Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ibu Terlalu Baik

Ini cerita pertama saya, selamat membaca..
Terima kasih..


Ibu Terlalu Baik


Pendahuluan

Di pagi hari yang indah di Desa Cianduk, Seorang Anak lelaki sedang berusaha melawan rasa kantuknya yang begitu berat dilawan. “ Hoammmmmmm hmm masih jam 6.. tidur lagi ah” katanya dalam hati. Ia pun kembali ke hangatnya pelukan guling kesayangannya



Dia adalah Dodi Hermansyah 18 tahun, masih SMA. Anak desa biasa, dengan tinggi 162 cm.



Duh Jam berapa ini… “ Betapa terkejutnya Dodi melihat jam dinding menunjukan pukul 8. Ia pun Bergegas pergi ke kamar mandi untuk mandi. Namun Dodi terpaksa harus menunggu dulu karena di dalam kamar mandi ternyata ada orangnya.



Rumah dodi tidak terlalu besar, namun memiliki 3 kamar. 2 untuk dodi dan kakaknya, 1 untuk kedua orang tuanya. Dapur dan kamar mandi ada dibelakang. Ada ruang tamu dengan 2 sofa ukuran dua orang dan ruang tv di depan kamar dodi tempat yang juga biasa digunakan untuk makan lesehan. TV nya pun masih TV tabung keluaran 2007, Sebuah rumah yang sangat sederhana.



15 Menit lamanya tak terasa Dodi menunggu, ia mulai tak sabaran, dengan langkah kesal ia ingin mengetuk pintu kamar mandi dan teriak “BURUAN!”, Di depan kamar mandi dodi pun mengetuk pintu ‘tok’ ‘tok’. “BUR…



Hmm? Bur apa??..

Buset..” kata buruan berubah menjadi buset karena ia terkejut oleh sosok jangkung setinggi 171 cm tiba tiba membuka pintunya, Ia adalah Elita Putri Anandita. Kakak perempuan Dodi yang berumur 21 tahun, memiliki wajah cantik yang putih. Primadona desa itu namun tidak pernah ada satupun yang pernah merayunya. Mungkin minder kalah tinggi dengannya.



“Kamu ngapain bengong dek.. sanah minggir!” Ucap Elita dengan kesal. Gimana tidak bengong Dodi melihat kakaknya yang jangkung nan langsing hanya menggunakan handuk dan dihiasi bekas air yang memantulkan cahaya lampu neon, menjadi pemandangan yang sangat indah bagi dodi yang baru seminggu lalu berulang tahun ke 18.

Dengan langkah cepat ia meninggalkan adiknya yang masih mematung heran di depan pintu kamar mandi. Didalam hatinya Elita berpikir “Kenapa sih tuh anak tumben mukanya beda..?”

Didalam kamar mandi dodi masih terbayang indahnya pemandangan tadi, ingin sekali ia untuk segera mengocok batangnya membayangkan kakaknya yang cantik tadi. Namun dengan cepat dodi tersadar bahwa rumahnya belum disapu dan kamarnya masih berantakan, dengan cepat ia menuntaskan mandinya dan melupakan nafsunya



Ya, Dodi adalah anak yang sangat rajin perihal kebersihan dan kerapihan, sesuatu yang cukup jarang ditemui remaja pria berumur 18 tahun. Itu berkat didikan sejak dini kedua orang Dodi perihal hal tersebut. Sudah seperti di program di otak dodi ketika melihat lantai yang kotor pasti ia akan segera mengambil sapu dan ia juga sering membantu pekerjaan rumah ibunya seperti menjemur pakaian hingga mencuci piring. Orang tua mana yang tidak senang.



Namun Berbanding terbalik dengan Kakaknya Elita, ia Gadis yang pemalas dan cuek cuek saja perihal Kebersihan. Apalagi untuk membantu ibunya, ia kerap melakukannya dengan terpaksa dan ogah ogahan. Mungkin karena kesibukan di Pekerjaannya sebagai Kasir Minimarket di Kota. Elita merasa ia sudah cukup letih dengan pekerjaannya.



Hari itu hari sabtu, Hari libur yang sangat dinanti Dodi dan Elita karena mereka bisa bersantai melupakan sejenak kepenatan aktivitas mereka dari senin sampai jumat.

Selesai menyapu rumahnya, Dodi beristirahat sejenak di bangku terasnya, “huff.. tumben banyak gini pagi pagi debunya, abis pada ngapain si semalam”.. gumam dodi



“Dod ayo masuk ini di bawain Nasi uduk nih” Kata seorang wanita di belakangnya,



“Eghh ibu bikin kaget aja.. iya bu entar aku kelarin ini dulu” ucap dodi sambil menyapu dedaunan kering di terasnya



“Yaudah ibu tunggu sama kakak ita yah”



Wanita itu adalah Kartika Anandita, berumur 42 tahun. Ibunda Dodi dan Elita. Memiliki tinggi 2 cm lebih pendek dari Elita yaitu 169 cm, Body montok tidak terlalu kurus dan gendut, Memiliki daya tarik utama di bokong dan payudaranya yang aduhai, Wajahnya pun cantik. Membuat setiap pria hidung zebra terutama Bapak bapak di desa itu pun banyak yang sering curi curi mata ke Bu Kartika.

Menikah dengan Rahmat Hermansyah, 45 tahun. Hubungan mereka berjalan mulus tidak ada orang ketiga dan konflik yang berarti.



Rasa lapar belum sarapan memaksa Dodi menyudahi aktivitasnya dan segera ke ruang tv untuk menyantap nasi uduk kesukaannya. Rumah mereka tidak memiliki meja makan sehingga mereka terbiasa makan lesehan di atas karpet sambil menyaksikan berita di TV yang topiknya itu itu aja.



“Dod ayo sini dimakan dulu nasi uduknya..” ucap Ibunya

“iya bu..” dengan lahap dodi menyantap sarapannya itu

“Ehh dodi kamu itu makannya pelan pelan dong ntar keselek..” ucap kakaknya yang heran melihat dodi begitu cepat makannya sampai terbatuk batuk

“Uhuk uhuk.. Ahh Kak Ita bawel banget sii.. aku kan capek dari tadi beres beres makanya laperr, emangnya Kakak dari tadi main HP doang!...” ucap Dodi rada kesal, memang kakaknya ini rada bawel ke Dodi.

“Ehhh anak kecil berani ngelunjak yaa” Kak Ita terlihat kesal juga



*ADUH ADUH ADUH* teriak kakak beradik itu

“Udah ya kalo makan jangan sambil berantem!, Habisin nasinya terus bereskan ke wastafel!..” omel ibunya kesal mendengar keributan di pagi hari

“Aduh sakit tauu dicubit sama ibu.. kakak sih banyak bacot..”

“Apaan kamu juga ah dek.. ibu cubitnya sakit banget nih.. pasti kukunya belum dipotong 2 minggu ya..” canda Elita.



Hari itu berjalan biasa biasa saja, Rumah terasa sepi ditinggal Bapaknya yang sedang ada pekerjaan mengantar hasil kebun ke kota. Dodi hanya tidur tiduran saja sambil kadang mengecek HPnya melihat lihat kabar terbaru dan Elita sangat sibuk sejak selesai sarapan di kamarnya bermain game online di HPnya sampai tengah hari

Itulah hobinya semenjak ia nyicil HP “Sumsang” keluaran terbaru. Berbeda dengan adiknya dengan HP “ximimi” keluaran 5 tahun lalu, tidak banyak yang bisa dilakukan HP jadul adiknya itu.



Hari sudah sore pukul 17:00, Dodi baru selesai membantu ibunya bersih bersih rumahnya. Elita masih tertidur lelap setelah capek seharian main HP

“huffft capek juga ya bu …”

“iya nak ibu juga lumayan capek ini beresin kamar kakak kamu.. berantakan banget dia jadi cewek..”

“Ah emang bu kak ita kebangetan banget, jadi cewek gitu , pemalas..” ucap dodi kesal

“Hmm iya ibu juga bingung mau ngomong apa lagi.. tapi yang penting dia udah bisa cari uang sendiri dod..”

“Ohh berati kalo aku udah dapet kerjaan bisa nyantai juga gitu dong buu??..”

“Ahh auk ah pusing ibu bahasnya.. ibu mau mandi dulu ya, Jangan lupa pintu dikunci. Udah mau maghrib ini..” ucap ibunya meninggalkan dodi sendirian di sofa.

“iyaa bu siap”

Sambil menunggu gilirannya mandi ia termenung di kursi dapur memikirkan masa depannya, mau kerja dimana nanti setelah lulus.

Cukup lama Dodi menunggu dan akhirnya.. *krek* pintu kamar mandi terbuka dan Ibunya keluar dengan hanya berbalut handuk sebatas dada dan pahanya. “Dod ayo mandi itu udah kosong..” ucap ibunya agak menggigil kedinginan.

Dodi tidak menjawab, terkesima dengan pemandangan yang mirip tadi pagi hanya saja kini lebih indah karena Ibunya lebih montok, memiliki bokong dan payudara yang lebih besar, kulitnya yang putih mulus sangat membuat dodi ingin menjilatnya.

Dodi pun Ereksi untuk pertama kalinya terhadap Ibunya. Entah Setan mana yang merasukinya, padahal ia tak pernah memiliki pikiran jorok terhadap ibunya.



Keesokan harinya..

“kukuruyukkk.. meongg”.

Suara ayam bersahutan dengan kucing tetangga yang kelaparan membangunan Dodi dari tidurnya.

Hari senin ini dia pergi sekolah seperti biasa, Selesai mandi dan sarapan dodi pergi segera pergi ke sekolahnya naik ojek mang yana, Ojek langganan keluarga itu jika ada keperluan, Tinggal di telepon mang yana pasti segera meluncur ke lokasi.

“Pakk Buu! Dodi Berangkat yaa!!..”.. teriak dodi dari depan rumah.

“Iya dod hati hati!..” balas bapaknya yang baru pulang tengah malam kemarin.

“Ayo mang berangkat!! Ngebut ya mang!..”

“Siap dod!! Baru ganti baut juga nih mamang, pasti tambah ngacir ini si jajang..”

“Haha ganti baut ga ngaruh mang ada ada aja..”

Dodi pun pergi berangkat, sementara Elita baru bangun untuk bersiap bekerja jam 8 nanti.

“Sialan itu mang yana norak banget suara motornya.. jadi bangun gue, lagi enak enak tidur..” gumam Elita kesal.



Kelas berjalan lancar dan sudah waktunya pulang, Dodi dan dua teman dekatnya, Dede & Heru sedang nongkrong di depan kantin melepas penatnya usai sekolah.

Mereka berdua sudah bersahabat dengan dodi sejak kelas 1 SMP di desa itu.

Dede adalah anak yang rada usil dan selalu mendapat nilai buruk tidak beda jauh dengan Heru, namun heru doyan makan. Ya sangat doyan makan seperti saat ini ketika dodi dan dede hanya membeli siomay 5 ribuan, heru dengan bangganya membawa semangkok mie ayam komplit ke kantin dari tukang mie ayam depan sekolah.



“Sialan lo her jajan mahal mulu, mana kaga bagi bagi..” ucap dede

“ah bacot aja lo de, makanya minta duit jangan goceng doang..”

“Ah gua mah hemat menabung biar masa depan gua cerah ga kayak lo masa depannya suram coli mulu hahaha..” balas dede

“Eh lu berdua mau ga ntar Sore ngerjain tugas di rumah gue?? Kebetulan juga bapak gue baru balik nih dari kota ada banyak oleh oleh buat di bagi bagi..” ajak Dodi memotong obrolan

“boleh aja di, sekalian lo kan rada pinteran juga.. boleh lah nyontek nyontek dikit hahaha..” kata Dede

Heru pun hanya mengangguk menandakan Oke. karena mulutnya penuh dengan Mie ayam dari tadi.

“Sip lahh entar jam 4 sore ya ke rumah gua lu pada..”

Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang mereka pun berpisah untuk pulang. Kata berpisah pun terdengar berlebihan karena mereka tinggal berdekatan satu kampung.



“Buu dodi pulang!..”

“Iya nak.. jangan lupa cuci kakinya dulu sebelum ke kamar!..” Teriak ibunya dari dapur sedang memasak.

Selesai merapihkan tas dodi pergi ke dapur tergoda oleh harumnya tumis kangkung buatan ibunya tercinta.

“Dodi ayu nak makan dulu..”

“Iya buu… hmm harum banget masakan ibu tumben”

“Lah emang selama ini masakan ibu ga harum??..”

“Bukan gitu bu.. gatau ini sejak kemarin aku jadi makin sayang sama ibu hehe..”

Kartika sedikit terkejut mendengar ucapan anaknya itu, Karena sangat jarang dodi bilang sayang ke ibunya sendiri, faktor gengsi anak remaja.

Muka Kartika menjadi agak merah malu mendengar ucapan manis anaknya itu, Di dalam hatinya juga terenyuh.

Kartika tidak membalasnya, hanya senyum senyum sendiri sambil makan.

Dodi pun bingung ia bisa bicara tidak biasanya seperti itu. Seolah hatinya yang menyuruh bukan atas kemauan otak dodi untuk bicara.

Waktu makan siang menjadi canggung, tidak ada percakapan ringan seperti biasanya.

Baju ibunya yang tanpa lengan membuat dodi tidak bisa fokus menghabiskan makanannya, Saat ibunya berdiri untuk pergi ke dapur membereskan piring, dodi melotot melihat pantat besar ibunya dari belakang yang memakai legging, membuat lekukan bulat sempurna yang sangat memancing birahi.

*glek* dodi menelan ludah melihatnya



Setelah selesai makan dodi membantu ibunya membereskan dapur yang kotor, dodi mengelap kompor yang berminyak di samping ibunya yang sedang mencuci piring. Sambil sesekali melirik lirik Ibunya itu. Burungnya ngaceng untuk kedua kalinya melihat ibunya. Apalagi saat itu ibunya memakai pakaian tanpa lengan, pantulan cahaya lampu di keringat ibunya sangat menggairahkan bagi dodi. Cuaca siang hari yang panas membuat dodi menjadi nafsu melihatnya.



Selesai membantu Ibunya, Dodi pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Sambil tiduran ia menatap langit langit bambu rumahnya membayangkan tubuh seksi montok Ibunya barusan.

“hmm kayaknya ada yang mau ‘pulang kampung’ nih..”

Gumam dodi sambil mengelus elus burungnya yang masih saja berdiri. Ingin dodi untuk mengocok burungnya itu, namun rasa kantuk sulit untuk dilawan. Akhirnya dodi terlelap dengan tangan di dalam celana kolornya.



Dodi setengah terbangun mendengar suara manis ibunya

“Dod.. bangun nak..”

“Dodi bangun nak itu Dede sama Heru udah nungguin, katanya mau ngerjain tugas..”

“Astagaa,, iya iyaa bu aku lupa ketiduran ini aduhh..” ucap dodi terbangun kaget melihat jarum jam di angka 4



Dengan segera dodi mengambil lembar tugasnya dan menghampiri dede dan heru yang sudah menunggu di ruang tamu.

“Cuyyy aduh sori banget telat gue, ngantuk banget gue tadi siang..” ucap dodi menghampiri kedua temannya yang sudah duduk di sofa ruang tamunya.

“Ah gapapa dod baru nyampe juga gue ini..”

“Haha iya untung dibangunin Ibu lo dod, bisa bisa ketiduran ampe maghrib lo hahaha..” canda Dede dengan suara cemprengnya itu.

Mereka pun segera mulai mengerjakan tugasnya masing masing.





Tak lama berselang, Dari arah dapur ibunya dodi membawa 2 gelas teh hangat untuk heru dan dede.

“Heru, Dede diminum dulu ini tehnya mumpung masih hangat..”

“ehhh iya iya bu ga usah repot repot atuh bu sebentar doang..” ucap dede sedikit terkejut melihat ibunya dodi yang seksi.

Dodi yang melihat hanya ada dua gelas pun cemburu.

“Buu kok aku ga dibuatin sekalian??..”

“Ih kamu apaan sih, kan tuan rumah, ngapain di sediain juga hihi..” balas Ibunya

“huuftt..”



Waktu sudah hampir maghrib dan mereka baru selesai mengerjakan tugas.

“Dod gue balik dulu ya, makasih contekannya haha..”

“haha, eh dede suhendar lu kalo itu jawabannya ngaco jangan salahin gue ya..”

“mana mungkin salah si dod, lu kan murid paling pinter di kelas, yaudah gue balik dulu..”

Baru dede membuka pintu terdengar teriakan dari belakang “Eh tunggu dulu!..”

Langkah Dede dan Heru pun terhenti. Ternyata itu ibunya dodi ingin memberi bungkusan plastik berisi oleh oleh untuk mereka.

Kartika yang saat itu hanya memakai handuk karena baru saja selesai mandi memberikan bungkusan itu kepada Dede dan Heru.

“Nih heru kasih ke bu dinda yah sekalian salam juga..”

“Eh iy-ya b-bu terima kasih..” ucap Heru gagap

“Nih dede buat bu titin yah sekalian bayar utang minggu lalu tolong dikasih tau ibunya..”

Dede tidak menjawabnya. Ia terpatung melihat tubuh seksi ibunya dodi untuk pertama kalinya hanya berbalut handuk, Lengannya yang sekal dan kulit pahanya yang putih membuat burungnya dengan cepat ngaceng.

“Dede?? Kamu kenapa..?..” ucap Kartika bingung

“Adoh adoh adohh apaan si lo dodi nginjek kaki gue..”

“Tuh kan baru sadar.. lagian kenapa lo bengong gitu heh..” ucap dodi agak kesal.

“Eh eh iya kenapa ya hehe, iya bu ntar aku kasih tau mamah, makasih ya bu Kartika..” ucap dede sambil mengedipkan sebelah mata. *clink*



Dede dan Heru pun pulang ke rumah masing masing.

Ditengah jalan mereka bertemu Kakaknya dodi yang baru pulang kerja.

“Ehh Dede, Heru. Kalian abis dari mana ini..?”

“Eh kak Elita, iya ini dari rumahnya dodi.. abis ngerjain tugas..” ucap dede

“Wuih enak nih dikasih oleh oleh juga..”

“iya nih kak alhamdullilah dari ibunya dodi.. mamah dirumah pasti seneng..,”

“Sipp, Kakak pulang dulu ya.. udah adzan maghrib ini”

“Iya kak Elita hati hati di jalan..” ucap Dede sok peduli.



Diperjalanan pulang dede bergumam..

“Enak banget gila si Dodi dirumahnya…Kakaknya Cantik tinggi pula, Apalagi ibunya Montok banget..”

Gumam dede iri.

“Ah gue harus deketin nih.. bisa kali besok main ke rumahnya lagi..”







Bersambung..
Part 2 hal. 8
Part 3 hal. 18
Part 4 hal. 25
Part 5 hal. 36

By: Asuka_Langley
Patokin dulu ahh
 
Ibu Terlalu Baik
Part 5

Mulustrasi

Kartika Anandita 42 tahun, Ibu dari Dodi & Elita


Elita Putri Anandita 21 tahun, Kakak perempuan Dodi




Pagi hari pukul 06:15

Dodi dan kakaknya sedang bersiap untuk beraktivitas kembali namun pagi itu berbeda, Ibu mereka belum juga bangun, padahal biasanya kartika selalu bangun awal untuk menyiapkan sarapan pagi untuk dodi dan elita.

Saat ini dodi dan kakaknya terpaksa hanya sarapan makanan sisa seadanya di kulkas.

Sambil mengikat tali sepatunya, dodi memulai percakapan.

“Kak.. kok tumben ibu belum juga bangun jam segini??..”

“Mana kakak tau dod.. kakak juga heran, bisa bisanya telat bangun ibu itu..”

“Ah kakak selalu aja jawabannya gak tahu..”

“YA EMANG KAKAK GAK TAHU MAU JAWAB APALAGI DOD?!..” ucap elita emosi

“Eh selow dong pagi pagi udah emosian… pantes belum punya pacar hihihi.***lak gitu…”

“auk ah dod, kalo mau bangunin, bangunin aja ibu.. kakak berangkat duluan..nih uang buat cari sarapan...” Elita pun berangkat duluan karena pagi hari ini dia ada tugas mencatat logistik minimarket.

“Dadah kakak galak..hati hati digodain bapak bapak hihihihi..”

Kini tinggal dodi sendirian di ruang tamu kebingungan mau sarapan dengan apa, sementara sebentar lagi dia harus berangkat. “Ah bodo amat lah sekali kali ga sarapan gapapa kan ya”, pikir dodi lalu mengambil tasnya dan berangkat. Tidak lupa ia pamit dengan ibunya yang masih dikamarnya.

*tok* *tok* *tok* “BUU!! DODI BERANGKAT YA??!..”

Dodi menunggu beberapa detik namun tidak ada balasan, ia mencoba sekali lagi. Kini lebih keras.

*TOK* *TOK* *TOK*! “BUUU!! DODI BERANGKAT YA????!..”

Lagi lagi tidak ada balasan, dodi merasa bodo amat dan segera meninggalkan rumahnya menujui pangkalan ojek biasa mang yana and the boys bertengger menunggu penumpang.



Pukul 07:30

Dede terbangun dari tidur paling nikmat seumur hidupnya, bahkan posisi dede saat ini masih memeluk bu kartika dengan kontolnya yang telanjang menempel di selangkangan bu kartika.

Dilihatnya bekas pertempuran semalam masih ada. celana legging yang berceceran sperma, kain sprei yang acak acakan, baju mereka pun masih bau keringat. Semua itu membuat dede kembali horny.

Sebelum memulai ia ingin mencium bibir bu kartika dahulu karena semalam dede tidak sempat melakukannya.

Dede harus merangkak keatas sedikit untuk menggapai bibir bu kartika karena posturnya yang setinggi 160 cm sementara bu kartika 169 cm.

Setelah di posisi yang pas, kini dede berhadapan dengan wajah cantik nan anggun ibu kawannya. Tanpa berpikir lama dede langsung mencium bibir bu kartika dengan liar.

Ini pertama kalinya dede mencium bibir wanita, karena tidak berpengalaman mencium wanita, dede hanya menyedot nyedot bibir bu kartika dan menjilatinya.

Sadar ada sesuatu yang aneh dimulutnya Kartika pun terbangun, betapa terkejutnya ia mendapati dede sedang mencium bibirnya. Kartika langsung mendorong tubuh dede sampai terguling kebawah kasur.

*JEDUGG*

“aduh!... maaf dede…. Ibu kaget banget tadi abisnya kamu gituin ibu lagi tidur..”

“arghh… bu… sakit.. kaki ku..” ucap dede menahan rasa sakit

“ya ampun dede… maafin ibu ya nak dede.. mana yang sakit nak?..”

“Ini buu…diatas lutut aku bu..” ucap dede memasang wajah melas

“yaudah sini de.. naik lagi keatas kasur, ibu pijitin ya…”

Dede langsung kegirangan dapat kesempatan berduaan lagi dengan bu kartika, apalagi saat ini dirumah hanya mereka berdua.

Tanpa basa basi dede langsung naik keatas kasur untuk dipijat bu kartika.

Posisi dede kini duduk dengan kedua kaki diatas ranjang sementara bu kartika didepannya memijit kaki dede.

Sambil dipijat, mata dede terus menelanjangi tubuh bu kartika yang masih menggunakan tank top bekas pertempuran mereka semalam, sangat seksi dilihatnya. Apalagi ketika melihat ketiaknya yang semalam dede kenyot habis habisan, nafsu dede makin menjadi jadi pagi itu.

Dede masih tidak percaya bisa sejauh ini dengan bu kartika, baru malam kedua dede sudah bisa menggesek kontolnya di selangkangan bu kartika, apalagi malam malam berikutnya?



“Bu..?” panggil dede memecah keheningan

“Ya..? kenapa..?..”

“Uhmm makasih ya bu.. semalam.. hehe..”

“Maksud kamu??.. semalam gimana..”

“ituloh bu yang semalam itu… ihh masa gatau..”

“Ohhh iya iya waktu ibu kompres ya.. emang kenapa, udah mendingan sekarang??..”

“e-e-ehh i-iya yang itu maksud aku..bu.. udah mendingan sekarang tapi masih lemas badanku bu..”

“Ohh syukur lah.. tinggal istirahat aja hari ini de..mumpung kamu ga masuk sekolah..” ujar kartika seakan tidak terjadi apa apa.

“udah ya ibu mau keluar dulu de, mau siapin sarapan buat dodi..”

“I-iya bu makasih..”

Kartika berdiri dari kasurnya dan melihat jam dinding menunjukkan pukul 07:52

“YA AMPUNN!! JAM BERAPA INI??”

Kartika panik karena bangun kesiangan, ia segera keluar kamar mencari anak anaknya namun tidak ada. Mereka sudah lama berangkat.

Kartika mengecek Hpnya dan ternyata kak elita meninggalkan pesan yang berisi:

“Bu, kakak udah berangkat duluan.. si dodi juga, kakak tadi ketuk ketuk pintunya tapi ibunya ga bangun bangun dan tenang aja si dodi udah kakak beri uang buat makan sarapan diluar..”

Mengetahui hal tersebut kartika bisa bernafas lega, namun disatu sisi kartika merasa bersalah tidak menyiapkan sarapan untuk mereka pagi itu.

Tenaganya dikuras habis semalam ketika mereka saling menggesekan alat kelamin dengan dede dan baru selesai jam 2 lewat sehingga kartika bangun kesiangan.

Kartika menyadari perbuatannya namun tidak menyesal sama sekali, malah ia menikmatinya ketika anak SMA itu menggenjot selangkangannya dengan liar.



Pukul 08:30

Dede tidur lagi karena masih letih setelah menggarap bu kartika semalam, Tidak lama kemudian dede dibangunkan oleh wangi harum sabun di dalam kamar.

Dede membuka matanya dan betapa terkejutnya ia mendapati pemandangan didepan matanya, Bu kartika baru selesai mandi dan sedang memakai BH-nya.

Posisi bu kartika kini membelakangi dede yang sedang rebahan dikasur.

Pikir kartika dede masih tidur jadi ia santai santai saja memakai baju dikamarnya.

Namun kartika tidak tahu dibelakangnya ada dede yang sudah terbangun dan sedang memperhatikan tubuh seksinya dari atas sampai bawah.

Kontol dede bangun lagi untuk kedua kalinya pagi ini, akhirnya dede dapat melihat tubuh bagian belakang bu kartika yang hanya tertutup dalaman, andai dede bangun lebih awal mungkin ia bisa melihatnya tanpa dalaman.

Dede tidak dapat berlama lama menikmati pemandangan itu karena kartika langsung mengenakan daster pink favoritnya yang berleher rendah dan tanpa lengan. Tanpa berbalik badan ke arah dede sehingga dede tidak sempat melihat tubuh bagian depannya.

Namun itu saja sudah cukup bagi dede, ingin dede bangun dan mengajak kartika mengobrol namun sayangnya cepat sekali kartika memakai baju kemudian segera keluar untuk melakukan tugas rumah tangganya.

Ditinggal sendirian lagi, dede berniat untuk mengocok kontolnya karena sedari tadi dede ingin sekali mengeluarkan pejunya.

Dede mengeluarkan kontolnya yang sudah ngaceng maksimal namun panjangnya hanya 13 cm, *clek* *clek *clek* dede mulai mengocok sambil menutup mata membayangkan sedang bersenggama dengan bu kartika.

Sambil rebahan, dede terhanyut nikmatnya masturbasi. 10 menit berlalu dan dede sudah hampir keluar, dede memulai hitung mundur.

10…9…8….7…..6..



Tiba tiba.. *Crekkkkkk.* pintu kamarnya terbuka!



Dede terkejut dan latah wajahnya namun tangan dede tetap mengocok kontolnya karena sudah benar benar diujung. Nanggung pikirnya.

Kartika yang melihat dede sedang mengocok hanya terkejut sedikit, kartika dengan santainya masuk untuk menyapu lantai kamarnya, sementara diatas kasur ada dede yang semakin cepat mengocok kontolnya.

“Ahh keluar buu….” *croot* *croot*

“huhh huhh huhhh..” lenguh dede setelah mengeluarkan pejunya.

Banyak sekali dede keluar, semua pejunya jatuh ke sprei kasur.

Kartika melirik dede, tiba tiba darahnya berdesir melihat banyaknya peju dede yang keluar.

Terbayang kartika ketika melihat kontol dede, itulah kontol yang membuatnya orgasme 3x semalam sehingga legging dan spreinya jadi penuh peju.

Kartika tersenyum menatap dede.

“dede..dede.. kayaknya kamu udah sehat banget tuh, awas jangan keseringan nanti spreinya makin bau peju hihi…” ucap kartika sambil menyapu keluar debu dikamarnya.

“i-iya bu.. huhhhuhh huhh..” balas dede tersengal sengal.

Dede pun tidur lagi hingga jam 11:00, benar benar anak pemalas.

Sengaja sebenarnya dede tidur lagi agar nanti malam ia bisa terjaga untuk melakukan aksinya lebih lama.



Pukul 12:00 siang hari.

Dede akhirnya keluar dari kamarnya sempoyongan seperti habis mabuk dengan rambut acak acakan seperti gembel monas, raut wajahnya juga melas sekali.

Kartika yang melihatnya tertawa sejadi jadinya.

“HAHAHAHA DEDE…!!”

“BURU MANDI SANAH BIAR KEBENTUK JADI MANUSIA LAGI..HAHAHA”

“iya buu…” balas dede malas malasan.



Di dalam kamar mandi dede berbicara sendiri.

“gilak ga nyangka banget gue bisa genjot bu kartika semalam.. walaupun masih diluar… gokil.. gokil…”

“kayaknya udah dapet lampu ijo nih.. engga,, ini bukan lampu ijo lagi, udah gue rubuhin lampu ijonya ini mah..”

“sekarang tinggal gimana caranya tetap ga ketahuan si dodi sama kakaknya…”

“tapi tadi ngeselin juga bu kartika ketawain gue..”

“awas aja nanti malem gue bales pake ini..” kata dede dalam hati sambil mengelus elus kontolnya.



Pukul 13:15

Kartika sedang menyiapkan makan siang karena sebentar lagi dodi akan pulang sekolah.

Dede yang mencium harumnya masakan kartika langsung menuju dapur.

“Hmmm wah wangi banget bu..”

“Ehh dede bikin kaget aja… iya dong kan ini pakai daun kemangi de..”

‘bukan itu… ini nih yang wangi… hmmhhh ahh..” ucap dede yang malah mencium lengan bu kartika.

“ahnn dede….kamu nakal ihh siang siang..”

“ini nih bu makin keatas makin wangi..”

Ciuman dan jilatan dede makin keatas menuju ketiak bu kartika, ketika mulut dede sudah berada di depan ketiak kartika yang tertutup lengan.

Tangannya tidak tinggal diam, dede mengangkat lengan bu kartika sehingga langsung terpampang ketiak bu kartika yang berkeringat karena panasnya siang hari dan habis memasak.

Tanpa basa basi dede langsung mencaplok ketiak bu kartika untuk ia nikmati.

Sebelum dicium, dede mengendus endus terlebih dahulu ketiak bu kartika. Di gosok gosok hidung dede mencoba meresapi baunya yang malah meningkatkan birahi bukannya jijik.

Setelah cukup dede langsung menjilat dan menghisap ketiak bu kartika beserta keringat keringatnya.

Karena tinggi dede yang lebih pendek dari kartika, dede tidak perlu bersusah payah menunduk untuk menikmati ketiak bu kartika sambil berdiri.

Posisi dede saat ini memeluk bu kartika dari samping dengan tangan kiri menahan lengan bu kartika agar ketiaknya terbuka sementara tangan kanannya memeluk badan bu kartika dengan erat, mulutnya pun mulai beraksi.

Kartika membiarkan saja dede melakukan aksinya itu.

“enghhh bu.. enak banget ketiak mu bu kartika… *cpok cpok* *sluuurppp* *sluurpp*..”

“hmmmhhmm *sluuurpp* *sluuurpp* ahh..”

Suara cipokan, jilatan dan hisapan dede terdengar lumayan jelas di dapur itu. Seakan dede ingin melumat habis semua keringat bu kartika.

Kontol dede tidak tinggal diam, dede menggosokan kontolnya di paha bu kartika ke kanan dan ke kiri. Kadang dede juga menghentak hentak kontolnya kedepan.

Bu kartika memakai legging lagi siang itu sehingga enak sekali ketika dede menggesekan kontolnya di paha bu kartika.



Diperlakukan seperti itu kartika menjadi ikut sange, kartika merasa geli sekaligus enak ketika dede menghisap dan menjilat ketiaknya, sementara terasa dipahanya ada kontol dede yang menggesek gesek ke kanan ke kiri.

Kartika menggerakan tangan kirinya yang dari tadi diam untuk menahan pinggul dede sehingga kontol dede yang sedang menggeseki pahanya tidak akan lepas sedetik pun dari pahanya.

Sementara di pihak dede hidungnya sudah penuh oleh bau ketiak bu kartika, mulut dede pun terasa agak asin.

Kartika sampai lupa pada posisinya sebagai tuan rumah dan ibu dari dua anaknya. Dipikirannya hanya ada dede dan kenikmatan saat ini.

Suara mulut dede yang beradu dengan ketiak bu kartika makin kencang terdengar, goyangan pinggul dede di paha bu kartika pun makin heboh. *cpok* *cpok* *cpok* *cpok* *sluuurppp* *sluuurpp* *sluuurppp*

Dede iseng memegang selangkangan bu kartika, terasa basah disana. Bu kartika juga sedang horny!. Dede jadi makin beringas melecehkan bu kartika siang itu.



2 menit berlalu dede merasa akan segera keluar. Sepertinya kedua insan yang lebih mirip ibu dan anak dibanding sepasang kekasih ini akan segera mencapai puncaknya. Puncak kenikmatan.



“Hnghhhh buu aku mau keluar bu!!... *sluuurppp* *sluuurpp* hmmmh…”

“iii-iyaa deee… teruss jilat ketiak ibu…gesek terus kontol mu dee..”

Pertama kali dede mendengar bu kartika bicara kotor seperti itu, dede jadi makin liar.

Pelukan dede semakin erat, kontolnya makin agresif menghentak hentak pahanya, wajah dede dibenamkan semua ke ketiak bu kartika. Inilah puncaknya bagi dede.

“Buuuu aku keluar buuu!!!...arghh…ahh..”





Ketika dede sudah diujung tanduk tiba tiba bagai tersambar petir terdengar suara ketukan pintu yang disusul suara derik pintu yang terbuka.

Dede dan kartika yang sedang sange sangenya berubah sekejap jadi panik dan latah.

“EHHHHGHH GAWATT DEE!!!” ucap bu kartika sambil mendorong tubuh dede

“BURUAN KAMU NGUMPET KE KAMAR MANDI!!!!..”

Kartika pun dengan kasar mendorong dede menuju kamar mandi kemudian langsung dikunci.

Kartika segera pergi ke ruang tamu untuk menyambut.

Sementara itu di dalam kamar mandi dede marah marah sendiri.



“ARGGGGHHH SIALAN!! SIALAN!! SIALAN!!! DODI MANUSIA SIALAN!!! MANUSIA KENTANG!!! SILUMAN KENTANG JAHANAM!!! DODI MANUSIA SILUMAN KENTANG JAHANAM!!! GOBLOKK!!!..” ujar dede sangat kesal sampai menonjok nonjok tembok.

“KENAPA PAS UDAH DIUJUNG LU NONGOL DODII SIALANN!!..” “arghhagagagagagagagagagag brrrr huekk”

Saking emosinya dibuat kentang, dede sampai gila mengerogoti selang kamar mandi.





Sementara itu di ruang tamu.

“Ehh bentar duluu… jangan buru buru…”

“Ihh ibu kenapa sih ko aneh gitu..orang aku udah kebelet bu..”

“Ummmmm… uhh.. ituu oiya sepatu kamu masukin dulu kedalam sekalian angkatin jemuran…”

“sepatu udah aku masukin bu dan diluar nggak ada jemuran!.... dah ah bu lepasin tangan aku.. orang kebelet malah di tahan tahan bu??..”

“LEPASIN!!...”

Karena kartika sudah terpojok, orang itu pun dengan mudah memaksa melepas pegangan tangan kartika yang sedari tadi menahannya.

Kartika hanya bisa terduduk pasrah di sofa.



“loh pintunya kok dikunci?..” orang itu terheran

*TOK TOK TOK*!!

“woii ada orang apa didalam??!..”

“buruan woii udah kebelet nii..!..”

Dede terkejut mendengar suara orang itu, sangat berbeda. Jelas bukan suara dodi.

“i-i-iiya.. bentar..” dede pun membuka slot pintunya dan…

Bagai tersambar petir lagi dede terkejut melihat sosok jangkung didepannya yang 11 cm lebih tinggi darinya.



Itu adalah Elita Putri Anandita



“LOHH DEDE??! KATANYA IBU KAMU LAGI DIDALAM KAMAR??..”

Itu yang ia tahu ketika ibunya mengajak ngobrol di ruang tamu tadi.

“ee-e-ee-ehh aa-anuu ituu uhmmm iya itu tadi… i-ini aku baru kesini..” ucap dede grogi

“Lah itu rambut kamu masih berantakan gitu??? Bajunya juga lecek banget..keringetan pula?? Emang belum mandi??..” tanya elita curiga.

“ohh ini u-uuu-uhh emm-mmm a-anuuu emmm..” dede makin grogi karena bingung mau jawab apa.

“Apaan sih kamu uh em uh em gitu..lama!, Sanah keluar kakak mau pipis!!..” ucap elita kesal.

Dede pun keluar dengan wajah malu, ketika dede menghampiri bu kartika ia malah disuruh pergi ke kamar, padahal dede mau makan siang. Dede pun hanya bisa menurut. Dengan perut kelaparan dede kembali naik keatas kasur.

“ahh sialan banget.. Harusnya gue lebih awal tadi ngerjain bu kartika..” keluh dede sambil menahan sakit perutnya.



Di ruang tamu kartika tidak habis pikir, bisa bisanya malah kak elita yang datang siang itu.

Rupanya mulai hari ini, elita akan pulang lebih cepat yaitu jam 12:30, tidak jam 17:30 lagi, karena penambahan shift baru.

Padahal jika dodi yang lebih dulu pulang siang itu, kartika bisa dengan mudah menyuruh dodi diluar dulu sementara kartika menghilangkan bukti aktivitas mesumnya.



Di dalam kamar mandi, Elita jadi banyak pikiran. Aneh sekali ibunya menahan tangannya tadi ketika ia kebelet ke kamar mandi, dan tau taunya didalam ada dede.. padahal ibu bilang dede sedang dikamar tadi..? Pikir elita sambil mengganti baju seragamnya.

“huft gue jadi lapar mikirin kejadian tadi..”

Elita pun pergi ke dapur untuk mengambil nasi dan lauk namun ia merasakan sesuatu yang berbeda, lantainya licin.. bukan licin karena minyak, ini berbeda.

Itu adalah bekas kehebohan aktivitas mesum dede dan kartika tadi yang membuat keringat mereka bercucuran banyak sampai kena lantai.

Kecurigaan elita makin menjadi jadi. apalagi tadi waktu menyambutnya di ruang tamu ibunya terlihat berbeda.

Ibunya terlihat seperti habis berlari maraton, keringatnya bercucuran banyak, rambutnya berantakan, baju dasternya juga terlihat lecek.

Pikirannya jadi kemana-mana, namun elita tetap berusaha bersikap normal dan ia segera menuju ruang tv membawa piringnya untuk makan.

Bahkan ketika ibunya lewat ia mengajaknya ikut makan seperti biasa.



Kartika yang merasa tidak ada perubahan sikap pada elita menjadi lega, padahal sebenarnya elita jadi makin curiga sejak kejadian siang ini.

Seorang ibu yang seksi dengan anak SMA berduaan, dua duanya berkeringat dan mereka bertingkah aneh ketika ia tiba tiba datang, jelas telah terjadi sesuatu, Pikir elita.

Ditambah belakangan ini kartika selalu memakai tank top atau baju yang agak terbuka lainnya dan semalam mereka tidur seranjang.

“Ah bisa pusing aku mikirin ini terus.. huft.. dah lah ngantuk aku..”

“semoga cuma firasat ku aja..” ucap elita sambil rebahan dikasurnya.



Pukul 15:00

Dodi baru saja pulang sehabis main ke rumah temannya.

Tanpa memberi salam dodi langsung pergi ke dapur untuk mencari ibunya, namun hasilnya nihil, tidak ada siapa siapa di dapur.

“lah orang orang pada kemana ini??..”

“Hmmm pasti ibu lagi tidur ni..cek ah..”

Baru dodi memegang gagang pintu, samar samar terdengar suara lenguhan dan erangan dari dalam kamar.

Dodi menempelkan telinganya ke pintu, suaranya malah makin jelas.

Takut terjadi apa-apa, dodi langsung membuka pintu kamar ibunya. *kreekk*





“HAHAHAHAHA DEDE KENAPA LO..!..”

“sialann lo dodi ngagetin aja!!..”

Bagaimana dodi tidak tertawa, saat ini ia mendapati dede sedang dikeroki punggungnya, terlihat wajah dede lucu sekali menahan sakit.

“ya ampun dodi..kamu pulang kok ga salam..??...ibu juga kaget kamu tiba tiba masuk..”

“haha iya bu maaf, lagian itu si dede mukanya kenapa berlipet gitu jadi kaya kodok nahan sakit.. hahaha..” ujar dodi mengejek dede.

“iya nih dod, dede masuk angin ini.. gara gara telat makan..” ucap kartika.



“lah kenapa de?? Lu ga doyan masakan ibu gue??..”

“ehh bukan.. tadi gue di bentak kakak lo dod.. jadi gue takut keluar kamar buat makan..”

“hahahaaha rasain lo.. bener kan galak kakak gue??..”

“iya dod jadi kayak diomelin tiang gue, kan kakak lo jauh tingginya sama gue..”

“haha.. emang gimana ceritanya lu bisa diomelin kakak gue de?..”

“emmmm.. it-tuuu..” dede gugup

“udah udah dodi kamu gangguin orang lagi sakit aja… sanah ganti bajunya terus makan!..”

“yaelah buu mau tau aku… jarang jarang kan ini haha..”

“Udah jangan membantah! Keluar dari sini!..”

“iya iya.. pakai emosi segala…”

“oiya bu.. kalo pakai koin kurang mantep, ke kamar aku aja ambil cutter, ada di lemari hihi..”

“DODII!!!!!!!..” Teriak kartika mengusir dodi yang menggangu dede.



“Nah dede.. udah ya kerokan nya..”

“udah mendingan kan..?”

“Oh iya iya bu lumayan lah, makasih ya bu kartika.. *muach*”

“Ihh dede apaan sih nyosor bibir ibu..”

“Ah Ibu semalem sama tadi siang kita udah begituan masih nolak aja hihi..”

“Hihi dede ngambek.. yaudah sini cium ibu lagi..”

“Hah?? Beneran buu??..”

“Yaudah kalau ga mau..”

“Mau mau buu!!..”

Tanpa dikomando, dede segera merebahkan tubuh bu kartika untuk diciumnya, dede kini berada diatas tubuh seksi ibu temannya itu. Tangan kirinya meremasi tetek besarnya, sementara tangan kanannya memeluk erat tubuh bu kartika. Tidak lupa kontolnya dikeluarkan untuk dijepit pangkal paha bu kartika. Dede mulai menggenjot.

Kedua tangan kartika pun memegangi pinggul dede yang sedang menghentak hentakan kontolnya ke selangkangan bu kartika.


Nikmat sekali dirasakan dede, sepertinya tinggal selangkah lagi dede dapat merasakan nikmat dunia yang sebenarnya. Yaitu memasukan kontolnya ke liang senggama bu kartika. Apalagi bu kartika sama sekali tidak menolak dede mesumin, malahan menikmatinya.

Dede mengangkat tubuhnya untuk melihat badan bu kartika yang bergoyang goyang seirama dengan hentakan pinggulnya.

Pemandangan yang sangat indah melihat bu kartika dengan daster pink tanpa lengan sedang mendesah sambil ia genjot selangkangan nya dengan liar, terlihat bu kartika berkeringat lagi sore itu, dede yang melihatnya langsung dengan nafsu menjilati keringat bu kartika di lengan sampai pinggir ketiaknya, tidak lupa dilehernya juga.

Diperlakukan seperti itu, kartika tidak tahan untuk mendesah lebih kencang, Kartika kehilangan akal sehatnya, padahal dirumah ada kedua anaknya. Sangat nekat.

“Ahhh ahhhnn ahhhhhh terus dee…. Gesek terus kontolmu de” desah kartika

“ahh ahhhhh iya buu… tapi jangan keras keras… nanti kak elita denger!..”

“ahh ahhh i-ii-iyaa ehmmmmmm enakk de…”

Sekitar 10 menit dede menggenjot selangkangan bu kartika, ia merasa akan segera keluar. Genjotan dede makin kencang, pelukan dede makin erat, ciuman dede makin hot keringat mereka berdua makin bercucuran.



Tiba tiba terdengar suara pintu terbuka diluar.

“Sial!! Itu pasti kak elita yang baru bangun tidur”

Kartika mendorong dede yang hampir sampai dipuncaknya, dan langsung keluar kamar menyudahi aksi mesum mereka.

Lagi lagi dede merasa kentang. Pelaku utamanya lagi lagi kak elita.



Pukul 16:00

Benar saja, diluar kartika mendapati elita dan dodi sedang menonton TV bersama.

“ehh ibu baru bangun ya bu..” ucap dodi

“Aku juga baru bangun 5 menit lalu bu hehe..” ucap elita

“ehehe iya.. kalian mau dimasakin apa buat nanti malam??..”

“apa aja lah buu asal jangan batu..” balas dodi.

“Haha oke oke siap..”

Elita menyadari ada sesuatu yang aneh pada ibunya, baju dasternya acak acakan dan badan beserta wajahnya terlihat licin berkeringat.

Berbeda dengan kakaknya, dodi cuek cuek saja sambil mengganti ganti channel TV.

“emmm ibu kok keringetan gitu?...” tanya elita

“e-eehh ini…. Umm ibu abis olahraga dikamar tadi..hehe..makanya keringetan..”

“Olahraga?? Bukannya ibu tadi kerokin si dede?..” ucap dodi

“Kerokin dede? Bener dod?..”

“Iya kak.. si dede masuk angin, telat makan.. dia juga takut keluar ambil makan gara gara kakak… katanya abis digalakin..”

“GARA GARA KAKAK?!..”

“Iya kak.. emang gimana ceritanya??..”

“Lahh orang cuman disuruh keluar kamar mandi dia dod… kakak tanya kenapa bajunya lecek keringetan dia malah kebingungan..”

“Oalah gitu doang kak..”

“Yang bener yang mana ini bu?? Jujur dong bu! Ibu hari ini aneh banget!!..” elita mulai emosi

“eehhmmmm i-i-ituu oh iya setelah kerokin dede Ibu langsung olahraga ringan dikamar.. hehe” ujar kartika grogi

“Yaudah kalo emang begitu bu.. aku gamau bikin panjang perihal ini.. yang jelas ibu aneh banget hari ini!..” ujar elita kesal sambil pergi ke kamarnya lagi.



“hihi hayoloh bu kakak marah.***lak kan bener?..”

Kartika hanya mendengus lalu pergi ke dapur untuk memasak.



Di dalam kamar kartika, dede yang menguping percakapan tadi merasa terancam, kini kak elita jelas merasa curiga.

Bisa kacau hubungannya dengan bu kartika jika elita mengetahuinya. Apalagi malam ini dede berencana akan menggarap bu kartika lagi.

Entah bisa atau tidak nanti malam.







Bersambung…



By: Asuka_Langley
Makasih updatenya Semaangat terus suhuuu💪
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd