Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Joko Sembrani dari Sawojajar

Yang diharapkan dari akhir kisah Anakmas Joko Sembrani...?


  • Total voters
    631
  • Poll closed .
Sorot mata perempuan ini menatap hampa ke sekelilingnya.

Bibir yang terlihat kering sedikit retak itu seakan bergetar manakala suaranya yang cukup lirih terdengar lalu singgah di telinga belasan anak-anak usia SD dan SMP yang duduk melantai di sebuah sanggar kesenian.

"...Alkisah tersebutlah sebuah kerajaan besar di masa lampau yang berada di tanah jawa…"
.....
"Kerajaan tersebut bernama Kerajaan Giring Gupito.."
.......
"Rajanya bernama Maharaja Ning Swara dengan permaisuri bernama Dewi Anjali…"


Maharaja Ning Swara - Dewi Anjali

"Raja Ning Swara memerintah dengan arif dan bijaksana. Rakyat pun hidup makmur sentosa…"
......
"Giring Gupito dianugerahi Dewata alam permai nan subur berlimpah panen hasil bumi dan hasil laut yang luar biasa.."
......
"Sebagaimana adat dan kepercayaan kala itu Raja Ning Swara beserta seluruh rakyat Kerajaan Giring Gupito sangat taat menjalankan peribadatan dengan menganut kepercayaan menyembah dewa-dewi…"
........
"Hal inilah yang menjadikan seluruh rakyat Kerajaan Giring Gupito bukan hanya sejahtera secara lahiriah atau fisik semata melainkan juga terdidik secara batiniah…"
.........
"Meski demikian tak ada gading yang tak retak…."ucap perempuan paruh baya berpakaian jarik lusuh bersanggul seadanya itu lalu sejenak menghentikan kata-katanya.

Matanya yang rada keriput dan mulai nampak cekung itu memandang tajam ke arah sejumlah remaja berjumlah belasan orang yang asyik duduk ngelesot di lantai sanggar mendengarkan ceritanya.

Mereka nampak khusuk mendengarkan segala apa yang diucapkan perempuan paruh baya ini. Sesekali mereka saling bercakap-cakap.

Sebentar menebarkan pandangan si ibu yang duduk di atas sebuah bangku kembali tersenyum kemudian melanjutkan ceritanya.

"Di tengah masa pemerintahan beliau yang sudah menginjak 15 tahun Raja Ning Swara belum juga dianugerahi anak laki-laki yang kelak akan mewarisi tahtanya…"
.......
"Dua anak pertamanya adalah perempuan…"
........
"Namun persoalannya semakin pelik yang mana membuat sang prabu berikut keluarga dan segenap rakyatnya bersedih…"
........
"Kesedihan Baginda Raja dan keluarga disebabkan juga karena kedua putrinya tersebut lahir dalam kondisi cacat meski berwajah cantik…"
........
"Apalagi menurut ramalan dari pandhito kerajaan, kedua putrinya ini juga takkan berumur panjang…"
.........
"Betapa sedih hati sang prabu lebih-lebih bagi sang permaisuri Dewi Anjali..".
........
"Ia merasa tak mampu menjadi permaisuri yang terbaik bagi sang prabu yaitu menurunkan putra-putri yang sesuai keinginan suaminya.
.........
'Bertahun-tahun sudah sang dewi tak jua lelah meminta kepada dewata supaya bisa melahirkan putra yang diinginkan oleh suaminya guna meneruskan tahtanya kelak".
........
"Hingga akhirnya dalam suatu malam di kala khusuk menunaikan persembahyangannya sang permaisuri atau Dewi Anjali mendapat semacam wangsit (ilham)…"
.........
"Wangsit tersebut menyuruhnya untuk melakukan tapa brata kepada Dewi Lakshmi sebagai dewi kehidupan, Kebahagiaan, kemakmuran, kekayaan dan kesuburan agar dikabulkan permohonan beliau mendapatkan momongan yang diidam-idamkannya bersama sang suami yaitu Raja Ning Swara…"
.......
"Sang Maharaja yang memahami maksud istrinya akhirnya mengijinkannya berdoa sendirian di dalam kuil berupa candi yang khusus dibangun sebagai pemujaan kepada Dewi Lakshmi sesuai permintaan sang permaisuri tercinta…"




"Sekian purnama berlalu beliau setiap hari rutin meluangkan waktunya khusuk bersembahyang ditemani abdi dayang kepercayaannya…"
.......
"Sampai pada malam purnama ke 30…Dewi Lakshmi muncul dalam bentuk rupa wanita sempurna dengan wajah berkilauan.."


Dewi Lakshmi

"Beliau datang karena tersentuh akan ketulusan sang permaisuri dalam memohon doa kepadanya…"
..........
"Beliau, Dewi Lakshmi akhirnya memberikan pusakanya yaitu Kristal kahyangan berupa Kemenyan bernama Kemenyan Cakrakembang."

Kembali si ibu terdiam. Sejenak wajahnya yang semula tanpa ekspresi terlihat tersenyum sendiri sambil mengusap-usap rambut panjangnya yang kusut dekil tersanggul.

Matanya menerawang memandang ke arah anak-anak remaja itu yang terpekur tak beranjak sejak tadi.

"Sebaga pusaka dewata..sudah barang tentu Kemenyan itu mempunyai khasiat yang luar biasa…"


Kemenyan Cakrakembang

(Kemenyan, sering juga disebut Olibanum, adalah aroma wewangian berbentuk kristal yang digunakan dalam dupa dan parfum
Kemenyan itu harus dia bakar setiap hari sebagai aroma wewangian atau aromaterapi di dalam kamar pribadinya)


"Apa khasiat pusaka Kemenyan Cakrakembang itu, Mbok..? Tanya salah seorang diantaranya.

"Pusaka Kemenyan Cakrakembang mempunyai khasiat bisa membuat pria atau wanita yang mandul akan bisa memiliki anak atau berketurunan, menyembuhkan segala penyakit serta menghilangkan bala.."
........
"Selain itu bila telah lahir anaknya nanti juga memiliki kelebihan berupa kesempurnaan lahir dan batin yang tak dimiliki anak manusia pada umumnya…"
........
"Ini semua adalah berkah karunia agung yang hanya dimiliki Dewi Lakshmi melalui pusaka Kemenyan Cakrakembang itu…"

Kembali si mbok terdiam sambil menatap hampa ke arah anak-anak remaja itu.

Dikibaskannya rambut lusuhnya lalu lagi-lagi tersenyum sendiri.

"Sebelum pergi Dewi Laksmi sudah mengikat perjanjian kepada Anjali bahwa begitu si anak nanti lahir, nanti tepat 5 hari setelah upacara selapan dino atau 35 hari setelah kelahirannya, Kemenyan Cakrakembang harus dikembalikan kepada Sang Dewi persisnya di hari ke 40…"

(Dalam tradisi Jawa upacara selapanan ini sendiri merupakan bentuk rasa syukur atas berkat dan keselamatan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada sang bayi dan juga ibunya)

"Tak lama kemudian Dewi Anjali hamil dan melahirkan putra laki-laki…"
..........
"Kelahirannya begitu disambut sukacita oleh suami istri pasangan raja dan ratu itu beserta segenap rakyat Giring Gupito…"
......
"Prabu Ning Swara tak mampu menahan rasa gembiranya dengan berkata bahwa dia akan menyerahkan tahtanya segera setelah putra kecilnya menginjak dewasa atau akil baligh…"
.......
"Tak lama setelah itu tepat di saat sang bayi telah berusia 5 hari, ayahnya yaitu Prabu Ning Swara mengadakan upacara sepasaran atau upacara pemberian nama kepada putra laki-laki kebanggaannya ini.."
.......
"...Sang Prabu memberinya nama, Raden Soma."

"Namun dibalik kegembiraan sepasang suami-istri itu terselip rasa khawatir dalam diri Dewi Anjali. Mengenai Keselamatan dan kebahagiaan sang putra kelak mengingat sesuai perjanjian besok dia harus mengembalikan pusaka Cakrakembang kepada pemiliknya, Sang Dewi Lakshmi..."
.......
"Hal ini sudah diketahui dan ikut dirasakan oleh dayang kesayangannya yang bernama Nyai Ageng Sedayu…"
.......
"Dayang yang telah begitu dekat dan bersama-sama menemani sang ratu dalam suka dan duka sejak awal mula.."

"Namun ternyata dibalik perhatiannya yang begitu besar Nyai Ageng Sedayu punya maksud tersembunyi terhadap junjungannya itu..."
"Yah, ia mengincar pusaka itu untuk ia miliki…"
........
"Nyai Ageng Sedayu tahu bahwa khasiat dari Menyan Cakrakembang itu sebenarnya sangat luar biasa. Jauh lebih hebat dari sekedar menyembuhkan orang yang mandul.."

"Barang siapa yang memiliki pusaka Kemenyan Cakrakembang bila dia perempuan maka dia akan menjadi awet muda selamanya…"
.......
"...dia juga akan memiliki kesempurnaan fisik atau kecantikan yang tiada bandingnya di seluruh arcapada bagaikan Sang Dewi Lakshmi.
(Alam manusia.red)
.......
"Semua laki-laki di penjuru bumi dan bahkan mahluk di alam gaib akan tunduk bertekuk lutut di telapak kakinya…"

"Nyai Ageng yang di masa mudanya pernah mengalami derita asmara yang berkepanjangan berusaha mencari jalan untuk memiliki pusaka itu…"

"Hingga pada suatu hari tepat setelah upacara sepasaran atau pemberian nama Raden Soma, Nyai Ageng Sedayu membujuk dan merayu agar Dewi Anjali tidak jadi mengembalikan Cakrakembang…"
.........
"Maka dibuatlah muslihat bahwa pusaka itu akan kembali dengan sendirinya setelah melebur di dalam tubuh putranya, Raden Soma…"

"Dikatakannya lagi bahwa dengan menjadi satu yaitu Kemenyan Cakrakembang di dalam tubuh putranya akan menjadikannya ajimat pelindung untuk putra kesayangannya ini di sepanjang hidupnya sebagaimana yang ditakutkan semula oleh Ibundanya…"

"Antara takut, ragu dan keinginan yang menggebu dalam dirinya sebagai seorang ibu yang ingin putranya selamat dan bahagia, Dewi Anjali pun menuruti saran dan nasehat dayang kesayangannya ini. Meskipun sebenarnya ini hanyalah akal bulus Nyai Sedayu untuk memiliki pusaka Cakrakembang tersebut…"

"Nyai Sedayu memiliki rencana bilamana Kemenyan Cakrakembang telah melebur menjadi satu di dalam tubuh Raden Soma, ia akan bisa memiliki mukjizat luar biasa itu…"
.........
"Nyai Sedayu sadar bahwa ia tidak bisa serta merta mengambilnya begitu saja karena pusaka tersebut berada di kamar pribadi sang ratu…"
..........
"Yang kedua, khasiat pusaka tersebut baru terwujud bila telah masuk ke dalam tubuh seorang anak perjaka pilihan langsung dari Dewi Lakshmi yaitu Raden Soma.."

"Dalam darah sang perjaka itulah tersimpan kekuatan wahyu Cakrakembang yang sesungguhnya…"

"Maka setelah itu dengan perasaan campur aduk Dewi Anjali melebur Kemenyan Cakrakembang menjadi butiran tepung lalu diminumnya…"

"Tak lama setelah itu maka terjadi fenomena aneh berupa hujan salju di alam tropis Giring Gupito hingga berhari-hari disusul semua wanita hamil yang kebetulan cukup banyak kala itu langsung melahirkan begitu saja bahkan sebelum waktunya…"
.........
"Ajaibnya, semua anak-anak mereka lahir dalam kondisi normal dan sehat…"

"Mereka menyambutnya dengan sukacita dan menyangka bahwa ini semua pastilah karena berkat kelahiran putra kesayangan raja mereka, Raden Soma…"
.........
"Mereka tidak menyadari bahwa ini adalah awal sebuah petaka yang kelak menimpa Giring Gupito…"

"Sekian hari berlalu, Raden Soma pun rutin mendapatkan air susu ibu dari ibundanya tercinta, Dewi Anjali.."
...........
"ASI dalam darah tubuh sang permaisuri yang sudah melebur menjadi satu dengan pusaka Kemenyan Cakrakembang…"

"Hari demi hari berlalu hingga selapan dino atau 35 hari…"

"Lima hari kemudian tiba waktunya perjanjian yang telah disepakati antara dirinya dengan Dewi Lakshmi telah tiba…"

"Dengan perasaan gundah gulana dan dipenuhi rasa was-was, Dewi Anjali ditemani dayang kesayangannya, Nyai Ageng Sedayu bermunajat di candi pemujaan bagi Dewi Lakshmi…"

Sang ibu kembali terdiam lalu menggeleng-gelengkan kepala semakin keras. Lalu tba-tiba ia berdiri dari kursinya lalu berkata lantang dengan tangannya menunjuk-menunjuk seperti tengah memarahi seseorang hingga sempat mengagetkan semua yang hadir di situ.

"Dewi Lakshmi akhirnya datang namun dengan kemurkaan yang tak disangka-sangka...!"

"Dewi Anjali dan Nyai Ageng Sedayu gemetar ketakutan karena mereka tahu apa yang sebenarnya membuat beliau marah sedemikian rupa…"

{....."Hai, Anjali…"
....
"Kau telah melanggar janjimu sendiri…"
....
"Kau telah menyia-nyiakan apa yang telah kuberikan untuk memenuhi keinginanmu…"

.....
"Hanya demi hasrat dan kepentingan sesaat, kau lancang melakukan perbuatan terlarang yang tidak boleh dilakukan oleh seorang manusia…"
.......
"Engkau telah berbuat nista dengan memakan Kemenyan Cakrakembang tanpa seijin ku…"
.......
"Oleh karena itu maka terpaksa kujatuhkan hukuman untukmu dan dayang kesayanganmu yang ikut bertanggungjawab menghasut dirimu…"

"Aku mengutuk anakmu, Raden Soma kelak akan tumbuh dewasa menjadi pria sempurna dengan ketampanan dan keindahan jasmani yang tiada duanya…"

"Kesempurnaan lahiriah yang akan meracuni tubuh, pikiran dan hati setiap wanita dalam gairah nafsu yang hina..."
......
"...terkecuali perempuan-perempuan yang masih memiliki hubungan sedarah dengan putramu..."

"Sepanjang hayatnya hingga saat kematiannya ia memiliki nafsu birahi menggunung yang sulit terpuaskan sekalipun seluruh perempuan di Tlatar Giring Gupito dikumpulkan ke hadapannya…"

"....dan kau, Nyai Ageng Sedayu…"

"Hati dan pikiranmu telah teracuni oleh syahwat dendam kesumat yang sesat tak berujung…"
.....
"Kau tega menyesatkan junjunganmu yang telah mengangkat derajatmu hanya demi ambisimu semata…"
.....
"Oleh karena itu engkau aku kutuk menjadi penguasa lelembut di belantara Lesanpuro…...}

"Mendengar itu semua Dewi Anjali bersimpuh memohon ampun dengan penuh tangis penyesalan bersama dayang kesayangannya, Nyai Ageng Sedayu..."

"Namun semuanya telah terlambat, sumpah telah dikeluarkan dan tak mungkin ditarik kembali. Dan sumpah seorang dewata pasti akan terjadi…cepat atau lambat…"

Sang ibu yang semula berdiri berapi-api seakan meresapi kemarahan dari sosok Dewi Lakshmi yang diceritakannya mendadak k3mbali diam setengah tertunduk.

"...lalu…lalu apa yang terjadi selanjutnya mbok…?
........
"...bagaimana nasib Dewi Anjali, Raden Soma dan dayang kepercayaannya itu…???!!
Tanya beberapa remaja berbarengan seakan saling berebutan.

"Dewi Anjali hidup dalam kebahagiaan yang semu…"
......
"Dibalik kebahagiaan akan putranya Raden Soma, ia menyimpan kesedihan mendalam tak terlukiskan yang tak bisa ia ceritakan kepada suaminya…"
.....
"Sampai akhirnya begitu Raden Soma menginjak baligh alias dewasa tepatnya saat berumur 17-18 tahun, beliau sakit keras lalu meninggal dunia tepat di hari pengangkatan sang putra tercinta sebagai raja di Giring Gupito menggantikan ayahnya Raja Ning Swara…"

"Sedangkan Nyai Ageng Sedayu sebagaimana ucapan dari Sang Dewi beralih wujud menjadi sosok Dewi penguasa alam gaib Hutan Lesanpuro…"
..........
"...sosoknya terkenal sebagai perempuan cantik jelita namun berwujud setengah ular yang oleh masyarakat sekitar mendapat julukan Dewi Gelang-Gelang…"

Mendengar ini hampir semua anak-anak remaja tersebut terutama yang perempuan sontak memekik lirih karena terkejut penuh rasa iba.

"...o ya mbok, terus...."
"....apa ada cara untuk menghilangkan kutukan dari Dewi Lakshmi itu, mbok…??
Cecar mereka kembali kepada si Mbok paruh baya ini.

"Iya Mbok, terutama buat Dewi Anjali. Kasihan bangeett..."
......
"Kalu buat si dayangnya sih biarin aja jadi demit. Rasain...jahat soalnya..."
ucap seorang remaja putri menyusul perkataan temannya dengan nada geram.

Si ibu lantas mengangkat mukanya yang nampak kuyu dan sedih seolah larut akan ceritanya sendiri.

"Ada…...." jawabnya lirih.

"…........

Namun sebelum si ibu melanjutkan kata-katanya dua orang mbak-mbak muda dan cantik berpakaian penari plus selendangnya tergopoh-gopoh masuk ke dalam sanggar.

"Eehhh…kok malah ngumpul di sini...!!!
…….
"....ayooo anak-anak….dilanjut lagi latihannya…hayoooo…!!


Keduanya lantas menggiring anak-anak remaja itu masuk kedalam ruang kelas meski sebagian besar diantaranya terlihat enggan karena masih menantikan jawaban akan rasa penasaran mereka.

"Untung saja Wul,..kita datang tepat waktu…"
........
"...kalu tidak anak-anak bakalan sulit konsentrasi karena mendengar Bu Pon mendongeng…hihihi .."ucap setengah geli seorang diantaranya yang berhijab kepada Wulan, temannya yang berdiri di sebelahnya.


Wulan

Wulan yang berambut panjang sepunggung hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum simpul.

"Iya Mbak, kasihan sekali Bu Ponasih itu,.."
......
"...sudah ditinggal mati suaminya…anak semata wayangnya juga tak jelas rimbanya…"
.......
"...saudaranya pun tak tahu ada dimana…" sahut Wulan menambahkan.

"...sudah bertahun-tahun beliau stres hingga menjadi…ssstttttt…orang linglung seperti ini…"tambahnya setengah berbisik.

"Oya Wul,..."
.....
"...besok minggu sore kita jadi ngelatih tari siswa-siswa di SMA Negeri 1 Lohjinawi kan…."tanya temannya terlihat begitu bersemangat.

"Iya dong Mbak…hehehe…"
……
"Ngelatih anak SMA kadang malah lebih susah daripada ngajarin anak kecil, ya Mbak…"sahut Wulan.

Temannya hanya mengangguk sambil tersenyum membetulkan selendangnya.

"Btw...gue tahu kok kenapa Mbak Sisil selalu happy banget kalu kita dateng ke SMA 1…"
........
'...pasti ngebet banget buat ketemuan ama anak ganteng ber-KTP atas nama Joko Sembrani itu khan…"goda Wulan setengah terkekeh.


Mbak Sisil

"Alah Wul…jangan muna ah jadi cewek…!
"...lha terus kenapa...?" Katanya setengah sebal setengah malu.
(munafik.red)

"...perempuan mana sih yang kagak tahan ngeliat cowok super keren kayak gitu .."
"….
"Udah cuakeeep, tinggi, kalem, baik hati, jagoan, pinter segala-galanya…ehmmm…sama itunya tuh…hihihi...?!
........
"...Besar GILAAAAKKK…"ucap Mbak Sisil sambil bergaya lucu dengan mimik bengong.

"Apanya mbakkk…yang BESAAARRR... hehehe…?" Canda Wulan lagi berlagak pilon dengan bergaya lucu tak mau kalah.

Sisil tak segera menjawab.

Sesaat keduanya saling bertatapan dengan tersenyum simpul.

"TONGKOLNYA…..hehehehe….!!!!"
Ucap mereka cukup keras nyaris berbarengan lalu serempak menutup mulut.

Keduanya lantas masuk menyusul murid-muridnya ke dalam kelas masih dengan keriuhan tawanya.

Sebentar kemudian terdengar musik langgam gending Jawa mengalun nyaring dari dalam kelas tari itu.

Sepeninggalnya Bu Ponasih tampak merenung di luar kelas di atas sebuah bangku.

Ditangannya erat ia memeluk sebuah boneka anak laki-laki yang nampak lusuh dan sobek sambil ia timang-timang lembut.

Samar-samar terdengar suara nyanyiannya mendendangkan tembang bocah Jawa jaman dulu.

🎵🎶"...Tak lela…Lela…lela le dung…
...na na na....na na na...
….tak lela…lela…lela…lela..dungg…"
….ehmmm….ehmmm…ehmmm…🎵🎶

 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd