Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

INDAH PADA WAKTUNYA

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Senin pagi, waktunya aku kerja lagi, setelah dua hari libur aku isi dengan kegiatan yang sedikit berguna akhirnya aku harus kembali kerutinitasku seperti biasa. Berangkat kantor pura-pura bekerja dan pulang lagi. Yap itu lah pekerjaanku. Kenapa pura-pura kerja?, karena kantorku hanya berisi 2 orang saja. Aku dan juga bosku. Yang berarti kalian tahu sendiri lah, berarti aku adalah satu-satunya orang kepercayaan bosku yang selalu diajak untuk berkeluh kesah, dari masalah pekerjaan sampai masalah pribadi.

Bahkan karena terlau dekat dengan bosku aku juga memiliki tugas tambahan yaitu membersihkan kantor, mengepel, mencuci piring, mencuci baju dan juga membeli makan untuk bosku. Tapi semua itu aku lakukan dengan senang hati. Karena semua yang dilakukan dengan ikhlas adalah ibadah. Dan dengan begitu aku tidak perlu melakukan ibadah lain, karena dengan melakukan perintah bosku pahala yang bisa aku dapatkan setara dengan saalat 5 waktu. Kenapa begitu karena durasi aku membantu bosku bisa lebih banyak memakan waktu dibandingkan dengan waktu kerjaku. Lagian dengan kondisiku saat ini aku jadi bangga karena aki merasa seperti asisten pribadi bosku.

Eh iya ngomong-ngomong tentang bosku ya. Bosku ini baik lho, kalau tiap dia lagi jalan aku selalu dibawain oleh-oleh. Entah itu makanan, minuman ataupuj barang-barang yang lain. Pernah sekali bosku pergi memancing dilaut. Pulang-pulang aku dapat mie instans setengah karton. Terus waktu boaku jalan-jalan ke café, aku dibawain pizza lho. Sausnya udah dicampurin sekalian pula. Baik banget kan. Jadi berasa tinggal makan gitu.

Udah dulu ya ngomongin bosku. Selain yang di atas gak ada lagi yang bisa kita bahas. Anggap aja bosku itu orang baik. Udah jangan diterusin, takut e nanti makin panjang lebar gak jelas. Mending kita ngomongin kerjaanku aja.
Pagi itu aku udah duduk manis didepan kantor. Ya depan kantor karena termyata bosku tidak masuk kerja. Sedangkan kunci kantor dia yang bawa. Kalau udah gini repot juga jadinya. Terpaksa kantor tidak buka. Dan itu artinya aku libur lagi. Lumayan lah hari Senin berasa Minggu. Kapan lagi bisa kaya gitu kan. Sukur-sukur sakitnya tambah lama sih, jadi hari Mingguku semakin panjang.

Baiklah kita anggap hari ini libur, berarti aku hanya perlu balik lagi ke kost, karena kantorku tidak dapat dibuka. Dengan begitu lebih baik aku balik ke kost. Atau aku ke tempat Anggi aja ya. Siapa tahu dia ada dikost. Jadi lumayan lah aku bisa tanya kontak siapa yang dikirimnya semalem.

Aku mengambil motor yang menjadi teman pertamaku di pulau ini. Sebuah motor merk Honda yang bentuknya seperti ayam jago adalah teman yang selalu menemaniku. Setelah 5 menit perjalanan akhirnya aku sudah sampai di depan kost an Anggi. Sebenernya sih tempatnya tidak seperti kost an pada umumnya. Karena lebih tepat disebut bedakan. Sebuah rumah kecil dengan satu ruang tamu, satu kamar tidur dan satu kamar mandi.

Aku ketuk beberapa kali pintu kamar tetapi pintu nasih belum dibuka oleh Anggi. Ya ampun udah jam segini masih belum bangun dia. Kaya kebo aja sih ya, kerjaaannya tidur terus. Apa dia gak kerja sih orang ini. Atau dia baru mimpi kerja. Jadi semua pekerjaannya dia selesaikan di mimpi. Oh pantes aja dia bisa pulang cepet terus, orang kerjaannya aja diselesain sambil tidur. Aku kok jadi pengen bisa kaya dia. Nanti sambil tidur aku bisa cari nasabah asuransi. Wooaaa sangat menyenangkan.

Setelah menunggu hampir 10 menit dan bpintu masih belum terbuka, akhirnya aku berinisiatif untuk membuka pintu kost dia. Dan dengan sangat mudah ternyata pintu bisa langsunf dibuka. Yup benar ternyata pintu kost an tidak dikunci. Tahu gitu ngapain aku pakai acara ketuk- ketuk pintu segala. Kacau sekali. Aturan langsung aku buka saja tadi. Tapi kok aku merasa aneh ya. Aku seperti mendengar suara orang yang sedang kepedesan di kamar Anggi. Tu kan orang ini kenapa jahat banget sih. Aku udah dari pagi belum sempat makan aedang dia sepertinya baru makan enak. Buktinya sampai kepedesen gitu. Memang makan apa sih ya. Coba aku minta langsung aja. Siapa tahu kan masih sisa banyak jadi paling tidak bisa sedikit mengganjal perutku yang lapar. Dan tanpa babibu aku langasung membuka pintu kamar Anggi.

Krieeeeekkk

Suara pintu kamar sudah terbuka, dana apa yang aku lihat di dalam kamar adalah salah satu hal yang tidak ingin aku lihat lagi. Anggi sedang terlentang , dan seorang cewek sedang duduk manis di atas perutnya. Anggi sangat kaget ketika aku dengan santai memergoki mereka sedang bercinta. Sedangkan sang cewek lebih kaget lagi ketika melihat aku. Karena aku yakin cewek itu pasti mengenaliku. Dan aku juga tentu saja mengenalinya. Bahkan mengenalnya dengan sangat baik.

Cuma bukan masalah memergoki Anggi dengan wanita itu yang membuat aku kecewa. Tetapi setelah aku memergoki mereka, mataku langsung menyapu setiap sudut ruangan. Dan tidak aku temukan makanan yang membuat Anggi kepedesan tadi. Yang berarti kelaparanku ini akan tetap berlanjut.

“Eh, sorry, lanjutin dulu aja.” Kataku reflek dan kembali menutup pintu.

Haduh kenapa gak dikunci juga sih itu. Coba dikunci pasti aku gak bisa masuk. Dan aku gak perlu melihat apa yang terjadi di dalam tadi. Setelah kembali menutup pjntu, aku langsung menuju kembali keruang tamu. Rasanya aneh sekali sih mergokin temen kita sedang bercumbu dengan orang yang kita kenal.
Eh bentar, kalian jangan ada yang mikir itu Indah ya. Bukan-bukan, kalian salah kalau mikir itu Indah. Aku yakin Indah bukan orang yang seperti itu. Memang aku belum mengenal dia dengan baik, tetapi hatiku mengatakan bahwa dia itu orang yang baik kok. Ya meskipun tidak baik-baik amat sih. Buktinya semalem ketemu sama aku Jaket kesayanganku juga belum dikembaliin.

Cewek yang sedang bercumbu dengan Anggi di dalam adalah istri bosku. Tapi gimana mereka bisa saling kenal. Lagian bukannya bosku sedang sakit, tapi kok istrinya bisa disini sama Anggi. Kenapa gam jagain bosku sih orang itu. Kan kasian Bosku kalau gak ada yang jagain, nanti kalau tiba-tiba mati gak ada yang tahu dong. Aduh kasiannya bosku.
Tapi ngomong-ngomong kok mereka lama banget. Apa mereka beneran lanjutin yang tadi. Ya ampun kok malah aku yang jadi penasaran sih. Atau aku intip lagi aja. Siapa tahu aku diajakin main. Wahhh berarti aku bisa hilang perjaka. Asyik juga itu, sepertinya ide yang sangat baik. Eh bentar-bentar, dia itu istri bosku yang sedang dipakai oleh temanku. Berarti aku dapat sisa 2 orang yang aku kenal dong. Kalau gitu aih ogah banget aku. Barangku masih orisinil gini mau dapet barang bekas. No no no, mending aku jaga baik-baik dulu aja deh. Besok kalau ada ada yang jual barang yang sama-sama orisinil baru kita satukan.

Sudah 30 menit aku di ruang tamu dan Anggi belum juga menemui aku. Apa iya sih kalau sudah dapet enak kaya gitu manusia jadi lupa dengan segalanya. Buktinya Istri Bosku juga tidak keluar-keluar dari kamar. Ah sudahlah mendingan aku segera pergi dari sini dari pada aku di aduin ke bosku kalau aku malah keluyuran ke tempat Anggi bukannya kerja. Bisa berabe nanti, yang ada aku malah bisa dimarah-marahin habis-habisan oleh bosku. Arrggghh benar-benar merepotkan.

Ya udah deh mending aku segera pergi dari sini. Pakai sok-sokan jagoan nungguin mereka segala, kirain hari ini beneran hari Minggu jadi bebas kalau aku gak kerja. Ternyata hari ini hari Senin, jadi seharusnya aku ke kantor, bukan malah main kesini.

Dari pada nunggu disini dengan seluruh resiko yang tidak sepadan, mending aku cari makan aja. Lagian dikamar Anggi juga gak ada makanan. Atau mereka sengaja sembunyiin makanannya, buktinya mereka sampai kepedesan gitu. Kan gak mungkin kalau makanannya gak ada. Ya ampun kenapa akau baru sadar. Aturan aku tadi langsung masuk aja. Tapi kalau masuk nanti aku bisa dilaporin ke bosku. Kenapa jadi pilihan sulit kaya gini sih.

Udah ah cabut aja, gak usah pamit-pamitan. Mending cari makan di daerah deket sini. Siapa tahu ada warung makan enak.

Setelah beberapa saat mencari, akhir ketemu juga tempat makan yang sepertinya menggiurkan, tempatnya sih gak bagus-bagus amat, Cuma ya bisa dibilang paling lumayan lah dari rumah makan yang dari tadi aku temuin.

Menunya juga macem-macem kok, sesuai dengan lidah orang jawa. Lumayanlah ya bisa jadi tempat langganan nanti. Dari sekian banyak menu akhirnya aku memilih nasi telor dan es susu coklat.
Sambil menunggu pesananku dateng, aku inget semalem dikasih no telp sama Anggi. Coba aku hubungi aja deh ya. Siapa tahu bisa mutusin nasib jombloku. Tapi kan gak dikasih namanya, terus gimana caranya aku mau kenalan. Cobain aja deh ya. Akhirmya coba chat ke no itu.

“Hay.” Aku kirim chat ke no itu

Gitu doang. Iya memang gitu doang sih chatnya. Habis aku bingung juga mau chat gimana. Aku pikir dengan menyapa seperti itu pembicaraan nanti akan lancar.

1 menit, 5 menit, 10 menit, 20 menit, bahkan sampai makananan dan minumanku habis masih saja chatku tidak dibalas. Ealah macam apa ini, bahkan ketika aku liat chat ku aja gak di baca. Ya ampun segini susahnya kah mencari wanita. Sampai-sampai mau kenalan aja susahnya minta ampun.
Udah lah aku pulang aja, dari pada aku gak tahu juga harus ngapain, mending di kost an aja aku bisa tidur-tiduran. Atau aku mencari jaketku aja dulu. Jadi aku bisa ketemu indah sekalian. Kenapa gak kepikiran dari kemarin sih, kan gang rumahnya aku udah tahu, jadi tinggal tanya aja kan ya. Akhirnya aku jadi orang pintar juga.

Setelah bayar membayar makanan, aku langsung meluncur menuju gang tempat aku mengantar Indah pulang kemaren. Setelah sampai disini apa yang harus aku lakukan, tentu saja aku harus mencari orang yang bisa ditanyain dimana rumah Indah. Dan setelah mencari akhirnya aku temukan orang yang bisa ditanyain seorang anak kecil berkulit putih.

“Maaf dek, tahu rumah kak Indah gak?.”

“Di ujung gang kak, nanti dikiri jalan, rumah warna hijau.” Jawab anak kecil itu.

Wihhh ternyata mudah aja nemuin rumahnya. Tahu gitukan dari kemaren aku cariin. Jadi jaketku juga bisa cepet kembali, gak perlu pakai acara pusing-pusing dulu kaya gini. Dengan penuh semangat aku langsung meluncur kerumah yang dimaksud. Rumah warna hijau di ujung gang. Entah alasan semangatnya kenapa aku juga kurang tahu sih, entah masalah jaket atau masalah Indah, Cuma yang pasti aku semangat aja.

Akhirnya aku sampai di rumah yang dimaksud. Rumah diujing gang dengan cat warna hijau. Mudah untuk dicari karena memang itu adalah satu-satunya rumah yang berqarna hijau ditempat ini. Dan langsung saja aku ketok pintu rumah itu. Dan tak menunggu lama pintu sidah dibuka. Ternyata yang membukakan pintunya adalah seorang ibu-ibu paruh baya yang aku ramal dia adalah ibu dari Indah. Atau calon mertuaku. Wiiihhh udah calon mertua-mertua aja, padahal semalem Indah malah sama Anggi.

“Gimana dek?, mau cariin siapa ya?.”

“Indahnya ada bu?.”

“Indahnya baru mandi dek, tunggu di dalam saja.”lanjut ibu calon mertua.

Setelah dipersilahkan masuk, aku langsung di duduk manis di kurai ruang tamu. Aneh sih rasanya, deg-deg an banget, kaya mau interview dulu. Waktu juga rasanya berputar sangat lama. Kenapa dia gak selesai-selesai sih mandinya. Sudah 10 menit nunggu dia juga belum keluar dari kamar mandi. Itu oorang mandi atau tidur sih ya. Kok lama banget.

“Diminum dek.”

“Iya, makasih bu.”

“Maaf ya dek, Indah mandinya lama, kebiasaan kaya gitu.”lanjut ibu itu

“Iya gak papa bu.”

“Adek ini pacarnya Indah?.”

“Eh, bukan bu, saya teman Indah aja kok.”

“Siapa sih ma?.” Tanya suara asing yang berasal dari dalam.

Dan yang ditunggu akhirnya datang juga, rambut panjang masih basah karena habis keramas, kaos press body, celana jeans ketat. Wajah itu, mata itu, rambut itu, senyum itu. Sudah Fix aku tidak kenal. Termyata aku salah orang. Bukan Indah ini yang aku cari. Cuma bentar deh Indah yang ini juga lumayan kok. Memang gak secantik Indah pembawa jaket, tapi yang ini lebih seksi. Lagian sama-sama namanya Indah ini. Gak papa lah ya, mungkin ini yang disebut gak ada Akar ranting pun jadi.

“Itu temenmu ndah.” Jawab ibu itu

“Siapa ya mas?.” Tanya Indah

“Oh maaf mbak, nama saya Radit, saya dari Asuransi Aswami, maksud kedatangan saya kesini adalah bla, bla, bla.”

Dan akhirnya yang aku lakuin adalah prospek asuransi, bukan lagi bermaksud mengambil jaket. Kadang jadi sedih gini tiap inget jaket kesayanganku. Tapi ya sudah lah, mungkin belum rejeki aja. Tapi lumayan lah dengan kesalahan ini aku juga sidah menambah 1 daftar cewek yang ada di kontak HP ku. Karena Indah orangnya juga asyik. Kalau dilihat dari wajahnya mungkin umurnya sekitar 25 tahunan lah. Jadi masih masuk lah ya.
Setelah 30 menitan bertamu dirumah Indah yang salah akhirnya aku memutuskan untuk pamit. Dia mengantarkanku sampai digerbang rumahnya. Setelah berpamitan akupun langsung melanjutkan perjalananku. Tujuan selanjutnya adalah kost an ku. Di perjalanan dan masih digang yang sama dengan gang rumah Indah yang salah aku melihat jaket kesayanganku berada di jemuran.

Aku sempat berhenti untuk memastikan kebenaran jaket itu. Karena dari warna dan bentuknya aku yakin kalau itu jaketku. Cuma kok rasanya ada yang aneh ya. Bagaimana mungkin Jaketku yang dibawa Indah bisa berada dirumah ini. Ah sudahlah mungkin jaketnya hanya mirip saja, toh itu bukan jaket limited edition juga jadi pasti banyak yang sama.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd