Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Joko Sembrani dari Sawojajar

Yang diharapkan dari akhir kisah Anakmas Joko Sembrani...?


  • Total voters
    631
  • Poll closed .
°°°°°°

Suasana dan cuaca masih terlihat mendung gelap di atas langit.

Angin bertiup kencang dan hujan deras mengguyur di sekitar area Wana Wisata Banyu Mili.

Sementara waktu sudah menunjukan lewat tengah hari menjelang sore.

Para pengunjung terutama warga Sawojajar yang hari itu memenuhi arena wana wisata Banyu Mili terpaksa harus mengurungkan niatnya menikmati fasilitas hiburan yang ada.

Tak banyak dari mereka sempat berpuas diri karena hujan deras keburu datang disertai angin kencang di sekitar area wisata andalan Imam Fadholi itu.

Pepohonan yang banyak tumbuh rindang di area wisata alam nan asri itu bergoyang keras hingga daun-daun pun berguguran membuat banyak pengunjung memilih berteduh di gasebo-gasebo yang banyak tersedia di sana.

"Buuuu….Dodo pengin pulang…aaa…aaa…."rengek seorang bocah laki-laki kepada ibunya.

"Iya Nang. Tunggu setelah hujan reda…habis itu kita pulang ya…"ucap si ibu sambil matanya menatap ke langit yang masih mencurahkan hujan cukup deras.

Para pengunjung hari itu ternyata belum mengetahui insiden yang tengah terjadi di arena rafting Kali Gung.

Sementara di dermaga akhir kesibukan nampak jelas terlihat di sana. Hiruk pikuk para petugas arena wisata dibantu sejumlah aparat keamanan bersiap untuk melakukan pencarian terhadap Utari dan Joko Sembrani yang hilang terseret arus Kali Gung.

Aini terlihat terduduk lesu sambil sesenggukan menahan tangis dengan ditemani Budhe Ginah.

Fadholi juga terlihat tegang dengan berdiri sesekali hilir mudik melihat persiapan tengah dilakukan tim penyelamat yang dipimpin Babinsa TNI.

"Tim akan kita bagi tiga. Satu menyusuri tepian utara dan selatan...sisanya menggunakan perahu karet melihat situasi di tengah…."
".....
"Fokus pencarian kita pusatkan di titik-titik laguna yang ada di pinggiran sungai. Menurut perkiraan kemungkinan besar mereka terdampar di sekitar situ…."
".......
"Berhubung waktu sudah semakin sore masing-masing tim segera berangkat…."ucap Sersan Mayor Munandar yang memimpin operasi penyelamatan.

Tim penyelamat yang total berjumlah sekitar 30 orang yang terbagi tiga regu pun segera bergerak.

"Tenanglah Ai….budhe yakin Koko maupun Utari akan segera ditemukan dalam kondisi selamat…"
"....Koko itu selain pintar dan trengginas…juga anak yang beruntung. Bukankah kau menceritakan sendiri soal beberapa kejadian saat Koko menyelamatkan orang-orang dalam bahaya…."
".....
"Insyaallah, budhe yakin Koko dalam kondisi baik-baik saja…."ucap Ginah sambil membelai lembut kepala Aini.

Aini yang mendengarnya lalu terdiam. Perlahan ia mengusap air matanya kemudian setengah memeluk perempuan lanjut itu.

"Ya, Budhe...Insyaallah....seperti yang dibilang Budhe…."
".....
"....Ai…Ai memang sangat mengkhawatirkan keselamatan Koko…."
".....Ai sebenarnya pengin ikut serta mencari Koko….tapi tidak diperbolehkan. Yah sudahlah…."keluh Aini dengan raut terlihat tidak tenang.

Ginah nampak tersenyum saling berpandangan dengan Aini untuk memenangkan hatinya.

"Tentu Ai, itu sudah tugas aparat keamanan…."
"....
"Lihatlah….hujan sudah mereda…."
"...mereka pasti bisa menemukan Koko dan juga Utari..."kata Ginah sambil tersenyum disusul Ai mendongak ke atas.

Hujan memang sudah tidak sederas tadi. Angin pun hanya berhembus ringan. Samar-samar mendung mulai bergeser memperlihatkan sedikit mentari sore di tepian awan.

"Dik Fadholii…percayalah….tak lama lagi aku dan seluruh tim pasti segera menemukan Utari juga Ngger Joko Sembrani…"
"....kau tenanglah saja di sini menemani istrimu dan Menik…"ucap Pak Kapten Harsoyo, Kepala Keamanan Sawojajar yang juga purnawirawan TNI.

Ia yang lama dinas di Divisi Kostrad TNI AD kenyang dengan pengalaman medan terbuka turut serta membantu pencarian.

Fadholi berusaha tersenyum sambil menjabat erat tangan Harsoyo.

"Aku percaya denganmu, Mas Harsoyo…."sahutnya.

Sepeninggal tim penyelamat mulai bergerak Fadholi sempat menoleh ke arah Aini yang berada rada jauh di ruangan.

Hembusan nafas pria gagah ini nampak berat manakala mereka sejenak bertatapan dengan tatapan sarat makna. Aini sempat memandang tajam lalu cepat mengalihkan pandangannya.

Fadholi sadar betul, Joko harus segera ditemukan. Ini tanggung jawabnya. Terlebih Joko sangat disayang Aini.

Ia hanya bisa berharap-harap cemas sang jejaka bisa segera ditemukan dalam keadaan sehat tanpa kurang suatu apa. Ia sendiri tak terlalu memperdulikan Utari. Bahasa kasarnya, persetan ia hidup atau mati. Pokoknya yang terpenting adalah Joko…dan Joko…titik.

Bila tak berhasil….alamat buruk akan menghampiri mengingat tugas Mbah Peot soal Aini akan sulit diwujudkannya. Apalagi ia berambisi mengawini sang bunga desa, Aini Komalasari.

Fadholi berdiri hilir mudik tak jenak membayangkan kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi. Di pojokan ia asyik sendiri sambil sesekali meremas jidatnya.

"Aahhhh…."geramnya sambil menghirup rokok dengan rada gemetar mencoba meredam ketegangannya.

Beberapa saat kemudian hujan pun mereda dan air sungai relatif tenang tidak sebergolak sebelumnya.

Namun tenangnya suasana di luar belum meredakan badai di dalam gua di mana Joko tengah bersama Utari. Badai birahi yang tengah mengamuk dalam diri pemuda tampan nan belia ini, Joko Sembrani.

Joko terus menggauli Utari dengan batang zakarnya yang kaku begitu gagah tak bergeming meski telah muncrat berulang kali sekian banyaknya.

Ckckckck….sungguh luar biasa.



Joko terus mengayunkan bokongnya mendesak pantat montok dan mulus Utari yang tengkurap dalam tindihan tubuh kekarnya.

Paha padat nan mulus Utari yang melebar memperlihatkan pesona kontol kekar dan panjang sang pemuda leluasa mencoblos lubang kemaluan Tari yang kini berbuih putih.

"Uuughhhh…uuughhhh….MEMEKKK….aahhhh…MEMEKMUU….Mbakk Tariiiii….aaahhhh…. uuughhhh…."

"….ennaaakk sekaliih….menjepit batangkuu….berdenyut meremas punyakuuh…."

"...kepala kontolkuuu mentooook di ujung liangmu….uuughhhh…."

"Aku…akuu cintaaaa kamuuuhhh Mbakkk….aaakhhhh….aakhhhh…."

"Akuu…sayanggg…sayanggg sama Mbakkkk Tariiii…. uuughhhh….yahhhh…."


Desah dan erangan kenikmatan tanpa sadar keluar dari bibir indah cowok ganteng ini dengan penisnya masih terus menusuk liang cinta Utari ke kiri ke kanan ke atas ke bawah sesekali memutar-mutar.

"Hahhhh….ssshhh…hahhhh….."

Utari yang tengah dikawini Joko tak bereaksi hanya terlihat bibirnya menganga mendesah lirih sekali dengan mata yang hampir memutih semuanya.

Sleep bless….sleepp blesss….sleep bless…

Kedua tangannya terpentang digenggam erat jari kekar Joko. Sementara pantat besarnya yang putih mulus sedikit terangkat-angkat saat Joko terus menjimak alat vitalnya sampai jembut lebat di selangkangan pemuda tampan ini menempel erat celah anusnya.

Sudah hampir 3 jam sang pemuda tampan ini menyenggamainya. Tak terhitung berapa tusukan sate…(ehhh maaf…🤭) tusukan kontolnya membuat wanita manis menggairahkan ini meraih klimaksnya secara beruntun tanpa jeda.

Rasa-rasanya hanya tinggal menunggu waktu wanita ini jatuh pingsan bahkan mungkin "tewas" karena tak mampu melayani amukan birahi Sang Joko Sembrani.

Tubuhnya nampak lemah lunglai dengan hanya desisnya samar kedengaran ketika Joko terus mengentoti lubang kenikmatannya. Menyenggamainya dengan kontol gagahnya yang perkasa laiknya Gunung Simongan.

Joko masih mengayunkan bokong indahnya yang pejal dan keras.

Bokong anak muda ini memang seksi sekaligus macho. Tidak terlihat tepos seperti umumnya laki-laki. Sangat serasi dengan batang zakarnya yang aduhai besar, panjang dan sangat keras.

Ujung gundulnya yang lancip membonggol besar dan keras bak lokomotif Kereta Cepat Jakarta Bandung terus menyundul rahim lembut Utari di kedalaman vaginanya yang mustahil dijangkau oleh penis kebanyakan pria.



Lelehan mani kentalnya meluber begitu banyak melelehi sepasang paha mulus Utari sampai tercecer di lantai gua yang berpasir lembut.

Sama halnya Utari nampaknya Joko telah meraih puncak ejakulasinya sekian banyak tapi hebatnya tak nampak tanda-tanda cowok ganteng ini akan mengakhiri kesibukannya mencangkul dan menggali kenikmatan surga dunia di dalam tubuh indah telanjang wanita manis dan bahenol bernama lengkap, Utari Setyaningrum ini.

Terus dan terus…batang zakar Joko menyodok-nyodok kemaluan Utari sampai bibir indah vaginanya yang semula terlihat rapat dan cantik berjembut kini menganga lebar dan porak poranda.

Jangan-jangan nyawa Utari justru berada di tangannya.

Namun beruntung Joko segera menyudahi "aksi pamer" kejantanan dan birahi gilanya yang begitu hedon ini.

Dibaliknya kembali tubuh Utari yang semula tengkurap lalu dibalik telentang.

Diangkatnya kedua paha padat nan putih mulus Utari hingga menempel sebahu Tari



Diciumnya bibir seksi Utari yang terbuka disusul batang penisnya menghunjam dalam…MENTOK sampai di ujung rahimnya !

Blesseekkkk….

"….Aaakhhh….UTARRRIII…!!!!" Pekik nikmat Joko sambil menyebut nama wanita yang tengah ia gumuli. Mata biru indahnya terpejam erat merasakan pamungkas ejakulasinya di dalam lubang kemaluan wanita manis dan bahenol ini.

CROOT….CROOOTT…..!!

Pantat Joko mengejat-ngejat saat proses pemompaan air maninya yang panas dan putih kental membanjiri lorong senggama Utari Setyaningrum.

"....aaahhhhhh….."

Joko pun mengerang lirih lalu rebah di pasir gua yang lembut.

Keduanya telentang bersisian tanpa sehelai kain pun menutupi ketelanjangannya.

Joko memejamkan mata sambil mengatur nafas sementara Utari tergolek lemah tak bergerak seakan-akan tidur. Hanya desah halus keluar dari bibir sensualnya yang sedikit terbuka.

Tanpa mereka sadari satu sosok mahluk melata berukuran sedang diam-diam merambat memasuki mulut gua hingga hanya berjarak sekian jengkal saja dari tubuh bugil keduanya.

Moncongnya mendesis kuat dengan sorot mata nan angker menyorot tajam.

Tubuhnya berwarna belang hitam putih alias weling seperti ular yang siang tadi menyerang regu rafting Fadholi dan Joko Sembrani.

Bagaimana pula ular mematikan ini sampai bisa masuk ke dalam gua…!!



(...Ular weling atau Bungarus Candidus merupakan salah satu spesies krait endemik Asia Tenggara. Ular yang satu ini juga memiliki julukan lain yakni ular welang karena coraknya yang belang-belang.
Tak hanya di Indonesia, Anda juga bisa menjumpai ular weling di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Di Indonesia sendiri ular ini banyak ditemukan di daerah Jawa, Sumatra, Bali, dan Sulawesi.
Meski tubuh ular weling tergolong standar, namun bisa ular ini sangat mematikan karena bersifat neurotoksin, yakni jenis bisa yang mampu melumpuhkan jaringan saraf. Seseorang yang digigit ular weling akan mengalami gejala kesulitan bernafas hingga kematian.
Dilansir dari berbagai sumber, mitos yang berkembang di tengah masyarakat khususnya masyarakat Tanah Jawa percaya bahwa jika seseorang membunuh ular weling maka pasangannya akan balas dendam dan datang mencari pembunuhnya...)



Kepalanya mendongak dalam jarak begitu dekat dan….

Syuuut….cepppp….!!!

"Uughhh…."

Hanya sebuah lirihan samar dari bibir Utari saat gigitan Ular Weling itu menancap di lengan kirinya.

Joko yang semula diam menenangkan diri setelah bersenggama sekian lama akhirnya beranjak bangkit.

Ia hendak membangunkan Utari.

Namun betapa kagetnya si ganteng ini manakala Utari terdiam kaku dengan wajah membiru dan mata terbuka nyalang.

Raut wajahnya sontak kaget luar biasa dan seketika ia segera memeriksa urat nadi dan jantung Tari.

Paras tampannya seketika berubah pucat begitu tegang saat menyadari Tari sudah tak bernafas. Detak jantungnya pun lenyap. Tidak seperti sewaktu awal ditolongnya tadi yang meski lemah namun masih bisa dirasakannya.

"Mbakkk….Mbakkk Tariiii…!!"
".....

"....Mbak Tariiii….!!!!"

Pekik Joko keras membahana sambil dipeluknya tubuh Tari yang telah terbujur kaku.

Tangisnya seketika pecah menyadari Tari telah tiada.

Matanya yang bercucuran air mata sempat melihat sekilas sesuatu tanda mencurigakan di lengan kiri jasad Tari.

"In..iniii….Aaakhhh…!!!"
Pekik Joko kembali terdengar sambil matanya langsung awas melihat sekelilingnya.

Joko segera memasang pose siaga setengah berdiri sambil menatap sigap seraya mengambil pisau lipat dari balik tas pinggangnya.



Matanya memincing dan nampak penampakan sosok ular belang hitam putih melata hendak keluar dari mulut gua.

"Bangsaaat….mampus kau ular jahanam….!!!"

Joko cepat berlari dan tanpa pikir panjang langsung menghunjamkan pisau lipat yang cukup besar itu ke arah si ular weling.

Ular Weling yang seakan tahu bahaya mengancamnya sempat menoleh hendak mematuk penyerangnya namun terlambat.

"...hiyaaat…!!!"
"....
"Mati kauuuu….!!"


Ceppp….!

Ujung pisau tajam di tangan Joko tepat menghunjam keras di atas batok kepala si ular weling sampai menembus tanah.

Si ular akhirnya tewas dengan mulut menganga.

Belum berakhir Joko masih menambah dengan menginjak tubuh si ular weling sekuat mungkin penuh rasa emosional sampai mencedel. (Remuk)

".... hiyaaat….modarrrr….!!!"

"Huk..hukkk…hukkkk….."

Selepas melampiaskan emosinya yang mendidih bak kawah Candradimuka, Sang Joko Sembrani yang kini telah kehilangan keperjakaannya merintih keras sambil menangis histeris.

"Mbakkkk Tariihhhhh….!!!!!"

Teriakan Joko melengking parau sontak terdengar hingga ke luar gua bertepatan dengan beberapa orang tim evakuasi pimpinan Sersan Mayor Munandar tengah menyusuri pinggiran belukar Kali Gung.

Sekejap mereka saling berpandangan mata dan langsung segera menuju arah suara.

Disibaklah semak belukar dan alang-alang yang menutupi hingga nampak sebuah gua kecil di sana.

Mata mereka terpantek saat melihat seekor Ular Weling beracun yang sepertinya baru saja mati dengan pisau menancap di kepalanya dan badan gepeng.

Dada mereka kian berdebar saat mendengar rintihan dan tangis seorang pria.

"Aakhhh….kamu…Dik Joko Sembrani….! Ucap kaget Jalu Iswandi, instruktur yang di awal tadi satu perahu bersama Joko dan Aini serta Pak Harsoyo.

Mata Jalu dan seorang lainnya sontak terhenyak manakala melihat Koko memeluk tubuh bugil seorang wanita yang mereka kenali sebagai Utari.

Mata Joko lalu menengadah menatap sendu ke arah 2 orang pria yang kini ada dihadapannya.

Air matanya nampak masih berlinang mengalir di pipi machonya yang tirus dan gagah itu.

"... Mbak Utari telah meninggal dunia…"
"....
"Akuu…akuuu gagal menyelamatkan nyawanya
…."ucap Koko lirih dengan pandangan kosong.


========.


Pemakaman Utari dilangsungkan keesokan harinya di Pemakaman Sekar Semboja yang berada di pinggiran desa dengan dihadiri sebagian besar warga Sawojajar.

Nampak Fadholi bersama istri dan anaknya serta beberapa pejabat teras Desa Sawojajar ikut hadir di sana.

Aini dan Budhe Ginah nampak juga di situ.

Bagaimana dengan Joko ?

Anak muda ini ternyata juga menghadiri pemakaman malah ikut menandu serta membantu memasukkan jasad Tari ke dalam liang lahat.

Kemudian dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh pemuka setempat.

Tak berapa lama satu persatu para pelayat pun kemudian mulai meninggalkan makam yang masih baru itu dengan hanya menyisakan orang-orang terdekat almarhum semasa hidupnya.

"Saya turut berduka atas meninggalnya Alm. Mbak Tari, Bu…"
"...apalagi mengingat Mbak Tari dahulu turut membantu saya membesarkan Koko…."
"...
"Sungguh saya tak menyangka Mbak Tari pergi secepat ini. Saya berdoa semoga arwah almh diterima di sisi Nya…"ucap Aini lembut sambil mengamit jari Bu Sutinah, ibunda Tari.

Perempuan sepantaran budhe Ginah itu lantas memeluk Aini sambil berucap lirih. Matanya yang mulai keriput nampak memancarkan rona kesedihan yang begitu dalam.

"Terima kasih,Ai…"
"....
"Meskipun sedih hati Ibu, ibu juga berusaha menerima semuanya dengan ikhlas. Ini sudah suratan takdir yang harus ibu terima..."
"....
"Pada kesempatan ini pula ibu ingin bilang ke kamu…bila semasa bekerja di rumahmu Utari pernah berlaku sembrono dan membuatmu marah…mohon maafkan dia…maafkan Utari…"
"...ibu yang sudah mengandung dan mengasuhnya semenjak kecil tahu betul watak dan perilakunya…"
"......
"...sekali lagi, maukah kau memaafkannya…Ai…?"

Sebentar Aini nampak terdiam seraya menunduk. Terbayang waktu itu ia memarahi Utari dan memecatnya gegara kepergok berbuat mesum menggoda ponakannya tercinta, Joko Sembrani. Namun sampai sekarang ia memilih menyimpannya rapat-rapat untuk menjaga perasaan Utari.

Mengingat itu dan sekarang membuat Aini tak mampu menahan kesedihannya.

"Tentu…tentu Ibu…"
"......
"...saya…saya sudah barang tentu memaafkan Mbak Utari…"ucapnya lirih seraya mengangguk menyeka air matanya lalu dipeluknya wanita ini penuh haru.

Sutinah tersenyum lalu memandang Imam Fadholi yang berada tak jauh di depannya. Fadholi yang biasanya banyak gaya kali ini nampak diam seribu bahasa.

Taulah orang betapa dekat Almh. Utari dengan Fadholi layaknya kakak dan adik.

Beribu pikiran memenuhi benak Sutinah. Ingin sekarang juga dia mengatakan rahasia dirinya dan Utari kepada Kades Sawojajar ini.

Bahwasanya Utari memang adalah adiknya namun lain ibu. Lahir dari rahimnya karena hubungan gelapnya dengan mendiang sang ayah, Fadholi Ichsan.

Namun menilik itu semua adalah aib dan Utari pun telah tiada, Sutinah urung mengatakannya.

Joko yang berada paling belakang nampak murung.

Setibanya di gapura pemakaman anak muda ini sempat menoleh jauh ke makam Utari yang masih penuh bertabur bunga.

Raut mukanya betul-betul terlihat begitu sedih. Tak nampak sinar keceriaan yang biasanya memancar terang di wajah tampannya yang mempesona.

Ia sangat terpukul dengan kepergian Utari dengan cara seperti ini. Terlebih-lebih ia sempat melakukan hubungan badan dengan Utari. Andai ia waspada dan tidak meladeni cumbuannya mungkin ia masih melihat senyuman manis Utari hari ini.

Dalam hatinya Joko tidak menyalahkan Utari yang merangsangnya. Justru sebaliknya Joko sangat menyesali kecerobohannya.

Kepalan tangannya sontak melayang deras ke batang pohon di sisinya sampai kulitnya sobek berdarah meratapi apa yang telah terjadi. Ia sungguh merutuki kejadian ini dan sepertinya sangat sulit untuk memaafkan dirinya sendiri.

"Koko…"
"...ayo kita pulang, sayang…."
".......
"...nanti Mbak Utari kita doakan bareng-bareng setiba di rumah…"
"Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Alloh serta diampuni dosa-dosanya…"ucap Aini penuh haru lalu mengamit lengan Joko.

Joko memandang Aini penuh haru lalu spontan dipeluknya erat bibinya ini sampai Aini kaget dibuatnya seakan-akan tak ingin ia lepaskan.

"Koko…Koko tak ingin kehilangan Bibi…."
".....
"Koko akan selalu ada di samping Bibi…menjaga Bibi…membahagiakan Bibi…kapanpun dan di manapun sampai akhir hayatku…"
"...
"Takkan kubiarkan siapa saja mencoba menyakiti apalagi mengancam keselamatan Bibi…."
"....
"Kalu perlu…jiwa dan tubuh ini akan Koko pertaruhkan demi Bibi…."ucap Joko setengah tertahan lalu memandang nanar Aini.

Jemari kekarnya membelai lembut kulit ranum pipi sang bibi dengan sedikit gemetar penuh perhatian.

Aini terdiam dengan berjuta perasaan.

Entah mengapa ia justru deg-degan bernada khawatir dengan apa yang barusan didengarnya dari bibir ponakannya ini.

Aini sadar Joko yang terbilang belia masih sangat syok dengan apa yang barusan terjadi. Ia berusaha untuk bersikap tenang dan menghibur Joko.

Selang kemudian pekuburan itu kembali sepi. Senyap dengan hanya bertemakan pohon-pohon Kamboja dan tapak-tapak kaki para pelayat yang turut menguburkan jasad Utari.

-------------

Waktu semakin sore.

Suasana telah semakin gelap dan desir angin nan dingin merasuk hingga ke penjuru Desa Sawojajar dan sekitarnya termasuk Pekuburan Sekar Semboja.

Nampak penampakan dua betis kaki nan putih mulus melangkah pelan di antara sela-sela tanah makam yang masih belum kering karena hujan tadi malam.

Ayunan kakinya nampak bercirikan milik seorang gadis muda dibarengi kibasan kain jarik yang umumnya dikenakan para simbok penjual jamu gendong.

Langkahnya kemudian terhenti di salah satu makam yang terlihat masih baru dengan tetaburan bunga kantil dan mawar segar di atasnya.

Sepasang betis indah itu terlihat menekuk di samping nisan yang bertuliskan…"Utari Setyaningrum".

Tiba-tiba sebilah pisau lipat dengan ciri yang tak asing lagi melayang dan menancap tepat di atas makam.



Sebuah dengusan samar terdengar bersama ucapan lirih seorang perempuan.

"Hehhh….Joko Sembrani…."
"....
"....kau telah membunuh kekasihku…Si Weling…."
"....Aku…aku takkan membiarkanmu hidup tenang…."
"......
"Segera setelah aku mendapatkan saripati Pusaka Dewi Lakshmi di tubuhmu…kau harus mati di tanganku…"
ucap sosok yang kini berada di samping kuburan Utari.

Terlihat di situ satu sosok gadis muda berparas jelita berpakaian jamu gendong menatap bengis ke arah gapura pintu dengan sepasang matanya yang seram penuh amarah.




……….

Bersambung.....
https://www.semprot.com/threads/joko-sembrani.1441724/page-103#post-1908416503
 
Terakhir diubah:
Selamat Malam Para Pembaca, pemirsa serta sedulur yang budiman :halo:

Semoga panjenengan senantiasa dianugerahi nikmat sehat berlimpah rejeki dan bahagia lahir dan batin di manapun berada :hati:.

Berikut tayangan terbaru episode Anakmas Joko Sembrani
🙂.

Semoga berkenan dan selamat menikmati :victory:.

Nikmati liburan sedulur semua sebaik-baiknya dan think positif always :pesta2:

Rahayu sedoyo
😇🤲.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd