan.

"terus di mana kopernya ya?" Ai menelusuri peta itu lebih teliti dan menemukan sebuah lambang huruf X besar di pojokan peta, tanda X itu terletak di samping gambar gedung pengolahan limbah yang terdapat di pojok bagian paling belakang dari TPA itu. Sepertinya disanalah lokasi tempat koper kedua di kubur.

"Ya, sepertinya di sini nih, ok kalo Ai gitu harus cepat cepat temukan koper nomer dua ini dan segera pergi dari sini nih, sebelum badan Ai keburu ikut bau." Ai mengibas ibaskan tangan di hidungnya mencoba mengusir aroma tak sedap di sekelilinginya itu.

Berdasar petunjuk dari peta dari Zlatan, Ai kemudian berjalan memutari lapangan utama menuju ke bagian belakang gedung tempat pengolahan limbah. Tepat di belakang gedung besar pengolahan limbah itu rupanya terdapat sebuah gudang kecil terbuka tanpa dinding dan hanya beratapkan lembaran lembaran seng. letak Koper kedua rupanya tepat berada di ujung belakang bangunan terbuka itu.

Ai dengan percaya diri berjalan memasuki gudang itu, kali ini yakin koper ke dua dapat ia temukan dan ia dapatkan dengan cepat.

tetapi tidak semudah itu Ai, Deggg... degg, jantung Ai berdebar kencang begitu masuk ke dalam gudang itu dan melihat pemandangan yang terhampar di lantai gudang itu.

"glukk... " wajah Ai langsung tegang dan pucat pasi, saat mengetahui bahwa gudang itu ternyata tidak kosong seperti dugaannya tadi. Ada puluhan pria yang tidur terlelap berdesakan di lantai gudang itu.

Sepertinya mereka adalah para kuli pekerja TPA dan para pemulung yang biasa bekerja di TPA itu sehari hari. Tubuh tubuh yang bergeletakan dan rata rata telanjang dada itu nampak kekar dan hitam legam terbakar terik matahari.

Ai berdiri ragu ragu di depan gudang itu, ada sekitar 100 pria tertidur di gudang itu, dan sewaktu waktu salah satu dari pria itu mungkin bangun dari tidurnya dan memergoki Ai malam malam sendirian di dalam TPA itu.

Ai melirik tubuh-nya kemudian menyilangkan tangannya menutupi puting payudara dan selangkangannya lagi, yang jadi masalah sekarang adalah kondisi tubuh Ai yang telanjang bulat tanpa sehelai kain-pun menutupi auratnya, bisa dibayangkan apa yang terjadi kalo para pria pekerja yang sebagian besar adalah imigran dari desa itu terbangun dan menemukan seorang gadis cantik bertubuh semok telanjang bulat di sarang mereka.

Para pekerja itu rata rata sudah pergi berbulan bulan meninggalkan istri di desanya, berbulan bulan tak melampiaskan nafsu biologisnya tanpa berhubungan badan dengan istri mereka, dapat di bayangkan seberapa besarnya tekanan libido masing masing pekerja itu sana ini.

Pikiran Ai berputar putar antara memilih lari meninggalkan TPA itu secepatnya atau tetap mengambil koper di dalam gudang untuk menyelamatkan teman temannya.

"Najwa..., Ai harus menolong Najwa" teringat nasib Najwa sahabatnya, Ai meneguhkan tekadnya untuk tetap mengambil koper kedua meski dengan resiko di gangbang oleh para pemulung dan kuli pekerja TPA itu.

"lakukan dengan hati hati dan tanpa suara Ai, ayo kamu bisa" Ai menyemangati dirinya sendiri.

Berjalan mengendap endap, Ai melangkahi satu persatu tubuh pria pria yang berserakan di lantai gudang itu, Ai berjinjit sepelan mungkin dan sebisa mungkin tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

Tubuh putih telanjang Ai bergerak pelan di antara tubuh tubuh hitam legam itu hingga sampai di ujung gudang.

Ai berhenti tepat di bagian belakang dari gudang itu, di mana terdapat sebuah tulisan voucher dua tergores dengan jelas di permukaan tanah di tempat Ai berdiri sekarang.

Ai menggerutu dan menarik nafas sebel karena letak posisi tulisan itu ternyata sangat dekat bersebelahan dengan tubuh seorang kakek tua yang tergeletak tertidur pulas di lantai. Ai harus sungguh berhati hati menggali tanah di sekitar tubuh terlelap itu supaya si kaket itu tidak terganggu dan terbangun dari tidur lelapnya.

Ki Anom merupakan kuli pekerja paling tua dan senior di TPA itu, sudah bertahun tahun kakek tua itu mengabdi di situ.

Ai mengedarkan pandangan ke sekeliling gudang memastikan tidak seorangpun yang masih terbangun. Udara dingin menina bobo-kan para pekerja yang kelelahan itu.

Ai mengangkat sekop di tangannya dan bersiap menguruk permukaan tanah tempat koper kedua di simpan saat tiba tiba Sugeng, salah satu pemulung di TPA itu mengigau dan memanggil manggil nama istrinya dalam tidurnya.

"Oooh, Darmi, aku kangen sama kamu nduk.., ooohh!!" Terdengar suara jelas dari belakang Ai yang membuat jantung Ai serasa copot.

Ai diam membeku tak berani bergerak, bisa gawat nih kalo Sugeng sampai bangun.

Sugeng terus mengigau dan membolak balik tubuhnya. Semenit kemudian Sugeng sudah tenggelam dalam tidurnya lagi.

"Fiuh..." Ai menarik nafas lega mengelap butir butir keringat dingin segede biji jagung di dahinya, suasana tadi bener bener horror buat Ai.

Ai kembali melirik ke tanah yang hendak gali tadi.

"Yah, nih si kakek kenapa pindah pindah sih?" Ai menggerutu lagi, karena posisi tidur si kakek Anom ternyata telah berubah. Kakek Anom tidur menelentang di lantai dengan tangan dan kaki dan tangan terbuka lebar menyerupai huruf X.

Yang bikin tugas Ai tambah sulit adalah karena sekarang posisi tulisan voucher dua di lantai itu kini tepat berada di antara tengah tengah dua kaki kakek Anom yang mengangkang lebar, sedikit di bawah selangkangan kakek Anom.

Wah..., kini Ai harus extra hati hati menggali lubang tempat koper dua di tanam.

Tak... tak...tak dengan sangat berhati hati Ai mengayunkan sekop menggali tanah di depannya, Ai dengan awas mengawasi gerakan kaki Anom. Ai tidak mau sampai gerakan sekopnya kebablasan menghajar selangkangan kakek Anom.

Keringat mengucur membasahi tubuh Ai, tubuh telanjang Ai yang basah kuyup oleh keringat mengkilat kilat sungguh menggiurkan. Butir butir keringat di dada Ai memgalir dan menetes turun dari ujung puting susu Ai. Ooh... tubuh telanjang Ai yang basah itu sungguh sangat menggiurkan sekali.

"Yeah sedikit lagi Ai.." Ai berbisik semangat saat ujung koper kedua mulai terlihat menonjol dari balik tanah.

Ai mengayunkan sekopnya lagi dan lagi hingga kini separuh koper itu mulai terlihat.

Namun sakit semangatnya Ai sampai lupa kalo tepat di samping lokasi Ai menggali, ada kakek Anom yang tidur di sebelahnya.

Sial buat Ai, hentakan sekop Ai yang terakhir rupanya terlalu kuat hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

Suara dentingan sekop itu mengagetkan kakek Anom dan tak sengaja membangunkannya dari tidur.

Begitu membuka matanya kakek Anom langsung terperanjat mendapati seorang gadis tanpa busana berdiri tepat berhadapan dengan selangkangannya, gadis itu sangat cantik, berkulit putih mulus.

Dan yang bikin kakek Anom semakin takjub adalah dua gundukan susu Ai yang bulat sempurna dengan puting merah muda yang imut memancung nampak polos terhampar dengan jelas tanpa sehelai kain menutupinya tepat di hadapannya.

"Kyaaa... jangan lihat..." telat menyadari bangunnya kakek Anom, Ai cepat cepat menutupi segitiga kemaluannya menutupi belahan vagina-nya, namun terlambat buat Ai, kakel Anom beruntung sempat melihat bibir tembem vagina Ai pada dinding kemaluan Ai yang di tumbuhi bulu bulu pubis tipis itu.

"Oooh ada bidadari..." kakek Anom mengucek ucek matanya takjub, tuing...di tengah selangkangannya langsung terlihat tongolan membengkak yang mencurigakan.

"Psst kakek, Ai minta tolong jangan rame rame ya,Ai cuman sebentar Ai harus menolong teman Ai yang di tangkap sama orang jahat, please tolong Ai ya" Ai berbisik memohon dan meminta kakek Anom sudah tidak rame dan tidur kembali.

Jangan sampai kakek Anom membangunkan rekan lainnya, wah bisa gawat ini.

Namun kakek Anom malah cengesesan dab bangkit berdiri langsung menghampiri Ai. Ai beringsut mundur sambil berusaha menutupi area vital tubuhnya dengan kedua tangannya, menjauh dari kejaran kakek Anom yang matanya jelalatan menjelajah seluruh lekuk tubuh telanjang Ai.

"Dari mana kamu nduk, sini temani kakek dulu ya.."begitu dekat dengan Ai si kakek cabul itu mencolek bulatan payudara kanan Ai yang tak tertutupi tangan Ai dengan sempurna.

"Kyaaa.. dasar kurang ajar, Ai minta waktu bentar kakek, bentar lagi Ai pergi dari sini" Ai bersungguh sungguh memohon bantuan dari kakek Anom.

Tapi si kakek Anom tak menggubris kata kata Ai,tubuh pria tua yang kekar itu langsung menubruk dan memeluk Ai.

"Kyaaa... lepasin Ai" Ai meronta saat kakek Anom langsung membenamkan wajahnya dan mendusal dusal dalam gumpalam susu Ai. Si kakek cabul itu langsung menciumi dan mencoba mengkenyot susu Ai.

"Dasar kakek cabul..." duag...reflek saja Ai mengayunkan kakinya menendang selangkangan kakek Anom hingga biji pelernya serasa pecah.

"Uuunngh...waduh..biyung, kontiku mbledoss" kakek Anom melenguh dan ambruk ke lantai sangat kesakitan.

"Aduh... maaf maaf kakek, Ai ga sengaja..., maafin Ai kek, bentar lagi Ai pergi dari sini kek" Ai mencoba menolong kakek Anom yang ambruk di lantai.

Ditolong oleh Ai, kakek Anom malah balas me-mentung Ai dengan berteriak kencang membangunkan para pekerja yang lain.

"Bangun... bangun... ada maling... ada maling" kakek Anom berteriak teriak lantang.
"Ehh... jangan ramai kek, ntar bangun semua" Ai panik memandang ke sekelilingi, nampak beberapa kuli mulai terganggu tidurnya karena teriakan kakek Anom.

"Ada maling... ada...akkk....." Kakek Anom tak melanjutkan kata katanya.

Buugh, Ai mengayunkan sekopnya menghajar kepala kakek Anom hingga si tua itu kelenger.

"Aduh maaf..maaf kek" Ai menghampiri kakek Anom tak mengira pukulan pelannya tadi ternyata cukup mematikan buat kakek Anom. Ai mengira masalahnya sudah terselesaikan dengan pingsannya kakek Anom, tapi ternyata Ai salah.

"Hei siapa kamu?!!, malam malam koq ga pake baju!!" Terdengar bentakan keras Sugeng dari belakang Ai.

Degg...Ai langsung mati kutu kali ini, tubuh Ai langsung gemeteran saat menoleh ke belakang dan di lihatnya Sugeng berdiri menghadang di hadapannya.

Di belakang Sugeng berdiri puluhan pria lain berbadan kuat memandang dengan wajah galak ke arah Ai.

"Cantik...cantik.. si eneng cantik banget bos" Jamal yang ada di sebelah Sugeng langsung berteriak senang saat melihat wajah cantik Ai.
"Kulitnya putih bener bos, gluk" pria lain bersuit suit mupeng saat melihat siluet tubuh telanjang Ai.

"Jangan cerewet saja, cepet tangkap dan bawa cewe itu ke sini"perintah Sugeng pada konco konconya, berbadan paling besar dan kuat, otomatis Sugeng menjadi pemimpin tidak resmi dari para pemulung dan kuli kuli itu.

"Ehh lepasin... lepasin Ai" percuma saja Ai meronta saat lima pria bertubuh tegap menangkap dan menyeret Ai ke tengah tengah gudang.

Tsk..tsk decak kagum dan siulan cabul terdengar di seluruh penjuru gudang saat tubuh telanjang Ai di gelandang ke tengah ruangan.

"Cepat bawa ke sini" Sugeng berteriak memanggil kelima pria yang menangkap Ai itu.

Gyut.***ut.. dalam keramaian Sodikun salah satu pria yang menangkap Ai dengan nakal mengambil kesempatan dan meremas susu kanan Ai dengan keras.

"Kyaaa... dasar kurang ajar" dalam kerumunan massa Ai masih sempat menepis tangan Sodikun yang mengkiwil kiwil susunya barusan.

"Empyuk banget, susu-nya gede dan kenyel banget!!" Tawa Sodikun terbahak bahak, Sodikun menjulurkan tangannya lagi hendak menjamah payudara Ai lagi.

Plakk..plak.. dengan gagah berani Ai menampar Sodikun bolak balik hingga Sodikun terjerembab ke lantai.

"Huuuu...Sodikun kalah sama cewe ha...haa..." suara gelak tawa mengejek Sodikun terdengar di seluruh penjuru gudang.

Sodikun berdiri dengan wajah malu dan hendak membalas pukulan Ai, tapi Sugeng langsung menahannya.

"Minggir kamu, biar saya tanya tanya dulu" Sugeng berdehem, dan langsung membuat Sodikun mundur dengan teratur.

Puluhan kuli dan pemulung itu berdiri melingkari dan mengerumuni Ai di tengah tengah mereka, dengan susah payah Ai menutupi ketelanjangannya dari tatapan pria pria itu.

Sugeng berdiri di hadapan Ai, bola mata-nya bergerak memandangi sekujur tubuh Ai dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Sugeng tak ayal meneguk ludah, di hadapan rekan rekannya ia ingin terlihat kuat dan tak tergoda tubuh Ai, tapi gagal total. Konti di balik kolornya menegang sempurna dan nampak menonjol di bawah tubuhnya.

"Siapa kamu? " tanya Sugeng pada Ai yang meringuk ketakutan di tengah tengah gerombolan pria yang kehausan kasih sayang itu.

Sugeng teringat Darmi, istrinya di desa sana, yang selalu berpesan padanya untuk selalu menghargai dan menjaga semua wanita, sama seperti Sugeng menghargai dan memperlakukan Darmi dengan baik. Pesan dari istrinya itu membuat Sugeng dapat mengendalikan dirinya.

"Anu... anu Ai mau cari barang berharga Ai yang hilang kemaren, Ai janji setelah ketemu Ai bakal cepat pergi dari sini" Ai mencoba bernegoisasi dengan Sugeng yang sepertinya orang baik.

"Hmm.. cari barang yang hilang malam malam dan dalam kondisi kaya gini?" Sugeng mengernyitkan dahinya.
"Iya..iya Ai ga bohong, Ai harus cepat menemukan barang itu untuk menolong teman Ai, please bebasin Ai"

Tubuh kuli kuli itu semakin dekat saja mengerubungi tubuh mungil Ai.

"Bohong...bohong bos..., ini cewe pasti maling" Cahyo yang berdiri di belakang Ai dan dari tadi tekun memelototi bokong Ai memprovokasi rekan rekannya.

"Iya bos... pasti di tangannya dia ngumpetin sesuatu itu" seorang pria legam berteriak menunjuk tangan Ai yang mendekap erat dadanya.

"Buka... buka... suruh buka tangannya..." massa yang terprovokasi mulai liar dan tak terkendali.
"Kalo bener maling, kita perkosa rame rame aja bos, biar kapok" hasut Sodikun membuat suasana massa makin panas

Cahyo tak dapat menahan dirinya lagi, buah pantat Ai yang bundar bagai bakpao sungguh menggiurkan. Tangan pemuda itu menjulur dan meraba raba pantat Ai, tanpa Ai bisa menghindarinya.

Bughh.. buggh... baru sedikit saja Cahyo menjamah tubuh Ai, pukulan bertubi tubi dari Sugeng langsung menghajar Cahyo, hingga Cahyo tersungkur di lantai.

"Diam..diam..., semuanya manut sama aku, kalo ada yang berani mencolek cewe ini lagi, bakal langsung aku hajar"Sugeng berteriak menunjukkan otot kekuasaannya meminta massa untuk tenang.

Sugeng-pun kembali datang dan menginterogasi Ai.

"Supaya kami yakin, Ayo tunjukan apa yang kamu sembunyikan di balik tanganmu itu neng..."pinta Sugeng mengikuti kemauan ngawur teman temannya.

Ai menggelengkan kepalanya pelan, sungguh permintaan yang konyol dan di buat buat, karena jelas jelas semua sudah tahu di balik tangannya yang terlipat di dadanya itu Ai hanya menyembunyikan bulatan payudara dan puting susu-nya dari tatapan para pria itu.

"Buka dan tunjukkan tanganmu neng, atau kami yang akan menggeledahmu ramai ramai..." Sugeng serba salah, dirinya tahu betul niat para provokator itu cuma ingin melecehkan Ai, namun sepertinya inilah satu satunya jalan untuk meredam emosi kawan kawannya itu.

"Buka... buka... buka..." suara para provokator bersahut sahutan.

Ai menunduk kebingungan mendengat tuntutan para kuli kuli itu. Apa Ai lari saja ya?

Di saat Ai sedang panik dan ragu menentukan langkah selanjutnya, di lihatnya sekelebat bayang Zlatan yang mengendap endap di belakang kerumunan pria pria yang bergerombol mengerumuni Ai itu.

Zlatan menaruh jari telunjuknya di depan bibir meminta Ai untuk tetap tenang.

Zlatan mengendap ke tempat koper kedua di kubur, dengan isyarat tangannya Zlatan memberi isyarat pada Ai untuk mengulur ulur waktu sementara ia mengambil koper kedua dari dalam tanah.

"Iya.. iya.. Ai buka tangan Ai" akhirnya Ai buka suara menuruti keinginan gila para pria pria itu.


Pelan pelan Ai melepaskan tangan kanan yang melingkar di dadanya turun ke bawah menyusul tangan kirinya yang dari tadi menutupi kemaluannya.

Blooob, begitu lengan tangan Ai yang menahannya hilang, bongkahan gunung kembar di dada Ai langsung melenting dan bulat membesar sempurna.

"Wooow..." decak kagum terdengar di seluruh penjuru gudang menyaksikan payudara Ai yang montok dan padat membusung di dada Ai.

Dua puting berwarna merah muda yang sungguh kontras dengan warna kulit Ai yang putih bersih imut mengacung di puncak susu Ai. Udara dingin yang menerpa tubuh Ai membuat pentil sensitif Ai itu mengeras dan membesar.

"Gede banget...!!" Celetuk para pria itu bergantian. Panorama payudara Ai sungguh membuat para pria dalam ruangan itu sange berat.



"Bersih, gadis ini tidak mencuri...!!"Sugeng berteriak lantang ditengah tengah para pria yang sedang terbius lekuk susu Ai itu.

Namun dasar para provokator itu memang hanya ingin cari gara gara saja dengan tujuan akhir memperkosa Ai, para provokator itu dengan di motori Sodikun dan Cahyo kembali berteriak teriak menyebarkan hasutan.

"Tidak percaya, lebih baik kita geledah ramai ramai saja gadis ini" teriak Sodikun
"Ya... ya setuju, sekalian di remes remes sekalian tuh ceww, tuh susu bener bener ngemesin" provokator mesum yang lain menimpali kata kata Sodikun.

Suasana makin panas, beberapa orang yang sudah tak terkendali berusaha menjulurkan tangan untuk menjamah Ai.

Sugeng nampak susah payah menepis tangan tangan cabul yang datang bergelombang ingin melecehkan Ai itu.

Dari belakang beberapa orang yang terkena hasutan Sodikun berusaha merangsek maju ke tengah kerumunan untuk mengunyel unyel Ai.

"Mundur.... mundur.." teriak Sugeng mencoba menahan para kuli yang coba melecehkan Ai.

Ai dengan panik berusaha menepis-i puluhan tangan tangan yang menjulur berbarengan ke tubuhnya ingin menggrepe grepe tubuh Ai.

Gyut.. gyut... nyot... nyot... beberapa tangan tanpa bisa di cegah lagi berhasil meraba dan meremas bagian tubuh Ai yang sintal dan menonjol.

Payudara dan pantat Ai yang jadi sasaran utama tangan tangan nakal itu, tidak cuma mengelus dan meremas, beberapa cabul-er memanfaatkan kesempatan untuk mencubit puting susu Ai atau menabok dan menampari bokong Ai.

"Aaaah... jangan... jangan hik..hik.." Ai yang ketakutan mulai terisak dan menangis saat tubuhnya rame rame mulai di gerayangi dan jadi bulan bulanan puluhan orang yang mengkeroyoknya.

"Awas...awas..." Sugeng mulai kewalahan menahan desakan gelombang orang orang yang ingin mengobok obok tubuh Ai.

Duugh... si licik Sodikun memanfaatkan kesempatan dan menyelinap di belakang Sugeng dan kemudian dengan tega menghantamkan batu besar di tangannya mengkepruk kepala Sugeng hingga pemulung bertubuh besar kekar itu jatuh ambruk tak sasarkan diri.

Seiring robohnya Sugeng yang dari tadi membela Ai, suasana gudang tempat para pemulung dan kuli itu berkumpul menjadi semakin kacau dan panas. Sodikun langsung mengambil alih pimpinan kawanan buas itu. Beberapa kawan yang setia pada Sugeng memilih keluar dan menjauh dari gudang sambil menggotong tubuh Sugeng.

"tangkap si eneng cantik itu, pegang tangannya supaya dia tak melawan lagi , ayo kita geledah dia ramai ramai " Sodikun maju paling depan berusaha melumpuhkan Ai yang tidak mau menyerah dan tetap melawan gelombang tangan tangan yang maju ingin melecehkannya.

Dengan menuduh Ai sebagai pencuri dan demi ingin menggeledah Ai, Sodikun berhasil mempengaruhi dan menghasut kawanan pekerja itu untuk beramai ramai maju menangkap Ai.

grep... greep tangan tangan kokoh menangkap dan mengkunci pergelangan tangan Ai hingga Ai tak sanggup menepis lagi tangan tangan kotor yang menggerayangi tubuhnya.

"aaahhh.... aaaah... hikk... hikk... jangan dasar kurang ajar aaaahhhh" Ai hanya bisa terisak menangis saat puluhan tangan tanpa bisa di hadang lagi menjarah tubuh telanjang Ai.

Tangan tangan itu berebut meremas dan melecehkan sekujur tubuh Ai, payudara dan bokong Ai tak henti di elus elus, di remas, di cubit dan bahkan di tampar-in.

"Akkkh... sakit..." Ai merintih kesakitan saat seseorang memelintir puting susu kanan-nya, pentil susu Ai yang kiri juga tak kalah menderita karena dari tadi di pencet pencet bergantian oleh orang orang tak di kenal itu.

Ai berusaha meronta namun tangan tangan yang membelenggu tangannya amat kuat.

Beberapa orang memilih berlutut dan berjongkok mengkelilingi tubuh Ai untuk menyentuh paha dan kaki jenjang Ai, tangan tangan kasar menyusup ke sela paha dan ketiak Ai, menggelitik, meraba dan mencakarnya. Hampir seluruh bagian tubuh Ai tak ada yang luput dari gerayangan orang orang hina itu.

Ai yang kewalahan dan kelelahan akhirnya hanya bisa pasrah saja membiarkan tubuhnya di dorong dan di ping pong ke sana kemari, bergantian gerombolan para pekerja itu melecehkan sekujur tubuh Ai.



"minggir... minggir biar saya geledah tempik eneng ini..., jangan jangan di sanalah dia menyimpan barang hasil curiannya" Sodikun maju menyibak gerombolan para pekerja itu.

"jangan... jangan..." Rintih Ai yang ketakutan saat mendengar rencana Sodikun untuk menggeledah kemaluannya.

"Jangan cerewet, Ayo cepat pegangi dia..." Sodikun menampar Ai dan segera memerintahkan orang orang setianya untuk memegang dan menunggingkan posisi tubuh Ai.

Ai meronta namun tak berdaya saat tangan tangan kasar itu membungkukkan dan melengkungkan tubuhnya hingga posisi pantat Ai menungging lebih tinggi dari punggungnya.

"jangan.. jangan..." Air mata berlinang di wajah Ai saat Sodikun duduk berlutut menghadapi pantatnya.

"Buka yang lebar, kita lihat apa yang kamu sembunyikan dalam tempik cantik ini he.. he.." di bantu rekan rekannya Sodikun dengan jahat merentangkan kedua paha kaki Ai ke samping hingga kaki Ai terbuka lebar. Tangan Sodikun mencengkeram dan membelah lebar kedua bulatan bokong Ai hingga liang tempik Ai di tengah kemaluan Ai terlihat jelas.

"wooow... kecil sekali, jangan jangan eneng Ai masih perawan ya..." Sodikun memincingkan matanya berusaha mencari gurat lubang tempik Ai. Mulut tempik Ai yang kecil dan tipis rupanya sangat sulit di temukan.

"Aaaah.... aaaakh... bedebah lepasin Ai..." Ai merintih kesakitan saat jari jari Sodikun menggerilya kemaluannya mencari cari liang tempik Ai yang masih rapat.

"Yeah ini dia ketemu... hee... heee... tempik orang kaya memang ajib, wangi dan sempit banget, jadi penasaran gimana rasanya he.. he..." Telunjuk Sodikun mengulik ulik bibir vagina Ai, hingga telunjuk Sodikun tepat di depan mulut tempik Ai.

Sleeeeppp.... dengan susah payah Sodikun mendorong jari telunjuknya menusuk ke dalam liang tempik Ai, meski dinding vagina Ai berkedut kedut menolak benda asing itu memasuki dirinya, namun Sodikun dengan kasar tetap saja menusuk nusuk kasar tempik Ai hingga satu ruas jari telunjuk Sodikun amblas dalam kemaluan Ai.

"Aaaaaahhh...." Ai merintih kesakitan, tubuh Ai menggelinjang menahan perih yang mendera vagina Ai, kulit dinding vagina Ai yang kering, serasa sobek dan langsung lecet saat telunjuk Sodikun memaksa merogol masuk dalam liang sempit itu.




Ai berusaha meronta menjauhkan dirinya dari telunjuk Sodikun, namun tangan tangan kasar rekan Sodikun memeganginya dengan kencang hingga Ai tak bisa membebaskan dirinya.

"hee... hee... peret banget, ,memek neng Ai masih kaya memek perawan, sempit, singset dan rapet banget, ayo kita jajal lagi..." Sodikun tersenyum jahat bersiap memaksa menjejalkan jari telunjuknya lebih dalam lagi ke dalam liang tempik Ai.

"Aaaiyaaaaa........" Jeritan Ai terdengar melengking tinggi

******
Zlatan melanjutkan pekerjaan Ai yang baru selesai menggali separuh dari koper ke dua, Zlatan menggali dengan cepat berpacu dengan waktu.

Di lihatnya suasana dalam gudang semakin kacau dan panas, Zlatan sudah tidak dapat lagi menemukan sosok Ai yang sudah tenggelam dalam lautan pria pria mesum itu.

"kyaaaaa.... jangan..." lengking rintih kesakitan Ai terdengar menyayat hati, entah kejadian buruk dan memalukan apa yang sedang terjadi pada gadis mungil itu. Jeritan Ai membuat Zlatan mempercepat pekerjaan galiannya.

"Yes... akhirnya dapat juga" Zlatan menarik keluar koper kedua dari dalam tanah.

Setelah mendapatkan koper kedua itu, tugas Zlatan selanjutnya adalah menyelamatkan Ai. Tidak terbayang amarah Kenzo padanya apabila Ai sampai celaka sebelum tuan Kenzo sempat mencicipi dan mereguk nikmat tubuh ranum Ai

Zlatan mengeluarkan detonator bom dari saku celananya, terdapat sepuluh tombol timer bom pada alat itu. Rupanya tadi siang Zlatan sudah berkeliling dan memasang bom pada titik titik utama di TPA itu.

"ya, ada gunanya juga tadi siang aku panas panasan di sini..." dengan wajah dingin di tekannya berbarengan 10 tombol itu berturutan.

Duaar..... duaaar.... duar....begitu tombol itu di tekan berturut turut satu persatu bom yang telah di pasang Zlatan meledak dan menimbulkan kobaran api yang cepat membakar seluruh bangunan di TPA itu.
******

Seluruh ruas jari telunjuk Sodikun nyaris saja menyelusup masuk menodai tubuh Ai, namun sesaat sebelum itu terjadi, ledakan ledakan beruntun terdengar dari seluruh TPA itu, mengejutkan seluruh penghuni TPA.

Sodikun terperanjat kaget, jari telunjuknya spontan tertarik keluar dari liang vagina Ai saat sebuah ledakan terdengar kencang di atap gudang tempat istirahat para pemulung dan kuli TPA itu, ledakan itu langsung membuat atap jerami gudang terbakar hebat dan ambrol.

"Aaaaaaiyaa...." Ai melenguh lega saat tangan kotor Sodikun tercabut dari tubuhnya, Ai jatuh terduduk di lantai, lemas kehabisan tenaga.

Angin malam yang bertiup kencang bagaikan bumbu tambahan yang membuat api yang membakar seluruh bangunan di TPA itu berkobar makin cepat membesar.

"kebakaran... lari... lari...." teriak para pekerja, serentak puluhan pria yang berada dalam gudang itu berhamburan keluar menyelamatkan diri.

Di saat suasana kacau dan orang orang sibuk menyelamatkan dirinya masing masing, Zlatan menyusup di antara orang orang panik itu. Begitu menemukan Ai, Zlatan cepat cepat merengkuh tubuh Ai dan memondong Ai dalam gendongannya.

Saat Zlatan hendak membawa Ai keluar dari gudang itu terdengar rintihan memelas minta tolong.

"tolong... tolong... kakiku terjepit" Sodikun yang jatuh terjerembab saat ledakan di atap gudang tadi mengais ais minta tolong. Kaki kanan Sodikun terjepit reruntuhan besi besi tulangan atap gudang yang ambruk akibat ledakan tadi.

mendengar jeritan Sodikun, Zlatan yang hendak keluar dari gudang menghentikan langkahnya, suara teriakan Sodikun sungguh memelas dan menimbulkan iba.

"selamatkan dia Zlatan..." Ai dalam gendongan Zlatan berbisik pelan di telinga Zlatan, meminta Zlatan untuk menyelamatkan orang yang baru saja mencelakainya itu.
"hmmm... tentu saja Ai..." Zlatan mengangguk pelan.

Zlatan berbalik arah mendekati Sodikun, sepertinya kali ini Zlatan patuh pada perintah Ai.
"terima kasih... terima kasih..." Sodikun menyembah nyembah mengucapkan terima kasih.

"berterima kasihlah di neraka nanti...." bisik Zlatan, alih alih menyelamatkan Sodikun, Zlatan dengan dingin malah mengikat kedua tangan Sodikun hingga Sodikun makin sulit melarikan diri keluar dari gudang itu. Belum puas Zlatan kemudian memasukkan sebuah bom kecil ke dalam celana Sodikun.

"jangan... jangan... ampun... ampun...." Sodikun merengek ketakutan saat Zlatan berjalan meninggalkannya keluar dari gudang itu.

Duaarrrr.... terdengar ledakan kecil yang menghancurkan kelamin Sodikun, tapi ledakan kecil itu tidak mematikan buat Sodikun. Zlatan sepertinya sengaja membiarkan Sodikun mati perlahan terbakar di dalam gudang itu.

"Akkkkkhhh......." Sodikun melengking kesakitan saat sedikit demi sedikit tubuhnya di lalap kobaran api.
******

"Misi kedua sudah berhasil Aileen..." Zlatan menunjukkan koper kedua di jok belakang kepada Ai. Keduanya kini sudah duduk berdua dalam mobil Mercy yang berjalan melaju dengan cepat menuju ke tempat koper ketiga berada.

"terima kasih Zlatan buat pertolongannya tadi." meski dalam hati sangat membenci Zlatan, kali ini Ai harus mengakui kalo tidak ada Zlatan tadi Ai bakal habis jadi bulan bulanan para pemulung dan kuli pekerja TPA itu. Kali ini Ai tulus mengucapkan terima kasih pada Zlatan. Tapi jangan keburu geer dulu Zlatan, tunggu saja Zlatan, apabila semua ini sudah berakhir, Ai berjanji akan menghajar dan memberi pelajaran pada Zlatan dengan tangannya sendiri.
 
File 58 Aileen Thrilling Exhibition Part 3

Ai menyeka air matanya, gadis berwajah loli itu nampak sesengukan terbayang kejadian jahanam yang baru saja terjadi padanya barusan. Sumpah..!, kejadian di TPA tadi adalah kejadian paling menyeramkan sepanjang hidup Ai.

Gimana ga ngeri...?, tengah malam sendirian dan dalam keadaan tubuh polos telanjang bulat tanpa busana, Ai harus menjadi bulan bulanan puluhan kuli dan pemulung yang tak henti henti menggerayangi dan melecehkan tubuhnya. Andai tak di selamatkan oleh Zlatan tadi, tubuh mungil Ai pasti bakal di gang-bang sepanjang malam oleh pria pria kekar berkulit legam itu. Tubuh montok Ai di bonting-banting , di tindih dan diperkosa bergantian oleh tubuh tubuh kasar itu tanpa henti. Konti konti kotor dan beraroma tak sedap bolak balik menjajal seluruh liang kenikmatan di tubuh Ai.

"Tidakk....." Ai tiba tiba menjerit histeris membayangkan horror yang baru saja ia lewati itu. Tubuh mungil Ai meringkuk ketakutan di jok belakang sedan Mercy yang dikemudikan si gondrong Zlatan

"Pssst... tenang Aileen.. tenang..., makluk makluk kotor itu tidak akan mengganggu kamu lagi" Zlatan berkata dengan raut muka dingin.
"huuu.... huuu.... huuu..." Ai tidak menyahuti Zlatan, tangisnya meledak makin kencang. Masih terasa jelas jari jari kotor Sodikun yang menyentuh dan menyibak liang tempiknya. Rasa panas dan perih saat telunjuk kasar itu menodai kelaminnya sungguh membekas dan menimbulkan trauma di hati Ai.
"sabar Aileen... tinggal satu koper lagi dan semua ini bisa berakhir..." bisik Zlatan yang tiba tiba jatuh iba melihat sekujur tubuh Ai yang penuh bekas memar merah. Tubuh Ai nampak menggigil takut dan kedinginan.

"Pakai ini supaya tubuh Aileen tidak kedinginan lagi...." Zlatan melemparkan selembar pakaian, atau lebih tepatnya secarik kain ke tubuh Ai.

"Apa ini?" Ai menghentikan tangisnya dan menjawab ketus. Ai menyibak sebuah kain bermotif , seukuran handuk dari kepalanya. Kain itu rupanya adalah sebuah selendang/kemben.

"Pakai saja Aileen tidak usah banyak tanya..."perbuatan Zlatan dengan memberi kain untuk dikenakan oleh Ai, jelas sebuah pelanggaran dari Zlatan terhadap perintah dari organisasi WWW.

Ai bermaksud membuang kain pemberian Zlatan, tapi udara malam yang berhembus makin dingin dan membuat tubuh Ai menggeletar beku membuat Ai membatalkan niatnya itu. Ai membuka selendang itu dan kemudian melilitkan kain kemben itu membalut tubuhnya.



"iih apa nih... koq pendek banget?" begitu kemben itu melekat di tubuhnya, Ai langsung protes pada Zlatan. Kain kemben itu hanya satu meter saja lebarnya, hingga hampir separuh gumpalan payudara atas Ai otomatis menyembul keluar dari sela sela ikatan kemben di dada Ai. Ai melipat tangannya di depan dadanya tak memberi kesempatan pada Zlatan untuk mengintipi belahan dadanya itu.

"hee... hee.. ga usah sampai gitu gitu amat nutupi susu kamu Aileen, dari tadi saya juga sudah puas banget lihat buah dada Ai waktu Ai pingsan tadi koq." Zlatan tertawa geli.

Dengan geram Ai mengepalkan tinjunya, Eeh..dasar kurang ajar!!, jadi ternyata tadi waktu Ai pingsan si Zlatan-lah yang telah membuka dan menelanjangi dirinya. Hmmm..!! kira kira tadi tubuh Ai sudah di-apa-in aja yah sama si gembel itu?

"udah..*** usah mencep mencep gitu bibirnya, ati ati tuh kemben Aileen mau melorot..." Zlatan melirik ke arah kemben Ai yang nyaris tergelincir jatuh.
"kyaaa...." Ai menjerit histeris saat merasa ikatan kain kembennya melonggar dan merosot turun, Ai cepat cepat menarik kain kembennya ke atas dan mengencangkan ikatan kain kembennya kuat kuat. Ai harus berhati hati karena sudah banyak kasus kemben yang melorot saat dikenakan para wanita.

"Sekarang saatnya kita mengambil koper ke tiga Aileen" Zlatan memutus obrolannya dengan Ai, kembali berkonsentrasi dengan stir dan pedal gas. Sesuai kesepakatannya dengan Vicy, tugas Zlatan sebagai si "transpoter" hanya mengantar Ai untuk mengumpulkan ketiga koper itu. Tugas itu usai saat Zlatan selesai membawa Ai dan ketiga koper itu sampai ke hotel Five Star.

Mobil Mercy mewah itu berjalan laju menuju ke arah kawasan Puncak, Jakarta.
******

Di dalam markas besar kepolisian, dalam kantor pribadinya Tuan Gozo nampak tersenyum lega begitu sebuah pesan diterima oleh telpon genggamnya.

"Akhirnya ada pesan dari Alex..." kekhawatiran Gozo akan keselamatan Alex langsung sirna begitu ada kontak dari Alex. Setelah positif bahwa pesan itu dari Alex, Gozo Segera mengumpulkan Mathew, Naybila dan Jackal dalam kantor pribadinya.

Kontak dari Alex terakhir diterima Gozo saat Alex sedang melakukan pengintaian di cafe d'Pumpkin, dan sejak saat itu Alex bak hilang di telan bumi tanpa kabar berita.

"Jadi desas desus akan adanya penyerahan gratifikasi untuk tuan Soebagyo dari partai Reform itu benar adanya" desis Gozo saat membaca pesan Alex yang berisi detail rinci rencana acara serah terima surat rekomendasi gubenur Jakarta dari partai Reform yang akan di barter dengan uang satu milyar rupiah.

"Hmm... kalo laporan Alex kali ini benar, dalam OTT yang akan kita lakukan kali ini tiga protagonis utama Reform dan WWW, yaitu Soebagyo, Kenzo dan Tanuwijaya bakal kita tangkap dalam sekali tepuk" Gozo menggelengkan kepala, tertangkapnya tiga orang itu bakal memberikan pukulan mematikan untuk dua organisasi jahat itu.

Selama bertahun tahun partai Reform dan organisasi jahat WWW telah berkolaborasi hebat memutar roda kejahatan demi mengumpulkan kekayaan untuk kepentingan kedua organisasi itu. Saking pentingnya peran tiga orang itu, penangkapan mereka pasti akan membuat dua organisasi itu kolaps dan bahkan mungkin mengakibatkan bubarnya dua sejoli organisasi jahat itu.

"Damm Alex... brilian..." Mathew, rekan yang selama ini paling dekat dan paling mengenal jalan pikiran dan isi kepala Alex itu, ikut berdecak kagum. Di lain sisi Mathew juga bergidik getir membayangkan besar resiko yang harus di hadapi Alex dan tentu saja juga Ai dalam rencana OTT kali ini.

"Jackal, Mathew, dan Naybila sudah tidak ada waktu lagi, Jackal segera kumpulkan seluruh personel Alpha dan team prestige, kerahkan seluruh kekuatan kita, kepung dan amankan hotel Five Star!!" Instruksi Gozo pada Jackal.
"Siap...!!" Jawab Jackal yang lagi lagi ditelikung oleh Alex, putranya sendiri.
" Naybila hubungi jenderal Djonathan, laporkan rencana kita ini dan minta dukungan dari beliau " perintah Gozo pada Naybila untuk menghadap dan melapor pada jenderal tertinggi di kepolisian itu.
"Siap...inspektur laksanakan" Gadis berhijab berwajah timur tengah itu bangkit dari posisi duduknya dan setengah berlari keluar dari kantor Gozo untuk segera melaksanakan perintah Gozo.

"Dan terakhir Mathew, pimpin operasi OTT kali ini, pastikan misi kali ini berjalan dengan sukses!"
"Siap..." Jawab Mathew mantap, sahabat Alex itu segera mengajak Jackal menyiapkan detail rencana OTT di hotel Five Star.

"Hmm... Ichiro Wijaya sahabatku, sebentar lagi kamu bisa beristirahat dengan tenang di sana. Impianmu untuk menghancurkan organisasi WWW, bakal aku wujudkan" duduk terpekur sendirian dalam kantornya, Gozo teringat akan mendiang ayah Ai, penggagas dan pemimpin pertama team Alpha yang tewas di bunuh oleh organisasi WWW.
******

"Heii.. bangun Aileen...bangun..." Zlatan menampar nampar pipi Ai, membangunkan gadis bertubuh mungil berdada montok itu dari lelapnya.
"Uwaaaa.... apa-an sih gangguin tidur Ai aja!!" Ai yang karena saking lelahnya tadi tanpa sadar terlelap sepanjang perjalanan ke puncak, mencak mencak saat tidurnya di ganggu.

'Hei... Ai ayo bangun, sisa waktu Aileen tinggal 2 jam lagi, cepat ambil koper ke tiga sekarang!!"

Aum-an Zlatan kali ini benar benar membangunkan Ai, Ai seketika tersadar dari tidurnya. Ai langsung teringat keselamatan Najwa dan teman temannya yang bergantung pada keberhasilan dirinya dalam mengumpulkan ke tiga koper itu.

"Di mana kita sekarang?, rumah siapa itu? " Ai memandang keluar, mobil Mercy Zlatan di parkir di depan sebuah villa yang terkenal paling besar dan megah di seluruh kawasan Puncak.

"Ini vila milik Opa William, Opa William-lah yang memiliki koper ketiga, sekarang Aileen masuk dan temui kakek tua itu dan minta-lah koper itu darinya"
"Opa William?.. Opa William yang itu yah?" Ai teringat salah satu hidung belang yang ikut tertangkap di cafe Emerald dulu, kakek tua penggemar grup pop idol DKI48, yang dulu pernah Ai selamatkan.

"iya...ini bener rumahnya Opa William, si kakek tua yang doyan sama gadis gadis muda itu!!" Zlatan membenarkan tebakan Ai. Opa William adalah salah satu jutawan kaki tangan WWW yang terkenal akan kegemarannya mengawini gadis gadis di bawah umur.
"iiih Ai ngeri ahh, ayo Zlatan ikut anterin Ai ke dalam, nanti kalo si opa itu macem macem ama Ai gimana?" pinta Ai dengan centil.

"Keluar...!!, Cepat keluar dari mobil ini !! , dan ambil koper itu segera!!" bentak Zlatan yang tidak betah melihat Ai yang bermanja manja padanya. Seakan akan Ai tidak takut saja pada dirinya, padahal malam ini sudah empat orang yang jadi korban kesadisannya.
"iya...iya... Ai bercanda koq, gitu aja koq marah" Ai tersenyum tengil, puas karena berhasil memancing emosi Zlatan.

Ai keluar dari sedan Mercy itu. Gerbang besi vila Opa William tidak terkunci, sepertinya sengaja dipersiapkan untuk menyambut Ai yang akan mengambil koper ke tiga.

"Aileen tunggu..." sebelum Ai melangkah masuk ke dalam vila itu, Zlatan memanggilnya.
"Apa?, mau marah lagi?" jawab Ai ketus.
"Jika orang tua itu hendak kurang ajar sama Aileen, tendang dan hajar zakarnya tanpa ampun!!" bisik Zlatan.

"Dahh Zlatan...." Tanpa membalikkan tubuhnya untuk menjawab panggilan Zlatan, Ai melambaikan tangannya berjalan meninggalkan Zlatan dalam mobilnya.
*****
Alex menatap dan mengawasi Ai yang masuk ke dalam vila Opa William dari kejauhan. Tidak ingin keberadaannya di ketahui oleh mata mata organisasi WWW, Alex sengaja bersabar dan menjaga jarak dari Ai.

Dari saat Ai mulai mengambil koper pertama di mini market, ternyata diam diam tanpa sepengetahuan Ai, Alex sudah mengikuti Ai hingga nanti sampai ke hotel Five Star.

Meski timbul rasa sangat menyesal dalam diri Alex karena tidak bisa 100% dalam menjaga gadis yang ia cintai itu, terutama tadi saat Ai di ganggu oleh geng motor di mini market dan dilecehkan oleh para kuli di TPA Jakarta, namun Alex memilih tetap diam dan menahan diri.

Bagi Alex operasi penangkapan Kenzo, dedengkot WWW itu sangat penting.. Kali ini Alex tidak akan membiarkan si jahat itu lolos lagi.

Lho..., tapi koq Alex bisa tiba tiba ada di sini ya? bukankan di cafe Emerlad dulu Alex sudah tertangkap oleh Vicy dan Fara? Sudah sejak kapan ya Alex berhasil lolos dari Fara si gadis cosplayer maid itu?, Apa yang dilakukan Fara pada Alex dan bagaimana cara Alex lepas dari Fara?

Hmmm... si Alex bikin penasaran saja ini. Biar makin penasaran, bagaimana cara Alex melepaskan diri dari jeratan Fara akan diceritakan nanti saja. Sekarang Alex benar benar fokus pada keberhasilan OTT trio KST (Kenzo, Soebagyo dan Tanuwijaya) dan tentu saja fokus akan keselamatan Ai.

Alex dengan seksama mengawasi kondisi vila Om William, berharap kali ini tidak ada masalah berarti saat Ai mengambil koper ke tiga-nya.

Tapi harapan tinggal harapan..., Alex tidak menyadari akan adanya sesuatu yang jahat yang bakal menghadang Ai di dalam vila Opa William.
*****
Vila opa William terdiri dari sebuah vila utama dengan beberapa bungalow kecil yang mengelilingi vila utama itu, begitu memasuki area vila itu, Ai langsung di sambut oleh sebuah kolam renang yang sangat luas. Jika tidak sedang menjalankan misi penyelamatan Najwa, ingin rasanya Ai mencebur dan bermain main air dalam kolam renang yang menyegarkan itu.

Ai menyusuri jalan setapak menuju pintu vila Opa William, di sepanjang sisi kiri dan kanan jalan setapak itu terhampar taman bunga yang indah dengan banyak pohon cemara menjulang.

Ai berjalan pelan sambil menikmati panorama taman di sampingnya yang rimbun dan hijau. Sekilas memandang taman vila Opa William itu seperti hutan kecil.

Kresek... kresek terdengar suara berisik dari balik rerimbunan semak semak, saat Ai melintasi bagian taman yang gelap, cahaya bulan terhalang oleh dedaunan lebat dari pohon pohon di taman itu.

"heii... siapa itu? cepat keluar?" sambil bergidik ngeri Ai menatap penuh selidik ke arah rerumputan yang bergerak gerak sendiri asal suara berisik itu berada.

Perlahan rerumputan itu tersibak, sesuatu muncul dari balik semak semak itu, Ai sudah bersiap jika yang muncul adalah si cabul Opa William, Ai akan langsung menghajar selangkangan kakek tua itu seperti pesan Zlatan, tapi apabila yang muncul setan, hiii....!!, Ai sudah menyiapkan jurus kaki seribu untuk melarikan diri.

Seraut wajah imut kecil dan bertubuh kecil menggemaskan muncul dari balik rerumputan.

"hii... hii lucu..." Ai terkekeh saat seekor monyet kecil keluar dari balik semak belukar itu, monyet kecil itu berjumpalit-an jenaka.
"Uuuk...uuuk..." monyet itu menjerit jerit senang melihat kehadiran Ai.

Ai menjulurkan tangannya dan kemudian mengelus elus kepala berbulu monyet itu, si monyet menggesek gesekkan kepalanya manja ke telapak tangan Ai. Si monyet balas menjulurkan tangannya kecilnya ke arah Ai.

"heii... hei, ayo jangan nakal nyet... " Ai merintih kecil saat tangan si monyet kecil tak sengaja menyenggol dan meremas bulatan bagian atas gumpalan susu Ai yang menyembul dari sela lipatan kemben di dada Ai. Ai melotot pura pura marah pada si monyet kecil, si monyet kecil melepaskan tangannya dari dada Ai kemudian berjingkrak jingkrak jenaka di hadapan Ai.

"Main mainnya udah dulu ya nyet, Ai pamit dulu, Ai mau ambil koper dari Opa William" Ai melambaikan tangan hendak meninggalkan si monyet.

"Uukk...uuuk " Si monyet berteriak teriak kencang, dan kemudian melompat ke dada Ai, si monyet memeluk kencang tubuh Ai, sepertinya si monyet lucu itu belum puas bercanda dengan Ai.

"hiii... hiii geli... geli..." Ai tertawa kecil saat monyet itu mendusal dusalkan kepala berbulunya ke wajah Ai. Bulu bulu halus monyet kecil itu menggelitik leher Ai.

Si monyet kecil kemudian dengan enak-nya membaringkan kepalanya ke dada Ai, berbantalkan gundukan susu Ai yang empyuk.

Gyut.***ut... kedua tangan kecil si monyet nakal kembali menyentuh payudara Ai dan lagi lagi menggerayangi susu kenyal Ai itu.

"iiih... dasar monyet mesum..." rintih Ai saat tangan monyet itu tiba tiba memelintir puting susu Ai yang tak tertutup bra di balik kemben Ai. Monyet itu me-monyongkan bibirnya sambil menunjuk nunjuk ke pentil susu Ai.

"hii...hii... masak si nyet mau nyusu ama Ai sih? hii...hii... Ai kan bukan mama monyet..." Ai menggelengkan kepala saat menyadari maksud si monyet kecil yang berniat mengkenyot kenyot susu Ai. Si monyet kecil sepertinya kelaparan dan ingin menghisap pentil susu Ai, sama seperti saat dia menyedot susu dari induknya.

Si monyet mendusal dusalkan wajahnya makin dalam ke belahan susu Ai yang montok. Kepala berbulu itu menggesek gesek hidungnya ke bukit kenyal di dada Ai. Heii.. heii..!! dasar monyet kurang ajar, tahu aja kalo ada yang empyuk empyuk bersembunyi di balik kemben Ai itu.

Sluurp...slurrrp.... puting payudara Ai terasa hangat dan basah, sesuatu yang liat dan kasar menempel dan menggelitiki pentil susu Ai yang sensitif itu.

Ai mendorong wajah monyet itu menjauh dari dadanya, saat merasakan ujung lidah si monyet menjilati sekitar puting payudaranya. Segera Ai menyadari kesalahannya, monyet kecil jantan yang sedang nemplok di dadanya itu ternyata tidak minta di susu-i karena kelaparan, akan tetapi si monyet kecil itu ternyata birahi dan hendak melepaskan nafsunya pada pada tubuh molek Ai.

"Ihh jijik..." Ai menggelinjang jijik saat si monyet jantan membuat gerakan seakan akan menyetubuhi tangan Ai dengan menghentak hentakkan batang kelaminnya yang mengeras ke lengan Ai. Ai mengibaskan tangannya berusaha mengusir si monyet dari tubuhnya.

"uuuk... uuk...uuuk..." si monyet malah melingkar semakin erat dalam gendongan Ai, cakar cakar kecil itu mencengkeram susu Ai kencang, si monyet tak rela kehilangan bukit payudara Ai.

"Eeei dasar monyet nakal... minggir minggir..." Ai mencekal tengkuk sii monyet kecil dan menyeret tubuh kecil itu menjauh dari dadanya. Ai merasa dadanya panas dan perih, saat cakar cakar kecil si monyet yang menggondeli dadanya itu mencengkeram dan menggaruk permukaan kulit dada Ai, bertahan supaya tidak lepas dari tubuh Ai.

Kali ini Ai tidak mau menyerah ditariknya si monyet menjauh darinya kencang kencang, entah bagaimana caranya? pokoknya Ai mau si monyet cabul itu minggat dari tubuhnya.

"Uuuk... uuuk... uuuk..." Si monyet menjerit jerit histeris saat berlahan pegangan tangannya mengkendor dan lepas dari tubuh Ai. Ai sedikit lega, hanya tinggal satu tarikan lagi untuk menyingkirkan si monyet dari tubuhnya.

Namun di saat Ai sedang bergelut dengan si monyet kecil, tiba tiba sebuah bayangan hitam melompat dari atas pohon dan hingap di bahu belakang Ai.

"Kyaaa...." Ai menjerit kian histeris saat seekor monyet yang lain mendarat di bahunya, apa ini adalah seekor monyet cabul yang lain? tanya Ai dalam hati.

Monyet kedua yang menempel di bahu Ai mengendus endus rambut Ai dari belakang, sepertinya monyet kedua ini tidak kalah birahinya dengan monyet yang pertama.

"minggir... minggir" Ai menghentak hentakkan tangannya lebih kencang lagi berusaha melepaskan diri dari dua ekor monyet yang memanjati dirinya itu. Usaha Ai untuk mengusir dua primata kurang ajar yang menggerayangi tubuhnya itu akhirnya berhasil. Cengkeraman monyet pertama di tubuh Ai mengkendur dan sebentar lagi nampaknya si monyet pertama akan jatuh dari tubuh Ai ,tetapi...

sluruut... , Ai panik saat merasakan ikatan kembennya mengkendur dan perlahan lahan kemben yang ia kenakan melorot turun. Saat Ai hampir berhasil mengusir para monyet itu, ternyata salah seekor dari monyet itu berhasil menarik kemben Ai, hingga kemben di dada Ai melorot turun dan membuat gundukan payudara Ai terekspose keluar.



"Eeeii... monyet kurang ajar...lepasin baju Ai!" Ai mencoba menutupi payudaranya yang menyembul keluar sambil berusaha memegangi kain kembennya yang di tarik jatuh oleh monyet pertama. Ai dan monyet itu terlibat baku tarik menarik, Ai berusaha mempertahankan kemben yang melilit tubuhnya sedangkan si monyet tampak ingin sekali menelanjangi Ai dengan mencoba memelorotkan kemben minim yang membalut tubuh Ai itu.

Konsentrasi Ai makin terbagi bagi saja, saat monyet kedua yang hinggap di bahu Ai ikut ikutan turun menarik dan membantu memeloroti kemben Ai dari belakang Ai. Kini posisinya satu lawan dua, Ai harus melawan dua ekor monyet yang kompak ingin menelanjanginya.

"Lepasin... lepasin..." Tubuh Ai berputar putar, kakinya menendang ke sana kemari berusaha mengusir dua monyet jahil itu, Dua monyet itu lincah menghindari pukulan Ai, tak menyerah menarik narik kemben yang Ai kenakan. Di saat Ai hampir putus asa dengan posisi kemben yang sudah compang camping tak karuan, karena kelelahan meladeni dua monyet nakal itu, tiba tiba dari balik rerimbunan pohon terdengar aum-an keras mengejutkan monyet monyet itu.

Mendengar suara geraman itu, kedua monyet langsung menjerit ketakutan, tanpa berhasil menelanjangi Aj ke dua monyet itu cepat cepat balik badan dan lari melarikan diri masuk ke dalam rerimbunan taman di vila Opa William itu.

"hahhh... haah..." Tersengal sengal, Ai menarik nafas lega saat kedua monyet itu akhirnya dapat diusir pergi tanpa sempat menelanjangi Ai.

"Grrmmm...." terdengar suara geramam kencang di belakang Ai. Ai yang sedang sibuk memperbaiki ikatan kembennya tak menyadari langkah langkah kaki yang mengancam di belakangnya semakin dekat. Tubuh Ai bergidik ngeri mendengar suara yang asing di telinganya itu.

Perlahan Ai membalikkan punggungnya untuk mencari tahu dari mana gerangan suara geraman itu berasal.
"Eeeeii..." Ai memekik kaget saat mengenali sosok yang ada di belakangnya itu. Sebelum Ai
siap, bayangan putih itu bergerak cepat langsung melompat dan menerkam Ai.

Bruuuk...!! terlambat buat Ai untuk menghindar, sosok bertubuh putih tiba tiba menerkam dan menubruk Ai hingga Ai jatuh terlentang di atas taman.
*****
Satu tendangan kencang menjebol pintu kamar tempat Sheeena bersembunyi. Mendengar suara ramai itu Sheena yang sedang berbaring istirahat di kasurnya langsung berguling dan bangun dari tidurnya. Dengan kompak, Puma dan Panther mendobrak masuk dalam kamar berukuran sedang itu.

"Kalian..." Sheena mengenali sosok dua orang itu, si kembar gila Puma dan Panther, sepasang Attacker bersaudara yang terkenal dengan aksi aksi greget-nya yang tak kenal takut.

"Menyerahlah Sheena..., pilih ikut dengan kami atau mati?" Puma, yang lebih tua lima menit dari Panther menggertak Sheena.

Sheena gadis bertubuh semampai berkulit putih itu tanpa gentar berdiri menantang kedua attacker ganas itu. Reputasi gadis beracun itu tidak kalah mengerikan dibanding kedua pria di hadapannya itu.

"eeeh Kak, sebelum kita serahkan ke Shinobi, apa kita tidak boleh bersenang senang dulu dengan gadis cantik ini?" Tanya Panther pada kakaknya, Panther terkenal dengan reputasi yang kerap memperkosa korban korban wanitanya.
"hhhhmmm... bersenang senang dengan si Poison ivy? emang kamu ga takut konti kamu itu di racun sama dia, terus konti kamu bengkak dan akhirnya mbledos?" jawab Puma, Puma sama brutalnya seperti Panther, tapi sang kakak sedikit lebih pintar dari adiknya.
"Tapi kan sayang kalo cewe secantik Sheena ini langsung kita bunuh tanpa tubuhnya kita cicipi dulu"gerutu Panther sambil berjalan mendekati Sheena.

"Kalo diperkosa sama Panther, Sheena juga rela koq... " Sheena berbisik sambil mendesah erotis menggoda Panther. Sheena dengan gerakan sensual mempreteli dua kancing bajunya yang atas mengekspose kulit dadanya yang seputih susu.
"Gluk...,...apa? barusan Sheena bilang apa?" mata Panther berbinar binar memandang panorama indah di hadapannya itu.

"Ayo sini maju kalau mau ngesex sama Sheena..., dua duanya juga boleh.." Sheena menggerak gerakkan jari telunjuknya memberi isyarat pada Panther dan Puma untuk mendekat padanya.
kedua kakak beradik itu saling bertukar pandang.
"Sepertinya tidak ada salahnya kita bersenang senang sebentar..." Puma mendesis, kulit putih Sheena sungguh menggodanya. Panther dan Puma berjalan mengepung Sheena.

"Sebentar jangan buru buru, Sheena buka baju dulu ya..." Sheena dengan centil membuka beberapa kancing pakaian-nya lagi. Puma dan Panther terkesima dengan tarian striptease Sheena.

Sebenarnya bukan tanpa alasan Sheena bertingkah erotis seperti itu. Untuk berjaga jaga Sheena telah menyiapkan sebuah botol racun yang otomatis akan pecah saat pintu kamar Sheena didobrak masuk oleh orang.

Begitu tadi Puma dan Panther menjebol pintu kamar Sheena, botol racun itu pecah. Racun yang hambar tak ber-aroma itu segera menyebar ke seluruh penjuru ruangan, meracuni Panther dan Puma tanpa disadari oleh keduanya. Sheena sengaja mengulur ulur waktu hingga racun itu mulai bereaksi di dalam tubuh Puma dan Panther.

"Bunuh...bunuh..." Panther merasakan kepalanya pening, pikirannya di penuhi kebencian, kemarahan dan nafsu membunuh. Dipandangnya Puma, saudaranya yang lima menit lebih tua darinya itu, tiba tiba entah mengapa Panther ingin sekali membunuhnya.

Panther berbalik ke arah Puma, tangannya mengepal siap mengirimkan pukulan mematikan ke arah kakaknya itu.

Duuuugh...., Panther jatuh terjengkang saat tendangan Puma terlebih dulu menghajar ulu hatinya.

Puma sang kakak yang juga terpengaruh reaksi racun Sheena rupanya mengalami kondisi yang sama dengan Panther. Dikuasai nafsu membunuh dalam pikirannya Puma langsung menyerang Panther.
"sory brother, dari dulu saya ingin sekali menghajarmu..." Puma menerjang Panther hendak menginjak saudaranya itu dengan jurus kaki baja-nya.

Panther berkelit, balas menghantamkan pukulan beruntun ke arah Puma hingga kini ganti Puma yang terpukul mundur. Jika Puma sangat andal dengan kaki bajanya, jurus jurus tangan baja Panther tak boleh disepelekan juga.

Kedua bersaudara yang sama sama terbius pengaruh racun Sheena itu meraung kencang, keduanya melompat dan berbenturan di udara. Sama sama kuat, ulet dan andal, pertarungan kedua Attacker itu sepertinya bakal berlangsung lama.

Memanfaatkan percekcokan attacker kembar itu, Sheena cepat cepat menyelinap keluar dari kamarnya, lari..., lari sejauh jauhnya, hanya itu yang ada dalam pikiran Sheena sekarang.

Terburu buru Sheena berlari keluar dari kamarnya, saking paniknya Sheena tidak menyadari seseorang yang berdiri menunggu di samping pintu kamarnya.

Brukkk... Sheena menubruk sosok yang sedari tadi memilih menunggu diluar dan tidak menyerbu masuk ke dalam kamar Sheena itu. Sheena mengenali sosok itu sebagai Juve, pemimpin para attacker dan Sheena tahu betul akan kemampuan hipnotis Juve. Namun Sheena terlambat, dirinya terlebih dulu bertatapan mata dengan Juve.

Hanya butuh hitungan detik saja buat Juve, begitu mata Sheena sebentar saja menatap matanya saat itu pula hipnotis Juve bekerja menguasai pikiran dan kesadaran Sheena.

Sheena merasakan pikirannya tiba tiba gelap gulita dan tubuhnya tak dapat ia kontrol lagi. Tatapan mata Sheena terlihat kosong, tubuh semampai itu berdiri membeku seperti boneka manekin di hadapan Juve.

"I get you poison Ivy!!" desis Juve, tahu betul akan kemampuan Sheena, Juve sengaja mengirim Puma dan Panther untuk mengalihkan perhatian Sheena dan begitu Sheena lengah, mudah saja buat Juve untuk menangkap Sheena dengan sugesti hipnotisnya.

Tertangkap oleh para Attacker organisasi WWW yang sudah berhari hari memburunya itu, nasib Sheena kini bagai berada di ujung tanduk.
*****

Tubuh mungil Ai jatuh menelentang ke tanah saat sesuatu yang besar dan kuat menubruk dan menimpa-nya.

"kyaaaa...." Ai menjerit ketakutan saat seekor anjing herder besar berwarna putih kini berdiri tepat di atas tubuhnya, kaki kaki kuat herder itu menapak kuat di dada dan perut Ai, dengan menggunakan berat tubuhnya hewan berkaki empat itu menahan supaya Ai tidak bisa bangkit berdiri.

Herder putih menakuti Ai dengan menyalak dan menggonggong keras di wajah Ai, sosok Ai yang asing buatnya membuat anjing cerdas itu menjadi agresif. Keganasan Herder itu rupanya membuat Ai sedikit keder.

Herder putih itu mengendusi dan menjilati wajah Ai, anjing terlatih itu sepertinya mencoba memastikan apakah Ai yang sedang ditindihnya itu berbahaya atau tidak untuknya. Tubuh Ai merinding ketakutan, Ai diam saja saat herder itu menjilati sekujur wajah dan lehernya karena Ai memang tidak terlatih untuk menghadapi serangan seekor anjing.

Tidak mendapat perlawanan dari Ai, Beast nama si anjing herder itu sedikit mengendorkan tekanan kakinya di tubuh Ai. Ai sedikit lega karena tekanan berat dari tubuh Beast sedikit berkurang. Namun Si Beast tak berhenti menjilati Ai hingga sekujur wajah Ai basah oleh air liur hewan berbulu itu.

Ai sedang berpikir keras mencari cari untuk melepaskan dirinya dari anjing herder itu saat lidah Beast tak disangka sangka berpindah dari lehernya dan mulai menjilati bulatan susu Ai yang menggembung keluar dari sela kemben Ai.

"heei...heeii.." Ai menjerit panik saat jilatan Beast mulai menggelitik payudara ranum di balik kembennya itu. Sama seperti monyet monyet tadi, sepertinya aroma keringat Ai yang wangi wangi asem khas keringat gadis muda sepertinya membuat si anjing herder putih mulai berahi akan tubuh molek Ai.

Bagai sudah terlatih, lidah Beast yang menari nari di dada Ai dengan cepat menemukan lokasi puting susu Ai, Beast menjilat jilat kecil puting susu Ai yang nampak menonjol dan membayang di puncak buah dada Ai itu. Kemben Ai yang basah karena liur Beast membuat pentil susu Ai yang mengeras itu tercetak jelas pada kain kemben tipis yang Ai kenakan. Bagai mendapat mainan baru lidah Beast semakin menggebu gebu menari nari dan mengusap usap puting susu Ai itu.

"Aaaah....aaaah...." tak ayal Ai mendesah dan tubuhnya menggelinjang juga saat tubuh sensitifnya itu digerayangi oleh lidah hangat Beast. Ai melenguh ngeri saat Beast menggigiti lipatan kembennya, sepertinya dengan gigi gigi taringnya Beast mencoba membuka ikatan kemben Ai.

Sreet...Ai merasakan ikatan kembennya robek dan melonggar, perlahan lahan Beast menarik turun kembennya ke bawah, menyibak dada Ai hingga dua bulatan payudara montok Ai polos terbuka.

"Guk...gukk...gukk..." Beast menyalak nyalak girang, matanya berkilat kilat mendapati bongkahan payudara Ai yang sempurna. Bulatan empyuk itu berhiaskan topping sebiji puting imut kecil yang rasanya manis dengan lingkar aerola warna merah muda berdiameter kecil yang sungguh sungguh menggiurkan.

"Minggir..." Memanfaatkan si Beast yang sedang keblinger dengan bentuk payudaranya, Ai sekuat tenaga mendorong Beast jatuh dari tubuhnya. Hentakan Ai membuat Beast terlempar dan sedikit menjauh dari tubuh Ai.

Dengan bertumpu dengan kedua tangannya Ai mencoba berdiri dari posisi terlentangnya, tapi mendapat perlawanan dari Ai, si Beast menjadi makin ganas saja.

Beast kembali menubruk kencang tubuh Ai hingga Ai kembali jatuh menelentang di tanah dengan kedua kaki terbentang dan terbuka lebar.

Dengan sigap Beast melompat dan kembali menindih tubuh mungil, kaki kaki kuat Beast menjejak erat pinggul dan paha Ai. Ai menyilangkan tangannya ke depan dadanya erat menutupi payudaranya dari terkaman Beast. Beast sekali lagi membenamkan wajahnya ke tubuh Ai, namun kali ini sepertinya bukan dada Ai yang menjadi incaran Beast.

"Aaaah....." Tubuh Ai menggeletar saat lidah Beast menjilat selangkangan di sela sela paha Ai, Anjing herder berwarna putih itu sepertinya sudah terlatih untuk mengenali dan menemukan organ organ vital dan sensitif seorang wanita.

Lidah panjang Beast dengan lihai mengelus elus kemaluan Ai di balik kemben pendek yang Ai gunakan. Tubuh Ai meronta ronta, Ai merasakan bagian bawah tubuhnya meremang dan membecek. Meski Ai tidak bisa mengingkari bahwa jilatan Beast di kemaluannya itu menimbulkan sensasi nikmat yang merangsang kemaluannya, namun bayangan disetubuhi oleh makhluk berbulu berkaki empat itu sungguh membuat Ai jijik dan ketakutan.

Tubuh Ai menggeliat geliat melawan tekanan Beast, namun perlawanan Ai itu sepertinya malah membuat Beast makin ganas saja. Beast dengan cepat menggigit kain kemben Ai dan kemudian breet... dengan sekali hentakan gigi gigi tajam Beast menarik lepas kemben yang membungkus tubuh Ai itu hingga membuat aurat Ai telanjang bulat.

Begitu mendapat kain kemben Ai itu, Beast berlari menjauh, taring taring tajam Beast mengunyah dan mencabik cabik kain yang tadi membelit tubuh Ai itu hingga hancur tak berupa lagi.

"heii... jangan" Ai tak sanggup mencegah saat kemben pendek yang tadinya menutupi bagian bawahnya itu terbuka, dan mengakibatkan kemaluan Ai terungkap polos.

Bibir vagina cantik berbulu tipis di antara paha Ai yang putih mulus itu terlihat agak basah oleh keringat bercampur air liur Beast, gurat tipis tempik Ai di sela selangkangannya itu mengkilat kilat sungguh menggiurkan.

Setelah puas menghancurkan satu satunya kain pelindung tubuh Ai, Beast dengan cepat berlari dan dengan buas kembali menubruk Ai yang sedang telentang di tanah.

Hewan berkaki empat berbobot hampir 50 kg dengan tinggi 70 centi itu sekarang berdiri diantara kedua paha Ai yang tersibak lebar. Dengan cepat moncong mulut Beast telah berada di antara pangkal paha Ai. Tubuh Ai menggeletar saat merasakan lidah Beast yang kasar,basah dan liat itu mulai menggaruk garuk kulit permukaan paha Ai yang sehalus porselen,

Ai mencoba merapatkan sela sela pahanya, Ai merasa risih karena jilatan Beast di bagian bawah tubuhnya itu menimbulkan rasa geli yang sungguh menjijikkan. Dengan sisa sisa tenaganya Ai mencoba menarik tubuhnya ke atas untuk meloloskan diri dari jilatan lidah Beast yang menjijikan di pahanya itu.




"Aaakhhh...sakit..." Ai menjerit kesakitan saat tubuhnya hampir lolos dari cengkeram Beast, Beast menggeram kencang dan dengan cepat mencaplok dan menggigit salah satu paha punel Ai. Gigitan Beast itu berlangsung cepat, sedikit sakit dan tidak mematikan tapi efek kejutnya membuat Ai sungguh merinding ketakutan.

Beast menggonggong galak, mengancam Ai supaya tak melawan lagi dengan mulut menyeringai memamerkan taring taringnya yang berujung runcing, tubuh Ai mendadak lumpuh dan diam membeku.

Setelah memastikan mangsanya tak berkutik, Beast kembali mendekatkan kepalanya ke kemaluan Ai. Kepala Beast menyundul dan mendorong dorong paha kiri dan kanan Ai ke samping hingga posisi kaki Ai mengangkang dan memaksa selangkangan Ai terbuka lebar. Ancaman gigi gigi tajam Beast membuat Ai hanya bisa pasrah saja membiarkan tubuhnya di jadikan bulan bulanan makhluk berbulu itu.

Beast mengendus endus bibir vagina Ai, aroma wangi khas wanita yang terumbar dari belah tempik Ai itu menimbulkan efek memabukkan yang membuat setiap kaum adam tergila gila ingin mencumbunya, termasuk juga binatang jantan seperti Beast. Beast mendekatkan moncong mulutnya makin dalam ke kemaluan Ai dan....

"uuuughh..." Ai melenguh kencang dan hanya bisa pasrah saja saat mulai merasakan lidah menjijikan itu menyibak bibir tempik Ai dan mulai menjilati belahan tempik Ai. Ai menggelengkan kepalanya tak berdaya, lidah Beast bergerak cepat, mengusap usap liang tempik dan menggelitiki biji klitoris Ai, tak ketinggalan kumis Beast menusuk nusuk dan menyapu paha Ai, menimbulkan rasa amat geli di bagian bawah tubuh Ai.

Mendapat teror dan rangsangan tak henti dari Beast, perlahan cairan cinta mulai merembes keluar dari dalam tubuh Ai untuk melumasi rongga kemaluan Ai.

Aroma wangi serta rasa sedap dari cairan cinta Ai yang membanjiri liang vagian Ai itu membuat Beast makin giat memainkan lidahnya mempermainkan kelamin Ai. Tanpa jeda lidah Beast terus bergerak menyapu selangkangan Ai bolak balik dari bawah ke atas. lidah liat itu meluncur menyusuri kelamin Ai, mulai dari permukaan liang anal Ai kemudian merambat terus naik menyibak belahan bibir kemaluan Ai dan sampai pada puncaknya di biji kelentit Ai yang sangat sensitif.

"ooooohh.... ooooohh...aaahh" Ai mendesah desah kegelian, gila ini...!, Ai sungguh tidak rela kelaminnya di pagut dan dikilik kilik oleh hewan cabul itu. Namun tiap kali lidah si Beast mengulik ulik klitoris-nya, tubuh Ai tanpa bisa dicegah olehnya malah merespon rangsangan itu hingga tubuh Ai tersentak sentak bak terkena setrum tegangan tinggi.

Dari balik semak semak opa William, si empu-nya dua monyet kecil dan Beast nampak mengintip saat hewan hewan peliharaannya yang terlatih itu mengerjai tubuh Ai.

"Gluk....gluk..." Opa William meneguk ludahnya menikmati pemandangan di hadapannya yang sangat kontras itu. Ai gadis bertubuh putih bersih nan montok itu saat ini sedang ditindih dan dirogol rogol kemaluannya oleh anjing herder peliharaannya.

Opa Willian menggaruk kelaminnya yang membengkak, entah mengapa libidonya selalu cepat membumbung tinggi, tiap kali menyaksikan percumbuan ganjil yang melibatkan pemeran bertipe beauty and the beast.

"Aaaaaaaakhhhh...." Jerit Ai terdengar melengking, Ai merasakan pinggul mengejan hebat, saluran kemihnya bergemuruh hebat dan akhirnya....

Syuuuurr...syuurrr..., tanpa bisa ditahan lagi olehnya, cairan cinta menyembur dari liang sanggama Ai menyemprot kepala Beast. Meski tidak rela, rangsangan bertubi tubi dari Beast tak ayal membuat Ai squirting pertanda Ai mengalami orgasme.

"Gukk...guk..." tubuh Beast melonjak kaget saat cairan cinta Ai menyemprot kepalanya. Takut tubuhnya basah, Beast melompat menjauhi Ai, menghindari 'serangan' lanjutan dari kelamin Ai itu.

Saat tubuh Beast sesaat melepas tubuhnya itu, Ai merasa ini adalah kesempatan emas buat dirinya untuk melarikan diri dari makluk berbulu yang cabul itu.

Dengan cepat Ai berguling dan membalikkan badannya menghadap tanah untuk bisa meloloskan diri dari Beast. Dengan tubuh menelungkup, Ai merangkak dengan kedua tangan dan lututnya cepat cepat berusaha menjauhi Beast. Tanpa Ai sadari Beast sudah tersadar dari kagetnya akibat semburan cairan cinta Ai di wajahnya. Dengan mata coklat penuh nafsu Beast mengejar dan menerkam tubuh Ai dari belakang.

"Kyaaaa...." Ai menjerit kaget saat tiba tiba tubuh berbulu Beast tahu tahu sudah menindih tubuhnya yang menungging di tanah. Berat tubuh Beast membuat Ai tak bisa merangkak maju lagi.

"Aaakkkh.... aaakh... " Ai terisak kesakitan saat merasakan kulit samping pinggulnya panas dan sedikit mengkelupas tercakar kuku kuku kaki depan Beast yang mencengkeram kencang pinggul Ai. Beast berdiri di belakang Ai dengan dua kaki depannya di atas pinggul Ai dan kedua kaki belakangnya bertumpu di lantai.

Posisi tubuhnya saat ini mengingatkan Ai akan posisi doggy style, salah satu posisi bercinta idola para lelaki yang kerap di ceritakan Alex pada Ai.

"Glek...."Ai bergidik ngeri menyadari posisi tubuhnya yang saat ini sedang menungging dengan bokong menonjol ke atas menyerupai posisi anjing kimpoi itu. Dan yang bikin lebih gawat lagi adalah kini tepat di belakang Ai telah berdiri seekor anjing beneran dengan badan besar yang lengket menempel padanya dan jelas jelas bermaksud ingin mengkawini pantat bulet Ai.

Beast terus terusan mendorong kedua kaki belakangnya ke depan menyundul nyundul pantat Ai. Tekanan bertubi tubi dari kedua paha berbulu Beast itu membuat Ai makin menungging saja dengan kepala dan dada Ai menempel di tanah.

"Eeeei...apa itu..." Ai merasakan sebuah benda ganjil menyenggol pantatnya, benda itu bentuknya lonjong, panjang dan keras seperti pentungan hansip. Jangan jangan...jangan jangan itu adalah....

Ai menoleh ke belakang dan tersedak saat tebakannya tepat, benda lonjong yang menyundul nyundul pantatnya itu benar adalah batang kelamin Beast yang sudah jauh membengkak dari ukuran aslinya.
"Tolong.... tolong... Ai mau di perkosa sama anjing!!" Ai menjerit jerit dalam hati membayangkan nasib buruknya yang bakal disetubuhi oleh Beast

Melihat Ai yang pasrah, Beast makin menjadi jadi saja. Anjing herder itu mulai menggesek gesek-kan batang kemaluannya ke belahan kenyal bokong Ai, mencari cari liang nikmat yang tersembunyi di sela sela bokong Ai.

"auuuooooooooo..."Beast melolong, bulatan bokong sekel Ai yang menjepit kencang dan otomatis memijit mijit batang kemaluannya yang terbenam di sela sela bokong itu, rupanya memberikan kenikmatan sendiri buat hewan buas berkaki empat itu.

"Suit...suitt... Beast hayo ke sini..!!" di saat saat kritis itulah tiba tiba terdengar siulan panjang, seseorang berteriak teriak memanggil Beast untuk menghampirinya.
"guk... guk... guk..." Beast menggeram geram marah, posisi batang kejantannya yang terjepit uenak di belah pantat Ai membuat hewan cerdas itu enggan melepaskan Ai. Ingin rasanya Beast mengabaikan panggilan tuannya itu.

Ctar...ctar... Opa William mengayunkan cambuk di tangannya, cambuk yang sangat ditakuti oleh Beast karena benda itu telah berulangkali menghajarnya sejak Beast kecil.

"Ke sini Beast..." Opa William kembali menggertak keras dan tegas. Sambil mendeking deking memelas Beast mengkendorkan cengkeramannya di tubuh Ai. Dengan malas dan ogah ogahan Beast berlari kecil mendekati tuannya itu.

"Bagus Beast..., good job, biar sekarang saya yang menuntaskan pekerjaanmu..." Opa William mengelus elus kepala Beast, sebelah tangannya yang lain mendekatkan sebuah biskuit ke moncong Beast. Beast mengunyah dan melahap biskuti favoritnya. Opa William mengkalungkan tali kekang di leher Beast dan kemudian mengikatkan tali itu erat erat ke sebuah pohon cemara.

"Hee..hee... Beast sekarang lihat dan perhatikan gimana cara seorang pria mengkimpoi seorang wanita dengan baik dan benar" Opa William yang selama ini mengintip di belakang layar sepertinya tidak tahan juga ingin mencicipi tubuh Ai.

Opa William berjalan tertatih tatih mendekati Ai yang tertelungkup lemas di tanah sambil menenteng sebuah koper. Koper itu adalah koper ketiga yang harus di ambil oleh Ai.

"Kenzo memberi kabar bahwa kurir yang akan mengambil koper ini adalah seorang gadis, tapi dia tidak mengatakan kalo ternyata gadis kurir yang ia kirim adalah seorang gadis cantik dan bertubuh aduhai sepertimu" Opa William jongkok di sebelah Ai dan berbisik pelan.

"hee... hee... tak kusangka Kenzo bakal berbaik hati mengirimkan bidadari seperti diri-mu sebagai bonus kesetiaanku padanya" Opa William terkekeh mengira Ai adalah hadiah dari Kenzo buatnya.

Ai bangkit dan duduk di tanah mengumpulkan sisa sisa tenaganya setelah tadi bergelut mati matian melawan Beast yang kuat. Jika tadi saat menghadapi Beast dengan taring taring tajamnya, Ai merasa begitu ketakutan sampai tubuhnya diam membeku, kini menghadapi Opa William, si kakek cabul itu tidak terbersit sedikitpun rasa gentar dalam hati Ai.

"Ayo bersenang senang dulu neng..." Opa William mengulurkan tangannya hendak menyentuh tubuh Ai, tapi... krak...kraak...

"Aduhhhhh...." Opa William melolong kesakitan, saat tangannya nyaris menyentuh tubuh Ai, Ai cepat cepat menangkap tangannya dan dengan satu gerakan cepat mematahkan telunjuk dan jari tengah Opa William.

Opa William kesakitan dan berguling guling di tanah, Beast menggeram geram menakutkan saat melihat Ai menghajar tuannya itu, tapi tali yang mengkekang lehernya erat membuat Beast tak bisa kemana mana. Ai bangkit dan berjalan mendekati Opa William yang sedang mendeking deking kesakitan.

"Tidurlah yang nyenyak opa..." Ai memegang kepala dan dagu Opa William dan kreeekk...dengan sebuah hentakan, Opa William langsung ambruk ke tanah tak sadarkan diri.

"akhirnya tiga koper ini berhasil Ai kumpulkan, Najwa dan kawan kawan sebentar lagi bisa Ai selamatkan" Desis Ai sambil mengambil koper ke tiga yang tergeletak di tanah.

Beast tak henti menyalak nyalak melihat kondisi tuannya yang menggeletak di tanah, gonggongan Beast itu membuat Ai tersadar akan kondisi tubuhnya yang kotor dan basah berlumuran air liur Beast.

Ai teringat kolam renang besar yang Ai lihat di halaman depan vila opa William tadi. Ai tersenyum ceria dan setengah berlari menuju ke arah kolam renang itu.

Sesampainya di kolam renang itu Ai melompat dan langsung menceburkan tubuh telanjangnya ke dalam kolam itu, memandikan dan membersihkan tubuhnya yang sepanjang malam ini telah dikotori oleh tangan tangan geng motor, kuli dan pemulung di TPA, dan terakhir oleh hewan hewan cabul peliharaan opa William.
******

"lama sekali Aileen...., waktu kita hanya tersisa setengah jam untuk sampai di hotel Five Star" Zlatan tampak menggerutu sambil menunjukkan jam tangan di lengannya saat melihat Ai yang dalam kondisi telanjang bulat dan basah kuyup akhirnya muncul dari balik gerbang vila opa William.

Ai tak menjawab pertanyaan Zlatan, langsung masuk ke mobil Mercy dan langsung duduk di jok belakang sambil mendekap dadanya.

Zlatan ikut masuk, duduk di bangku pengemudi dan baru menyadari kondisi tubuh Ai yang kembali telanjang bulat.
"lho kemben Aileen kemana? jangan bilang kalo si kakek tua itu telah mencabuli Aileen" Zlatan menggeram marah, sepertinya si gondrong itu telah jatuh hati pada Ai hingga rasanya ingin menghajar siapa saja yang telah menyakiti Ai.

"Si kakek tua yang cabul itu sudah Ai bereskan, sekarang ayo cepat ke tujuan akhir dan tukarkan tiga koper ini dengan teman teman Ai" Ai membentak Zlatan dengan ketus. Zlatan tersenyum lega kalau Ai sudah bisa judes seperti itu, artinya Ai baik baik saja.
"Ok... kalau begitu Aileen pakai ini saja biar ga kedinginan lagi..." Zlatan melemparkan kemeja putih dan rok abu abu SMU Internasional ke arah Ai. Ai mengenali baju baju itu sebagai seragam yang Ai kenakan sepulang sekolah tadi. Rupanya selama ini seragam Ai itu disimpan oleh Zlatan yang telah menelanjangi Ai saat Ai pingsan tadi.

Tanpa menunggu Ai selesai berpakaian Zlatan langsung menggeber mercy-nya kembali menuju ke kota Jakarta. Buat orang lain mungkin butuh waktu satu jam lebih untuk sampai ke hotel Five Star, tapi buat Zlatan setengah jam sudah lebih dari cukup buatnya untuk sampai di tujuan tepat waktu.
******
Gozo memastikan dan menginspeksi sekali lagi tiap posisi anggota Alpha yang berjaga di hotel Five Star, Gozo tak mau ada kegagalan dalam OTT kali ini.

Sesuai pesan dari Alex, serah terima itu akan di lakukan di kamar hotel Five Star nomer 696 setengah jam lagi. Beberapa saat lalu beberapa orang dari partai Reform telah datang dan masuk dalam kamar 696, tapi team Alpha belum bisa mengidentifikasi dengan jelas siapa orang orang itu.

Gozo masuk ke dalam mobilnya, jantungnya berdegup kencang, tak sabar menunggu eksekusi operasi yang teramat penting buatnya itu.

*****
Tinggal satu blok lagi mobil Mercy yang membawa Ai sampai ke hotel Five Star, Zlatan tersenyum lega karena misinya hampir selesai dengan baik.

"Sebentar lagi sampai Aileen, bersiap siaplah" kata Zlatan pada Ai yang duduk di belakang. Ai mengangguk tanpa menjawab kata kata Zlatan.

Saat Mobil Mercy tinggal berjarak 200 meter saja jauhnya dari hotel Five Star, tiba tiba interkom dari tv kecil di dashboard mobil Zlatan berbunyi. Terdengar suara parau Kenzo.

'Zlatan, tujuan akhir misi kamu telah berubah. Bawa gadis itu dan ketiga koper itu ke hotel Glory. perintah saya ulangi, bawa Aileen dan ketiga koper itu ke hotel Glory sekarang juga!!" Suara Kenzo terdengar jelas dan jernih.

Mendengar perintah Kenzo, Zlatan langsung menginjak pedal rem-nya. Letak hotel Glory berlawanan arah jauh dengan letak hotel Five Star tempat Gozo dan team Alpha telah menunggu.

Ban mobil mercy yang dikendarai Zlatan berdecit keras saat berbalik arah dalam satu putaran saja. Mobil itu segera melaju ke tujuan baru, sesuai misi terakhir yang diterima Zlatan.
******

Alex yang dari tadi tak jauh dari posisi Ai tampak pucat saat mobil yang Ai tumpangi berbalik arah menjauh dari hotel Five Star. Sesuai pesannya yang telah ia kirim ke Inspektur Gozo, Alex yakin seluruh pasukan Alpha telah dikonsentrasikan ke hotel Five Star.

Sudah tidak ada kesempatan lagi buat Alex untuk merevisi informasi lokasi pertemuan Kenzo dan Soebagyo kepada Gozo.

Kali ini sepertinya Alex harus beraksi seorang diri tanpa bantuan siapapun untuk menyelamatkan Ai serta menangkap Kenzo, Tanuwijaya dan Soebagyo.
 
Kasian ai....lagi" di gangbang...:ngaceng:

thx senpaii deviliant sudah ngerame-in trit ai
smoga trit Ai bisa bikin senpai :ngaceng: terus


Keren suhu ceritanya . .

:mantap::mantap::mantap:

Pertamax suhu . .

Thx suhu gentonklez sudah mampir&comment di trit ai
file 58 part 3 sudah ts update, silakan di nikmati, mudah2an mantap...


untung baru jari yg masuk..
zlatan sadis juga ya :takut:

thx zenpaii maxcrottz sudah berkenan mampir di trit Ai
zelain zlatan zepertinya mazih ngantri attacker atacker lain yang tak kalah zadis menghadang Ai di file file zelanjutnya zuhu


Mantaaaapppp
Lanjut aaiiii...

thx suhu thereverend buat commennt&supportnya
file 58 part 3 sudah ts update, silakan di nikmati


Makasih up date na suhu.
Ini cerbung yg paling sering aku pantengin
:beer:

thx suhu mokojatmoko buat support dan commentnya'

sudah 1 setengah tahun lebih trit ai ini ts mulai dan hebatnya suhu mokojatmoko tak pernah bosen kasi support ke ai sejak dari file file awal sampe sekarang.

thx suhu buat endless supportnya suhu! :beer:.


Semogaaa aii ga kenapa napa, btw alex nya kemana ai? Kok hilang ga ada kabar ya?

thx suhu mesincucirusak sudah rajin mampir di trit Ai
berkat support suhu sampai sekarang untungnya Ai masih ga kenapa napa :)
di file 58 part 3 ini kabar alex sudah mulai terang, nanti bakal makin benderang di file file selanjutnya
thx buat endless suportnya suhu.


Wihhh makin ngeri aja

Gagal Pertamax sepertinya

Mantap deh ai
Ngeri juga kalau dijamah sama beast

thx suhu serigala_hitam sudah jadi reader yang paling sering comment di trit Ai
comment suhu serigala_hitam nih yang selalu jadi "obat kuat" mujarab buat ts supaya kuat lanjut ngetik update lagi, lagi dan lagi...
thx buat endless suportnya suhu SH


thx buat all reader,
ts mohon maaf karena keterbatasan ruang dan waktu, sekarang ts jadi jarang balas2 comment para reader
ts berharap brada&sista tidak bosen mampir dan ninggalin jejak di trit Ai ini.
thx buat endless supportnya suhu&sihi...
:ampun::ampun::ampun::ampun::ampun:
 
Mantap ai, tp ane penasaran jga, gimane si alex lepas dari fara. Huahahaha...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd