Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Joko Sembrani dari Sawojajar

Yang diharapkan dari akhir kisah Anakmas Joko Sembrani...?


  • Total voters
    631
  • Poll closed .
°°°°°°

Krakkk….blaarrrr…..!!

Suara dentuman guntur usai kilatan petir menyambar menghiasi di malam yang kelam itu.

"Aarrgghh…."

Joko menggeliat sambil mengerang lirih di tengah malam hujan yang masih mengguyur meski tak sederas tadi.

Rasa sakit dan nyeri sontak mengerumuni dirinya yang baru saja jatuh terlempar dari motornya karena menghindari tubrukan.

Beberapa luka terlihat di lengan dan kakinya dimana tubuhnya masih terhampar di pinggir jalan yang basah kuyup.

Dibalik helmnya Joko meringis menahan sakit sambil berusaha bangkit berdiri.

Ditatapnya keremangan malam yang masih menyelubungi di sekelilingnya dengan tatapan nanar.

Tak menghiraukan rasa nyeri dan perih di hampir sekujur tubuhnya anak muda ini berjalan tertatih menuju sepeda motornya yang tergeletak tak jauh darinya.

"Aahhhh….hahhhh…."

Dengan tenaga tersisa Joko mendirikan motornya dan menaikinya dengan segenap asa.

Bruummm….!

Dibalik kesakitannya Joko begitu sumringah setelah tahu sepeda motornya bisa menyala kembali meski bodynya retak dan pecah di beberapa bagian.

Mata anak muda ini terpejam erat sembari menarik nafas dalam.

Ia tahu perjalanannya masih cukup jauh dari tempat yang akan ditujunya.

Rasa sakit dan nyeri di tubuhnya betul-betul sangat menyiksanya namun tak ia pedulikan.

Begitu nafasnya berhembus kuat Joko yang sekuat tenaga menahan kesakitan segera menarik gas-nya dan berjalan pelan menembus hujan dan remang gulita menuju Kota Surabaya.

------------

Waktu terus berjalan.

Dengan segenap kekuatan yang tersisa akhirnya menjelang dinihari sampailah Joko ke depan pintu gerbang sebuah rumah mewah di pinggiran jalan besar Kota Surabaya.



Seluruh tubuhnya terasa mati rasa saat ia menjejakkan kaki di depan pintu gerbang.

Tak ia pikirkan lagi sepeda motornya yang ia geletakan begitu saja hingga terserak di atas jalan berpaving beton itu.

Untungnya hujan telah reda. Anak muda ini dengan terus menahan nyeri berdiri depan pintu gerbang sambil memencet tombol di atasnya beberapa kali.

Ting…Tong…Ting…tong….

Jemari tangannya nampak gemetar menahan rasa sakit yang mendera membuat Joko kian lemah apalagi ditambah pusing di kepalanya.

Setelah tak kunjung datang orang yang dimaksud Joko pun seakan hilang asa.

Sesaat ia hendak rebah di depan pintu sebelum seseorang akhirnya membuka sebagian pintu dari dalam.

"Ehh…kamu siapa Mas…?!"pekik seorang pria berpakaian satpam sambil spontan membungkuk memegangi Joko yang sempoyongan.

Joko merasa dirinya begitu lelah. Kepalanya pening, pandangannya mulai pudar dengan segala nyeri terus ia terima menyengat di sekujur badannya.

Ia hanya sempat melirik pelan ke sosok pria yang tengah memegangnya erat sambil berujar pendek dan lemah.

"Ammel...Ammeliiaa…Kokkoooo…. uuughhhh…!"

Selesai berucap Joko pun rubuh pingsan di atas bumi.

------------

Suasana pagi itu terlihat cukup cerah memayungi penjuru Kota Pahlawan, Surabaya.

Sang Surya mulai meninggi dari ufuk timur seakan mengepakkan sayap kehangatannya ke pelosok Madyapada.

Cahayanya tidak terkecuali turut menyinari ke sebuah rumah sakit terkemuka di pusat kota.

Angin pagi yang berhembus sepoi-sepoi turut menyertai kesibukan sejumlah karyawan, perawat, dokter hingga pengunjung hilir mudik di area rumah sakit ternama itu.

Sinarnya pun tidak luput singgah ke sisi sebuah jendela kamar perawatan VIP dimana Joko Sembrani terbaring di sana.

'Kamu sudah sadar…?"

Suara merdu khas seorang wanita mengiang lembut di telinga Joko begitu tahu tubuh cowok ganteng ini menggeliat sambil merintih lirih.

Sayup-sayup Joko mendengar orang bercakap-cakap sambil berusaha membuka mata meski dengan pandangan pudar.

"Kooo….Kokooo…."

Kembali suara lembut itu seolah terngiang-ngiang di dalam kepalanya. Kali ini disertai sentuhan lembut tangan wanita di kepalanya.

Kesadaran Joko pelan-pelan kembali dan sontak saja anak muda ini beringsut hendak bangun yang disusul pekik kesakitannya.

"Ehh…Biiii…Bibiii….!"
"........
"....aakhhh….!"ucap Joko mengaduh kecil menyadari nyeri di beberapa bagian tubuhnya.

Sesaat ia memandangi dirinya yang sudah berada di sebuah ranjang tempat tidur. Mirip ranjang rumah sakit. Di manakah dia saat ini…?

Matanya lalu menatap sekelilingnya terutama ke arah asal suara wanita yang disangkanya adalah sang bibi tercinta, Aini.

Satu sosok perempuan muda nan cantik berpakaian putih ala seragam dokter tengah duduk di tepi ranjang memandangnya penuh perhatian ditemani seorang perawat.

"Istirahatlah…lukamu masih belum kering. Nanti malah tambah nyeri…."
".......
"...ini kamu sudah disediakan sarapan di atas meja. Lebih baik kamu makan dulu sampai tenagamu pulih…"ucap lembut wanita muda berseragam dokter itu sambil menyilahkan Joko yang memandangnya asing.

Sementara perawat muda yang turut menyiapkan sarapan terus saja mencuri pandang menatap cowok ini.

Sungguh jantung sang perawat dibuat berdegup keras. Baru kali ini ia melihat cowok seganteng itu. Matanya biru begitu indah. Wajahnya itu…ckckck…sangat simetris dan proporsional. Begitu sempurna tanpa cela.

"Ehh, Sus…hati-hati obatnya jangan jatuh ke makanannya…!" Cegah si wanita berpakaian dokter melihat sang perawat hampir ceroboh saking takjubnya menatap ketampanan Joko.

"Maa..maaf, Dok…"katanya tersipu.

Sang dokter lalu kembali memandang Joko yang tengah dilayani oleh si perawat.

Sedangkan Joko yang merasa lapar bukan main segera saja menyantap hidangan yang disajikan meski terasa hambar di mulutnya.

Sesekali mata bening dokter cantik berambut panjang nan indah itu tak jenak memandang paras tampan sang pemuda dengan sepasang mata birunya.


Anakmas, Joko Sembrani :hati:♂️

Sungguh seumur-umur baru ini ia berjumpa cowok seganteng dia.

Mata biru cowok ini yang tajam bersinar membuat dadanya berdebar-debar.

Sepintas sebuah id card nampak bergantung di dadanya yang menonjol indah.


Dr. Lidya Maulida

"Kondisimu betul-betul membuat saya heran, Dik…"
".........
"...dengan kecelakaan seperti itu ajaib sekali kamu hanya menderita luka luar…itupun hanya di beberapa bagian saja…"
"....
"Tidak ada gegar otak, patah tulang maupun luka dalam yang semula saya khawatirkan…"
"....kamu pingsan lebih karena syok saja…"ucap Sang Dokter sambil tersenyum manis sambil membolak-balik hasil rontgen

Joko diam sambil mengamati sekelilingnya berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Terima kasih, dok…"
"......
"...omong-omong siapa yang membawa saya kemari…?"
"......
"Seingat saya…tadi malam saya barusan tiba di rumah seorang teman dan…dan kemudian saya…tak sadarkan diri…"
"...dan sekarang tahu-tahu sudah berada di tempat ini…"ucap Joko lirih sesaat seperti membayangkan sesuatu.

Dokter Lidya nampak tersenyum.

"Temanmu itu sepertinya yang membawamu kemari, Dik…"
"...paling sebentar lagi dia datang…."katanya lagi-lagi tersenyum penuh arti ke arah Joko.

"Cowok ini bukan hanya sangat tampan tapi juga…aahh…mengapa jantungku berdebar yahh…"
".....
"...dan ituuu….sshhh…aahhhh
…"batin Dokter Lidya sambil matanya mendadak hinggap di selangkangan anak muda ini hu hingga membuatnya malu sendiri.

Tanpa ia sadari puting susunya menegak dan kebasahan mulai menghinggapi kewanitaannya.

Tak lama suara ketukan pintu terdengar disusul dua sosok wanita masuk ke dalam ruangan.

"Kokooo…!!" pekik salah seorang diantaranya yang seorang gadis cantik belia seraya memeluk Joko.

Joko yang tak siap dan terlihat masih lemah hanya diam dan memandang gadis cantik itu dengan mata berbinar.

"Ameelll…"sahut Joko dengan nada gembira sekaligus penuh tanda tanya.


Amelia Putri

Yah, gadis itu ternyata Amelia Putri dan rumah yang ia tuju bukan lain adalah miliknya.

Joko jauh-jauh datang ke Surabaya memang bertujuan ke sana.

Untuk apa Joko menemui Amelia…??

Amel tidak sendirian melainkan berdua dengan seorang cewek cantik bertubuh tinggi berkulit putih mulus.

Wajah cantiknya terlihat tirus dan dingin khas model dengan body kutilang-nya terbilang tinggi menyiratkan kepribadiannya yang super pede dan high profile.

Namun sekejap matanya setengah melotot takjub menatap paras rupawan pemuda yang ada dihadapannya.

"Cute banget…."desisnya samar penuh kagum.

"Gimana keadaanmu, Ko…?"
"...mengapa kamu ndak nelpon aku dulu…"
"....
"Apalagi tadi malam kondisi kamu betul-betul bikin aku nyesek tauuu…"
"...
"...kamu habis kecelakaan di jalan yah..?"ucap Amel sambil setengah memeluk Joko penuh kekhawatiran.

Joko hanya mengangguk pelan sambil melepas senyum.

"Aku baik-baik saja, Mel…"
"...
"Sori sebelumnya….aku memang sengaja nggak kasih tahu kamu soal kedatanganku ke Surabaya…."
"....
"...Maunya sih kasih surprise…."
"....eh, gak tahunya ketiban musibah di jalan…sampai ngerepotin kamu…"
"....
"...sorry yah…"kata Joko tersenyum sambil menjura ke arah Amel.

Gadis ini yang semula cemberut menekuk wajah pertanda sebal kontan sumringah sambil membelai lembut pipi cowok ganteng ini dengan jemari lentiknya yang bercincin emas.

Perilakunya sontak membuat keki semua yang hadir di situ. Termasuk Dokter Lidya, si perawat maupun si gadis model yang tadi datang bersama Amel. Sekelumit rasa tak lazim bersamaan menyeruak di dada mereka melihat kemesraan yang ditunjukkan Amel terhadap pemuda gagah ini. Cemburu….???!

"Ya sudah….yang penting kondisi kamu sudah membaik.."
".......
"Aku sudah diberitahu Dokter Lidya soal luka yang kamu alami…"
"Alhamdulillah…tidak ada luka dalam yang serius melainkan cuma luka luar saja….,"
"....
"....kupikir kamu bakal datang minggu depan sesuai yang dibilang Tante Lisa…"

Joko terdiam tak lantas menjawab. Dia berusaha berpikir keras untuk menanggapi ucapan Amel.

"Yah,....kupikir makin cepat makin baik…"
"...lagian aku pengin jalan-jalan ke Surabaya sekalian main ke rumah kamu…"kata Joko sambil melirik ke arah samping.

Yah, siapa lagi kalau bukan gadis cantik berwajah tirus dan bertubuh kutilang bak peragawati ini. (Kurus-tinggi-langsing)

Sejak tadi sebenarnya Joko sudah melihat dari sudut pandangnya gadis ini terus menatapnya dengan sorot mata aneh.

Berbinar dan bercahaya nampak jelas dari sorot mata beningnya yang rada sipit khas mata kucing ini.

"Oowww….lupa, sorry ya…sis…hehehe…"
"...kenalkan temanku, Ko…namanya Rifka…lengkapnya Rifka Lumoindong dari Manado…."
"....
"...dia tangan kanan Tante Lisa…."
"...lulusan terbaik Harvard University Amerika asal Indonesia untuk gelar Master, MBA di angkatannya sekaligus pemegang sabuk merah taekwondo…."
"...makanya jangan coba-coba godain dia kalu gak mau kena hajar…"ujar Amel setengah terkekeh.

Joko yang mendengarnya sontak tersenyum lalu 'menyerah' sambil mengangkat kedua tangannya dengan gaya lucu. Sontak semua yang hadir tersenyum lebar melihatnya tidak terkecuali Rifka Lumoindong.


Harvard University Of America

"Maaf ya, tapi omong-omong…apa kamu beneran yang namanya Joko Sembrani yang akrab dipanggil Koko….vokalis band Soma yang terkenal itu…? Tanya Rifka menyela tiba-tiba dengan rasa penasaran.

Joko yang sebenarnya ogah membanggakan diri hanya mengangguk kecil sambil melepas senyum.

"Beneran ganteng…"kata Rifka tersenyum tipis tak mampu menahan kagumnya.

Rifka terlihat masih menahan gengsinya dengan hanya melepas senyum padahal jauh di lubuk hatinya ia melompat-lompat bukan main girangnya.

Dijabatnya erat tangan kekar Joko dengan jemari lentiknya yang kurus namun putih itu.

Matanya terpaku saat pertama kali berjabat tangan dengan Joko. Kesan mendalam yang tak biasa sontak menusuk jauh di lubuk hatinya hingga menimbulkan reaksi di organ sensitifnya.

Percik api birahi memantik jauh di kedalaman alat vitalnya termasuk buah dadanya yang rada tipis khas peragawati.


Rifka Lumoindong

Sementara Joko yang usai bersalaman juga merasakan getaran tak lazim di dalam diri gadis cantik bernama Rifka Lumoindong ini.

Relung jiwanya mengisyaratkan gadis ini memiliki gairah nafsu seksual yang sangat besar dibalik tubuh kutilang dan sikap ja'im nya dan ini sangat dirasakan Joko.

Tak ayal kejantanan Joko langsung menggeliat dari balik celananya hingga mencetak tonjolan besar yang mengagetkan semua perempuan yang hadir di ruangan itu tanpa terkecuali.

"Ehhh….ehmmm…Mel…terusss Tante Lisa …gimana kabar beliau…?"Joko kikuk sambil secepat kilat menutupinya mencoba mengalihkan perhatian.

Namun kejadian yang hanya berlangsung sekian detik tersebut telah terpatri di benak para perempuan itu membuat wajah mereka memerah dengan berjuta kesan memenuhi isi kepala masing-masing.

Sejenak suasana terasa kaku sebelum Amel memecah keheningan.

"Alhamdulillah…Tante Lisa sehat-sehat saja kok, Ko…"ucap Amel sambil matanya melirik kecil ke pangkal paha Joko.

"Tante sedang ada di Jakarta menemui seorang produser…paling besok balik ke Surabaya…"tambah Amel menahan geli memikirkan apa yang terlintas di benaknya.

Apalagi kalu bukan…'tongkat ajaib' di selangkangan Joko yang membuatnya terpana.

Bukan hanya Amel dan Dokter Lidya melainkan Rifka yang sedari tadi terlihat anteng dan ja'im juga terpana melihatnya meski sekilas.

Dadanya tersentak dan syahwatnya yang diam-diam muncul makin terlecut takkala pemandangan 'menakjubkan' itu terpampang di mata beningnya.

"Ooohhh…KONTOL cowok cakep ini pasti besaaarrr sekaliiiihhhh…."batin Rifka sembari mengigit bibir.

Kegatalan yang aneh dan menggetarkan telah melingkupi sekujur tubuhnya terutama bagian dalam tubuhnya yang sensitif hingga ia pun tak 'nyaman' dibuatnya.

Ketiganya lantas asyik berbincang tentang Joko seolah lupa sang vokalis flamboyan itu baru saja mengalami musibah.

"Jadi Amel ini pacar kamu ya…?"tebak Bu dokter cantik ini tiba-tiba nyelonong begitu saja.

Semua yang hadir terkejut. Amel nampak tersipu sementara Joko hanya tersenyum lebar.

Joko lantas menjura kepada Dokter Lidya dan memegang lembut tangan Amel.

"Amel ini teman baik saya, Dok…"
"....
"Dia dan Tantenya, Tante Lisa banyak membantu saya terutama menyangkut karir saya di dunia musik…"
"....
"....dan saya sangat menghargai kepedulian mereka terhadap saya yang sebenarnya bukan siapa-siapa…"
"...sebelum kejadian malam itu saya sebenarnya memang tengah dalam perjalanan kemari untuk menemui teman saya ini…"
"....
"Namun nasib orang tak ada yang tahu…saya akhirnya jatuh kecelakaan…"
".....
"...saya ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dokter dan rekan-rekan paramedis…"Kata Joko sambil kembali menjura ke arah Dokter Lidya lalu ganti memandang Amel yang turut menatapnya tajam penuh haru.

"Oh ya Dok, saya merasa cukup sehat dan kuat untuk berjalan..."
"...kalu diijinkan saya mau dirawat jalan saja supaya meringankan biaya pengobatan saya…."ucap Koko.

Mendengarnya Amel sontak menahan lengan Joko sambil berkata tegas dengan raut serius.

"Kokooo…."
"....kamu tak usah memikirkan itu …"
"...semuanya sudah kubereskan…"
"....
"Saya yang akan menanggung biayanya Dok…"

"...Ko…"
"...kamu pernah menyelamatkan nyawaku…"
"....meski tak mungkin membalas budi baikmu setidaknya aku berusaha untuk meringankan bebanmu…"
"....percaya sama aku, Ko…
"...aku tulus melakukannya….beneran…"ucap Amel dengan sungguh-sungguh.
".......
"Kamu musti sehat dulu…minimal lebih baik dari sekarang…"
"...setelah itu kamu bisa tinggal di rumahku sekalian rawat jalan memulihkan kondisi kamu…"
"........
"...yah…?"kata Amel setengah memaksa anak muda ini.

Secercah matanya yang berkaca-kaca nampak jelas di pelupuk mata Joko membuatnya turut merasakan keharuan di dalam hatinya.

"Terima kasih, Mel…."balas Joko tak enak hati sambil memeluk lembut gadis cantik itu.

Dokter Lidya yang seakan-akan enggan ditinggalkan Joko ini hanya berkata lirih.

"Yah…kalu kamu memang sudah yakin untuk dirawat jalan…saya pun tidak bisa memaksakan…"
".......
"...namun ada benarnya yang dikatakan Amel…"
"Minimal kamu di sini dulu barang sehari setelah itu besok pagi silakan jika kamu hendak pulang…"
"...yang penting jangan lupa untuk mengikuti anjuran saya yah…termasuk meminum obat untuk mempercepat pemulihan luka luar kamu…"katanya seolah masgul.

Tak lama kemudian sang dokter pun pamit kepada semua yang hadir termasuk Joko.

"Semoga kamu lekas sembuh yah, Ko…"ujar Dokter Lidya sambil mendekat ke arah pemuda tampan ini.

Tak dinyana dokter cantik ini mengecup lembut pipi Joko sambil membisikkan sesuatu yang mengagetkan cowok ini.

"Bessaar bangeett kontie kamuuuhhh, Kooo….aahhhhh…."ucapnya berbisik dengan tersenyum manja kemudian berjalan membuka pintu dengan langkah gemulai.

Pinggul dan pantatnya yang cukup semok terlihat bergoyang syahdu seiring kibasan jubah putihnya bersama gejolak nafsunya meninggalkan kamar sang pejantan tangguh kita yang memandang nanar kepergian dokter cantik ini.

Sepeninggal Dokter Lidya, Amel mengatakan niatnya untuk menginap di rumah sakit barang semalam ini menemani Joko sampai esok paginya.

Joko yang semula menolak ditemani akhirnya mengalah melihat kebulatan tekad dan niat keukeh gadis cantik ini.

Amel pun meminta Rifka untuk pulang karena dia ingin menemani Joko berdua saja.

"Oh ya, Rif…besok pagi…tolong minta Pak Surip datang menjemput pake Alphard saja terutama biar Koko mudah masuknya…Khan dia masih belum pulih total…"pesan Amel begitu Rifka masuk ke dalam mobil Civic Turbo miliknya.


Civic Turbo

"Okay…" sahut Rifka hanya tersenyum lalu mengenakan kacamata hitam modisnya.

Bruuummm….

Tak lama derum suara Civic Turbo yang sudah terpasang knalpot racing HKS itu menyalak buas keluar dari parkiran rumah sakit elit di mana Joko dirawat.

Knalpot HKS Sound

"Aaahhhh….Joko Sembrani…."desah Rifka sambil kembali menggigit bibirnya di balik setirnya.

Dirapatkannya sepasang paha sekal dan mulusnya di balik rok pendek selutut yang ia kenakan. Digeseknya perlahan paha mulus itu satu sama lain untuk mengurangi kegatalan yang entah mengapa kian kuat menjalar di area intimnya

Mobil sedan premium Honda ini pun terlihat meliuk di antara kepadatan lalu lintas bersamaan kebasahan makin keluar dari sela-sela celah sempit kemaluannya yang bersih tak berjembut.

Hingga…

"Ssshhhhh….aaaaahhhhhh….aaaoooowwww…..keluaaarrrr….."erang merdu sang sekretaris sensual ini jauh di kesunyian kabin mobilnya di tengah hiruk pikuk kota metropolitan ini.


=======


Pagi ini Joko dengan ditemani Amel dan Rifka serta seorang sopir pribadinya tengah bercakap-cakap dengan Dokter Lidya di kamar perawatan.

Raut muka sumringah terlihat jelas di wajah Joko yang kini terlihat jauh lebih bugar menandakan fisiknya sudah makin membaik. Hanya terlihat sejumlah plester saja di siku lengannya dan telapak kaki.

Dokter Lidya juga menaruh keheranan akan cepatnya kesembuhan luka yang dialami Joko mengingat peristiwa kecelakaannya terbilang mengerikan.

Matanya yang bening menatap tajam Joko tanpa berkesip. Sungguh tampan cowok ini pikir Lidya seakan-akan baru menyadarinya.

Joko bukannya tak tahu terus diperhatikan oleh Lidya namun ia acuh saja.

Satu yang luput dari perhatian anak muda ini ialah sorot mata Dokter Lidya bukan hanya menyusuri paras indahnya melainkan singgah pula ke area vital di selangkangannya.

Dadanya masih berdebar keras menatap kegagahan Joko yang begitu berdiri ternyata jangkung tegap perkasa setinggi hampir 190 cm. Belum lagi bodi atletisnya yang begitu memukau.

Di sisi lain Rifka Lumoindong yang turut menemani tanpa sungkan terus menatap nanar keindahan seorang Joko Sembrani.

Ia pun tak mengira dirinya yang merasa sudah bertubuh tinggi sekitar 173 cm menjadi tak seberapa jika di banding cowok tampan ini.

Area body belakang cowok ini pun tak kalah aduhai. Pantat Joko yang penuh dan padat kekar mengusik betul-betul kewanitaannya.

Ia membayangkan betapa nikmat rasanya bilamana cowok ganteng ini menggenjotnya dalam tindihan tubuh kekarnya yang tinggi atletis. Rifka makin terlena membayangkan ketika jemari lentiknya turut meremas bokong kekar si ganteng ini yang mengayun maju mundur terus menusuk tubuhnya tanpa henti.

Oowww….memikirkan itu tak ayal membuat Rifka meremang bulu kuduknya sampai air liurnya menetes di sudut bibirnya tanpa ia sadari.

Rifka yang sadar lalu salah tingkah sendiri sambil menahan malu. Untungnya tak ada siapapun di situ yang memperhatikannya.

"Ko, jangan lupa pesan saya….minum obat dan istirahat yang cukup…"ucap Dokter Lidya lirih sambil tersenyum tipis. Dibalik suara lembutnya wanita ini seperti menahan sesak di dada yang sulit untuk ia cerna sendiri.

Sungguh berat ia berpisah dari pria muda yang telah menawan hatinya ini.

Seumur-umur dalam hidupnya baru kali ia merasa keedanan seperti ini. Bukan hanya merasa kehilangan 'cinta pertama' melainkan pijar birahinya turut membelenggu nalar dokter muda yang baru dikaruniai seorang balita ini.

Sesaat matanya seperti berkaca-kaca dan hal ini tidak disadari oleh siapapun kecuali Joko yang tajam intuisinya.

Joko pun tersenyum serasa mengucapkan terima kasih atas perhatian Lidya kepada dirinya. Dijabatnya erat jemari lentik Lidya dan sedikit meremas nakal. Entah, mengapa Joko berani melakukan itu. Ia sendiri tak tahu.

Joko dan rombongan pun meninggalkan lobi rumah sakit ternama itu di bawah sorot nanar dan rindu sang dokter cantik, Lidya Maulida.

Sepeninggal adegan tersebut tuntas berlalu satu yang pasti meninggalkan getar romansa nan kuat dalam diri Dokter Lidya Maulida. Getar asmara yang diterbitkan oleh anak muda tampan dan gagah menawan bernama Joko Sembrani itu.

Perpisahan pagi itu dengan sang 'Arjuna' seakan terus menghantui Lidya hingga dirinya kurang fokus dan susah konsentrasi dalam bekerja saat melayani pasiennya.

Sampai petang hari menjelang di waktu akhir prakteknya dari rumah sakit, Lidya terpekur lesu di ruang kerjanya yang kini sepi.

Sesekali suara para perawat melintas di koridor ruangan yang memisahkannya dengan area loket.

Suasana cukup sepi saat Lidya mulai membereskan alat-alat prakteknya seperti stetoskop, tensimeter dan lainnya.

Ia tak menyadari suara langkah kaki nan berat mencirikan tapak seorang pria mendekat ke dalam ruangannya.

Tok…tok..tok….

Terdengar suara ketukan di pintu depan membuat Lidya sedikit terkaget.

Selintas ia melirik ke arah jam dinding dimana waktu sudah menunjuk pukul 6 sore.

"Maaf, jam praktek sudah tutup Pak…"
"........
"...silahkan ke dokter lainnya atau datang saja besok pagi…."katanya dengan malas sambil menunduk hendak mengenakan sepatu cantiknya.

Namun tamu asing itu tak mengindahkan kata-katanya malahan masuk membuka pintu membuat Lidya meradang menahan emosi.

"Sudah saya bilang…."kata Lidya yang semula keras mendadak terputus dengan nada kaget serta mata membelalak menatap ke arah muka.

Satu sosok pemuda gagah dan tampan sudah berdiri di hadapannya sambil menjura melempar senyuman manis ke arahnya.

"Kau…kauuu…."kata Lidya terkaget-kaget tak menyangka dirinya yang datang.

"Saya datang untuk mengucapkan terima kasih, Bu Lidya…."kata-kata demikian berat berwibawa keluar dari bibir indah dan merah pria tampan ini.

"Kamu…Joko Sembrani….??!"ucap Dokter Lidya dengan nada masih tak percaya apalagi saat cowok ganteng ini melangkah mendekat hingga keduanya begitu dekat begitu nyata.

Sosok Joko yang tinggi tegap membuat sang dokter hanya sebahu dirinya.

"Aku tahu ibu sangat merindukan belaian seorang lelaki….."kata Joko dengan mesra lalu dikecupnya lembut kening dan pipi Lidya.

Lidya yang tak mengira Joko melakukannya sontak hendak menampar namun cepat ditangkap anak muda ini.

"Ibu jangan memungkiri diri sendiri…"
"....
"....nanti ibu bakal menyesal di kemudian hari…."ucap Joko sambil balik badan hendak meninggalkan ruangan.

Tapi tiba-tiba Lidya meraih tangannya lalu mencium bibir Joko dengan begitu panas.

"Akuuuu…suka kamuuu, Joko Sembrani…."
"....aku ingin bergulat mengadu memek denganmu…telanjang bulat tanpa busana….hahhhhh…."
ucap Lidya penuh nafsu yang menggelegak.

Didorongnya tubuh Joko sampai cowok ini membentur ranjang.

Ditutupnya pintu kamarnya lalu dikuncinya rapat-rapat.

Sejenak Joko tersenyum penuh arti saat dokter cantik ini pelan namun pasti mulai menanggalkan busana yang dipakainya.

Jas putih berikut kemejanya tanggal menyisakan bra merah menyala begitu sensual membungkus buah dadanya yang menggantung besar dan montok.

"Aaahhhh….hhhmmmm….hhhmmmm…"

Keduanya saling bergumul dengan Lidya berinisiatif mencumbu Joko penuh semangat.

Lidya yang semula aktif sontak mengerang dan ganti terdesak oleh Joko yang berhasil menyingkapi bra yang semula menutupi buah dadanya.

Jilatan dan hisapan lidah serta bibir Joko di pucuk puting susunya membuat dokter cantik ini merintih dan mengerang tak kuasa menahan rasa nikmat.

"Ooohhhh….aaahhhhh…..Jokoooo….terussss…kulummmm…hisaaappp sayanggg…ooohhhhhh…."

Lidya terus membusungkan dadanya sedemikian rupa memudahkan Joko menikmati buah dadanya dengan remasan dan gigitan mesranya di pentil hitamnya bak mutiara indah dari selatan.

Dokter cantik itu terus menggeliat dalam pelukan Joko yang tanpa disadari Lidya jemari kekarnya mulai menyusup ke balik rok ketatnya.

Dan…. breeetttt…. breeetttt….

"Aakhhhhh….!!" Pekik tertahan Lidya saat cowok ganteng ini merobek rok ketat yang dipakainya hingga hanya menyisakan kain mungil segitiga menutupi bagian tubuh paling sensitif Lidya.

Joko tak buang waktu. Diciuminya perut, pusar dan paha montok Lidya yang putih mulus hingga dokter seksi beranak satu ini dengan sukarela membuka paha indahnya.

Samar terlihat gerumbul jembut sang dokter mengintip malu-malu dari tepian celana dalamnya.

Dada Joko berdebum keras menatap kecantikan liang kemaluan sang dokter yang masih mengintip dari balik celana dalamnya.

Dibelainya lembut pinggul besar Lidya seiring desahan perempuan ini.

Diraihnya perlahan tepian cawet itu lalu ditariknya kuat.

Sreettt….

"Yyyahhhhh….!"pekik manja Lidya menyadari dirinya telah telanjang bulat.

Sesaat dokter cantik itu menggeliat seksi sambil sebentar merapatkan paha mulusnya seakan tak rela cowok ini menikmati keindahan alat vitalnya.

Namun Joko tak hilang akal. Diusapnya lembut paha Lidya sambil dikecupnya liar bak senapan otomatis membuat dokter seksi ini tak kuasa untuk tidak membuka paha indahnya.

Mata Joko nanar melihat keindahan bukit kemaluan Dokter Lidya yang menggunduk indah.

Jembutnya yang dibiarkan tumbuh tipis rapi tertata kian memperjelas wanita ini tipikal ibu rumah tangga yang rajin dan menyukai keteraturan.

Sungguh mempesona Joko yang ganti mendesah menatap keindahan lubang kawin Dokter Lidya yang samar mengintip dari rimbun jembut tipisnya.


Dr. Lidya Maulida

Belahan sempit kemaluan Dokter Lidya mulai membuka kembang kempis seakan memompa cairan cintanya mengalir keluar memancing syahwat pemuda tampan ini kian membeludak.

Waktu yang kian mendesak akhirnya memaksa Joko membuka celana panjang berikut cawet kebanggaannya, Riders Sporty.

"Aaakhhhh…KONTOL…!!!"

".... KONTOLMUUUHH….!!!"


Pekik keterkejutan Dokter Lidya melihat kegagahan penis Joko yang untuk kesekian kalinya membuat terpana para wanita.

"Iituuu…tidak akan muat…terlaluuuu besaaarrr…suamiku tidak seperti ituuuu…"

Dokter Lidya melepaskan pikiran berjuta menatap kegagahan batang kemaluan pemuda tampan ini.

Kontol itu tegak kaku menjulang sebesar mentimun ijo. Panjang kekar penuh urat kontol membikin gagah penampilannya.

Mengangguk-angguk dahsyat terselubung darah syahwatnya yang makin memuncak di ujung kepala tumpulnya hingga buah zakarnya menggembung dan bergetar keras.

Kembali mani kental Joko yang mencapai ambang batas siap diledakkan di rahim seorang perempuan dewasa. Sepertinya Dokter Lidya yang akan mendapat gilirannya.

Tak butuh waktu Joko langsung menubruk di tengah paha mulus Lidya yang mengangkang.

Mereka berdua kembali saling memagut mesra berciuman panas saling bertukar air liur dan membelit lidah masing-masing.

Air liur pun menetes-netes dari bibir keduanya seiring mata mereka terpejam dengan saling mendesakan kemaluannya.

Batang penis besar kepunyaan Joko yang tegak ngaceng begitu perkasa menggesek celah rapat liang vagina Dokter Lidya yang mulai merekah basah.

Ujung penis anak muda ini yang membonggol besar menyibak rimbunnya jembut Lidya seakan tak rela siapapun hendak merintangi perkawinan kedua organ seks itu.

Lidya betul-betul 'gila' merasakan sentuhan penis kekar Joko yang kaku keras maksimal menggeseki belahan kemaluannya yang masih cukup rapat.

Jelas sudah dokter cantik ini tak tahan ingin segera dikawini oleh si pejantan.

"Ssshhhh….aaahhhh…masukinnn…masukinnn…Sayangggg…. masukinnn semuaaaahnnyaaa….aaahhhh…jangannnn ditahann laggihhhh….aaahhhh…."

"Masukinnnn apanyaaa Dokkkk…hahhhh…?
Pancing Joko.

Dokter Lidya yang makin kelimpungan terus menggeliat dalam dekapan Joko dengan mata terpejam-pejam merasakan geli-geli nikmat di sekujur tubuh bugilnya utamanya di alat vitalnya.

*Jokoooo….Masukinnnn KONTOLMUUUHH….masukinnn KONTOL kamuuuhhh yang besaaaarr ke memek akuuuu….aaahhhh….*

"....akuuuu pengin dimasukin kontol…aku pengin dikontoli…memekkkuuu gatel sekaliiiihhhh pengin disodok kontolmuuu….oooohhhh…"

"...ssshhhh….aaahhhhh….Jokoooo…jangan siksaan akuuuhhh dengan KONTOLMUUUHH….masukinnn yang kerasssss sampai mentooook Sayangggg….aaahhhh…."


Erangan liar Dokter Lidya ini pada akhirnya membuat Joko lepas kendali.

Nafsunya kembali lepas melanglang buana bagaikan topan tornado meluluhlantakkan segenap penjuru daratan.

Menggeram keras anak muda mencengkram pinggang ramping dokter cantik ini lalu turun meremas pantat bulat Lidya. Digesekkan ujung kejantanannya yang bulat besar perlahan sekali di belahan kemaluan dokter cantik ini.

Bersama erangan machonya pantat kekarnya mengayun sekuatnya mendorong kepala penis besarnya yang ngaceng perkasa membelah sempitnya liang vagina Dokter Lidya.

Sang dokter kontan memekik kala sebuah benda besar nan tumpul menghunjam dalam liang kemaluannya terus memasuki tubuhnya hingga ke sisi terdalam yang tak pernah dimasuki siapapun.

"Adduuhh….Yyyaaaahhhh…..aaakhhhhhhh….!!!!"

Erang dan pekik tertahan keluar dari mulut Dokter Lidya saat Joko terus memaksakan penisnya menyodok ke liang terdalam kewanitaan Lidya.

Joko yang telah mencapai red line sontak gas poll menggenjot Dokter Lidya disertai jerit merdunya.

Ia tahu jeritan itu akan berganti erangan kenikmatan tak lama lagi.

Benar saja, Dokter Lidya yang semula merasa linu akibat besarnya kemaluan Joko sontak mengerang-erang manja saat sodokan zakar sang pemuda kini terasa nikmat dan…semakin enakk.

"Aaakhhh….ooohhhh…aakhhhh….ooohhhh….."

"Sshhhh…hahhhh…hahhhhh…."


Erangan nikmat Dokter Lidya berbaur dengan desah nafas Joko merasakan ketatnya liang senggama dokter cantik ini membungkus dan menjepit batang penisnya.

Kedua alat kelamin itu terus saling menyodok memek dan menjepit kontol.

Besarnya kemaluan Joko sungguh serasi dengan ketatnya lubang kewanitaan Dokter Lidya meremas ketat batang kerasnya.

Sleep…blessss…sleep…blessss….

"Ooohhhh….ooohhhh….oooohhhh…."

Dokter Lidya terus merintih merdu saat Joko terus menusuk tubuhnya dengan pedang penisnya yang perkasa.

Sekian menit berlalu keduanya makin intens saling mengayunkan pantat memasukkan kemaluan ke tubuh masing-masing.

Cepook…cepokkk…

Suara merdu terdengar saat kedua anak manusia melakukan adegan kawin menikmati madu nikmat duniawi.

Telah sekian kali orgasme diraih oleh Dokter Lidya dari sosok tampan ini membuatnya rela saat Joko merintih hendak membuahi rahim suburnya.

"Akuuu…tak tahan Dokkkk….mau keluaarr…aaahhhh…."erang Joko ditengah genjotan penisnya yang gagah terus menusuk kuat belahan kemaluan Lidya.

"Yyaaahhh…keluarin di dalammm sayanggg…keluarin di dalam sajaa biar enakkkk…."
"......
"...akuu..akkuu lagi subur Sayangggg…pengin hamilllll….aaakhhhh…."
".......
"...buahi akuuuh dengan benihmu sayanggg….buat akuuu hamilll anakkk kamuuu….aaahhh…aahhhhh…."


Tak butuh waktu lama.

Sesaat setelah mendapat aba-aba dari Dokter Lidya, Joko mengayunkan pantatnya menusukkan batang kemaluannya dalam-dalam hingga membuat dokter cantik tersebut membelalak tanpa suara.

"Lidyaaa….Akuuu KELUAARRRR….!!!"
".....
"AAARRRGGGHHHH….!!!"
erang tertahan Joko dengan penuh rasa nikmat saat penisnya kembali memancutkan mani kentalnya di dalam tubuh indah telanjang Dokter Lidya.

"Uuughhhh….Yyaahhhhh…."

CROOOTT….

Hanya sebuah eluhan pendek manakala semprotan demi semprotan pejuh sang pemuda memancut kuat memenuhi rahimnya.

Tubuh telanjang Dokter Lidya tergolek lemah di tepi ranjang saat Joko meninggalkannya sore menjelang petang itu dalam kepuasan di ruang prakteknya.

------------

Sementara Dokter Lidya baru saja berhasil memuaskan hasrat terpendamnya bersetubuh dengan pemuda impiannya, sosok yang sama juga dialami gadis cantik bertubuh tinggi langsing di dalam kamar apartemennya.

Ia mengangkang lebar di tengah ranjang dalam keadaan bugil total tanpa sehelai benang menutupi tubuh seksinya.

Kain lingerie berikut bra dan celana dalamnya tergeletak begitu saja di atas lantai meninggalkan dirinya yang telanjang bulat.

Diusap-usapmya bukit kemaluannya sendiri yang mulus tanpa jembut dengan celah sempit di tengahnya membuka kembang kempis mengeluarkan lendir kawinnya.

Dibelainya lembut paras tampan anak muda ini yang begitu menawan dan mempesona di layar ponselnya.

Sungguh tiada cela ketampanan cowok satu ini. Tidak ada yang sanggup menandinginya. Tidak pula artis Hollywood, Bollywood, Turki, Kazakhstan lebih-lebih artis Ibukota.

"Kamu…tampan sekali dan begitu mempesonaku, Joko Sembrani…"
"........
"...adakah kau seorang dewa atau malaikat yang turun ke bumi, sayangku…."ucap Rifka Lumoindong begitu syok menatap Joko yang masih memandanginya lembut dari balik ponselnya

Dikecupnya lembut layar hp di mana Joko memandangnya seraya tersenyum manis berulangkali.

Tak tahan dengan senyuman Joko tiba-tiba Rifka langsung mengulum foto Joko dan melumatnya dengan buas bak musafir kehausan di tengah gurun.

Cup…cup…cuppp….

"Eehhhmmmm..hhhmmmm…Kokooo…akuuu…cintaaa…akuuuu sukaaa kamuuu, sayyyy….hhhmmmmm"

"...entooot akuuu….peluk akuuuu…sayanggg….
"erang Rifka sambil mengocok dan menepuk vaginanya begitu rupa.

Pokkk…pokkkk….pokkkkk…...

Nuansa yang ditimbulkannya sungguh luar biasa bagi Lidya.

Gadis muda ini merintih keras sambil melebarkan pahanya.

Jari lentik Rifka berganti menusuk-nusuk celah memeknya membayangkan kontol besar cowok tampan ini tengah menyodok-nyodok lubang nikmatnya.

"NIKMAAAATTTT…enakknyaa digenjooot KONTOL….aaahhhh…. KONTOLMUUUHH Kooo….kontolmuuu Sayangggg….aakhhh….aaakhhhhh…. ."

Rifka Lumoindong terus mengerang merdu sambil sebelah jarinya turut menusuk lubang anusnya. Diremasnya bokongnya sendiri yang tak seberapa besar tapi bulat indah dan kencang khas peragawati.

"Kokooo…Kokooo…akuuu…akuuu tak tahannn, Sayyyy…."
"..
"....akuuu mauuu dapeeet….akuuu mauuuu…."
sontak ucapannya terputus dengan jarinya yang tengah menusuk memeknya berhenti mengocok.

Creeettt…creeettt….crecettttt….creeetttt…

"AHAGGHH….AHAGGHH…..!!!"

Mata indah Rifka yang sipit bak mata kucing membelalak saat puncak kenikmatan tiba-tiba datang mendera dirinya mencambuk tubuhnya.

Tubuh bugil indah dan tinggi langsing itu mengejat-ngejat dengan paha terkangkang lebar.

Pantat bulatnya yang mungil terangkat-angkat seiring air kenikmatannya memancut bak air kran dari lubang kencingnya.

Sungguh sebuah kenikmatan yang teramat luar biasa barusan saja ia alami di sepanjang hidupnya.

Selepas memancut nikmat Rifka tergolek lemah sambil mengecup mesra foto tampan Joko sambil berbisik lirih.

"Membayangkanmu saja sudah sedemikian rupa nikmatnya…apalagi…aaahhh…"ucap gadis itu seraya memejamkan matanya.

Sementara Dokter Lidya dan Rifka Lumoindong telah usai bermain-main, Amelia Putri tengah berdiri di depan cermin kamar pribadinya dalam kondisi tanpa busana alias telanjang bulat.


Amelia Putri

Wowww….sungguh seksi tubuh belia ini. Meski tentu tak sebesar Dokter Lidya maupun wanita dewasa umumnya namun keindahan tubuh remajanya memperlihatkan pesona kewanitaannya yang menginjak dewasa.

Begitu ranum dan siap untuk dipetik.

Amel mengibaskan rambut indahnya yang panjang tergerai lepas. Disentuhnya lembut buah dadanya yang mulai tumbuh membesar. Perutnya begitu rata dan mulus dengan pusar imut di tengahnya.

Jari lentiknya yang mungil bergerak turun menyusuri hingga menyentuh paha padat dan belahan bokongnya yang menjepit indah.

Jari itu terus bergerak makin ke dalam hingga sampai pada bagian alat vitalnya di pangkal pahanya.

Nampak jembutnya telah mulai tumbuh halus di area genitalnya kian memperindah tampilan memek perawannya.

Sedetik Amel memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya takkala salah satu jari manisnya singgah di belahan ketat kemaluannya yang masih mengatup rapat.

"Kokko….akuuuh…cintaaa kamuuu…aahhhh…"erangnya merdu penuh nikmat saat jarinya mencoba menguak celah perawannya.


=======


Sekelumit petualangan anyar Joko baru saja dimulai.

Jauh di sana satu sosok wanita begitu merindukan dan mengkuatirkannya dalam kesendiriannya.

Telah lewat dua hari Joko meninggalkannya tanpa kabar apapun.

Tak bisa ia menghubungi ponakan kesayangannya ini karena ponselnya tak ia bawa.

Sungguh ia merasa serba salah atas apa yang terjadi malam itu.

Baik ia maupun Joko sebenarnya sama-sama tak mampu mengendalikan diri hingga peristiwa itu terjadi dan hampir merenggut kesuciannya.

Sesekali dibasuhnya air mata yang menetes di pipi berharap ada seseorang akan mengembalikan pria kesayangannya kembali berada ke dalam pelukannya.

Cukup lama sosok ayu mempesona itu terdiam di dalam serambi rumahnya sebelum sebuah mobil Toyota Fortuner warna putih berhenti tepat di depan rumahnya.

Sebentar kemudian satu sosok gagah perlahan turun dari dalam menampilkan seseorang yang tak asing lagi.

"Ai…"
"....
"Kenapa denganmu…apa yang kau pikirkan…?
"Apa kau bersedih karena kita akan menikah sebentar lagi…hemmm…?"ujar Fadholi dengan enteng lalu duduk di samping Aini.

Ditatapnya paras ayu lembut menawan Aini yang sebenarnya masih terlihat sendu karena mendung di dalam hatinya.

Aini tak segera menjawab hanya memandang sebentar ke arah Fadholi seraya menggelengkan kepala.

"Tidak…tidak apa-apa kok Pak Kades…"ucapnya setengah menunduk sambil mengambil nafas dalam.

"Sudah kukatakan jangan memanggilku begitu…."
"....
"...kita sudah bertunangan dan kita akan segera menjadi suami istri…"
"......
"Aku takkan menyia-nyiakan dirimu, Ai…percayalah…"
"....
"Soal Koko pun kau tak perlu kuatir. Apapun yang dimaui anak itu pasti akan kupenuhi sekalipun dia minta berangkat ke bulan esok hari…"
"......
"....lalu apalagi yang kau cemaskan…?"ucap Fadholi mencoba menghibur Aini.

"Terima kasih atas perhatian Pak Kades…."
"...soal Koko, saya bisa mengatasinya…"
"....
"....sekarang ini saya cuma ingin sendiri. Mudah-mudahan esok hari suasana hati saya akan lebih baik…"
".......
"....maaf, saya ke belakang sebentar…."kata Aini lalu melangkah pelan meninggalkan Fadholi yang menatapnya tak sabar.

Mata kades flamboyan ini menatap tajam dengan seringai nafsu melihat keindahan bokong padat Aini yang bergetar naik turun dari balik roknya seiring langkahnya.

Sungguh tak sabar ia ingin memerawani sang bunga desa ini.

Sesaat memikirkan rencana pernikahannya yang akan dilangsungkan bulan depan senyum di wajah keras itu sontak pupus manakala bayangan sosok wanita tua renta memegang tongkat sambil menunjuk dirinya muncul di benaknya.

{"....sebelum jatuh purnama besok kau harus mendapatkan keperawanannya apapun caranya….jika tidak…tanggung sendiri akibatnya…"}

Fadholi mendengus keras lalu dengan raut wajah membesi ia berkata lirih sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Jika rencana A yang telah kususun untuk menikahi Aini gagal…apa boleh buat terpaksa plan B akan kutempuh…"
".......
"....peduli setan, Aini akan terima atau tidak…."
"....kakeane tenan…hahhh…"desah Fadholi lalu bergegas pergi setelah Aini tak kunjung muncul.

Sementara di dalam kamarnya, Aini tengah berbincang dengan seseorang di balik hapenya.

Sesekali raut mukanya nampak tersenyum tipis menandakan sesuatu kabar baik tengah singgah di hatinya yang tengah bersedih dan gundah gulana.

"Okay….begitu saja ya, Nik…"
"....
"Tolong segera kabari Bibi jika ada kabar apapun dari Koko…."
"...
"Makasih ya Nik….Wassalamualaikum…"
kata Aini begitu sambungan WA-nya dengan Menik, putra bungsu Imam Fadholi berakhir.

Dipegangnya erat hape miliknya yang berada dalam genggamannya lalu didekapnya kuat di dadanya.

"Menik, semoga….semoga tak lama lagi kamu bisa mengabariku tentang keberadaan Koko…."
"........
"....jika tidak…maka…maka aku terpaksa akan membatalkan pernikahanku dengan Imam Fadholi…."
".....
"....tanpa Koko….buat apa aku hidup di dunia ini….
".......
"...aku…aku sudah tak punya siapa-siapa lagi….kecuali Koko…."
"....
"Duh Gusti….lindungilah ponakan hamba tercinta, Joko Sembrani…."
"....mohon kembalikanlah dia ke sisi hamba tanpa kurang suatu apa…."
"....
"Gusti….kabulkanlah permohonan hamba…."ucap
Aini lirih sambil mengusap wajahnya yang kembali menitikkan air matanya.

Dibalik ketegaran sepertinya Aini akan berserah diri pada takdir. Mungkinkah Joko akan kembali seperti pengharapannya.

Sementara Aini tengah bergulat mencari keberadaan Joko, Budhe Ginah juga berlaku hal yang sama.

Ia sangat mengkuatirkan keberadaan kakak angkatnya yang bukan lain adalah Pakde Toyo. Telah seminggu lebih pakde tak ada kabar beritanya.

Meski beliau bilang akan pergi beberpa minggu tak urung Ginah menjadi tak tenang karena kepergiaannya yang seakan ditutup-tutupi.

Malam ini Budhe Ginah nampak duduk terpekur usai menunaikan ibadah.

Dalam dzikirnya Budhe Ginah lalu membuka mata seraya menarik nafas dalam.

"Kangmas….sebenarnya di mana kau sekarang…?"
"Mengapa kau tak mau bloko kepada adikmu ini…" (terus terang)
"....adalah yang kau sembunyikan dariku…"
"....aku sangat mengkuatirkanmu, Mas…"


Budhe lalu bangun dari sajadahnya sambil memejamkan matanya.

"Mulai malam ini….aku akan coba bersemedi…memohon petunjuk dimana keberadaan Kangmas Toyo saat ini…"
"......
"...entah mengapa perasaanku menjadi tidak enak…."
"Duh Gusti….mudah-mudahan Mas Toyo baik-baik saja…."kata Budhe harap-harap cemas memikirkan Pakde Toyo.

Sementara jauh di sebuah tempat yang masih misterius. Satu sosok pria terkulai dalam posisi terbelenggu.

Tak nampak sehelai kain menutupi tubuh telanjangnya yang terlihat telah berusia lanjut.

Berkebalikan dengan tubuhnya yang lemah lunglai, batang kemaluannya nampak tegak ngaceng mengacung kaku dikelilingi oleh tiga dara cantik namun aneh berwujud setengah ular tengah asyik menikmati penis pria tua ini beramai-ramai.

Sementara tak jauh di hadapannya, satu sosok cantik jelita mengenakan busana kemben setengah terbuka dengan berhiaskan gelang dan manik-manik keemasan menatap tajam sambil sesekali menyeringai buas.

"Sebentar lagi purnama ketiga akan tiba…."
"......
"....saat itulah waktu kemenanganku…."
"....
"Pusaka Cakrakembang akan menjadi milikku….siapapun di muka bumi maupun di alam gaib akan tunduk di bawah telapak kakiku…
"....
"....dan aku Sancawati…akan menjadi Ratu atas semua makhluk di jagat ini….hahahaha….."



……..

Bersambung.....
https://www.semprot.com/threads/joko-sembrani.1441724/page-116#post-1908553376
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd