PUZZLE YANG HILANG
“Selamat malam, seorang pegawai BUMN, berinisial AS ditemukan dalam kondisi kritis di sebuah pabrik terbengkalai, korban ditemukan dalam keadaan tangan dan kaki terikat , korban adalah seorang panitia pelaksana KTT APEC yang akan berlangsung beberapa pekan mendatang, polisi sedang melakukan penyelidikan intensif terhadap kasus ini, berikut keterangan polisi dalam jumpa pers yang diadakan siang tadi.” Sebuah stasiun televisi swasta khusus berita, menayangkan berita penemuan andi sebagai headline berita utama mereka.
“Seorang PNS ditemukan dalam kondisi kritis dengan kaki dan tangan terikat di sebuah pabrik kosong, namun yang mengejutkan, PNS tersebut ternyata orang yang disangka menjadi korban kecelakaan hebat yang terjadi beberapa hari lalu, rupanya orang yang tewas dalam kecelakaan itu adalah orang lain, polisi sedang mendalami hubungan antara dua peristiwa ini, berikut pernyataan dari kepala polisi melalui jumpa pers siang tadi,” staisun televisi lain juga memberitakan hal yang sama dalam headlines acara berita mereka.
Semua televisi dan berita online menayangkan peristiwa penculikan andi sebagai headline berita mereka, dalam berita itu mereka juga menayangkan cuplikan kecelakaan yang terjadi beberapa hari lalu.
Sebuah situs berita online, sewot.com memberitakan hubungan penculikan andi dengan peristiwa kecelakaan yang dialami endi dengan judul besar, “Perselingkuhan Berakhir Tragis”, dalam berita tersebut di tampilkan foto niken sedang memeluk andi dari belakang, ada juga foto saat andi berhadapan dengan niken, dengan sedikit wajah niken terlihat saat menoleh ke samping.
Dalam isi berita, situs ini menyebutkan bahwa perempuan yang di foto adalah istri dari korban kecelakaan, sedangkan pria yang dipeluknya adalah lelaki yang ditemukan dalam kondisi kritis dengan kaki dan tangan terikat, dalam artikel tersebut juga ditampilkan foto niken saat sedang berada di pemakaman suaminya, wartawan yang menulis mengajak pembaca untuk menyimpulkan sendiri apa yang terjadi melalui foto-foto yang mereka tampilkan.
Artikel itu dalam waktu singkat menjadi viral, hanya dalam 1 jam artikel itu sudah dibagikan sebanyak ribuan kali melalui media sosial, kolom komentar artikel dibanjiri dengan hujatan dari pembaca kepada andi, berbagai kata-kata pedas meluncur dari komentar sebagian besar pembaca, hanya beberapa komentar yang menyatakan, masih menunggu investigasi pihak berwajib.
***
Bu rudi yang mengetahui berita tersebut dari temannya menjadi tegang, dia langsung membuka artikel sewot.com, dia melotot melihat foto niken yang sedang memeluk menantunya, hatinya berdegup keras, dia menghampiri pak rudi yang sedang menonton televisi.
Di layar televisi rupanya di tayangkan berita tentang andi, dalam berita itu ditayangkan juga peristiwa kecelakaan hebat beberapa hari lalu, di akhir tayangan pembawa berita mengatakan apakah ada korelasi antara kecelakaan dan penculikan tersebut, mari kita tunggu penyelidikan polisi.”
“Pak, coba bapak baca ini,” bu rudi menyerahkan handphone pada suaminya, pak rudi membaca dengan raut wajah tegang, biasanya pak budi selalu sabar dan murah senyum, kini wajahnya terlihat gusar melihat foto-foto dalam artikel tersebut.
“Rupanya menantu kesayangan bapak itu selingkuh dengan istri orang yang tewas di mobil andi, apaan ini pak, kurang ajar itu si andi ya, coba bapak liat itu,” ucap bu rudi berapi-api.
“Sabar bi, jangan keburu emosi, kita tenang dulu,” ucap bobi bijak, pak rudi hanya diam saja, dia berdiri dan masuk ke dalam kamar.
“Apanya yang tenang bob, kamu lihat foto ini, si andi rupanya punya masalah dengan orang yang tewas itu, coba kamu lihat ini, si andi selingkuh dengan istri orang yang meninggal kecelakaan kemarin, kan udah jelas alasan, kenapa orang itu ada di mobil andi,” kata bu rudi dengan nada sewot, kemudian bu rudi mengikuti suaminya ke kamar.
Akbar yang ikut menonton televisi hanya bengong, dia gak paham apa yang sedang mereka bicarakan, “om, kok nama ayah disebut-sebut ya, kritis itu apa sih,” tanya akbar.
“Ahh, kata siapa nama ayah kamu disebut-sebut, mungkin itu andi yang lain bang, emangnya ayah kamu aja yang namanya andi” ucap bobi mengusap rambut akbar.
“Ohh gitu ya oom, bunda kemana sih oom,” tanya akbar, “bunda lagi ke rumah sakit periksa dede bayi dalam perut bunda, “ jawab bobi, dia tak tega mengatakan pada akbar, kalau bundanya sedang menunggui ayahnya di rumah sakit.
***
“Ayah..bunda disini..ayah cepet bangun ya..kan ayah janji, abis tugas ini kita sekeluarga mau liburan ke luar negeri,” ucap rina mengenggam tangan andi.
“Ayah kita udah kangen ama ayah, bunda, abang dan nanda semua udah kangen ama ayah, ayah bangun...pliss,” air mata rina jatuh menetes dipipinya, tangan andi diciuminya.
“Katanya ayah mau bunda gorengin ayam, ayo dong..bangun yah...kita pulang ke rumah...yah...” rina terisak-isak, dia berusaha menahan jeritan hatinya yang terluka melihat orang yang sangat dicintainya tak berdaya.
Rina melihat keadaan suaminya, dia tak bisa membayangkan penderitaan suaminya saat disekap, rina mengusap rambut suaminya dengan lembut, “ayah..ayah harus kuat...jangan menyerah ya sayang...jangan tinggalin bunda...bunda dan anak-anak masih membutuhkan ayah...pliss jangan tinggalin bunda...jangan menyerah..pliss,” rina menghiba dengan suara lirih, air matanya terus menetes tanpa henti.
“Ya Tuhan, jangan ambil suamiku sekarang, aku belum banyak membahagiakan dia, banyak kesalahan yang aku lakukan padanya, izinkan aku memperbaiki kesalahanku pada suamiku..ya Tuhan..aku mohon selamatkanlah suamiku, kembalikan dia pada kami,” rina telungkup di sebelah andi, rina tak mampu lagi menahan emosi hatinya, rina berusaha menahan suara tangisnya agar tak menganggu pasien lain..hatiku begitu terpukul.
***
Di ruangannya andi membaca artikel yang ditulis sewot,com. Andi geram dengan wartawan bodrek ini, dia merasa wartawan itu sangat keterlaluan tak memikirkan orang lain, namun andi juga tak bisa berbuat apa-apa, di era keterbukaan sekarang, semua bebas mengutarakan pendapatnya, kalaupun ada yang protes dan tersinggung dengan berita itu harusnya itu adalah keluarga mas andi, bukan dirinya.
Namun andi juga tahu, protes tak akan membuat situs berita itu menghentikan artikel yang di muatnya, mereka punya foto yang mendukung opini mereka, semua orang pasti akan beropini sama jika melihat foto tersebut.
Tiba-tiba andi mendengar suara ribut ribut di depan, andi keluar dari ruangan, dilihatnya dua orang laki-laki berusia dua puluhan mengaku sebagai penculik andi.
Polisi lalu melakukan pemeriksaan terhadap kedua pemuda itu secara terpisah, doni melakukan interogasi terhadap pemuda yang bernama yono, sedangkan sersan irfan menginterogasi pemuda yang bernama muklis.
***
KRONOLOGI PEMERIKSAAN
Pemuda yang bernama yono menceritakan , bahwa seminggu sebelum kecelakaan, suhendi menyuruh dia dan muklis menculik seseorang bernama andi, untuk itu endi berjanji akan membayar yono dan muklis sebesar 50 juta rupiah dengan kesepakatan uang akan deberikan suhendi setelah pekerjaan selesai.
Menurut yono, mereka melakukan pengintaian rute yang dilalui andi selama 2 hari berturut-turut, saat hari penculikan mereka menggunakan sepeda motor mengikuti mobil andi,sedangkan endi mengikuti dengan mobilnya dibelakang mereka .
Di sebuah jalan sepi, muklis yang digonceng di belakang , menghantam kaca spion mobil andi, hal itu dilakukan untuk memancing andi turun dari mobil, setelah pancingan mereka berhasil, dan andi turun dari mobil, suhendi memukul kepala andi dari belakang hingga pingsan.
Kemudian muklis dan yono dibantu endi mengikat kaki dan tangan andi, serta menutup mulutnya dengan lakban, mereka kemudian memasukkan andi ke mobil suhendi.
Suhendi lalu mengemudikan mobil andi untuk dibawa ke tempat andi menginap sementara, dengan tujuan agar tidak ada yang curiga andi hilang.
Sedangkan yono mengemudikan mobil endi , menuju lokasi penyekapan yang telah direncanakan, diikuti muklis yang mengendarai motor.
Setelah menggotong andi ke dalam pabrik terbengkalai, yono dan muklis menunggu suhendi datang, karena mereka dijanjikan akan langsung dibayar malam itu juga, namun hingga malam suhendi tak kunjung datang, lalu mereka melihat berita kalau mobil yang dikendarai suhendi kecelakaan dan terbakar.
Karena merasa pekerjaannya sia-sia, akhirnya yono dan muklis pergi dari pabrik itu, setelah sebelumnya mereka menyembunyikan mobil milik suhendi di gang kecil disebelah pabrik.
Doni bertanya, kenapa mereka harus repot-repot menyembunyikan mobil, kenapa mereka tidak pergi saja meninggalkan tempat itu.
Yono mengaku saat itu panik mengetahui suhendi tewas kecelakaan, dia takut di tangkap polisi padahal dibayar aja belum, sehingga mereka berpikir untuk menyembunyikan mobil suhendi.
“Lalu kenapa tiba-tiba kalian menyerahkan diri,” tanya doni.
“Kami beberapa hari terakhir sangat was-was pak, apalagi kami membaca berita ada kaitannya kecelakaan yang dialami pak suhendi, dengan penculikan pak andi, daripada was-was, kami lebih baik menyerahkan diri.” ucap yono tanpa ragu.
“Namun semua itu pak suhendi sendiri yang merencanakan pak, kami bahkan belum dibayar oleh orang itu, dasar apes pak.” Lanjutnya lagi
***
Doni lalu meminta sersan joko dan sersan irfan mengambil sidik jari kedua orang itu untuk dicocokan dengan sidik jari yang ditemukan di setir mobil endi, termasuk juga memeriksa latar belakang dua pemuda tersebut
Doni untuk sementara memasukkan kedua orang tersebut ke dalam sel, sambil menunggu hasil pencocokan sidik jari kedua orang itu.
Di ruangannya, doni membaca transkrip pemeriksaan terhadap muklis, semua yang dikatakan yono sesuai dengan apa yang disampaikan muklis, “tinggal tunggu hasil sidik jari,” ucap doni dalam hati.
1 jam kemudian, sersan joko masuk ke ruangan doni, menyerahkan hasil pencocokan sidik jari yono dan muklis, ternyata sidik jari yono sama dengan sidik jari yang ditemukan di setir mobil endi.
Selain itu dari hasil pemeriksaan sidik jari mereka, ada catatan kriminal ringan yang pernah mereka lakukan, mereka pernah ditangkap karena balapan liar setahun lalu, dan juga pengeroyokan terhadap supir ojol.
Akhirnya dengan semua bukti-bukti yang dimiliki, doni menetapkan status tersangka pada kedua pemuda tersebut, doni menyuruh sersan irfan untuk membuat BAP, berdasarkan keterangan mereka tadi.
Doni duduk termenung di ruangannya, dia merasa sangat aneh, jujur saja dia tak menyangka kasus ini bisa cepat terungkap tanpa perlu susah payah melakukan penyidikan, semua keterangan dua pemuda itu terlihat sesuai dengan kronologi kejadian, apalagi sidik jari salah seorang pemuda itu memang ada di mobil suhendi.
Namun doni juga merasa ada sesuatu yang salah, ada sesuatu yang hilang dari kasus ini, yaitu pertanyaan di benak doni yang belum ketemu jawabannya, “mengapa suhendi kebetulan mengalami kecelakaan, apa benar ini kebetulan atau memang ada pihak ketiga yang merencanakan mencelakai andi, tapi salah sasaran,”
Doni terus berpikir, namun semua kembali buntu, “kecelakaan itu sudah dicek, disebabkan unsur kelalaian pengemudi mobil sedan yaitu suhendi, supir truk sudah memberikan keterangan kalau mobil sedan itu oleng dan menghantam badan truk sehingga tak terkendali menyebrang ke jalur yang berlawanan arah,” doni mencoba menganalisa kembali kecelakaan beberapa hari lalu.
“Namun kenapa mobil yang dikendarai endi oleng dan menghantam badan truk?, ngantuk? Mabuk? Rasanya gak mungkin orang yang habis menculik orang , tiba-tiba ngantuk, mabuk? Itu juga rasanya gak mungkin, menurut keterangan yono tadi, endi ikut membantu menggotong andi ke mobilnya, ada yang berbohong disini, tapi siapa?” doni terus berpikir sambil meremas rambutnya.
***
BERSAMBUNG