Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

INDAH PADA WAKTUNYA

Assholeman

Semprot Addict
UG-FR+
Daftar
7 Nov 2014
Post
485
Like diterima
885
Lokasi
tempat yang tidak tergambar dalam peta Indonesia
Bimabet
Hallluuu man teman.. Ane mau ikutan share cerita ya.. Sebener e sih cerita ini udah pernah ane post di mari. Tapi gak tamat sih dan dengan judul yang berbeda.. Lagian juga cuman dapet 3 part doang..Cuma kalau yang sekarang ane usahain bisa tamat lah.. Jadi kalau ada yang berasa pernah ada yang baca ya berarti emang yang itu.. Dan semoga dapat menghibur..

:ampun:
KAKIBAO
 
Terakhir diubah:
JATUH CINTA LAGI

"Plak."

Warna pipiku sekarang berubah menjadi merah. Sebuah tamparan telah mendarat dengan sangat sempurna. Bukan masalah rasa tamparannya, tapi tempat dan waktu yang tidak tepat.

"Dasar mata keranjang."

Sekali lagi semua mata menatap aneh kepadaku. Aku yang masih terbengong- bengong dengan apa yang barusan aku alami. Bahkan aku tidak mengenal siapa wanita yang baru saja menamparku. Dan memakiku di depan orang banyak.

"Apa-apaan sih mbak, kok tiba-tiba maen tampar-tamparan aja."

Bukannya menjawab pertanyaanku tapi wanita itu malah menambahkan bekas 5 jari di pipi kananku. Lengkap sudah Tuhan, kedua pipiku kini menempel 10 jari wanita yang aku sendiri juga tidak tahu dari mana asal-usulnya.

Aku sedang menikmati Pasar Malam yang berada di lapangan dekat rumahku. Kali ini aku sendirian, teman-temanku lebih memilih berjalan dengan kekasihnya masing-masing. Sedangkan aku?, bukan karena aku gak laku lho ya. Cuma aku memang sedikit pemilih untuk masalah jodoh. Ya paling tidak aku hanya mau memilih orang-orang yang jelas mau sama aku. Bukan orang-orang yang sudah pasti menolak cintaku.

Saat sedang ingin mencoba permainan lempar gelang dalam botol. Hampir saja aku dapat jackpot dari permainan itu tapi berhubung nasib sial maka terjadilah kejadian ini.

"Mbak ini siapa sih?, maen tampar sesuka hati."

Tampak air mata menetes di kedua pipinya. Ini kenapa sih, orang yang menampar aku malah menangis. Kembali semua mata menatap sinis ke arahku.

"Jadi orang itu yang tanggung jawab mas, masa gak malu bikin cewek nangis." kata seorang yang ikut-ikutan gak jelas.

Ini apa lagi sih, aku gak tau apa-apa dan semua orang menuduhku membuat gadis ini menangis. Yang ada seharusnya kalian mengasihani aku karena diriku yang masih polos ini sudah mendapatkan tamparan dari manusia aneh yang kini menangis di depanku. Jangan malah menghakimi aku sembarangan.

Kalau terus-terusan kaya gini bisa-bisa aku malah dikeroyok mereka. Karena aku pasti akan dituduh berbuat yang tidak-tidak terhadap gadis itu. Lebih baik aku mengajak dia menyingkir dari keramaian dan meminta penjelasan dari dia tentang apa yang sebenarnya terjadi. Dan kenapa harus aku yang menjadi korbannya.

Aku menarik tangannya untuk menjauh dari kerumunan masa yang hampir saja membakarku. Eh gak sampai bakar-bakaran kok, cuma mata mereka menatapku seperti aku seorang penjahat yang telah berbuat kesalahan yang amat besar. Dan gadis aneh itu juga mengikuti dengan sangat pasrah. Kini kami sudah berada di pojokan lapangan, tempat yang cukup sepi untuk menyelesaikan masalah yang aku sendiri juga tidak tahu apa.

"Kamu siapa?" tanya gadis itu.

Whaattttt, dia menamparku di depan orang banyak dan ternyata dia tidak tahu siapa aku. Ini kesalahan yang amat fatal. Meskipun sebenarnya dia juga tidak dapat disalahkan sepenuhnya. Karena aku saja belum berkenalan dengan dia. Eh tapi tetep aja dia salah, dia sudah menamparku tanpa alasan yang jelas kok.

"Kamu sudah nampar aku, dan kamu gak tau siapa aku?" tanyaku dengan nada yang meninggi.

Emosiku benar-benar sudah tidak tertahan, kalau saja tidak ada gadis ini bisa jadi aku sudah membentur-benturkan kepalaku di batang pohon agar emosiku dapat tersalurkan. Dan lagi-lagi jawaban yang aku dapatkan hanyalah sebuah tangisan darinya. Waduh, ini adalah satu-satunya hal membuatku tidak tega ketika berhadapan dengan seorang wanita.

"Maaf kak, aku salah orang." katanya masih terisak

Aku masih terdiam mendengar perkataannya yang terakhir. 2 tamparan dan ternyata dia salah orang, dan sekarang malah aku yang jadi bingung sendiri. Aku mau marah tetapi gak tega. Kalau gak marah kok rasanya aneh sekali.

Sejenak aku perhatikan wajah dari gadis yang menamparku tadi. Aku malah belum terlalu melihat wajah orang ini. Sejak aku menyeretnya kepojok lapangan dia lebih banyak tertunduk. Tidak seperti pertama saat dia mendaratkan 10 jarinya di pipiku.

Wajah cantik, putih, rambut panjang sebahu dan memakai baju putih agak lusuh, serta di punggungnya terdapat lubang yang penuh dengan belatung. Eh bukan-bukan, seorang gadis berwajah cantik, berkulit putih serta bermata sipit, dan lesung pipit indah menghiasi pipinya.

"Cantik." gumamku

Badan yang tidak terlalu tinggi tetapi memiliki susu yang sangat kenyotable dan sangat remponable. Karena kalau terlihat pasti enak bgt buat dikenyot dan diremas. Ahhh, masih sempat-sempatnya pikiran cabulku keluar pada saat seperti ini. Tapi ini cewek bener-bener seksi kok. Serius, bahkan membuatku langsung jatuh hati. Dan kalau aku hitung-hitung, cewek ini adalah cewek ke 16 yang telah membuatku jatuh hati. Dan semoga cewek ini menjadi cewek pertama yang jatuh hati kepadaku. Semoga.

"Radit."

Aku mengulurkan tangan dan menjabat tangan gadis itu. Namaku adalah Raditya Usman, seorang lelaki berusia 26 tahun yang bekerja di salah 1 perusahaan Asuransi terkemuka di Indonesia. Untuk masalah wajah sebenarnya aku masuk digolongan orang ganteng. Cuma nasibku yang tidak terlalu baik untuk masalah percintaan. Tinggi dan berat badanku sangat proporsional menurutku. Meskipun sebagian orang menganggapku sedikit kurus. Sedangkan untuk masalah kemaluan tentunya tidak perlu aku jelaskan kepada kalian. Karena hanya akan membuat kalian minder.

Aku adalah orang Jawa yang merantau di sudut Provinsi Provinsi yang lebih banyak monyetnya dari pada manusianya. Bahkan kadang-kadang aku kesulitan untuk mencari daerahku ini di Peta. Kota kecil yang menjadi tempatku mengadu nasib ini dulu terkenal dengan Batubaranya. Namun semenjak negara api menyerang kini kota ini menjadi sangat sepi.

"Indah." jawab gadis itu masih terisak.

"Sudah, gak usah nangis lagi, lupain aja yang tadi, aku gak papa kok."

Indah kini mulai tersenyum saat mendengar perkataanku, air matanya kini sudah dia seka. Terlihat senyuman yang sangat indah, bahkan lebih indah dari bulan sabit yang menerangi kami malam ini.

"Maafin aku ya Kak, aku kira tadi kakak adalah mantan pacarku."

Ealah aku dikira mantan pacarnya ternyata. Tapi kalau mantannya mirip aku berarti orangnya cakep dong ya. Dan berarti ini bisa aku manfaatkan. Senyum iblis sudah terkembang diatas kepalaku. Paling tidak aku sudah punya modal untuk mendapatkannya. Ya modal tampang yang mirip dengan mantannya. Semoga saja tidak malah membuatnya membenciku.

Sekarang Indah sudah bisa tersenyum dengan lepas, rasa jengkel dan malunya sepertinya sudah sedikit reda. Aku putuskan untuk mengajak dia jalan-jalan menikmati pasar malem yang ada. Pertama-tama aku ajak dia untuk menaiki komedi putar. Dia sempat menolak ketika aku ajak, namun karena aku pikir aman maka aku memaksanya untuk tetap ikut naik denganku. Lagian sebagai tanda permintaan maaf karena telah menamparku dia harus mengikuti permintaanku kan.

Wahana komedi putar yang kami naiki mulai berputar dengan agak lambat, ketika sudah berada di atas kami dapat melihat daerah sekitar kami dengan jelas. Bahkan rumah kostku juga terlihat disini. Sepanjang permainan dimulai Indah ternyata memegangi tanganku karena takut. Entah apa yang dia takutkan, tetapi wajahnya berubah menjadi pucat, tidak seperti tadi saat pertama aku bertemu dengannya. Garang dan penuh emosi.

"Kok aku belum pernah liat kamu In, kamu bukan orang sini ya?"

"Iya kak, aku orang Simpang." jawabnya

"Terus kesini mau ngapain sendirian?"

"Tadi sih cuma mau jalan-jalan aja kak, tapi malah ketemu kakak yang mirip banget sama mantanku yang baru aja putus."

Informasi penting yang aku dapat adalah dia baru saja putus, yang berarti dia gak punya pacar dan berarti juga kesempatanku untuk melepas predikat Jomblo Ngenes yang udah melekat ku semenjak menginjak Pulau ini masih terbuka lebar.

"Kesini naik apa In?"

"Naik motor kak."

"Terus pulangnya sendirian juga gitu?, berani kamu?" tanyaku meyakinkan.

"Berani dong kak." jawabnya

"Nanti aku anterin kamu pulang aja ya, kasian malem-malem kalau pulang sendiri."

"Gak ngerepotin kak?"

"Udah biasa aja."

Ya dengan mengantarkannya pulang paling tidak aku bisa tau dimana rumahnya. Jadi kalau mau ketemu lagi sama dia kan tidak susah lagi untuk mencari. Sekarang tinggal minta kontaknya agar aku bisa tetap berkomunikasi dengannya. Tapi nanti aja kalau udah mau nganterin dia pulang. Takutnya kalau aku mintain sekarang nanti dikiranya aku terlalu ngebet mau sama dia. Gini-gini aku harus jaga Jaim kan. Jangan sampai ketahuan kalau hati ini telah dibuatnya bergetar.

Sekarang Indah sudah mulai rileks naik komedi Putar, meskipun masih terlihat agak ketakutan, namun wajahnya sudah tidak sepucat tadi. Rambutnya yang tertiup angin jadi terurai sangat indah.

"Cantik banget." lagi-lagi mulutku menggumam tidak jelas.

"Apa kak?."

Indah yang sepertinya mendengar perkataanku nampak tersipu. Pipinya memerah karena malu. Tidak seperti aku tadi yang memerah karena tamparan.

Tak terasa sudah hampir 15 menit kami menaiki komedi putar. Waktu juga sudah terlalu larut jika kami ingin melanjutkan kegiatan kami, namun karena beberapa wahana juga sudah mulai tutup makan kami memutuskan untuk pulang. Aku pulang dulu ke kost untuk mengambil kendaraan sedangkan Indah aku suruh tunggu di Parkiran.

Tidak menunggu lama aku sudah berada di Parkiran motor dan sepertinya Indah juga sudah menungguku. Tampak dia tidak memakai jaket dan hanya menggunakan kaos hijau agak longgar dan celana jeans saja. Karena tidak tega aku meminjaminya jaket yang aku pakai. Bairpun aku yang akan kedinginan tapi setidaknya jaketku akan menggantikanku untuk menghangatkannya.

Sepanjang perjalanan kami ngobrol tentang kehidupan kami sehari-hari. Aku menceritakan tentang kegiatanku sebagai pegawai Asuransi dan dia banyak menceritakan kegiatannya sebagai mahasiswi kebidanan yang ada di daerahku. Pantas bersih, ternyata calon bidan.

Setelah tiba di salah 1 gang dia memintaku untuk mengantarkannya sampai disitu saja. Dan tak lupa dia mengucapkan terima kasih, lalu bergegas meninggalkanku. Aku pun memacu kendaraanku kembali ke kost. Ternyata berkendara malam hari tanpa menggunakan jaket itu memang sangat dingin. Tapi demi cinta apapun harus aku lakukan.

Setibanya di kost aku langsung mencuci muka gosok gigi dan memasang selimut. Dan tidak lupa mengambil HP ku untuk mengucapkan selamat tidur untuk Indah. Dan 1 kebodohanku adalah aku lupa meminta kontaknya dan berarti jaket mahalku juga tidak akan kembali.

Semoga Tuhan masih memberikan Jodoh untukku ketemu Indah. Jadi meskipun nantinya cintaku ditolak Jaketku masih dapat aku selamatkan.
 
DIA LAGI-DIA LAGI


Indah lagi, Indah lagi. Itu yang saat ini ada dipikiranku. Berlari-lari tak kenal lelah bikin pikiranku pusing. Sebenarnya bukan orangnya yang membuat aku pusing. Tapi jaket mahalku yang ada di dia. Calon-calon gak bakal balik ini. Mana aku gak punya kontak dia. Ah sudah lah, paling gak jaketku udah berjodoh dengan dia, jadi meskipun nanti diriku tidak berjodoh dengan dia, paling tidak jaketku sudah bisa dimiliki dia.

Wuaahh, Minggu lagi kaya gini biasanya aku belum bangun, cuma karena terlalu semangat mengingat jaketku jadi terpaksa seluruh element kemalasan yang ada di otakku bisa dikalahkan oleh rasa keinginan untuk kembali dengan Indah. Melihat senyumnya yang semalem membuat keyakinanku jika kutukan jomblo ini akan segera berakhir. Ibarat dia adalah Pangeran Katak di dongeng-dongeng. Eh tapi tunggu dulu, kalo pangeran berarti Kataknya punya titit. Ya ampun itu titit Katak sebesar sapa ya. Jadi pengen tahu. Jangan-jangan lebih besar dari punyaku, wah bisa malu aku nanti. Sudahlah kita ganti aja, jangan pangeran Katak, lagian gak ada Katak secantik dia. Lagian dia cewek kok masa Pangeran sih, aturan dia itu Putri. Atau lebih tepatnya Putri yang akan jadi Ratuku suatu hari nanti. Itu juga kalau masih bisa ketemu. Kalau gak ya berarti dia akan menjadi Ratu untuk Jaket kesayanganku. Kalau udah gini pengen rasanya aku tukeran posisi sama jaketku. Paling gak aku bisa kasih dia kehangatan tiap dia pakai aku. Huaaaa jadi kepikiran aneh-aneh gini ya.

Ya elah, dari pada males-malesan terus ditempat tidur dan malah kepikiran macem-macem mending aku jalan-jalan aja deh. Tapi jalan-jalan kemana, terus sama siapa coba. Ya ampun segininya kesepianku ya Allah, untuk jalan-jalan aja gak ada temen. Kasian sekali. Padahal waktu di Jawa aku gak pengen jalan-jalan aja malah ada yang ngajakin. Dan disini dipulau ini aku masih belum ada temen buat main. Kasian sekali. Kesalahan pertamaku saat tiba disini adalah tidak mencari teman. Aku terlalu sibuk untuk menjalankan tugasku sebagai seorang pekerja asuransi. Jadi sampai saat ini temanku hanya polis dan juga form claim saja. Bahkan dikota yang lebih banyak monyetnya ini aku juga belum berteman dengan salah satu monyet yang kutemui. Sekedar untuk berkenalan dengan mereka saja aku masih belum sempat. Satu-satunya kesempatanku berteman dengan manusia adalah tadi malem setelah aku berkenalan dengan Indah. Itu juga aku lupa minta kontaknya. Ya ampun untuk fase ini aku benar-benar merasa bodoh.

Lebay banget ya ceritaku sampai bilang gak punya segala. Emang lebay sih, aku ada teman kok, paling gak teman-teman satu kost sama teman satu kerjaan. Ditambah masih ada mbah Ito, si penjual nasi langgananku. Dia juga usah aku anggap sebagai teman. Kan paling gak dia juga sering aku aja ngobrol. Cuma masalahnya kan gak mungkin aku ajakin mbah Ito jalan-jalan. Kasian tulangnya sudah terlalu tua untuk aku ajakin muter-muter cari angin.

Terus kalian pasti mau tanya kenapa aku gak ajakin teman kantor atau teman kost ku kan?. Tentu saja tidak, hubungan kami dikantor adalah hubungan profesional dalam pekerjaan. Sedanakan hubunganku dengan teman-temanku dikost adalah hubungan profesional dalam berbagi tempat tidur. Udah itu aja tidak lebih. Bukan- bukan sebenarnya karena sebagian dari mereka baru pulang kampung. Jadi mereka gak mungkin aku ajakin jalan-jalan. Bukan karena hubungan profesional tadi ya.

Ah udahlah tentang basa basi busuknya. Perasaan dari tadi ngomongnya gak jelas deh. Padahal cerita di atas cuma bohongan semua. Yang ada saat ini aku duduk dilantai 2 kost an ku sambil ditemani segelas teh hangat dan juga camilan yang aku beli di toko sebelah. Hari ini aku pulang cepat karena Bosku ada meeting di Surabaya. Jadi dari pada aku dikantor sendirian lebih baik aku mengistirahatkan otakku yang sudah terlanjur capek.

Terlihat kendaraan yang hilir mudik melewati jalan di depan Kostku. Hari ini lebih ramai dari biasanya. Atau mungkin aku yang tidak pernah memperhatikan jalanan disini karena terlalu sibuk dengan kegiatanku ya. Tapi sudahlah biarin aja, toh aku pikir semakin sepi jalanan berarti semakin jarang kecelakaan dan berarti juga semakin jarang ada claim diperusahaanku.

Ya sebagai seorang pegawai asuransi aku selalu berdoa agar semua customerku tidak mengalami insiden, diberi kesehatan dan kenikmatan sepanjang masa. Karena jika mereka sampai mengalami insiden maka aku juga akan ikut susah. Bayangin aja pasti kendaraan yang mereka bawa akan mereka claim di perusahaanku. Yang berarti jatah bonusku juga akan ikut turun.

"Dimana Dit?" sms dari sahabatku Anggi

Pasti kalian berpikir, tadi ngomong gak punya temen, tapi kok sekarang ngomong kalau yang sms aku sahabatku kan?. Kan udah aku kasih tau kalau semua yang di atas itu Cuma boongan semua. Kecuali yang masalah Indah sama Jaketku lho ya.

"Kost, gimana?" balasku

"Nanti malem karokean yo!." Jawabnya

“Boleh, nanti aku jemput dikostmu aja.”

Tanda-tanda harus boros lagi ini. Tapi gak papalah dari pada terus-terusan mikirin Jaketku yang belum tentu masih ada jodoh buat aku. Siapa dikarokean nanti aku bisa dapet teman baru kan ya.

Waktu sudah menunjukan jam 8 malam. Walah kaya suara di Bioskop aja. Ya sekarang sudah jam 8 berarti sudah waktunya aku bersiap-siap untuk bersenang-senang malam. Mandi, pakai minyak wangi, celana pendek, sandal slop dan untuk kali ini aku pakai kemeja. Kenapa kemeja?, biar kelihatan keren. Tapi tentu saja keren dengan caraku sendiri. Cara yang berbeda dengan orang lain. Ya setidaknya untuk penampilan masih bisa dipaksain lah, karena kalau untuk masalah tampang mau dipaksa kaya gimana juga gak bakal bisa diapa-apain lagi.

Setelah menyisir rambut aku langsung menuju ketempat Anggi. Kota tempat tinggal bukanlah kota yang besar. Mungkin luasnya hanya sekitar 10 KM persegi. Kota yang berpusat di Simpang Empat dan melintang jalan utama masing-masing 5 KM. Dan kalian jangan mengharapkan disini ada Mall ataupun Bioskop. Karena jika kami ingin ke Mall atau Bioskop paling dekat kami harus menempuh perjalanan selama 6 jam perjalanan darat. Jadi bisa dibilang Indomart audah berasa Mall kalau di kota ini.

Sekitar 5 menit aku sudah sampai ditempat Anggi. Kami meluncur menggunakan mobil Anggi yang sebenarnya lebih pantas disebut bus dari pada mobil, kami meluncur ke salah 1 tempat Karaoke yang lumayan terkenal tetapi memiliki jarga yang tidak terlalu mahal. Setelah memarkir mobil Anggi lalu menemui receptionist dan memesan tempat untuk kami.

Sambil menunggu room disiapkan kami memilih teman yang akan menemani kami diroom nanti. Untuk masalah ini aku lebih banyak meminta tolong Anggi untuk memilih. Karena dia lebih berpengalaman dibandingkan aku. Setelah selesai memilih kami langsung masuk ke room yang telah disiapkan.

Kami masuk terlebih dulu karena 2 teman kami yang telah dipilih Anggi harus dandan terlebih dahulu. Kadang heran juga sih kenapa kami harus nuggu mereka dandan padahalkan aturan mereka dandan di rumah kan ya. Jadi kami tidak buang – buang waktu.

Kurang lebih 5 menit kemudian 2 orang masuk ke dalam room yang kami tempati. Memang lilihan Anggi tidak pernah salah dia selalu aja dapat cewek cantik kalau masalah kaya gini. Cuma kok aku kaya kenal cewek yang satu ya. Ehmm bener aku ingat itu cewek yang telah memberikan kenang-kenangan berupa tanda merah dipipiku. Dan wanita yang telah membawa jaket kesayanganku. Ya ampun ternyata kalau sudah jodoh gak bakal lari kemana kan ya. Ini buktinya kami bisa ketemu lagi. Mungkin ini udah ditulis sama Tuhan kan ya. Tapi kok dia disini, katanya dia kuliah. Oh mungkin dia mau anterin jaketku aja kan ya. Memang wanita yang bertanggung jawab. Pengertian sekali wanita ini.

“Dit, itu punyaku.” Bisik Anggi sambil menunjuk Indah

“Lha terus aku?.”

“Kamu yang itu.” Jawab Ari sambil menunjuk teman Indah

Ehm baiklah, ternyata Indah bukan mau mengembaliin jaket yang dia pakai semalem, tetapi dia mau nemenin Anggi nyanyi. Mungkin ini juga yang disebut jodoh yang tertukar. Anggi berjodoh dengan Indah sedangkan aku masih berpeluang untuk kembali berjodoh dengan Jaketku. Mungkin lho ya. Itu juga kalau Indab masih inget balikin jaketnya ke aku.

Akhirnya pestapun dimulai. Aku gak perlu cerita kan ya di dalam ngapain aja. Yang jelas aku Cuma diam sambil sesekali meminum minuman yang sudah disiapkan diatas meja. Gak tahu kenapa tiba-tiba aku jadi males untuk bersenang-senang. Bahkan teman yang tadi dipilihkan oleh Anggi Cuma aku “anggurin”. Mungkin karena efek jaket yang belum dikembalikan kepadaku. Sehingga mood ku jadi tiba-tiba kaya gini.

3 jam di dalam ruangan dan dari tadi aku hanya diam saja. Indah beberapa kali melirikku. Entah apa arti lirikan out yang jelas rasanya sejuk ketika matanya bertemu dengan mataku. Ya ampun apa aku Jatub cinta?, tapi kan dia sama Anggi, gak mungkin kan kalau aku main rebut gitu aja. Meskipun beberapa kali aku lihat Anggi dan Indah juga saling peluk. Rasanya itu gak enak banget lho sumpah. Besok kalian boleh cobain deh gimana rasanya. Coba aja istri atau pacar kalian diajak karokean terus dikasih pinjem tuh sama temen satu room kalian. Rasanya gimana.

Eh salah, aku kan bukan apa-apanya Indah, Jadi kalian gak usah cobain yang kaya itu ternyata memang beda. Udah ya sisa didalam room gak usab diceritain lagi. Cuma kalau kalian tetap memaksa ya terpaksa tetap gak aku ceritain sih.

Setelah acara selesai Anggi langsung menuju ke resepsionis untuk melakukan pembayaran. Sedangkan aku menunggu dimeja tunggu. Tak berselang lama dia datang dan membawa selembar kertas dan memberikannya kepadaku.

“Ini tagihannya ya dit, kamunyabg selesaikan.” Kata Anggi santai

Aku mengambil tagihan dan melihat nominal yang tertera disitu. Ini sih 2 bulan bayaran kostku. Ya ampun berarti setelah aku bayar ini dapat dipastikan aku bakal numpang kost an di tempat Anggi.

“Iya kamu yang bayar dulu, aku gak bawa dompet.” Lanjut Anggi

Ehmmm disini boleh misuh-misuh gak sih?. Berasa kena combo atas bawah ini. Setelah tadi di dalam aku gak ngapa-ngapain sekarang aku yang harus bayarin. Tapi kalau gak tak bayarin kami gak bisa pulang.

Setelah bayar membayar selesai akhirnya aku bisa kembali ke kost, Cuma kok aku tadi gak liat ada Indah ya, waahh aku lupa, seharusnya aku minta kontaknya dia. Jadi meskipun aku udah dibikin patah hati jaketku masih bisa kembali. Ya ampun kok bisa lupa sih.

Didalam mobil Anggi menceritakan apa saja yang dia lakuin dalam room tadi. Groaam kalau memang membunuh itu hukumnya halal pasti sudah aku bunuh ini orang. Apa gak tau kalau orang yang tadi bersama dia itu adalah orang yang seharian ini selalu aku pikirkan. Tapi ya sudahlah memang bukan rejekiku kan. Mungkin memang Indah belum ada jodoh denganku jadi ya lebih baik aku ikhlaskan.


Setelah aku sampai rumah aku langsung merebahkan tubuhku di kasur. Dan kembali memikirkan apa yang barusan aku alami. Hingga tiba-tiba ada tanda pesan masukbadi HP ku. Setelah aku buka ternyata pesan dari Anggi.

“08123456789, dihubungi ya Dit, kasian kamu jomblo terus.”

Ternyata dia kasih No telp. Baiklah, paling tidak dia masih peduli tentang kejombloanku. Jadi untuk malam ini masih bisa sedikit aku maafkan. Sedikit aja, karena nanti pasti aku balas..
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd