Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Istriku Vina Seorang Biduan

Terimaksih sudah menunggu maaf karena kesibukan RL beberapa minggu kemarin


Part 11

Sesampainya di workshop aku segera disibukkan dengan urusan dengan para tukangku dan juga kiriman dari suplier. Aku sangat menikmati suara deru mesin yang kembali menyala setelah pandemi kemarin. Senang rasanya aktifitas di workshop ini kembali seperti sebelum pandemi. Project dari pak John ini disatu sisi menjadi batu pijakan untuk kembali bernafas di bisnisku tapi disisi lain kebinalan istriku sepertinya semakin menjadi. Atau malah membuka keliaran dari dalam diriku yang selama ini aku tak pernah menyadarinya. Melihat istriku melayani 4 penis membuatku terangsang hebat tapi menggauli istriku dengan bekas sperma pria lain di vagina istriku sebuah
gairah baru yang lebih hebat. Aku sebenarnya jijjik membayangkan sperma orang lain yang memenuhi vagina istriku tapi penisku sampai detik ini mengeras tanpa kontrol dariku. Apalagi ketika aku dan pak John menggauli istriku bersamaan, rekaman suara erangan Vina tergambar dengan jelas di otakku. Aku tak tahu kebinalan Vina ini akan berakhir dimana, yang jelas aku menikmati setiap mommentnya.

“ Mas jangan bengong…..” Lamunanku di buyarkan dengan kehadiran Vina di depan ku.
“ Eh… Vin kamu dah bangun. kesini sama siapa?” tanyaku
“ Mas, handphone belum di charge juga? tadi Vina naik ojol, nih Vina bawain makan siang buat mas..” jawab Vina sambil menyodorkan makan siangku.
“ Udah kok …tapi mas lupa tadi ngecharge dimana ya…” Kutinggalkan Vina di ruanganku untuk mencari keberadaan handphoneku.

Kutemukan handphoneku di dekat gudang belakang tempat biasa tukangku ngopi. Kubuka handphoneku yang terkirim beberapa panggilan telephon tak terjawab dan juga puluhan pesan masuk yang belum aku baca. Salah satunya dari Mike yang menanyakan alamat workshopku karena pak John mau check pekerjaanku. Walaupun akhirnya hanya vagina Vina yang dicheck oleh pak John. Lalu kulihat beberapa pesan dari Vina yang mengingatkan ku untuk istirahat. tapi Vina juga mengirimkan beberapa foto pak John yang sedang duduk diruang tamuku dengan caption “Mas dicariin client…” Lalu sebuah foto lagi yang kuyakini adalah puting Vina yang sedang di kenyot pak John. Dengan caption “Jangan lama-lama pulangnya…Vina udah ngga kuat…” menurutku ini diambil sebelum kedatanganku kemarin sore.

Dari tempatku duduk kulihat Vina sedang berbincang dengan beberapa tukangku yang sedang mengamplas. Hari ini Vina memakai tanktop dengan cardigan dan sebuah legging. Kulihat beberapa tukangku mencuri-curi pandang kearah Vina. Aku yakin mereka pasti gerah dengan penampilan Vina saat ini. Terkadang Vina membungkukan badannya sambil mengecek kayu, maka tukang -tukang yang didepan Vina akan disuguhi pemandangan gunung kembar Vina, sedangkan tukang-tukang yang dibelakang Vina saling memberi kode karena mereka disuguhkan bongkahan pantat Vina. Aku hanya pura-pura mengecek handphoneku sambil kuamati tingkah mereka semua. Beberapa hanya menelan ludah menyaksikan keindahan tubuh Vina. Tapi beberapa harus membetulkan celana mereka yang mulai sesak.

Vinapun berjalan menghapiriku yang tentu saja semua mata tertuju pada liukan pantat Vina yang tak sempurna tertutupi oleh cardigan Vina. Sejenak kuamati lebih jelas ternyata vagina Vina pun tercetak jelas di legging yang Vina pakai.
“Udah ngeceknya bu?” candaku kepada Vina.
“Ih apaan si mas….”
“Tuh liat tukang-tukang pada mupeng liat kamu pakai pakaian gini disini” terangku.
“Biar pada semangat mas… Tapi mas suka kan kalo Vina di lihatin banyak orang?” tanya Vina yang kuakui memang menjadi sebuah kebanggan tersendiri memiliki Vina dengan tubuhnya dan juga kecantikannya.

Siang itu Vina menemaniku makan siang lalu akupun kembali disibukkan dengan mengontrol pekerjaan tukang-tukangku ditemani Vina. Hadirnya Vina menjadikan workshop ini lebih hidup. Tak segan Vina bercanda dengan mereka. Dari 8 orang tukangku hanya 2 yang sudah kenal Vina selebihnya mereka baru bekerja bersamaku, karena sebagian tukangku yang dulu sudah mendapatkan pekerjaan diworkshop yang lain. Akupun sempat mewanti-wanti Vina agar jangan terlalu jauh karena aku tak ingin tukang-tukangku ikut merasakan kehangatan tubuh Vina. Vinapun paham dengan yang ku minta, dan Vinapun berjanji hanya akan membagikan tubuhnya atas seijin atau sepengetahuanku.
Dan akupun yakin para tukangku pun tak akan berbuat lebih jauh terhadap Vina.

Sudah seminggu ini setiap siang Vina selalu ke workshop mengantarkan makan siang sambil menemaniku di workshop. Yang jelas setiap sore aku lihat para tukangku lebih rajin mandi, mungkin mereka onani sambil membayangkan tubuh Vina mungkin. Dan setiap datang Vina selalu memakai pakaian yang menggoda iman para laki-laki. Seperti 2 hari yang lalu Vina datang dengan kaos dan rok pendek, Entah sengaja atau tidak ketika Vina duduk menemani ku ngopi di depan gudang belakang para tukang sering curi-curi pandang kearahku dan Vina, dan baru kusadari jika posisi duduk Vina yang sedikit membuka kakinya membuat celana dalam putihnya terekspose. Entah mengapa ini membuatku sangat bangga dapat memamerkan keindahan tubuh Vina didepan para tukang. Apalagi melihat eksprisi para tukang setiap melihat belahan dada ataupun celana dalam Vina membuatklu sangat puas karena hanya aku ataupun orang yang aku restui yang bisa menikmati tubuh Vina.

“Perasan yang dari tadi ngelirik belahan sama cd Vina para tukang kok yang tegang malah disini?” Tanya Vina sambil melirik celanaku yang tak kusadari penisku menyembul di celana, aku pun hanya tertawa. Yang jelas kutarik tangan Vina untuk mengikutiku ke ruanganku. Diruanganku ku bungkukan tubuh Vina di meja kerjaku, lalu ku singkap rok pendek Vina di pinggang Vina lalu ku pelorotkan celana dalamnya di antara lututnya. Lalu ke=u keluarkan penisku diatara resletingku dan kumasukkan ke dalam vagina Vina yang seperti dugaanku cukup becek, sehingga penisku dengan mudah keluar masuk vagina Vina. Vina hanya pasrah dengan sodokan-sodokan yang ku berikan sesekali terdengar erangan dari mulut Vina. Aku tak peduli tukangku mendengarnya atau tidak yang jelas suara gerinda dan gergaji mesin tak terdengar hanya erangan Vina yang bergema di ruang kerjaku. Mungkin mereka menguping erangan Vina aku tak peduli, yang ada dibayanganku hanya muka-muka para tukangku ya mupeng ketika melihat tubuh Vina sedang telanjang didepan mereka. Akupun menyelesaikan birahiku dengan bayangkan wajah para tukangku. Aku tak tahu Vina mencapai klimaksnya atau tidak yang jelas nafasku sangat berat dan keringat yang membasahi kaosku, akupun mencoba mengatur nafasku sambil rebahan di sofa di ruangkerjaku.

“Banyak banget mas keluarnya…? Vina bersihin dulu ya di toilet..” lalu Vina melepas celana dalamnya dan meninggalkan celana dalamnya dilantai ruanganku, Vina pun keluar dari ruanganku menuju toilet didekat gudang belakang tempat biasa para tukangku mandi. Aku pun ketiduran di sofa sampe sore pukul 17.00 Vina membangunkanku mengajak pulang. Aku dan Vina pun berpamitan untuk pulang kepada para tukang yang kulihat mereka sudah berpakaian rapi sepertinya sudah mandi.
Diperjalanan pulang Vina memelukku erat pikiranku bertanya-tanya apa yang terjadi selama aku ketiduran 2 jam, tapi aku nggan menyakan itu kepada Vina. Aku membiarkan pikiranku untuk berkelana bagaimana tukang-tukangku jika seandainya ku ijinkan mencicipi tubuh montok Vina.

Pikiran liarku membuat penisku kembali mengencang, sesampainya di rumah langsung kutelanjangi tubuh Vina di ruang tamu. Yang sedikit membuatku terkejut Vina belum memakai celana dalamnya. Vina membantuku untuk membuka celana dan pakaianku. Kami pun bercumbu sambil berjalan kuarahkan menuju kamar tidur kami. Seperti balas dendam di kamar gantian Vina yang merabahkan tubuhku dikasur lalu menaiki tubuhku. Disini aku merasa Vina sedang memperkosaku, mungkin tadi di ruang kerjaku Vina kurang puas sehingga sekarang aku yang harus pasrah mebiarkan Vina melepaskan birahinya. Vina terus bergoyang diatas tubuhku, tangannya mencengkram dadaku dengan mata terpejam dan mulutnya menganga mengeluarkan erangan lirih seiring nafasnya yang keluar lewat mulutnya.

Akupun berinisiatif kumasukan jari tengah dan jari manisku kemulut Vina, Goyanganan Vina makin menjadi sedangkan jariku dikenyot-kenyot Vina cukup keras. Dengan goyangan Vina yang cukup kencang akupun tak dapat menahan untuk memuntahkan maniku kembali bersamaan dengan orgasme Vina.

2 minggu kemudian project dari pak John akhirnya selesai. Aku bersama 4 orang tukangku pun mengantarkan Furniture pesanan pak John dengan 2 truk dan 1 pickup ke Bandung. Pak John kebetulan sedang keluar negeri sehingga serah terima hanya kepada istri muda pak John. Akhirnya aku bisa bertatap muka langsung dengan Dewi istri muda pak John. Jelas kubandingkan sosok Dewi dengan Vina, dan jawabanya pasti Vina menang dari segalanya, akupun memaklumi jika pak John cukup bernafsu kepada Vina.

Setelah semuanya beres akupun mefoto semuanya untuk report ke pak John, Pak John dan dewi terlihat cukup puas dengan kerjaan ku. Karena hari mulai sore dan badanku capek sekali aku meminta Tono untuk menemaniku bermalam di Bandung.
Akupun meminta ijin Vina agar bisa bermalam di Bandung, karena faktor keselamatan dijalan Vina pun mengijinkanku untuk menunda kepulanganku. Aku dan Tono pun berpisah dengan rombongan, kamipun mencari penginapan seadanya di Bandung,
karena tujuanku memang hanya untuk melepas lelah.

Sialnya sesampainya dihotel aku lupa membawa kepala charger handphoneku sedangkan charger Tono tertinggal di truk. Tapi untungnya aku membawa laptop kantor sehingga aku bisa mencharge dilaptop. seusai makan malam aku dan Tono kembali ke kamar pukul 21.00. Tono pun meminta ijinku untuk gantian mencharge handphonenya, ketika handphone Tono terconected muncullah folder file hanphone Tono. Biasanya aku tak peduli dan tak mau tahu urusan orang tapi di folder itu jelas kulihat foto Vina istriku yang membuatku penasaran. Akupun sedikit menunda rasa penasaranku mununggu Tono terlelap agar aku bisa membongkar isi folder gallery di handphone Tono. Setelah Tono tertidur lelap pelan-pelan aku mulai menyelidiki isi folder dihandphone Tono. Disana kutemukan banyak sekali foto dan video Vina, foto-foto belahan dada Vina beberapa tampak closeup puting yang sedikit menyempil yang kuyakini itu pasti milik Vina. Ada juga foto Vina sedang jongkok dan celana dalam Vina tersenyum lebar ke kamera. Lalu kucoba membuka video disitu kulihat rekaman Video ketika Vina berjalan sehingga pantatnya bergoyang dengan anggun. Dan yang cukup mengejutkan ada rekaman ketika aku menyetubuhi Vina di ruang kerjaku. Jujur aku agak khawatir dengan keberadaan Video ini tapi setelah kuamati video ini cukup aman karena tidak begitu jelas muka ku dan Vina terlihat karena angle pengambilannya dari ventilasi ruang kerjaku. Ada juga beberapa video ketika Vina sedang pipis dikamar mandi dekat gudang belakang, untung di semua video wajah Vina tak terlihat utuh. Di Video Vina yang sedang pipis aku bisa melihat vagina Vina dengan jelas karena semua toilet di workshop menggunakan toilet jongkok.

Rasa penasarankupun bertambah aku ingin melihat percakapan di whatsapp Tono mengenai istriku. Maka dengan hati-hati ku cabut handphone Tono dan kubawa mendekat kearah Tono, lalu ku coba tempelkan jari Tono ke arah finggerprint lock. Beruntungnya aku bisa membuka hanphone Tono, seperti bocah dapat mainan baru akupun riang ketika bisa mengakses handphone Tono. Dari semua percakapan di whatsapp mataku tertuju sebuah group bernama Ibu Negara, dan dari situlah terkuak percakapan-percakapan para tukangku mengenai Vina. Dan ternyata video dan foto Vina tersebut dikumpulkan secara kolektif oleh mereka. Setiap ada foto dan video yang mereka berhasil rekam maka akan mereka kirimkan ke group tersebut, berikut dengan komentar-komentar cabul mereka. Setelah puas dengan penyelidikanku akupun berhati-hati untuk tidak meninggalkan jejak. Tak ada rasa amarah sedikitpun terhadap para tukangku justru sebaliknya menjadi sebuah kepuasan tersendiri ketika mereka hanya bisa membayangkan sedangkan aku bisa merasakan kehangatan Vina secara langsung. Sepulangnya kami ke Jakarta aku pun tak pernah bercerita soal foto dan video tersebut kepada Vina.

Beberapa minggu setelahnya pekerjaanku mulai padat kebanyakan memang dari kenalan Dewi istri muda pak John ataupun relasi pak John yang telah melihat langsung hasil karyaku. Karena orderan mebludak akhirnya aku meminta Vina untuk membantuku lebih intens di workshop, terutama untuk mengurusi cashflow workshop. Dengan adanya Vina membantuku mengelola workshop sedikit membantuku meringankan beban pekerjaanku dan tentunya foto dan video Vina makin bertambah di group Ibu Negara. Namun sayangnya aku belum ada kesempatan lagi untuk mengakses group itu lagi.

Hingga pada suatu malam petaka mengampiriku lagi. Workshop kami hangus terbakar karena kongsleting listrik. Untungnya semua pekerjaku selamat. Namun kerugian tak terelakan lagi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd