Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Joko Sembrani dari Sawojajar

Yang diharapkan dari akhir kisah Anakmas Joko Sembrani...?


  • Total voters
    631
  • Poll closed .
Bimabet

— ^^^^^---

Jumat siang ini terlihat kesibukan di rumah Aini yang sederhana namun asri berhalaman cukup luas itu.

Sebuah minivan Daihatsu Grandmax warna silver nampak terparkir rapi di sana.



Sementara dari dalam rumah terdengar suara beberapa orang pria tengah bercakap-cakap dengan sesekali suara wanita menimpali.

Gelak tawa dan canda tak urung turut terdengar dari dalam rumah Aini membuat suasana sore itu nampak cerah membahagiakan.

"Betul, Tante…."
"........
"...Koko itu kalu nyanyi langsung bisa bikin cewek-cewek pada histeris kayak kesurupan. Apalagi kalu dia sudah maju terus meluk tuh cewek…dijamin cewek itu langsung kena epilepsi alias kejang-kejang…"
"........
"Ujung-ujungnya….pingsan deh…hehehe…"
"..........
"Makanya band kita kalu manggung kudu ijin sama aparat berwenang plus vokalisnya ndak boleh sembarangan interaksi sama penonton, begitu ceritanya Bi…"kata cowok bertopi ala dr.Tompi bernama David itu sambil terkekeh geli.

Aini yang duduk depannya hanya geleng-geleng kepala mendengarnya. Selain David ada 3 cowok lagi terlihat di situ.

Aini yang sedari tadi banyak tersenyum mendengar cerita anak-anak muda ini sesaat memandang mesra Koko yang duduk di sampingnya.

Dijawilnya pipi Koko dengan gemas sambil setengah memeluk.

"Bibi maklum kok. Cewek mana sih yang nggak kelepek-kelepek dipeluk ama cowok seganteng ini…"katanya tersenyum manis lalu mencium lembut pipi Joko yang bikin si pemuda terkaget malu. Tak diduga bibinya melakukannya di depan teman-temannya.

David Cs hanya tertawa gelak melihat Joko terlihat salah tingkah.

"Apalagi nih cerita seru yang bisa kalian share ke bibi…? Ucap Aini.

David menoleh ke teman-temannya lalu sekilas memandang Joko.

Joko diam-diam memberi kode seraya menggeleng kepala.

Tapi Aini yang sempat melihatnya setengah memaksa David dan "mengancam" tak membolehkan mereka datang lagi kalu tak menceritakannya.

David Cs hanya tersenyum lebar.

"Maaf ya Ko. Gue terpaksa buka rahasia buat cerita karena kita-kita pengin terus menikmati masakan uenaaak buatan Bibi Ai sekalian ngapelin Bibi lu yang super geulis ini…hehehe…"ujarnya nyengir sambil menjura memohon ampun ke arah sang jejaka. (Cantik.red)

Maka meluncurlah cerita-cerita seru, bombastis sekaligus membagongkan kala Joko dan teman-teman di saat manggung.

Ada cewek yang rela buka bajulah, menjerit-jerit minta dinikahi dengan berlagak hamil, menciumi dengan membabi-buta, mengirim bunga dan boneka yang jumlahnya ribuan dan masih buanyak lagi tingkah para fans yang bahkan lebih gila.

Salah satu cerita paling seru dan sampai kini David Cs menyimpannya rapat-rapat takkala Joko usai manggung di acara ultah kepolisian di salah satu kantor Polres kota.

David sempat melirik ke arah Joko yang dipanggil seorang polwan cantik untuk masuk ke sebuah ruangan tertutup.

David yang penasaran diam-diam mengikuti dan menanti di luar pintu yang terkunci di mana Joko ada di dalamnya!

Sekian waktu berdiam akhirnya David tak tahan juga menunggu. Ia pun mendekat ke ruangan di mana Joko dan polwan tadi masuk. Sayup-sayup ia mendengar suara erangan dan desahan wanita. Tidak hanya satu melainkan banyak !

David yang makin penasaran hendak mengintip dari lubang kunci namun tiba-tiba pintu terbuka seakan didobrak. Joko keluar tergesa-gesa dengan muka "panik" tanpa mengenakan baju atasan menutupi body machonya yang atletis. Rambutnya yang keren sedikit bergelombang rada gondrong terlihat awut-awutan kemudian setengah berlari entah ke mana.

David mencoba menengok apa yang terjadi dan terkejutlah anak muda yang berposisi sebagai gitaris ini.

Matanya melotot dengan mulut menganga seakan tak mempercayai apa yang dilihatnya saat itu. Sebuah pemandangan yang menohok dadanya tersaji tepat di mukanya.

Ada sekitar 7 orang polwan cantik yang sebagian bertelanjang dada dan sisanyai nyaris tanpa busana tengah berada di dalam ruangan dengan kondisi seperti orang teler.




Salah satunya yang bertelanjang dada berusia paruh baya yang diketahui ternyata adalah sang Kapolres sendiri !

Edannnn.! Gumam David setelah memaksa Joko untuk memberitahukan apa yang terjadi saat itu.

Yah, mereka para polwan cantik tersebut ternyata berebut mengajaknya bercinta setelah sebelumnya diminta bernyanyi dengan melepas kaos alias tanpa baju.

Koko yang semula rikuh sekaligus bingung terpaksa memenuhi permintaan dari sang Kapolres sendiri.

Belum tuntas bernyanyi mereka mendadak histeris lalu beramai-ramai hendak meng-gangbangnya untuk melampiaskan nafsu birahinya yang tak terkendali setelah melihat pesona seorang Joko Sembrani.

Sesaat Aini nampak melongo seolah tak percaya akan apa yang ia dengar dari mulut David. Sambil geleng-geleng sang bibi memandangi Koko dengan sorot mata beningnya mencorong tajam penuh arti sambil menahan gemes.yang kian menjadi.

Joko yang tak bisa berbuat apa-apa hanya tersenyum lebar dan berulang kali menjura menunduk memohon maaf kepada sang bibi.

Aini lantas menjewer Joko dengan gemas diiringi pecah tawa teman-temannya.

Suasana sore itupun semakin semarak kala sebelum berangkat ke Malang untuk menghibur penggemarnya di sana, Joko dkk mendendangkan sebuah lagu dari Andra & The Backbone berjudul "sempurna" secara akustik dengan ditemani petikan gitar David Cs.

"Lagu ini gue persembahkan khusus buat wanita yang paling berarti buat gue saat ini dan untuk selamanya…"
".......
"...the one and onlyBibi Aini :hati:…"ucapnya lembut seraya mengangkat jemari tangannya lembut ke arah sang bibi. Bibir indah Koko tersenyum begitu manis dengan tatapan biru teduhnya yang menawan.


Video "Sempurna" by Andra & The Backbone (2006)

Kau begitu sempurna, dimata ku kau begitu indah

Kau membuat diri ku, akan s'lalu memuja mu

Disetiap langkah ku, ku 'kan s'lalu memikirkan, diri mu
Tak bisa ku bayangkan hidup ku tanpa cinta mu

Janganlah kau tinggalkan diri ku
Tak 'kan mampu menghadapi semua
Hanya bersama mu ku akan bisa

Kau adalah darah ku
Kau adalah jantung ku
Kau adalah hidup ku, lengkapi diri ku

Oh sayangku kau begitu..

Sempurna, sempurna


Joko yang berposisi sebagai vokalis melantunkan lagu ini begitu syahdu dan membuai. Aura macho lagu ini dapet banget dinyanyikan Joko yang berkarakter suara ngebass, berat dan dalam. Suara Joko terdengar begitu indah di telinga bahkan hingga serasa merasuk ke dalam jiwa.

Aini pun seakan terpaku tak berkedip memandang paras rupawan sang ponakan tercinta dengan tatapan nanar dan "hampa" terhipnotis.

Raut wajahnya yang cantik jelita semakin terlihat nyata kala rona merah pipinya bersemu indah bak mawar di musim semi.

Senyum manisnya yang malu-malu tak bisa menahan gejolak perasaannya yang begitu bungah membuncah. (Bahagia.red)

Peluk cium dan dekapan mesranya meluncur begitu saja begitu Koko usai bernyanyi. Sontak tingkah spontan sang bibi membuat Koko gelagapan tak siap menerimanya.

"Terima kasih, sayang."
".......
"...Bibi sangat bahagia sekarang ini…"desah Aini lirih memandang penuh syahdu sang jejaka lalu dikecupnya bibir Koko dengan begitu mesra sambil memejamkan matanya yang berbulu lentik beralis tebal melengkung indah itu.

Koko yang tak sempat mengelak nampak memerah wajahnya karena di situ juga ada teman-temannya. Lain cerita bila tak ada siapapun di situ.

David Cs malah tergelak lalu bertepuk tangan riuh melihat spontanitas seorang Aini Komalasari terhadap ponakannya ini.

Selepas ashar, Koko dan David Cs berangkat ke Malang dengan mengendarai Grandmax milik David.

--------------

Adzan isya barusan saja usai berkumandang namun Fadholi masih tak bergeming menikmati kecantikan dan kemolekan wanita muda di hadapannya ini.

Senyum simpulnya terus terlihat dengan sorot matanya yang tajam nakal menelusuri paras jelita berikut lekuk padat tubuh indah si wanita yang berkulit putih bersih, mulus dan berbulu halus itu meski rapat tertutup rok panjangnya.

Kepalanya yang tak berhijab menampakkan pesona rambutnya yang panjang terurai begitu indah. Lebat lembut berwarna hitam pekat hingga sepinggang ramping itu menambah paras ayunya yang kalem keibuan

Aini sebenarnya malas dan sungkan untuk menerima kedatangannya namun karena Fadholi datang hendak bertamu maka kurang pantas baginya mengusir pria satu ini.

Bercakap-cakap hampir setengah jam lamanya sang tuan rumah malah pelit membuka pembicaraan justru Fadholi yang aktif memancing Aini.

"Oooww…jadi Koko ke Malang siang tadi…"
...........
"Anak itu memang punya bakat segudang…"
..........
"Olahraga…nyanyi…nge-band…YouTuber…ckckckc….ditambah wajah ganteng dan postur gagahnya makin komplet dirinya buat terjun sebagai entertain…"ujar Fadholi dengan senyuman tipisnya.

Aini nampak ikut tersenyum meski sebenarnya sedikit dipaksakan.

Aini yang rada jengah dengan tatapan dan senyuman Fadholi sesaat menunduk lalu ijin hendak ke belakang sebentar.

Seiring kepergiannya pria gagah ini menatap nanar keindahan seorang Aini Komalasari. Nampak dari pinggul besarnya yang bergoyang lembut mengayun seiring langkah kaki mungilnya dan rambut indah itu Fadholi pun mendesah.

"Aahhhh….bodymu sungguh sempurna, Ai…."
.........
"Buah dadamu bulat dan nonjol banget..."
"Pengin aku meremasnya dan menyusu di pentil coklatmu yang kaku...hahhh..."
".......

"Bokongmu…bulat, montok, kencang dan kerassss…"
..........
"Hahhhh….tak sabar aku ingin menelanjangimu dan men-doggy memek sempitmu sampe mentok…lalu mejuh di dalam liangmu yang hangat menjepit itu…"
"...membuahi rahimmu yang subur...menghamilimu dengan benihku......"
"... sampai kau melahirkan anak-anakku nanti..."
ucap Fadholi dengan lirih seraya menyeringai tajam melihat penampakan belakang Aini yang indah mempesona meski samar tertutup gaun rapatnya.

Sesaat Aini menghilang di balik dinding, Fadholi bergegas mengeluarkan secarik kertas berisi bubuk misterius lalu ditaburkan ke cangkir minum Aini disusul bibirnya komat-kamit seperti membaca sesuatu.

Aini yang sudah kembali menyilahkan tamunya untuk minum bersama-sama. Fadholi mengintip dengan senyum penuh arti.

Sebentar saja beberapa teguk teh manis itu pun lenyap di balik tenggorokannya.

Sementara Fadholi terlihat tersenyum lebar melihat Aini justru meminum satu cangkir sekaligus. Lelaki ini paham Aini hendak "mengusirnya" secara halus dengan menghabiskannya. Namun di balik itu Fadholi justru nampak sangat puas dan bersemangat.
Gerangan apakah..?

Aini nampak terdiam duduk dengan kepala tertunduk. Sebentar terlihat seperti sempoyongan. Digenggamnya erat telapak tangannya sendiri lalu meremas lembut pipi ranumnya yang mulai merona.

Mata lentiknya terpejam beberapa kali dengan rasa pusing mendadak menyeruak di kepalanya.

Rasa pusing itu perlahan sirna berganti rasa hangat yang mengalir ke seluruh penjuru tubuhnya membuat getaran tak lazim di area sensitifnya.

Erangan lirih keluar dari bibir tipis itu namun jelas kedengaran oleh Fadholi.

Sebentar jari jemari Fadholi meraih sebiji merica dari kantongnya lalu diplintirnya pelan dan semakin cepat.

Seiring gerak jemarinya pada biji merica itu terjadilah perubahan di tubuh Aini.

Aini merintih tiba-tiba dengan mata terpejam-pejam merasakan sesuatu di alat vitalnya seperti disentuh dan diusap sedemikian rupa. Yah, kelentitnya.

Salah satu bagian tubuh wanita yang paling peka sekaligus titik rangsangan utama pembangkit gairah.

"Sshhhh…ooohhhhh….aahhhhh…."

Aini terus mengerang merasakan getar nikmat yang makin mendesak di area genitalnya ini. Bagaimana dengan Fadholi…?

Ia hanya memandang tajam dengan sorot nafsu dan licik.

Bibirnya komat-kamit terus membaca mantra dengan sesekali menyebut lirih nama Aini Komalasari.

"Hhhhaaaa…Aini…Aini…Aini Komalasari…hahhhh…."

Aini betul-betul tak sadar dirinya telah terkungkung nafsu birahi tak wajar membuatnya bibirnya mengucap sebuah nama yang tak asing lagi.

"Shhhhh aahhhhh….fadh…Fadholiiihhhh…aahhh…"

Aini terus menggelinjang dengan mata terpejam menyebut nama Fadholi sembari mulai meremas buah dadanya sendiri dan menjepitkan pangkal pahanya berulang kali.

Rasa geli itu kian menyengat kewanitaannya dan mengantarkannya ke puncak klimaks sebentar lagi.

Fadholii menyeringai dan makin cepat memelintir merica di tangannya. Sesaat sepertinya langkah pertamanya akan berhasil sebelum tiba-tiba….

"Ai…Ai…"

Utari muncul dari serambi depan lalu masuk ke rumah sambil membawa 2 tas kresek besar berisi blek roti aneka merek.

"Ai…ini dapet hadi..aahhh…."

Utari terdiam lalu tersenyum malu melihat siapa yang ada di ruang tamu.

Fadholi memandangnya dengan tatapan tajam seakan menahan emosi sedang Aini seperti limbung hendak tertelungkup.

"Aduh..Ai…kamu tidak apa-apa…?" Tanya Fadholi yang cepat meraih bahunya agar tidak terjerembab.

"...aahhh…tidd..dakkk…apa-apa, Pak…"sahut Aini yang seperti orang linglung.

Sesaat ia menyadari bahwa Fadholi telah begitu dekat ke wajahnya. Wajah Aini memerah lalu bangkit berdiri seraya merapikan bajunya yang sedikit acak-acakan.

Setelah kesadarannya pulih ia memandang Utari dan berusaha tersenyum.

"Ai, kamu kenapa ? Kesambet ya …? Hehehe…."ucap Tari lalu memegang tangan Aini.

Aini yang mulai pulih kesadarannya hanya menggeleng pelan lalu beralih memandang Fadholi.

"Ehmm, maaf Pak Fadholi…Utari sudah pulang "
........
"...saya…"ucapnya sebelum diputus oleh Fadholi.

"Ok, Ai…tidak apa-apa. Aku juga mau balik. Lain kali kita sambung lagi pembicaraannya…"kata Fadholi berusaha tersenyum lalu melirik ke Utari dengan pandangan sebal.

Utari yang easy going apa adanya hanya melempar senyum kepadanya dan malah memegang lengannya dengan lagak centil.

"Alah, Bang…kok buru-buru pulang…"
........
"...katanya cinta mati sama Aini. Kok digangguin dikit ngeper sih…hihihi…"
.......
"...dilanjut lagi lah ngapelin-nya. Tari janji nggak ganggu deh…"katanya enjoy sambil tersenyum lebar

Fadholi hanya balas tersenyum lalu menepuk bokong besar Utari. Tari lagi-lagi malah ketawa.

"Udah, Mbak. Kalu Pak Kades mau pulang biarkan saja. Khan beliau sudah ditunggu anak istrinya…"ucap Aini seakan memprotes Tari.

Fadholi hanya melirik sebentar ke Aini dengan sebuah sunggingan kecil di bibirnya.

"Oya Bang…"
........
"Bulan depan khan mau grand opening wisata rafting baru kepunyaan Abang di Kali Gung…"
"Tari boleh ikut ndak ikutan arung jeram…mumpung gratis nih…hihihi…"katanya.

"Bolehhh, jangankan rafting…kamu lompat ke jurang saja…aku gratiskan kok…hehehe…"balas Fadholi setengah mengejek.

"Iihhh..Bang Dholik kok gitu sih…hehehe…"

Keduanya saling tertawa sementara Aini yang meski semula rada sebal kepada Fadholi terlihat menahan senyumnya.

Utari yang melihatnya lantas memeluk Aini lalu meminta Fadholi menyertakan Aini berikut Joko ikut serta.

"Sebelum kamu minta pun, aku bakalan ngajak Aini dan Koko sekalian berwisata di sana…."
.........
"Pokoknya khusus warga Sawojajar…hari itu gratis semua…"
"...mau arung jeram, hiking, kemah sampai outbound….semua gratis…"
.........
"...termasuk makan siangnya…"ucap Fadholi dengan nada bangga.

Utari yang mendengarnya lantas setengah bersorak lalu memeluk tubuh tegap pria ini.

"Thk u, Bang…hehehe…"
…......
"Eh, Ai…kamu sama Koko bisa ikutan khan ???...

Aini tak lantas menjawab hanya tersenyum kecil.

"Belum tahu, Mbak. Liat nanti Koko bagaimana…"
.......
"Kalu dia mau aku pasti ikut…kalu tidak aku pun juga tidak ikut…"
"...maaf Pak Kades…."kata Aini setengah menunduk menatap ke arah Fadholi.

"Tidak mengapa Ai…"
...........
"...Oya aku pamitan dulu….yuk Nduk…"jawabnya sambil mentowel pipi Tari yang malah menggelinjang manja.

Tari memang dekat dengan Fadholi semenjak kecil.

Tari sudah menganggapnya bak kakaknya sendiri pun demikian dengan Fadholi. Aini pun tahu soal ini. Konon kabarnya menurut cerita yang berkembang, ibu Utari dulu pernah berselingkuh dengan Fadholi Ichsan lalu lahirlah dia.

Benar tidaknya masih merupakan tanda tanya.

______________

Malam hari menjelang tidur Aini belum bIsa memejamkan matanya.

Beberapa kali tubuh indahnya yang hanya berbalut daster pendek selutut nan tipis itu menggeliat.

Peristiwa aneh siang tadi saat bersama sang kepala desa yang seperti mimpi di siang bolong tapi seakan ia alami sungguhan masih membekas di benaknya.

Aini memejamkan mata lalu mengigit bibirnya sendiri. Sebaris kalimat keluar begitu saja dari mulutnya seakan menyesali apa yang tidak seharusnya dia inginkan.

"Kenapa harus dia…kenapa bukan Koko…aahhhh…."sesalnya.

Sekilas di pikirannya nampak terbayang "mimpi" itu di mana Fadholi tengah menciumi dan mencumbunya penuh nafsu.

Anehnya dia malah justru terangsang dan menikmati apa yang dilakukan pria ini kepadanya.

Kebasahannya pada area intimnya nampak jelas begitu dia membersihkan diri di kamar mandi.

"Koko…segeralah pulang, sayanggg…"
..............
"...bibi…bibi takut sendirian…
"lirihnya sambil memandang foto kecil di atas meja dekat tempat tidurnya.

Foto Joko yang begitu ganteng dan gagah tengah memeluknya dari belakang sembari keduanya tersenyum penuh keceriaan.


=========


Kedua orang pria dan wanita yang kelihatan sama-sama telah berusia lanjut itu tengah duduk berhadapan di sebuah saung di tengah ladang luas.

Sembari beristirahat setelah meladang keduanya asyik berbincang ditemani sekendi air putih, secangkir kopi dan nasi lodeh plus lauk pauk.

Telah satu jam lewat keduanya asyik bercakap-cakap sepertinya ada ikhwal teramat penting yang mereka bicarakan.

Tak terasa jam mendekati waktu asar.

Sang lelaki terlihat memandang pematang dengan sorot khawatir.

"Aku benar-benar mengkhawatirkan anak itu dan juga Aini, Nah…"ucap pria sepuh itu.

Diambilnya air kendi di sebelahnya lalu diteguknya beberapa kali.

Sementara Ginah yang berada di sampingnya tak lantas menjawab. Hanya menyorongkan nasi lodeh dan lauknya kepada pria sepuh ini.

Ginah memang hampir setiap hari menyiapkan makan siang untuknya karena pria ini sudah dianggapnya seperti kakaknya sendiri.

"Kejadian 18 tahun itu tak bisa kulupakan. Bahkan semakin ke sini perasaanku semakin tidak enak…"
"Kejadian aneh dan langka yang belum pernah terjadi bahkan semenjak puluhan tahun aku tinggal di Sawojajar ini…"ucapnya.

"Jadi menurut Mas Toyo, hujan berhari-hari di musim kemarau bersama munculnya ular-ular itu bukan sebuah kebetulan…? Kata Ginah.

Pria yang ternyata Sri Toyodiningrat hanya menghela nafas lalu memandang Ginah.

Anggukkan kepalanya seakan sudah merupakan jawaban atas pertanyaan itu.

"Semua kejadian ular-ular yang terjadi seakan begitu dekat dengan Anakmas Joko…"
"Seakan merupakan pertanda akan ada hal buruk akan menimpa anak itu…"
".........
"Ular selalu dikaitkan dengan sesuatu yang tidak kita inginkan…"
...........
"...menurut orang dahulu, barang siapa menemukan ada ular yang masuk ke dalam rumah kita…itu artinya akan ada tamu tak diundang akan datang…tinggal masalahnya apakah dia datang dengan maksud baik ataukah sebaliknya…"ujar Toyo masih menerawang dengan sorot matanya yang mulai cekung.

"Aku meyaksikannya sendiri saat sebuah kobra tiba-tiba masuk ke kamar Anakmas Joko saat dia masih bayi…"tambah Pakde Toyo.

Ginah mengangguk.

"Aku juga diberitahu oleh Aini soal kejadian itu, Mas…"
".......
"Ayuk juga saat ketakutan saat kejadian. Apalagi dia melihat sendiri katanya Joko meremas-remas ular kobra itu sampai mati…"ucap Ginah.

Pakde Toyo kembali memandang Ginah lalu menyandarkan bahunya ke dinding gubug sawah itu.

"Mas Toyo khan sudah mengalami sendiri kejadian aneh saat bersama dengan Joko. Aku pun pernah mendapati kejadian aneh hampir serupa. Jauh malah pas saat kelahirannya…."ucap Ginah sambil sesaat menerawang kejadian 18 tahun ketika ia membantu persalinan mendiang Sumini.



Penampakan dua sosok perempuan gaib yang dilihatnya berada di samping bayi Joko Sembrani berikut orgasme aneh yang ia alami.

Hanya kepada Pakde Toyo, Ginah menceritakannya.

"Kita sepertinya sama-sama mendapat wangsit dari Gusti kang Moho Agung…"
"Ehmmmm…entah apa maksud sebenarnya…"
..........
"Satu yang pasti ini ada kaitannya dengan Anakmas Joko…"ucap Toyo yang diiyakan oleh Ginah.

"Lantas apa yang mau kangmas lakukan sekarang…?"tanya Ginah.

"Aku belum tahu pasti apa yang sesungguhnya terjadi…"
..........
"...satu-satunya yang bisa kulakukan adalah bersemedi kembali memohon petunjukNya…"
............
"Mudah-mudahan tak lama lagi aku bisa mendapatkan apa yang kita butuhkan…"kata Pakde Toyo seraya memejamkan matanya.

Ginah yang turut merasakan kegelisahan yang dirasakan kakaknya ini juga berharap semua keanehan ini akan segera terjawab.

"Bolehkah aku melihat cundrik itu, Mas? Kata Ginah.

Pakde Toyo tersenyum lalu merogoh sesuatu di balik pinggangnya.

Suatu benda berbentuk seperti warangka keris namun berukuran kecil.



Ginah mengenggamnya lalu pelan-pelan mengeluarkan isinya.

Mata perempuan ini terbuka lebar dengan bibir bergetar saat pamor cundrik yang kini ada di tangannya begitu luar biasa pengaruhnya.

Hawa hangat merasuk ke tubuhnya dan membuatnya terasa lega dan nyaman.

"Ini bukan sembarang cundrik, kangmas. Tapi sebuah pusaka bertuah yang begitu hebat…"
".....
"Dari semua pusaka yang kau miliki kemungkinan cundrik ini lah yang memiliki pamor paling dahsyat…betulkah perkiraanku, Kangmas….?"

Toyo hanya mengangguk lalu menyimpan kembali cundrik itu ke balik bajunya.

"Apa menurut Kangmas, cundrik ini adalah milik pemuda misterius itu…"
"...pemuda ganteng berpakaian seperti pangeran itu…?



"Kurasa demikian Nah, cuma tak mungkin aku menanyakan itu kepada Anakmas Joko…"
..........
"Aku yakin dia sendiri belum tahu apa yang terjadi dan tak tahu apa-apa…".
"........
"Kejadian 18 tahun itu begitu membekas di benakku dan….sekarang akan terulang kembali…"ucap Toyo sambil menghela nafas panjang.

Perasaannya yang tajam seakan memastikan itu.

"Maksud Kangmas….kita harus…"

"Yah…." Kata Pakde Toyo memotong ucapan Ginah.

"Kita berdua harus pintar mencari celah dan kesempatan untuk mengawasi Anakmas Joko…"
.......
"....mungkin tidak bisa setiap waktu…"
"Namun setidaknya rajinlah berbicara dengan Aini maupun Utari…pokoknya siapa saja yang dirasa dekat dengan anak itu…"
"...kita harus mengantisipasi jika sekiranya ada hal-hal yang mungkin bisa membahayakan dirinya…"

Ginah memandang kakaknya dengan sorot haru sekaligus was-was.



Pakde Toyo

Usia Pakde yang sudah menginjak 78 tahun tak membuatnya kendor untuk menjaga siapapun orang yang ia sayangi, termasuk Joko Sembrani dan bibinya, Aini.

Ginah memaklumi watak kakak angkatnya ini. Dia sendiri pernah mengalami di saat muda ketika persoalan asmaranya yang membelit membuat Pakde Toyo turun tangan rela berduel maut dengan pria yang merampas kehormatannya.

Toyo yang terlihat seperti asyik menghisap rokok lintingan di bibirnya nampak tak tenang.

Satu yang tak ia beritahu kepada Ginah maupun siapapun dan memilih untuk menyimpannya rapat-rapat.

Perasaannya yang peka dan tajam mengisyaratkan bahwa Keluarga Fadholi ada di balik peristiwa ini dan itu ada kaitannya dengan sosok penunggu Alas Hutan Lesanpuro, Nyi Ratu Dewi Gelang-gelang.

Kembali Pakde menatap Ginah yang tengah menata piring dan gelas untuk dibawanya pulang.

Ginah sudah seperti adiknya sendiri. Ingin ia menceritakan tentang keluarga Fadholi namun ia takut adiknya ini belum siap menyimpan rahasia.

"Hahhhh...."Toyo lalu kembali menghisap rokoknya yang tinggal sedikit. Dalam hatinya ia mungkin akan bercerita soal ini kepada Ginah tapi tidak sekarang.

Sebentar Toyo kembali menghembuskan asap rokok tembakau yang putih dan seketika memudar tertiup angin sore bersamaan Ginah hendak menenteng rantang nasi.

Gelegarrr…!!!!

Suara guntur menyalak tiba-tiba di atas keduanya yang spontan mengagetkan mereka. Keduanya bersamaan menatap langit siang yang kini makin meredup tertutup awan gelap yang berarak turun dari puncak Gunung Simongan.

Dada Toyo berdebar keras seakan memberitahukan bahwa apa yang ia kuatirkan sebentar lagi akan terjadi.

Entah apakah ia bisa mencegahnya atau tidak. Sebagai manusia biasa ia hanya berusaha semampunya.

"Gusti….Kulo pasrah marang panjenengan…"ucap suara lirih terdengar dari bibir keriput itu.


======



Tak Bisa ke Lain Hati - Kla Project (1992)

🎵🎶🎵🎶
Bulan merah jambu luruh di kotamu
Kuayun sendiri langkah langkah sepi
Menikmati angin menabuh daun daun
Mencari gambaranmu di waktu lalu

Sisi ruang batinku hampa rindukan pagi
Tercipta nelangsa merenggut sukma
Terwujud keinginan yang tak pernah terwujud
Aku tak bisa pindah pindah ke lain hati

Begitu lelah sudah kuharus menepi

Biduk telah ditambatkan berlabuh dipantaimu
Sisi ruang batinku hampa rindukan pagi
Tercipta nelangsa merenggut sukma oh
Terwujud keinginan yang tak pernah terwujud
Aku tak bisa pindah pindah ke lain hati (oh oh)

Pindah ke lain hati (oh oh)
Pindah ke lain hati

🎶🎵🎶🎵
…......

Tepuk tangan dan riuh penonton terdengar bergemuruh mengguncang hall atrium sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Kota Malang ketika sang vokalis tampan nan mempesona itu tengah menyanyikan lagu lama milik Kla Project yang dipopulerkan Katon Bagaskara dan pernah ngetop di era 90-an itu.



Lebih dari seribu orang memadati ruangan tengah mall megah yang seakan tak mampu lagi menahan membludaknya para penggemar Band musik lokal bernama "Soma" yang berarti adalah rembulan.

"Koko…Koko…Koko….!!!!

"Koko…i luv u….aakhhhhhhh…!!!!!

"....Koko….nikahi akuuuhhh…aaahhhhhh….!!!!!

"Koko….Koko….i luv uuuuuu….wwhhaaaa….!!!!!


Suara pekik jerit para wanita tanpa henti menyebut sebuah nama yang tak asing lagi.

Dia bukan lain, Joko Sembrani.

Yah, malam ini dia bersama David Cs memang tengah menghibur para pengunjung Mal Galaksi Malang di sela-sela acara undian berhadiah yang diadakan salah satu brand otomotif kenamaan tanah air yang berkantor pusat di Minami-ku, Hamamatsu, Jepang.



Usai menggetarkan seisi mall dengan lagu 'Tak Bisa Ke Lain Hati' , Joko dan band-nya menyusul menggebrak dengan 'Jangan Pernah Mencoba' dan 'kita tidak sedang bercinta lagi' yang pernah dipopulerkan Dewa 19.

"Jangan Pernah Mencoba" song by Dewa 19 (1995)

"Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi - Dewa 19 (1992)

Begitu heboh dan riuhnya sambutan band tersebut khususnya kepada sang vokalis membuat seorang pengunjung wanita paruh baya di lantai dua geleng-geleng kepala sambil tak jemu-jemu tersenyum manis.

Sementara seorang gadis muda di dekatnya sesekali menimpali perkataan wanita paruh baya itu dengan menunjuk ke arah panggung yang terlihat "kacau" oleh serbuan ratusan penonton wanita yang histeris hendak mendekati sang vokalis tampan bersuara merdu itu.

Para petugas keamanan mal dibantu kepolisian yang jumlahnya puluhan jelas tak berimbang dan nampak kesulitan menghalau aksi "gila" para penggemar yang histeris.

Wanita paruh baya berpakaian modis nan mahal model Kanton - Mandarin itu terus memperhatikan dengan seksama. Wajah cantiknya nampak memukau dengan riasan tipis berikut rambut pirang coklatnya tersanggul anggun.

Sebuah tas hijau Christian Dior Lady D Small Cannage seharga 90 juta nampak tertenteng di bahu kirinya

Sedang gadis muda di sebelahnya tak kalah menawan dengan hanya memakai kaos ketat model bra memperlihatkan pesona buah dadanya yang menonjol, putih dan padat.

Keduanya tampak geli seakan "menikmati" tingkah Joko Sembrani yang begitu kesulitan turun dari panggung di tengah kepungan ratusan lebih wanita.

Senyum simpul dan gelak tawa keduanya terus nampak melihat petugas keamanan berjibaku dengan para pengunjung yang hendak menyerbu sang vokalis Flamboyan ini.

Setelah bergelut sekian saat Joko akhirnya bisa terlepas dari kepungan para penggemarnya dan kini sudah berada di lobi samping Hotel Swiss Bel sekalian berisitirahat. Hotel bintang lima yang kebetulan satu area gedung dengan Mal Galaksi sekaligus tempatnya menginap bersama band-nya.


Hotel Swiss Bel

David Cs nampak tertawa riuh menggoda sang vokalis. Sedangkan Joko terlihat tu tak kalah antusias melayani candaan para koleganya ini.

"Ko, ada yang mau ketemu kamu nih, "ucap sang manager, Mbak Shinta yang nampak tersenyum manis kepada dirinya.

Mbak Shinta, dara manis dan pintar berusia sekitar 27 tahun yang telah mendampingi band-nya sejak awal merintis.


Mbak Shinta.

Tak lama diantar Mbak Shinta, Joko bertemu dengan orang yang dimaksud.

Ternyata dia adalah wanita cantik paruh baya berbusana Mandarin memakai tas Dior yang memperhatikannya dari atas tadi.

Sementara gadis muda nan cantik yang berada di sebelahnya terus memandangi Joko tanpa berkedip.

Sorot mata beningnya tak berkesip memandang ketampanan anak muda ini yang sudah sekian tahun tak berjumpa.

"Koko, masih inget aku…? Ucapnya sambil tersenyum malu-malu.

Ia malu melihat mata biru indah sang vokalis tampan ini seakan menusuk jantungnya.


Joko Sembrani ❤️♂️


"Kayaknya pernah ketemu sebelumnya…siapa yah? Balas Joko sejenak berpikir.

"Aku…Amelia Putri, yang kamu tolong waktu tenggelam di kolam renang dulu itu…lupa yah ? Ucap si gadis dengan senyum masih nampak di bibir indah itu.


Amelia Putri

Joko seketika ingat lalu tersenyum lebar dan spontan menjabat erat tapak mungil Amel.

Sesaat keduanya asyik bercakap sebelum Amel mengenalkan sosok wanita paruh baya berbusana Mandarin yang sejak tadi ada di sampingnya.

"Ko, kenalkan beliau tanteku, Tante Lisa…"
........
"Beliau pemilik Hotel Swiss dan Mal Galaksi ini sekaligus salah satu pemegang saham di sebuah perusahaan rekaman terkenal di Jakarta, Aquarius Musikindo…"ucapnya dengan wajah sumringah.

"Halo Ko…kamu Koko khan alias Joko Sembrani…"ucap Tante Lisa dengan suaranya yang anggun keibuan.



Tante Lisa - Tas Christian Dior Lady D Small Cannage


Sorot matanya yang bening terus menatap Joko tanpa jemu.

"Gantengnyaaa…"ucap beliau diam-diam terpana dengan takzimnya.

Joko balas tersenyum sembari menjura pelan lalu menjabat lembut tangannya yang bercincin berlian itu.

Sentuhan keduanya dirasa biasa saja bagi Joko namun tidak untuk Tante Lisa.

Perempuan cantik dan keibuan ini seperti melayang dan mendadak desir halus yang sulit dijelaskan seakan merasuk ke dalam raga dan jiwanya.

Rasa kagum dan ketertarikannya kepada sang jejaka perlahan kian menggebu membuat dirinya yang semula tenang anggun berubah salah tingkah.

Hal ini tak luput dari perhatian Amel dan Shinta.

Tante Lisa lalu mengajak Joko dan teman-temannya bersama Amel dan Mbak Shinta dinner bareng di restoran elit di hotel mewah tersebut, Swiss Bel Hotel.

Senyum dan gelak canda mengalir ke segenap hadirin menghangatkan suasana makan malam itu. Semua duduk mengitari meja bundar besar di mana Joko duduk bersama David, Amel, Mbak Shinta dan tentu saja sang tuan rumah, Tante Lisa.

Semua wanita ini terpana menatap ketampanan dan kegagahan Joko yang sedari tadi sudah merasa risih dilihatin begitu rupa. Apalagi saat Joko tengah berbicara. Seakan semua terhipnotis dan tak bisa ke lain tempat memandangnya.

Terlebih Tante Lisa yang sengaja duduk tepat di sebelahnya. Berulang kali wanita berusia 45 tahun namun masih terlihat awet muda, cantik menawan dengan bodinya yang padat bahenol seperti sengaja menempelkan tubuhnya ke sisi sang pemuda.

Joko bukannya tak menyadari tapi lagi-lagi ia berpikiran lugu.

Tante Lisa yang awalnya seakan "jaim" terutama terhadap Joko sekarang berubah drastis.

Canda tawa dan senyum sumringah terus terkembang di bibir merahnya terutama saat berbicara dengan Joko.

Berulang kali jemari lembutnya yang putih mulus berhiaskan gelang emas itu terus saja memegang bahkan mulai mengusap jemari kekarnya.

Buah dadanya yang montok begitu menonjol dari balik busananya bergetar keras tepat di mata Joko menggoda sang jejaka untuk terus menatap keindahan payudaranya.

"Ko, besok kita jadwalkan supaya bisa ketemuan lagi yah secepatnya…"
..........
"....melihat penampilan kamu secara live malam ini sekaligus ndengerin suara kamu, Tante yakin 1000%...kamu bisa menjadi "the new rising Star" di jagat musik Indonesia…"
.........
"Setelah semuanya clear, Tante akan pertemukan kamu dengan Ahmad Dhani…"
.........
"...Tante yakin dia bakal klepek-klepek ngeliat kamu dan mendengar suara kamu…"
............
"Dia pasti bikinin lagu yang ok banget buat kamu, sayang…"Ucapnya sambil kembali menggenggam jemari Koko dengan mesra.



Joko hanya melepas senyum dan menjura mengucap terima kasih.

"Sebuah kebanggaan tentunya buat saya, Bu…Kata sang jejaka yang mendadak dipotong Lisa.

"Eh, jangan panggil Bu Ah…panggil saja…Tan..te. Inget ya Ko…"ujar Lisa dengan sedikit genit dan mesra lalu tersenyum manis ke arah sang jejaka tampan ini.

Amel, Shinta dan David Cs hanya tertawa melihat Joko justru nampak malu sendiri.

"Tapi semuanya saya akan bicarakan dulu dengan Bibi Aini, karena beliau sudah seperti orang tua saya…"
.........
"Saya harus minta ijin dulu. Bila bibi membolehkan saya akan berangkat tapi jika tidak…ehmmm…mohon maaf sebesar-besarnya Tante…"ucap Joko dengan nada tegas namun santun sambil menjura.

"Okey…no problem…"
............
"...kapan-kapan mungkin Tante bisa datang ke rumahmu dan ngobrol dengan bibimu…"
"...boleh ya Ko ? Kata Lisa.

"Silakan Tante…beliau tentu akan senang sekali jika Tante Lisa bisa berkenan datang…"sahut Joko sembari tersenyum.

Namun hanya sekejap senyum Joko sirna takkala jemari kiri tante cantik, kaya raya dan seksi bahenol ini pelan tapi pasti merayap di paha kekarnya yang memakai celana kain rada tipis.

Senyum Lisa terus terkembang sembari asyik berbincang dengan lainnya tapi yang satu ini luput dari perhatian semua yang hadir kecuali Joko dan tentu Tante Lisa sendiri.

Jemari lentik putih mulus berhiaskan cincin berlian itu mulai menggerayangi paha kekar sang jejaka lalu mengarah ke selangkangan Joko.

Joko yang terhenyak semakin tak nyaman lalu berusaha menghindar dengan ijin hendak ke belakang.

"Aaahhh…"desis Lisa sembari mengigit bibirnya sendiri saat menatap nanar keindahan bokong padat dan kokoh Joko yang berjalan ke toilet mengintip samar dari balik kain celana panjang yang dikenakannya.

Malam itu Joko dkk menginap di hotel mewah tersebut dan diberikan fasilitas lengkap junior suite room bertarif 2.5 juta / malam. Padahal sebelumnya panitia cuma memberikan fasilitas kamar deluxe standar seharga 600 RB / malam.

David Cs tentu sangat bahagia mendapatkan fasilitas yang tak disangka-sangka ini. Mereka tak tahu bahwa Tante Lisa lah yang berada dibalik semuanya ini…dengan satu alasan, sosok Joko Sembrani yang telah begitu menawan hatinya.

------------

Malam kian larut anggota "Soma Band" termasuk Joko telah terlelap dalam tidurnya namun tidak bagi seseorang yang berada di lantai paling atas tepatnya di president suite room. Kamar termewah di hotel ini bertarif 6 juta / malam dan hanya berjumlah 1 buah.



Kamar president suite nan mewah elegan yang khusus malam ini diperuntukkan bagi sang owner pemilik hotel , Tante Lisa.

Waktu sudah mendekati pukul 11 malam. Kamar super mewah itu sekilas nampak sepi senyap tak terdengar aktifitas apapun.

Melihat ke dalam nampak di salah satu sudut kamar tersampir busana gaun wanita model Kanton Mandarin tergeletak di atas sofa kulit ditemani gaun panjang sutra berenda.

Tak jauh di dekatnya terlihat bra dan celana dalam wanita model g string berbahan sutra warna merah menyala tergeletak begitu saja di bawah karpet.



Lampu kamar terlihat redup dalam setting mode minimal. Namun jika diperhatikan ternyata masih cukup jelas menerangi area dalam dan menampilkan siluet bayangan tubuh telanjang seseorang di dinding yang menggeliat kian kemari bak seekor cacing kepanasan di atas ranjang.

Erangan dan rintihan merdu terus mengalun dari bibir merah dan penuh itu seiring gerak kedua jemari tangannya meremasi payudaranya yang montok serta bokong besar dan anus mungilnya.

"Sssshhhhh…aahhhhhh….ooohhhh…."

"Aaahhhhhh….sssshhhhh….aaahhhhh…"


Sesekali jemari bercincin berlian itu mengusap keras pahanya sendiri yang putih mulus dan padat mengangkang lebar memperlihatkam celah bibir kemaluannya yang dikelilingi jembut hitam yang lebat membelukar.

Cairan bening lendir birahinya terus mengalir ketika jemari berkuku lentik itu mulai menyibak mulut vaginanya yang menggelambir dengan itilnya mencuat begitu mempesona.

Mata lentik itu terpejam-pejam dengan bibirnya menganga mengeluarkan desah kenikmatan yang makin intens.

Paha padat perempuan itu terkangkang lebar sambil jemari kirinya mengobel menusuk-nusuk celah kemaluannya yang tebal penuh lendir dan mulai mengeluarkan busa putih.

Disodoknya keras lubang kelaminnya sendiri dengan dua…tiga jari lentiknya sekaligus ! bersamaan remasan jemari kanannya meremas buah dadanya yang montok dan pentil payudaranya telah keras mengacung.

Suara merdunya mendayu khas keibuan mengerang merintih begitu merangsang.

"Oooww…Jokooo…Jok..kooo Sayangggg….terusss…terussss Koooo…"
"..........
"...sodokkkk…sodookkk terusss KONTOLMUUUHH sayanggg…tembusss…tembussss ke memek Tante Lisaaaa sampeee mentooook sayanggg…aaauuugghhh…!!!."


Cepok…cepokkk….

"Aaakhhhh….Kokooo….entoott…entoott MEMEKKKK tantaeee…sampai tantee klimaksss sayanggg….yyyahhhhh…!!"

Tante Lisa…??!!!

Wanita telanjang bertubuh montok bahenol nan putih mulus itu ternyata benar Tante Lisa adanya.

Sosoknya yang siang tadi terlihat anggun keibuan dan kalem berwibawa kali ini sontak berubah 180° bak wanita jalang penuh birahi.

Telah hampir satu jam lamanya tubuh telanjangnya terus menggeliat. Menggelinjang keras dengan paha mulusnya terkangkang-kangkang sedang kedua tangannya makin liar merangsang kedua organ vitalnya.

Tak lama wanita anggun paruh baya ini melolong dengan mata indahnya membelalak saat puncak orgasme datang sekoyong-koyong.

"Yyyahhhh…tanteee KELLUUAARRR sayanggg…. Oooohhhh….Ko..Koooo...!!!"

Creettt…creettt…creettt…sseeerrr….

"Kokkoooo…Kokk..kooo…NNIKMAAAATTTT Sayangggg...ahagghhh…!! Pekik Tante Lisa begitu memilukan.

Creettt…creettt…suuurrr…

Pantat besarnya terangkat…paha mengangkang…jembutnya tersibak…lubang memeknya yang menggelambir terbuka….dan creettt...Tante Lisa pun akhirnya muncrat !!! Mencapai puncak syahwatnya dengan memancutkan air mani kewanitaannya melalui proses ejakulasi yang teramat dalam dan nikmat.

Memancar deras bak air ledeng yang lama tersumbat karat hingga membasahi lantai kamar marmer nan mahal itu.

Belum pernah beliau memancut senikmat ini. Nyawanya seakan lepas dan melayang di angkasa.

Namun itu belum berakhir.

Sekian menit beliau diam setelah meresapi klimaksnya yang maha dahsyat.

Tante Lisa menggeliat bangun lalu berjalan ke arah kursi kayu di samping meja.

Sebuah dildo penis berukuran cukup besar dan panjang berurat yang terpaku di atas kursi akhirnya menjadi pelampiasan beliau menuntaskan birahinya yang masih menggelegak.

"Aahh…oohh…aaaahhh….ooohhh…"

"Jok..kooo…Jokooo…aaahh….oohhh…Kon…tooolll…KONTOOOOOL…KONTOOOOOL…KONTOLMUUUHH Sayangggg…. ahagghhh…aahhhh…uughhhhh …uggghhh….."


Teriakan merdunya yang anggun mengalun keras seiring pinggulnya yang besar mengayun disusul bokong montok itu bergerak naik turun merajam dan memperkosa batang penis palsu yang kini telah amblas tenggelam di lubang memeknya yang merekah basah berjembut lebat itu.



Pinggul seksinya yang mekar indah bergerak rancak naik turun memutar naik turun menusuk-nusukkan dildo keras itu ke dalam celah kemaluannya yang indah bak kelopak mawar tengah mekar.

Jeritannya kian pilu dan menggetarkan seiring batang dildo berukuram L itu makin melesak kian jauh menyentuh sisi terdalam liang senggamanya.

"KONTOOL…ahagghhh…KONTOOL…ahagghhh…KONTOOOOL…iyyyaaahhh..!!!."

Tante Lisa terus mengeramg manja dengan posisi setengah berdiri sambil berpegangan erat pada tepi meja menghadap kaca rias di depannya. Sedang sang dildo menancap gagah tepat di kursi belakangnya. Amblas keluar masuk menyodok-nyodok liang peranakannya seiring goyangan seksi bokong semoknya yang mulus telanjang.

Tubuh bugilnya terus menggelinjang karena panasnya syahwat yang terus membara dalam dirinya.

Payudara indahnya berayun kian kemari seiring pinggul besarnya bergerak seirama pantat putih mulusnya yang demikian montok bahenol menukik menjepit batang dildo yang kini hanya tinggal bulatan telurnya saja berlelehkan lendir kawinnya nan bening kental.

Kombinasi gerak pinggul dan pantat semok wanita kaya paruh baya nan anggun dan kalem ini ternyata sungguh memukau. Bagaikan muntu batu bakul pecel yang menari lincah menguleg-uleg sambel di atas cobek.

Sesekali paha padatnya mengangkang lalu sedetik kemudian berubah merapat menjepit batang dildo yang menancap di dalam disusul pantat mulus nan montok itu menukik ke bawah dengan keras.

Ooouuw…bisa dibayangkan bila itu penis sungguhan. Pasti akan langsung crot.

Nampak sekali Tabte Lisa sangat menikmati aktifitas self service-nya malam ini.

Rambut panjangnya yang pirang kecoklatan terurai sepunggung tersibak kian kemari seiring tarian bokongnya yang aduhai.

"Ooouugghhh….ooouugghhh…. Ooouuuughhh…."

Erangan merdunya terus mengalun seakan tanpa henti

Telah seringkali ia melakukannya. Memuaskan dirinya sendiri namun entah mengapa kali ini rasanya lain sekali. Jauh lebih nikmat rasanya sembari membayangkan jejaka tampan sang vokalis band Soma yang begitu menawan hatinya bernama Joko Sembrani itu.

"Aaakkhhh….!!!!!!!"

Sekian menit beliau merangsang diri hingga jeritan klimaksnya yang penghabisan terdengar begitu merdu dari bibir merahnya.

Tubuh bugilnya seketika mengejat-ngejat lalu terkulai lemah di atas pembaringan dengan nafas memburu.

Matanya memejam erat dengan bibir kembang kempis seakan oksigen di paru-parunya telah mendekati titik zero. Setelah nafasnya mulai teratur mata beliau yang terlihat lelah perlahan menutup disusul seutas senyum tersungging di bibirnya sambil mengucapkan sebuah nama.

"Joko…Sembrani….aaahhhh…"

Tak lama suasana kembali senyap hanya terdengar hembus udara sejuk keluar dari kisi-kisi AC Panasonic membawanya ke alam mimpi.

Sementara pada malam yang sama di kamar Aini

Aini tengah terlelap di atas ranjang tidurnya. Ini malam kedua dia tidur sendirian di rumah tanpa kehadiran Joko.

Rambutnya yang indah tergerai lepas menjela pantat terlihat acak-acakan namun tidak mengurangi keayuan parasnya yang justru makin nyata terlihat alami tanpa makeup.

Bibirnya yang lembut dan mungil berwarna pink sedikit terbuka. Lentik bulu mata itu membuatnya terlihat polos bak gadis remaja.

Namun satu yang bikin pria bakalan kelilipan melihatnya tidur malam ini.

Daster pendek selutut yang biasa ia pakai nampak tertarik jauh ke atas mendekati pangkal pahanya. Sontak hal ini membuat pemandangan menakjubkan dari seorang Aini yang ternyata memiliki sepasang kaki sedemikian indah nan seksi.

Pahanya jenjang padat berisi putih mulus dan kencang. Begitu elok dilihat. Saking mulusnya kulit paha nan moleknya seakan bercahaya dalam gelap. Belum lagi betisnya yang cantik dan langsing.

Kaki mungilnya terlihat sesekali menggeliat seiring desah halus dari hidungnya membuat pergerakan yang makin mempesona dari daster pendek yang semakin naik…teruss...naik dan…WOW…!!!

Sebuah penampakan menggetarkan sontak menusuk mata para lelaki saat samar sebuah kain putih berbahan nylon berbentuk segitiga yang begitu mungil dan sangat minim mulai terlihat di pangkal pahanya menutupi alat vitalnya yang paling sensitif.

Betul-betul bikin sesak nafas jika ada pria berkesempatan melihatnya saat ini.

Sepasang buah pantatnya begitu menonjol seksi, padat, bulat dan penuh terbungkus celana dalamnya. Indahnya salah satu aset pribadi kepunyaan Aini itu bahkan membuat seorang Imam Fadholi yang biasa bersenggama dengan sejumlah wanita cantik selain istrinya tergila-gila dibuatnya.

Mata lentik yang terpejam berikut alis indah tebal bak bulan sabit itu nampak bergerak-gerak sesekali naik turun menandakan dirinya tengah mengalami sesuatu dalam alam bawah sadarnya.

{{ "Kokooo….!!.""….. Bibiiii……!!"

Koko dan Aini saling memanggil dari kejauhan lalu setengah berlari menuju ke arah berlawanan satu sama lain.

Sedetik kemudian keduanya langsung berpelukan dengan Aini mengalungkan lengan mungilnya di bahu kekar sang pemuda sedang Joko memeluk erat pinggang ramping sang bibi terkasih lalu diangkatnya perlahan menyusul keduanya berputar ringan.

Senyuman manis tersungging di bibir keduanya. Sementara sorot mata mereka berdua menatap sendu satu sama lain penuh rasa kasih menyiratkan sinar kemesraan nan begitu dalam.

Pemuda tampan itu lalu mengecup lembut kening Aini dengan mesranya yang dibalas sang bibi di kedua pipi macho sang jejaka tak kalah mesra.

Rona merah seketika muncul di paras ayu nan lembut mempesona itu membuat Aini tak tahan untuk kian memeluk sang jejaka kian erat.

Joko Sembrani langsung memondong tubuh molek sang bibi enteng dengan sepasang lengan kekarnya yang kokoh kuat perkasa.

Keduanya asyik berjalan menyusuri tepian sungai dan lembah yang begitu asri dan indah bak berada di negeri dongeng.

Sorot mata keduanya berbinar cerah terus saling berinteraksi seakan telah mewakili berjuta perasaan yang mengharu biru di lubuk hati Aini dan juga Joko Sembrani.

Ditaruhnya tubuh sang bibi lembut di bawah pohon rindang dan teduh berbuah apel merah yang tumbuh subur dan ranum.




Joko lalu tersenyum manis sembari memetik sebuah apel matang dan diberikannya kepada Aini yang menerimanya penuh sukacita.

Joko lantas berjalan ke sungai yang berada tak jauh dari dirinya dan Aini.

Diambilnya setangkup air dengan telapak tangannya lalu dihirupnya pelan ke dalam tenggorokannya.

Rona kesegaran nampak jelas di paras pemuda ganteng ini. Lalu ia mencelupkan sebuah kendi yang telah dibawanya dan mengisinya dengan air sungai yang begitu segar dan dingin itu.

Setelah penuh Joko pun berpaling hendak kembali menuju sang bibi terkasih.

Aini yang melihatnya dari kejauhan nampak tersenyum sumringah melihat sang jejaka membawakan air segar itu untuknya.

Namun hanya sekejap senyum manisnya sirna berganti rona ketakutan yang teramat sangat.

Matanya membelalak sambil mulutnya terbuka lebar dengan tubuh gemetar takkala melihat penampakan amat menyeramkan tepat di belakang Joko yang tengah berjalan ke arahnya.

Seekor ular aneh yang berkepala besar serta bersisik kemilau keperakan dengan memakai semacam mahkota berkilau di atasnya keluar perlahan dari dalam sungai dan melata makin cepat seperti hendak menyusul Joko.

Ular aneh dan mengerikan itu berukuran sangat besar. Nyaris seukuran seukuran pohon kelapa.

Hanya tinggal kira-kira sepuluh langkah lagi Joko akan sampai sambil membawa Kendi berisi air segar untuk bibinya tersayang.

Aini yang melihat keberadaan ular itu sontak berteriak dan berusaha menjerit sekerasnya. Jari telunjuknya terarah dan menunjuk-nunjuk ke belakang sang jejaka dengan raut muka begitu ketakutan.

Aini hendak memberi tahu ada bahaya besar yang akan mengancam nyawanya. Joko yang semula tak menyadari seketika menoleh namun terlambat.

Ular raksasa itu langsung membelit tubuhnya hingga pemuda ini tak mampu berkutik lagi.

Bersama pekik teriakan panik Joko lantang terdengar bersamaan sebelah tangannya menjulur ke arah sang bibi seakan berusaha menggapainya…meminta pertolongan.

Aini hanya mampu menjerit putus asa melihat ular tersebut bergelung cepat ke belakang seperti hendak menyeret ponakan terkasihnya ini ke dalam sungai.

Joko tak bisa berbuat apa-apa hingga akhirnya kendi yang ia bawa jatuh berkeping-keping.

Hanya tinggal sejengkal lagi tubuh Joko akan terseret dan tercebur ke dalam sungai tersebut, Aini terlihat berlari mengejarnya dengan dengan begitu panik bercampur takut yang amat sangat.

Namun sayang seribu kali sayang. Takdir berkehendak lain.

Sekejap lagi Aini akan meraih tangan Joko. Ular itu mendesis keras lalu cepat menceburkan diri ke dalam sungai bersama sosok Joko Sembrani.

Aini yang akhirnya tiba di bibir sungai jatuh duduk bersimpuh lemah sambil memandang nanar ke bawah.

Air matanya menetes hingga terjatuh ke dalam aliran sungai yang semula tenang mendadak bergejolak deras bagaikan air bah dan kini berwarna hitam pekat

Aini menengadah lalu menyusul suara jeritannya begitu memilukan seakan merobek langit…}}

"Kokoooooo….!!!!!"...


Bersamaan suara jeritnya membahana ke seantero kamar memanggil nama sang ponakan, Aini yang semula tidur terbaring seketika bangun dengan raut pucat pasi.

Matanya memerah dengan dada berdebar kencang dan keringat dingin nampak jelas di paras ayu nan lembut itu.

"Koko…Koko…sayanggg….hik..hik..hikkk…" ucapnya dengan rasa kesedihan yang tak terkira. Air matanya mulai bergulir melandai ke pipi yang halus ranum itu.

Ditutupnya paras mukanya yang kini bercucuran air mata

Cukup lama Aini terdiam sambil suara tangis isaknya terdengar pilu dari balik wajah yang tertutup jemari lentiknya yang lembut itu.

"...ooohhh....aku..aku mimpikuu...aahhh..."rintih Aini sesaat terbayang mimpinya yang begitu menyeramkan.

"Duuhhh…Gusti, tolonglah hamba…"
..........
"...lindungilah Koko, ponakan hamba yang sangat hamba sayangi…"
..........
'...jauhkanlah keluarga kami dari segala marabahaya…dan dari siapapun yang hendak berniat buruk kepada keluarga hamba…"
".....
"....duh Gusti Kang Maha Agung….hanya padaMu hamba memohon…hanya kepadaMu…hamba berserah diri…"
"....
"Hik…hik..hikkk…"


Aini masih terduduk di pembaringan dengan perasaan syok yang masih begitu kuat dirasakannya.

Sekian saat ia kemudian memberanikan diri membuka matanya yang masih memerah basah.

Diraihnya sebuah foto kecil di dekatnya. Yaitu foto dirinya yang tengah bersama Koko saling berpelukan di atas tebing pegunungan yang asri.

Dikecupnya lembut sosok sang ponakan terkasih lalu didekapnya erat ke dadanya.

Setelahnya dipandangnya foto lain yang tak jauh dari situ. Foto lawas mendiang kakaknya, Sumini yang tengah berpose cantik sembari tersenyum manis bersama dirinya kala remaja.

Ditatapnya sendu foto mendiang kakaknya ini lalu didekapnya erat bersama foto dirinya dan Joko sebelumnya. Aini memejamkan matanya erat lalu keluarlah kata-kata lirih dari bibir tipis dan indah itu.

"Mbak Sumini,..."
".......
"....kau tenanglah di sana. Tak perlu kau khawatir…."
"...apapun yang terjadi, Aini akan menjaga wasiat mbak semampu diriku…sekuat hatiku…"
"...sekalipun jiwaku akan kuberikan untuk menjaga dan melindungi putra semata wayangmu sekaligus lelaki yang sangat kucintai, ponakanku tersayang…Joko Sembrani….."


………

Bersambung....
https://www.semprot.com/threads/joko-sembrani.1441724/page-77#post-1908126253
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd