Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Innocent Seductress

Bimabet
Yg pas cerita Evelyn n papa nya sama persis kaya cerita jadul yah..beda nya di sini ada Cindy aja klo yg dlu anak nya tunggal..ini penulis yg sama kah atau terinspirasi aja..
Terinspirasi jelas hu, diawal udah dijelasin kalau cerita ini ga murni buatan sendiri kok.
 
Halo para suhu, silahkan menikmati tulisannya!

Fifth Encounter : The Truth

Satu Minggu tepat setelah anusku diperawani oleh mang Udin, aku disidang oleh mamahku dan Cici Velyn. Ternyata saat itu mereka melihat semua apa yang kami berdua lakukan. Kupikir aku akan dimarahi habis-habisan tapi ternyata mereka malah mengucapkan selamat padaku. Kata mereka aku berhasil memasuki tahapan sebagai gadis dewasa. Antara kaget dan heran aku dibuat oleh mereka. Aku dinasehati oleh mamahku bahwa hak atas tubuhku adalah 100% keputusanku, hanya saja harus bisa tetap berpikir realistis atas keputusan terhadap tubuhku.
"Mah mah! Sekarang Cindy kalo kentut bunyinya jadi "pooooh" hahahahahhaha." Dengan keras ci Velyn menertawaiku.
"Iya ya, hahahaha, pantes aja kemarin-kemarin berdiri mulu, kirain pantatnya bisulan." Mamahku ikut meledekku.
"Berarti Cindy kalo ee sekarang ga usah ngeden, keluar sendiri. Hahahahaha!" Kembali ci Velyn mengejekku.
Aku sebenarnya ingin marah, tapi ada yang bikin ngeganjel, kok mereka bukannya "menyalahkan" aku, malah ngeledekin aku. Seakan-akan mamahku dan ciciku tidak terlalu bermasalah dengan kenyataan bahwa mereka melihat sendiri kalau aku dianal oleh mang Udin.
"Asyik akhirnya Cici punya temen "main" bareng. Xixixi" ciciku menggodaku dengan menekankan kata main.
"Ih apaan sih Cici! Ga asik ih!" Kataku sambil menyembunyikan wajahku yang bersemu merah menahan rasa malu.
"Hahahaha, Velyn jangan gitu dong sama adiknya, Cindy kan masih newbie, newbie tapi udah di anal, cicinya aja belum pernah." Kata mamahku ikut menggoda ku, padahal diawal sepertinya mau membelaku.
"Ih mamah malah Cici kena juga! Gapapa, yang penting Cici udah pernah ngerasain kontol papah! UPS!" Ujar Ci Velyn keceplosan. Mata mamahku terlihat melotot mendengar pernyataan ciciku, sedangkan aku sendiri tidak dapat mempercayai apa yang barusan aku dengar.
"Cici Velyn! Kan udah mamah bilang jangan bilang Cindy dulu!" Ujar mamahku sedikit keras.
"Udah kagok mah, hihihi, lagian Cindy juga udah dewasa kok, udah ngerasain kontol juga, di anal lagi!" Ci Velyn masih saja menggodaku.
"Kok bisa-bisanya sama mang Udin ya Mah?" Ujar ci Velyn lagi sambil senyum-senyum ke mamah Lina.
"Gatau tuh sayang, seleranya yang kasar-kasar kayanya. Hihi." Mamahku menjawab ci Velyn tapi matanya melirik dan tertawa ke arahku.
"Iiihhhh…. Mamah sama Cici mah gitu, suka banget godain Cindy?!!" Aku merajuk manja, wajahku kutekuk sehingga terlihat cemberut lucu.
"Idih punjablay! Cindy pundung jadi jablay!!" Ci Velyn mengejekku sambil secara berbarengan dengan mamah mencubit dengan gemas pipiku sebelah kanan dan kiri. Akupun berlari masuk ke kamarku untuk menyembunyikan rasa malu yang sudah memuncak.
Malam harinya seperti biasa kami makan malam bersama sekeluarga, ku lihat mamahku dan ci Velyn senyum-senyum sambil saling memberikan kode-kode ke arahku, aku paham sekali bahwa mereka masih saja menggodaku.
"Mah, Velyn, ayo makan, kok malah pada senyum-senyum doang." Papah menyuruh mereka berdua untuk lanjut makan.
"Iya tuh pah, bukannya makan malah pada godain Cindy Pah!" Aku mengadu pada papahku.
"Loh emang kenapa?" Papah bertanya padaku.
"Eh….emmmh…gatau papah, tanyain aja sama mamah sama ci Velyn juga Pah!" Seruku salah tingkah, bingung mau menjawab apa.
"Kenapa sih mah? Velyn sayang? Kenapa sih kalian?" Papah makin penasaran. Diletakkannya sendok dan garpu dan piring, tanda dia serius ingin mengetahui. Mamahku tiba-tiba membisikkan sesuatu di telinga papahku. Aku panik, ku tarik-tarik lengan mamahku agar tidak lanjut membisikkan apa yang terjadi. Tapi terlambat, karena papah kini melotot kaget ke arahku. Dia mengelap bibirnya lalu berseru padaku, "wih Cindy udah punya pacar nih?! Cie cie!!". Aku tak kalah kaget, kenapa jadi punya pacar? Apa yang mamahku bisikkan pada papah?
"Eh..euuhhh…hehehe." Aku tidak tahu harus bagaimana, aku hanya tertawa bingung saja. Tapi mamah dan Ci Velyn masih tertawa penuh arti.
"Sialan, aku dikerjain mamah sama Cici, awas ya!" Seruku dalam hati melihat mereka tetap tertawa dengan puas.
"Besok-besok ajak ke rumah dong, biar papah tau cowoknya yang mana!" Papahku kembali bicara. Mamah dan Velyn kembali tertawa puas, sedangkan aku hanya tersenyum saja.
Akhirnya makan malam pun selesai. Papah minta ijin untuk tidur duluan karena dia merasa capek seharian bekerja. Mamah, aku dan Cici sekarang sedang menonton bersama di ruang TV. Aku sudah menyiapkan hati apabila mereka masih saja menggodaku.
"Cindy coba cerita dong, udah diapain aja sama mang Udin?" Mamah mulai membicarakan kembali kejadian Minggu lalu.
"Kan udah aku ceritain mah, kalo kejadian Minggu lalu itu yang paling jauh yang mang Udin lakuin. Aku sama mang Udin juga cuma ngelakuin itu cuma dirumah waktu papah mamah ga dirumah." Kataku pelan. Aku tidak bisa menyembunyikan rasa malu luar biasa. Wajahku dan telingaku terasa panas dan pasti memerah.
"Cindy, udah ga usah malu gitu, kan mamah sama Cici udah tau juga." Mamahku membuka obrolan.
"Iya Cindy, ngapain malu lagian, wajar dong umur-umur kaya kamu penasaran sama hal-hal nakal gitu." Ci Velyn menimpali mamah.
"Tetep aja dong, malu ih." Kataku pelan, menahan rasa jengah.
"Tapi mah, Cici penasaran banget kenapa kok dari sekian banyak laki-laki ganteng yang pernah nanyain Cindy, malah mang Udin coba mah?!" Ciciku berseru keheranan.
"Cici belum tau sih jagonya mang Udin. Hihihi" Mamah menjawab dengan cepat.
"Heeeeeeeeeee…..??????" Dengan berbarengan aku dan ci Velyn sambil saling berpandangan. Sekarang kami berdua yang malah kaget bersamaan.
"Masa kalian ga nyadar? Mamah yang yang bikin teh Ohet, adiknya mang Udin kerja disini, motor mang Udin juga kan pemberian mamah. Hih..kalian kok pada telmi sih!!" Ujar Mamah ku gemas, sambil tangannya mencubit pipiku dan ciciku.
"Udah, ntar mamah ceritain, tapi sekarang Cici coba ceritain apa aja yang udah mamah sama Cici lakuin!" Ujar mamahku santai.
"Eh ngelakuin apa gitu?" Aku jadi penasaran. Akhirnya panjang lebar ci Velyn menceritakan bagaimana saat esempe mamah mengajarkan tentang laki-laki secara terstruktur dan masif. Ciciku juga bercerita tentang pengalaman pertamanya melihat dan merasakan penis yang mana tidak lain dan tidak bukan adalah penis papah, lalu penetrasi pertamanya juga oleh papah, dan nakalnya papah terhadap mereka berdua.
"Gitu ceritanya, jadi kamu ga usah malu cerita-cerita sama Cici sama mamah." Ciciku mengakhiri ceritanya.
"J..ja…jadi Cici udah gituan sama papah?!!" Pekikku tak percaya. Kulihat ciciku mengangguk sambil tersenyum, kulihat semburat kebanggaan dari senyumnya.
"Siapa dulu yang ngajarin!" Seru mamahku sambil menepuk dadanya sendiri.
"Ah mamah sama Cici bercandanya keterlaluan, masa Cici sama papah…..kan ga boleh!!" Seruku tidak dapat menerima cerita tersebut. Jelas itu adalah hal yang dilarang, baik agama maupun norma sosial.
"Kalo ga percaya, nanti tengah malem kamu ke kamar papah mamah, pintu nya ga akan dikunci kok." Ujar ci Velyn dengan mantap meyakinkanku. Mamahku masih tersenyum saja menanggapi tantangan Cici. Aku cuma bisa terdiam, tapi benakku berputar-putar mendengar jawaban ciciku.

Sepanjang malam hari aku terjaga, pikiranku masih belum bisa menerima pengakuan Cici dan mamah ku, dan tentu saja aku deg2an menunggu hingga tengah malam. Kepalaku mulai berputar-putar mengingat semua kejadian-kejadian yang aku alami sepanjang yang bisa ku ingat. Aku memang sedikit banyak merasa cemburu dengan ciciku, badannya yang seksi, serta dia yang selalu terlihat "menarik" bagi orang sekitarnya membuatku agak seperti menjadi nomor 2. Aku juga memang merasa semenjak aku esde kelas 5-6 papah selalu memilih ci Velyn dalam hal apapun, bisa dibilang papah seperti lebih sayang sama ciciku. Ciciku selalu mendapat lebih dari papah, lebih sering diajari, lebih sering dipangku, lebih sering dicium, lebih sering menerima sentuhan papah dibanding diriku. Sebentar, kalau dipikir-pikir papahku memang lebih sering dengan ci Velyn yah, dan memang mereka terlihat dekat, sangat dekat malah! Oh astaga! Jadi kedekatan mereka selama ini sudah sebegitu jauhnya. Lalu aku juga mengingat-ingat bagaimana teh Ohet bisa berkerja disini, diawali dari mang Udin yang membetulkan rumah selama beberapa hari, lalu tidak beberapa lama teh Ohet bekerja sebagai pembantu, lalu motor Supra kami tidak ada dan ternyata dipakai oleh mang Udin. Semakin ku rangkai ingatanku, maka makin masuk akal pula pengakuan-pengakuan dari mamah dan ciciku. Arrrggghhhhh……. Aku mengacak-acak rambutku sendiri gara-gara banyaknya fakta yang datang secara tiba-tiba dalam kepalaku.

Cklek, dug..dug..dug…" Tiba-tiba ku dengar suara pintu kamar Ci Velyn terbuka dan suara langkah kaki menuruni tangga. Aku yakin itu suara ciciku keluar dari kamarnya. Ini beneran kah? Serius ciciku akan melakukan sesuatu dengan papah? Hatiku berdebar kencang menunggu, kalau-kalau terdengar lagi suara langkah kaki ciciku menaiki tangga. 5 menit, 10 menit, 15 menit, tetap senyap. Penasaran, ku buka pintu kamarku, ku lihat pintu kamar ciciku terbuka lebar, aku melongok kedalam, kosong. Semakin tak karuan aku dibuat begitu melihat kamar ciciku kosong. Dengan berjinjit aku menuruni tangga, semakin turun semakin berdebar kencang dadaku, rasanya dadaku mau meledak saat diriku akhirnya sampai di depan pintu kamar papah mamahku. Sambil menguatkan hati, kudorong sedikit pintu kamar yang memang sudah terbuka, lalu sedikit demi sedikit aku dapat melihat dinding, tepian ranjang dan akhirnya aku dapat melihat seluruh isi kamar papah mamahku. Sebuah pemandangan yang sangat erotis kini terpampang nyata didepan kedua bola mataku.

—----didalam kamar—-----

POV Antoni

Sore hari sepulang dari job memotret, kudapati kedua anakku dan istriku sedang bersenda gurau. Ku pandangi 3 bidadari cantikku yang kini tinggal bersamaku dalam satu rumah. Aku tak tahu bagaimana caranya berterima kasih pada Andre, rekan kerjaku yang mengenalkan, atau bisa dibilang menikah-paksakan aku dengan keponakannya sendiri, Selina. Tidak pernah barang sedikitpun aku membayangkan aku akan menikahi seorang wanita cantik dengan spek Noona manhwa berpayudara besar dan badan yang ramping. Ingatanku kembali kepada memori 20 tahun lalu saat pertama kali aku bertemu Selina. Saat itu aku dikontrak oleh salah satu brand lingerie lokal untuk melakukan sesi pemotretan untuk line lingerie terbaru mereka. Model lingerie mereka yang berani, membuat tidak banyak model yang cukup berani untuk menjadi modelnya, kecuali Selina. Tanpa babibu dia menyetujui pemotretan line lingerie baru tersebut tanpa pelindung bagian vital. Kagum sekali aku dengan keberaniannya. Saat menandatangani kontrak itulah aku bertemu dengan kawanku Andre.
"Loh, bro!? Lo disini juga? Motret brand ini juga!?" Seruku tak percaya, partnerku saat dulu kuliah, bertemu kembali diruang yang sama. Cukup lama Andre melihatku, sepertinya dia sudah tak mengenaliku lagi, ya bukan salah dia juga, rambutku yang sudah menipis alias kebotakan, membuatku terlihat jauh lebih tua dari umurku yang "baru" 31 tahun ini.
"Antoni bro! Ah elah, lupa Lo sama temen sendiri elah bangke!" Aku tidak bisa menyembunyikan rasa senangku.
"WOOOHHHH! ANTONI ANAK BAPAK ATJUNG TUKANG MAJALAH LIPSTIK!" serunya keras mengejek nama ayahku. Dia memelukku kencang.
"Kemana aja Lo, tau-tau udah tua aja kaya gini, ngocok mulu sih Lo kerjaannya dari dulu." Ujar Andre tanpa tedeng aling. Memang dari dulu dia terkenal dengan mulut naganya, gak pernah nyaring dulu kalo ngomong.
"Anjir emang ni anak, ga ada berubahnya kalo ngomong asal jeplak aja!" Ku balas rangkulannya. Kami akhirnya mengobrol panjang lebar dengan pengalaman kami masing-masing. Hingga pada akhirnya aku tahu bahwa dia kesini bukan sebagai fotografer tapi manajer dari Selina, keponakannya. Singkat cerita, dia bercerita kondisi Selina yang kini besar kemungkinan sedang mengandung anak dari model bule saat sesi foto sebelumnya di Hongkong, dan dengan tanpa beban, dia menawarkanku untuk menikahi keponakannya itu. Tentu saja aku menolak awalnya, siapa juga yang mau menikahi wanita yang tengah mengandung anak orang asing. Tapi semua berubah saat kulihat langsung bidadari yang bernama Selina itu. Sesi pemotretan aku dibuat tercengang oleh kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Singkatnya akupun akhirnya menerima tawaran Andre untuk menikahi keponakannya dengan beberapa syarat, pertama; setelah melahirkan dia akan tetap menjadi model dewasa. Kedua, aku mengambil alih Selina menjadi modelku. Sudah terbayang, akan ku gunakan dia sebagai pelampiasanku! Dan Selina pun mau menyetujui syarat tersebut dengan syarat juga, akan mencintai dia dan anak yang tengah dikandungnya. Dan hasilnya kalian bisa baca sendiri, rasanya sekarang aku menjadi pria paling beruntung didunia ini, hidupku dikelilingi wanita cantik, pekerjaanku sebagai fotografer model membuatku sering bersinggungan dengan wanita cantik dan seksi, pulang ke rumah pun aku bertemu lagi dengan wanita cantik.
Kembali ke topik, setelah mandi dan bersih-bersih akupun segera bergabung menikmati makan malam yang sudah disiapkan istriku tercinta. Tapi rasanya ada yang aneh, istriku dan Velyn sepertinya sedang menggoda Cindy darah daging ku.
"Ayo mah, Velyn, makan dong, malah pada senyum-senyum gitu." Tiba-tiba istriku berbisik katanya Cindy sudah punya pacar. Ah, anak bontotku sudah gadis ternyata, ku suruh saja dia sekalian mengenalkan pacarnya. Setelah makan aku langsung minta ijin pada istri dan ke2 anakku untuk langsung tidur. Rasanya lelah sekali.
Rasanya belum lama aku terlelap, saat ku rasakan ada rasa hangat yang nyaman di selangkangan ku. Setengah sadar aku anggap itu hanya perasaanku saja. Tapi makin lama rasa hangat dan nyaman itu berganti jadi rasa geli yang menyengat, kubuka mataku dan ku lihat pemandangan yang akan membuat siapapun ingin menjadi diriku. Ku lihat Velyn kini tengah menjilati batang penis ku, sedangkan istriku sedang menjilati buah zakarku. Kurasakan basah dan hangatnya lidah Velyn mengail-ngail lubang kencingku.
"Eh papah sudah bangun, gimana Pah? Enak gak servisnya Velyn?" Istriku membisikkan kata-kata erotis tersebut ditelingaku sambil menciumi tengkukku, membuatku terbang, sambil jarinya bermain diputingku dengan lincah. Aku hanya bisa mengangguk menerima rangsangan pada titik-titik sensitifku. Ku lihat kini Velyn memainkan bibirnya yang basah oleh liurnya sendiri pada batang penisku, sambil mengulum sebentar kepala penisku saat bibirnya mencapai puncak penisku.
"Pah, papah jangan marah ya, mamah mau cerita." Kembali istriku bicara, membuka obrolan ditengah pengalaman erotis yang sedang kurasakan.
"Iya mah…..kenapaahh?!!" Ujarku menahan nikmat.
"Cindy bukan punya pacar Pah."
"Lah terus?"
"Cindy tuh punya fwb Pah."
"Eh?! Aduh..ssshhh.. siapa mah?" Kurasakan Velyn kini menjilati area antara skrotum dan anusku, tangannya mengocok penisku sambil matanya melihat kearahku.
"Iya, bahkan fwb nya udah jauh loh Pah! Cindy udah di Anal Pah!" Seru istriku. "Apa mah?!!!" Sontak aku terkejut mendengar Cindy sudah di anal.
Cpoookkkk…..slurrrppphh….cpok..cpokhhh…." Tapi aku tidak melanjutkan amarahku, karena dengan telaten kini Velyn sedang menjilat dan menghisap-hisap kerutan anusku. Pantas saja mereka melayaniku berbarengan, ternyata ini taktik mereka agar aku tidak marah mendengar anak bontot kesayangannya sudah direnggut keperawanan anusnya.
"Ahhhh….aduh Velyn enak banget papah suka…euuhhhh….sama siapa sih malah?" Aku ingin tahu siapa pria yang beruntung mencoba pertama kali menjebol anus Cindy ku sayang. Kurasakan Velyn semakin aktif dia bermain di anusku.
"Emmmmhhhhhh…………mang Udin Pah." Ucap istriku. Dengan segera aku beringsut dari ranjangku, aku sudah tidak peduli dengan nikmatnya rimjob dari Velyn. Aku tidak terima Udin sialan itu mendapatkan keperawanan anus Cindy! Aku harus segera bicara dengan Cindy! Kalap, aku bergerak menuju pintu tanpa celana piyamaku, kontol ku berayun-ayun saat ku buka pintu kamarku. CINDY!!

—------didepan pintu—---------

POV Cindy

Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, saat ci Velyn menurunkan celana piyama papah. Tangannya lihai sekali menelanjangi bagaian bawah tubuh papah. Segera aku bisa melihat penis papahku yang masih terkulai lemas. Dari samping mamahku mulai mengocok penis papah sampai akhirnya tegang dan berdiri dengan kokoh. Setelah membuat penis papahku berdiri sempurna, lalu kulihat mamah tersenyum pada ci Velyn, tangannya kini menarik rambut panjang ci Velyn ke belakang, seperti akan mengikat rambutnya, tapi bukan mengikat rambut, tapi tangan mamah menuntuk kepala ci Velyn mendekati penis papah. Lidah ci Velyn keluar menyambut kepala penis papah, dengan lihai lalu lidahnya seperti menari-nari di sepanjang batang penis papah. Kembali ku lihat mamah, aku penasaran apa yang sekarang dia lakukan, kulihat kini dia juga sudah merunduk, tangannya kini memainkan dan memijat buah zakar papah. Dadaku seperti terbakar melihat apa yang sedang Cici dan mamahku lakukan, aku cemburu, tapi aku juga terangsang! Pelan-pelan tanganku menyibak piyama terusanku, ku sentuh vaginaku yang kini terasa sudah lembab, ahhhhhhh….. rasanya nikmat sekali menggesek-gesek belahan vaginaku sambil membayangkan aku menggantikan posisi ci Velyn menjilati penis papah. Ku lihat lagi ke dalam kamar, kini ci Velyn sudah berpindah posisi, kulihat kini tangannya sedang mengocok penis papah yang sudah basah berbalut liurnya ci Velyn sendiri, sambil ku perhatikan kini ci Velyn sedang menjilati anus papah! Jariku semakin aktif memainkan vaginaku, sambil tanganku satunya meremasi payudara ku sendiri. Aku kembali teringat bagaimana geli dan nikmatnya jilatan Mang Udin pada vagina dan anusku saat itu. Kumainkan klitorisku dengan agak kasar, rasa ngilu yang nikmat menjalar dari klitoris ke setiap ujung syaraf ditubuhku. Rasa nikmat itu membuatku tak kuasa menahan tubuhku sendiri, membuatku jatuh terduduk bersimpuh dilantai dengan kaki membentuk huruf M. Kurasakan gelombang orgasme yang sudah siap menghantam syaraf-syaraf tubuhku saat tiba-tiba pintu terbuka!

Klek……krieeertt!
Crrrtttttt……aaaanggghhhhhhhhhh……crrrtttt…..crrrttttt!!!
 
Hmm sensasi "deg-degan takut ketahuan" sekarang hilang. Sekedar pendapat pribadi, kalau menurut ane sih terlalu cepat. Semoga suhu ts bisa menghadirkan sensasi lainnya sebagai pengganti, atau bahkan lebih. Saran ane sih tetap eksplorasi ide segila-gilanya tapi ingat kata "innocent" sesuai judul sebagai batasan. Semangat nulisnya, suhu, dan makasih updatenya. 🔥🔥🔥
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd