Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Joko Sembrani dari Sawojajar

Yang diharapkan dari akhir kisah Anakmas Joko Sembrani...?


  • Total voters
    631
  • Poll closed .
"Jok ... hari mingguan mau kemana jok .. Kayaknya elue ditunggu bu RT sama bu Lurah di pendopo deh .........
mungkin disuruh nyetrum HP nya bu Lurah tuh ........
........." 😜😁😘
 
Pagi hari nan cerah ini suasana di Desa Sawojajar terasa begitu menyegarkan.

Hawa sejuk yang berhembus cukup semilir dari lereng lembah Gunung Simongan yang asri dan perawan dan kali besar tak jauh di dekatnya membuat desa tersebut nampak sangat nyaman untuk ditinggali.

Tanah yang subur, berlimpah air serta hasil tambang berupa pasir gunung berlimpah dan bermutu tinggi membuat desa tersebut kondang dan menjadi pilihan para pedagang untuk berbisnis ataupun menetap.

Berdiri sejak lebih dari seabad lalu membuat Sawojajar termasuk desa tertua yang masuk dalam wilayah Kecamatan Lohjinawi.

Terletak tak jauh dari ibukota kecamatan Lohjinawi membuat kian lengkaplah Desa Sawojajar sebagai hunian sempurna bagi mereka yang hendak bertempat tinggal di sini.

Jumlah penduduk dengan usia produktif yang semakin banyak didukung dengan mobilitas warganya yang kian meningkat membuat desa ini semakin dilirik oleh para investor untuk membuka lahan bisnis laiknya di kota besar.

Tidaklah mengherankan jika dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini banyak berdiri beragam fasilitas publik yang menjadi tolak ukur kemajuan ekonomi sebuah daerah.

Minimarket, sekolah, klinik kesehatan hingga ruko-ruko bisnis kian menjamur membuat Sawojajar bagaikan sebuah desa tradisional yang bermetamorfosa menjadi sebuah urban city yang modern.

Lima tahun berturut-turut Desa Sawojajar bahkan telah menerima predikat sebagai desa terbaik dari pemerintah kabupaten terutama dilihat dari tingkat pembangunan dan kemajuan ekonominya.

Semua pencapaian ini tentunya tak lepas dari campur tangan aparatur Desa Sawojajar yang cakap dan piawai dalam menjalankan roda pemerintahan hingga mampu memajukan daerahnya hingga begitu rupa.

Apresiasi tinggi terutama layak diberikan kepada mereka yang diberi amanat sebagai pemegang tampuk kepemimpinan tertinggi di sana yang bukan lain adalah sang kepala desa.

Dialah Imam Fadholi sang kepala desa Sawojajar yang begitu dihormati oleh segenap warga Sawojajar sampai terkenal ke pelosok kecamatan karena berhasil mendapat predikat berturut-turut sebagai kades teladan oleh pemerintah kabupaten.

"Pagi Pak Kades…!

Seru beberapa warga yang pagi itu tengah bersepeda mengangkut hasil buminya sembari melambaikan tangan saat sebuah Toyota Fortuner gagah warna putih berjalan pelan berpapasan sambil membunyikan klakson di tengah jalan desa yang beraspal rapi.



Kades Imam Fadholi

Di dalam dari jendela yang terbuka nampak seorang pria paruh baya bergaya perlente dengan sebuah kacamata hitam bertengger di wajahnya yang mengotak berambut cepak.

Meski terlihat gagah namun memberikan kesan angkuh di saat bersamaan.

Fortuner gagah itu melaju pelan membelah jalanan beraspal yang sekelilingnya terhampar area persawahan yang luas membentang hijau.

Di tempat lain masih dalam wilayah Desa Sawojajar tepatnya di sebuah teras rumah joglo sederhana. Terlihat seorang lelaki berusia lanjut nampak asyik menghisap cerutu sambil menggantungkan beberapa sangkar berisi burung kutilang kesayangannya.

Di atas pintu nampak plakat papan nama terbuat dari besi dengan aksara latin bertuliskan KPH. Sri Toyodiningrat.
(KPH : Kanjeng Pangeran Haryo)

where is the tab button on a toshiba laptop

Meski rambut di kepalanya nampak telah memutih sebagian tertutup blangkonya yang rada lusuh serta kulit coklatnya yang mulai berkerut tidak mengurangi kegagahannya. Nampak dari perutnya yang rata meski tubuh tinggi kurus namun kukuh berisi khas seseorang yang biasa meladang.

Siulannya terdengar lamat-lamat mengiringi suara merdu Alm. Manthous mendendangkan langgam campursari berjudul "Putro Nuswantoro" dari sebuah radio compo jadul membuat suasana pagi itu begitu semarak dan damai.

"Putro Nuswantoro", cipt. S. Dharmanto, penyanyi oleh Manthous

🎵🎶....
Anakku sing bagus dhewe
besok pinter sekolahe
yen Wis biso nyambut gawe
kudhu mlaku sak mesthine

Cup menengo ngger anakku
ojo pinter nangis wae

Anakku sing bagus dhewe
besok pinter sekolahe
cup menengo ngger anakku
sing tansah tak domo-domo
Dadiyo satrio tomo
Labuh marang nuso bongso

Reff:
Enggal menengo anakku
welaso marang ibumu
didawuhi kudu nggugu
biso gawe mareming atiku

Adoh dununge bapakmu
ngayahi kewajiban luhur
yen wis rampung mesti kondur
nuswantoro subur makmur....🎵🎶

Sejumlah warga yang lalu lalang di depan rumah pria tua tersebut hampir semuanya menyapa ramah sambil menjura hormat menandakan pria tersebut pastinya seorang yang dituakan.

"Pakde Toyo, wah pagi-pagi sudah bersih-bersih njih Pakde…"sapa ramah seorang ibu gemuk paruh baya sambil menenteng belanjaan.

Pria yang ternyata adalah Pakde Toyo hanya tersenyum sambil melambaikan tangan.

"Iyo Sri, biasa bersihin kandang manuk-manukku iki…"balas Pakde Toyo dengan lagak santai.

"Lha manuke Pakde saiki ono piro tho…? Tanya si ibu serius.

Pakde Toyo mesam-mesem lalu hanya menjawab sekenanya.

"Manukku sing ning njobo alias tak kandang yo akeh Sri…Kuwi itungo dewe…."

"Tapi manukku sing ning njero… awit mulo Yo mung siji…ki gantung ning njero cawetku…"
"...pengin ndelok pho…hehehe..?"

ucap Pakde Toyo sambil menyorongkan selangkangannya tanpa dosa ke arah Bu Sri.

Bu Sri hanya memekik sambil menutup mata.

"Pakde ki lho ah !…ganjen tenan…senenge kok nggoda wae…"ucap Bu Sri sambil tersenyum manja. Toyo hanya terkekeh saja melihat respon perempuan bahenol berusia 40an ini.

Keduanya lantas asyik berbincang sebentar sebelum si ibu akhirnya berlalu meninggalkan Pakde Toyo yang sampai seumur ini masih betah hidup sendiri.

Hanya terpaut satu petak lahan nampak kesibukan di rumah asri yang sepertinya tak asing lagi.

Sudah lebih dari 10 tahun berlalu, rumah sederhana yang dulunya milik alm. Sumini ini sekarang direnovasi hingga terlihat lebih megah, berwarna dan semakin cantik.

Genting baru yang berwarna biru, carport serta tambahan kanopi yang terpasang membuat keseluruhan fasad rumah tersebut terlihat minimalis namun terkesan modern dibanding rumah-rumah lainnya.

(Fasad, merupakan eksterior sebuah bangunan, biasanya fasad yang dimaksud adalah bagian depan, tetapi fasad juga dikatakan bagian samping dan belakang bangunan)

Masuk sejenak ke dalam terutama di ruang makan nampak terlihat kesibukan di sana.

Aini tengah berdiri menyiapkan hidangan di atas meja dengan dibantu Utari. Sementara seorang anak laki-laki terlihat duduk di salah satu kursi makan yang telah tersedia.

"Bi, masakannya Bibi Ai enak banget…"

"...kalu kata Bu Endang, ibunya temen Koko yang namanya Topan itu…dibilangnya…mantul alias mantap betul…hehehe…" ucap anak laki-laki ganteng berseragam biru putih itu sambil tersenyum lebar disusul dua jempol tangannya diangkat mengarah ke Aini.

Mulut yang indah bentuknya itu asyik mengunyah olahan chicken katsu dengan lahapnya. Sayur lalapan berupa selada segar dan tomat merah pun menyusul lenyap ditelannya.


Chicken katsu

Aini yang duduk di depannya hanya tersenyum simpul. Diambilnya selarik tisu lalu diusapkan di bibir anak lelaki itu yang nampak belepotan saos barbeque dan mayonais.

"Ini bukan Bibi yang bikin Ko"

"...tapi Mbak Tari…"jawab Aini lembut lalu kembali duduk di kursinya semula.

Sebentar ia pun mengambil nasi dan lauk pauk yang telah tersedia di atas meja makan. Sedang Utari yang mendengarnya kontan mendekat ke meja makan.

"Iya Mas Joko...betul apa yang dibilang Bi Ai.

"....itu emang saya yang bikin khusus spesial buat Mas Joko yang paling gantenggg se-dunia hehehe…"kekeh Utari dengan bergaya lebay rada genit sambil melempar senyuman manis kepada anak lelaki manis berusia sekitar 13 tahun ini.

Sementara Aini hanya geleng-geleng kepala melihat gaya Utari yang kenes terhadap keponakannya ini.

"Oya Ko, hari ini Bibi kayaknya pulang rada sore karena ada urusan kantor. Pesen Bibi, jika tidak ada kegiatan sekolah…kamu langsung pulang ya..?"

"Iya Bi.."sahut Joko sambil tersenyum manis.

Tak lama acara sarapan bersama pun berakhir.

Di beranda rumah Aini sudah bersiap naik ke atas sepeda listrik barunya. Sementara si anak laki-laki tadi pun sudah berada di atas jok motor membonceng seorang bapak paruh baya yang siap mengantarnya ke sekolah.

"Pak Yus, tolong hati-hati njih di jalan.."

"..tidak perlu ngebut…apalagi salip-salipan.."
"...bocah ganteng ini harta saya yang paling berharga…sekaligus kesayangan saya…"

"...saya tidak mau melihatnya kenapa-kenapa…"ucap Aini sambil tersenyum lalu mengusap lembut rambut tebal lurus si anak lelaki ini dengan penuh rasa sayang.

"Ok, Ai…"
"...bapak tidak akan ngebut kok. Paling sekali-sekali nge-trail sambil ngesat-ngesot sedikit…"
"...piye Nang…? kata tukang ojek itu santai dengan suara nge-rocknya sedikit serak sambil menoleh ke belakang.

(Nge-trail / wheelie - Nang / anak laki-laki)

Mendengar itu si anak lelaki itu hanya tersenyum sambil mengedipkan matanya yang bening dan tajam sedang Aini cuma tersenyum saja.

"Bibi, Joko berangkat dulu…"

"Ass*lamu*laikum…"ucapnya sambil mengambil helm yang disodorkan si bapak lalu mencium tangan halus Aini.

"Wa*laikums*lam…"balasnya lalu mencium kepala si anak lelaki itu yang langsung mengenakan helm.

Sedangkan Utari yang juga berada di samping Aini nampak tersenyum masam melihat Aini berlaku "mesra" kepada anak itu.
Ia seperti tidak senang dengan apa yang dilakukan Aini kepada anak laki-laki tersebut. Sesuatu yang lebih condong mengarah ke rasa…cemburu.



Megapro Primus

Selepas suara ngebass motor Megapro Primus jadul modifikasi itu pergi menjauh. Aini bersiap pula menuju kantor balai desa dimana ia bekerja sebagai pegawai administrasi.

"Mbak Ut, jangan lupa ya kalu ada kurir sh*pee datang nganter barang pesananku

"...segera wa aku ya mbak ?

Utari tidak menjawab hanya menganggukan kepala.

Sesaat kemudian Aini pun sudah menunggangi sepeda baterei milik inventaris kantor lalu berjalan pelan tanpa suara menuju kantor balai desa.



Hijab dan seragam krem khas PNS nya nampak berkibar lembut tertiup angin pagi yang cerah sepoi-sepoi mengiringi senyuman manis yang terkembang di wajah ayu nan putih mulus itu.

Sementara rok ketatnya yang sedikit membelah di bagian bawah memperlihatkan sepasang betis indah yang langsing berisi terlihat putih mulus berbalut sepatu kerja di atas sadel pergi menjauh.

Setelah sang empunya rumah tak kelihatan lagi, Utari bergegas masuk ke dalam rumah lalu menguncinya rapat-rapat.

Sesaat Tari termenung di ruang tengah sambil berpikir sejenak kira-kira apa yang belum ia bereskan.

Setelah berpikir sejenak ia lantas tersenyum sendirian lalu bergegas ke kamar tidurnya.

Sepeninggalnya terlihat sejumlah pigura foto terpampang di dinding ruangan tengah maupun di almari bufet.

Foto-foto yang terpasang bervariasi mulai dari foto meja, ukuran standar, sampai yang seukuran lukisan.

Kebanyakan foto-foto sang tuan rumah bersama keluarganya.

Terlihat Aini tengah menggendong sesosok bayi mungil di pangkuannya. Foto lain memperlihatkan Aini tengah memapahnya.

Foto berikutnya Aini tengah menggandeng anak kecil usia balita tengah bermain ayunan dan jungkat-jungkit di sebuah taman serta sejumlah foto lain di situ

Hingga akhirnya yang paling mencolok yaitu sebuah foto paling besar berpigura kayu jati berukir terpampang jelas di dinding.

Aini yang ayu nampak tersenyum manis begitu anggun bersanggul berbusana jarik kebaya merah tengah duduk di muka dengan seorang anak laki-laki berpakaian adat Jawa komplit berdiri tegak gagah agak serong mengapitnya.

Senyuman manis tersungging di bibirnya menambah pesona di paras gantengnya yang kian memikat.

Kembali ke Utari yang sudah berada di dalam kamar.

Ia yang tadi memakai kaos dan rok panjang selutut lantas berganti baju.

Kini ia sudah memakai rok terusan yang ketat sekaligus begitu minim sepaha dengan kaitan model bra di pundaknya.



Utari

Tak ayal busana terbuka ini kontan menampakkan pesona belahan dada putih bersih dengan susunya yang membusung.

Tonjolan aurat tubuhnya yang begitu seksi seolah terbuka gamblang menyedapkan pandangan.

Dimulai dari pinggang yang ramping, perut yang rata meski mulai berlemak, pinggul lebar dengan pantat besarnya yang bulat kencang. Penampilan seronoknya di akhiri dengan sepasang paha montok mulus berikut betis indahnya.

Entah apa alasannya sampai ia berganti busana sedemikian seksi.

Rambutnya yang hitam lebat model Bob sebatas leher ia kibaskan perlahan seiring ia berkaca tepat di depan cermin.

"Ehmmmmm…ternyata aku masih kelihatan cantik dan seksi meski tak selangsing dulu…hehhh…"ucap Tari sambil sedikit memutar tubuhnya yang kini semakin semok padat berisi.

Beberapa kali senyum manisnya terkembang manakala melihat keseksian dirinya sendiri.

"Aahhh…apa anak itu suka dengan perempuan rada berumur sepertiku ya…?

"...apakah ia bisa terangsang dengan tubuh ******* ini…?

"...aku..aku harus mencari kesempatan baik supaya bisa berduaan saja dengannya tanpa Aini…hahhh…"

Utari yang masih duduk di depan meja rias lalu mengambil sesuatu dari laci almarinya.

Ia ciumi benda itu dengan penuh perasaan. Ia dekap sesuatu itu erat-erat hingga menempel ke belahan susunya yang montok.

"Hahhh…Joko….Joko Sembrani sayanggg….kamu betul-betul ganteng sayanggg…"

"...apalagi…apalagi…ahhhh…dengan kontol kamu yang segede itu…ahhhh…kamuuu…seksi bangeettt sayangnya…Joko…Jokooo….ahhhh…."

Utari terus mengerang sendiri kali ini sambil menciumi benda di tangannya yang ternyata adalah sebuah celana dalam milik Joko Sembrani yang ia ambil diam-diam.

Sesaat terbayang jelas di ingatannya saat itu ia hendak buang air. Namun karena terburu-buru ia tak tahu kamar mandi tengah di pake oleh Joko.

Dan secara kebetulan entah karena apa, sore itu Joko lupa mengunci pintu.

{..."Akhhh…!!

"Ehh...Mbakkk…maaf…!!!


Jerit tertahan Utari disusul pekik terkejutnya Joko yang baru sadar Utari sudah berdiri tepat dihadapannya yang tengah bugil dalam kondisi basah kuyup karena tengah mandi.

Mata lentik Utari melotot memandang ke sekujur tubuh bugil Joko yang meski baru berumur 14 tahun telah memiliki tubuh tinggi melebihi dirinya dan Aini.

Tubuh kutilang khas ABG tapi tegap dan kencang tanpa sedikitpun lemak di sana.

Utari lebih terpana lagi ketika sorot mata beningnya spontan singgah melihat benda menakjubkan yang ada di pangkal paha Joko yang tengah bugil.

Benda itu yang menggantung setengah menjuntai di selangkangan Joko.

Gemandul besar, panjang dan gemuk sebesar mentimun dengan ujung gundulnya yang tersunat mekrok bak kelopak jamur raksasa.
Ouwww…terasa begitu menusuk jantung Tari.
(Mekar. Jawa)

Kantung telurnya kelihatan besar seolah menyimpan mani yang siap untuk diledakkan sebanyak-banyaknya ke rahim seorang perempuan.

Yah, batang kemaluan Joko Sembrani untuk pertama kalinya sejak bayi terlihat jelas oleh Utari di usianya yang kini telah menginjak remaja.

Joko yang kaget bukan main nampak kikuk dan lalu mengambil handuk namun itupun sebenarnya terlambat.

Mata indah berbulu lentik Utari terpaku tak berkedip sekian detik saking terpukau akan kegagahan batang kejantanan yang teramat luar biasa ukurannya bisa dimiliki oleh seorang anak SMP.

Bahkan jauh lebih gagah daripada ukuran standar orang dewasa di negeri tercinta ini.

Peristiwa sore itu jelas sangat membekas di benak Utari tanpa diketahui Aini hingga saat ini.

Joko pun sepertinya enggan untuk menceritakannya kepada tantenya itu dan memilih untuk menyimpan "aib" itu rapat-rapat.

Joko Sembrani sebagai seorang ABG yang cenderung polos sebenarnya tak pernah lagi menganggap serius peristiwa sore itu, tapi tidak dengan...Utari.

Sebagai wanita dewasa, relatif muda apalagi belum menikah Utari sudah pasti memiliki kepekaan seks yang tinggi.

Kematangannya sebagai seorang wanita membuatnya mudah terlecut sesuatu yang berbau rangsangan seksual. Dan ini sangat ia rasakan betul kepada bocah ABG yang dulu ia mandikan saat masih bayi.

Anak itu sekarang telah tumbuh besar menjadi remaja ABG yang gagah, tampan dan begitu mudah menarik hati siapa saja terutama bagi perempuan.

Bukan semata fisiknya saja melainkan sifat dan tindak laku keseharianya yang sopan, simpatik dan terpuji membuat orang mudah jatuh hati kepada anak itu. Semakin lengkaplah daya pikat yang memancar dari dalam dirinya.

Dan kini Utari bisa melihat satu kelebihan lagi dalam diri seorang Joko Sembrani. Bocah ABG keponakan Aini alias majikannya sendiri.... }

"Aaahhh…shhhh…KONTOL….KONTOLMUU cah bagusss…ahhhh…besaaarr sekaliiiihhhh…."

"Akuuu…akuuu tak tahuuu apa itu bisa muat di tempikku nanti…apalagi pas sedang ngaceng-ngacengnya….ooohhh…."

"Joko...Joko Sembrani sayanggkuuu…"

"Mbakk Tari…mbak penginnnn
lihat MANUKMUU ngacenggg sayanggg…oooohhhh Joko Sembrani sayangku sing ganteng dhewe…ahhh…"

"Duhhh…Gusti…Gusti Alloh…Tari…tak tahannn…lagiiihhh…"

Erangan Tari makin keras dan segera saja Tari menyingkap rok bawahan yang ia pakai lalu menariknya ke atas pinggang.

Ternyata Tari sudah tak memakai apa-apa dibaliknya alias telanjang bulat.

Area kewanitaannya terekspos jelas menampakkan bukit kemaluannya yang menggunduk besar dengan belukar jembut yang tumbuh lebat di pucuk lubang kelaminnya.

Celah vaginanya yang berwarna merah gelap dan masih cukup rapat telah membuka perlahan disertai lendir cintanya yang berwarna bening mengalir keluar seiring gerak bibir labianya kembang kempis memompa cairan kawinnya.

"Ahhhhhhh…aaaahhhhh…Joko…Joko…Jokooo….!!!

Rintihan Tari kian menguat manakala celana dalam Joko yang semula ia genggam erat kini ia gesekkan keras-keras ke celah kemaluannya yang telah begitu basah.

"Oooohhhh…ooohhh…"

Tari terus saja mengerang sambil kali ini mengangkangkan kedua paha mulusnya sedemikian rupa sambil terus menggesekan celana dalam milik Joko Sembrani ke lubang kemaluannya.

Dibarengi remasan tangannya sendiri di payudara serta putingnya yang mengeras membuat wanita matang dan seksi berusia sekitar 35 tahun itu makin hanyut dalam nikmatnya masturbasi di pagi hari ini.

Tubuh semok Utari yang setengah bugil makin menggeliat kian kemari seiring kobelan tangannya yang terbungkus celana dalam Riders milik Joko di bibir vaginanya.


Celana dalam Riders Sport

"Ssshh…aaaahhhhh…Jokoo...Jokooo…aaaahhhhh…."

Rintihannya kian keras tak terkendali setelah sekian menit ia merangsang diri begitu intens.

Utari yang seolah terobsesi oleh perasaan cintanya kepada Joko Sembrani sekian hanyut dalam fantasi birahinya pagi ini di dan membawanya makin dekat ke puncak kenikmatan.

"Oooohhhh….ooohhhh…oooohhhh…"

"Joko…Joko….Sembrani…mbakk..mbakk tak tahan sayanggg…mbakkk tak kuaaat lagiiihhh
sayanggg…"

Tari makin keras menggencetkan celana dalam Joko ke memek sempitnya.

Hingga akhirnya…ia menjerit keras.

"TEMPIKKKKKK……aaakhhhh…KELUAARRR…!!!!!"

creettt…. creettt…. creettt….

"JOKOOOO…Manukmuuuu...!!!

"Aaarrgghhh....!!

"...TEMPIKKKKK…TEMPIKKUUU…. Sayanggg…Aaauughhh…!!!*


Creettt…cerecett….creettt…

"JOK..KOOOO…manukmu Nikmaaaat….sayanggg...ooouugghhh…"

Tari memekik keras saat ia berhasil mencapai klimaksnya pagi ini.

Begitu dahsyat orgasme yang ia dapatkan hingga pinggul dan pantat besarnya terangkat tinggi dengan paha mulus itu terkangkang-kangkang.

Cairan ejakulasinya muncrat menyemprot keras bagaikan air mancur keluar dari lubang kencingnya bersamaan tubuh setengah bugilnya mengejang berkali-kali.

"Aaaauughhhh…..ssshhhh..hooohhhh…hooohhhh…."

Desahan merdunya terdengar begitu merangsang begitu Tari selesai berejakulasi.

Goncangan hebat yang bagaikan taifun yang melanda sekujur tubuhnya sedikit demi sedikit mereda.

Tinggal seutas senyum penuh kepuasan yang nampak di wajah manisnya yang putih bersih.

"Oohhh…Joko…Joko Sembrani sayangg…"
"...kamu betul-betul bikin Mbak kedanan, Ko…"
......
"Aahhh…gantengnya kamu…baiknya kamu…dan…ooohhh kontol…kontol kamu bikin mbak Tari tergila-gila…"
....
"...bikin mbak nafsu banget buat ngeseks sama kamu, sayanggg…"

"Oooohhhh…luar biasa klimaksku pagi ini…"
......
"Akhirnya bisa juga aku muncrat setelah sekian lama…. banyak lagi…"ucapnya sambil tersenyum sendiri.

Diusapnya lembut perut dan paha mulusnya yang basah sebagian terpercik cairan klimaksnya yang begitu luar biasa. Dibilasnya sendiri memakai celana dalam milik Joko Sembrani

Diciumnya lembut celana dalam berlabell Riders Sport yang kini telah basah itu penuh kemesraan.

"Kini tinggal mencari kesempatan dan waktu terbaik buat ngentot bareng cah bagus kae…"
....
"Aku kudu cari kesempatan terutama supaya Aini tidak curiga padaku…"
....
"Aku betul-betul penasaran…tak tahan bagaimana rasanya dimasuki kontol anak itu menembus memekku…ahhhh…"
....
"Aku...aku pengin banget merasakan sodokan manukmu sing ngaceng gede ke dalam lubang intimku, cah bagus sayangku, Joko Sembrani...aaahhh…"

Berpikir jorok tentang Joko Sembrani membuat Tari mendadak bergairah kembali meskipun telah muncrat banyak. Ia betul-betul terobsesi dan makin bernafsu buat menggauli ABG nan tampan rupawan itu.

Perasaannya selama bertahun-tahun terhadap keponakan Aini itu kini telah berubah.

Dari yang semula rasa sayang sebagai seorang pengasuh kepada anak kecil kini berubah drastis menjadi rasa cinta berbalut gairah seks yang mendidih panas kepada anak itu.

Tari tidak memikirkan resiko dan akibat yang ditimbulkannya bila rencananya meniduri Joko terlaksana.

(Kita lihat saja….)

Sementara di waktu yang bersamaan.

Joko tengah duduk membonceng seorang bapak ojek di atas motor Megapro lawasnya.

Jarak antara rumah dan sekolahnya terbilang lumayan jauh karena SMP Negeri 1 Lohjinawi di mana ia menuntut ilmu terletak di pusat kecamatan.

Ada kurang lebih 12 menit kalu memakai sepeda motor.

Melewati persawahan…pemukiman..pasar dan menyebrang kali adalah rutinitas yang hampir setiap hari dijalani Joko ketika berangkat sekolah.

Namun hari ini akan menjadi hari yang tak terlupakan oleh siapapun termasuk Joko Sembrani.

"Nang, kamu sama Aini itu apanya sih…? Masih saudaraan..atau gimana ? tanya si bapak ojek bernama Pak Yusbah di sela-sela perjalanan.

"Bibi Aini itu adiknya ibu saya Pak…"

"Waktu ibu meninggal setelah melahirkan, saya terus dirawat sama bibi hingga sekarang…"jawab Joko.

Sesekali badannya bergetar karena jalanan antar desa yang tidak begitu rata.

"Oww gitu ya…"

"Omong-omong menurut kamu bibimu itu menarik atau gimana Nang..? Tanyanya lagi setengah iseng.

"Yah, tentu saja Pak…"

"Bibi, orangnya sangat baik, perhatian dan sayang sama Joko…"

"Joko pun sayang banget sama bibi…"ucapnya lugu.

"Ndak, maksud bapak…apa kamu ndak terangsang sama bibimu yang ayu dan seksi itu...?

"Pasti di rumah bibimu kagak pake jilbab…betul ndak Nang…?

Joko yang berpikir polos lantas menjawab apa adanya..

"Bibi, kalu di rumah memang ndak pernah pake hijab Pak…"

"Hanya pas keluar rumah bibi pake nya…"

"Gimana rambut bibimu itu Nang…?
........
"..panjang…pendek…keriting atau keriwil kayak jembut…hehehe…"tanya si bapak mulai jorok.

"Rambutnya bibi panjang Pak…lurus lebat sepinggang…"jawab Joko mulai sebal dengan pertanyaan si bapak.

"Kalu rambut jembut bibimu gimana Nang…kamu pernah lihat nggak…hehehe…? Tanya si bapak lagi.

(Ini bapak mulai kurang ajar…maunya apa sih…ngomong jorok banget…kagak jelas…)"batin Joko menahan sebal.

Joko tak menjawab pura-pura tak mendengar.

"Bibimu itu banyak yang naksir lho Nang…"

"Udah cantik, seksi, lemah lembut…perhatian…PNS pula…"

"Kalu bapak yang jadi kamu…bapak ndak bakalan tahan Nang…"

"Bapak bakal ng*cok terus saban hari…hehehe…"kekeh Pak Yus kian menjadi.

(Bapak ini makin ngawur ngomongnya…lagi kumat nih kayaknya…."pikir Joko makin dongkol sambil merutuk dalam hati.

Joko yang diam membuat si bapak malah terkekeh.

"Upss sorry Nang…bapak lupa kalu kamu masih anak kecil…"
.....
"...manukmu paling Yo cuma segini…hehehe.."kata si bapak sambil mengangkat jari kelingkingnya.

Joko tak menghiraukan lagi kata-kata Pak Yus.

Ia hanya menatap ke atas melihat sekeliling langit biru yang luas membentang tanpa batas.

Entah kenapa feeling-nya mengatakan ada sesuatu yang mengawasinya dari atas sana. Apa itu ia sendiri tak paham namun yang pasti hal ini sudah ia rasakan jauh-jauh hari.

Sementara itu tanpa diketahuinya jauh dibalik awan mega putih yang berarak satu sosok hitam bersayap menyerupai burung elang seolah mengawasi dari kejauhan.

Menit terus berlalu.

Tanpa terasa perjalanannya sudah lewat dari setengah rute dan kini akan melewati Pasar Lohjinawi yang terlihat ramai pagi itu.

Dokar-dokar nampak lalu lalang dengan bentor dan angkot seolah berebut berdesakan membuat suasana semakin sesak dan riuh.

Tak jauh di depan sana nampak sejumlah pohon mahoni berukuran besar nan rindang berdiri tegak memayungi.




Tiba-tiba…Joko seolah tersentak oleh sesuatu. Inderanya seperti membisikkan akan adanya sebuah bahaya di depan dirinya.

Benar saja, setengah detik setelah melewati sebuah Dokar berisi penuh penumpang sebuah benda hitam panjang turun bergelayut begitu cepat dari pohon mahoni tepat di depan Joko dan Pak Yus dengan jarak hanya sekian meter saja.

"Awas…Pak…!!!
Pekik Joko sambil menepuk keras bahu Pak Yus yang asyik berkendara sambil menghisap rokok.

"Aakhhh…!

Cieeettt…brakkk….!

Motor yang dikendarai Joko dan Pak Yus sempat melintir sebelum jatuh terseret dengan cukup keras.

Namun efeknya keduanya terhindar dari terjangan benda asing yang hampir menjatuhi mereka.

Joko sempat menarik tangan Pak Yus agar dia tidak jatuh ke dalam got yang cukup dalam.

Joko yang berhasil melompat dan mendarat dengan cantik di atas tanah sontak menengadah saat terdengar pekik dan jerit orang begitu riuh diiringi bising suara ringkik kuda saling tumpang tindih.

Nampak suasana yang begitu heboh sekaligus sangat menegangkan.

Kuda penarik Dokar yang sempat disalip Joko berdiri mengangkat kedua kaki depannya tinggi-tinggi membuat kusir dan penumpangnya panik bukan kepalang.

"Kobraaa….kobraaaa….!!!

Teriakan begitu riuh dari warga sekitar yang tumpah ruah membuat suasana menjadi hiruk pikuk tak karuan.

Mobil motor seketika berhenti dengan panik apalagi ujar kobra itu ternyata berukuran masif.

Kedua mata Pak Yus setengah melotot sambil ternganga saat menyadari bahwa yang hampir mengenai dirinya tadi ternyata adalah ular kobra tersebut.

Dengan panjang mencapai 3 meter ular kobra itu mendesis keras lalu mengangkat lehernya mempertontonkan keindahannya yang mengerikan.

Namun anehnya bila diperhatikan seksama ular kobra besar ini seperti mengenakan anting berwarna merah di sisi kiri kanan kedua matanya.

Ratusan orang terlebih para wanita dan anak-anak yang berkerumun sontak menjerit-jerit menambah histeris suasana pagi itu.

Kuda yang terus meringkik keras karena ketakutan terlihat menyepak-nyepak dengan kedua kaki hingga begitu rupa membuat kusir dan penumpangnya dalam bahaya besar.

Joko yang berada tak jauh segera bertindak cepat mengambil sebatang sapu lidi berukuran panjang yang tergeletak di dekatnya lalu cepat dikibaskan ke arah si ular kobra yang segera menyingkir.

Begitu menjauh, Joko langsung melompat ke atas kuda sambil menarik tali kekang dengan kerasnya.

"Hussshh…hussshhh…hahhhhhh…!!!

"Herrrrr…herrrr…!!!!


Suara Joko terdengar keras bersamaan kedua tangannya menarik-narik tali berusaha menenangkan kuda yang panik karena ketakutan itu.

Selang tak berapa lama terjadi keajaiban. Joko berhasil menenangkan kuda itu sehingga kusir dan penumpangnyapun selamat.

"Makasih dik…luar biasa…ckckckck…"

"Sopo jenengmu dik…?

"...darimana asalmu..? tanya seorang ibu yang kebetulan menjadi penumpang dengan raut muka begitu lega sumringah.

Joko hanya tersenyum simpul.

"Saya, Joko Sembrani…ibu…dari Desa Sawojajar…"

Tanpa berkata-kata si ibu langsung memeluk Joko penuh haru.

Pak Yus yang sudah berdiri di dekatnya ikut menggenggam erat lengan anak itu.

"Nang, terima kasih…. Nang.."
"...kalu kamu tidak mengingatkan bapak entah apa jadinya…" ucap pria paruh baya itu dengan sorot mata sayu menatap Joko Sembrani.

"Injih pak.."

"...Joko ikut senang. Yang penting bapak, saya dan semua baik-baik saja…"balas Joko terlihat tenang setelah kejadian barusan.

Pak Yus dan segenap warga yang memadati memandang Joko dengan sorot mata penuh kagum melihat ketangkasan, keberanian dan ketenangan bocah yang baru menginjak SMP ini.

Sementara sejumlah aparat Polsek dibantu warga berusaha mencari keberadaan ular kobra misterius yang bikin geger itu.

Namun sekian waktu mencari ular kobra tersebut tak kunjung ditemukan.

Kehebohan ini sontak langsung menjadi buah bibir masyarakat Lohjinawi dan sekitarnya.

Tak ayal berita online termasuk YouTube pun ikut meliput dan memberitakannya sehingga cepat tersebar begitu cepat. Nama Joko Sembrani pun seketika menjadi viral di mana-mana.

-------

Sementara itu nun jauh di sebuah tempat asing yang sangat misterius.

Nampak penampakan seekor ular kobra berukuran besar dengan panjang 3 meter merambat pelan memasuki sebuah gua yang begitu besar dan lebar.

Ular kobra sungguh tidak lazim bukan semata karena ukurannya melainkan dua benda berwarna merah berkilau di kanan kiri matanya bak sepasang anting.

Gua itu tak ubahnya gua kebanyakan namun anehnya lantainya seakan terbuat dari kaca kristal dengan dinding gua bersinar gemerlap membuatnya bak lampu yang menerangi.

Gemerlap itu ternyata berasal dari batu safir kebiruan…batu Ruby yang bersinar kemerahan…baru zamrud kehijauan serta intan berlian yang berkilau terang.

Batu-batu mulia itu begitu banyak bertebaran menempel secara acak di sepanjang dinding gua secara ajaib.

Sungguh sebuah panorama yang sangat menakjubkan dan di luar akal sehat...!!!

Ular itu terus berjalan pelan semakin dalam hingga sampailah ia ke ruangan utama yang menyerupai hall / venue berukuran raksasa.

Di sinilah fenomena ini kian tak masuk di akal.

Semua benda layaknya meja kursi terlihat jelas di sana. Lebih mengejutkan lagi bahwa semuanya ternyata terbuat dari emas permata. WOOWWW…sejatinya tempat apakah ini..???

Ular itu semakin mendekati area tengah ruangan yang berlangit tinggi dan begitu luas itu.

Lantai kristal bagaikan cermin yang memantulkan sosok dirinya yang melata mendadak menampilkan pemandangan lain yang bikin mata ini terpana sekaligus merinding di saat yang bersamaan.

Pelan namun pasti sosok ular tadi berubah menjadi sosok wanita yang mengenakan semacam kemben terbuka cenderung vulgar menampakkan auratnya nan seksi menantang berhiaskan gelang dan manik-manik emas di sekujur tubuhnya.



Sosok wanita peralihan dari sosok ular kobra misterius itu perlahan mengangkat kepalanya.

Nampaklah satu sosok perempuan muda yang cantik jelita dengan anting merah di kedua telinganya. Sosok cantik itu memandang tak berkesip ke arah benda menyerupai sebuah singgasana tepat di hadapannya.

Sama halnya dengan seisi gua, singgasana besar itu juga terbuat dari emas bertahtakan intan permata sehingga menampakkan pesona keindahan yang begitu menakjubkan.

Terang berkilauan…begitu mempesona namun di satu sisi menimbulkan aura mistis yang menggidikkan.

"Sancawati, kau belum berhasil sayangku…"

Tiba-tiba terdengar suara seseorang seolah menyapa si wanita.

Yah, suara itu begitu merdu dan renyah bak suara bidadari.

"Ampun, Dewi…hamba gagal karena kekurangan cermatan hamba…"

"Lain kali saya akan berhasil sesuai perintah Dewi…"sahut wanita cantik jelmaan ular kobra itu.

Lama tak ada jawaban sebelum tiupan angin berhembus semilir menyebarkan aroma wangi yang membius.

"Tidak perlu terburu-buru…masih ada waktu…Sancawati"

"Biarkan anak itu tumbuh dewasa agar semuanya bisa lebih mudah…"

"..bukan begitu dayangku…"kata suara itu terdengar begitu dekat kali ini di telinga perempuan bernama Sancawati itu.

Perempuan itu sontak hendak menoleh namun tahu-tahu satu sosok sudah duduk di atas singgasana menyiratkan sebuah penampakan yang bagaikan cerita fiksi di forum semprot.

Satu sosok wanita bertubuh ular besar dengan mahkota berkilauan di atas kepalanya nampak di sana.

Belum kelihatan jelas raut mukanya namun kedua bola matanya yang begitu indah berwarna kehijauan serta selarik bibir tipis berwarna merah yang nampak tersenyum menyiratkan sebuah paras kecantikan seorang wanita yang tanpa cela.

Dari bibir tipis itu keluar desisan halus berikut senyumnya terkembang manis hingga menampakkan kedua gigi taringnya yang indah berkilauan bagaikan kristal.

"Raden Soma…."

"...akan kutunggu dirimu, Raden….hihihi…"

..........


Bersambung....
https://www.semprot.com/threads/joko-sembrani.1441724/page-25#post-1907006083
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd