Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY IMMORTAL GIRL

menarik ceritanya
 
"BLACKIE! ADUUUHHH....!" seru Nana. Binatang kecil itu meloncat keluar dari tas. Dalam benaknya, Nana merasakan kemarahan dari binatang yang tersekap berjam-jam di dalam tas. Emang aku boneka mati?! Gimana sih, kok bisa melupakan ada mahluk hidup di dalam tas?!

Jadi, Nana merasa bersalah juga. Risi melihat binatang itu meloncat keluar, terpekik karena terkejut. Di Kriloga, mana ada manusia mempunyai binatang peliharaan? Blackie juga terkejut, terus berlari ke antara meja-meja yang penuh senjata. Nana berkacak pinggang, tidak tahu harus berbuat apa.

"Sudah, biarkan saja," kata Nana. Perhatiannya tertuju kepada buku yang tergeletak di atas meja. Ditulis dengan bahasa Kriloga, Nana membaca judulnya: CATATAN PERJALANAN TUANKU PANGERAN WEI SHEN DAN PUTRI WEI TING LIU

Pada tahun kelima dari pemerintahan Yang Mulia Raja Chu Wei Lam Kang, perang dengan Negara Chin di bawah Raja Chin Shi Huang Di menjadi semakin sengit. Namun kehendak langit berkata lain, karena penyakit menular di antara prajurit telah mengurangi kedigdayaan pasukan Negara Chu. Maka Raja Wei Lam Kang memerintahkan Penasehat Raja untuk membawa Yang Mulia Pangeran Wei Shen dan Yang Mulia Putri Wei Ting Liu menyelamatkan diri jauh dari medan perang yang sudah semakin mendekati Ibukota Chu.

Raja Wei Lam Kang mengijinkan Penasehat Raja memasuki Gedung Pusaka untuk mendapatkan peta rahasia yang turun temurun diwariskan dalam marga Wei. Ini adalah peninggalan dari leluhur yang bertemu dengan orang-orang sakti berilmu tinggi yang disebut bangsa Aryan, atau bangsa Aria, yang berasal jauh dari Selatan. Dahulu kala, leluhur marga Wei memberi hutang budi kepada sekelompok bangsa Aryan. Sebagai rasa terima kasih, mereka memberikan peta rahasia, yang hanya boleh dibuka jika marga Wei menghadapi ancaman bahaya yang terlalu besar.

Bangsa Aryan sudah jauh lebih lama berada di bumi, sudah puluhan ribu tahun. Ilmu bangsa Aryan sangat tinggi, bahkan jauh lebih tinggi daripada semua di Kerajaan Chu atau Kerajaan Chin. Dengan ilmu kesaktian, mereka menjelajah seluruh bumi sejak masih dihuni oleh mahluk-mahluk raksasa.

Tetapi kemudian, terjadilah bencana dahsyat di seluruh bumi, mungkin akibat perbuatan bangsa Aryan juga yang terlalu rakus memakai panas gunung berapi untuk menjadi sumber kekuatan. Akibatnya, dalam satu bulan terjadilah musim dingin yang hebat di seluruh bumi. Seluruh permukaan bumi dipenuhi oleh es. Saat itu terjadi, para ahli dan orang pandai bangsa Aryan membuat gerbang ke dunia lain, mencari tempat hidup yang lain.

Ini menjadi usaha panjang dan penuh kegagalan, sementara kehidupan semakin merana. Semua mahluk-mahluk raksasa mati di mana-mana. Bangsa Aryan hanya bisa menyelamatkan area-area tertentu, untuk mahluk yang berukuran lebih kecil. Kebanyakan manusia juga mati, kecuali bangsa Aryan yang masih bertahan karena ilmu dan kesaktiannya.

Perlahan-lahan, usaha bangsa Aryan berhasil dan akhirnya terbukalah jalan pelangi menuju dunia lain. Sebagian besar bangsa Aryan terus pindah ke dunia baru. Sebagian lain memilih tetap tinggal di bumi, meyakini bahwa musim dingin akan berakhir. Mereka berkeyakinan es tidak selama-lamanya menutupi bumi.

Lalu pada suatu hari, terjadilah hujan yang sangat lebat -- ketahuilah bahwa di musim es tidak pernah ada hujan. Dari es, kini dunia dilanda banjir yang sangat besar, seluruh permukaan tanah tertutup air dari es yang mencair dengan cepat. Mahluk yang diselamatkan dari es, kini binasa juga karena air bah! Tapi bangsa Aryan dengan ilmunya berhasil membuat kapal-kapal raksasa di mana-mana, dan menyelamatkan banyak mahluk-mahluk yang lebih kecil beserta manusia-manusia lain.

Ketika jumlah manusia sangat sedikit, bangsa Aryan mengajari manusia untuk bersetubuh. Punya banyak anak, banyak cucu, memenuhi bumi kembali. Bersetubuh adalah hal penting dan utama, agar umat manusia tidak punah. Sayangnya di dunia yang baru dihantam oleh banjir besar, tidak ada apa-apa. Bahkan pepohonan pun banyak yang mati dan membusuk karena berbulan direndam air.

Kini air sudah surut, yang ada di hadapan manusia adalah tanah yang mati. Untungnya biji-bijian tertanam tidak sampai mati, maka beberapa bulan kemudian nampak kehidupan kembali memenuhi bumi. Di seluruh dunia, segala sesuatu kembali dari awal lagi, pepohonan mulai muncul kembali. Binatang-binatang mulai berkeliaran lagi. Bangsa Aryan mengajari manusia bercocok tanam, mengajari manusia membuat api -- sebab kini tidak ada lagi batu api, tidak ada lagi dahan kering.

Manusia bersetubuh dan punya anak, bersetubuh dan punya anak. Demikian juga dengan segala mahluk lain. Untung jumlah mahluk masih sangat sedikit, sedangkan pepohonan tumbuh jauh lebih cepat. Pada saat itu manusia tidak bisa membuat baju, tidak ada kulit binatang, tidak ada biji kapas. Kebanyakan manusia bertelanjang. Seni pertama yang dilakukan manusia adalah seni bersetubuh!

Saat itu, bersetubuh adalah tindakan suci, perbuatan mulia. Manusia membanggakan alat kelaminnya, memuja kenikmatan bersetubuh. Semua yang ada pada perempuan adalah hal suci: payudara adalah sumber makanan, tanpa itu manusia akan mati. Memek perempuan adalah gua suci, tempat kontol masuk dan manusia baru terlahir keluar disertai air dan darah. Itulah hidup manusia: kemunculannya disertai oleh air dan darah.

Beratus tahun kemudian, hutan-hutan kembali penuh, mahluk hidup kembali memenuhi bumi. Tidak ada lagi mahluk raksasa, yang tersisa hanya mahluk kecil yang dahulu diselamatkan. UBangsa Aryan terus membangun kembali Kerajaan mereka, yang disebut Atlan, di selatan.

Tetapi, terjadi bencana dahsyat lain lagi. Dahulu kala seluruh daratan menjadi satu kesatuan yang disebut Pangaea, tapi pada hari itu muncul gempa yang sangat hebat. Pangaea terpecah!

Malangnya, Kerajaan Atlan turut berada di alur pecahan, terus terbenam jatuh ke bawah. Air laut langsung menutupi Kerajaan Atlan, membunuh banyak sekali bangsa Aryan. Saat itu, bangsa Aryan terus mengaktifkan kembali peninggalan leluhur mereka dahulu: pintu gerbang ke dimensi lain. Orang yang masih selamat terus berangkat melintasi gerbang. Kerajaan Atlan yang besar dan terkemuka pun lenyap.

Yang tersisa hanya sedikit bangsa Aryan yang tidak berada di Kerajaan Atlan ketika bencana terjadi. Mereka yang berkelana jauh, mendapati dunia sudah berubah. Kini ada lebih banyak air di antara daratan. Tanah terpisah-pisah. Bangsa Aryan yang tersisa akhirnya berbaur dengan umat manusia yang masih hidup, antara lain bertemu dengan leluhur marga Wei, lebih dari seribu tahun yang lalu. Memberikan peta rahasia, untuk mendapatkan gerbang menuju dunia baru.

Demikianlah penasehat Raja mengerti seluruh rahasia bangsa Aryan, membawa peta rahasia bersama dengan Pangeran dan Putri Raja serta dua ribu orang lain, ada bangsawan, pendekar, jenderal dan tentara, serta banyak pelayan. Menjadi iring-iringan yang bergerak dengan tergesa-gesa di waktu malam, terus menuju ke Selatan, mencari tempat yang ditunjukkan oleh Peta, hingga sampai ke kolam Terang Bulan di tempat terpencil di atas gunung.

Di sana bangsa Aryan meninggalkan warisan mereka: sepasang Dewa Bulan. Bentuknya berupa ikan, satu putih dengan totol hitam. Satu lagi hitam dengan totol putih. Ini adalah lambang kepercayaan bangsa Aryan. Di tempat pemujaan bangsa Aryan, mereka membuat gerbang menuju ke dunia baru.

Hanya, Raja Huangdi yang telah menyatakan diri sebagai Kaisar Kuning, mengutus pasukannya mengejar Pangeran dan Putri Wei. Namun karena tidak punya Peta Rahasia, mereka lambat sekali mengikuti jejak sampai ke Terang Bulan. Saat itu proses upacara sudah berlangsung, dan Pangeran serta Putri sudah melintas. Penasehat Raja menjadi orang paling akhir disertai oleh bujangnya yang bernama Lao Tsu, sambil membaca-baca berbagai kebijakan yang ditulis bangsa Aryan di dinding batu.

Tiba-tiba, muncullah tentara Chin! Lao Tsu dengan sigap mengalihkan perhatian, sementara Penasehat Raja bergegas memasuki gerbang. Tak lama, gerbang terus menutup, Lao Tsu tidak berhasil menyusul. Tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya di dunia.

Penasehat Raja dan kelompoknya bertemu dengan sekelompok bangsa Aryan yang membawa mereka ke sebuah tempat yang jauh, melalui perjalanan lebih dari enam bulan. Di tempat baru, mereka membuat Negara Tengah Kiri. Kemudian bangsa Aryan mengubah tubuh Pangeran dan Putri beserta para pengikutnya, hingga muncullah Homosk, Blendosk, dan seterusnya....

Nana menutup buku itu. Catatannya masih panjang, tetapi ia merasa sudah cukup membaca. Bagian berikutnya adalah tentang pertama kali Negara Tengah Kiri didirikan, ah... Bagaimanapun, Nana bukan arkeolog atau sejarawan, bukan?

Segini juga sudah cukup menyita pikiran. Nana membayangkan seperti apa keadaan jaman kuno, karena kalau tidak salah Kerajaan Chu ditaklukkan oleh Kerajaan Chin, menjadi Kekaisaran China pertama, itu kan sekitar abad dua atau tiga sebelum Masehi? Wuih, kuno amat.

Dan kalau tidak salah, Plato menulis tentang Kerajaan Atlantis yang tenggelam. Huh... Jadi bangsa Aryan adalah penduduk Atlantis? Biar para arkeolog saja yang pusing.

Eh? Ke mana Blackie?

Nana terus menutup buku itu dan berpaling. Ia mengamati jajaran meja-meja batu dengan berbagai senjata dan zirah di atasnya, tersorot oleh secercah sinar dari lubang di atas. Ia merasakan Blackie telah berjalan jauh, tidak lagi berada di ruangan ini.

"Blackie?" panggil Nana. Perlahan-lahan, ia berjalan menelusuri meja demi meja. Kini ia mulai memperhatikan bagian kolong meja yang nampak gelap. Kira-kira dua pertiga panjang ruangan, Nana berhenti. Risi mengikuti di belakangnya.

"Eh, lihat," kata Nana pada Risi. Ia terus mengerahkan cakra api di tangannya, membuat kepalan tangannya bercahaya lembut menerangi bagian bawah meja. Dan... di sana bukan lantai, melainkan sebuah lubang dengan tangga sempit yang hanya bisa dilewati satu orang.

Nana merunduk dan beringsut ke bawah meja, menuruni tangga itu. Bersama Risi, mereka menuruni tangga yang ternyata cukup panjang dan curam ke bawah, mencapai ruangan lain yang amat gelap. Nana mengerahkan sembilan mentarinya lebih kuat ke tangan, membuat cahaya yang lebih terang.

Ruangan ini gelap dan kosong. Lantainya dari batu hitam. Tidak ada apa-apa di sini, kecuali aura Blackie yang berdiam di salah satu dinding jauh yang gelap. Nana dan Risi melangkah ke sana.

"Ada apa, Blackie?" tanya Nana. Binatang serupa kucing hitam itu duduk dengan patuh di depan sebuah meja bundar yang menonjol dari dinding. Tepat di tengah meja bundar ada sebuah cekungan berbentuk setengah bola. Dalam cekungan itu ada sebutir ....tulang putih berbentuk bulat.

Apa ini? Nana mengambil tulang putih berbentuk bulat. Hanya sebuah tulang biasa, pasti sudah amat sangat lama berada di sini. Barang apa ini ya?

"ini... Seperti sisa-sisa intisari Kai," kata Risi ragu-ragu. Nana menyerahkan tulang bulat itu kepada Risi, yang terus mengerahkan cakra airnya. Untuk sesaat, tulang itu nampak berpendar bersinar kebiruan. "ya, ini benar intisari Kai. Untuk apa ada di sini, ya?"

Intisari Kai? Eh? Nana ingat, ia mempunyai sebuah intisari Kai di dalam tasnya! Bola bulat seperti mutiara kemerahan selama ini membuat tasnya menggembung berayun-ayun. Nana mengeluarkannya. Melihat itu, Risi terkejut. "Intisari Kai! Wah, luar biasa!"

"Bukankah banyak mahluk jahat yang kalian lawan?"

"Tidak, kebanyakan hanya memiliki intisari Kai yang kecil, sebesar telur. Tapi ini sangat besar, jelas luar biasa!"

Nana jadi berpikir: mahluk apa yang dibunuhnya dahulu? Entah. Waktu itu sedang perang, keadaan kalut dan Nana tidak punya pengetahuan tentang mahluk jahat.

Ia lantas menaruh intisari Kai berupa mutiara merah itu di cekungan di tengah meja. Pluk!

Sesaat kemudian, intisari Kai menyala terang. Meja bundar itu juga turut menyala, seperti menjalarnya api, membuat bagian-bagian dinding menyala terang. Kai terpancar dari dinding, berpusaran, terus naik ke atas, ke langit-langit yang kini menyala terang, seperti ada panel lampu dinyalakan.

Nana dan Risi bergegas naik kembali lewat tangga sempit, keluar dari lubang di bawah meja. Mereka melihat kini di semua meja seperti ada lampu strip menyala. Tiba-tiba saja, semua senjata dan zirah di atasnya turut menyala, dan hilanglah semua debu dan kotoran. Dengan takjub Nana memandang seluruh persenjataan di ruangan yang semula nampak biasa saja, kini bersinar berkilauan.

Inikah senjata-senjata cakra? Pikir Nana. Ia merasakan kekuatan terkumpul di setiap senjata yang seperti kehausan menyerap setiap Kai yang terpancar keluar dari meja, dari aliran Kai di ruangan bawah. Senjata-senjata itu terasa seperti hidup kembali, berkat intisari Kai yang diletakkan di sana.

Eh, Blackie masih di bawah?

Nana terus kembali ke lubang di bawah meja, turun lagi ke bawah. Kini ruangan di bawah sudah menjadi terang benderang karena langit-langit menyala, seperti ada lampu neon di atas. Blackie nampak sedih memandang tulang bulat itu. Mungkin ada hubungan dengan Blackie... Apakah leluhurnya? Siapa tahu?

Ketika Nana mendekat kepada Blackie, ia melihat di dinding sebelah kanan dari meja bundar ada sebuah celah kecil, seperti lubang di pintu. Apakah ini sebuah pintu? Tapi hanya lubang saja, tidak ada gagangnya. Anehnya, lubang itu seperti berkelopak-kelopak. Seperti bentuk sebuah bunga. Kok lubang kunci berupa bunga sih?

Kok rasanya pernah lihat model bunga begitu ya?

Nana memeriksa lagi isi tasnya. Ada apa ya.... Hmmm? Tangannya memegang kalung yang diberikan oleh perempuan tua bernama Mala, sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya. Kalung yang disebut Kalung Santara, dengan kepala berupa zamrud hijau yang diukir bentuk bunga. Ia mengambilnya, terus mendekatkan kalung itu ke lubang di dinding.

Shuuuttt.... Seperti ada magnet, kalung itu terus melayang dan masuk ke lubang, yang terus menyala juga!

Haaahh.... Ini kebetulan yang aneh. Kebetulan di dalam tasnya ada intisari Kai, yang ukurannya cukup besar, menjadi sumber Kai untuk menyalakan semua. Dan kebetulan juga kalung Santara ada padanya, peninggalan kaum Glosk di Gua Panas.

Apakah ini yang disebut tempat rahasia kaum Glosk? Tapi, tanpa intisari Kai menghidupkan, nampaknya kalung Santara juga tidak akan berfungsi. Nana mengernyitkan dahi, merasa aneh sendiri dengan segala 'kebetulan' ini. Menepis pikiran aneh-aneh, ia meneruskan tangannya meraih pintu dan mendorongnya. Pintu itu terbuka!

Di balik pintu rahasia, ruangan juga terang karena langit-langitnya juga bercahaya. Persis di tengah-tengah ruangan, satu set zirah berwarna hijau dan biru nampak melayang-layang di udara, terdiri dari dua pelindung kaki, dua pelindung tangan, pelindung punggung, pelindung dada, dua pelindung bahu, dan sebuah ketopong. Kai terus mengalir dari langit-langit, membuat set yang melayang seperti baju kosong itu terlihat sakral.

Di bagian pelindung dada, persis di tengah-tengah ada sebuah lubang menganga. Hmm? Seperti apa ya.... Iron Man?

Tapi di film Iron Man kan ada reaktor ciptaan yang bisa menyala dan menjadi sumber kekuatan... Huuu, Marvel sekali. Ini jelas bukan benda berteknologi bumi. Nana penasaran, apa ya, yang perlu diletakkan di sana?

Sebentar... Nampaknya intisari Kai menjadi sumber energi, sumber Kai, untuk semua di Kriloga. Ia merogoh tasnya lagi, menemukan sebutir intisari Kai dari induk Blackie yang dibunuhnya. Sebutir intisari Kai berwarna kehijauan sebesar kelereng. Kecil sih, tapi... Siapa tahu?

Nana menaruh intisari Kai sebesar kelereng itu ke lubang di pelindung dada. Mendadak, pelindung dada itu seperti hidup, segera lubangnya menutup, seperti delapan kelopak bunga yang menguncup. Tak lama kemudian, seluruh bagian zirah itu melayang menuju Nana!

ZIIIPPP.... Tiba-tiba saja Nana bertelanjang bulat! Rambutnya yang sebahu melayang ke atas. Potongan zirah terus menempel menutupi tubuh telanjang yang indah itu. Seluruhnya terpasang dengan sendirinya di seluruh bagian tubuh Nana: di kaki, tangan, punggung, dada, bahu, dan ketopong. Pas. Bahkan bagian dadanya kini membentuk dua bulatan sebesar tetek, bahkan dengan tonjolan puting. Walau zirah terpasang, entah bagaimana Nana merasa dirinya masih telanjang bulat.

Semua terjadi dengan tiba-tiba, bahkan Risi sampai melompat mundur karena terkejut. Nana tidak bergerak karena di dalam bidang penglihatannya di balik ketopong, ia membaca:

ASIMILASI ZIRAH DENDRA..... SELESAI
ZIRAH KELAS MYTHIC TERPASANG
Naskah Pemakaian Dendra diterima

Begitu saja, kini Nana mengetahui cara memakai zirah ini, yang bukan saja melindungi tapi juga memberikan berbagai fungsi. Dan yang paling menyenangkan, kini Nana dapat memasang dan melepas zirah itu secara seketika. Ia memakai pikirannya dan berseru dalam hati: LEPAS DENDRA!

Begitu saja, seketika seluruh zirah itu menghilang. Baju seketika terpakai kembali, sedang zirah sama sekali lenyap. Sebagai gantinya, sebuah cincin biru hijau kini melingkari jari telunjuk tangan kiri Nana. Ia mencoba melepaskan cincin itu dari jari telunjuknya, tidak bisa. Cincin itu seperti melekat kuat di sana.

Haaahhhhh....... Tadinya Nana mau mengomel, namun ia mendapati ada fungsi ajaib lain dari cincin biru hijau di jari telunjuk. Cincin ini juga mengandung ruang tersembunyi dalam dimensi lain. Nana mencobanya, tinggal menginginkan saja dengan pikiran maka dalam sekejap dirinya menghilang. Risi menjadi panik, karena begitu saja Nana tidak lagi berada di tempatnya berdiri.

Nana kini berada di dalam ruangan dimensi cincin. Ruangan yang tidak terlalu besar sih, kira-kira lima meter kali lima meter, setinggi lima meter, dengan dinding batu yang menyala seperti neon biru kehijauan. Kini Nana bisa menaruh benda apapun di dalam ruangan itu.

Dan... Eh? Ruangan ini ternyata sudah ada isinya! Sebuah peti dari kayu diletakkan menempel ke dinding. Nana membukanya, menemukan ada sebilah pedang dan banyak batu kristal. Ia memegang salah satu batu kristal. Batu kristal itu bercahaya, mengalirkan pengetahuan ke dalam diri Nana.

Tulisan lain muncul di pandangannya:
Jurus Pedang Bintang diterima

Wah, kristal itu menurunkan ilmu pedang kepadanya! Nana mengambil batu kristal lain, yang juga terus bercahaya
Jurus Pedang Pembunuh Naga diterima

Jurus pedang lain! Nana merasa pusing, karena kini dua ilmu pedang memenuhi kepalanya. Ia mengambil pedang yang ada dalam peti itu, yang berukiran bunga di seluruh bilahnya. Di sebelah pedang, ada sebuah sarung pedang berwarna hitam. Nana terus menyarungkan pedang itu -- pas sekali.

Setelah puas mengamati ruang kosong, ia menggunakan pikirannya untuk keluar dari ruangan dimensi cincin.

"WUAAAHHH!" pekik Risi terkejut setengah mati, karena Nana tiba-tiba saja muncul di depannya, sambil memegang pedang dengan sarungnya.

"Eh, maaf," kata Nana agak malu. Bagaimanapun, ia memang sudah sangat mengejutkan Risi. Bukan maksudnya sih, tapi melihat wajah itu pucat pasi saking terkejut membuat Nana merasa sedikit bersalah. Akirosk juga bisa kaget, bukan? Mereka lantas keluar dari ruangan rahasia. Nana menutup pintu lantas mencabut kalung Santara dari tempatnya, pintu itu pun terkunci kembali.

"Sini Blackie!" panggil Nana melihat Blackie masih duduk dengan manis di bawah meja bundar.

Nana lantas meraih Blackie dan bermaksud memasukkannya kembali ke dalam tas. Binatang itu nampak mengomel, tapi ya.... Dia bisa apalagi? Ummm.... Ada sih, cara lain. Nana mengarahkan jari telunjuknya ke Blackie. ZAPPP.... Binatang itu terus masuk ke ruangan dimensi cincin! Binatang itu terkejut, lantas berputar-putar di ruang kosong. Hmm... Bagaimanapun cincin ini digerakkan, segala sesuatu di ruangan itu tetap diam dengan tenang. Jadi ruangan itu tidak berada di dalam cincin, ya? Nana merasakan akhirnya Blackie duduk dengan sedih di pinggir ruangan. Kesepian.

Duh kasihan si Blackie di ruang kosong. Sebentar, itu kan ada tulang bulat? Mungkin Blackie menyukainya. Nana sekali lagi mengarahkan jari ke tulang bulat yang tergeletak di tanah. Tulang itu seketika berpindah juga ke dalam ruangan. Melalui hubungan mentalnya, ia bisa merasakan Blackie senang sekali mendapatkan tulang itu bersamanya. Itulah yang pertama kali membuat Blackie terpanggil turun ke bawah, seperti dipanggil oleh aura dari tulang. Ok, Blackie sudah beres.

Nana dan Risi terus naik ke atas, ke tumpukan berbagai senjata dan zirah di atas meja yang berkilauan

"Tuan Putri.... Bolehkah.... Bolehkah saya mencoba salah satu zirah itu?" tanya Risi tiba-tiba.
"Oh? Boleh, cobalah... Memangnya kenapa?"
"ini, dari tadi seperti ada getaran memanggil dari senjata dan zirah di sebelah sana," ujar Risi. Ia terus melangkah ke meja di sebelah ujung kanan. Ada baju zirah dan dua buah pedang pendek, semuanya berpendar nyala kehijauan.

Risi menaruh tangannya ke atas zirah, tiba-tiba saja satu set perlengkapan itu melayang dan menempel menutupi tubuh Risi, pas betul seperti memang dibuat untuknya. Risi lantas mengambil juga dua bilah pedang itu. Ia nampak keren, dengan zirah perak yang berkilauan bersemu warna hijau.

Cantik!

Mereka berdua terus keluar dari ruangan senjata yang begitu lama ingin dibuka Veejay, tapi tidak pernah berhasil. Si Blendosk itu rupanya menyuruh orang-orang mengejar Kalung Santara untuk membuka pintu. Tapi dia tidak tahu, itu pintu yang salah, yang dipakai adalah plakat tanda penguasa!

Nana dan Risi terus melangkah hingga keluar ruangan, turun ke bawah. Para Akirosk dan Edisk, yang telah terlepas dari ikatan Veejay, nampak kebingungan. Mereka terus menunduk ketika melihat Nana dan Risi muncul dari ruangan pribadi Veejay.

Kali ini Nana tidak menahan auranya, dia nampak sangat perkasa. Orang-orang menunduk kepada Homosk yang cantik jelita, yang disertai Akirosk dengan baju zirah perak-hijau yang berkilauan. Bahkan para Blendosk yang ada pun menunduk dengan rasa takut.

"Tuan Putri!" seru mereka bersama-sama sambil menunduk penuh hormat.
 
menarik ceritanya
 
Kereeenn
emng Ancient Apocalypse menarik sih bang buat dibahas dan akhrnya diakui juga kalau piramid tertua di dunia itu Gunung Padang

Ditunggu kelanjutannya dan cerita2 lain
Siapa tahu Nana tiba-tiba nemu ufo dan jadi avatar multiuniverse

he he
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd