aiko_aileen
Semprot Holic
- Daftar
- 21 Dec 2014
- Post
- 357
- Like diterima
- 295
File 59 Aileen in Trouble part 1
Hotel Glory, sebuah hotel bintang lima yang tak kalah mentereng di bandingkan hotel Five Star adalah sebuah hotel bangunan baru yang beberapa tahun terakhir ini namanya naik daun karena fasilitas yang fantastik dengan pelayananan primanya.
Tidak berbeda dengan hotel Five Star, Hotel Glory dikenal dengan reputasinya sebagai surga buat dunia hitam di Jakarta. Dinding kamar kamar eksklusif yang ada di hotel itu seakan menjadi saksi bisu akan adanya ratusan deal deal dan transaksi pasar gelap, obat terlarang dan narkotika serta prostitusi premium yang telah berlangsung tahunan di negeri ini.
Pemilik hotel Glory yang merupakan salah satu oknum petinggi di negara ini membuat hotel Glory bak tak tersentuh hukum.
Terlambat lima menit dari batas waktu yang ditetapkan Tanuwijaya, mobil Mercy Zlatan yang membawa Ai dan tiga buah koper uang untuk tuan Soebagyo tiba di halaman hotel Glory. Tanuwijaya nampak berdiri menunggu resah di lobi hotel, beberapa begundal organisasi WWW tampak mengawalnya.
Raut muka Tanuwijaya mengembangkan senyum lega saat Zlatan dan Ai berjalan beriringan memasuki lobi hotel Glory itu dengan membawa tiga koper uang upeti untuk tuan Soebagyo.
Ambisi besar Tanuwijaya untuk menjadi gubenur Jakarta membuat Tanuwijaya mau bersengkongkol dengan organisasi jahat WWW bahkan sampai rela mengorbankan Najwa, putri angkatnya sendiri.
"Lepaskan Najwa dan teman teman saya sekarang juga sesuai kesepakatan kita." Ai yang sudah kembali berpakaian seragam SMU Internasional, melemparkan koper koper di tangannya ke hadapan Tanuwijaya.
"Oh iya..?, karena kamu sudah terlambat lima menit dari waktu yang sudah diberikan maka perjanjian kita otomatis batal!!" Tanuwijaya terkekeh licik sambil menunjukkan jam tangannya yang menunjukkan pukul tujuh pagi lewat lima menit.
"Hei..!!, dasar curang..." Ai berteriak marah dan menghambur ke arah Tanuwijaya, namun lima orang berpakaian hitam menangkap tangan Ai dan menahan gadis mungil itu menghajar Tanuwijaya. Ai terpaksa menahan dirinya, keberadaan Najwa dan teman temannya yang masih belum jelas membuat Ai terpaksa bersabar dan mengikuti permainan Tanuwijaya.
"Kalau Ai mau menyelamatkan mereka, Ayo kita main lagi..." terbersit rencana jahat dalam benak Tanuwijaya.
"Percuma Ai ikut main, jika nanti-nya ternyata oom Tanuwijaya ingkar janji lagi" jawab Ai ketus.
"haa... haaa... tidak ada pilihan lain buat kamu Ai, jika Ai masih ingin menyelamatkan teman temanmu itu Ai harus nurut sama oom. Tapi jika Ai sudah tidak mau maen lagi, oom tinggal perintahkan Devlin di rumah oom untuk mulai membunuh teman Ai satu persatu" Ancam Tanuwijaya.
"Grrr... kali ini apa mau oom Tanuwijaya?" tanya Ai geram.
"Permainan kali ini tidak sulit Ai, oom Tanu hanya minta Ai menemani oom untuk menemui teman teman oom Tanu" Tanuwijaya membeberkan rencananya pada Ai.
"Menemani tamu tamu oom Tanu?" Ai belum terlalu paham apa dengan istilah 'menemani' yang dimaksud Tanuwijaya.
'Iya Ai, Ai hanya perlu menemani tamu tamu oom saja untuk menyelamatkan teman teman Ai" gelak tawa terdengar dari mulut Tanuwijaya.
"Bagaimana kalau Ai tidak mau?" jawa Ai ketus.
"Ai harus mau, kalau Ai tidak mau terpaksa oom pakai cara kasar!" Tanuwijaya menyeringai jahat.
Tanuwijaya harus memastikan kehadiran Ai dalam pertemuannya dengan Soebagyo dan Kenzo nanti. Ai diam tak menjawab Soebagyo, Ai tahu selama Najwa ada di tangan Tanuwijaya, Ai terpaksa harus mengikuti permainan Tanuwijaya.
Selain Najwa dan tiga koper berisi uang satu milyar itu, Ai belum menyadari jika tubuh mungil nan montoknya itu ternyata juga termasuk salah satu bagian dalam transaksi tukar menukar antara Reform dan WWW.
Untuk mengeluarkan surat rekomendasi gubenur partai Reform, Soebagyo meminta Najwa dan uang satu milyar dari Tanuwijaya.
Tanuwijaya memberikan Najwa pada Soebagyo dan mendapatkan uang satu milyar untuk upeti Soebagyo dari organisasi WWW.
Selanjutnya untuk uang satu milyar dari WWW yang diberikan pada Tanuwijaya tadi, Kenzo meminta imbalan tubuh Ai dari Tanuwijaya.
"Oke Zlatan, tugasmu sudah selesai, uang pembayaran kamu akan diberikan melalui Vicy" Tanuwijaya ganti melihat ke arah Zlatan.
" Yeah, saya tidak ada urusan dengan kalian lagi, tapi sebelum pergi ijinkan saya berpamitan dengan Aileen dulu." tanpa menunggu jawaban Tanuwijaya, Zlatan berjalan mendekati Ai menyibak pria pria berpakaian hitam yang mengurung Ai.
"Heei...heii Zlatan mau apa?" bentak Ai panik saat Zlatan memonyongkan bibirnya hendak mencumbu bibir Ai.
"Aileen, kamu cantik seka....uuuughhhh!!"Zlatan mendelik kesakitan sambil memegangi selangkangannya. Sebelum bibirnya mendarat di bibir Ai, lutut Ai lebih dulu menghajar zakar Zlatan.
Zlatan ambruk tak kuasa menahan hantaman di kemaluannya itu.
"Rasain....!!" Ai tersenyum puas, Zlatan juga tadi yang mengajari dirinya untuk menghajar selangkangan orang yang hendak mencabuli Ai.
"Bawa gadis itu masuk...!!" perintah Tanuwijaya pada para pengawalnya. Salah satu dari pengawal berpakaian hitam itu memukul Ai hingga tubuh Ai terhuyung huyung dan jatuh tak sadarkan diri lagi. Tubuh mungil Ai kemudian digendong masuk ke dalam hotel Glory.
Zlatan yang terbaring kesakitan di tanah, menatap Ai dan Tanuwijaya yang berlalu dari hadapannya dengan penuh amarah dan dendam. Zlatan bertekad dalam hati untuk balas dendam.
******
Karena tidak ada sikap kooperatif dari penghuni kamar 696 hotel Five Star, Gozo akhirnya memerintahkan team Prestige untuk mendobrak paksa Pintu kamar 696 tersebut.
Begitu Mendapat perintah dari Gozo, team elite kepolisian itu segera bertindak cepat.
Dengan sekali tendangan pintu kamar 696 terbuka dan kejadian berikutnya berlangsung sangat cepat, sepuluh pasukan Prestige bergerak tangkas dan sangat cermat memasuki dan mengamankan situasi dalam kamar 696.
Tujuan Prestige adalah menangkap basah Soebagyo ketua partai Reform dan Tanuwijaya yang melakukan transaksi gratifikasi dalam kamar tersebut.
Gozo yang menyusul masuk setelah Prestige menguasai kamar 696 langsung tersenyum kecut melihat pemandangan yang ditemui di dalam kamar 696.
Tuan Jamil dan tuan Indra, Dua orang anggota dewan terhormat di negeri ini terpergok sedang bergelut dan saling tindih di atas bed empuk kamar 696. Beberapa orang anggota Prestige saling bertukar senyum menyaksikan 'perang pedang' di hadapan mereka. Rumor yang mengatakan bahwa dua orang pejabat itu memiliki penyimpangan seksual, ternyata benar adanya.
"Hei, dasar kurang ajar..., lancang sekali. Apa kalian tidak tahu eike itu siapa?" Tuan Jamil dengan gaya khas melambai-nya memprotes penggerebekan kamarnya itu. Tadi pagi tuan Jamil anggota dewan dari partai Reform, mendadak mendapat hadiah dari tuan Soebagyo berupa fasilitas menginap gratis di hotel Five Star ini, tak mau menyi-nyiakan kesempatan emas ini, Jamil langsung mengajak Indra, pacar sesama jenisnya untuk bersenang senang di kamar 696 itu.
"Maaf tuan Jamil, kami mendapat laporan masyarakat akan adanya transaksi ilegal di kamar ini. Kalian berdua silakan ikut kami ke kantor untuk pemeriksaan lebih lanjut" Gozo enggan menanggapi protes Jamil dan segera meminta team Prestige membawa pasangan ganjil itu ke kantor untuk diinterogasi.
Gozo nampak tertunduk keluar dari kamar 696. Gozo tidak sedikitpun ragu pada Alex, ia yakin informasi dari Alex akan adanya transaksi di hotel Five Star pasti benar. Operasi penggerebekan kali ini sudah direncanakan dengan rapi dan se-rahasia mungkin, dan Gozo yakin hanya ada satu kemungkinan yang dapat menggagalkan operasi ini kali ini.
"Sudah saya duga, ada pengkhianat di team Alpha...." Gozo mengepalkan tangannya sambil berbisik geram.
******
Ai kembali tersadar dari pingsannya akibat pukulan salah satu pengawal Tanuwijaya di kepalanya. Kali ini tidak butuh waktu lama buat Ai untuk mengingat kejadian yang terjadi sebelum dirinya tak sadarkan diri tadi. The real bad guy yang harus Ai hadapi sekarang adalah oom Tanuwijaya, ayah dari Najwa sahabatnya sendiri.
"gelap..." Ai mengkerjap kerjapkan matanya, meski matanya sudah terbuka lebar tapi hanya gelap yang dilihatnya. Sebuah penutup mata berwarna hitam melingkar di wajah Ai menutupi mata Ai. Ternyata tutup mata itulah yang membuat Ai 'buta' dan hanya dapat melihat kegelapan di sekelilingnya.
"Alex...." Ai membisikkan nama Alex, sesaat tadi saat para pengawal Tanuwijaya meringkusnya, Ai seakan akan merasakan aura kehadiran Alex di sampingnya. meski cuma sesaat Ai dapat merasakan kehadiran Alex yang begitu dekat dengannya tadi.
"Aaaakhhh...." Ai merintih kesakitan saat pergelangan tangannya terasa panas dan lecet, Ternyata tidak hanya mata Ai saja yang tertutup, tubuh mungil Ai yang disekap dalam sebuah kamar hotel Glory nampak berdiri menggelantung dengan kedua tangan Ai terangkat tinggi ke atas kepala Ai, seutas tali erat mengikat kedua pergelangan tangan Ai. Posisi tubuhnya yang terikat kencang itu sungguh membuat Ai tak berdaya.
Namun yang membuat Ai lebih risih lagi adalah saat merasakan adanya seutas tali yang melingkar lingkar kencang di dada Ai. Tali itu sepertinya sengaja diikatkan ke bulatan payudara Ai sedemikian rupa hingga bulatan buah dada Ai yang seukuran buah melon itu terlihat semakin menonjol membulat montok di dada Ai.
Ai mencoba menggerakkan tangannya sekali lagi, namun gerakan itu malah membuat pergelangan tangan Ai yang terikat malah terasa makin sakit.
"ooh rupanya Ai sudah sadar..." terdengar suara orang yang saat ini paling Ai benci di seluruh dunia. Tanuwijaya rupanya dari tadi sudah berdiri di samping Ai, menunggu Ai siuman.
"Lepaskan Ai...!!" jerit Ai sambil menarik narik tangannya yang terikat.
"He...he..., oom tidak bodoh Ai, ikatan itu untuk memastikan Ai tidak melarikan diri" posisi Tanuwijaya begitu dekat di depan Ai hingga Ai dapat merasakan hembusan nafas Tanuwijaya mengenai dadanya.
Timbul perasaan curiga dalam hati Ai, jangan jangan selama Ai pingsan tadi ayah Najwa itu sudah menggrepe grepe susu Ai.
"tsk..tsk... Tubuhmu sangat bagus Ai, pantas saja Kenzo begitu menginginkanmu" Tanuwijaya berdecak kagum memelototi gumpalan susu empyuk Ai yang membusung di dada Ai. Tali tali yang mengikat payudara Ai membuat bentuk buah dada Ai itu makin bulat besar sempurna. Bulatan susu Ai yang sudah tak terbungkus cup bra itu nampak menerawang jelas pada kain seragam Ai yang putih transparan itu.
Dari tadi menunggu sampai Ai sadarkan diri sambil tak henti menikmati keindahan lekak lekuk aurat Ai membuat Tanuwijaya diam diam mulai kesengsem pada tubuh montok Ai, sahabat anak gadisnya itu.
"ooohh... payudara ini begitu lembut dan kenyel..." Tanuwijaya tak kuasa menahan gejolak nafsunya lagi, telapak tangan duda satu anak itu nampak gemetar saat mendekat dan menyentuh balon susu Ai dengan hati hati.
"Kyaaa...., lepasin Ai" tubuh Ai menggeletar saat telapak tangan Tanuwijaya yang terasa kasar mengusap usap dan menggesek bakso jumbo di dadanya itu. Tanuwijaya dengan antusias mencengkeram gumpalan susu Ai yang tak muat dalam genggaman tangannya itu dan kemudian...
Gyut..***ut... tangan Tanuwijaya mulai meremas remas susu Ai, mula mula dengan ritme perlahan, sensasi bulatan kenyal elastis di dada Ai itu membuat Tanuwijaya ketagihan dan membuatnya semakin kencang dan brutal saja menguleni adonan payudara Ai tersebut hingga bentuk susu Ai peyot tak beraturan.
Ai menggelengkan kepalanya sambil berteriak melarang saat merasakan telunjuk Tanuwijaya mulai menggerilya permukaan payudaranya memburu puting susu Ai yang membayang di balik seragam tipis Ai.
"Uuughh..." Ai melenguh perih saat jari jari Tanuwijaya memergoki dan menunjuk nunjuk puting imutnya, kemudian cubitan dan pelintiran bertubi tubi mendera biji imut itu hingga puting susu Ai perlahan membesar dan mengeras membentuk tonjolan yang menggiurkan di dada Ai.
"Oooh... Ai, tahukah kamu kalo oom sudah lama mengawasi-mu, sejak Ai pertama kali main ke rumah oom. Oom sungguh penasaran sama tonjolan gede yang tersembunyi di balik seragammu ini he...he..." Tanuwijaya mempreteli kancing di bagian dada seragam Ai, dengan tidak sabar disingkapnya seragam putih tipis itu ke samping hingga plooop...!! gundukan payudara yang membusung di dada Ai itu terlontar keluar dari bungkusnya, menggelembung bulat sempurna.
"Aaaaahhh....., Ai ga mau...nnnghhh... " Ai menggelinjang, tubuhnya yang terikat berayun ayun, saat lidah Tanuwijaya tiba tiba menjilat puting merah muda Ai. Lidah Tanuwijaya berputar putar mengelilingi lingkar aerola puting Ai sebentar sebelum Happp...!! mulut Tanuwijaya kemudian mencaplok puting Ai lahap dalam kulumannya.
"Slruuup.... slruuup... Oooh... gurih...slruuup..." Tanuwijaya mengguman tidak jelas , separuh payudara kanan Ai dikenyot kenyot dalam mulutnya. Tanuwijaya menyeruput dan mengisep-isep pentil susu Ai itu dengan penuh nafsu.
"Aaiiiiyaaaa....." Ai melenguh panjang, isapan Tanuwijaya di puting susu-nya membuat payudara Ai terasa geli dan makin sensitif saja. Terbukti pentil susu Ai kian membesar dan mengeras seukuran kelereng.
Bagai kelapa yang semakin tua semakin bersantan, begitu pula Tanuwijaya, duda yang sebentar lagi menyongsong usia setengah abad-nya itu, semakin tua semakin lihai pula Tanuwijaya memperlakukan dan merangsang bagian tubuh Ai yang paling sensitif itu.
"hhmmm nyam..nyam , susu ABG memang paling enak..." puas mengkenyoti susu Ai hingga separuh payudara Ai itu memar memar merah, Tanuwijaya berhenti mengkunyah susu Ai dan ganti mengalihkan rangsangannya ke bagian bawah tubuh Ai.
Tanuwijaya berlutut di hadapan Ai dan berlahan menyibak rok mini yang Ai kenakan ke atas pinggul Ai hingga membuat selangkangan mulus Ai tersingkap lebar.
"Ooooh... yang ini tak kalah cantiknya..." Tanuwijaya berdecak kagum melihat lekak lekuk segitiga kemaluan Ai dengan gurat bibir yang membayang jelas di bagian tengah celana dalam berpita krem imut yang membungkus selangkangan Ai itu.
"Jangan sentuh Ai...." Ai lagi lagi menjerit kencang mengusir Tanuwijaya dari tubuhnya, meski Ai tahu betul teriakannya itu bakal sia sia saja.
Gyut..***ut... Tanuwijaya meremas remas pantat kenyel elastis Ai sambil mengusap usap paha mulus Ai yang sehalus porselen china.
"Pantas tuan Kenzo begitu mati mati-an menginginkan kamu Ai, Andai saja kamu bukan pesanan khusus Kenzo, pasti tubuhmu ini sudah saya perkosa dari tadi...." Tanuwijaya mendengus kesal karena hari ini harus merelakan tubuh Ai dan Najwa ke tangan para kolega-nya demi ambisinya untuk menjadi gubenur Jakarta.
"Hmmm... tapi sepertinya masih ada banyak waktu untuk bersenang senang dengan tubuh Ai sebelum kedua keparat itu datang." Tanuwijaya menyungging senyum licik. Inilah kesempatan terakhir buatnya untuk mencicipi liang nikmat di tubuh Ai sebelum ia serahkan ke Kenzo.
Ai merasakan tali yang mengikat dan menggantung tangannya ke atas mengkendor dan perlahan lepas. Begitu tali yang mengikatnya lepas, kedua tangan Ai jatuh ke samping tubuh Ai. Kedua mata-nya yang tertutup rapat membuat Ai tidak menyadari rencana jahat Tanuwijaya padanya.
"Akkkh...." Ai memekik kesakitan saat Tanuwijaya menelikung kedua tangan Ai kebelakang punggung Ai dan kembali mengikatnya erat erat. Tanuwijaya mendorong kasar tubuh Ai hingga berlutut di lantai.
Tanpa sepengetahuan Ai yang matanya tertutup rapat, Tanuwijaya dengan terburu buru membuka seluruh pakaian yang melekat ditubuhnya, hingga tubuh ayah Najwa itu telanjang bulat. Dengan menyeringai cabul, Tanuwijaya menggenggam dan mengocok ocok batang kontinya hingga tegang maksimal dan kemudian perlahan menuntun pentol kontinya itu ke arah tubuh Ai yang sedang berlutut di depannya.
'Lepaskan Ai..., apa sih mau Oom? lepasin hhhmpp... hhhmpmm.." Jeritan Ai terhenti saat Tanuwijaya membungkam mulutnya dengan mencoba menyumpalkan sesuatu yang bulat pejal ke dalam mulut Ai.
Dari bentuknya yang bulat membendol di ujung dan aroma khas laki laki yang tercium, Ai langsung bergidik ngeri karena menyadari bahwa benda yang memaksa menjejal ke dalam mulutnya itu adalah batang kemaluan Tanuwijaya.
"hhhhmmmp....hhhhmp...." Ai merapatkan bibirnya sambil menggeleng gelengkan kepalanya menghindari cendawan konti Tanuwijaya yang menggedor gedor pintu mulutnya.
"Ayo Ai sepongin konti Oom pakai mulut imut kamu itu!" Tanuwijaya menyundul nyundulkan pentol kontinya ke wajah Ai. Ai bersikeras menutup mulutnya rapat rapat, tidak sudi memblowjob konti Tanuwijaya.
"Huh dasar bandel... cepet sepongin konti Oom, kalau tidak...." Tanuwijaya mendengus kesal, di tariknya tutup mata Ai yang melingkar di wajah Ai hingga terlepas.
"Najwa...." Begitu mata- nya terbuka, pemandangan pertama yang Ai lihat adalah Najwa yang sedang terbujur tak sadarkan diri di atas bed hotel Glory. Gadis berkerudung itu tertidur dengan posisi terlentang, kedua tangan dan kaki Najwa terikat terentang terikat di sudut sudut kasur, membentuk huruf X.
Yang membuat Ai miris, tubuh gadis berhijab itu terlentang di atas bed hanya mengenakan sehelai lingerie sexy sebatas lutut yang sangat tipis dan transparan. Entah apa niat busuk yang direncanakan Tanuwijaya pada anak gadis se-mata wayangnya itu.
"Apa yang Oom lakukan pada Najwa?, tega sekali Oom pada putri Oom sendiri..." Ai tercekat melihat kondisi Najwa yang nyaris telanjang bulat itu.
"Puteri angkat, dia hanya puteri angkat Oom!, setelah Najwa menikah dengan Soebagyo, saya akan menjadi gubenur Jakarta. Tapi sebelum Najwa menikah dengan Soebagyo, tubuh mulus ini adalah milik saya, dan sebagai ayah angkatnya saya adalah orang yang paling berhak mereguk kenikmatan tubuh Najwa untuk pertama kalinya."
"Dasar gila...!" Bentak Ai pada Tanuwijaya yang menjadi gelap mata karena iming iming kekuasaan.
"he..he... turuti mau Oom, atau ...." Tanuwijaya perlahan menyingkap lingerie Najwa dan menarik turun celana g string yang menutupi vagina Najwa.
"Eeh... Najwa jangan di apa apain..., lepasin dia" Ai panik melihat Tanuwijaya yang mulai menggerayangi tubuh anak gadisnya itu.
"kalo Ai tidak mau melihat saya memperkosa Najwa, Ayo entot-in konti Oom..." Tanuwijaya mendekati Ai, sambil mengarahkan konti hitam dalam genggaman tangannya ke mulut Ai.
"Dasar orang sakit jiw...hhhmpp... hmmmp...." kali ini Ai tidak melawan saat Tanuwijaya menjejalkan pentol konti-nya ke dalam mulut Ai, Tanuwijaya mendorong pinggulnya hingga separuh batang kontinya terbenam dalam mulut Ai. Meski ukuran konti Tanuwijaya tidak istimewa namun Ai sempat tersedak juga saat benda lonjong itu menjajah mulutnya.
"Ooh... anget...anget banget, jangan coba coba gigit Ai atau Najwa yang bakal menanggung akibatnya!" Ancam Tanuwijaya pada Ai. Mengetahui Ai menyerah dan pasrah pada kemauannya, Tanuwijaya kemudian menggoyang goyangkan pinggulnya, mengepaskan posisi enak kontinya dalam rongga mulut Ai dan kemudian lanjut mendorong masuk seluruh batang kontinya ke dalam mulut Ai.
"gaaagh..... gaaaghh...."Ai melotot kehabisan nafas saat batang kemaluan Tanuwijaya menerobos masuk ke dalam mulut imutnya hingga mentok sampai menyodok dinding tenggorokan Ai.
"Ayo sedot...sedot...yang kenceng Ai" tak memperdulikan Ai yang megap megap kehabisan nafas, Tanuwijaya memaju mundurkan kontinya mengobok obok mulut Ai.
plok..plok..plok... pentol konti Tanuwijaya bergerak cepat keluar masuk mulut Ai yang membentuk huruf o besar, menimbulkan suara kecipak yang nyaring. Meski Ai bersikap pasif tidak mau menghisap konti Tanuwijaya, namun gesekan permukaan konti Tanuwijaya dengan dinding mulut Ai tetap menimbulkan nikmat tak terkira buat Tanuwijaya.
"Ooouuchh.... lebih cepet...lebih cepet lagi Ai, oooouhh uenak...enak.. " sambil merem melek keuenakan, Tanuwijaya dengan kasar menjambak rambut Ai dan kemudian mendribble kepala Ai cepat cepat mengocok konti Tanuwijaya.
"gaaghh..***aagh...***aag...uuuunggh...***ggg..."penuh oleh batang konti Tanuwijaya, mulut Ai hanya mengeluarkan erangan erangan kecil. Ujung pentol konti Tanuwijaya tak henti menumbuk numbuk pangkal tenggorokan Ai dengan keras, ini adalah blowjob paling menyiksa dan menyakitkan yang pernah Ai alami.
Beruntung buat Ai, siksaan Tanuwijaya tersebut hanya berlangsung sesaat saja. Urat urat konti Tanuwijaya terasa geringgingan, suatu cairan bergelombang yang datang berasal dari zakar Tanuwijaya mengalir cepat melalui saluran kemih Tanuwijaya pertanda Tanuwijaya di ambang ejakulasinya.
Tanuwijaya mencekal kepala Ai kencang dan kemudian membenamkan kontinya sedalam mungkin ke dalam rongga mulut Ai dan akhirnya Crooott.....croott... peju Tanuwijaya bergemuruh menyembur dari ujung titit Tanuwijaya membanjiri liang mulut Ai. Tak memperdulikan wajah Ai yang menitikkan air mata dan berwarna merah merona karena kehabisan nafas, Tanuwijaya terus memaksa Ai untuk menelan seluruh sperma yang keluar dari ujung kontinya itu.
"Ooooohh.... enak...enak Aiii....ooooooohhh" Tanuwijaya melolong panjang keenakan, menguras seluruh stok sperma dalam kantong zakarnya.
Setelah puas melendiri mulut Ai, Tanuwijaya melepaskan cengkeraman tangannya di kepala Ai. Tubuh Ai langsung melorot turun dan terjatuh lemah ke lantai.
"uhuuk...uhhuk....,uhuk..." menelungkup di lantai Ai terbatuk batuk hebat, sisa sisa peju Tanuwijaya bercampur air liur Ai menetes keluar dari sela sela bibir Ai. Ai memuntahkan sebagian peju Tanuwijaya yang tertelan olehnya tadi.
Tanuwijaya yang rupanya juga telah kehabisan tenaga terhuyung huyung ke belakang dan akhirnya terduduk di bed di sebelah Najwa yang terlentang tak sadarkan diri.
Ai baru saja bisa bernafas normal saat pintu kamar hotel Glory tempat Ai di sekap itu terbuka lebar dan kemudian masuklah dua sejoli antagonis organisasi hitam WWW dan partai Reform, Kenzo dan Soebagyo.
"Hoo...hoo..hoo.. tuan Tanuwijaya sepertinya sudah curi start terlebih dahulu dan bersenang senang dengan dua gadis cantik ini" Melihat Najwa yang terikat terlentang setengah telanjang di atas bed dan Ai yang terbaring di lantai dengan pakaian compang camping, Soebagyo langsung menyeringai cabul.
Mata Kenzo berbinar binar senang melihat Ai, belahan dada Ai yang mengintip melalui sela seragam Ai yang terbuka langsung membuat selangkangan Kenzo cekot cekot konak.
"kalau begitu mari kita lanjutkan pesta ini..." Kenzo dan Soebagyo berjalan beriringin bersama mendekati tubuh Ai dan Najwa sambil membuka satu persatu jas dan pakaian yang mereka kenakan.
Hotel Glory, sebuah hotel bintang lima yang tak kalah mentereng di bandingkan hotel Five Star adalah sebuah hotel bangunan baru yang beberapa tahun terakhir ini namanya naik daun karena fasilitas yang fantastik dengan pelayananan primanya.
Tidak berbeda dengan hotel Five Star, Hotel Glory dikenal dengan reputasinya sebagai surga buat dunia hitam di Jakarta. Dinding kamar kamar eksklusif yang ada di hotel itu seakan menjadi saksi bisu akan adanya ratusan deal deal dan transaksi pasar gelap, obat terlarang dan narkotika serta prostitusi premium yang telah berlangsung tahunan di negeri ini.
Pemilik hotel Glory yang merupakan salah satu oknum petinggi di negara ini membuat hotel Glory bak tak tersentuh hukum.
Terlambat lima menit dari batas waktu yang ditetapkan Tanuwijaya, mobil Mercy Zlatan yang membawa Ai dan tiga buah koper uang untuk tuan Soebagyo tiba di halaman hotel Glory. Tanuwijaya nampak berdiri menunggu resah di lobi hotel, beberapa begundal organisasi WWW tampak mengawalnya.
Raut muka Tanuwijaya mengembangkan senyum lega saat Zlatan dan Ai berjalan beriringan memasuki lobi hotel Glory itu dengan membawa tiga koper uang upeti untuk tuan Soebagyo.
Ambisi besar Tanuwijaya untuk menjadi gubenur Jakarta membuat Tanuwijaya mau bersengkongkol dengan organisasi jahat WWW bahkan sampai rela mengorbankan Najwa, putri angkatnya sendiri.
"Lepaskan Najwa dan teman teman saya sekarang juga sesuai kesepakatan kita." Ai yang sudah kembali berpakaian seragam SMU Internasional, melemparkan koper koper di tangannya ke hadapan Tanuwijaya.
"Oh iya..?, karena kamu sudah terlambat lima menit dari waktu yang sudah diberikan maka perjanjian kita otomatis batal!!" Tanuwijaya terkekeh licik sambil menunjukkan jam tangannya yang menunjukkan pukul tujuh pagi lewat lima menit.
"Hei..!!, dasar curang..." Ai berteriak marah dan menghambur ke arah Tanuwijaya, namun lima orang berpakaian hitam menangkap tangan Ai dan menahan gadis mungil itu menghajar Tanuwijaya. Ai terpaksa menahan dirinya, keberadaan Najwa dan teman temannya yang masih belum jelas membuat Ai terpaksa bersabar dan mengikuti permainan Tanuwijaya.
"Kalau Ai mau menyelamatkan mereka, Ayo kita main lagi..." terbersit rencana jahat dalam benak Tanuwijaya.
"Percuma Ai ikut main, jika nanti-nya ternyata oom Tanuwijaya ingkar janji lagi" jawab Ai ketus.
"haa... haaa... tidak ada pilihan lain buat kamu Ai, jika Ai masih ingin menyelamatkan teman temanmu itu Ai harus nurut sama oom. Tapi jika Ai sudah tidak mau maen lagi, oom tinggal perintahkan Devlin di rumah oom untuk mulai membunuh teman Ai satu persatu" Ancam Tanuwijaya.
"Grrr... kali ini apa mau oom Tanuwijaya?" tanya Ai geram.
"Permainan kali ini tidak sulit Ai, oom Tanu hanya minta Ai menemani oom untuk menemui teman teman oom Tanu" Tanuwijaya membeberkan rencananya pada Ai.
"Menemani tamu tamu oom Tanu?" Ai belum terlalu paham apa dengan istilah 'menemani' yang dimaksud Tanuwijaya.
'Iya Ai, Ai hanya perlu menemani tamu tamu oom saja untuk menyelamatkan teman teman Ai" gelak tawa terdengar dari mulut Tanuwijaya.
"Bagaimana kalau Ai tidak mau?" jawa Ai ketus.
"Ai harus mau, kalau Ai tidak mau terpaksa oom pakai cara kasar!" Tanuwijaya menyeringai jahat.
Tanuwijaya harus memastikan kehadiran Ai dalam pertemuannya dengan Soebagyo dan Kenzo nanti. Ai diam tak menjawab Soebagyo, Ai tahu selama Najwa ada di tangan Tanuwijaya, Ai terpaksa harus mengikuti permainan Tanuwijaya.
Selain Najwa dan tiga koper berisi uang satu milyar itu, Ai belum menyadari jika tubuh mungil nan montoknya itu ternyata juga termasuk salah satu bagian dalam transaksi tukar menukar antara Reform dan WWW.
Untuk mengeluarkan surat rekomendasi gubenur partai Reform, Soebagyo meminta Najwa dan uang satu milyar dari Tanuwijaya.
Tanuwijaya memberikan Najwa pada Soebagyo dan mendapatkan uang satu milyar untuk upeti Soebagyo dari organisasi WWW.
Selanjutnya untuk uang satu milyar dari WWW yang diberikan pada Tanuwijaya tadi, Kenzo meminta imbalan tubuh Ai dari Tanuwijaya.
"Oke Zlatan, tugasmu sudah selesai, uang pembayaran kamu akan diberikan melalui Vicy" Tanuwijaya ganti melihat ke arah Zlatan.
" Yeah, saya tidak ada urusan dengan kalian lagi, tapi sebelum pergi ijinkan saya berpamitan dengan Aileen dulu." tanpa menunggu jawaban Tanuwijaya, Zlatan berjalan mendekati Ai menyibak pria pria berpakaian hitam yang mengurung Ai.
"Heei...heii Zlatan mau apa?" bentak Ai panik saat Zlatan memonyongkan bibirnya hendak mencumbu bibir Ai.
"Aileen, kamu cantik seka....uuuughhhh!!"Zlatan mendelik kesakitan sambil memegangi selangkangannya. Sebelum bibirnya mendarat di bibir Ai, lutut Ai lebih dulu menghajar zakar Zlatan.
Zlatan ambruk tak kuasa menahan hantaman di kemaluannya itu.
"Rasain....!!" Ai tersenyum puas, Zlatan juga tadi yang mengajari dirinya untuk menghajar selangkangan orang yang hendak mencabuli Ai.
"Bawa gadis itu masuk...!!" perintah Tanuwijaya pada para pengawalnya. Salah satu dari pengawal berpakaian hitam itu memukul Ai hingga tubuh Ai terhuyung huyung dan jatuh tak sadarkan diri lagi. Tubuh mungil Ai kemudian digendong masuk ke dalam hotel Glory.
Zlatan yang terbaring kesakitan di tanah, menatap Ai dan Tanuwijaya yang berlalu dari hadapannya dengan penuh amarah dan dendam. Zlatan bertekad dalam hati untuk balas dendam.
******
Karena tidak ada sikap kooperatif dari penghuni kamar 696 hotel Five Star, Gozo akhirnya memerintahkan team Prestige untuk mendobrak paksa Pintu kamar 696 tersebut.
Begitu Mendapat perintah dari Gozo, team elite kepolisian itu segera bertindak cepat.
Dengan sekali tendangan pintu kamar 696 terbuka dan kejadian berikutnya berlangsung sangat cepat, sepuluh pasukan Prestige bergerak tangkas dan sangat cermat memasuki dan mengamankan situasi dalam kamar 696.
Tujuan Prestige adalah menangkap basah Soebagyo ketua partai Reform dan Tanuwijaya yang melakukan transaksi gratifikasi dalam kamar tersebut.
Gozo yang menyusul masuk setelah Prestige menguasai kamar 696 langsung tersenyum kecut melihat pemandangan yang ditemui di dalam kamar 696.
Tuan Jamil dan tuan Indra, Dua orang anggota dewan terhormat di negeri ini terpergok sedang bergelut dan saling tindih di atas bed empuk kamar 696. Beberapa orang anggota Prestige saling bertukar senyum menyaksikan 'perang pedang' di hadapan mereka. Rumor yang mengatakan bahwa dua orang pejabat itu memiliki penyimpangan seksual, ternyata benar adanya.
"Hei, dasar kurang ajar..., lancang sekali. Apa kalian tidak tahu eike itu siapa?" Tuan Jamil dengan gaya khas melambai-nya memprotes penggerebekan kamarnya itu. Tadi pagi tuan Jamil anggota dewan dari partai Reform, mendadak mendapat hadiah dari tuan Soebagyo berupa fasilitas menginap gratis di hotel Five Star ini, tak mau menyi-nyiakan kesempatan emas ini, Jamil langsung mengajak Indra, pacar sesama jenisnya untuk bersenang senang di kamar 696 itu.
"Maaf tuan Jamil, kami mendapat laporan masyarakat akan adanya transaksi ilegal di kamar ini. Kalian berdua silakan ikut kami ke kantor untuk pemeriksaan lebih lanjut" Gozo enggan menanggapi protes Jamil dan segera meminta team Prestige membawa pasangan ganjil itu ke kantor untuk diinterogasi.
Gozo nampak tertunduk keluar dari kamar 696. Gozo tidak sedikitpun ragu pada Alex, ia yakin informasi dari Alex akan adanya transaksi di hotel Five Star pasti benar. Operasi penggerebekan kali ini sudah direncanakan dengan rapi dan se-rahasia mungkin, dan Gozo yakin hanya ada satu kemungkinan yang dapat menggagalkan operasi ini kali ini.
"Sudah saya duga, ada pengkhianat di team Alpha...." Gozo mengepalkan tangannya sambil berbisik geram.
******
Ai kembali tersadar dari pingsannya akibat pukulan salah satu pengawal Tanuwijaya di kepalanya. Kali ini tidak butuh waktu lama buat Ai untuk mengingat kejadian yang terjadi sebelum dirinya tak sadarkan diri tadi. The real bad guy yang harus Ai hadapi sekarang adalah oom Tanuwijaya, ayah dari Najwa sahabatnya sendiri.
"gelap..." Ai mengkerjap kerjapkan matanya, meski matanya sudah terbuka lebar tapi hanya gelap yang dilihatnya. Sebuah penutup mata berwarna hitam melingkar di wajah Ai menutupi mata Ai. Ternyata tutup mata itulah yang membuat Ai 'buta' dan hanya dapat melihat kegelapan di sekelilingnya.
"Alex...." Ai membisikkan nama Alex, sesaat tadi saat para pengawal Tanuwijaya meringkusnya, Ai seakan akan merasakan aura kehadiran Alex di sampingnya. meski cuma sesaat Ai dapat merasakan kehadiran Alex yang begitu dekat dengannya tadi.
"Aaaakhhh...." Ai merintih kesakitan saat pergelangan tangannya terasa panas dan lecet, Ternyata tidak hanya mata Ai saja yang tertutup, tubuh mungil Ai yang disekap dalam sebuah kamar hotel Glory nampak berdiri menggelantung dengan kedua tangan Ai terangkat tinggi ke atas kepala Ai, seutas tali erat mengikat kedua pergelangan tangan Ai. Posisi tubuhnya yang terikat kencang itu sungguh membuat Ai tak berdaya.
Namun yang membuat Ai lebih risih lagi adalah saat merasakan adanya seutas tali yang melingkar lingkar kencang di dada Ai. Tali itu sepertinya sengaja diikatkan ke bulatan payudara Ai sedemikian rupa hingga bulatan buah dada Ai yang seukuran buah melon itu terlihat semakin menonjol membulat montok di dada Ai.
Ai mencoba menggerakkan tangannya sekali lagi, namun gerakan itu malah membuat pergelangan tangan Ai yang terikat malah terasa makin sakit.
"ooh rupanya Ai sudah sadar..." terdengar suara orang yang saat ini paling Ai benci di seluruh dunia. Tanuwijaya rupanya dari tadi sudah berdiri di samping Ai, menunggu Ai siuman.
"Lepaskan Ai...!!" jerit Ai sambil menarik narik tangannya yang terikat.
"He...he..., oom tidak bodoh Ai, ikatan itu untuk memastikan Ai tidak melarikan diri" posisi Tanuwijaya begitu dekat di depan Ai hingga Ai dapat merasakan hembusan nafas Tanuwijaya mengenai dadanya.
Timbul perasaan curiga dalam hati Ai, jangan jangan selama Ai pingsan tadi ayah Najwa itu sudah menggrepe grepe susu Ai.
"tsk..tsk... Tubuhmu sangat bagus Ai, pantas saja Kenzo begitu menginginkanmu" Tanuwijaya berdecak kagum memelototi gumpalan susu empyuk Ai yang membusung di dada Ai. Tali tali yang mengikat payudara Ai membuat bentuk buah dada Ai itu makin bulat besar sempurna. Bulatan susu Ai yang sudah tak terbungkus cup bra itu nampak menerawang jelas pada kain seragam Ai yang putih transparan itu.
Dari tadi menunggu sampai Ai sadarkan diri sambil tak henti menikmati keindahan lekak lekuk aurat Ai membuat Tanuwijaya diam diam mulai kesengsem pada tubuh montok Ai, sahabat anak gadisnya itu.
"ooohh... payudara ini begitu lembut dan kenyel..." Tanuwijaya tak kuasa menahan gejolak nafsunya lagi, telapak tangan duda satu anak itu nampak gemetar saat mendekat dan menyentuh balon susu Ai dengan hati hati.
"Kyaaa...., lepasin Ai" tubuh Ai menggeletar saat telapak tangan Tanuwijaya yang terasa kasar mengusap usap dan menggesek bakso jumbo di dadanya itu. Tanuwijaya dengan antusias mencengkeram gumpalan susu Ai yang tak muat dalam genggaman tangannya itu dan kemudian...
Gyut..***ut... tangan Tanuwijaya mulai meremas remas susu Ai, mula mula dengan ritme perlahan, sensasi bulatan kenyal elastis di dada Ai itu membuat Tanuwijaya ketagihan dan membuatnya semakin kencang dan brutal saja menguleni adonan payudara Ai tersebut hingga bentuk susu Ai peyot tak beraturan.
Ai menggelengkan kepalanya sambil berteriak melarang saat merasakan telunjuk Tanuwijaya mulai menggerilya permukaan payudaranya memburu puting susu Ai yang membayang di balik seragam tipis Ai.
"Uuughh..." Ai melenguh perih saat jari jari Tanuwijaya memergoki dan menunjuk nunjuk puting imutnya, kemudian cubitan dan pelintiran bertubi tubi mendera biji imut itu hingga puting susu Ai perlahan membesar dan mengeras membentuk tonjolan yang menggiurkan di dada Ai.
"Oooh... Ai, tahukah kamu kalo oom sudah lama mengawasi-mu, sejak Ai pertama kali main ke rumah oom. Oom sungguh penasaran sama tonjolan gede yang tersembunyi di balik seragammu ini he...he..." Tanuwijaya mempreteli kancing di bagian dada seragam Ai, dengan tidak sabar disingkapnya seragam putih tipis itu ke samping hingga plooop...!! gundukan payudara yang membusung di dada Ai itu terlontar keluar dari bungkusnya, menggelembung bulat sempurna.
"Aaaaahhh....., Ai ga mau...nnnghhh... " Ai menggelinjang, tubuhnya yang terikat berayun ayun, saat lidah Tanuwijaya tiba tiba menjilat puting merah muda Ai. Lidah Tanuwijaya berputar putar mengelilingi lingkar aerola puting Ai sebentar sebelum Happp...!! mulut Tanuwijaya kemudian mencaplok puting Ai lahap dalam kulumannya.
"Slruuup.... slruuup... Oooh... gurih...slruuup..." Tanuwijaya mengguman tidak jelas , separuh payudara kanan Ai dikenyot kenyot dalam mulutnya. Tanuwijaya menyeruput dan mengisep-isep pentil susu Ai itu dengan penuh nafsu.
"Aaiiiiyaaaa....." Ai melenguh panjang, isapan Tanuwijaya di puting susu-nya membuat payudara Ai terasa geli dan makin sensitif saja. Terbukti pentil susu Ai kian membesar dan mengeras seukuran kelereng.
Bagai kelapa yang semakin tua semakin bersantan, begitu pula Tanuwijaya, duda yang sebentar lagi menyongsong usia setengah abad-nya itu, semakin tua semakin lihai pula Tanuwijaya memperlakukan dan merangsang bagian tubuh Ai yang paling sensitif itu.
"hhmmm nyam..nyam , susu ABG memang paling enak..." puas mengkenyoti susu Ai hingga separuh payudara Ai itu memar memar merah, Tanuwijaya berhenti mengkunyah susu Ai dan ganti mengalihkan rangsangannya ke bagian bawah tubuh Ai.
Tanuwijaya berlutut di hadapan Ai dan berlahan menyibak rok mini yang Ai kenakan ke atas pinggul Ai hingga membuat selangkangan mulus Ai tersingkap lebar.
"Ooooh... yang ini tak kalah cantiknya..." Tanuwijaya berdecak kagum melihat lekak lekuk segitiga kemaluan Ai dengan gurat bibir yang membayang jelas di bagian tengah celana dalam berpita krem imut yang membungkus selangkangan Ai itu.
"Jangan sentuh Ai...." Ai lagi lagi menjerit kencang mengusir Tanuwijaya dari tubuhnya, meski Ai tahu betul teriakannya itu bakal sia sia saja.
Gyut..***ut... Tanuwijaya meremas remas pantat kenyel elastis Ai sambil mengusap usap paha mulus Ai yang sehalus porselen china.
"Pantas tuan Kenzo begitu mati mati-an menginginkan kamu Ai, Andai saja kamu bukan pesanan khusus Kenzo, pasti tubuhmu ini sudah saya perkosa dari tadi...." Tanuwijaya mendengus kesal karena hari ini harus merelakan tubuh Ai dan Najwa ke tangan para kolega-nya demi ambisinya untuk menjadi gubenur Jakarta.
"Hmmm... tapi sepertinya masih ada banyak waktu untuk bersenang senang dengan tubuh Ai sebelum kedua keparat itu datang." Tanuwijaya menyungging senyum licik. Inilah kesempatan terakhir buatnya untuk mencicipi liang nikmat di tubuh Ai sebelum ia serahkan ke Kenzo.
Ai merasakan tali yang mengikat dan menggantung tangannya ke atas mengkendor dan perlahan lepas. Begitu tali yang mengikatnya lepas, kedua tangan Ai jatuh ke samping tubuh Ai. Kedua mata-nya yang tertutup rapat membuat Ai tidak menyadari rencana jahat Tanuwijaya padanya.
"Akkkh...." Ai memekik kesakitan saat Tanuwijaya menelikung kedua tangan Ai kebelakang punggung Ai dan kembali mengikatnya erat erat. Tanuwijaya mendorong kasar tubuh Ai hingga berlutut di lantai.
Tanpa sepengetahuan Ai yang matanya tertutup rapat, Tanuwijaya dengan terburu buru membuka seluruh pakaian yang melekat ditubuhnya, hingga tubuh ayah Najwa itu telanjang bulat. Dengan menyeringai cabul, Tanuwijaya menggenggam dan mengocok ocok batang kontinya hingga tegang maksimal dan kemudian perlahan menuntun pentol kontinya itu ke arah tubuh Ai yang sedang berlutut di depannya.
'Lepaskan Ai..., apa sih mau Oom? lepasin hhhmpp... hhhmpmm.." Jeritan Ai terhenti saat Tanuwijaya membungkam mulutnya dengan mencoba menyumpalkan sesuatu yang bulat pejal ke dalam mulut Ai.
Dari bentuknya yang bulat membendol di ujung dan aroma khas laki laki yang tercium, Ai langsung bergidik ngeri karena menyadari bahwa benda yang memaksa menjejal ke dalam mulutnya itu adalah batang kemaluan Tanuwijaya.
"hhhhmmmp....hhhhmp...." Ai merapatkan bibirnya sambil menggeleng gelengkan kepalanya menghindari cendawan konti Tanuwijaya yang menggedor gedor pintu mulutnya.
"Ayo Ai sepongin konti Oom pakai mulut imut kamu itu!" Tanuwijaya menyundul nyundulkan pentol kontinya ke wajah Ai. Ai bersikeras menutup mulutnya rapat rapat, tidak sudi memblowjob konti Tanuwijaya.
"Huh dasar bandel... cepet sepongin konti Oom, kalau tidak...." Tanuwijaya mendengus kesal, di tariknya tutup mata Ai yang melingkar di wajah Ai hingga terlepas.
"Najwa...." Begitu mata- nya terbuka, pemandangan pertama yang Ai lihat adalah Najwa yang sedang terbujur tak sadarkan diri di atas bed hotel Glory. Gadis berkerudung itu tertidur dengan posisi terlentang, kedua tangan dan kaki Najwa terikat terentang terikat di sudut sudut kasur, membentuk huruf X.
Yang membuat Ai miris, tubuh gadis berhijab itu terlentang di atas bed hanya mengenakan sehelai lingerie sexy sebatas lutut yang sangat tipis dan transparan. Entah apa niat busuk yang direncanakan Tanuwijaya pada anak gadis se-mata wayangnya itu.
"Apa yang Oom lakukan pada Najwa?, tega sekali Oom pada putri Oom sendiri..." Ai tercekat melihat kondisi Najwa yang nyaris telanjang bulat itu.
"Puteri angkat, dia hanya puteri angkat Oom!, setelah Najwa menikah dengan Soebagyo, saya akan menjadi gubenur Jakarta. Tapi sebelum Najwa menikah dengan Soebagyo, tubuh mulus ini adalah milik saya, dan sebagai ayah angkatnya saya adalah orang yang paling berhak mereguk kenikmatan tubuh Najwa untuk pertama kalinya."
"Dasar gila...!" Bentak Ai pada Tanuwijaya yang menjadi gelap mata karena iming iming kekuasaan.
"he..he... turuti mau Oom, atau ...." Tanuwijaya perlahan menyingkap lingerie Najwa dan menarik turun celana g string yang menutupi vagina Najwa.
"Eeh... Najwa jangan di apa apain..., lepasin dia" Ai panik melihat Tanuwijaya yang mulai menggerayangi tubuh anak gadisnya itu.
"kalo Ai tidak mau melihat saya memperkosa Najwa, Ayo entot-in konti Oom..." Tanuwijaya mendekati Ai, sambil mengarahkan konti hitam dalam genggaman tangannya ke mulut Ai.
"Dasar orang sakit jiw...hhhmpp... hmmmp...." kali ini Ai tidak melawan saat Tanuwijaya menjejalkan pentol konti-nya ke dalam mulut Ai, Tanuwijaya mendorong pinggulnya hingga separuh batang kontinya terbenam dalam mulut Ai. Meski ukuran konti Tanuwijaya tidak istimewa namun Ai sempat tersedak juga saat benda lonjong itu menjajah mulutnya.
"Ooh... anget...anget banget, jangan coba coba gigit Ai atau Najwa yang bakal menanggung akibatnya!" Ancam Tanuwijaya pada Ai. Mengetahui Ai menyerah dan pasrah pada kemauannya, Tanuwijaya kemudian menggoyang goyangkan pinggulnya, mengepaskan posisi enak kontinya dalam rongga mulut Ai dan kemudian lanjut mendorong masuk seluruh batang kontinya ke dalam mulut Ai.
"gaaagh..... gaaaghh...."Ai melotot kehabisan nafas saat batang kemaluan Tanuwijaya menerobos masuk ke dalam mulut imutnya hingga mentok sampai menyodok dinding tenggorokan Ai.
"Ayo sedot...sedot...yang kenceng Ai" tak memperdulikan Ai yang megap megap kehabisan nafas, Tanuwijaya memaju mundurkan kontinya mengobok obok mulut Ai.
plok..plok..plok... pentol konti Tanuwijaya bergerak cepat keluar masuk mulut Ai yang membentuk huruf o besar, menimbulkan suara kecipak yang nyaring. Meski Ai bersikap pasif tidak mau menghisap konti Tanuwijaya, namun gesekan permukaan konti Tanuwijaya dengan dinding mulut Ai tetap menimbulkan nikmat tak terkira buat Tanuwijaya.
"Ooouuchh.... lebih cepet...lebih cepet lagi Ai, oooouhh uenak...enak.. " sambil merem melek keuenakan, Tanuwijaya dengan kasar menjambak rambut Ai dan kemudian mendribble kepala Ai cepat cepat mengocok konti Tanuwijaya.
"gaaghh..***aagh...***aag...uuuunggh...***ggg..."penuh oleh batang konti Tanuwijaya, mulut Ai hanya mengeluarkan erangan erangan kecil. Ujung pentol konti Tanuwijaya tak henti menumbuk numbuk pangkal tenggorokan Ai dengan keras, ini adalah blowjob paling menyiksa dan menyakitkan yang pernah Ai alami.
Beruntung buat Ai, siksaan Tanuwijaya tersebut hanya berlangsung sesaat saja. Urat urat konti Tanuwijaya terasa geringgingan, suatu cairan bergelombang yang datang berasal dari zakar Tanuwijaya mengalir cepat melalui saluran kemih Tanuwijaya pertanda Tanuwijaya di ambang ejakulasinya.
Tanuwijaya mencekal kepala Ai kencang dan kemudian membenamkan kontinya sedalam mungkin ke dalam rongga mulut Ai dan akhirnya Crooott.....croott... peju Tanuwijaya bergemuruh menyembur dari ujung titit Tanuwijaya membanjiri liang mulut Ai. Tak memperdulikan wajah Ai yang menitikkan air mata dan berwarna merah merona karena kehabisan nafas, Tanuwijaya terus memaksa Ai untuk menelan seluruh sperma yang keluar dari ujung kontinya itu.
"Ooooohh.... enak...enak Aiii....ooooooohhh" Tanuwijaya melolong panjang keenakan, menguras seluruh stok sperma dalam kantong zakarnya.
Setelah puas melendiri mulut Ai, Tanuwijaya melepaskan cengkeraman tangannya di kepala Ai. Tubuh Ai langsung melorot turun dan terjatuh lemah ke lantai.
"uhuuk...uhhuk....,uhuk..." menelungkup di lantai Ai terbatuk batuk hebat, sisa sisa peju Tanuwijaya bercampur air liur Ai menetes keluar dari sela sela bibir Ai. Ai memuntahkan sebagian peju Tanuwijaya yang tertelan olehnya tadi.
Tanuwijaya yang rupanya juga telah kehabisan tenaga terhuyung huyung ke belakang dan akhirnya terduduk di bed di sebelah Najwa yang terlentang tak sadarkan diri.
Ai baru saja bisa bernafas normal saat pintu kamar hotel Glory tempat Ai di sekap itu terbuka lebar dan kemudian masuklah dua sejoli antagonis organisasi hitam WWW dan partai Reform, Kenzo dan Soebagyo.
"Hoo...hoo..hoo.. tuan Tanuwijaya sepertinya sudah curi start terlebih dahulu dan bersenang senang dengan dua gadis cantik ini" Melihat Najwa yang terikat terlentang setengah telanjang di atas bed dan Ai yang terbaring di lantai dengan pakaian compang camping, Soebagyo langsung menyeringai cabul.
Mata Kenzo berbinar binar senang melihat Ai, belahan dada Ai yang mengintip melalui sela seragam Ai yang terbuka langsung membuat selangkangan Kenzo cekot cekot konak.
"kalau begitu mari kita lanjutkan pesta ini..." Kenzo dan Soebagyo berjalan beriringin bersama mendekati tubuh Ai dan Najwa sambil membuka satu persatu jas dan pakaian yang mereka kenakan.
Terakhir diubah: