Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Istriku Vina Seorang Biduan

Part 12

Jatuh Bangun Jatuh

Wow aku tak dapat berkata-kata lebih jauh menyangkut kejatuhan usahaku kali ini. Sakit memang tapi aku sudah mulai terbiasa dengan keadaan ini. Dari 5 project yang sedang berjalan 2 client ku memilih mundur karena aku meminta tenggang waktu lebih lama dari waktu yang sudah kita sepakati. Kini aku hanya focus untuk kembali bangkit, mengumpulkan modal sebanyak-banyaknya. Tabungan sudah kembali terkuras untuk membangun kembali workshop itupun masih kurang. Tapi aku masih bersyukur Vina tetap berdiri disampingku yang tak pernah lelah menyemangatiku. Vina pun menjual tas pemberian pak John untuk membeli beberapa peralatan yang kami butuhkan. Tapi untuk kembali memutar bisnis kami kami masih harus memerlukan suntikan dana yang cukup besar, Vina berinisiatif untuk kembali mencari pekerjaan nyanyi kembali. Dengan bantuan Putri, Vina pun memperoleh beberapa Job panggung. Hasilnya memang tidak lah besar cuman saat ini cukup menolong perekonomian kami.

Job pertama Vina dari Putri adalah sebuah event promo perusahaan rokok di daerah Banten. Seperti biasa Vina memaksaku untuk menemani ke Banten. H-1 siang harinya aku dan Vina sudah berangkat ke Banten, dikarenakan sore harinya Vina harus ikut technical meeting. Agar tidak akward aku memperkenalkan diri sebagai manager Vina. Aku pun sedikit gugup saat diminta ikut technical meeting, karena pengetahuan music ku ngga terlalu mendalam, tapi untungnya selama technical meeting hanya membahas soal do dan don’t selama perform. Kami meeting dengan EO, pihak sponsor, dan pengisi acara. Cuman beberapa mata kulihat cukup genit mengikuti setiap gerak Vina. Padahal menurutku Vina belum dandan seheboh yang lainnya, Vina hanya memakai kemeja dan celana jeans dan high heels. Tapi memang besarnya payudara Vina tidak mampu disembunyikan dengan baik oleh kemejanya. Make up Vina pun cenderung natural, tapi itulah daya tarik Vina, belum lagi suara Vina yang serak-serak manja menjadi sebuah magnet tersendiri dibanding yang lain.

Malam harinya setelah technical meeting dilanjutkan dengan acara makan malam. Beberapa orang tampak sengaja mendekati Vina, aku pun sengaja agak menjaga jarak sambil menikmati tingkah Vina yang menggemaskan. Tawa dan sedikiti cubitan manja Vina sesekali mendarat di badan lawan bicaranya. Harus ku akui Vina mempunyai keahlian dalam hal komunikasi terutama didepan pria-pria mesum. Satu jam kemudian pukul 20.30 mengajakku pulang ke hotel untuk istirahat. Untungnya letak hotel dengan Venue tak begitu jauh. Ketika aku meminta kunci di resepsionis hotel aku disodorkan 2 kunci kamar berbeda, Baru kusadari karena aku memperkenalkan diri sebagai manager Vina oleh pehak EO maka kamar kami terpisah. Untungnya kamar kami bersebelahan dan terdapat connecting door, yang tentu saja kami hanya memakai satu kamar. Hotel ini memang bukan hotel mewah, bisa di maklumi karena kita berada di kota kecil, tapi menurutku kamar kami cukup nyaman.

Dikamar Vina mengajakku untuk mandi mandi bersama, tetapi aku menolaknya karena masih ingin menikmati sebatang rokokku. Setelah Vina selesai mandi, Vina keluar kamar mandi hanya berbalut handuk hotel, aku pun bergantian menggunakan kamar mandi. Aku di kamar mandi cukup lama karena harus satu paket (BAB & mandi). Biasanya BAB 15-20 menit dan mandi 5 menit. Ketika. aku keluar kamar mandi kudapati Vina masih berbalut handuk di kasur dengan sesekali senyum memandang handphonenya.
“ Lagi chatan sama siapa yang… kok seru banget?” tanyaku
“ Ini sama mas Aryo yang tadi…yang dari orang rokok…. yang botak… yang tadi habis makan malam ngobrol ama aku..” terang Vina
Hanya kujawab dengan Oh… sambil kusodorkan penisku di dekat sikut Vina. Vina pun tau yang aku maksud, Vina meletakkan handphonenya dikasur lalu melumat batang penisku. Tapi aku tak ingin terlalu lama penisku dilumat Vina, ketika penisku sudah cukup keras kuminta Vina menungging di atas kasur. Vinapun melepaskan handuk melilit ditubuhnya dan menungging di atas kasur, vagina Vina merekah merah, membuatku nafsu untuk menjilat dan melumat bibir vaginanya. Sesekali tanganku meraih payudara Vina bergelantungan dan memilin-milin putingnya. Vina sesekali mendesah sambil menggoyangkan pinggangnya seiring sedotanku yang makin kencang. Dan tak lama kemudian jilatanku menghantarkan Vina ke orgasmenya. Lalu aku berdiri di tepi kasur bersiap memasukan batang penisku kedalam vagina Vina. Tak lama kemudian batang penisku sudah keluar masuk vagina Vina. Namun beberapa notifakasi whatsapp di handphone Vina sedikit membuyarkan kenikmatanku. Akupun menyuruh Vina untuk menjawab pesan whatsapp tersebut. Vina meresponku dengan membalikkan mukanya kearahku seakan tak percaya dengan yang kuperintahkan, tapi lagi kuminta Vina menjawab pesan whatsapp tersebut, yang disambut dengan senyum nakal Vina. Vinapun segera membalas pesan whataspp tersebut sesuai perintahku. Aku pun makin mengencangkan tempo, yang menghantarkanku untuk memuntahkan spermaku didalam rahim Vina.

“Mas… mas Aryo ngajakin kita ke bar malem ini mau ngga?” tanya Vina
“Ngajakin kita apa ngajakin kamu yang?” yang kupertegas lagi
“Ya aku sih tapi aku ntar bilangnya mau perginya kalo ama manager aku…” jawab Vina manja
“Yaudah kamu aja sayang yang pergi, lagian mas juga cape seharian tadi….” Jawabku
“Kalau mas ngga pergi ya Vina ngga usah pergi…”jawab Vina
“Udah ngga papa sayang pergi aja, siapa tau dapat tambahan job…yang penting sharelock aja nanti trus kalau mau ngapa-ngapain bilang. Toh kamu sudah tau peraturan kita.” Rayuku

Vinapun beranjak dari kasur hotel dengan wajah sedikit cemberut. Vina pun mulai memilih-milih baju yang akan dikenakan malam ini untuk pergi bersama Aryo. 20 menit kemudian Vina berpamitan dan keluar kamar, sedangkan aku masih asik dengan film di televisi hotel. Kira-kira satu jam kemudia notakku mulai traveling entah apa yang sedangdilakukan Vina, karena baru kali ini kubiarkan Vina sendiri bersama orang lain. Aku mulai sedikit khawatir dan juga cemburu, tapi anehnya penisku menegang disaat yang kurang tepat kurasa. Akupun segera mengirimkan pesan kepada Vina tentang keberadaannya dan kondisinya saat ini. 10 menit kemudian pesanku baru dibalas Vina dengan mengirimkan lokasinya sambil mengirimkan beberapa foto selfie kepadaku. Entah setan mana yang menghampiriku bermodalkan foto selfie Vina dan petualangan liar Vina diotakku akupun mulai mengelus-elus penisku.

Pagi pukul 06.00 aku terbangun dengan Vina disampingku. Aku merasa bodoh harusnya semalam aku susul Vina tapi setelah aku onani semalam malah ketiduran. Aku mulai mengamati tubuh Vina yang tertidur, karena penasaran apakah yang terjadi dengan Vina semalam.Tapi kulihat tak ada bekas cupangan satu pun ditubuh Vina, celana dalamnya pun masih membungkus vagina dan pantat Vina. Aku pun membangunkan Vina untuk mengintrogasinya lebih lanjut dengan dalih mengajaknya sarapan. Setelah beberapa saat Vina loading kami pun turun ke resto hotel untuk sarapan. Tak banyak percakapan kami selama sarapan karena Vina masih sedikit ngantuk. Begitupun setelah selesai makan, kami naik ke kekamar lagi, kembali Vina ingin melanjutkan tidurnya dan memintaku membangunkannya jam 11.00 siang.

Pagi itu aku disibukkan kembali dengan urusan workshop hingga tak terasa sudah pukul 11.00 siang, lalu aku membangunkan Vina. Vina pun bergegas kekamar mandi. Hampir satu jam Vina didalam kamar mandi karena khawatir akupun sedikit mengintip kekamar mandi melalui pintu kamar mandi yang tak tertutup. Kulihat Vina sedang mencukur bulu kemaluannya, lalu ku tinggalkan Vina kembali. Siang itu kami hanya order makanan di kamar. Ketika Vina selesai dengan aktifitas kamar mandinya bertepatan dengan orderan makanan kami datang. Vina dengan satainya membayar bill orderan dengan hanya handuk yang melilit ditubuhnya. Sontak pemandangan indah itupun menjadi santapan room service hotel, walaupun dengan curi-curi pandang, belahan dada Vina jelas yang paling empuk, ketika Vina sedikit membungkuk untuk mengambil dompet entah sadar atau tidak pasti vagina Vina sedikit terekspose. Room Servicepun meninggalkan kami dengan menelan ludah. Vina hanya tersenyum padaku sambil berkata “Senengkan mas… kalo Vina dilihatin cowok lain…” Akupun hanya tersenyum.

Sambil makan siang akupun menanyakan kepada Vina apa yang terjadi semalam. Vina tak menjawab malah melemparkan pertanyaan “ Mas semalam ngocok ya…. tuh sperma masih belepotan di tangan ama perut mas semalam.” Aku pun sedikit malu mengakuinya. “Emang mas bayangin Vina diapa-apain sama mas Aryo…?” Akupun hanya menjawab dengan anggukan. “Semalam cuman minum aja kok mas sambil cerita-cerita. Ngga lebih kok mas, lagian jam 00.00 kita udah pulang kok mas, soalnya pagi ini mas Aryo harus meeting sama kantornya.” Tuntas Vina yang menjawab keliaran imajinasiku semalam.

Sorenya pukul 17.00 kami sudah di veneu. Kami pun disibukkan bertegur sapa dengan beberapa pengisi acara. Hingga acara dimulai pukul 19.30, Vina pun tampil sebagai pembuka, karena jelas Vina yang belum punya nama, ditempatkan di awal-awal acara. Vina membuka acara dengan cukup luwes kurasakan aura yang berbeda saat Vina diatas panggung. Aku menyaksikan Vina dari sisi tepi panggung. Beberapa penontonpun mulai menyawer Vina dari bawah panggung. Setiap kali Vina mengambil uang saweran membuat Vina harus berjongkok dan para penyawer pun disuguhi senyuman oleh celana dalam Vina. Ketika berjongkok pun Vina tetap menggoyangkan pinggulnya membuat penisku linu membayangkan posisis itu. Mungkin karena gemas beberapa tangan penyawe mencoba meraih paha Vina tapi Vina cukup sigap dengan hal itu. Beberapa orang lainnya sengaja merekam goyangan Vina mungkin buat bahan onani nanti malam.

“Bang…abang managernya Vina kan ya…?” sebuah pertanyaan yang mengagetkan ku.
Aku belum sempat menoleh kembali ditimpalinya “ Saya Aryo semalam sama Vina.”
“Oh ya mas Aryo iya semalam Vina sudah cerita.” Jawabku yang dilanjutkan dengan obrolan basa-basi kami dan sebagian besar membahas keseksian Vina.
“Bang Vina bisa dipakai ngga bang?” Tanya Aryo kepadaku yang sedikit mengejutkanku.
“E…e… Coba nanti saya tanyakan ke Vina nya ya mas.” jawabku diplomatis yang jelas paham arah pertanyaan Aryo.
“Ok kabari saya berapanya ya.. banggg…” Jawab Aryo yang tak lama kemudian beranjak dari tempatku berdiri.

Vina malam itu membawakan 6 lagu. Ketika selesai akupun segera menghampiri Vina di belakang panggung. Lalu kubisikan ke telinga Vina mengenai pertanyaan Aryo tadi.
Vina pun hanya tertawa “Serius mas Aryo nanya gitu…… Vina pikir mas Aryo orangnya kalem…” jawab Vina.
“Yang… malaikatpun pengen jadi setan kalau dideket kamu…” Jawabku.
“Bisa aja mas… terserah mas aja boleh ngga?” kembali dilemparnya pertanyaan kepadaku.
“Kalau mas sih balik ke Vina aja.. Tapi kalau Vina mau mas pengennya dikamar kita aja biar mas bisa ngintip dari connecting door..” jawabku
“Yaudah kan buat tambah-tambah modal kita Vina mau … toh buat nyenengin mas juga… tapi mas ngga boleh ngocok ya tunggu Vina.”

Vina pun segera menghubungi Aryo untuk mendiskusikan DC. Entah apa yang dibicarakan Vina hanya sesekali senyuman mengembang di wajah Vina. Lalu Vina mengajakku makan malam dan pulang ke hotel untuk prepare malam ini. Selama di perjalanan Vina menmberitahuku tentang deal mereka. 2juta untuk ST dan 6juta untuk LT, dan Aryo pun deal dengan ST, di perjalanan pun tak lupa aku membeli 2 boks kondom dan pelumas. Dikamar hotel pun aku mempersiapkan tempat persembunyianku, Aku mengatur untuk menggelapkan kamar samping dengan begitu kehadiranku tak begitu mencolok, ditambah lagi kamar yang nanti bakal dipakai Vina untuk melayani tamunya juga dibikin sedikit temaram. Akupun menyiapkan handphoneku yang satu untuk menggunakan panggilan video ke handphoneku yang satu lagi, yang kameranya sudah aku tempatkan untuk lebih leluasa melihat ke arah ranjang. Tentu saja handphone yang mengarah ke ranjang sudah ku tutupi keberadannya hanya lensa kamera yang terlihat sehingga tak menimbulkan kecurigaan. Vina pun mempersiapkan dirinya dengan pakaian dinas kebesarannya yaitu lingerie babydoll hitam, tanpa bra dan gstring hitam menerawang.

Pukul 21.00 akupun mulai masuk ke persembunyianku sambil mengawasi Vina dari layar handphoneku. Kulihat Vina berbaring dikasur dengan posisi menyamping sambil memeluk bantal dan menonton TV. Pantulan cahaya TV sesekali menerangi area paha yang terbungkus gstring Vina. Entah kenapa jatungku malah berdetak kencang melihat Vina dengan posisi seperti itu menunggu tamunya. Jelas batang peniskupun kembali menegang melihat itu, sesekali Vina tersenyum kearah kamera sambil mengangkat kakinya agar aku bisa melihat lebih jelas vaginanya.

Sepuluh menit kemudian pintu kamar Vina diketuk, Vina pun beranjak dari kasur dan sedikit merapikan kasur sebelum beranjak menuju pintu. Vina pun kembali ke kasur dengan menggandeng tangan Aryo, lalu mereka sedikt berbincang basa-basi, lalu diakhiri Aryo pergi membersihkan diri di kamar mandi. Selama Aryo di kamar mandi Vina pun kembali berbaring di kasur dengan posisi miring lagi dengan memeluk bantal diantar pahanya, sehingga pantat Vina makin menonjol. Keluar kamar mandi Aryo hanya menggunkan celana dalam dan segera menerkam Vina, dan melumat bibir Vina secara perlahan, sedangkan tangan Aryo bergerilya diantara tubuh Vina. Payudara dan pantat Vina tak henti-hentinya mendapatkan serangan remasan dari kedua tangan Aryo sedangkan mulut mereka masih terus bercumbu. Lalu perlahan tangan Aryo menarik tangan Vina untuk duduk dan melepas lingerie Vina, kemudian payu dara Vina pun menjadi sasaran lumatan bibir Aryo, Vinapun mendesah cukup keras seiring sedotan dan remasan Aryo di kedua payudara sambil melihat ke arah kamera seakan memamerkan kemesraan ke arahku. Akupun sudah tak tahan untuk menusap batang penisku tapi aku menahannya untuk menepati janjiku ke Vina.

Setelah puas dengan payudara Vina aryo pun melepas gstring Vina dan celana dalamnya, Vina pun lalu mengulum penis Aryo. Dan sialnya posisi Aryo membelakangi kamera sehingga menghalangi pandanganku, karena kamera hanya tertuju ke pantat Aryo. Tapi itu tak lama sepertinya Vina sadar posisiku terhalang, Vina pun menyuruh Aryo kearah headbord kasur, dan kembali Vina mengulum penis Aryo. Sekarang pandanganku dapat melihat jelas vagina Vina yang sudah mengkilat karena cairan rangsangan yang diberikan Aryo. Sepertinya Aryo sudah tak sabar untuk membenamkan penisnya di lubang kenikmatan Vina, Aryo pun duduk menyender di headboard kasur. Vinapun meraih kondom yang sudah aku siapkan di pinggir kasur dan memasangkannya di batang penis Aryo dengan mulutnya sambil mengulum batang penis Aryo.

Vina pun segera duduk ke pangkuan Aryo yang masih menyender di headboard kasur. Perlahan -lahan batang penis Aryo tenggelam dalam lubang kenikmatan Vina. Pinggul Vinapun terus bergoyang perlahan diantara paha Aryo sedangkan Aryo sibuk dengan payudara Vina. Erangan Vina makin keras seiring goyangan Vina yang semakin kencang, Lalu Vina ambruk ke kasur seiring orgasme yang pertama, seakan tak membari waktu Vina menikmati orgasmenya Aryopun gantian yang menggoyangkan pinggulnya
dengan posisi missionaris. sodokan demi sodokan yang diberikan Aryo membuat payudara Vina bergoyang tak berirama. Tak lama kemudian Aryo pun orgasme diringi ambruknya tubuh Aryo diatas tubuh Vina.

Permainan Aryo ini hanya berlangsung 15 menit, dan akupun memakluminya dengan goyangan dan jepitan vagina Vina jika tanpa doping obat kuat pasti tak akan lama tumbang. 3 menit kemudian Aryo bangkit dari tubuh Vina, dan Vinapun menarik kondom yang dipakai Aryo, lalu seakan memamerkan kearah kamera kalau kondom Aryo penuh berisi sperma Aryo. Lalu Vinapun jatuh kedalam pelukan Aryo sambil menonton TV. Mereka terlibat pembicaraan yang cukup pelan yang tak dapat aku dengar tapi kalau dilihat dari ekspresi mereka cukup romantis yang membuatku cemburu. Sesekali tawa menghiasi ekspresi mereka, tangan kanan Aryopun mengelus-elus pantat Vina, sedangkan tangan Vinapun juga mengocok pelan batang penis Aryo yang sedang lemas.
Lalu Vinapu gantian menjilati puting Aryo sambil menaikan tempo kocokan dibatang penis Aryo yang perlahan-lahan mulai bangkit. Jelas Aryo mempunyai stamina yang lebih dibandingkan aku karena umur Aryo yang aku duga masih disekitaran 22-24 tahun.
Tentu saja tak bisa dibandingkan denganku yang sudah berkepala 3.

Akhirnya Vinapun memasangkan kondom kedua di batang penis Aryo. Kali ini Vina langsung diposisi nungging menghadap kamera dan Aryo pun dengan sigap menggoyangkan pinggulnya dari belakang tubuh Vina. Di kamera Vina sesekali tersenyum kepadaku, terkadang menggigit bibir bawahnya dan mengerang disetiap sodokan yang diberikan Aryo. Cukup lama mereka di posisi ini hingga Aryo pun kelelahan, Vina pun berinisiatif yang menggoyangkan maju mudur tubuhnya. Lalu ntah apa yang mereka bicarakan yang jelas kini mereka berganti posisi menjadi 69, dengan tubuh Aryo dibawah sedangkan Vina melepas kondom yang dipakai Aryo dan mulai mengulum penis Aryo. Pinggul Vina berayun menekan Vaginanya dimuka Aryo sedangkan kepala Vina naik turun melumat batang penis Aryo yang kurang lebih seukuran ku.

Sekitar sepuluh menit mereka diposisi ini sampai keduah tubuh mereka kaku karena orgasme bersamaan. Vina pun tak pernah menyia-nyiakan setiap tetes sperma yang keluar dari batang penis Aryo denganan menelannya sambil memandang ke arah kamera.
Aku takjub dengan pelayanan yang diberikan Vina untuk Aryo. 5 menit kemudian Aryo meninggalkan ruangan dengan senyuman kemenangan dan meninggalkan lembaran uang untuk Vina.

Melihat Aryo pergi akupun langsung menelanjangi dirikudan segera ke kamar Vina. Vina pun sudah tahu nafsuku sudah diubun-ubun lalu menanyakanku mau posisi seperti apa untuk menuntaskan birahiku. Akupun meminta 69 seperti yang diberikan Aryo sebelumnya. Vina pun segera naik ke atas tubuhku danvaginanya tepat mengarah ke mulutku, bau kondom teramat tajam dicampur bauh cairan orgasme Vina. Akupun tumbang dalam 3 menit di mulut Vina. Vinapun membersihkan penisku dari setiap sperma yang menetes.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd