Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Incest Story: Family Affairs

Status
Please reply by conversation.
As long as my bank accounts still broke down like now. Mungkin mood itu masih akan tetap susah buat diraih.. :((:bata:
Buat ngewe aja jadi gak semangat, apalagi nulis cerita beginian.

Jd mohon doa biar badai di RL ane skrg ini cepat berlalu dan bisa segera produktif nulis lagi... :ampun:

Dan nubi mohon kpd para momod, trit ini jgn sampe digembok dulu, krna klo sampe kegembok kagak ngarti ane cara ngebukanya... :ampun:

Semangatt Om TS, moga badai cepat berlalu
Dan bisa nemu mood bagus bwt lanjutin cerita yang ini

Semangatt TS ! :beer::ampun:
 
As long as my bank accounts still broke down like now. Mungkin mood itu masih akan tetap susah buat diraih.. :((:bata:
Buat ngewe aja jadi gak semangat, apalagi nulis cerita beginian.

Jd mohon doa biar badai di RL ane skrg ini cepat berlalu dan bisa segera produktif nulis lagi... :ampun:

Dan nubi mohon kpd para momod, trit ini jgn sampe digembok dulu, krna klo sampe kegembok kagak ngarti ane cara ngebukanya... :ampun:

Yap, semoga segala problem di RL ente cepet clear Hu, biar bisa aktif lg nerusin karya cerita ente ini.

semangat Hu...
 
As long as my bank accounts still broke down like now. Mungkin mood itu masih akan tetap susah buat diraih.. :((:bata:
Buat ngewe aja jadi gak semangat, apalagi nulis cerita beginian.

Jd mohon doa biar badai di RL ane skrg ini cepat berlalu dan bisa segera produktif nulis lagi... :ampun:

Dan nubi mohon kpd para momod, trit ini jgn sampe digembok dulu, krna klo sampe kegembok kagak ngarti ane cara ngebukanya... :ampun:
Smangaat bang.....
 
Part 5
DEADFALL



Robert



Kevin







POV Robert


“Lis, nanti kamu ke tempat pak Rian ya. Saya butuh dokumen stok produksi. Nanti kamu pelajari dulu sekalian disana, buatkan aku resume reportnya. Besok saya mau liat.” Ucapku pada Melisa sebelum dia beranjak keluar menuju mejanya. Aku sengaja memintanya pergi dulu sebentar supaya dia tak bertemu Kevin anaknya yang sebentar lagi akan datang memenuhi panggilanku.


“Oke, pak! Saya akan kerjakan hari ini.” Jawabnya singkat kembali dengan kesan profesionalnya. Padahal belum sepuluh menit yang lalu aku baru saja menikmati tubuhnya.


Perkiraanku tidak sampai 15 menit lagi Kevin akan tiba di kantorku, menurut keterangan posisi yang baru saja dia mengabariku lewat chat. Aku segera juga bersiap dengan merapikan pakaianku dan kondisi meja kerjaku yang baru saja kugunakan untuk menggarap ibu kandungnya.


Ketika aku sudah selesai dan sambil mengisi waktu menunggu kedatangan pacar anak perempuanku ini, aku sedikit mengecek informasi tentang progress usahaku. Namun konsentrasi ku tak bertahan cukup lama, kata-kata Melisa sekretarisku tentang sensasi bercinta dengan anak kandung terngiang cukup jelas mengawang-awang di pikiranku.


Setelah kuhabiskan beberapa saat untuk melihat sekilas semua report yang ada di layar komputerku, ponselku berbunyi dan setelah kulihat ternyata adalah telepon masuk dari Kevin. Aku langsung menyuruhnya masuk ke ruanganku sesegera mungkin, supaya menghindari Kevin bertemu Mellisa yang sedang kusuruh untuk ke ruangan lain menemui seseorang.


Tak lama kemudian aku mendengar suara ketukan di pintu ruanganku, dan perlahan Kevin langsung masuk ke dalam.


“Mamahku kemana Om?” Tanya Kevin sambil melirik ke arah meja tempat biasa Melissa bekerja yang letaknya di depan ruanganku itu.


“Oh, lagi ke bagian produksi mamahmu.”

“Masuk Vin, pintunya tutup sekalian kunci ya.” Ucapku padanya. Kevin lalu melakukan apa yang kuucapkan, dan menutup serta mengunci pintu ruanganku ini dan langsung beranjak ke arah meja kerjaku.


“Gimana kabarnya om?” Tanya Kevin basa-basi padaku setelah dirinya duduk di kursi yang ada dihadapanku, posisi kami berdua duduk sejajar berhadapan terpisah dengan meja kerjaku.


“Oh baik, Vin. Kami gimana?” Aku membalas basa-basinya.


“Baik om.”

“Kenapa nih om, ngomong-ngomong.. Tumben manggil Kevin kesini, ada apa om?” Tanyanya lagi.


“Oh, enggak. Om cuma mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu.”

“Gimana kamu sama Sisil, Vin? Selama kalian pacaran baik-baik aja kan?” Ucapku memulai pembicaraan ini, sambil berucap demikian kutatap matanya dengan sedikit ekspresi yang kubuat tegas.


“Eh..! Yaa nggak gimana-gimana om. Aku sama Sisil baik-baik aja kok om.”

“Lah emang ada apa sama Sisil om?” Ucapnya penasaran.


“Kamu selama pacaran nggak macem-macem sama anak om kan?” Tanyaku lebih dalam lagi, dan sepertinya dirinya mulai terintimidasi dengan pertanyaan pembuka ku barusan.


“Haah??!! Maksudnya om? Ehm.. Enggak kok om, kita nggak pernah macem-macem.” Jawabnya terbata, aku bisa melihat dirinya mulai merasakan tekanan pada pertanyaanku itu.


“Kamu yakin? Kamu mendingan jujur aja sama om, Vin.”

“SUDAH SEBERAPA JAUH HUBUNGAN KAMU SAMA ANAK OM? JAWAAB!!!” Kali ini aku meninggikan nada suaraku, karena aku sedikit banyak mulai terpancing emosi yang sementara waktu tadi kutahan. Wajahnya langsung terlihat panik dan takut mendengar suaraku yang menggelegar barusan. Rupanya intimidasiku berhasil.


“Eh… Anu… Itu… Kita… Anuu….Nggak… Anu… Om…” jawabnya terbata-bata tak jelas karena dia sekarang sedang berada dibawah tekananku, terlihat wajahnya mulai pucat.


“ANU-ANU… KALO NGOMONG YANG JELAS!!” Bentakku lagi.


“Nggak om, kita nggak pernah macem-macem om, sumpah om, beneran..” ucapnya lagi masih berusaha menutupi. Kelihatannya dia benar-benar tidak menyadari jika aku sudah mengetahui sejauh mana hubungannya dengan anakku.

“Oh! Kamu masih belum berani jujur sama om?” Ucapku lagi dengan sedikit tersenyum nyinyir dan itu ternyata memberikan tekanan yang lebih dalam padanya.


“........” Anak ini hanya bisa tertunduk lemah tak menjawab ucapanku.


“Sini, om liat handphone kamu!” Ucapku datar. Lalu Kevin menatapku semakin kebingungan, dan kini terlihat dia semakin tertekan mendengarku meminta ponselnya.


“Om, maafin Kevin om. Iya Kevin ngaku jujur, hubungan Kevin sama Sisil udah melewati batas om.”

“Maafin Kevin, Om Robby…!! Please!!”


“SINI HANDPHONE KAMU, MANAA!!!”


Aku langsung memotong ucapannya dan berteriak kearahnya untuk segera menyerahkan ponselnya padaku. Aku justru semakin emosi melihat Kevin ini begitu lemah dan tidak berani berkata jujur padaku.


“I...iya… Ini..om…” ucapnya terbata dan mengasongkan ponselnya kepadaku dengan tangan gemetar.


“Bukain kuncinya sekalian!” Responku padanya, kubuat sedatar mungkin.


Lalu dia membuka pola kunci di ponselnya, dan lalu meletakkan diatas meja dan menyerahkannya kepadaku. Dengan ekspresi menahan emosi kuambil ponsel milik pacar anakku ini. Dan langsung kubuka menu galeri yang menyimpan bermacam dokumentasi digital itu.


Secara seksama aku memeriksa seluruh ponsel milik Kevin ini, tak sulit untuk menemukan begitu banyak koleksi fotonya ketika bersama Sisil anakku dengan bermacam situasi. Yang menjadi fokusku adalah beragam foto dan video yang mereka ambil ketika mereka sedang melakukan hubungan seks. Aku bisa melihat begitu banyak foto dan video erotis dan menggairahkan tubuh anakku Sisil di ponsel pacarnya ini.


Lalu aku membuka salah satu file video yang paling baru, yang ternyata menampilkan Sisil sedang dientot dengan dua pria, pria yang satu adalah Kevin pacar anakku ini, namun yang satunya lagi aku tidak begitu mengenalnya namun melihat ciri-cirinya anak ini adalah anak yang bersama mereka berdua ketika aku memergoki mereka sedang berada di sebuah hotel belum lama ini. Rasa emosiku bercampur dengan rasa birahiku pada saat ini juga.


“Kamu bisa jelasin, ini apa??” Ucapku sambil mengarahkan layar ponselnya ini kepadanya. Wajahnya terlihat shocked ketika melihat ponselnya sedang memutar video kegiatan seks threesome mereka itu. Lalu dengan serta merta dirinya beranjak cepat kearahku, dan langsung bersujud dan bersimpuh mencium kakiku. Entah mengapa rasa kesal dan amarahku memuncak pada saat ini juga. Lalu aku memintanya berdiri segera.


“NGAPAIN KAMU!!! BERDIRI!!!” Seruku padanya sambil menarik pakaiannya. Setelah dia berhasil kutarik berdiri, aku langsung melayangkan pukulan ke arah wajahnya sekali dan kearah perutnya sekali.


“BUUGHHH..!!!BUUGGHHH..!!!”


Kedua pukulanku ini berhasil membuatnya terjerembab di lantai, dan terlihat dirinya begitu kesakitan karena aku benar-benar emosi dibuatnya saat ini.


“Ampuuun om… Ampuuun… Jangan pukul Kevin lagi…” Ucapnya merengek memohon kepadaku untuk tak memukulnya lagi.


“BANGUN KAMU!! JADI LAKI-LAKI ITU HARUS BERANI JUJUR SAMA TANGGUNG JAWAB, NGERTI NGGAK KAMU, VIN??!!!” Ucapku lagi masih diselimuti dengan emosiku pada ketidak-jujurannya dan tak bertanggung-jawabnya dia sebagai seorang pria.


“OM KASIH TAU KAMU YA KEVIN! OM PALING NGGAK SUKA SAMA ORANG YANG NGGAK JUJUR!! APALAGI SAMA PRIA YANG NGGAK BERTANGGUNG-JAWAB!!”


“Kalo kamu tadi jujur dari awal, mungkin om nggak bakal pukul kamu kayak tadi, Vin!” Ucapku lagi kemudian dengan suara yang sedikit kupelankan. Lalu Kevin perlahan dengan susah payah berusaha bangkit dari lantai sambil menahan sakit yang terlihat begitu dalam karena aku tadi benar-benar meninjunya dengan kuat.


“Duduk kamu disitu! Om mau bicara!” Perintahku padanya, lalu dirinya beranjak berusaha untuk duduk di kursi yang tadi dia tempati, sambil menahan rasa sakit di tubuhnya.


“Sekarang om tanya. Kenapa tadi kamu nggak jujur?!” Tanyaku padanya.


“Maaf om, sekali lagi maaf.” Jawabnya lemah.


“Om bakal maafin kamu, kalo kamu sekarang jujur! Harusnya kamu jujur dari awal, mungkin om nggak bakal hajar kamu kayak barusan tadi.” Ucapku lagi.


“Kevin takut kalau om marah sama Kevin sama Sisil, dan ngecewain om Robby kalo tau ternyata Kevin sama Sisil udah sejauh itu, bahkan lebih jauh lagi. Seperti yang om lihat tadi itu.” Ucap Kevin sambil tetap menunduk tak berani melihatku.


“Om jelas bakalan marah! Tapi Om lebih pengen liat sikap tanggung jawab dan kejujuran kamu sama om, ngerti nggak kamu?” Desaku lagi padanya.


“Iya om. Maaf..” sahutnya masih terdengar lemah.


“Kevin setelah kejadian ini Kevin bakal bertanggung-jawab sama segala apapun yang akan terjadi. Kevin mau om masukin penjara, Kevin siap om.” Ucapnya mulai sedikit berani dan rupanya dia berpikir terlalu jauh terhadap apa yang akan kulakukan selanjutnya, dan rencanaku sepertinya semakin berjalan mulus.


“Hmmm… Oke! Om pegang kata-kata kamu ya!”

“Apapun yang bakal om lakuin ke kamu untuk meminta pertanggung-jawaban atas perbuatan kamu, kamu siap??” Ucapku padanya, aku memang sedang mencoba memojokkannya. Dan tidak terlihat sulit menekan anak ini.


“Ya, Kevin siap om!” Ucapnya dengan wajah tegas. Aku lalu tersenyum melihat perubahan sikapnya yang kini mulai lebih berani menunjukkan dirinya mampu memenuhi harapanku.


“Om nggak akan jeblosin kamu ke penjara, tenang aja. Om nggak mau anak om sedih karena pacarnya masuk penjara.”

“Om cuma minta sama kamu, dengan udah sejauh ini kamu sama Sisil ngelakuin hal itu, om minta kalian berdua harus semakin dewasa dan paham segala resikonya. Om anggep apa yang Om lihat di video tadi itu adalah kesepakatan kalian berdua, dan bukan karena Sisil anak om merasa terpaksa. Ngerti ya?!” ucapku padanya.


“Dan om minta, jangan sekali-sekalipun kamu punya niat buat ninggalin Sisil. Kalo sampe kamu ninggalin anak om dan bikin dia kecewa, om sendiri yang bakal bikin perhitungan sama kamu!” kataku sambil kutatap tajam matanya.


“Kevin janji sama om, Kevin nggak akan ngelakuin hal yang om khawatirkan itu om.” Jawabnya.


“Oke! Itu yang om mau dari kamu, om juga nggak akan ngelarang kalian buat ngelakuin hal yang kalian memang sudah tau resikonya dan tanggung-jawabnya seperti apa. Om anggap kalian sudah dewasa, dan mengerti itu semua.”


“Dan satu lagi, supaya impas. Om pengen kamu aturin gimana caranya supaya om bisa tidur sama mamah kamu!” Lanjutkan lagi, Aku memang sengaja meminta hal ini, karena walau aku sudah berulang kali mengentot mamanya tapi sebenarnya Kevin tidak mengetahui hal ini. Aku ingin memanfaatkan situasi ini untuk membuatnya ada di dalam dan terlibat langsung untuk keterbukaan hubunganku dengan Melissa mamanya itu.


“Haaahh??? Maksud om??” Sahutnya begitu kaget dengan permintaanku.


“Ya, ok rasa kamu paham sama apa yang Om bilang barusan. Om pengen ngentot mama kamu, supaya kita impas. Kamu kan udah ngentot sama anak om? Masa om nggak boleh kalo mau ngentot sama mama kamu?” Ucapku dengan tenang, aku merasa jika Kevin tak akan mampu menolak permintaanku. Beberapa saat dia masih terdiam berusaha mencari logika yang masuk kedalam akal pikirannya, untuk membarter mamahnya dengan Sisil.


“Hmmm…. Baik om! Kevin nurut sama permintaan om Robby. Tapi kasih Kevin waktu buat ngaturin supaya mama bisa tidur sama om Robby.” Dan benar saja, akhirnya dia mau tidak mau mengikuti skenario yang saat ini kubuat.


“Nah, gitu…!! Om izinkan kamu buat terus pacaran sama Sisil, dan yaa kalo kalian mau ngentot lagi yaaa terserah, yang penting inget tadi yang om udah bilang. Selama kalian paham resiko dan tanggung-jawabnya, om nggak bakal ngelarang kalian buat ngelakuin hal yang kalian ingin lakukan. Karena kalau om larang pun, kalian bakal tetap ngelakuin kan?” Ucapku dengan sedikit tersenyum kepadanya. Dan Kevin juga terlihat membalas senyumku, ekspresinya terlihat begitu lega setelah semua yang terjadi barusan.


“Ahhh..Awwwh…”

“Kevin akuin, om Robby emang negosiator ulung. Pantesan bisnis om berhasil kayak gini.” Ucapnya sambil sedikit meringis kesakitan.


“Hahaha… Om anggep itu pujian!”

“Dan ingat, selama kamu belum bisa bikin om ngentotin mama kamu. Kamu nggak boleh ngentot sama Sisil dulu!” Ucapku lagi.


“What?? Kenapa gitu om?” Jawabnya terkejut dengan syarat tambahanku.


“No! You are not in rights to complain my words! Just do what we have agreed!” Ucapku tegas.


“Okay om, okay! You are the master here!”

“Kevin bakal secepatnya bikin om bisa nikmatin tubuh mamah Melissa.” Sahutnya lagi.


“Good boy!”

“Sekarang kamu kirim ke handphone om, semua foto dan video Sisil yang ada di handphone kamu. Semuanya!” Ucapku lagi meminta semua foto dan video porno yang dimana anakku sendiri yang menjadi objek utamanya.


“As you wish, sir!” Sahutnya singkat lalu mengambil ponselnya dan Kevin segera mengirimkan semua foto bugil maupun video porno anakku yang direkamnya selama mereka berdua pacaran.


Butuh waktu beberapa lama karena terlalu banyaknya koleksi file mereka. Setelah proses pemindahan file itu berakhir, Kevin meminta izin untuk meninggalkan kantorku untuk melanjutkan aktifitasnya.


“Sebentar..” lalu aku mengangkat telepon intercom dan mencoba menghubungi Melissa namun setelah beberapa lama ternyata tidak ada yang mengangkat, sepertinya dia belum kembali dari bagian produksi, dan aku langsung menyuruh Kevin keluar.


“Oke, kamu bisa keluar sekarang. Mamah kamu masih ada urusan di bagian lain. Ingat, segera penuhi syarat yang om kasih. Dan kejadian ini jangan sampe mamah kamu tau!” Ucapku padanya.


“Siap om. Kevin kabarin om secepatnya!” Sahutnya singkat, lalu dia segera beranjak meninggalkan ruanganku.


Setelah pintu tertutup, aku merenung sesaat untuk memikirkan rencanaku selanjutnya sambil melihat-lihat foto yang menampilkan bermacam-macam pose binal anakku. Dari mulai foto yang mengekspos tubuh seksinya, dan wajah cantik anakku baik yang sedang tersenyum, maupun yang sedang menghisap sebatang kontol disana. Juga ketika melihat fotonya dengan wajah yang dilumuri pejuh, malah justru dia menjulurkan lidahnya seakan-akan dia sangat menyukai hal itu. Dan yang paling membuatku horny seketika adalah ketika fotonya yang sedang menungging dan bokong sintal putih anakku Sisil terpampang jelas di layar ponselku.





“Ahh… Kamu anak papah yang nakal… Kamu harus papah hukum, sayaang… ahhh” desahku sambil terus melihat foto-foto binal anakku. Dan tak dapat kutahan lagi, kontolku bangkit dan mengeras membayangkan diriku sedang menikmati kebinalan tubuh Sisil anakku.

Lalu aku membuka kontak WhatsApp anakku dan mengetikkan pesan padanya.

[Hide]
"Dek, kamu dimana?" [sent]

Dan tak berapa lama, senyumku mengembang membaca balasan dari putri binalku ini.

"Sisil lagi di rumah pah." [received]

[/Hide]

Aku langsung bergegas meninggalkan kantorku sesaat setelah membaca balasan pesannya itu.


[to be continued]
 
Terakhir diubah:
Ijin mantau ya suhu

Ogut juga mantau susumu

Silakan dipantau sepuasnya :D

Ditowel boleh?

Ich genit :p

Nu urang diselipkeun kadia ngeunah jigana,,,:coli:

Kakak yg 1 ini ngomong apa sih aku gapaham :D

Eh...eh...eh... Malah ada yg ngebala dimari, kagak ngajak-ngajak.. Wkwkwk

Neng Rini itu susu kok yahud banget dahh perasaan... Ikutan nyedot lah... :nenen::nenen:Wkwkwk
 
Gk sabar euy nunggu sisil di introgasi trus di ekse bapaknye..
 
Eh...eh...eh... Malah ada yg ngebala dimari, kagak ngajak-ngajak.. Wkwkwk

Neng Rini itu susu kok yahud banget dahh perasaan... Ikutan nyedot lah... :nenen::nenen:Wkwkwk
Lanjutkan lg gan dan jk bs jgn lama² update nya ...
 
Bimabet
Lanjut suhu bikin kentang teruuuusss. Siska tu di exe dengan ancamam ama bapaknya.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd