Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Istri Yang Tahu Diuntung

Bimabet
Gimana cara ngasih semangat ke suhu biar rajin update ?
Ngasih cendol atau apa ya?
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Pemilik salon langganan? Wkwk, fantasi ane jdi kemana2 hu
 
Ijin masukan suhu, sudut pandang ttep pada smua saja biar trasa real & gregetnya :ampun: :ampun:
 
"Brukk ....." suara benturan tempat tidur beradu tembok dengan kerasnya....

" .Auuhh....... Aacchh ..... Aaacchhhhhh",terdengar teriakan panjang Vinda, tapi seperti tercekat......
"....Hesshh .... hhrrrcccchhhh .... Hadd,uuhhhh..." juga ada suara orang menggeram dan mengaduh, tapi itu bukan Tomi.

"Suara Tomi kan agak berat dan ngebas, sementara yang ini cenderung sengau dan cempreng," pikir saya dalam hati,
"Siapa dia?"...

Saat saya hendak bergegas naik untuk melihat kondisi Vinda, mendadak dari kamar mandi di samping dapur,
"Ceklek...., kriet ...," kunci dibuka dan bunyi derit pintu terbuka, alangkah kagetnya saya menyaksikan sosok yang keluar dari kamar mandi;
Tomi, "Sudah pulang Den, cepat amat..."

Saya melongo sejenak, Tomi keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk, sementara tubuhnya dibiarkan bugil...

Yang membuat saya takjub adalah ukuran penisnya.
Dia yang tingginya lebih dari 180cm_bisa diketahui karena di pintu masuk kamar tamu ada kelentingan yang berbunyi kalau kena angin atau disenggol, dan lonceng yang saya gantung setinggi 180cm itu disundul dengan jidatnya waktu masuk tadi, saat berdiri tegak penisnya yang panjang itu menjulur bebas seperti belalai gajah.

Ujung penisnya mungkin hanya sekitar kurang dari 10cm saja, akan menyentuh ke tempurung lututnya.....

(Mulustrasi si Tomi)

5f65001359227734.jpg



"Ehh ...., Tomi," tanya saya kaget dan kebingungan, kaget karena ukuran penisnya yang amat jumbo itu serta bingung dan bertanya dalam hati, "Kalo Tomi di kamar mandi, lalu yang di atas...?" pikir saya....

"Vinda sama siapa di atas...?"
"Ooh ..., Pipin sama Donna, kenal kan?" jawab Tomi pendek sambil melangkah ke halaman belakang untuk menjemur handuk, sambil tetap cuek dengan kebugilannya.

"Cedera Pipin lumayan berat, makanya saya minta tolong Donna untuk bantu menerapi Pipin biar cepat sembuh ...."

Menyebut nama Donna, ingatan saya melayang pada peristiwa sekitar 4 bulan yang lalu, waktu itu karyawan tempat saya bekerja masih lengkap, dan saya dapat shift ke 2 dari jam 14.00 sampe 23.00 malam.

"Kriinggg ...., kriingggg...." begitu bunyi suara HP yang sengaja disetting retro, terpampang di layar Vinda memanggil;

Saya,"Ya mah ..., ada apa ...?
Vinda, "Pah tolong anterin baju amih dong ...."
Saya, "Baju ....? Emang kamu di mana ...?"
Vinda, "Masih di salon, bajunya basah dan kotor kena pewarna rambut ..."
Saya, "Dari sore sampe jam 11 gini belum selesai...?
Tanya saya dengan suara heran dan menyelidik.

Vinda, "Ya pah, tadi siang teh Donnanya make up artis dulu, jadinya amih baru kepegang sama dia jam 9an lah ..."
Saya, "Oh ya sudah, tapi mau dibawain baju apa ...?"
Vinda, " .....Baju daster sama ......., ..... baju hitam yang tertutup rapat ...., ...hes .... hesss ....aaacchhh .... udah ya pih ....."
Saya, "Amih kenapa ....?"

Zonder dijawab telepon diputus begitu aja.

"Ko Vinda kayak orang kepedasan gitu ...., lagi ngapain ya dia ....?

Tanpa buang waktu saya segera pulang untuk mengambil baju Vinda.

Di jalan saya sempat berpikir, "Ko Vinda gak minta daleman buat ganti ya ...? Apa mungkin di salon ada disiapkan pakaian pengganti ... ? Tapi kalo memang ada salin di sana, kenapa juga dia minta dibawakan baju sama daster sekaigus ... ? Kan dia bisa pake punyanya Donna ... "

Donna adalah pemilik Beauty Sanda_Beauty Salon Donna, tempat di mana Vinda menjadi pelanggannya.

Di sana perawatannya standar, selain cukur rambut, perawatan rambut, kuku juga ada perawatan pemutih kulit dan terima melangsingkan badan.

Donna selain punya salon sendiri, dia juga biasa menangani make up artis atau talent untuk acara tv, resepsi dan panggung hiburan.

Skip ... skip ....

Sesampainya di salon, hujan turun dengan derasnya.

Pintu pagar dan kamar depan terbuka, sepertinya memang disiapkan untuk kedatangan saya,

Saat masuk ke dalam salon, tampak Vinda sedang tidur meringkuk di sofa, berselimut kain dengan kepala bersandar di tangan kursi ...

Mengetahui kedatangan saya, dia hanya memicingkan matanya sedikit,
"Dah datang pih ..." Tegurnya pendek dan kembali memejamkan matanya.

Dari wajahnya terlihat kalau Vinda tampak amat letih dan lemas, mukanya memerah, tapi saat menegur tadi, Vinda sempat menyunggingkan sedikit senyum yang menunjukkan dia tampak puas sekali, entah puas karena apa.

"Puas abis ngapain dan diapain ya dia ....," Tapi pertanyaan itu tidak saya lontarkan karena takut mengganggu istirahatnya ....

Di meja kecil tampak ada cangkir berisi air teh sepertinya, dan ada sobekan bekas bungkus obat_entah obat apa itu dan siapa yang tadi meminumnya, saya tidak tahu, tergeletak di meja ....

Tiba-tiba di tengah deru hujan yang semakin deras, terdengar seseorang menyapa dari belakang;
"Malam Oom Aden ...., maaf ya kelamaan nunggu ...., sebentar Teteh buatin kopi dulu ya ..." itu suara wanita. tapi ko'agak sengau sepertinya ....

"Ah gak usah repot repot teh ....," jawab saya berbasa basi ....

Saya melihat dari balik bilik bambu penyekat (devider) ruangan, baju yang disampirkan di atasnya di ambil, yang menunjukkan Donna sedang berganti atau baru pakai baju .... ?

Pandangan saya kemudian menyapu ruangan, ada TV yang dimatikan karena hujan petir mungkin, padahal harusnya lumayan buat hiburan dari pada Bete ...

Kemudan mana saya menumbuk pada hiasan di dinding, yang menarik perhatian di sana terlihat beberapa foto.

Tampak ada foto seorang wanita hitam tinggi besar sedang berdiri bersama selebritis dan perancang terkenal tanah air, Igoen.

"Apakah itu Donna ...? Wah tinggi banget ya si Donna untuk ukuran wanita, bisa 186cm mungkin ...," pikir saya kagum.

Tak lama dari belakang Donna datang dengan membawa gelas dan piring kecil.

"Ini Teteh buatin pisang goreng ya Oom,.... enak loh untuk teman ngopi pas hujan dingin dingin begini .... "

Begitu sapaan Donna yang ramah dan ternyata benar wanita di foto itu adalah Donna.

Dia mengenakan baju terusan yang lumayan pendek, tapi tidak terlalu mini sebetulnya, mungkin bagian bawahnya kira-kira cuma 10 atau 15 cm dari atas lutut.

Tapi yang membuat saya kaget adalah, bahan bajunya relatif tipis hingga menerawang dan yang lebih mengejutkan lagi, di bagian bawah tengah kainnya ada sesuatu yang tampak menyembul sedikit, ikut bergoyang-goyang seiring dengan langkahnya....

(mulustrasi rok outfit Donna ....)

e880631359200203.jpg


"Itu apa yang ngintip di bawah ...? Ko' seperti punyanya cowok ya ...? Tapiii ...., . Astaganaga !! ... Itukan !@#..., .... Besar amat ....! Bukannya si teteh Donna itu perempuan ... ?"

Sekilas diperkirakan ukurannya dalam keadaan tidur seperti itu saja, setidaknya bisa mencapai 25cm menurut saya.
"Berapa panjangnya kalo udah full bangun nantinya ya .. ? 30cm ... ?"

Saya baru ngeh akan cerita istri tentang Donna, bahwa dia itu seperti Tiger, Wood, bapaknya Afro American yang bertugas di Thailand, lalu kawin dengan perempuan di pantai Phuket.

Jadi tidak aneh kalo Donna punya badan sebongsor itu, "Kalo, paya, paya Bangkok ni ...., cocok emang .... !"

Tapi yang saya tidak menduga sama sekali kalo Donna itu ternyata waria, dan penisnya bisa se Jumbo itu ....


Donna sepertinya tahu kalo saya memperhatikan burungnya yang nyempil itu, bukannya berusaha menutupi atau menunduk agar alat vitalnya tidak terlihat dia malah berkata dan bertindak;
"Waduh benar kata orang orang ya, kalo perut saya makin buncit, maka dasternya jadi kependekan nih ...." Sambil membusungkan perutnya yang praktis membuat kainnya bawahnya tambah terangkat dan batang kemaluannya makin tersingkap dengan jelas.

Dan mungkin karena dipandang seperti itu oleh seorang pria, penis Donna tampak mulai mengeras, ereksi.
Dia gampang sekali tersulut gairahnya ya ...." omel saya dalam hati dan merutuki ketidak sopanan padangan saya tadi ...

Kini semakin nyata bentuk penis Donna, selain panjang dan gemuk, gland kepala penisnya berdiamater lebih besar hingga berbentuk mirip jamur ...

Setelah menaruh kopi dan gorengan di meja, Donna lalu memanggil Vinda,
"Pin ..., diminum dulu obat sama tehnya, keburu dingin ntar ... "

Vinda diam saja ...., hanya seidikit merubah posisi tidurnya ....

Saat Donna melihat air di cangkir tinggal sedikit dan obatnya sudah dibuka, sepertinya dia mahfum kalo istri saya sudah menuruti perintahnya ...


"Istri Oom muntah-muntah tadi ..., ... kurang dikasih sarapan si sama Oomnya ...." Donna berkata-kata seperti bercanda sambil mengerling ke arah Vinda yang mendadak membuka matanya kemudian membalas dengan mengernyitkan dahinya dalam dalam ....

"Muntah-muntah ..., masuk angin mungkin," sambil coba mengingat apakah Vinda sarapan atau tidak tadi pagi ...

"Tapi kan tadi siang dan sore harusnya dia makan dong, kenapa masih masuk angin juga ... ?"
Protes saya dalam hati menerima laporan seperti itu ....


"Ya .., tapi si Pipin masuk anginnya parah oom ...., " jawab Donna.

"Berapa kali memang muntahnya ...?" tanya saya sekenanya karena menganggap, mungkin ucapan Donna itu cuma guyonan belaka saja ....

"Wah kalo sama saya muntahnya sampe ber kali-kali tadi Oom, dah gak keitung lagi deh ...., 15 kali aja mah lebih ya Pin ... " jawab Donna.

"Hah ...., lebih dari 15 kali ... ?" saya terlonjak dari kursi karena kagetnya ....


"Ya Oom ...., mungkin karena waktu saya coba ngluarin anginnya. pompaannya terlalu kuat dan semangat ....,.... jadi begitu ya Pin ... ?"

"Hah pake dipompa segala ..., ...emang bini gw ban tubeless apa ... ?" pikir saya bingung sekaligus kesal juga ....


Untuk menutupi kebingungan_dan biar tidak terlihat bodoh, saya lalu coba menjawab sok bijak dan sok mengerti tentang kesehatan ....

"Ooh begitu ..., ... tapi kalo udah muntah begitu malah enakan dan enteng rasanya badan .... ya kan mih ...?" ucap saya sambil melihat ke Vinda yang sudah mulai terbangun membuka matanya lebar lebar ....

Donna yang sepertinya tidak pernah berhenti bercanda itu lalu menyahut jenaka,
"Tuh betul kata suami kamu kan Pin ..., ... tadinya Pipin saya suruh muntahin aja ..., eehh pake acara gk mau pada awalnya..., ... tapi setelah sekali muntah dan tahu enaknya muntah ..., ... pengen minta terus dianya Oom ..., gak mau berenti ..... Tadi kalo Oom belum datang ..., .... dia masih mau nambah tu ...."

Vinda kini bangun dari tidurnya, sambil memegang kain selimutnya di dada, dia menjawab;
"Iya .. iya deh ... memang betul banget sih ...., badan amih rasanya jadi enteeeng banget sekarang ...., malah tadi amih rasanya kaya dibuat terbang melayang ke awan sama teh Donna Pih .....," Vinda menjawab sambil meleletkan lidahnya ke Donna dengan memasang muka sebal ....

"Kamu Don juga muntah muntah kan tadi ....," ucap Vinda menyambung ....

"Aahh cuma sekali doang ...., terus gak jadi karena pas tadi Oom keburu datang .... "


Saya berusaha mencerna apa maksud dari obrolan mereka berdua, "Kamu kenapa bisa sampe muntah juga teh ...., emang kecapean mompanya ya ... ? tanya saya coba mengikuti candaan mereka ......

'Bukan Oom, mompanya si gak bikin cape ...., tapi Donna baru tahu sekarang kalau Pipin ternyata punya bakat terpendam yang hebat luar biasa lo Oom ... !"

"Bakat terpendam ...., bakat apaan memangnya ... ?"

"Si Pipin itu jago banget deh kalo untuk urusan urut mengurutnya ..., ... lihat ni kaki saya yang kaku-kaku salah urat begini, jadi enak banget abis dipijitin Pipin .... " jawab Donna sambil mengelus-elus batang peninya dari balik kain, dan kini kainnya semakin tersingkap saja karena ereksi burung Donna yang makin mengeras ....


Di situ tampak jelas kini, bahwa selain benar ukurannya_walau belum full hidup, sudah sekitar 30cm, atau sepanjang penggaris plastik yang sering digunakan waktu sekolah, dan yang lebih mencengangkan lagi, bentuknya ternyata membengkok ke atas, tidak lurus ...., mungkin karena terlalu panjang itu ....


"Kaki ...., emang sakit kakinya ... ? ... Tadi waktu jalan kayaknya kaki teteh baik baik saja saya lihat ...?" tanya saya bingung mendengar keterangan Donna yang gak nyambung itu menurut saya .....

"Ooh maaf Oom ..., ....maksud teteh ....," Belum lagi selesai Donna meneruskan kalimatnya, Vinda mendadak memotongnya ....;
"Si teteh Donna itu dijulukin Laper Gokil ... sama teman-temannya pih .... "
Saya, 'Laper Gokil ... " Apaan tuh ... ?"
Donna dan Vinda berbarengan menjawab;
"Larutan Penyegar Tigo Sikiil ....!"

Selesai menjawab, tawa mereka berdua meledak .....

Vinda secara reflek menutup mulutnya saat tertawa itu, sementara satu tangannya bertumpu di kursi, maka praktis kain selmut penutup badannya melorot turun sampe jatuh ke lantai, dan astaganaga! ternyata Vinda tidak pake daleman apa apa lagi ....

"Hah ...., .... jadi istriku tercinta Vinda telanjangan terus dari tadi .... ? Sejak kapan dia dibugilin begitu .... ?"


Masih sambil terkekeh Donna menyambung;
"Ya Oom dari orang-orang yang sudah nyicipin air kaki ke tiga saya ini, katanya memang sungguh bisa menyegarkan lahir bathin mereka Oom..."

Entah mengapa bukannya cemburu atau marah mendengarkan pembicaraan mereka dan membayangkan apa saja yang sudah dilakukan oleh mereka berdua, penis saya kini malah mengeras ....

Tapi hal itu saya tutupi, karena selain malu merasa dilecehkan, saya juga malu karena waktu full ereksi batang saya_katanya, cuma standar asia 11cm, yang bahkan itu tida sampai setengah dari ukurannya teteh Donna saat tidur ...


Vinda yang tampaknya gak setuju dengan klaim itu lalu mendebat Donna;
"Ngaco lu Don ...., gw gak ada seger-segernya acan ..., yang ada badan malah berasa rontok semua sekarang..., .... lemes ngilu abis tau ....!! " sambil melempar bantalan kursi ke Donna ....

Vinda selama obrolan berlangsung sudah tidak peduli dengan keadaannya yang bugil itu, padahal di luar hujan dan dingin ...., "Apa Vinda tidak merasa kedinginan ya ... ?"


Tapi Vinda justru tampak berkeringat kini dan nafasnya semakin berat, beberapa kali terdengar dia mendesah, ke dua tangannya yang diluruskan, kini berada tepat di depan vaginanya yang lalu dikepitkan erat oleh pahanya ...,.. seperti paha yang sedang mengepit guling .....

Dari gesturnya itu, saya yakin pasti Vinda sedang merasakan dan menahan suatu gejolak yang dahsyat di dalam tubuhnya .....

"Apakah ini karena efek obat yang diminum tadi ... ?"


Donna dengan sigap menangkap dan lalu bantal itu dipakai untuk menekan batangnya yang kini makin menjulang ....,

"Bener loh Oom.., ... percaya deh urutan Pipin itu uenak teunant ...., ... maknyus poll lah ...!"

Saya hanya bisa menelan ludah, menyaksikan Vinda yang sange dan batang yang besar itu ..., ....kerongkongan rasanya kering sekali. lalu kopi saya sruput habis ....


"Tapi sayangnya dia kalo ngurut gak bisa tahan lama ..., " Dona melanjutkan, " ... karena sebentar sebentar dia pipis ...., .... sebentar sebentar pipis ..., ... pipis melulu si Pipin kalau ngurut teteh Oom .... "


Walau kepala terasa pening dan kepala bawah berdenyut-denyut, saya coba membalas obrolan akrab mereka;
"Tadi muntah-muntah ..., .... terus pipis-pipis juga, bisa dehidrasi kamu Vin ... ", dia tidak menjawab, tubuhnya kini semakin menggeliat geliat seperti cacing kepanasan ....


"Ayo Oom dimakam gorengannya mumpung anget .... ," Donna menawarkan sambil mengambil sepotong, dan seolah tidak peduli dengan keadaan istri tersayang saya yang sedang mengalami siksaan seperti itu ...


Tiba tiba saya terkejut mendengar desahan, lenguhan suara Vinda yang panjang, keras, berulang-ulang....,

"Ahh ...., ... Aaaaaccchhhhhh ...., .. Hess hess heesss ....., .....Aaaaauuuuchhhh ....., ... Hhrrrcchh ... , ... Aaassshhhh ....."

Tubuh Vinda tampak menegang lalu berkejat kejat, matanya membelalak tapi yang tampak cuma putihnya saja ....

Mulutnya terbuka lebar membentuk huruf O besar, tapi tidak jelas suara yang keluar sepertinya tercekat di tenggorkan ..., urat urat dahi . otot rahang dan leher ikut mengejang kaku semuanya ....

Expresi mukanya seperti orang yang sedang mengejan kuat-kuat tapi sekaligus dilanda badai yang penuh dengan kenikmatan ....

Semua itu berlangsung sekitar 10 detik lamanya, mungkin lebih .....


Setelah itu badannya limbung lalu ambruk kembali ke sofa seperti tidak ada tulangya ...., nafasnya jadi memburu tersengal-sengal, tapi di bibirnya terhias senyum kepuasan yang amat sangat ....,, matanya kini terpejam rapat .....

Hening ..... , hanya terdengar desahan nafas Vinda yang masih memburu .....


Saya memandang Vinda dengan takub ...., Vinda bisa begitu mudah dan cepatnya mengalami orgasme hebat, tanpa adanya stimulasi yang signifikan di area sensitifnya ... ?

Saat beralih menatap ke Donna dengan penuh rasa tanda tanya, Donna yang seolah mengerti dengan kebingungan saya lalu berkata;
"Gak pa pa Oom ..., .... emang begitu, itu bagian dari prosesi perawatan Pipin ....,," sambil mengunyah pisang goreng dan dengan cueknya dia malah menonton acara bola di TV yang entah kapan dia nyalakan ....

Saya lalu berinisiatif mengambil kain yang terjatuh di bawah dan hendak menyelimuti Vinda, tapi hal itu dicegah Donna;

"Jangan Oom ..., ... kainnya udah kotor ....., ... nanti teteh ada kain baru ..., ... tapi biar aja dulu Pipun begitu ...., ,.. Dia masih kepanasan ini ko' .. !", begitu kata Donna, tapi dia tidak beranjak untuk mengambil kain yang baru ....

Memang hujan sudah berhenti, tapi malam-malam begini kan tetap saja digin, apa Vinda mau disuruh bugil semalaman .... ?"


"Oom Aden, saya mau bicara serius ....!" TV lalu dimatikan lagi, dan Donna berbicara dengan suara yang dalam dan tegas, "Saya mau Vinda bermalam di sini ... !"

"Jeder ....:" suara petir dan juga permintaannya sungguh mengagetkan saya .....

"Keluhan Vinda lumayan kronis, maka saya harus menerapi dia lebih intens lagi semalaman ini ...., makanya Oom diminta untuk membawakan bajunya karena baju itu buat Pipin pulang besok siang .... !"


Dia lalu berdiri dan menatap tajam ke saya, melihat postur badannya yang hitam kekar besar dan segala keramahannya kini hilang, jelas membuat nyali saya ciut jadinya .....


"Ya sudah saya pulang duu kalau begitu ..., .... ini baju pesanannya tadi ..., " jawab saya pasrah sambil menyerahkan tas plastik berisi daster dan oakaian untuk dikenakan besok .....


Saat saya hendak berdiri, terdenga suara orang datang di luar.

"Sepada teh Donna ...., " tampak dua orang_maaf waria, masuk dengan pakaiannya yang kuyup karena hujan.
,
Yang seorang membawa bas betot, yang lainnya intrument kecimpring .....

Ke duan krempeng, tapi tinggi tinggi, cuma tidak setinggi Donna, mungkin cuma sekitar 180cm

Ke duanya memakai pakaian yang super ketat dan rok agak pendek, karena basah, maka lekut tubuh mereka tercetak jelas di bajunya yang basah tersebut .....

Dan yang terlihat pasti adalah batang mereka yang panjang besar dan mengeras_mungkin karena cuaca dingin, di balik kain yang menadi transparan karena air itu ....

Sepertinya mereka tidak pakai celana dalam_atau berdasarkan cerita kemudian, ke duanya memakai celana dalam model bahan tisue sekali pakai, yang apabila terkena hujan deras akan gampang lepas, jadi kalau sudah basah gitu biasanya mereka lepas saja sekalian .....

Walau tidak sampe menyembul keluar seperti Donna, tapi saya yakin ukuran penis mereka rata rata sejengkal orang dewasa ukurannya, atau sekitar 20cm an lah ......

"Perkenalkan Oom ..., ini Ade ...., ini Dea .... , " Donna kembali dengan keramahannya ....

Mereka langsung menyapa balik;
"Malam Oom ..., ini Oom Aden istrinya mbak iPipin itu kan ... ?" Sambli mata mereka melotot melihat tubuh polos Vinda yang tidur telentang di sofa .....

Sekejap saya lihat batang mereka makin mengeras dan membesar, sehingga tampak sesak di balik bajunya ....


"Mati saya ...., istri tercinta yang sudah bugil nanti bersama tiga orang yang notabene pria semala suntuk ....?"

Rupanya Donna mengerti kekhawatiran saya, lalu meyakinkan saya dengan berkata sok bijak;
"Tenang Oom jangan khawatir akan Pipin, keselamatan Pipin akan terjamin karena kami bertiga yang menjaganya SEKALIGUS .... !"

Si Ade lalu menyambung lagi;
"Benar Oom ,..., .... Kami sudah biasa membanttu teh Donna kalo lagi menerapi orang ..., ,... nanti kalo teh Donna sudah capek, jadi gantian kami yang nerusin Oom .... "

SI Dea ikut nimbrung;
"Ya Oom ...., ... tadi teh Donna sudah shift sore ..., .... paling nanti cuma sebentar menerapi teh Pipin malam ini ..., .... selebihnya ya giliran kami berdua yang bertugas menggarap teh Pipin .... "


Mereka berkata-kata sambil melirik satu sama lainnya dengan pandangan penuh arti ..., ... yang saya anggap lebih seperti pandangan serigala buas yang sedang lapar dan sebentar lagi mau melahap domba gemuk yang tersaji di depannya .....


"Ya sudahlah ..., ... Oom mau pamit pulang dulu .kalau begitu ..., ...titip ..., ... tolong jaga dan rawat istri saya Vinda yah ...."
Jawab saya untuk tetap tegar sambil melangkah keluar dengan gontainya ...., menghidupkan motor dan pulang ....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd