JATUH CINTA LAGI
"Plak."
Warna pipiku sekarang berubah menjadi merah. Sebuah tamparan telah mendarat dengan sangat sempurna. Bukan masalah rasa tamparannya, tapi tempat dan waktu yang tidak tepat.
"Dasar mata keranjang."
Sekali lagi semua mata menatap aneh kepadaku. Aku yang masih terbengong- bengong dengan apa yang barusan aku alami. Bahkan aku tidak mengenal siapa wanita yang baru saja menamparku. Dan memakiku di depan orang banyak.
"Apa-apaan sih mbak, kok tiba-tiba maen tampar-tamparan aja."
Bukannya menjawab pertanyaanku tapi wanita itu malah menambahkan bekas 5 jari di pipi kananku. Lengkap sudah Tuhan, kedua pipiku kini menempel 10 jari wanita yang aku sendiri juga tidak tahu dari mana asal-usulnya.
Aku sedang menikmati Pasar Malam yang berada di lapangan dekat rumahku. Kali ini aku sendirian, teman-temanku lebih memilih berjalan dengan kekasihnya masing-masing. Sedangkan aku?, bukan karena aku gak laku lho ya. Cuma aku memang sedikit pemilih untuk masalah jodoh. Ya paling tidak aku hanya mau memilih orang-orang yang jelas mau sama aku. Bukan orang-orang yang sudah pasti menolak cintaku.
Saat sedang ingin mencoba permainan lempar gelang dalam botol. Hampir saja aku dapat jackpot dari permainan itu tapi berhubung nasib sial maka terjadilah kejadian ini.
"Mbak ini siapa sih?, maen tampar sesuka hati."
Tampak air mata menetes di kedua pipinya. Ini kenapa sih, orang yang menampar aku malah menangis. Kembali semua mata menatap sinis ke arahku.
"Jadi orang itu yang tanggung jawab mas, masa gak malu bikin cewek nangis." kata seorang yang ikut-ikutan gak jelas.
Ini apa lagi sih, aku gak tau apa-apa dan semua orang menuduhku membuat gadis ini menangis. Yang ada seharusnya kalian mengasihani aku karena diriku yang masih polos ini sudah mendapatkan tamparan dari manusia aneh yang kini menangis di depanku. Jangan malah menghakimi aku sembarangan.
Kalau terus-terusan kaya gini bisa-bisa aku malah dikeroyok mereka. Karena aku pasti akan dituduh berbuat yang tidak-tidak terhadap gadis itu. Lebih baik aku mengajak dia menyingkir dari keramaian dan meminta penjelasan dari dia tentang apa yang sebenarnya terjadi. Dan kenapa harus aku yang menjadi korbannya.
Aku menarik tangannya untuk menjauh dari kerumunan masa yang hampir saja membakarku. Eh gak sampai bakar-bakaran kok, cuma mata mereka menatapku seperti aku seorang penjahat yang telah berbuat kesalahan yang amat besar. Dan gadis aneh itu juga mengikuti dengan sangat pasrah. Kini kami sudah berada di pojokan lapangan, tempat yang cukup sepi untuk menyelesaikan masalah yang aku sendiri juga tidak tahu apa.
"Kamu siapa?" tanya gadis itu.
Whaattttt, dia menamparku di depan orang banyak dan ternyata dia tidak tahu siapa aku. Ini kesalahan yang amat fatal. Meskipun sebenarnya dia juga tidak dapat disalahkan sepenuhnya. Karena aku saja belum berkenalan dengan dia. Eh tapi tetep aja dia salah, dia sudah menamparku tanpa alasan yang jelas kok.
"Kamu sudah nampar aku, dan kamu gak tau siapa aku?" tanyaku dengan nada yang meninggi.
Emosiku benar-benar sudah tidak tertahan, kalau saja tidak ada gadis ini bisa jadi aku sudah membentur-benturkan kepalaku di batang pohon agar emosiku dapat tersalurkan. Dan lagi-lagi jawaban yang aku dapatkan hanyalah sebuah tangisan darinya. Waduh, ini adalah satu-satunya hal membuatku tidak tega ketika berhadapan dengan seorang wanita.
"Maaf kak, aku salah orang." katanya masih terisak
Aku masih terdiam mendengar perkataannya yang terakhir. 2 tamparan dan ternyata dia salah orang, dan sekarang malah aku yang jadi bingung sendiri. Aku mau marah tetapi gak tega. Kalau gak marah kok rasanya aneh sekali.
Sejenak aku perhatikan wajah dari gadis yang menamparku tadi. Aku malah belum terlalu melihat wajah orang ini. Sejak aku menyeretnya kepojok lapangan dia lebih banyak tertunduk. Tidak seperti pertama saat dia mendaratkan 10 jarinya di pipiku.
Wajah cantik, putih, rambut panjang sebahu dan memakai baju putih agak lusuh, serta di punggungnya terdapat lubang yang penuh dengan belatung. Eh bukan-bukan, seorang gadis berwajah cantik, berkulit putih serta bermata sipit, dan lesung pipit indah menghiasi pipinya.
"Cantik." gumamku
Badan yang tidak terlalu tinggi tetapi memiliki susu yang sangat kenyotable dan sangat remponable. Karena kalau terlihat pasti enak bgt buat dikenyot dan diremas. Ahhh, masih sempat-sempatnya pikiran cabulku keluar pada saat seperti ini. Tapi ini cewek bener-bener seksi kok. Serius, bahkan membuatku langsung jatuh hati. Dan kalau aku hitung-hitung, cewek ini adalah cewek ke 16 yang telah membuatku jatuh hati. Dan semoga cewek ini menjadi cewek pertama yang jatuh hati kepadaku. Semoga.
"Radit."
Aku mengulurkan tangan dan menjabat tangan gadis itu. Namaku adalah Raditya Usman, seorang lelaki berusia 26 tahun yang bekerja di salah 1 perusahaan Asuransi terkemuka di Indonesia. Untuk masalah wajah sebenarnya aku masuk digolongan orang ganteng. Cuma nasibku yang tidak terlalu baik untuk masalah percintaan. Tinggi dan berat badanku sangat proporsional menurutku. Meskipun sebagian orang menganggapku sedikit kurus. Sedangkan untuk masalah kemaluan tentunya tidak perlu aku jelaskan kepada kalian. Karena hanya akan membuat kalian minder.
Aku adalah orang Jawa yang merantau di sudut Provinsi Provinsi yang lebih banyak monyetnya dari pada manusianya. Bahkan kadang-kadang aku kesulitan untuk mencari daerahku ini di Peta. Kota kecil yang menjadi tempatku mengadu nasib ini dulu terkenal dengan Batubaranya. Namun semenjak negara api menyerang kini kota ini menjadi sangat sepi.
"Indah." jawab gadis itu masih terisak.
"Sudah, gak usah nangis lagi, lupain aja yang tadi, aku gak papa kok."
Indah kini mulai tersenyum saat mendengar perkataanku, air matanya kini sudah dia seka. Terlihat senyuman yang sangat indah, bahkan lebih indah dari bulan sabit yang menerangi kami malam ini.
"Maafin aku ya Kak, aku kira tadi kakak adalah mantan pacarku."
Ealah aku dikira mantan pacarnya ternyata. Tapi kalau mantannya mirip aku berarti orangnya cakep dong ya. Dan berarti ini bisa aku manfaatkan. Senyum iblis sudah terkembang diatas kepalaku. Paling tidak aku sudah punya modal untuk mendapatkannya. Ya modal tampang yang mirip dengan mantannya. Semoga saja tidak malah membuatnya membenciku.
Sekarang Indah sudah bisa tersenyum dengan lepas, rasa jengkel dan malunya sepertinya sudah sedikit reda. Aku putuskan untuk mengajak dia jalan-jalan menikmati pasar malem yang ada. Pertama-tama aku ajak dia untuk menaiki komedi putar. Dia sempat menolak ketika aku ajak, namun karena aku pikir aman maka aku memaksanya untuk tetap ikut naik denganku. Lagian sebagai tanda permintaan maaf karena telah menamparku dia harus mengikuti permintaanku kan.
Wahana komedi putar yang kami naiki mulai berputar dengan agak lambat, ketika sudah berada di atas kami dapat melihat daerah sekitar kami dengan jelas. Bahkan rumah kostku juga terlihat disini. Sepanjang permainan dimulai Indah ternyata memegangi tanganku karena takut. Entah apa yang dia takutkan, tetapi wajahnya berubah menjadi pucat, tidak seperti tadi saat pertama aku bertemu dengannya. Garang dan penuh emosi.
"Kok aku belum pernah liat kamu In, kamu bukan orang sini ya?"
"Iya kak, aku orang Simpang." jawabnya
"Terus kesini mau ngapain sendirian?"
"Tadi sih cuma mau jalan-jalan aja kak, tapi malah ketemu kakak yang mirip banget sama mantanku yang baru aja putus."
Informasi penting yang aku dapat adalah dia baru saja putus, yang berarti dia gak punya pacar dan berarti juga kesempatanku untuk melepas predikat Jomblo Ngenes yang udah melekat ku semenjak menginjak Pulau ini masih terbuka lebar.
"Kesini naik apa In?"
"Naik motor kak."
"Terus pulangnya sendirian juga gitu?, berani kamu?" tanyaku meyakinkan.
"Berani dong kak." jawabnya
"Nanti aku anterin kamu pulang aja ya, kasian malem-malem kalau pulang sendiri."
"Gak ngerepotin kak?"
"Udah biasa aja."
Ya dengan mengantarkannya pulang paling tidak aku bisa tau dimana rumahnya. Jadi kalau mau ketemu lagi sama dia kan tidak susah lagi untuk mencari. Sekarang tinggal minta kontaknya agar aku bisa tetap berkomunikasi dengannya. Tapi nanti aja kalau udah mau nganterin dia pulang. Takutnya kalau aku mintain sekarang nanti dikiranya aku terlalu ngebet mau sama dia. Gini-gini aku harus jaga Jaim kan. Jangan sampai ketahuan kalau hati ini telah dibuatnya bergetar.
Sekarang Indah sudah mulai rileks naik komedi Putar, meskipun masih terlihat agak ketakutan, namun wajahnya sudah tidak sepucat tadi. Rambutnya yang tertiup angin jadi terurai sangat indah.
"Cantik banget." lagi-lagi mulutku menggumam tidak jelas.
"Apa kak?."
Indah yang sepertinya mendengar perkataanku nampak tersipu. Pipinya memerah karena malu. Tidak seperti aku tadi yang memerah karena tamparan.
Tak terasa sudah hampir 15 menit kami menaiki komedi putar. Waktu juga sudah terlalu larut jika kami ingin melanjutkan kegiatan kami, namun karena beberapa wahana juga sudah mulai tutup makan kami memutuskan untuk pulang. Aku pulang dulu ke kost untuk mengambil kendaraan sedangkan Indah aku suruh tunggu di Parkiran.
Tidak menunggu lama aku sudah berada di Parkiran motor dan sepertinya Indah juga sudah menungguku. Tampak dia tidak memakai jaket dan hanya menggunakan kaos hijau agak longgar dan celana jeans saja. Karena tidak tega aku meminjaminya jaket yang aku pakai. Bairpun aku yang akan kedinginan tapi setidaknya jaketku akan menggantikanku untuk menghangatkannya.
Sepanjang perjalanan kami ngobrol tentang kehidupan kami sehari-hari. Aku menceritakan tentang kegiatanku sebagai pegawai Asuransi dan dia banyak menceritakan kegiatannya sebagai mahasiswi kebidanan yang ada di daerahku. Pantas bersih, ternyata calon bidan.
Setelah tiba di salah 1 gang dia memintaku untuk mengantarkannya sampai disitu saja. Dan tak lupa dia mengucapkan terima kasih, lalu bergegas meninggalkanku. Aku pun memacu kendaraanku kembali ke kost. Ternyata berkendara malam hari tanpa menggunakan jaket itu memang sangat dingin. Tapi demi cinta apapun harus aku lakukan.
Setibanya di kost aku langsung mencuci muka gosok gigi dan memasang selimut. Dan tidak lupa mengambil HP ku untuk mengucapkan selamat tidur untuk Indah. Dan 1 kebodohanku adalah aku lupa meminta kontaknya dan berarti jaket mahalku juga tidak akan kembali.
Semoga Tuhan masih memberikan Jodoh untukku ketemu Indah. Jadi meskipun nantinya cintaku ditolak Jaketku masih dapat aku selamatkan.