Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Innocent Seductress

Bimabet
Malam suhu, sedikit update sebelum mudik untuk para suhu penikmat cerita keluarga Antoni dan Selina.
Silahkan membaca tulisan ini.



Pekerjaanku yang mengharuskan ku menggunakan pakaian sexy, swimsuit, lingerie, bahkan sampai tidak menggunakan apapun membuatku menjadi pribadi yang suka memamerkan tubuh. Ya, aku adalah eksibisionis! Bagaimana mungkin seorang model yang berpose sexy hanya menggunakan lingerie dengan payudara menerawang didepan para fotografer lelaki bisa melakukannya kalau bukan karena dia bangga dan suka melakukannya?
Kalian ingat sebelumnya bahwa aku menikahi suamiku, Antoni dengan beberapa syarat? Salah satunya adalah aku tetap harus menjadi model dewasa. Diam-diam ternyata dia suka memamerkan tubuh seksi istrinya sendiri didepan para teman-teman fotografernya. Ia bangga sekali menikahiku, membuatku seperti trophy kemenangan didepan para temannya. Lama kelamaan aku sudah terbiasa telanjang di depan laki-laki. Ku nikmati perasaan bangga karena berhasil membuat para lelaki menelan ludah menahan gejolak nafsu melihatku berpose erotis.
Berkaitan dengan malaikat cantik pertamaku, Jevelyn, aku melihat potensi dalam dirinya, wajahnya cantik, dan tubuhnya berkembang pesat seiring bertambahnya usia. Menginjak esempe tubuh moleknya pun mulai berkembang. Wajah cantik, kulit putih mulus, leher jenjang, paha putih sekal, betis bunting padi, pantat sekal dan tentu saja sepasang payudara yang mulai tumbuh besar melebihi anak seusianya membuatnya digandrungi oleh teman-temannya. Aku, ibunya saja begitu iri dengan aset yang dia punya, berangkat dari situ aku terobsesi untuk membuatnya jadi binal. Tapi bagaimana caranya agar Velyn bisa menjadi binal ya? Bila aku sedang bercinta dengan suamiku, aku menjadi sangat bergairah bila memikirkan kalau aku adalah Jevelyn, memikirkan bagaimana suamiku menyetubuhi aku, anaknya sendiri. Ah, kenapa aku tidak memanfaatkan suamiku saja ya?!!

Selina Side Story 2
How to Train Your Daughter (Part 1)


Semakin lama obsesiku semakin besar, saat pergi mengantar ke sekolah, aku lebih memilih mengantarkan Cindy dibanding Jevelyn, aku berharap Jevelyn dan suamiku jadi lebih dekat. Keinginanku adalah membuat hubungan antara Jevelyn dan Antoni, suamiku, agar jadi lebih menjurus ke arah yang lebih intim lagi. Untuk mewujudkan hal itu, aku sering menciptakan suasana-suasana yang bisa mendukung keintiman Jevelyn dan papahnya. Aku membiasakan Jevelyn untuk memakai pakaian yang terbuka, tanktop, tubetop, croptop, hotpant, celana gemas, tidur pun ku buat dia menggunakan piyama satin tipis, pokoknya semua pakaiannya aku setting supaya mengundang birahi lelaki. Sedari kecil aku pun sudah membiasakannya untuk tidak menggunakan penopang payudara dalam bentuk apapun.

"Velyn, kalau dirumah ga usah pakai mini set ya………tidak usah pakai bh ya……." Kataku sesuai perkembangan ukuran payudaranya. Tentu saja dia bertanya kenapa aku tidak memperbolehkannya menggunakan penopang dada saat dirumah, aku jelaskan padanya bahwa penopang dada tidaklah baik dipakai berlama-lama. Bisa menghambat tumbuh kembang tubuhnya nanti, tandasku. Velyn menerima dengan sangat baik, dia juga senang dengan pakaian-pakaian minim yang aku belikan. "Gaul Mah, aku keliatan lebih cantik pakai ini!" Katanya di suatu hari saat mencoba tubetop merah muda yang baru saja kubelikan.
Suamiku Antoni tentu sering mengkritisi pilihanku terhadap pemilihan pakaian untuk Jevelyn, dan tentu saja aku membela diri. Seperti suatu malam sebelum tidur suamiku mengajak bicara.

" Mah, aku perhatiin kayanya Velyn makin sering pake tanktop, ga terlalu terbuka mah?" Tanyanya membuka pembicaraan.
"Gapapa dong Pah, kan pakainya juga di rumah juga. Toh yang ngeliat juga kan cuma aku, Cindy, sama kamu doang Pah.." kataku menyakinkan argumenku.
"Masa Velyn ga boleh keliatan cantik kaya mamahnya?" Lanjutku menggoda suamiku sambil berkacak pinggang layaknya sedang pemotretan.
"Tapi kan mah….hmmmm….ya udah deh mah, yang penting mamah bahagia aja deh.." Katanya sambil mengecup keningku mengakhiri perdebatan kecil kami. Maka sejak saat ini Velyn bebas berpakaian terbuka dihadapan papahnya sendiri.

Aku membayangkan bagaimana jadinya kalau para suhu penikmat cerita ini melihat gadis kecilku, mungkin kalian tidak akan kuat menahan nafsu melihat malaikat cantik kami, Velyn. Gimana enggak? Seorang gadis cantik dan imut yang sedang ranum-ranumnya tampil dengan pakaian yang terbuka, terlihat menggemaskan, tapi disisi lain juga membuat birahi siapapun bangkit, dan itu diajarkan oleh mamahnya sendiri!
Tapi sebetulnya pada akhirnya bukan hanya suamiku saja satu-satunya lelaki yang beruntung melihat pemandangan mengundang birahi itu, nyatanya teman kerja suamiku dan bapak-bapak tetangga sebelah yang suka main ke rumah sudah menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri.

"Wah sekarang Jevelyn udah tambah cantik ya." Puji mereka bila saat main ke rumah, putri sulungku ada di rumah. Mata mereka jelalatan menelusuri tiap sudut lekuk tubuh ranum anakku, berharap dapat menemukan hal lebih dari sela baju minim anakku. Aku senang merasakan sensasi yang janggal saat mata keranjang bapak-bapak itu menjelajahi tubuh anak gadisku, rasa cemburu, marah, bangga, serta sedikit birahi campur aduk menjadi satu.
Seringkali secara sengaja aku menolak untuk membantu Velyn mengerjakan PR nya, tujuanku jelas, agar suamiku yang membantunya. Saat menonton tv di ruang keluarga, aku sengaja mengajak Cindy untuk memisahkan diri dan menonton di kamar utama saja dengan alasan ingin melihat acara tv yang berbeda. Pokoknya aku buat mereka berdua dekat! Di saat-saat mereka berdua, aku mengintip dari kejauhan, aku harap suamiku memperhatikan dan menyadari betapa sexy dan menggemaskannya anak gadisnya itu. Sebentar, tunggu dulu, tapi kan Jevelyn kan bukan anak kandungnya, ah bodohnya diriku! Tapi itu berarti suamiku seharusnya tertarik pada Jevelyn, bukan sebagai papah-anak tapi layaknya bapak-bapak tetangga biasa!! Tapi nyatanya tidak, walaupun dia sering memperhatikan Velyn saat sedang berdua, yang ku lihat adalah perhatian papah pada anaknya, bukan nafsu birahi. Tapi bukan Lina namanya kalau urusan begini saja udah nyerah.

Suatu malam kami duduk bersama diruang keluarga menonton tv. Sebetulnya sih suasananya biasa saja, tapi memang otakku berputar terus memikirkan cara lain.
"Cindy sayang sini mamah pangku." Aku mulai melancarkan aksiku. Jevelyn melihat ku memangku Cindy, lalu aku bilang "Jevelyn ga minta pangku papah?". Malam itu Velyn memakai piyama satin tipis tanpa bra.
"Ah mamah, Velyn kan udah gede yak, masa minta pangku ke papah, nanti aku jadi anak kecil lagi kaya Cindy. Wekk!!" Balasnya sambil meleletkan lidah pada adiknya. Sambil memeluk Cindy, aku menarik Velyn ke dekat ku.
"Apanya yang udah gede coba? Apanya hayo apanya???" Tanyaku sambil menggelitiknya.
"Ahahahahhahaha, ampun Mah ampun..hahahaha." sambil tertawa Vely meliuk-liukkan pinggangnya menghindari kelitikanku.
"Ini yang udah gede hah? Iya ini yang gede??" Tanyaku sambil menusuk-nusuk susunya dari balik piyamanya dengan jariku. Kurasakan jariku terkadang menusuk putingnya yang terlihat sudah mengeras, tercetak lancip di piyama satin tipisnya.
"Hihihi… mamah geli tau!? Hihihi." Badannya condong ke belakang menghindari tunyukan jariku di susunya, punggungnya bertemu dengan papahnya.
Kulihat Antoni masih serius menonton tv, tadinya aku berharap dia ikut bercanda dengan kami, ternyata dia tidak menanggapi.
"Pah, pah, coba liat, masa katanya yang kaya gini udah gede??" Tanyaku pada Antoni, sambil tanganku menarik piyama Velyn agar menjeplak lekukan tubuhnya, terutama susunya yang sudah cukup besar. Aku ingin suamiku melihat ke arah susu Velyn, tapi dia hanya melirik sekilas lalu balik menonton TV sambil tersenyum tipis. Yah, gagal lagi deh.

"Velyn, coba minta pangku papah sama, biar samaan sama Cindy, dipangku mamah." Kataku.
"Aku maunya dipangku mamah juga." Rengek Velyn manja.
"Kan mamah udah mangku Cindy, nanti mamah gepeng kalo Cici Velyn ikutan dong, yakan Cindy?" Aku menolak Velyn yang ingin kupangku juga, sambil menegasikan pada Cindy yang ku colek ujung hidungnya. Cindy hanya mengangguk dan memelukku erat.
"Pah,....Papah….mamah gamau mangku aku, pangkuin aku dong!!" Kini Jevelyn merengek manja pada suamiku sambil merangsek duduk di pangkuannya.
"Aduh aduh, pelan-pelan dong sayang." Kata suamiku sambil membetulkan posisi duduknya untuk menerima pantat anak gadisnya di pangkuannya. Kini mereka duduk berpangkuan menghadap tv.
"Weh Weh Weh, ini mah emang udah gede mah, tambah berat soalnya sekarang!" Suamiku menggoda Velyn dengan bilang padaku kalau Velyn tambah berat.
"Ih papah!! Beraninya bilang aku berat!!! Nih rasain!!" Sambil bibirnya cemberut, ia menaik-turunkan bokongnya pada pangkuan suamiku, seperti sedang menggenjot penis suamiku.
"Aduh Velyn, sakit dong paha papah, kamu ini ada-ada saja." Gerutu suamiku.

Setelah menghentikan aksinya, Velyn dan suamiku tetap duduk berpangkuan lanjut menonton tv. Setelah beberapa lama duduk di pangku, Velyn terlihat menggeser-geserkan bokongnya. "Wah, kayanya Velyn udah mulai ngerasa ga nyaman karena ada yang mengganjal bokongnya. Apa dia tau kalau yang mengganjal bokongnya itu sebetulnya penis dari papahnya sendiri." pikirku mesum. Aku semakin horny membayangkannya. Segera aku lihat Cindy mulai menguap, akupun segera mengantarnya masuk dalam kamarnya. Sedari SD, baik Velyn dan Cindy sudah kami biasakan untuk tidur di kamar mereka masing-masing.

"Mau kemana mah?" Antoni bertanya saat melihatku beranjak pergi.
"Cindy udah ngantuk nih Pah, aku juga kayanya ngantuk, jadi sekalian aja ke kamar." Aku mencari alasan, karena tujuan asliku tentunya membiarkan mereka berduaan saja.
"Kamu mau tidur juga sayang?" Tanyanya pada Velyn.
"Belum pah, masih mau nonton." Jawabnya cepat.
"Ya sudah, mamah sama Cindy tidur duluan ya." Aku pun pergi meninggalkan mereka berdua mengantar Cindy ke kamarnya. Ku pastikan dia tidur lalu mengecup keningnya. Ku perhatikan dari jauh, ah ternyata mereka tetap saja asyik menonton tv, tidak ada kejadian lebih yang terjadi. Akhirnya aku memutuskan tidur saja. Beberapa kali ku ulangi aksiku ini, dan tetap saja gagal lagi, gagal lagi, tapi bayanganku, fantasyku bahwa mereka kemudian akan melakukan hal-hal diluar batas papah dan anak membuatku sangat horny!

—------Di suatu hari lainnya—------

"Mah, Pah, Velyn pulang!!" Ku dengar Velyn berteriak dari pintu depan memberitahu kalau dia baru pulang dari sekolah. Kubuka pintu dan kudapati Velyn basah kuyup. Suamiku saat ini sedang mengantar Cindy ke sekolahnya karena Cindy akan ada acara retreat(acara keagamaan) selama 3 hari 2 malam di tempat retreat yang cukup terkenal di Cimahi.

"Loh kok kamu jam segini udah pulang?" Tanyaku heran karena sekarang waktu baru menunjukkan pukul 10 pagi, esempenya biasanya pulang pukul setengah 2 siang.
"Gurunya rapat mah, aku lupa ngasih tau mamah tadi pagi. Papah kemana Mah?" Katanya sambil berjalan ke dapur.
"Papah lagi nganter Cindy ke sekolah, kan mau ada acara Cindynya. Terus kamu pulang gimana tadi?" Tanyaku sambil mengikut ke dapur.
"Pantes aku telpon papah ga diangkat. Aku naik angkot mah, kehujanan, mana macet, nih liat, sampe seragam aku basah semua!" Katanya sambil menenggak air minum. Diluar memang hujan, kuperhatikan seragamnya basah kuyup, bra hitamnya tercetak jelas karena ia tidak memakai apa-apa lagi dibalik basahnya baju seragamnya.
"Naik angkot? Eh kok berani kamu? Terus kamu kehujanannya dimana?" Lanjutku menanyainya.
"Iya naik angkot mah, ya berani dong mah! Velyn gitu loh! Hihi.. aku keujanannya dari pas nunggu angkot mah." Velyn menjawabku dengan riang, ia lalu menceritakan waktu dia naik angkot. Ternyata dia mau dan berani karena temannya juga naik angkot juga.
"Berarti kamu basah kuyup begini diangkot?" Tanyaku lagi memastikan. Velyn hanya mengangguk mengiyakan pertanyaanku.
Aku mulai membayangkan tubuh anakku menjadi bulan-bulanan penumpang angkot lainnya termasuk temannya sendiri. Lalu dia lanjut menceritakan ada bapak-bapak yang baik hati.
"Emangnya baiknya gimana ke Velyn?" Aku mulai mencium kejanggalan.
"Iya kan Velyn kedinginan, jadi bapaknya meluk aku mah biar ga kedinginan. Baik kan?!" Ucapnya lugu bersemangat.
*Eh, eummhh.. iya baik bapaknya ya, tau aja Velyn lagi kedinginan ya." Jawabku.
"Astaga, anakku Velyn dilecehkan dan dia anggap itu kebaikan!" Aku menjerit dalam hati. Polos sekali Velyn, aku tidak dapat membayangkan bagaimana bahagianya bapak mesum tersebut dapat melihat dan memeluk tubuh ranum anak gadisku yang cantik!
"Ya udah, Velyn mandi dulu biar ga masuk angin ya!" Kataku. Dengan berlompat-lompat kecil Velyn pergi menuju kamarnya untuk bersiap mandi.
"Mah!!! Aku pengen berendem air anget boleh ga mah?!!!" Teriaknya dari kamar.
"Boleh sayang! Sebentar mamah kucurin dulu air panasnya ya!" Balasku juga sambil berteriak. Di rumah kami bathtub hanya ada di kamar mandi kamar utama, makanya dia bilang dulu padaku. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya dia berendam di bathtub.

Tak berselang lama ternyata suamiku sudah datang dari mengantar Cindy.
"Macet ga Pah dijalan tadi?" Tanyaku.
"Yah lumayan mah, ramai lancar aja sih tadi, eh Velyn nelpon ada apa ya? Lupa tadi hapenya di silent." Jawab suamiku sambil mengecek hapenya.
"Velyn tadinya mau minta jemput, tapi udah pulang noh, naik angkot Pah."
"Widih jagoan kita berani naik angkot mah!" Gurau suamiku.
"Mana Velyn mah?" Lanjut suamiku.
"Lagi mandi Pah, pengen berendam air anget tadi, kehujanan soalnya, jadi lagi di kamar tuh." Jawabku.
"Oh ya udah gapapa. Eh mah, pengen teh anget dong boleh ya sayang." Pinta suamiku sambil menggelayut manja padaku.
"Apa yang gak sih buat papah." Kataku sambil mencubit hidungnya gemas. Aku pun menuju dapur untuk membuatkannya teh anget. Saat aku membuat teh ku dengar Velyn berteriak minta sabun, ternyata aku lupa mengisi ulang sabun cair di kamar mandi utama. Wah kesempatan untuk melancarkan aksiku lagi ini! Velyn kan taunya aku yang ada di rumah, pasti dia ga nyangka kalau yang bakal ngasih sabunnya bakal papahnya. Mamah macam apa aku ini, menginginkan suami dan anaknya bermesum ria di rumah sendiri!
"Pah tolongin dulu dong itu Velyn kasian gabada sabun!" Seruku dari dapur.
"Mamah aja ah!" Tolak suamiku.
"Mamah kan lagi bikin teh, papah dong yang lagi diem." Aku juga menolak.
"Yaudah deh iya." Akhirnya suamiku mau mengantarkan sabun ke Velyn.
Diam-diam aku mengintip bagaimana prosesi serah terima sabun itu. Suamiku mengetuk pintu kamar mandi, lalu Ku lihat pintu kamar mandi mulai terbuka, dan oh yes! Velyn telanjang saat membuka pintu karena dia mengira aku yang mengantar sabunnya! Cukup lama mereka berdua mematung kaget, suamiku terlihat memperhatikan tubuh Velyn dari atas kebawah beberapa kali sebelum akhirnya menyerahkan sabun yang ada ditangannya. Segera aku kembali ke ruang tv, berpura-pura menunggu suamiku di kursi. Aku tidak dapat membayangkan apa yang ada dipikiran suamiku melihat Velyn bertelanjang bulat begitu! Aku terangsang membayangkannya!! Tak sadar aku mulai menggesek-gesek vaginaku dengan jariku dari balik celana yang ku gunakan.
"Mah heh, ngapain?" Suamiku melihatku dengan heran.
"Eh enggak Pah, ini benerin celana, nyelip tadi." Jawabku ngeles.
Untungnya suamiku tidak curiga. Kami pun melanjutkan ngeteh kami bersama-sama. Saat Velyn keluar hanya mengenakan handuk keluar dari kamar, ku lihat ekor mata suamiku melirik ke arah Velyn. Sepertinya aku mulai berhasil menimbulkan benih-benih nafsu papah pada anak gadisnya.
Malam harinya aku mengajak Velyn untuk tidur bersama, berhubung Cindy tidak ada di rumah. Awalnya Velyn tidak mau, tapi setelah kubujuk akhirnya dia mau, karena memang jarang sekali kami bisa tidur bersama. Kami tidur dengan posisi Velyn ditengah diapit oleh aku dan suamiku.

"Kamu suka gak kita tidur sama-sama lagi kaya kamu kecil dulu?" Tanyaku sambil mengelus-elus rambutnya diatas kasur.
"Iya mah suka, terakhir kan SD kelas 3 ya kita tidur barengan." Matanya terlihat bahagia, mengingat masa kecilnya dulu.
Sebelum tidur, kami bercerita banyak hal mulai dari kegiatan sekolah, teman-temannya, rencana dia studi jenjang berikutnya, dan berbagai macam hal.
"Velyn, menurut Velyn papah baik ga?" Tanyaku mulai melancarkan aksi.
"Papah orang paliiiiing baik mah, ga pernah marah, aku minta apa-apa juga diturutin mah." Jawabnya manja. Ku lihat suamiku hanya tersenyum mendengar jawabannya.
"Sayang ga sama papah?" Lanjutku.
"Sayang banget dong mah!" Jawabnya bersemangat.
"Sayang doang apa cinta sama papah?" Aku menambahi.
"Cinta banget sama papah." Jawabnya polos. Tentu saja maksudnya cinta seorang anak pada papahnya, bukan seperti orang pacaran atau suami istri, tapi cinta seperti itu yang aku inginkan terjadi!
"Papah kok diem aja sih?" Aku ingin tau bagaimana tanggapannya.
"Iya, papah ga cinta sama Velyn ya? Papah jahat ih!" Rengek Velyn sambil memanyunkan bibirnya, siapapun akan gemas melihatnya.
"Ah tuh kan gara-gara mamah nih.. masa papah ga cinta sama Velyn, cinta dong sama Velyn, sama mamah juga sama Cindy papah cinta semuanya." Suamiku menimpali sambil merangkul Velyn. Velyn terlihat tersenyum riang sambil balas merangkul papahnya. Lalu kubisiki Velyn sesuatu yang sedang dirangkul papahnya.
"Kalo papah cinta, cium dong Velyn." Ah anakku memang penurut, ia mau menuruti bisikan mamahnya. Suamiku terlihat tidak senang, ia melotot ke arahku, tapi aku hanya tersenyum-senyum saja.
"Iya-iya sayang papah, mana pipinya? Muahh.. pipi satunya, muah….." akhirnya mau tidak mau suamiku mencium Velyn di kedua pipinya.
*Velyn gantian dong cium papah, kan cinta." Aku menambahkan. Akhirnya 2 insan papah anak ini saling berciuman. Inginku mereka lanjut berciuman bibir dengan mesra layaknya kekasih tapi ini saja aku sudah berpikiran yang tidak-tidak.

Aksiku tidak berhenti sampai di situ. Saat akhirnya Velyn tertidur, aku bermasturbasi diatas kasur dengan anakku sendiri di sebelahku! Ditambah sambil membayangkan hebatnya percintaan antara Suamiku dan Jevelyn, anakku sendiri! Mamah macam apa aku ini?! Suamiku terkejut bukan main, tapi dia juga ternyata bernafsu melihatku yang nekat bermasturbasi disamping Jevelyn yang sedang tidur. Mau tidak mau dia minta, tapi apa daya, tidak mungkin kami bersenggama sekarang, jadi satu tanganku mengocok penis suamiku sambil yang satu lagi memainkan vaginaku sendiri. Sengaja aku tempel-tempelkan penisnya saat kukocok, terkadang agak lama menempel pada paha Jevelyn.
"Mah, hati-hati dong, kena Velyn tuh!!?" Bisik suamiku agak keras.
"Geli ya Pah kena paha Velyn? Hihi" balasku sambil berbisik juga.
"Nanti bangun Mah!" Suamiku terlihat tidak nyaman.
"Iya Pah iya." Akhirnya aku lanjutkan mengocok penisnya tanpa mengenai paha Velyn. Tidak lama berselang akhirnya suamiku ejakulasi, kuarahkan penisnya agar semprotan pejunya ke arah Velyn. Jadilah kini tangan, paha, dan celana area selangkangan anak kami berceceran sperma papahnya sendiri.
"Tuh kan mah! Jadi kena Velyn! Untung ga bangun dia mah." Suamiku berbisik dengan keras.
"Ya udah Pah, bersihin sendiri ya, mamah mau lanjut di kamar mandi, mamah belum nyampe!" Aku lalu bangun, lalu beranjak ke kamar mandi.
"Mah! Loh Mah, kok aku sih!?" Aku tetap beranjak ke kamar mandi. Dari sana aku mengintip suamiku yang sedang membersihkan ceceran spermanya sendiri di tubuh anaknya dengan tegang. Ku lihat dia sangat telaten membersihkan ceceran spermanya di bagian paha. Entah perasaanku atau memang dia terlihat menikmati mengelus paha Velyn? Arrgh aku gemas sekali melihatnya. Dua malam kulakukan ini. Malam keduanya ternyata suamiku ejakulasi dengan hebat, spermanya muncrat sampai ke muka Velyn! Tentu saja tetap dia yang membersihkan spermanya sendiri.

Sejak dua hari itu suamiku semakin sering berduaan dengan Jevelyn, ku lihat kini mereka semakin dekat, suamiku juga sudah tidak keberatan saat Jevelyn tengah malam tiba-tiba merangsek masuk ke kamar kami dan tidur diantara kami berdua. Entah kenapa juga, setelah kejadian itu suamiku makin rajin mengajakku bersenggama. Kami pun sering melakukannya di siang hari, karena takut tiba-tiba Jevelyn masuk ke kamar kami saat malam. Secara sengaja aku tidak mengunci pintu, bahbahkan membiarkan pintu sedikit terbuka, aku sudah tidak peduli apakah Cindy atau Jevelyn, atau bahkan keduanya mengintip kami sedang bersenggama di siang hari. Tujuanku jelas, aku ingin putriku melihat kami berdua bersenggama.
Hingga di suatu hari, beberapa bulan setelahnya, di malam saat lagi-lagi Cindy sedang tidak di rumah, kali ini dia menginap di rumah neneknya bersama cucu dari nenekku yang lain, Jevelyn tidur di kamar kami lagi. Saat Velyn sudah tidur, suamiku memintaku untuk mengocok penisnya lagi. Ku tolak dengan alasan aku capek dan ngantuk.
"Kok gitu mah, aku pengen banget ini!" Serunya. Aku diam saja, lanjut berpura-pura tidur. Ternyata dia akhirnya onani sendiri. Tapi yang membuatku kaget adalah, kini dia mengocok penisnya sambil berlutut dengan penis berada diatas wajah Velyn! Panas dingin aku melihatnya, bukan marah, tapi aku juga jadi terangsang melihatnya. Sambil mengocok, ku lihat suamiku mulai berani menempel-nempelkan kepala penisnya ke wajah cantik, putih, mulus dan licin milik Velyn, anak kami, dari dahi, pipi, lama-lama kepala penisnya kini sudah menggesek bibir ranum berwarna pink milik Velyn! Dengan sangat hati-hati dia melakukannya, takut putriku terbangun. 15menit berlalu akhirnya suamiku ejakulasi di wajah putriku! Kini wajahnya persis seperti pemain film porno jepang yang sedang di Bukkake, spermanya menggumpal di dahi, pipi, dan paling banyak tentu saja di bibir ranum Jevelyn. Sambil berejakulasi dia menyebut nama Velyn sambil bergetar, betapa nikmatnya dia berkejakulasi. Jantungku berdebar kencang melihat apa yang suamiku lakukan, berarti rencana ku berhasil! Kini suamiku sudah bernafsu pada anak gadisnya, maka persetubuhan antara papah dan anaknya akan segera tercapai.. sedikit lagi!
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd