azlam
Semprot Kecil
- Daftar
- 9 Jun 2015
- Post
- 96
- Like diterima
- 1.629
1: Berdebat
Muti sedang mengetik tugas kuliahnya ketika Intan, kakaknya, pulang kerja sambil membawa sekotak cokelat. Intan melemparkan tas kerjanya ke atas tempat tidur Muti, kemudian membuka kotak cokelat itu.
"Nih, mau nggak?" tanya Intan.
"Dari siapa nih, Kak? Wah, coklat dari Belanda?" gumam Muti sambil memperhatikan tulisan-tulisan di tutup kotak cokelat itu.
"Yup, oleh-oleh dari Denish," jawab Intan sambil melepas ikat rambutnya, kemudian rebahan di kasur adiknya.
"Kak Denish habis dari Belanda?" tanya Tiara, mengambil satu butir coklat yang dibungkus kertas tipis.
"Iya, minggu lalu Denish ke Amsterdam, ada tugas dari kantornya. Keren, kan?" Intan menatap langit-langit kamar dengan mata yang berbinar-binar.
"Ah, biasa aja," gumam Muti sambil mengunyah cokelat. "Ke Belanda kan juga kerja, bukan jalan-jalan."
Intan manyun, sedikit tersinggung dengan reaksi Muti yang tidak sesuai harapannya.
"Belagu, lu. Kaya Si Ricko pernah ngasih hadiah aja," kata Intan.
"Yee..., Ricko kan masih mahasiswa, Kak. Anak kost, lagi. Bukan pegawai kantoran kaya Kak Danish. Wajar dong dia nggak bisa beli hadiah-hadiah mahal," balas Muti, sambil mengambil satu butir coklat lagi, ketagihan.
"Sifat romantis dan perhatian kan nggak harus kasih hadiah mahal. Sekarang gue tanya, valentine kemarin dia ngasih apa buat lo, Dek?"
"Hmm," Muti berpikir sambil memegang dagunya sendiri. "Ngasih puisi."
Intan tertawa. "Halah, gombal!"
"Lah katanya nggak perlu mahal!"
"Tapi nggak puisi juga, kalii! Dia pikir dia Rangga? Dilan? Chairil Anwar?"
Pertengkaran mereka pun terus berlanjut, persis seperti kucing dan anjing, hanya saja keduanya sama-sama mengaku mirip kucing. Intan membanggakan Denish, Muti membanggakan Ricko. Sebenarnya, apa yang mereka banggakan adalah ego masing-masing.
Pertengkaran dan adu bacot itu akhirnya memuncak dengan perjanjian yang konyol di antara mereka berdua.
"Gue pengen tau, sehebat apa pacar lo, Dek!" kata Intan.
"Gue juga pengen tau, sehebat apa pacar lo, Kak!" balas Muti.
"Yaudah, kalau gitu ..."
"Kita tukeran aja!"
"Berapa lama?"
"Nggak usah lama-lama, 24 jam aja cukup!"
"Oke! Deal!"
Dan begitulah, akhirnya kakak-adik itu membuat persetujuan sepihak dan seenak udel mereka. Ditentukanlah bahwa besok hari, mereka akan bertukar pacar untuk menilai pacar siapa yang lebih unggul.
Sementara itu di luar sana, Denish dan Ricko sama-sama belum tahu apa yang akan menimpa mereka.
Terakhir diubah: