File 57 The Mission
Begitu memasuki kamar losmen tempat dia bersembunyi, Sheena cepat cepat menutup rapat dan mengkunci pintu kamarnya. Bayang bayang kehadiran organisasi hitam yang selalu menghantui perasaannya membuat Sheena selalu terlihat was was dan amat hati hati.
Sejak peristiwa terbunuhnya Otaku, Sheena memang sengaja hidup berpindah pindah dengan menyamarkan identitasnya, tentu saja untuk menghindari kejaran anak buah Kenzo dan organisasi WWW.
Sheena menghempaskan tubuh semampai-nya ke ranjang usang, fasilitas pas pas-an di kamar losmen-nya itu sambil mendengus kesal.
Raut wajah gadis berparas oriental itu nampak kalut karena dirinya sampai saat ini masih belum juga menemukan tanda tanda keberadaan Joker. Berpacu dengan waktu, Sheena sadar cepat atau lambat para attacker organisasi hitam WWW akan segera menemukannya.
Dengan cermat dan teliti Sheena telah menyusun jalur pelarian-nya ke luar negeri bersama Joker, namun semua rencana sempurna-nya itu seakan sia sia karena sampai saat ini dirinya masih belum juga menemukan Joker.
Gadis lulusan cum laude teknik kimia salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia itu memejamkan matanya. Tak dapat menolak lelah yang mendera tubuhnya, Sheena terlelap. Wajah Joker, pemuda yang diam diam ia cintai itu tak henti membayang di pelupuk mata sang dara.
*****
Juve berlahan lahan meneguk kopi pahit hitam dari gelas di genggaman tangannya, mata-nya awas mengamati gerak gerik hati hati Sheena yang masuk ke dalam sebuah losmen yang tepat berada di seberang cafe tempat Juve menikmati minuman favoritnya itu.
Gelas kopi hitam yang terasa dingin menandakan attacker nomer wahid yang paling di percaya oleh Shinobi itu sudah berjam jam lama-nya menghabiskan waktu di dalam cafe itu, bersabar menunggu kehadiran Sheena.
"finally i got you poison ivy..." senyum tipis terbit di wajah Juve.
Segera setelah menemukan jejak Sheena, pembunuh berjuluk si mentalist itu kemudian menghubungi Shinobi.
Juve dengan santai lanjut men-sesap kopi hitamnya seteguk demi seteguk sambil menikmati musik jazz yang mengalun sepoi sepoi dalam cafe itu.
Tak seberapa lama kemudian, pintu cafe itu terbuka dengan kasar, suara gaduh terdengar saat dua orang pengunjung berpenampilan sok jagoan memasuki cafe. Segera saja jerit amarah gadis pelayan berpakaian minim terdengar lantang saat ke dua pengunjung kurang ajar itu seenaknya saja mencolek colek pantatnya.
Sang bartender bertubuh besar kekar yang mendekat ke arah keributan untuk membela rekan kerjanya, malah berakhir ambruk di lantai dengan wajah remuk di hajar dua orang pengunjung sok jagoan itu.
Merespon kabar dari Juve, Shinobi langsung mengutus dua orang attacker lain, si kembar gila, Puma dan Panther. Dua orang attacker berkelakuan kacau, brutal dan selengekan. Namun tentu saja kemampuan membunuh kedua attacker 'trouble maker' yang selalu membuat masalah di sana sini itu tak boleh diremehkan begitu saja.
"Heii... sudah... sudah...!!, berhenti main mainnya, cepat ke sini, ada pekerjaan yang harus kita selesaikan" suara berwibawa Juve menggelegar menghentikan tindakan brutal Puma dan Panther yang sedang menginjak injak bartender malang yang tergeletak tak berdaya di lantai.
Sambil meludahi tubuh yang baru saja mereka hajar, Puma dan Panther bergegas mengikuti langkah Juve yang berjalan keluar dari cafe dan berjalan menuju ke losmen tempat persembunyian Sheena.
*****
Vega meneguk ludahnya saat ujung kepala botol beer yang berputar di tengah lingkaran berhenti menghadap ke arahnya, pertanda dirinya-lah yang sah terpilih menjadi master dari Ai.
Perasaan kecewa, iri dan cemburu tergambar jelas di wajah rekan rekan pria Vega dalam ruangan itu. Bahkan saking kecewanya, Ken yang begitu mendambakan tubuh Ai dalam genggamannya, sampai menjeduk jedukkan kepalanya ke dinding, karena tak kuasa menerima kenyataan bahwa Vega-lah yang terpilih menjadi master Ai.
Menjadi master dari Ai yang menjadi slave-nya, artinya Vega memiliki satu hak istimewa untuk memberikan sebuah perintah yang harus ditaati oleh Ai, perintah apapun itu.
Apa...!! menjadi master dari Ai, menjadi tuan dari makluk imut nan molek yang jadi obyek bacolnya tiap malam itu?, Vega mengucek ucek matanya seakan tak percaya dengan pulung yang menimpa dirinya itu.
Sudah lama Vega mengagumi sosok Ai, gadis cantik nan lugu bersuara loli, yang tubuh berpayudara montoknya itu selalu terbalut seragam sekolah tipis ketat dan rok mini.
Sama seperti siswa siswa SMU Internasional yang lainnya, Vega juga sangat terobsesi ingin meremasi payudara empyuk yang membusung di dada Ai.
Dan akhirnya kesempatan untuk menjamah tubuh Ai itu akhirnya datang juga....
"Master Vega sebutkan perintahmu.... " Aya membisikkan suaranya yang sexy dan mendesah, meminta Vega segera menyebutkan permohonannya.
Jantung Vega berdegup kencang saat seluruh tatapan mata orang orang dalam ruangan itu serentak tertuju padanya, menebak nebak perintah cabul apa yang bakal terucap dari mulut Vega.
"Awas... yah, kalo Vega minta yang macam macam!, kalo perintahnya aneh aneh, Ai langsung pulang nih!" ancam Ai sambil mengepalkan tangannya ke arah siswa ceking berkacamata tebal itu.
"hii... hii...ya ga boleh maen ancam kaya gitu Ai, masa kalah sama Najwa yang berulang tahun. Najwa saja mau dan konsisten koq dengan aturan main kita." Protes Aya sambil mengingatkan Ai akan Najwa yang tadi dengan gagah berani telah menyelesaikan tantangan untuk menghand-job konti Alan.
"yah...yah.... Ai harus konsisten" dengan semangat para pria dalam ruangan itu menimpali dan menyetujui kata kata Aya.
Ai merengut kesel, karena Ai sadar betul bahwa bagian tubuhnya yang paling diincar dan diinginkan oleh tiap pria, tentu saja adalah payudara berbentuk melon yang menggelayut di dadanya itu, dan bisa dipastikan perintah Vega pasti tak jauh jauh dari mencabuli susu-nya itu.
"Master Vega, sebutkan keinginanmu.... " Aya mengulangi pertanyaannya pada Vega.
Deg... deg... deg... jantung Vega berdegup kian kencang, akhirnya Vega meneguhkan tekadnya dan mengucapkan perintahnya.
"Anu Aya..., sama seperti Najwa tadi, Vega minta Ai ngocokin konti Vega juga." Dengan terbata bata Vega memberikan perintahnya.
Mendengar perintah Vega, Ai sedikit lega. Ai jelas tidak keberatan kalau cuman harus meng-handjob konti Vega seperti yang Najwa lakukan pada konti Alan tadi. Ai menganggukkan kepalanya mantap, memberi isyarat bahwa dirinya siap melaksanakan perintah Vega.
"hmmm.... Vega minta tititnya di kocok kocok kaya Alan tadi?' Aya dan Ai bersama sama mengulangi perintah Vega tadi.
" iya Aya, tapi anu Ai...." Vega tercekat sesaat sebelum melanjutkan kata katanya.
" tapi..., tapi apa Vega?" tanya Aya menunggu Vega melanjutkan kata katanya.
Deg..!! mendengar kata 'tapi' dari Vega, jantung Ai langsung berdetak kencang bak mendapat firasat sesuatu yang buruk bakal menimpa dirinya.
"tapi...,anu Aya...bukan pakai tangan, Vega minta konti Vega di kocok pake payudara Ai." Dengan malu malu Vega mengungkapkan keinginan cabulnya yang terpendam selama ini.
"apa Vega? Vega minta di titsjob sama Ai?" Aya kurang jelas mendengar suara pelan Vega.
" Yah Aya..!! Vega minta Ai ng-entot-i konti Vega pake susu Ai!" Vega kali ini berteriak lantang mengucapkan perintahnya.
"Woooow...., asyik nih Vega..." Ryu dan Blanco bersuit suit membayangkan kenikmatan yang sebentar lagi bakal direguk oleh Vega.
"Ooooh... bangsat kau Vega, perintahmu sangat cabul. oooh Ayo Ai... ayo cepat kocokin titit Vega pakai susu-mu" mendengar perintah Vega, Ken memaki maki Vega karena tak tega melihat Ai meng-titsjob Vega , tapi di lain sisi Ken juga penasaran banget melihat susu Ai digesek gesek ke konti Vega.
"Dasar Vega kurang ajar!! Ai pulang...!!" dengan suara khas anak sd-nya Ai memprotes perintah Vega barusan dan langsung berdiri hendak meninggalkan kamar Najwa.
"Jangan gitu dong Ai..., kalau Ai ga mau melakukan tantangan ini, Aya bakal membongkar identitas rahasia Ai sama anak anak itu!!" Aya yang setengah mabuk buru buru memeluk Ai dan berbisik mengancam untuk membongkar identitas Ai sebagai seorang polisi pada Najwa dan kawan kawannya.
"Hei... hei... Aya jangan ngawur ya " Ai mendelik marah pada Aya.
" Saya ga main main Ai, Ai tahu kan resiko yang mereka tanggung kalau mereka sampai tahu identitas rahasia Ai, terutama nasib Najwa"
"Dasar Aya!" Ai bergidik membayangkan apabila Najwa dan kawan kawannya sampai tahu identitas rahasia-nya sebagai agen rahasia Alpha dan tak sengaja membocorkannya pada orang lain. Begitu identitasnya tak sengaja terungkap, organisasi hitam WWW bakal memburu dan menghabisi Ai, tentu saja beserta orang orang dekat di sekitar Ai, termasuk Najwa.
"Jadi gimana Ai?, please lakukan perintah Vega itu, buat seru seru-an saja, demi ulang tahun Najwa dan Aya janji selanjutnya permainan langsung berakhir." Aya merayu Ai untuk menyanggupi perintah Vega.
"damm you Aya!!, OK Ai ikuti permainan Aya, tapi awas jangan ngomong sembarangan sama mereka!" khawatir akan keselamatan Najwa, Ai akhirnya menyanggupi permintaan Aya.
"Yesss!!, Ai mau meng-boobjob Vega" Sorak Aya.
"Yeah.... yeah... asyik.. asyik!!" Ken dan rekan pria yang lain bersorak gembira, bahkan Alan yang lemes karena baru saja ngecrot ikut berteriak penuh semangat.
Ai pasrah saja saat Aya menggandeng tangannya dan kemudian menarik Ai ke tengah tengah kamar Najwa, di mana Vega nampak berdiri menunggu sambil celingukan. Ai memalingkan wajahnya tak sudi memandang wajah Vega.
"Maafin Vega ya Ai..., " Vega berbisik pelan kepada Ai. Sedikit rasa sesal terbersit di wajah Vega melihat Ai yang marah padanya.
Melihat wajah Vega yang tulus meminta maaf padanya, Ai menjadi iba juga pada Vega yang kurang terkenal di kalangan siswi siswi SMU Internasional. Vega yang selama ini Ai kenal adalah anak kutu buku yang baik,pendiam dan takut jika didekati oleh wanita.
Selama ini hanya Ai, teman wanita yang berani Vega ajak ngomong dan meski sering terpergok Vega mencuri curi belahan dada Ai namun Vega tidak pernah neka neko ataupun mengkurang ajar-i Ai.
Ai me-maklumi penderitaan Vega yang dipandang sebelah mata oleh teman teman wanitanya, dan pikir Ai sepertinya sekarang tidak ada salahnya kalau Ai sesekali memberi kenikmatan yang belum tentu bisa di rasakan lagi oleh Vega nantinya dalam hidupnya .
Ai... Ai... beginilah salah satu sifat mulia Ai yang selalu tidak tega melihat temannya bersedih dan selalu berusaha membahagiakan teman temannya meski dengan mengorbankan dirinya sendiri.
"Maafin Vega Ai, kalo Ai ga mau perintah Vega bisa Vega batal-in saja" Vega mengulang permintaan maafnya.
"Gapapa Vega..., , sekarang diem dan nikmati saja enaknya susu Ai ya..." bisik Ai pada Vega.
" oh... beneran Ai, makasi ya Ai" Vega nyaris mewek saat mendengar kata kata Ai barusan.
"Oooi Ai jangan lama lama.... ayo cepat buka bajunya" Ken mendengus kesal melihat Ai yang malah ngobrol dengan Vega.
" iya Ai buka... cepet buka baju Ai" Blanko si pemuda bertubuh rada tambun ikut ikutan tak sabar.
"Apa perlu kami bantu telanjangin Ai?"Ryu dengan kurang ajar mengkekang ke dua tangan Ai dari belakang dan mengkuncinya.
"Kyaaa.... jangan kurang ajar ya" Ai meronta namun tenaga Ryu yang menelikung tangannya terlalu kuat buatnya.
Sebenarnya mudah saja buat Ai melepaskan diri dari kuncian Ryu dan menghajar kelima rekan prianya yang cabul itu, tapi untuk menutupi identitas dirinya Ai berusaha terlihat seperti anak gadis normal seperti yang lainnya yang lemah dan gemulai.
"Ahhh lepasin Ai...., jangan kurang ajar ya kalian" Ai menjerit ketakutan saat Blanko dan Ken berebutan menyingkap pakaiannya ke atas hingga payudara Ai yang terbungkus bra ketat kekecilan berwarna hitam terungkap.
"Waah... syeger banget susu Ai....gluk" Ken meneguk liur yang meluap luap dalam mulutnya melihat suguhan nikmat dari bulatan payudara Ai yang menyembul dari sela sela bra Ai membentuk cleavage yang ranum menggiurkan di tengah buah dada Ai.
Kelima pria dalam kamar itu ramai mengerubungi tubuh Ai yang meronta ronta tak berdaya dalam kekangan Ryu.
"aaaaiiya!!, jangan.... " Ai merintih saat Blanko dengan berangasan menarik lepas kaitan bra Ai hingga cup bra Ai melorot dan lepas dari tubuh Ai.
Blooob...., begitu lepas dari cup bra kekecilan yang mengkekangnya, bulatan payudara Ai bergetar dan langsung menggembung ke ukuran maksimalnya. Payudara bundar sempurna seukuran buah melon itu bergelayut elok di dada Ai, ooooh, amboi... sungguh menggiurkan.
"woooow" kelima pria dalam ruangan itu terperangah dan menjerit hampir bersamaan, wujud asli payudara Ai sungguh jauh lebih indah dan sempurna dibandingkan fantasi mereka selama ini.
"Hei... jangan... jangan... aaaaah" Ai menjerit panik saat melihat cengkeraman tangan Ken dan kawan kawannya bergerak maju hendak menjamah payudaranya berbarengan, namun sebelum tangan tangan cabul itu menteot teot susu Ai, Aya dengan cepat menarik tubuh Ai lepas dari dekapan Ryu dan segera menjauh dari kawanan serigala yang mengincar susu Ai itu.
"Hei... hei, koq Ai malah mau di gang bang sama kalian, Ayo bubar bubar!!'bentak Aya.
"Yah Aya... ganggu aja ahhh!!' keluh Alan yang tadi tangannya sudah teramat dekat dan nyaris mencubit pentil susu Ai.
Pletak... pletok... pletuk... Aya dengan cepat menjitaki satu persatu kepala Ken dan kawan kawannya hingga mereka meringis kesakitan.
"Awas yah, kalau kalian berani macam macam lagi, kalo macam macam lagi bukan kepala kalian yang Aya jitak, tapi berikutnya peler kalian yang Aya jitak" Ancam Aya pada gerombolan serigala itu.
"Ampun... ampun Aya..." Ken mengelus kepalanya yang langsung benjol karena mendapat satu jitakan dari Aya.
Aya yang bagai bertindak sebagai wasit dalam permainan master and slave itu kemudian kembali menarik Ai dan Vega ke tengah ruangan.
" Ayo Ai dan Vega, cepat selesaikan permainan ini, Ayo... Ai cepat lepas baju Ai dan Vega, hayo.. cepat lepas celana kamu" Aya kembali mengembalikan permainan sesuai kesepakatan di awal.
"ok...!!" tanpa ragu lagi Ai langsung melepas baju yang membalut tubuhnya hingga kini tubuh atas Ai polos, hanya memakai rok mini.
" Saya buka baju juga Aya?" Vega yang dari tadi rupanya sudah mimisan melihat tubuh telanjang Ai bertanya malu malu pada Aya.
"lha koq malah tanya ama Aya, memang konti Vega jadi mau di boob-job ama Ai apa ga?" Aya terkekeh melihat Vega yang ganti demam panggung.
"mau... mau... Vega mau titit Vega di kocokin sama Ai" Vega tergagap dan buru buru menarik lepas resleting celananya.
Slurut... berturut turut dengan tergopoh gopoh Vega memelorotkan celana dan kolornya dan jeduuull...!! secara mengejutkan begitu kolor Vega lepas, sebatang konti seukuran pentungan satpam nongol dengan perkasanya di tengah selangkangan Vega.
"slurrrrp... hhhmm... gede banget" Aya si maniak konti tidak bisa menutupi kekagumannya pada batang kejantanan Vega yang gemuk dan panjang, dimensi konti Vega sungguh berbanding terbalik dengan tubuh Vega yang kurus ceking itu.
Dengan konti segede itu seharusnya Vega tidak mempunyai kendala dan tidak perlu minder lagi untuk mendapatkan pacar bisik Ai dalam hati
"waah Ai dapat rejeki nomplok nih!" goda Aya pada Ai sambil menunjuk nunjuk titit jumbo Vega.
"Apaan sih, Aya tuh yang kalo liat ada titit gede dikit langsung histeris kaya gini" Ai sudah hafal tabiat Aya yang tidak tahan,langsung gemes dan konak tiap kali menemukan konti dengan ukuran luar biasa.
"buruan deh Ai di boobjob, ntar kalo Ai ga sanggup biar Aya yang ngelanjutin he.. he..." Aya memeletkan lidahnya nakal.
"ga usah, cukup Ai aja, sebentar juga si Vega pasti ngecrot" Ai balas memeletkan lidahnya, tidak mau kalah dari Aya.
Aya berlutut di hadapan Vega yang nampak gemeteran karena grogi berdiri telanjang di hadapan Ai.
" Titit Vega gede banget..." puji Ai sambil berusaha membangkitkan kepercayaan diri Vega. Ai pelan pelan memegang konti Vega untuk menuntunnya ke belahan dada Ai.
"Ooooh enaaaakkk Ai...." Vega menggeletar dan melenguh enak begitu telapak tangan Ai yang lembut menyentuh kulit kontinya, inilah momen pertama kali konti Vega di sentuh oleh seorang wanita dalam hidup Vega. boleh dibilang Keperjakaan Vega hari ini telah direngut oleh Ai.
"Tenang Vega, rileks... nikmati saja ya..." Ai tersenyum geli melihat Vega yang salting saat Ai menggenggam dan memainkan konti Vega dalam tangannya.
Dalam genggaman jari jari lentik Ai yang halus, konti Vega membesar dan mengeras tak terbendung lagi.
Setelah dirasa kekerasan konti Vega sudah cukup, Ai melepaskan batang pejal Vega itu dan kemudian ganti memegangi dua buah payudaranya.
"Maafin Ai ya Alex..." Ai berbisik dalam hati, lagi lagi dirinya gagal menjaga kesucian tubuhnya dan harus merelakan tubuhnya dijamah oleh pria lain selain Alex.
"Hmmm..." Ai mencengkeram dua melon empyuk di dadanya itu dan kemudian mendorong dua bulatan kenyal itu hingga berdempetan di tengah dada Ai, dua bola susu yang saling menggencet itu menciptakan segaris belahan dada yang sangat tipis di antara dua gunung kembar itu. Celah sempit itulah yang harus di terobos oleh konti Vega.
"Sekarang Vega masukin titit Vega di sela belahan susu Ai ini ya..." dengan wajah merona merah Ai membusungkan dadanya semontok mungkin ke arah Vega dan meminta Vega mulai mem-penetrasi konti jumbo-nya untuk melubangi belah payudara Ai.
"Gluk... sekarang Ai?" Vega meneguk ludahnya mencoba mengatasi kegrogi-annya dan kemudian menuntun batang kontinya menuju ke celah payudara Ai yang terlihat sangat menantang untuk dibelah itu.
Vega berkonsentrasi membidikkan pentol kontinya tepat menuju ke belah payudara Ai, setelah mantap dengan sekuat tenaga Vega kemudian menghentakkan tubuhnya untuk menjebol payudara Ai.
"Aaaah... aaaah!!"Ai mendesah saat bidikan pentol konti Vega menyasar jauh dari sasaran belahan susu Ai dan tak sengaja malah menusuk pentil susu sebelah kanannya.
Tubuh Ai menggelinjang hebat saat benda imut di tubuhnya yang sangat sensitif itu diterjang dan tergesek gesek ujung pentol konti Vega yang amat keras itu.
Vega tampak tak menyadari kesalahannya dan malah asyik menggoyangkan pinggulnya maju mundur berulangkali mencoblosi payudara dan pentil susu Ai.
"Ooooh... enak.. enak Ai..." Vega melenguh keenakan saat kontinya menusuk nusuk pentil Ai dan menghujam payudara empuk Ai, namun di sisi lain Ai nampak kesakitan oleh gerakan kasar Vega itu.
"Aiiih.. aaaih.. nghhnn.. sakit Vega.... nnnghn... Stop dulu.." Ai merintih kesakitan sambil menjauhkan dadanya dari selangkangan Vega. Dicecar oleh konti Vega yang terus menerus memaksa menusuki susunya ,jika di lanjut lagi payudara Ai bisa bolong bolong nih...
"Oooh kenapa Ai... maaf maaf...Ai sakit gara gara Vega ya?" Pemuda berkacamata tebal itu menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal, menyadari gerakan ehek ehek-nya yang malah menyakiti Ai.
"He.. he.. Dasar Vega kampungan loe..!, ati ati ntar susu Ai bisa mbledos lho kalo di coblos coblos kaya gitu..., sini kalo ga bisa biar Ken saja yang gantiin buat ngubek ngubek susu Ai." Ken yang dari tadi cermat mengawasi Vega dan Ai langsung meledeki kegagalan Vega barusan.
"Heei diam diam, dasar mulut kotor, sekali lagi Ken komentar ngawur, Aya bakal usir kamu dari sini" Aya sang referee langsung balas menghardik Ken hingga Ken langsung kicep.
Di tengah ruangan Ai kembali bersiap menboob-job Vega, tapi kali ini sepertinya Ai harus mengganti strategi-nya.
"Jangan kasar kasar Vega, sekarang Vega diam dulu ya, biar Ai kempit dulu konti Vega di dada Ai..." Ai tersenyum manis pada Vega supaya Vega rileks dan tidak grusa grusu lagi.
"Iya.. iya Ai" Vega mantuk mantuk.
Ai kembali membusungkan dadanya dan menempelkan gundukan susunya ke selangkangan Vega, dengan kedua tangannya Ai kemudian menarik dan menyelipkan batang konti Vega ke sudut enak di antara dua bulatan susunya terlebih dahulu.
Setelah posisi batang konti Vega tepat lurus di belahan payudaranya, baru Ai meremas remas dan mendorong bongkahan susunya ke tengah dadanya untuk menggencet konti Vega yang menyempil di rongga belahan payudara Ai.
"Ooohh... empyuk banget Ai" Vega melenguh keenakan saat susu Ai yang kenyal melumer dan menyatu dengan batang kontinya.
Ai memutar mutar dua bongkah susunya memilin konti Vega, mencoba mengepaskan posisi konti Vega supaya tidak terlalu mengganjal dalam dekapan payudaranya.
"Yah sudah pas..." seperti anak kecil mendapatkan mainan baru, Ai bersorak senang saat dirasa batang konti Vega sudah tepat posisinya menyelip di antara buah dadanya, dengan posisinya yang sekarang ini di jamin dada Ai tidak akan tergerus dan kesakitan saat Vega mengocok ocok tititnya dengan susu Ai.
"Kalo sudah pas, Vega sudah boleh mulai ngentotin susu Ai kah?" Vega mendengus, sudah tidak sabar ingin menggesekkan dan mengadu batang kontinya dengan kulit lembut nan kenyal yang membungkus dada Ai. Ai mengangguk pasrah.
"Eeh..., jangan langsung hajar gitu Vega, Ai... biar dada Ai ga lecet lecet nantinya lebih baik konti Vega di lumuri air liur Ai dulu" Aya yang sudah pengalaman memberi saran pada Ai dan Vega.
"Iya iya.. " Ai tersenyum jenaka, kondisi permukaan kulit konti Vega yang kering akan membuat dada Ai teriritasi dan lecet apabila langsung digesekkan tanpa dilumasi.
Ai menjulurkan lidahnya dan kemudian menetesi ujung pentol konti Vega dengan air liur dari mulutnya hingga sekujur permukaan titit Vega kini basah dan licin.
"Yeah gitu Ai, sepertinya sekarang Ai sudah aman mem-boobjob Vega" Aya mengacungkan jempol ke arah Ai.
Ai kembali mengencangkan gencetan susunya pada konti Vega.
"Aaaacchh....." Vega melenguh enak saat dua gumpalan yang empyuk dan kenyal itu mendesak dan mengunyel kontinya, aduh... enak bener nasib pemuda berkacamata itu.
"Vega...., ayo sekarang kocokin titit Vega di susu Ai" Ai mendesah mempersilahkan Vega untuk mulai menyetubuhi dadanya.
Tanpa dikomando dua kali, Vega langsung menggenggam erat erat batang kontinya. Sambil mengerang menahan nafsu yang sudah mengepul di ubun ubun kepalanya, dihentaknya konti pejalnya itu menggosok gosok permukaan kulit dada Ai. Pantang menyerah Vega terus mencoba mendorong masuk pentol kontinya ke dalam celah sempit yang terbentuk di tengah bulatan dada Ai yang saling menghimpit.
Sleeep... dipandu tangan Vega, ujung konti Vega akhirnya berhasil menguak belahan sempit di dada Ai itu, dan begitu ada sedikit celah yang terkuak di antara boob Ai itu, Vega tak menyia nyiakan kesempatan dan langsung menerjangkan kontinya amblas ke dada Ai, hingga separuh batang konti Vega tertancap dalam gencetan gundukan payudara sekal Ai.
Gyut... gyut begitu ada yang menyelip di antaranya, secara otomatis gumpalan boob Ai langsung menghimpit dan menggencet kejantanan Vega hingga terbenam di dalamnya. Ooouhh... konti Vega yang terpilin dalam bongkahan susu Ai terasa bagaikan dipijit pijit oleh payudara elastis Ai tersebut.
Dengan dengkul gemetaran menahan nikmat yang menderanya, Vega kemudian menggoyangkan pinggulnya maju mundur. Konti jumbo Vega bergerak konstan mengobok obok belahan susu Ai yang seret. Vega mempercepat frekuensi goyangan pinggulnya dan menyetubuhi dada Ai kian cepat.
"Ooouch.. ooouch... enak... enak Ai" Vega merem melek keuenakan, kontinya yang terkocok kocok oleh boob Ai rasanya sungguh jauh lebih nikmat dibandingkan kocokan swalayan tangan yang sering Vega lakukan.
"Aaah.... aaah... aaaah" bibir Ai mendesah desah saat batang konti Vega terus menggerus kulit dadanya yang halus. Semakin sering digosok dan tergesek konti Vega, kulit payudara Ai yang berwarna putih bersih terasa makin tipis dan makin sensitif saja.
Ai merasakan rasa geli geli enak perlahan menjalar ke sekujur permukaan payudaranya yang sedang di kunyel kunyel oleh Vega. Tubuh Ai merinding, tak menyangka tubuhnya bakal ikut terangsang saat memboob-job Vega.
"Pelan... pelan Vega... jangan terburu buru..." Di saat Ai mulai merasakan nikmatnya genjotan konti Vega di susunya, Ai merasakan batang konti Vega dalam dekapan dadanya tiba tiba berkedut kedut serasa hendak pecah. Ai tahu bahwa ini pertanda bahwa ejakulasi Vega sudah datang menjelang yang tentu saja akan mengakhiri keperkasaan konti Vega.
Ai hendak mengingatkan Vega untuk mengatur ritme kocokannya supaya tidak cepat cepat ngecrot, namun terlambat.
Vega yang sedang merasakan ekstase puncak kenikmatan hingga tubuhnya terasa melayang layang di udara, malah mempercepat frekuensi penetrasi kontinya menghujam hujam ke dalam boob Ai hingga sebentar kemudian...
Crooot....crooot..., dengan deras cendol kental Vega mengalir cepat tersemburat keluar dari lubang di puncak konti Vega. Sperma Vega itu memancar kuat hingga menciprati wajah dan sekujur dada telanjang Ai.
"Kyaaaaa.... aaaaahhh Vega nakal....!!" Ai menjerit jijik sambil cepat cepat menutup kedua kelopak matanya saat wajah innoncent Ai tiba tiba saja disemprot dan dihujani oleh peju kentel milik Vega. Dalam hati sungguh Ai merasa sedikit gemes dan dongkol karena dibuat kentang oleh Vega yang hanya kuat sekejap saja dan langsung ngecrit begitu sebentar saja di boob-job oleh Ai.
"oooouuh.... oooouhh Ai..." berbeda dengan Ai yang merasa nikmatnya masih terasa nanggung, Vega sebaliknya, pemuda berkaca mata tebal itu terlihat merem melek enak tak karuan, sensasi menggapai klimak dan menyemprotkan pejunya di wajah Ai, gadis idolanya itu sungguh terasa sangat... sangat... sangat mak nyusss buat Vega.
Dengkul Vega terasa kopong dan lemas, segera setelah stok sperma di kantung zakar Vega tersembur keluar semuanya mengotori tubuh Ai, Vega ambruk dan terkapar lemas di lantai.
"iiihhh jijik aaaah!!' Ai yang masih berlutut di tengah ruangan menyeka sperma yang menempel di bibir dan hidungnya. Terasa masih banyak lagi peju lengket yang menempel di pipi Ai. Ai berlahan membuka matanya.
"heii... heii... mau apa kalian " Ai terperanjat begitu membuka matanya dan mendapati di hadapannya kini telah berdiri menjulang dengan gagah tiga batang konti lain di hadapannya.
"ooooh nanggung Ai, biarkan kami numpang ngecrott di wajah Ai sekalian ya aaaaahh.... aaah" Ken menyodorkan batang kontinya dekat ke wajah Ai, disusul Blanko dan Ryu.
Entah sejak kapan, tahu tahu saja Ken, Blanko dan Juga Ryu sudah memelorotkan celananya masing masing hingga belalai di selangkangan mereka polos telanjang. Ketiga anggota klub programmer itu rupanya sudah tidak sanggup lagi menahan konak yang menggelora di tubuhnya saat melihat aksi Ai mem-boobjob Vega, hingga ketiganya dengan kompak kemudian bermastrubasi bareng bareng dalam kamar Najwa.
Di todong tiga meriam yang masing masing siap meledak, meletupkan lahar sperma mengguyur wajah dan tubuh mungilnya membuat Ai langsung merasa panik dan gugup.
"jangan... jangan.. kyaaaaaa.....aaaahh.. aahhh" terlambat buat Ai untuk menghindar, peju Ken tanpa bisa dibendung lagi langsung mancur menciprati wajah lugu Ai, segera Ai merasa mual karena peju Ken jauh lebih banyak, lebih kentel dan jauh lebih amis dibandingkan peju Vega tadi.
"huek,, huek,,, dasar Ken banyak dosa, pejunya tengik banget!" Ai ngedumel tak karuan mendapat hibah sperma Ken yang tak diharap oleh Ai. Belum sempat Ai menyeka peju Ken di wajahnya, hampir bersamaan konti Ryu dan Blanko yang sedari tadi mengarah ke wajah Ai meletup berbarengan menyemburkan cendol yang tak kalah banyaknya, menghujani sekujur tubuh Ai.
"kyaaaaa.... " lagi lagi Ai menjerit histeris, kali ini tidak hanya wajahnya saja yang tersiram oleh cairan kejantanan laki laki itu. Rambut, leher, bahu, dada dan hampir sekujur tubuh bagian atas Ai yang polos, basah berlumuran peju oplosan dari ke-empat pria yang baru saja 'mengkencingi' Ai dengan cendolnya itu.
Tubuh ketiga pria itu ambruk berbarengan menyusul Vega yang sudah lebih dulu terkapar di lantai.
Alan yang hendak menyusul mengecrotkan pejunya ke wajah Ai, buru buru membatalkan niatnya saat melihat Ai langsung mendelik ke arahnya dengan wajah menakutkan.
" Ga jadi Ai..." Alan buru buru membalikkan badannya membelakangi Ai, konti dan nyalinya langsung menciut melihat kemarahan Ai.
Dengan raut wajah sebel, Ai meraih seragamnya yang tergeletak di lantai, Ai bergegas keluar dari kamar Najwa menuju kamar mandi tamu yang ada di lantai bawah untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket dan tengik tersebut.
"haaa.... haaa.... dengan demikian permainan master and slave saya nyatakan usai!!" Aya terkekeh tak dapat menahan ketawa melihat wajah Ai yang ditekuk menahan marah saat berlalu meninggalkan kamar Najwa barusan. Tawa Aya makin keras terdengar melihat Alan yang terlihat sedang duduk merenung di pokok kamar merenungi nasibnya yang baru saja gagal ngecrot.
Aya dan Ai tak menyadari bahwa tiga orang berpakaian hitam yang menyandera Najwa dan ayahnya, di kamar Tuan Tanuwijaya di sebelah kamar Najwa, sedari tadi ternyata juga ikut mengawasi dan menonton permainan liar yang baru saja Ai lakukan melalui layar monitor laptop Tanuwijaya yang terhubung langsung dengan CCTV tersembunyi yang terdapat di dalam kamar Najwa tersebut.
"Ayo beraksi..." Vicy salah satu attacker dari organisasi WWW yang rupanya merupakan pemimpin dari ketiga pria berpakaian hitam itu memberi isyarat kepada ke dua temannya yang lain untuk segera menyerbu kamar Najwa.
*******
Setelah tubuhnya terasa bersih dan merasa kembali wangi dan segar usai mandi , Ai bergegas menuju ke kamar Najwa di lantai dua untuk berpamitan kepada Najwa dan rekan rekannya yang lain.
Sudah dua hari ini Ai mencemaskan Alex yang tiba tiba menghilang tanpa jejak maupun memberikan kabar kepadanya. Ai berencana meminta bantuan Mathew dan Naybila di mabes Alpha untuk ikut mencari keberadaan Alex.
Deg.... namun begitu membuka pintu kamar Najwa, Ai langsung tercekat kaget saat melihat tiga sosok tak di kenal sedang meringkus kawan kawannya. tubuh Ken, Alan, Ryu dan Blanko melingkar dan terikat tali tambang menjadi satu di pojok ruangan.
"hei... si gadis berdada besar rupanya sudah kembali..."begitu menyadari kehadiran Ai, Vicy the flash, si tangan cepat, menyeringai menyapa Ai, rupanya Vicy dari tadi sudah menunggu nunggu kedatangan Ai.
Di tengah ruangan nampak Zlatan, pemuda gondrong berjambang lebat, tangan kanan Vicy nampak sedang menghajar Vega yang nampak meringkuk kesakitan terkapar di lantai.
Di satu sisi ruangan yang lain nampak Devlin, attacker yang berjuluk gurita karena bersenjatakan utama seutas "thin rope" untuk melumpuhkan lawan lawannya sedang mengikat tangan Aya yang tak berdaya di lantai. Segera saja tangan Aya terikat kencang ke belakang punggungnya.
" lari Ai... cepat lari, mereka bukan lawan Ai, cepat cari bantuan!" Aya berteriak menyuruh Ai untuk melarikan diri.
Ai cepat berhitung menganalisa lawan di hadapannya dengan cepat. Tiga pria lawan satu wanita dan sepertinya ketiga orang itu bukan laki laki dengan kemampuan biasa. Ai pasti kalah kalau ngotot melawan ketiga laki laki itu sekaligus, hingga Ai langsung menerima saran Aya untuk segera lari menyelamatkan dirinya terlebih dahulu.
Sebelum Vicy dan Devlin keburu membekuknya, Ai cepat cepat berlari turun ke lantai dasar untuk sesegera mungkin keluar dari kediaman keluarga Tanuwijaya itu.
Vicy dan Devlin nampak pontang panting mengejar tubuh lincah Ai.
Di dekat pintu keluar utama rumah keluarga Tanuwijaya, Ai berpapasan dan hampir saja menubruk tuan Tanuwijaya yang tiba tiba muncul di balik pintu.
Kehadiran Tanuwijaya membuat Ai nampak lega, ada bantuan buat dirinya untuk menghadapi ke tiga pria jahat di kamar Najwa.
"syukurlah tuan Tanu sudah datang, di atas ada orang jahat yang menangkap Najwa dan teman temannya" dengan berkata terburu buru Ai mencoba menceritakan tiga pria jahat yang masuk ke dalam rumah Tanuwijaya barusan.
"hei.. hei... tenangkan dulu dirimu nduk..." Tanuwijaya dengan kalem tampak berusaha menenangkan Ai yang histeris.
"ya ada orang jahat di atas mereka mau menyakiti Najwa dan kawan kawannya" setelah sedikit tenang, Ai kembali mengulang ceritanya pada Tanuwijaya.
"Orang jahat di dalam rumah?"
"iya ada orang jahat dalam rumah" Ai mulai kesal dengan Tanuwijaya yang banyak bicara berputar putar.
"Sekarang dengar baik baik Ai, sebenarnya saya juga termasuk dalam orang orang jahat itu Ai, mereka adalah teman teman saya he... he... jadi menyerahlah Ai sekarang juga!!" Tanuwijaya menyeringai licik kemudian menghardik Ai sambil menodongkan sebuah pistol kecil ke arah Ai.
"Tuan Tanu? apa...? "bagai disambar gledek di siang hari Ai terkejut mendengar kata kata Tanuwijaya.
******
Tanuwijaya mendorong Ai masuk ke dalam kamar Najwa, tampak Vicy dan dua rekannya sudah menunggu. Aya dan teman teman Ai sudah terikat tak berdaya di lantai.
"Ai..., Ai baik baik saja" begitu melihat Ai ikut tertangkap, Aya memanggil nama Ai untuk memastikan kondisi Ai baik baik saja.
" Ai gapapa Aya, Ai bakal ngebebasin Aya sesegera mungkin" Ai mengangguk ke arah Aya yang terikat tak berdaya oleh tali shibari, sebuah tali khas dari Jepang.
"hooo... hooo neng Aileen yang ditunggu tunggu sudah datang" Vicy kembali menyapa Ai. Sepertinya menangkap Ai adalah tujuan utama dari tiga pria itu.
"Apa mau kalian?, semua kemauan kalian bakal Ai turutin asalkan bebaskan dulu teman teman saya" Ai tanpa takut menghadapai empat pria jahat di hadapannya itu.
"Gadis pilihan tuan Kenzo memang bukan gadis sembarangan!!" plok..plok... Tanuwijaya bertepuk tangan memuji keberanian Ai.
"Kenzo...?" Begitu nama kenzo disebut Ai langsung bergidik ngeri membayangkan wajah mupeng Kenzo yang sangat terobsesi untuk memperkosa dirinya itu.
"Begini Ai semua teman temanmu bakal kami bebaskan, tapi ada syaratnya..." Tanuwijaya berdiri berhadap hadapan dengan Ai.
"Sebutkan apa syaratnya?" Ai sudah berhitung, kemungkinan paling buruk yang mungkin terjadi adalah keselamatan rekan rekannya itu bakal di tukar dengan tubuhnya untuk melayani nafsu bejad Kenzo.
"Demi keselamatan teman temanmu ini, Ai harus menjadi kurir bagi kami" Tanu mulai menguraikan rencana organisasi WWW pada Ai.
" Menjadi kurir?" Ai belum bisa menangkap jelas arah pembicaraan tanuwijaya itu.
" Ya, Ai harus menjadi kurir kami dan melaksanakan suatu tugas khusus, dalam 12 jam ke depan, Ai harus mengambil tiga koper berisi uang dari tiga tempat terpisah dan setelah tiga koper itu terkumpul, Ai harus mengantarkannya juga tepat waktu pukul 10 malam nanti ke hotel Five Star, di sana tuan Kenzo sudah menunggu Ai"
"tiga koper, tiga tempat dalam 12 jam?" dahi Ai tampak mengernyit heran, sepertinya tiga koper itu berisi uang setoran dari Joker kepada organisasi WWW yang sengaja disiapkan untuk menyuap tuan Soebagyo dari partai Reform.
Samar samar Ai teringat cerita Alex tentang serah terima uang upeti dari organisasi WWW pada partai Reform demi mendapat surat rekomendasi calon gubenur atas nama Tanuwijaya.
"ok... asalkan teman teman Ai selamat, Ai mau jadi kurir kalian, di mana Ai harus mengambil paket paket itu." Ai mengangguk mantap, kalau untuk keselamatan sahabatnya, tanpa pikir panjang ,segala resiko dan bahaya apapun yang menghadang bakal Ai terjang.
"hoo.. hoo sabar Ai, tempat di mana koper itu harus diambil akan diberikan menyusul nanti. Supaya Ai on-time dan tidak lari, Zlatan akan mengantar Ai dengan mobilnya" Tanuwijaya menunjuk ke arah Zlatan.
Sekali melihat tampangnya saja, Ai langsung benci pada Zlatan, pemuda gondrong acak acakan dengan kumis dan jenggot yang tercukur awut awutan. Dari awal bertemu Ai tadi, mata Zlatan tak henti berputar jelalatan ke sekujur lekuk aurat Ai, tatapan Zlatan seakan ingin menelanjangi Ai.
Meski jelas jelas Zlatan berahi pada dirinya dan selama 12 jam nanti bakal sering mencuri curi kesempatan untuk mencabuli dirinya, namun sepertinya tidak ada pilihan buat Ai untuk menolak 'pengawalnya' itu.
"ok, kapan Ai bisa mulai?" kembali Ai bertanya pada Tanuwijaya.
"sekarang juga..." begitu selesai berkata Tanuwijaya mengayunkan gagang pistol di tangannya menghantam kepala Ai dengan kencang hingga Ai sempoyongan.
Ai merasakan pandangannya berkunang kunang dan mulai merambat gelap, tubuh mungil Ai terhuyung huyung dan akhirnya Ai ambruk ke lantai, jatuh tak sadarkan diri.