Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Istri Yang Tergadai [Drama & Pemaksaan]

Apa balasan yg setimpal buat Hendra ?


  • Total voters
    374
Kalo aje gw jadi tetangganye si Billa, udah gw kruwes-kruwes tu lakiknya. Bocah bangsat yg beraninye cuma mukulin ciwi mah kudu di kasi karma beraattt...

Di bikin mleduk aje tu bijinye si hendra suhu @AjatSurajati2 , pokonye kudu nyesel seumur bagong tu bocah ame kelakuannye ndiri.

Esmosi guwa...
Hak... hak... hak....
 
Episode 6
Running Away

*Info : Tidak ada adegan seksual

Azan subuh dari mesjid membangunkanku. Seluruh tubuh terasa sakit, tapi rasa sakit yang paling terasa adalah di hatitku.

Aku ada di kamar, tidur di sebelah Rendi dengan ditutupi selimut tipis.

Aaaah.... kewanitaanku perih sekali.

Tak ada Hendra di kamar, dan aku langsung terbakar semangat untuk kabur dari rumah.
Susah payah kupaksakan bangun dan mengenakan pakaian seadanya. Kuraih tas yang tergeletak di lantai. Hati-hati kugendong Rendi yang tertidur, aku tak ingin dia bangun.

Dalam keremangan rumah yang gelap aku melangkah keluar kamar untuk kabur dari rumah.
Melewati ruang depan dari rumah petak kontrakanku ini, aku kaget melihat ada tiga orang sedang tidur di karpet.

Hendra suamiku, Acun yang kurus, dan satu lagi sepertinya Leo yang bertubuh besar.

Ya Tuhan... apa yang telah terjadi padaku sewaktu aku pingsan tadi malam ?

Dengan hati teriris, aku melangkah secepatnya keluar rumah. Sepanjang gang yang remang aku sesenggukan menangis dan mengucurkan air mata.

Aku berjalan menjauh.

Jauh.

JAUH !

Menjauhi rumah yang seharusnya menjadi tempatku berlindung.

Kira-kira 1 kilometer dari rumah, aku duduk di sebuah halte. Merogoh tas dan mengeluarkan dompet. Ada berapa sisa uangku ? Rasanya dari 1 juta yang dikasih Hendra baru terpakai 60 ribu.

Aku menatap kosong.
Pada dompet yang kosong.

Hendra anjing setan babi.
Dia mengambil semua uangku di dompet.

Dompetku terjatuh, begitu juga tas kecil yang biasa kupakai bekerja.

Byar....
Isi tas ku berhamburan di lantai halte.

Sisir, lipstik, dan beberapa benda lain.
Termasuk sebuah hp.

Handphone !!!

Aku meraih handphone dengan tangan kanan, sedikit susah karena tangan kiriku masih menggendong erat Rendi.

Gemetar, aku mencari-cari daftar kontak.
Setelah ketemu, kutekan tombol Dial.

Tuuuuuut.
Tuuuuuuu.

Dua kali nada sambung.
Aku menunggu dalam kecemasan.

Tuuuuuuut.
Tak ada jawaban.
Ingin aku menjerit.
HP kututup karena tak ada yang mengangkat.
Tapi untungnya HP tiba-tiba bunyi, nomor yang tadi rupanya call back.

"Halo, dengan siapa ini ?" sebuah suara lelaki di sebrang sana.

"Halo, mas kalau Adelia sudah bangun ?" Aku gemetar bertanya.

"Salah sambung mbak, ngga ada yang namanya Adelia."

Tut tut tut.
Handphone terputus.

Adelia adalah teman baikku waktu di SMK. Dulu dia adalah teman curhatku namun sepertinya dia telah mengganti nomor handphone. Bahkan aku lupa kapan terakhir aku meneleponnya, mungkin 3 tahun lalu.

Dengan hati hampa kulihat Contact di hp-ku tanpa daya.

Adelia, 0812xxxxxxxxx

Benar, nomornya benar. Jadi pasti sudah ganti nomor.

Dibawah kontak Adelia kulihat sebuah nama :

Aditya, 0811xxxxxx

Aku tercenung. Pantaskah aku meminta tolong beliau lagi ?

Putus asa, aku menekan tombol Dial.

Tuuuuuuuut

"Halo, Bella ada apa nelfon subuh begini ?"

Alhamdulillah..... Beliau langsung mengangkat telepon.

Tanpa menceritakan kejadian detailnya, aku meminta pertolongan pada beliau. Cukup dengan penjelasan "Saya sakit.".

Setengah jam berlalu, sebuah mobil Range Rover warna putih yang kemarin sempat kunaiki berhenti di hadapanku.

Hendra, demi langit dan bumi aku akan membalas dendam.

**********

Selama tiga hari aku berbaring di rumah Pak Aditya, tetapi menurut perkiraanku ini bukan rumah yang sering dia kunjungi.

"Ini tempat saya menyimpan barang laki-laki." Katanya menjelaskan status rumah tersebut.

Aku melotot, "Barang laki-laki ?" tanyaku.

Dia menyadari ucapannya bisa diartikan lain.

"Hahaha.... maksud saya, tempat nyimpen motor, mobil dan lain lain lah." Ralatnya sambil tertawa renyah. Memang kulihat ada 8 buah motor dari berbagai merk dan jenis yang rata-rata motor besar. Lalu ada juga 2 mobil offroad yang tentunya juga mahal.
Hobi khas lelaki kaya.

Aku suka gaya tertawa Pak Aditya yang lepas tanpa beban. Tertawa bahagia namanya, dan itu bisa menular sehingga akupun ikut tertawa.

"Rendi dimana ?" Pak adit celingak celinguk seperti mencari keberadaan anakku.

"Tadi dibawa jajan sama mbak Atun."

Mbak Atun adalah pengurus rumah ini yang setiap pagi datang untuk merawat rumah, sedangkan sore hari dia pulang. Rumah ini kalau malam selalu kosong, hanya aku dan Rendi yang ada disini.

"Rencana kamu selanjutnya gimana, Bella ?" Pak Adit berubah serius.

Aku telah berfikir sejak kemarin mengenai kelanjutan hidupku. Tidak mungkin aku kembali ke sarang singa, itu sama saja seperti menyerahkan diri untuk dibunuh. Tetapi untuk tetap disini, aku terlalu malu untuk merepotkan Pak Adit lagi. Lagipula siapakah aku ini baginya ?

"Kamu mau melanjutkan kerja lagi ?"
Itu juga terfikir olehku tapi kalau aku kerja, lantas siapa yang menjaga Rendi ?

"Saran saya, kamu tetap disini. Kalau kamu berangkat kerja, biar mbak Atun yang ngejagain Rendi." Usulan Pak Adit terlalu baik.

"Saya malu pak.... udah berulangkali bapak nolongin saya. Mungkin saya lebih baik kembali ke rumah kontrakan saya. Suami saya pasti udah ngga baik lagi sekarang." Bodohkan aku ini ? Tapi itu satu-satunya jalan yang bisa aku ambil. Biarlah aku akan menerima resikonya kalau aku kembali ke rumah kontrakan. Mau kemana lagi ? aku sebatang kara di dunia.

Jawaban yang kuberikan ternyata merubah ekspresi Pak Adit. Matanya berubah dari pandangan lembut menjadi keras, sepertinya marah.

"Kamu bodoh kalau balik lagi ke rumah. Kamu mau disiksa lagi ? jangan-jangan kamu terlalu sayang sama si Hendra sampai kamu mau aja dibuat seperti itu ? atau kamu senang dikasarin ? kamu suka ?" Dia berapi-api menyerangku dengan kata-kata.

Loh... loh....
Kenapa dia jadi emosi ?

"Terus saya harus gimana pak ?" Dia tidak paham seperti apa keadaanku.

"Mulai sekarang kamu tinggal disini. Kalau udah bisa kerja, kamu lanjut kerja. Mbak Atun akan ngurus segala kebutuhan Rendi. Kamu seperti orang bego aja mau-maunya balik ke rumah. Perempuan.... ck ck ck.... ngga pake logika." Pak Adit masih kesal.

Iya, aku mungkin bodoh, bego, tolol.
Tapi Rendi butuh seorang ayah.

Mulutku mulai terbuka lagi untuk menjawab, tapi Pak Adit memotong jawabanku sebelum keluar dari mulut.

"Udah. Kamu tetap disini. Titik." Tegas sekali dia mengaturku.

Perempuan pada dasarnya menyukai ketegasan lelaki. Begitu juga aku.
Aku semakin kagum pada Pak Aditya. Tetapi sesuatu terlintas di benakku.

"Tapi.... istri bapak......" Ragu-ragu aku bertanya.

"Ya... jangan sampai tau.... bahkan dia ngga tau keberadaan rumah ini."

Kok bisa ya seseorang memiliki rumah yang tidak diketahui istrinya ?

"Ini rumah tempat saya menjadi diri saya sendiri. Nggga ada yang tau, bahkan istri saya."

Tiba-tiba Rendi muncul dari balik pintu.

"Mbuuun.... Lendi jajan....."
Sebuah permen lolipop berbentuk telapak kaki diacungkan padaku. Aku dan Pak Aditya tertawa.
Rendi mengasongkan permen itu.

"Icep mbun... icep...." Katanya.

Demi menyenangkan Rendi, aku membuka mulut. Permen lolipop itu masuk ke mulutku sambil aku masih dalam keadaan tiduran di tempat tidur. Pak Aditya menatapku dari tempatnya duduk di ujung tempat tidur.

"Slurpp..... slurpp..... waaah enyaak... udah bilang terimakasih sama mbak ?"
Rendi tak menjawab melainkan memegang erat batang lolipop yang masih aku kulum seolah takut aku rebut.

Aku bertahan mengisapnya, tak melepaskan permen itu.

"Slurpp... slurpp...... Mmmmh...." Aku semakin menggoda Rendi dengan memejam-mejamkan mata menandakan keenakan.

Pak Aditya memandangku dengan mulut terbuka.

Aku baru sadar apa yang ada di fikiran Pak Aditya saat itu. Tetapi Pak Aditya segera memalingkan wajahnya. Ya, dia seorang lelaki gentleman.

Aku merasa tenang bersamanya, di rumahnya.

BERSAMBUNG KE :
BAGIAN 2 : MAJA
Episode 1: Petugasa Berseragam
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd