Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
BAGIAN III

"Aaaaarrrgghhhh siaaaalaaannn, tak biasanya aku lemah seperti ini...."


"Ahhhhh iya gak apaa Mas, keluarin ajaahh...", desah Astrid. Ia mencengkeram pinggangku ketika ujung penisku menyodok-nyodok kencang lubang vaginanya yang menggepit erat, menekan urat-urat penis yang kedat-kedut, menjemput orgasme yang tak bisa kutunda lagi.


"Aaarghhhhh, maafin aku sayang, aku janji akan kuat seperti biasanya...."


"Iyaaaah enggak apa, Mass keluarin ajah.... aahhh....."


"Aaarggggghhhhh...... enak banget dijepit memekmu"


CRRRROOOOT! CROOOTTT! CROOOTT!


Pulang kantor, malam hari, setelah anak balitaku, Aldo, terlelap di ranjang mungilnya, Aku berhubungan seks dengan istriku, Astrid. Sebetulnya bila mengacu jadwal, hari ini bukanlah malam biasanya aku menyetubuhi Astrid. Aku berhubungan seks dengan Astrid paling banter seminggu 3x. Seandaikan sedang tinggi-tingginya syahwat disalurkan melalui ronde tambahan hingga salah satu di antara kami kewalahan. Penyebab ketidakwajaran ini ialah karena aku hampir selalu terbayang-bayang peristiwa beberapa hari yang lalu saat Astrid mengenakan daster seksinya usai makan malam denganku, keluar kamar untuk membuang sampah. Mang Doyok menghadang Astrid, perlu bantuan menangani kendala pada ponselnya. Namun, aku tidak mengikuti lagi dialog di antara mereka karena Aldo terbangun dari tidurnya.


Astrid juga kurang dari 15 menit telah masuk ke kamar, tidak menceritakan apa-apa, kecuali Mang Doyok perlu bantuan membuka email karena lupa password. Selebihnya, menurut Astrid ya wajar-wajar saja jika Mang Doyok mencuri pandang ke sudut-sudut tertentu yang hampir selalu dilirik oleh laki-laki apabila tersingkap. Astrid bilang tidak mencermati. Dia memusatkan perhatian menangani masalah ponsel Mang Doyok. Aku yang memerhatikan gelagat istriku dan Mang Doyok tidak mengungkapkan hal yang kulihat kepada Astrid. Begitupun saat Mang Doyong mengirimkan chat ke ponsel Astrid. Aku tidak mempertanyakannya, pura-pura tidak tahu saja. Mengapa? Aku ingin menyelidik sejauh mana kejujuran istriku.


"Udah?"


BBBRRRUUUFFHH...|tubuhku rubuh, menindih tubuh Astrid. Aku memeluk istriku, mencumbu lehernya sambil menahan kantuk.


PLAAAAPPHHH......


"FUUUH... terus kamu bagaimana?"


"Jangan dipikirin Mas. Aku bisa keluarin sendiri. Kamu tumben-tumbenan cepet banget keluarnya? Lagi cape yah?", tanya Astrid.


"Iyaaa sepertinya..."


"Mengantuk yaa?", Astrid membelai-belai rambutku.


"Iya sayang, maaf yaah..."


"Sudah Mas, jangan dipikirin. Kamu istirahat yaa"


"Iyaaaah, huh... huh..."


Aku mengangkat tubuh, bertopang kasur, merangkak mundur, mencabut kemaluan yang terkulai lemas. Liang kemaluan Astrid lantas mengalir cairan spermaku. Telapak Astrid buru-buru membendung supaya tidak tumpah mengenai sprei. Aku buru-bhru mengambil beberapa helai tisu yang terletak di atas meja rias, memberikannya kepada Astrid. Selanjutnya aku duduk, berbaring terlentang.


"Tolong ambil vibrator, Mas", pinta Astrid hendak masturbasi.


"Kamu ambil sendiri, sayang, aku ngantuk banget"


"Hhhmmm... iyaa....", ucap Astrid, bangkit dalam kondisi bugil membuka lemari.


Merengkuh kantuk, mata yang kuyu ini masih sempat memerhatikan istriku memegang vibrator yang didapatnya di dalam lemari. Astrid rebahan, menghidupkan vibrator, meletakkannya di liang senggama. Dia gerak-gerakkan vibrator mengikuti ritme getaran seraya mendesah. Istriku agak menutup kelopak matanya, meresapi klitorisnya bergesekan dengan vibrator yang tak selalu harus menempel. Kemudian ia menyentuh ponsel yang ada di balik bantal, mengakses video porno demi membantunya supaya lebih cepat orgasme.


Astrid menyeka bibir vaginanya dengan vibrator perlahan-lahan, ditontonnya video porno dalam genggaman ponsel. Ia pilih yang sesuai dengan hasratnya, biasanya ia menyaksikan pasangan pria dan wanita yang sedang beradegan doggystyle.


"Aaaaahhhhhhh.....", kedua pahanya membuka lebar-lebar, Tangan Astrid mengacak-ngacak, menuntun ujung vibrator agar memulas sengit klitorisnya.


"Aaaaaihhhhh... huh... huh..."


TRUUUMMM.... TRUMMMM!!!|Astrid menunduk muka, memandangi vibrator yang tengah menyetrum hebat klitoris yang kian basah. Ia menggigit bibirnya, meletakkan ponsel, ganti memilin pentil puting susunya yang mengeras


"Emmmfffhhh.... ohhhh.... ohhhh...."


Aku yang hampir didatangi kantuk, sempat bertanya,"enak ya sayang?"


"Ooohhh,.... aku mau keluar Masss...."


"Enak ya sayang?", tanyaku lagi.


"Oohhhhh, iyaaa enak banget mass, Ohhhhhhh.... Aku mau keluar massss..... Ohhhhh aku mmmmau..... Ohhhh.... Aakkuuhh.... keluaaarhhh..... Ohhhh..."


AAAHHHHHHHHHH.....


CRRRRAAASSSSHHHH!|Tubuh istriku megap-megap, melanting. Dengan nafas terengah-engah Astrid melepaskan seluruh syahwat yang mengganjal benaknya. Setelah itu, aku tidak ingat lagi, kantuk telah menguasai. Apabila harus diingat-ingat, Astrid berbaring miring, memeluk guling.


=Y=​


Keesokan pagi, aku yang terbangun duluan, memandangi tubuh bugil Astrid. Aku membangunkannya ketika hendak mandi karena harus berangkat kerja.


DIPIKIRKAN BAIK-BAIK KALAU EMANG BENER MAU CUCKOLD. KONSEKUENSINYA BERAT. BAGAIMANA KALAU NAGIH? BAGAIMANA KALAU BINI SAMPAI BAPER DENGAN LAWAN MAINNYA? INGAT PEREMPUAN ITU BUKAN LAKI-LAKI. DIA PAKAI PERASAAN! PAKAI HATI! TOLONG DIPERTIMBANGKAN AKIBAT BURUKNYA. JANGAN ENAKNYA SAJA. MAU ISTRIMU JADI NAKAL? SEANDAI JADI NAKAL DIAM DIAM? BAGAIMANA? SIAP DITINGGAL ISTRI JIKA DIA BERPALING KARENA PASANGANNYA LEBIH MEMUASKAN? TERKADANG APA YANG KITA BAYANGKAN TIDAK SELALU BERJALAN SEBAGAIMANA MESTINYA.


Itu adalah potongan kalimat yang telah menyumpal FANTASI CUCKOLD-ku, dari percakapan dengan seorang member forum CEMPRIT.COM, yang berbagi seraya memberi nasehat. Sebelum percakapan tersebut terjalin, mulanya fantasi CUCKOLD-ku mengebu-gebu, meluap-luap, ingin segera merealisasikannya dalam bentuk yang belum aku ketahui harus bagaimana. FANTASI tersebut semakin menjadi-jadi setelah tontonan, baik yang berupa Film Dewasa bergenre CUCKOLD atau Video Amatir yang diunggah seseorang yang telah merealisasikan fantasi CUCKOLD-nya.


Di samping itu, ada pula sebuah tautan atau thread forum yang membahas tentang CULKOLD secara khusus. Dalam thread tersebut banyak curahan hati mereka kaum adam yang berhasrat ingin sekali melakukan CUCKOLD, tetapi belum tahu cara membujuk pasangannya atau tidak mendapat persetujuan dari pasangannya, bahkan ada yang bertanya bagaimana kiat membujuk/merayu pasangan agar mau CUCKOLD. Tak terhindarkan pula ada yang menceritakan pengalaman CUCKOLD-nya, ada yang bertambah mesra dengan sang istri, tak sedikit yang menelan pil pahit karena pasangannya berpaling dengan sebab macam-macam.


Adapun aku mencermati serius akibat ngeri yang ditimbulkan oleh CUCKOLD di samping KENIKMATAN yang dijanjikan, karena pasti dan tentulah kita tidak mau istri atau pasangan yang kita cintai berpaling. Hal itu yang harus benar-benar diperhitungkan hati-hati. Kalau tidak, risikonya tidak akan tanggung-tanggung. Siapkah kita menerima segala konsekuensi dari kemungkinan terburuk??? Itu adalah pertanyaan yang paling penting yang harus dijawab, terlepas dari pintar-pintar menyiasatinya.


"Mas Kamu mandinya lama banget, udah belum? Aku mau pipis! Cepetan!


"Iya sayang, ini sebentar lagi", jawabku menanggapi Astrid. Karena sembari mandi, aku merenung.


"Ini sudah jam berapa loh... kamu enggak telat ke kantor?"


"Iya sabar, ini aku udah mau selesai, lagi handukkin badan, sabar yaaa..."


TTTTRRRUUUPPPPHHH|Membuka pintu kamar mandi, Astrid dalam keadaan tubuh molek nan bugil menyerobot masuk. Dia kebelet buang air kecil. Aku menoleh kaget. Kemudian aku langsung mengambil pakaian dalam lemari, bersiap-siap.


"Sudah Mas, jangan terlalu dipikirin yang semalam. Lagipula itu kan bukan kali pertama. Kamu biasanya kalau lagi cape emang cepet keluarnya kan?"


"Iyaa bener, aku merasa bersalah aja"


"Udah, gak apa-apa, jangan dipikirin ya sayang", ucap Astrid balik tidur, menarik selimut.


"Kamu enggak nyiapin sarapan buat aku?"


"Cape banget aku Mas. Kamu beli di kantor aja, gapapa kan?"


"Yaudah gapapa, kamu istirahat yang cukup yaahh"


"Iyaaa...."


Selesai berpakaian rapi-rapi, menggandeng ransel, Aku berpamitan dengan Astrid, mencium kening Aldo yang masih tertidur. Jam menunjukkan pukul 6 pagi. Aku membuka pintu kamar kos lalu menutupnya rapat-rapat. Kemudian aku bertemu Mang Doyok sedang menyapu lantai lorong depan kamarku.


"Berangkat Pak?"


"Iya nih Mang, hehehe..."


"Hati-hati di jalan, enggak sarapan dulu?", tanya Mang Doyok selagi menyapu lantai.


"Kemungkinan beli di jalan Mang"


"Hooh... ngomong-ngomong terima kasih yaa... kadang kalau sarapan Mba Astrid suka belikan saya"


"Oh ya gapapa, jangan sungkan Mang. Dibikin santai aja"


"Hehehe, malu saya belum bisa membalas"


"Baik Mang, saya berangkat dulu yaa....", ujarku selesai memakai sepatu.


"Hati-hati...."


"Iyaaa Mang....", Aku menuruni tangga bangunan kos.


Bila menjumpai Mang Doyok, aku sejujurnya ingin menghindar karena kerap terbayang ketika dia melirik nakal ke Astrid, serta pendekatan terakhirnya yang berbuntut kemudian tak aku perkenankan lagi Astrid tampil seksi di depannya pun sejak ketakutan akan konsekueni CUCKOLD. Aku harus menghilangkan fantasi ngawur ini. HARUS! BAGAIMANAPUN CARANYA! TITIK!


=Y=​


Saat jam istirahat kantor, usai makan siang, aku berkesempatan memegang ponsel. Berbalas chat dengan istriku, menanyakan kesehariannya, membahas pula tentang FANTASI CUCKOLD yang ingin aku akhiri. Astrid mendukung penuh sebagai seorang istri.


"Sayang, kira-kira, enghh... kamu jangan marah yaa..."


"Iya kenapa?"


"Kalau aku posting pose seksi kamu di forum, boleh ya? Aku perlu mengalihkan FANTASI CUCKOLD-ku inih", tuturku memohon izin.


"Nanti dihapuskan? Cuman sementara?"


"Iya, tentunya akan seperti itu dong"


"Iya, boleh-boleh aja..."


"Maaf ya, aku terpaksa begini supaya ada pengalihan FANTASI CUCKOLD-ku"


"Enggak apa apa, Mas, kalau memang baiknya menurut kamu begitu daripada aku harus sampai bagaimana-bagaimana di depan Mang Doyok"


"Hhhmmm iya, Aldo lagi ngapain?"


"Lagi ditemenib ngobrol sama Mang Doyok di lorong"


"Ooohhh, udah makan kamu dan Aldo?", tanyaku memberi perhatian kepada Astrid.


"Alhamdulillah udah, kamu?"


"Iya, aku Alhamdulillah sudah juga..."


Percakapanku dengan Astrid berlangsung singkat. Selanjutnya, setelah memperoleh izin darinya, aku sangat bersemangat mencari foto-foto seksi istriku, membuat sebuah thread, dan lantas mengunggahnya. Aku lalu menunggu tanggapan, bolak-balik membuka laman forum, berharap segera mendapati tanggapan-tanggapan dari member mengenai postingan yang aku unggah, yakni saat Astrid memakai daster seksi, lingerie, ataupun kaos ketat. Akibatnya, konsenterasi pekerjaanku di kantor pecah.


"Mantep Hu..."
"Mulus banget bodi istrinya, idaman"
"Bau-bau toge nih"
"Mesti dilanjut ini"
"Lancrotkan, sampai bugil hu, menjanjikan"
"Wife ente bener-bener menggiurkan"
"Izin pantau hu"
"Ditunggu polosannya"
dsb.


Aku tersenyum saat bodi seksi Astrid dikomentari beragam, semakin bangga aku memiliki istri secantik dan seseksi Astrid. Kemudian aku menanggapi positif setiap tanggapan dari member-member forum, berjanji akan update lagi ke depannya. Setelah itu, aku menyusun rencana, mencari-cari foto seksi Astrid yang lainnya yang akan secara runut terunggah dalam thread yang barusan aku unggah. Aku merasa cara seperti ini cukup membantu, mengganjal FANTASI CUCKOLD-ku yang acap membelenggu. Batin lebih anteng dari biasanya. Bersemangat untuk memperbarui posting thread yang belum aku ketahui kapan lagi akan diunggah.


=Y=​


Hari demi hari setelah postingan tubuh Astrid dalam balutan pakaian seksi terunggah dalam thread forum. Selanjutkan aku rutin mengunggah foto Astrid saat berpakaian seksi [tentunya tanpa wajah], baik secara sadar ataupun tidak. Astrid pula menanggapinya biasa-biasa saja, tidak dia permasalahkan. Dia senang-senang saja karena bodinya digilai banyak pria. Astrid tidak merasa minder atau pusing dengan bodi bohaynya.


Kendati FANTASI CUCKOLD HAMPIR SEPENUHNYA SIRNA, Aku tetap terganjal oleh bayangan-bayangan birahi ketika tubuh Astrid direspon mesum. Yang berkomentar sudah blakblakan, bahkan ada yang menawarkan bercinta tukar pasangan atau menuntut foto Astrid dengan berbagai pose, terutama menuntut foto bugil Astrid, namun tidak aku sambut serius, sebagian aku kabulkan. Selebihnya aku justru timbul inisiatif lain.


"Boleh ya kalau aku minta mereka cetak foto kamu, terus mereka pejuhin foto kamu, terus hasilnya kirim ke aku, bagaimana?"


"Maksudnya bagaimana?", tanya Astrid ketika sedang makan malam bersamaku.


"Iya, jadinya kan tuh mereka cetak foto kamu yang udah sekian banyak aku unggah. Terus aku pengen mereka cetak foto kamu, kemudian cetakan foto kamu itu ditaruh/disemprotin peju. Selanjutkan mereka foto itu, kirim ke aku"


"Ada-ada saja kamu sayang..."


"Iyaa deh gak apa-apa... Fantasi Cuckold kamu udah mendingan berkurangnyakan?"


"Iya cara begini cukup ngebantu banget ternyata..."


"Ya udah gapapa, kalau udah, jangan lupa dihapus"


"Tenang bakalan langsung aku hapus, karena aku sistem unggahnya: seminggu unggah, postingan seminggu yang lalu langsung aku hapus"


"Iya enggak apa-apa Mas"


Lekas tanpa babibu aku mengunggah segera pengumuman inisiatif gila barusan dalam forum, melampirkan pula beberapa foto Astrid. Tentunya itu semua aku unggah setelah diperbolehkan oleh Astrid. Hasilnya setelah diumumkan ialah anggota forum berlomba-lomba memberi tanggapan antusias, setengah jam kemudian bahkan sudah ada 5 member yang mengirimkan gambar. Aku tertawa-tawa, tak menyangka seantuasias itu mereka. Tak lupa aku beritahukan ke Astrid foto-foto kiriman tersebut. Aku biarkan Astrid berselancar dengan bebas mencermati komentar-komentar lampau terhadap postinganku terdahulu, termasuk yang baŕu-baru ini terkirim. Astrid dapat mengaksesnya sesuka hati. Kapanpun dia mau.


Malam Harinya, Aku lekas berhubungan seks dengan Astrid dengan dahsyatnya, sambil membayangkan hal tersebut, membayangkan tanggapan-tanggapan cabul sekaligus bersifat melecehkan terhadap pose seksi istriku. Astrid juga menikmatinya kendati ia tidak mengetahui apa yang aku imajinasikan.


"Aaahhhhh terusss sayaaangggg!"


"Urghhh.... Arghhhh aku enggak kuat lagi Arghhh....."


"Aaaahhhhhhh tahaaan, aku belum keluar..."


"Aaaarghhhh nanti kita lanjut ronde kedua, kali ini biarkan aku ngecrott duluan..."


"Oooohhh iyaaaaa, Masss....."


"Arrrghhhhhh aku pejuhin memek kamu sayang"


"Iyaaaaa maassss ohhhhhh"


CROOOTTT CRROOOTTTT CROOOOTTT


=Y=​


Beberapa hari kemudian ketika Astrid berbelanja bersama Aldo ke minimarket, aku mendapati cetak foto seksi Astrid dalam sebuah amplop cokelat yang terletak terselip di sebuah kardus tempat menyimpan barang-barang yang terpakai. Aku mengamati cetak foto tersebut. Aku merasa tidak pernah mencetaknya. Aku periksa lagi, terdapat sebuah tulisan.


PEJUHNYA SENGAJA GAK DIKENAIN KE FOTO. TETAPI AKU MASUKKAN DALAM PLASTIK. SUPAYA BISA KAMU SENTUH, CIUM, DAN RASAKAN LANGSUNG. HEHEHEHE.....

BERSAMBUNG...
 
Terakhir diubah:
Terima kasih update nya hu.
Hati hati, hal yang besar berasal dari hal yang kecil...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd