Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Joko Sembrani dari Sawojajar

Yang diharapkan dari akhir kisah Anakmas Joko Sembrani...?


  • Total voters
    631
  • Poll closed .

°°°°°


Siang itu kemeriahan nampak jelas di salah satu rumah warga Desa Sawojajar.

Hiasan penjor, janur kuning dan umbul-umbul berdiri tegak menjulang di beberapa sudut menyiratkan kemeriahan sebuah pesta pernikahan.

Tenda besar yang berjajar berhiaskan dekorasi cantik bunga aneka rupa dengan kelambu putihnya turut memberi nuansa romantis dan berkesan bagi siapapun yang melihatnya.

Beberapa biduan cantik dan seksi ikut menyumbangkan suara merdu mereka silih berganti menyanyikan lagu-lagu dangdut koplo dan campursari membikin suasana siang itu kian gayeng.

Para among tamu yang terdiri dari sejumlah gadis cantik berpakaian kebaya sibuk menebar senyum menyambut tetamu yang datang silih berganti.

Para tetamu yang hadir selain warga Sawojajar sebagian juga berasal dari warga desa di sekitarnya.

Semakin siang para tetamu yang hadir semakin banyak hingga kian menyesaki area halaman yang cukup luas.

Suasana meriah kian menghangat saat Ibu Ratna Antika Fadholi sebagai yang dihormati di situ berkenan hadir memberikan selamat bersama suaminya bahkan menyumbangkan sebuah lagu lewat suara merdunya.

"Saya ucapkan selamat untuk Pak Joned dan istri njih. Sungguh saya dan suami turut berbahagia atas pernikahan ini. Semoga langgeng dan segera diberikan momongan…"ucap Ratna sembari tersenyum. Sementara Fadholi ikut sumringah sembari menjabat tangan sang mempelai pria yang sudah berumur 73 tahun ini.

"Matur nuwun, atas kehadiran Bu Ratna dan Pak Fadholi.
"Pangestunipun…"balas Pak Joned yang berperawakan sedang dan kurus itu sembari balas tersenyum.

"Saya tidak bisa lama-lama Pak Joned karena harus menghadiri undangan juga di tempat lain…"kata Fadholi.

"Mboten menopo, Pak Kades"
"Kehadiran Pak Fadholi dan ibu siang ini saja sudah lebih dari cukup. Apalagi Bu Ratna berkenan menyanyikan sebuah lagu buat kami dan segenap hadirin…"
".....
"...maaf kami tidak sanggup untuk membayarnya…hehehe…"balas Pak Joned seraya menjura.

"Halah….itu semua sukarela kok Pak. Hanya untuk Pak Joned dan keluarga. Saya memang biduan tapi itu dulu. Lagian sekarang sudah ada suami yang membayari saya setiap bulan…"sahut Ratna sambil tersenyum simpul kepada suaminya. Fadholi nampak mesem saja mendengar perkataan itu.

Ratna menoleh kepada suaminya lalu mengamit tangannya kemudian bergegas turun dari atas panggung kembali ke mobilnya

Sebentar kemudian mobil sedan premium Jepang, Lexus ES300 bertenaga Hybrida terbaru seharga 1,3 milyar yang barusan dibelinya untuk sang istri mengantikan Toyota Camry melaju pelan diiringi salam hormat segenap panitia serta hadirin.



New Lexus ES300 Hybrid

Sepeninggalnya acara nikahan Pak Joned masih berlangsung cukup meriah.

Banyak di antara para tetamu terlihat senyum-senyum sendiri manakala pandangan terpusat di pelaminan di mana sepasang mempelai tengah duduk berdampingan.

Bukan kenapa-kenapa, lazimnya sepasang pengantin tentunya berusia muda atau minimal tidak berbeda jauh soal usia. Tapi yang ini ternyata berbeda tidak seperti bayangan orang. Laiknya bumi dan langit atau seperti tahu dan gembus…


Pak Joned

Yang pertama, mempelai pria yang bukan lain yaitu Pak Joned. Seorang duda berusia 73 tahun berprofesi sebagai seorang juragan sayur yang cukup terpandang di Sawojajar.

Meskipun sangat jauh bila dibandingkan Imam Fadholi namun sebuah Avanza dan beberapa mobil pick up lawas pengangkut sayur mayurnya memperlihatkan dirinya sosok yang mapan secara ekonomi.

Bertubuh sedang sedikit kurus dengan muka "memelas" sebagaimana orang seusianya membuat para tetamu tambah geli apalagi dibanding perempuan yang baru saja ia nikahi hari ini, Sri Susmiati.


Sri Susmiati

Mempelai perempuan bernama Sri Susmiati seorang janda berusia 44 tahun beranak satu. Cukup cantik, berkulit langsat dengan tubuh bahenol montok berisi berisi berprofesi sebagai karyawati pabrik garmen.

Rencananya bila telah sah menjadi istrinya, Sri Susmiati akan menggantikan dirinya mengurus grosir sayur mayurnya yang makin laris.

Sri Susmiati yang cantik matang berusia cukup muda 40an tahun dengan body putih montok bahenol bersanding dengan Joned. Pria lanjut berusia 73 tahun yang nampak ringkih dengan sorot sayu, rambut beruban plus tubuh kurusnya.

Sungguh pasangan yang asoy geboy laiknya beauty and the beast atau kisah novel legendaris, si cantik dan si buruk rupa :ha:.

Ehm…apa yang dipikirkan Sri Susmiati hingga ia mau dipersunting olehnya.

Sri Susmiati sendiri mau diperistri Joned bukannya tanpa alasan. Pertama, tentu karena Joned terbilang mapan secara finansial. Umur tua identik dengan liang lahat. Makin tua umur orang makin besar kemungkinannya segera menghadap Yang maha kuasa. Ujung-ujungnya soal warisan dan harta.

Kedua, pria tua seperti Joned pasti tak bakal belagu dan banyak tingkah ketika bercinta. Jadi Sri tidak perlu capek-capek melayaninya untuk memuaskan hasratnya.

Boro-boro bisa tahan lama, sanggup berdiri ngaceng barang sedetik saja sudah untung. Begitu yang ada di kepala Sri Susmiati.
Itu pula yang ada di benak Ratna Antika ketika tengah berada di dalam mobil mewahnya yang melaju halus tanpa suara.

"Apa yang kau pikirkan, Bu…? Tanya Fadholi.

"Ehmmmm..aku jadi geli sendiri, Pak"
"...Pak Joned itu kan pria yang sudah terbilang uzur. Sepantaran Pakde Toyo. Apa mungkin dia sanggup melayani birahi si Sri yang muda enerjik serta bahenol itu.."
"........
"Apalagi banyak yang bilang Sri itu hyperseks ketika lagi pengin…."
"...aku jadi pengin tahu cerita malam pertama mereka…hehhh .."ucap Ratna sambil tersenyum geli.

Fadholi balas tersenyum lebar lalu meremas paha montok Ratna.

"Jaman sekarang sudah banyak obat kuat di jual di mana-mana Bu. Apalagi obat tradisional nenek moyang kita…lebih Joss khasiatnya.."
"......
"...buktinya kau sampai kewalahan melayaniku saat di ranjang….iya toh ?"kekeh Fadholi.

Ratna nampak mberengut lalu menepuk manja lengan kekar suaminya. (Cemberut)

"Itu kan beda Pak…"
"...yang aku omongin itu Pak Joned. Fisiknya aja sudah kelihatan, gimana mau memuaskan istrinya si Sri yang nampak seger semok itu…? balasnya tak mau kalah.

Fadholi cuma mendengus pelan lalu asyik mengelus badik indah yang kini ada di tangannya.

"Seperti kata pepatah, Bune. Jangan menilai orang dari luar"
"......
"Aku tak tahu pasti, tapi aku yakin Joned pasti sudah menyiapkan resep andalan untuk meng-KO istri mudanya itu…hehehe…
"...kita lihat saja beritanya besok pagi, Bune…"ucap Fadholi enteng lalu memandang ke muka bersamaan satu sosok perempuan muda jelita nan menawan seksi menggairahkan tiba-tiba muncul di benaknya, Aini Komalasari.

Ratna tak menjawab lagi hanya melirik saja ke arah suaminya lalu menatap ke luar jendela dengan menahan perasaannya. Ia tahu apa yang dipikirkan dan dimaui suaminya.

Yah, suaminya berkeinginan untuk menikah lagi alias berpoligami. Apesnya ia tak bisa berbuat apa-apa untuk melarangnya karena dia adalah…Imam Fadholi, kades kaya raya, terhormat dan disegani.

Ratna Antika nampak memandang sendu ke luar di balik ketegarannya. Sama halnya suaminya, entah mengapa, bayangan satu sosok tampan dan gagah turut muncul di pikirannya. Pemuda tampan keponakan Aini itu, Joko Sembrani.

Ah, memikirkan sosok jejaka tampan dan mempesona itu membuat Ratna sejenak melupakan kegundahannya kala itu dimana sang suami menyatakan minatnya untuk beristri lagi.

Kedua suami istri itu nampak terdiam membisu seakan larut dalam kesibukannya berfantasi membayangkan kedua sosok impian mereka masing-masing.

----------

Malam harinya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Angin bertiup cukup kencang ke seantero Sawojajar membawa hawa sejuk cenderung dingin disertai bulir-bulir air menandakan sebentar lagi akan turun hujan.

Benar saja, sesaat cahaya kilat nampak di langit kelam disertai suara gemuruh guntur menggelegar hujan pun turun dengan derasnya.



Rintik-rintik hujan yang semula menerpa dedaunan dan ranting pohon berubah menjadi guyuran air bak jeram membasuhi genteng-genteng rumah warga sepelosok Sawojajar menimbulkan suara gemeretak yang melenakan.

Rumah Pak Joned cukup besar serta berhalaman luas.

Sebuah Avanza warna putih terlihat di garasi mobilnya menemani sejumlah motor terlihat di sana.

Hujan yang turun deras malam ini turut mengguyur penjuru rumah Pak Joned hingga membasahi pekarangannya yang penuh ditumbuhi pohon Pelem.

Suara guyuran hujan yang cukup keras singgah pula tepat di atas kamar si pemilik rumah yang baru siang tadi melangsungkan hajat pernikahan bersama istri barunya.

Dan malam ini…adalah malam pertama mereka setelah saling mengikat janji.

"Aaakhhhh…. aaakhhhh….Pakkk…Pakkk…akuuu…akuuuhhh keluaarrrr lagiii…yyyahhhhh….!!!"

"Yesss…yesss…aahhhh…keluarkan semuanya Sri…keluarkan semua telur-telurmu…biar kubuahi semua dengan pejuhkuuu yang kentalll…aaahhh…."
"........
"Ooouugghhh…tempikmuuu uenaaak'e pooool…njepit manukku…menyedot kontolku…aahhhh…NIKMAAAATTTT…Sriii…."

Derasnya air yang menerpa genting dan plafon ternyata tak sepenuhnya mampu meredam rintihan pekik merdu seorang wanita ditimpali erangan vulgar laki-laki di kamar Pak Joned.

Menengok ke dalam terlihat pemandangan menggetarkan jelas terlihat di atas ranjang yang lebar itu.

Tubuh telanjang Pak Joned yang kurus berkulit gelap setengah keriput tengah mengangkangi tubuh bugil istrinya yang putih semok, Sri Susmiati.

Busana baju berikut bra dan celana dalam keduanya terserak di atas ubin kamar beserta kondom yang bertebaran penuh lelehan putih cairan sperma.

Apa yang terjadi…?!!

Yah, kedua suami istri berbeda usia itu tengah berkawin menyatukan kemaluannya merasakan madu nikmatnya bersenggama.

Ijab kabul sebagai penanda resminya tali ikatan perkawinan tak ayal membuat keduanya segera berjimak memadu birahi.

Sudah 2 jam lebih mereka bersetubuh. Sri Susmiati telah meraih orgasme yang kesekian kalinya.

Muncrat air maninya saat berejakulasi melalui lubang kencingnya tidak membuat pria tua yang kini menjadi suaminya Pak Joned menghentikan sodokan kontolnya di lubang memeknya yang merekah menggelambir indah berjembut tersodok-sodok tanpa henti.

"Aaahhhh….aaahhh…Kon..KONTOLMUUUHH Pakkk…ooouugghhh KONTOLMUHH….!!"

"Ampunnnn…aammm..puunnn…akuuhh…akuuuh tak kua..aaat laggihhhh…"

"Akuu..akuuhh...KELLUUAARRR….yyaaahhh…!!!!


Creettt…serrrr….

Kembali tubuh indah semok Sri Susmiati yang telanjang bulat tanpa sehelai kain menggelinjang saat klimaksnya kembali menerpa seiring sodokan dalam penis Joned menggencet dinding vaginanya yang menjepit kuat.

Wajah tua Joned nampak pucat didera birahi memuncak. Air liurnya terlihat menetes dari sudut bibirnya yang rada keriput sambil berteriak jalang penuh nikmat.

"Tempikkkk…tempikkk…tempikmuuu ennaaakk Sriiiii…aaakhhhh…begitu sempit dan ciut meremas kontoolkuhh….aaahhh…"

"...rasa'no…rasa'no manukku cahhh aayuuuu…hahhh…hahhhh….!
Erang Joned dengan mata tuanya mendelik menatap keindahan kontol kerasnya yang amblas timbul tenggelam ke dalam vagina Sri Susmiati yang kini basah kuyup oleh lendir cintanya.

Lubang kemaluan Sri yang dikelilingi belukar jembutnya nampak penuh tersumbat kontol Joned yang aktif menusuk hingga sedalam-dalamnya.

Pantat Joned yang kurus rada item mengayun naik turun menekan selangkangan Sri Susmiati dengan paha mulusnya mengangkang lebar.

"Aaahhhh…alon-alonnn pakkk...ooohhh…. alonnnn...aaaahhhh….ooohhhhh…..!!"

Sri hanya bisa mengerang tak berdaya kala pria tua ini menggenjot liang cintanya tanpa ampun.

Menyodokkan kontol tuanya yang ternyata mampu menaklukkan memek laparnya. Menjinakkan kebinalannya di atas ranjang yang bahkan tak mampu dilakukan mantan-mantan suaminya terdahulu.

Kini seorang pria tua yang nampak lemah sanggup membuatnya jatuh bangun memohon ampun untuk menghentikan entotan kontolnya di lubang kawinnya.

Kontol Joned ternyata berbanding terbalik dengan sosok tuanya.

Tegak ngaceng berukuran sedang namun sangat kokoh menusuk menyodok dan menjajah lubang memek nan legit sang janda kembang yang indah menggelambir berjembut lebat penuh lendir birahi yang keluar tanpa henti.

Begitu nikmat apa yang dirasakan Pak tua ini. Justru jauh melebihi di kala mudanya dahulu. Benar-benar aneh bin ajaib…luar biasa !

Seperti yang diduga Imam Fadholi, apa yang sebenarnya dilakukan oleh Joned hingga tak seorangpun bakal tak percaya dirinya mampu membuat janda muda bahenol ini kewalahan.

Sekian waktu berlalu…sekian posisi dilakukan Pak Tua Joned terus menyetubuhi istri mudanya yang cantik dan semok ini, Sri Susmiati. Misionaris, doggy sampe posisi kayang.

Hingga menjelang tengah malam Sri yang sudah terkapar tertelungkup dengan mata setengah memutih tak mampu lagi bersuara saat Joned menyetubuhinya dengan posisi istimewa, sleep beauty.



Sebuah posisi seks yang sangat membutuhkan kekuatan dan stamina pria sebagai eksekutornya.

Dan Joned yang berusia lanjut ternyata masih mampu melakukannya apalagi setelah sekian lama menjimak istrinya yang hyperseks ini….ckckckck…luar biasa !.

Kontol Joned yang kaku mekengkeng terus menusuk lubang surga istri mudanya bersama selangkangannya mendesak kuat bokong besar dan putih mulus Sri Susmiati berulang-ulang hingga terdorong sedemikian rupa. (Keras)

Jembut lebat beruban kepunyaan Joned menggesek rapat pantat putih dan montok si perempuan hingga ke celah anus imut Sri yang menganga.

Sllep…bless…. sleep…blesss…

Bersama lolongan kenikmatan keluar dari bibir keriput ini maka mucratlah mani kentalnya yang hangat di dalam rahim subur Sri Susmiati yang hanya mengerang lirih lemas tak berdaya.

"Aaahhh…Sriii..!!!!

"...aku mettuuuu….!!!!


CROOOTT…. CROOOTT….!!

"Aaakhhh…..ENNNAAAKKK…..!!! Erang suara serak Joned dengan mata tuanya yang menggelambir membelalak. Bokong teposnya terus mengejat-ngejat kala menyemprotkan sperma.

"Meteng-ngo Sriii…aaakhhhh….metenggg….meteng-ngo cahhh aayuuuu….aakhhhh…!!"
(Hamil)

Crot...CROOOTT…..

Kontolnya yang begitu kaku menyodok keras menembus ke dalam liang vagina Sri Susmiati yang menganga dari arah belakang. Menyelip di celah bokong besar istri mudanya yang bahenol ini. Terus menusuk berulang-ulang hingga air maninya tak bersisa lagi.

Sekian saat pasca mencapai puncak kenikmatan. Pantat kurus Joned masih terlihat mengejat-ngejat mendesak bokong besar sang istri yang kini terkapar lemah dalam posisi tengkurap.

Sungguh kenikmatan seks telah didapatnya secara menakjubkan. Jauh melebihi rasanya dibanding waktu pernikahan pertamanya dulu.

Kejadian ini tentu saja menghebohkan khalayak apalagi Joned sendiri yang menceritakannya dengan bangga kepada teman-teman dekatnya sesama lansia yang semula meragukan keperkasaannya.

Hmmm…apa rahasianya….??


======


Pagi ini rumah Pakde Toyo kelihatan riuh oleh tawa dan canda lelaki sesekali suara batuk menimpali.

Pakde Toyo tengah bercakap dengan seorang tamu pria yang juga kawan karibnya dulu semasa muda bernama Sukri.

"Kowe ora ngapusi…ora ndebus tho Kri…? tanya Pakde sambil memandang setengah tak percaya.
(Tidak bohong).

Dilihatnya selembar kertas berisi daftar warga Sawojajar yang akan melangsungkan pernikahan bulan depan.

Pakde hanya geleng-geleng kepala lalu membacanya dengan raut muka serius.

"Piye, Yok…? Bener ora omonganku…
.......
"...lha wong aku sing dipasrahi ngurus ijab kabul kok isih ngeyel…hehehe…."ucap Pak Sukri setengah mengejek.

Pakde memang telah mendengar berita bahwa bulan depan banyak warganya akan melangsungkan hajatan.

Tapi tak dinyana hampir sebagian besar ternyata adalah kaum lansia yang berusia di atas 60 tahun. Notabene adalah teman seangkatannya. Baik pria maupun wanita.

Kembali Pakde menggelengkan kepala lalu menyandarkan punggungnya di kursi kayu itu. Sekepul asap tembakau nan harum menyeruak saat bibir keriputnya membuka.

"Hmmm…jadi betul…."
"......
"...terus gimana dengan si Joned…? Kabarnya dia sudah jarang kumpul pengajian malam di masjid…"tanya Pakde.

"Hahahah...opo maneh si Jojon kae...lha wong bojone enom tur semok...mending ngeloni bojo timbang melu ngaji…hehehe…."
".........
"....NGENTHU terusss….sampai pagi…"ucap Sukri terkekeh geli.

(Apalagi si jojon itu…istrinya muda dan semok…lebih enak meniduri perempuannya daripada ikut pengajian.red)

"Sontoloyo…."jawab Pakde spontan sambil melempar sebiji kacang godhog ke muka Sukri yang juga nampak mulai banyak keriput.

"Kabarnya dia dapat ramuan kuat ngenthu dari bakul jamu ning pasar. Bener yo…? Tanya Toyo yang langsung diiyakan Sukri.

"Jam piro bakul itu biasa ngetok, Kri..?

"Pagi kayake wis teko. Tapi ndak mesthi juga. Soale sering sudah habis diborong wong sak pasar…."
"........
"...ramuane jan Joss gandhos…mantullll…"
"......
"....Si Partiyem, tonggoku kae malah sampe kejang-kejang goro-goro tempik'e biso nyokot njepit kontole bojone sampe keduanya muncrat bareng…"
"Ngentot sampai berjam-jam, Yok…ckckck...padahal podho tuwane…"
".........
"...edannnn tenann…hehehe…."ujar Sukri sambil membetulkan kopiahnya.

Sedangkan Pakde hanya nggedumel saja sambil menyeruput teh di atas meja. (Menggerutu).

Pakde Toyo memang sudah mendengar gosip tentang keberadaan bakul jamu yang menghebohkan seisi desa.

Semula ia tak menganggap serius soal itu. Namun semakin ke sini kehebohan itu kian kerasa manakala Sukrimin teman karibnya yang bertugas di bagian administrasi mencatat warga yang hendak mengajukan permohonan menikah semakin marak. Uniknya sebagian datang dari warga lansia.

Pakde Toyo yang makin penasaran memutuskan untuk mencoba menemuinya, si bakul jamu viral itu.

Toh, ia sendiri diam-diam ingin membuktikan khasiat jamu yang dijajakannya. Maklum sudah 20 tahun lamanya pakde menderita lemah syahwat. Sudah dicarikan obatnya namun tak kunjung sembuh. Meski demikian Pakde tak begitu ambil pusing. Toh, ia hidup melajang.

Namun kini semua terasa berbeda semenjak kabar itu berhembus kencang di telinganya.

Jauh terbersit dalam hatinya Pakde Toyo ingin merasakan kembali nikmatnya bercinta seperti halnya teman-teman sebayanya. Memasuki goa kenikmatan seorang wanita dan merasakan jepitannya yang membuai sukma seperti kala ia muda dulu.

------------

Selepas Pak Sukri pamit pulang pakde memutuskan untuk bergegas pergi ke pasar menaiki Honda Supra lawas miliknya. Berharap bisa berjumpa dengan bakul jamu seksi yang dimaksud.



Jam sudah menunjukkan pukul dua siang dimana pasar biasanya mulai sepi.

Siang menjelang sore. Situasi Pasar Sawojajar mulai beranjak sepi. Hanya nampak beberapa pedagang dan pengunjung beranjak hendak membersihkan lapak dan bersiap pulang ke rumah masing-masing.

Di pojokan Ambarwati si penjual jamu gendong nan seksi juga terlihat membereskan dagangannya.

Hendak beringsut berdiri sudut matanya yang bening dan lentik tajam melihat satu sosok pria tengah mendekat ke arahnya.

"E..ehemm…"

Terdengar suara gumam pria di dekatnya yang langsung di respon Ambar.

"Njih…pripun…? Ngersake nopo…? Tuturnya ramah kepada sosok pria yang baru datang ini.
(Pengin apa?)

Pria ini bukan lain Pakde Toyo.

Sejenak matanya yang rada cekung bisa melihat bahwa apa yang dikatakan Sukri benar adanya.

Mbak jamu gendong ini memang manis, seksi dan menggairahkan. Terlihat dari busananya yang rada terbuka dan vulgar memperlihatkan pesona tonjolan kewanitaannya di sana sini.

Payudara, bahu, leher, pinggang, bokong, paha sampai betisnya begitu menawan.

Mungkin ia bakalan ngaceng bila tak menderita lemah syahwat, pikir Pakde.

"Sorry, Ndukarep takon wae. Jamunya masih…?

"Masih Mbah…."balas Ambar ramah sembari tersenyum manis.

"Asem…aku diundang Simbah…kakeane…"batin Pakde setengah merutuk setengah geli.

(padahal jan-jane awakmu memang wis tuwo, Mbah - redaksi..:ngakak)

"Kalu jamu sehat perkasa…"kata Pakde seperti menahan malu.

"Ngapunten, Kalu yang itu sudah habis Mbah…"

"...tapi kalu Simbah pengin, besok bisa saya bawakan khusus buat Simbah…"kata Ambarwati masih dengan raut muka genit.

Pakde nampak kecewa tapi ia puas karena gadis cantik ini sudah berjanji akan membawakan besok hari.

Sejenak pakde bercakap-cakap dengan Ambar sambil mata tuanya sedikit-sedikit curi pandang ke beberapa bagian tubuh si gadis yang memang merangsang.

Belahan dada, susu yang montok, betis putih nan mulus serta pantat yang montok aduhai bener-bener bikin pakde makin tak jenak.

Meski biasa puasa dan tirakat namun entah mengapa gadis ini tidak seperti kebanyakan perempuan yang ia temui.

Getar sensualitas yang dipancarkannya terasa lain dan sejenak bikin pakde rada merinding.
Ehhmm, sungguh misterius gadis ini. Siapa dia sebenarnya ? Demikian yang ada di benak pakde.

Pakde yang makin penasaran terus bertanya lebih jauh membuat Ambarwati curiga dan berpikir sama terhadap pria sepuh kharismatik ini.

"Pak tua impoten ini terus bertanya yang tidak-tidak seakan menyelidikiku. Apa tujuannya ?
"Sepertinya dia bukan pria sembarangan. Aku merasakan sesuatu yang lain dalam dirinya.
"Orang ini pasti memiliki ilmu. Jangan-jangan dia sudah curiga siapa diriku sebenarnya…"
"Ehmm…baiklah akan kuladeni permainanmu pak tua…hihihi…
"batin Ambar lalu berlagak genit dengan gerakan seksi yang aduhai.

Pakde yang berusaha nampak acuh dan tegar tetap saja berdegup jantungnya saat sebongkah paha mulus dan putih padat berisi mampir di pelupuk matanya. Ditambah erangan merdu mendayu begitu merangsang. Ambar berusaha memecah perhatian pakde dengan gayanya yang sensual begitu menggoda.

Pakde yang tanggap tak mau larut dalam rangsangan yang coba dimainkan oleh Ambar segera pamit hendak pergi.

Namun baru saja berbalik badan sekonyong-konyong beberapa bayangan hitam nan panjang dengan suara mendesis yang begitu khas melesat begitu saja hendak menyambar Pakde Toyo.

Pakde yang meski sudah lanjut namun memiliki indera dan intuisi yang peka cepat menghindar dengan spontan berguling sambil memekik.

"Aaakhh….astaghfirull*h…!!! Ucap Pakde dengan mata melotot dan tubuh gemetar.

Tepat di depannya ada sekitar 3 ular kobra berukuran sedang tengah mengelilinginya dengan posisi siaga.

Kepalanya mendongak tegak dengan sayap terkembang lebar siap menyerang lelaki tua ini dengan bisa beracunnya.

Pakde Toyo yang tegang segera melihat sekelilingnya.

Tak nampak siapapun di lorong pasar ini.

Sepertinya akan percuma juga kalu dia teriak-teriak.

Maka spontan dia merogoh sesuatu yang ada dibalik bajunya. Benda yang entah mengapa selalu ia bawa semenjak kejadian di kamar bersama Joko Sembrani.

Kini ditangannya sudah tergenggam sebilah tombak cundrik yang masih tersimpan rapat dalam warangkanya.

Ketika ular-ular itu makin mendekat sambil mendesis kuat pakde tak pikir panjang. Segeralah dicabut cundrik itu dari sarungnya yang disusul jeritan tertahan sang gadis penjual jamu, Ambarwati.

"Aaaahhhh….!!!!"

Pakde terkejut dan sempat melihat sekilas sosok gadis penjual jamu itu seperti terjengkang ke belakang lalu sejenak bergulingan sambil menutupi wajahnya.

Sementara ular-ular yang sudah begitu dekat dengan dirinya mendadak lari tunggang-langgang begitu cundrik tersebut terhunus dalam genggaman tangan pakde lalu lenyap menghilang entah kemana.

Menahan keterkejutannya sekaligus gembira setelah lepas dari ancaman mematikan pakde buru-buru menyarungkan cundrik itu lalu memasukkan kembali ke dalam bajunya.

"Ehhh…Mbakkkk…Mbakkk…Kowe Rapopo ndukkk…?? Tanya Pakde penuh rasa khawatir melihat si gadis masih terguling sambil merintih seolah merasa kesakitan.

Tak lama kemudian pakde membalikkan Ambar dan berusaha menyandarkannya ke tepian tiang bambu sebuah kios.

Terlihat wajah Ambarwati yang semula begitu cantik dan menawan berubah drastis. Begitu pucat nyaris tak berdarah dengan bibir gemetar. Tau lah orang bisa menerka bahwa si gadis telah merasakan takut yang teramat sangat.

Dengan ucapan terbata-bata Ambarwati menunjuk ke arah pakde dengan jari mengigil seolah begitu takutnya.

Pakde segera menoleh ke belakang melihat ke sekelilingnya. Sebuah desah kelegaan nampak di wajah tua itu. Tak nampak lagi ular kobra yang sempat hendak menerkamnya.

"Kau tidak perlu khawatir lagi. Nduk…"
"........
"...ular-ular tadi sudah pergi jauh…"kata Pakde berusaha menenangkan Ambar.

Diambilnya sebotol air mineral dari gendongan gadis itu lalu disodorkannya kepada Ambarwati. Ambar segera saja menyambarnya dan meminumnya cepat seakan tak pernah minum sekian waktu lama bak orang yang kehausan di tengah gurun.

Setelah beberapa saat wajah nanar dan pucat pasi Ambar perlahan memerah dan berangsur-angsur normal.

Sebuah tarikan nafas dari bibir Ambarwati membuat pakde merasa lega.

"Kupikir kowe digigit ular itu, Nduk…"
"ah, dadi lego aku…"
ucap pakde sambil berusaha melepas senyum kepada gadis itu.

"Matur nuwun, Mbah…."
..........
"...saya sangat berterimakasih Untung Simbah segera membantu saya…kalu tidak…entah apa jadinya…"ucap Ambar sembari menunduk lalu sebentar matanya melirik ke dada pakde. Seperti ada yang masih ia cemaskan.

Pakde segera bergegas berdiri sambil memapah Ambarwati.

Keduanya lalu berjalan beriringan dengan Ambar sedikit agak di belakang pakde.

"Ahhhh…hampir saja. Orang tua ini betul-betul bukan orang biasa. Dia memiliki pusaka di balik bajunya…"
"........
"....ular-ular tadi kenapa menyerangnya tiba-tiba tanpa disuruh…."
"Sepertinya mereka lebih peka ketimbang aku sampai langsung menyerangnya tanpa kendali…"
"......
"...aku harus hati-hati kepada orang ini dan jangan terlalu gegabah…"
".........
"Pusaka ditangannya tadi….aakkhh…aku tak sempat melihat jelas karena hawa panas dari benda itu seakan hendak membakar wajahku…"
"Pantas semua ular itu lari terbirit-birit…"
"Jelas bukan sembarang benda pusaka…aku harus waspada…."
"........
"Sepertinya dia sangat menjaga benda itu. Sementara ini aku musti menjaga jarak sambil mencari kesempatan baik untuk menangani pak tua kepo-an ini….
"batin Ambar.

"Nah, kita sudah ada di jalan, Nduk…"
...........
"...aku ndak bisa mengantarmu….'kata pakde.

Ambarwati buru-buru menyela sambil menjura hormat mengucapkan terima kasih.

"Matur nuwun Mbah. Sampai di sini saja saya rasa cukup. Saya akan pulang tapi sebelumnya mau mengantar pesanan jamu buat pelanggan saya…"ucap Ambar.

"Siapa pelangganmu…? Mungkin aku mengenalnya sekalian mungkin bisa kuantarkan naik motor bututku…"kata Pakde menawarkan.

"Beliau...Mbak Utari, Mbah. Katanya sih dia tinggal di rumah Mbak Ani yang rumahnya deket sama masjid kampung…"

"Owalah…"kata Pakde sambil tersenyum tipis. Ia pun menyilakan Ambar untuk naik dan sebentar kemudian keduanya meninggalkan Pasar Sawojajar yang sepi senyap dalam keheningan.

Ketika dalam perjalanan mengantar Ambar sekelumit pertanyaan hinggap di benaknya.

"Ehmmmm…gadis ini tadi kulihat agak jauh dari ular kobra yang akan menyerangku…"
........
"...lantas apa yang membuatnya begitu ketakutan…"

"...
"Biarlah. Yang penting dia sudah berjanji akan membawakan ramuan itu secepatnya…"
"Akhh, betul apa kata Ginah…cundrik ini betul-betul pusaka luar biasa. Sepertinya aku harus membawanya terus kemanapun aku pergi…hahh…
"
"........
"Anakmas Joko Sembrani…. pakde makin penasaran siapa dirimu sejatinya….?
".......
"Misteri apa dibalik keberadaan ular-ular yang makin sering menampakkan diri di Sawojajar ini…"

Beberapa saat kemudian sampailah mereka di depan rumah Aini.

"Ini rumahnya Aini. Utari itu babu-nya…pembantunya"
"......
"O ya...inget pesenanku yo, Nduk…"kata Pakde mengingatkan.

Ambar yang sudah turun dari motor langsung menjura dan mencium tangan pakde.

"Matur sembah nuwun, Mbah…."
"...secepatnya akan saya buat ramuannya untuk Simbah, njih…"ujar Ambar tersenyum manis.

Pakde sesaat termangu setelah mengetuk pintu berkali-kali tak jua mendapat sambutan. Ia lalu memutuskan pulang sementara Ambar duduk di serambi depan menunggu kedatangan Utari.

Pakde lalu menstarter kembali motor bututnya sambil sesaat celingak-celinguk ke dalam rumah Aini yang nampak tertutup rapat. Mungkin kosong…"batin Pakde yang sebenarnya hendak bertamu.

Sepeninggal pakde selang beberapa menit nampak sebuah bebek sport Satria FU 150 menderum kencang dan berhenti tepat di depan rumah.

Satu sosok pria tinggi tegap berisi memakai jaket kulit dan tas ransel di punggungnya bergegas turun sambil mencopot helm full face yang semula menutup kepalanya.

Ternyata Joko rupanya yang datang.

"Assalamualaik*m…"
"Maaf Mbak, lagi nunggu siapa ya…? Tutur sang pemuda ramah kepada Ambar yang duduk menyamping tak melihatnya.

"Eh ya…saya…sayaaa mau ketemu mbak Utarriiii…"

Ucapan Ambar terputus sesaat dia menoleh ke arah suara pria yang terdengar berat dan dalam berwibawa menyapanya.

Mata bening Ambar terpaku tak berkedip melihat sosok penampakan pria yang kini berdiri di hadapannya.

Mata lentik Ambar pelan-pelan menyoroti dari ujung kaki terus perlahan naik ke atas melihat orang yang baru saja menyapanya dengan seksama.

Sosok pemuda gagah dan begitu penuh kharisma. Jangkung tegap bertubuh atletis gagah berisi berkulit putih bersih.

Pandangan gadis ini terus naik hingga sampailah ke paras sang pemuda.

"Akhhh…" Ambar memekik tertahan sembari memegang bibir merahnya yang indah dengan sepasang mata lentiknya membelalak

Seraut wajah tampan yang begitu menawan nampak jelas di mata beningnya.

Wajah itu tersenyum manis kepadanya dengan sorot matanya yang…biru cemerlang ! Wowww...Indah nian mata cowok ini.



Sontak Ambar terpaku tak berkedip dengan bibir melongo menyadari ketampanan cowok yang berdiri di hadapannya ini.

"Ooo, mau ketemu sama Mbak Utari. Dia lagi membantu bibi Ai kegiatan di posyandu Mbak. Mungkin masih nanti pulangnya…ada titipan atau pesan Mbak ? Tanya Joko sembari tersenyum geli melihat reaksi gadis cantik ini yang seolah diam terpaku bengong menatap dirinya.

Joko lalu menyilahkan Ambar untuk masuk ke ruang tamu.

"Saya…saya mau nitip jamu buat mbak Utari…"kata Ambar dengan nada terbata-bata lalu meletakkan pantat bulatnya yang seksi ke atas kursi.

Joko yang kemudian memperkenalkan dirinya akhirnya membuat Ambar sadar cowok ganteng inilah yang membuat Utari tergila-gila.

"Cowok ini bukan hanya ganteng luar biasa tapi dia seperti menyimpan pesona keindahan yang….oooohhhh….anehh sekkaalihhh...begitu merangsang birahikuuu…akuuhhh…sshhhhh…aahhhhh…"

Ambar yang tak jenak duduk sontak berdiri lagi nampak tinggi semampai molek padat berisi cuma sebahu Joko Sembrani yang ikut berdiri dengan gagahnya saling berhadapan.

Untuk kali kesekian Ambar merasakan getaran yang merangsang organ kewanitaannya untuk bereaksi secara seksuil.

Tubuhnya seakan tak terkontrol bereaksi di luar keinginannya. Lendir cintanya mengalir perlahan dari bibir rapat kemaluannya diiringi erangan lirihnya.

Puting susunya menegak kaku dari balik kemben minimnya membuat Joko memerah mukanya saat dirinya yang tinggi bisa melihat jelas lembah indah di dada mbak penjual jamu nan seksi ini.

Joko merasakan tubuhnya turut bereaksi normal dengan kemaluannya perlahan namun pasti mengeras !

Sungguh Joko tak mengerti belakangan ini begitu mudahnya ia terangsang terhadap perempuan. Nafsunya pun turut bangkit apalagi melihat gadis cantik ini seperti limbung lalu cepat ditangkap dengan tangan kekarnya.

Joko laksana tersengat saat kulit putih mulus si gadis bersentuhan dengan dirinya.

Bagaimana dengan Ambarwati ?

Ambar yang sudah dikungkung nafsu birahi sontak menubruk Joko dengan mengerang panjang.

Diciumnya wajah tampan cowok ini dengan bibir merahnya yang seksi berikut jilatan lidah basahnya mencucup kulit paras cowok ini begitu buas dan liar…

"Ssshhh….aahhhhh….ehhmmm…***nteng…gantengnya kamuuuhhh…sayyyy…"

"Eehhh Mbakkkk
….."ucap Joko yang gelagapan.

Paha Ambar terkangkang seksi di atas tubuh Joko hingga jariknya terangkat begitu rupa. Oooww…segempal paha padat dan putih mulus serta seutas betis yang indah merangsang seketika terpampang saat Ambar mencumbu Joko.

Joko yang semula tak siap seperti hendak meladeni cumbuan Ambar sambil tangan kekarnya memeluk pinggang ramping si gadis lalu meraba paha putihnya yang mulus padat berisi.

Namun sekejap kemudian Joko mengerang kuat lalu bangun berdiri dengan nafas memburu.

"Aakhhh…maaf…maaf mbak…"ucap Joko hendak masuk ke dalam.

Namun belum sempat masuk. Ambar cepat meraih tangannya menahannya kuat sambil tatapan matanya yang binal penuh nafsu tajam ke arah Joko. Bibir indahnya komat kamit seperti membaca sesuatu.

Reaksi Joko tak kalah aneh. Tubuhnya sontak menggigil. Bulu tubuhnya meremang dengan getar seksual menyeruak mendesak kejantanannya.

Penisnya yang sudah ia tahan-tahan untuk kembali normal mendadak kembali mengeras justru makin menggila.

Joko bersandar di dinding sedang Ambar duduk ngelesot di atas lantai sembari menatap tajam penuh birahi.

Bibir indah itu terus membaca sesuatu yang membuat Joko makin tak kuasa menahan diri.

Mata Joko yang semula terpejam erat seakan hendak melawan nafsu birahi tak wajar ini sontak terbuka nyalang.

Pandangannya kini berbeda. Sorot birahi yang nampak ketika malam itu hendak mencumbu sang bibi yang barusan pulang dari acara kantor kembali terlihat jelas.

Ambar yang mengetahui cowok ini sudah terlena dalam rayuan "sihirnya" lalu bangkit mendekati Joko sambil mulai membuka kancing kembennya.

"Aaakhhhh....!!"

Hanya sedetik lagi ia menyentuh sang jejaka tiba-tiba Ambar berteriak histeris lalu terdorong setengah terjengkang di atas sofa lalu menggeliat bak cacing kepanasan.

Apa yang terjadi…?

Sekejap Ambar hendak mencumbu Joko mendadak mata Ambar melihat pemuda ganteng ini berubah wujud menjadi sosok lain yang berbeda.

Serupa tapi tak sama.

Sosok ini identik dengan Joko namun ia bertelanjang dada dengan perhiasan kalung batu mulia, gelang emas dan perak menghiasi tubuhnya yang kekar berisi gagah perkasa.



Mengenakan semacam mahkota indah yang gemerlap di atas kepalanya yang berambut gondrong terkuncir. Sementara di tangannya sosok ini mengenggam sebilah tombak bertahtakan permata.

Ambar yang terkapar terlentang di atas sofa seolah terpantek kaku takkala matanya berbenturan dengan sorot mata pemuda misterius ini.

Mata itu berwarna biru cemerlang mencorong tajam memancarkan kilatan magis seakan membentengi dirinya dari pengaruh mantra sihir Ambarwati.

Sorot pemuda misterius itu menusuk jantungnya menghunjam relung bawah sadarnya membuatnya seakan tak bergeming alias kaku.

Efek selanjutnya sungguh mengagetkan sekaligus menggetarkan.

Gairah seksualnya dalam sekejap mata melonjak menembus ubun-ubun.

Mengoyak organ seksnya seketika ke titik puncak lalu keluar secara ekstrim bersama pelepasan air ejakulasinya dari lubang kencing Ambarwati bersama lenguhan seksinya.

"Aaakhhhh….akuuuhhh metttuuuuu…. KELLLLLUAARR…. ooouugghhh….!!!"

Creeettt…. creeettt…serrrrr….

"Yyyyaaahhhhh…..!!!!"

Creeettt…. creeettt….

Ambarwati melolong dengan tubuh seksinya menggelinjang kuat lalu mengejat-ngejat dengan paha terkangkang dan pantat terangkat tinggi.

Kain jarik yang dikenakannya telah tersibak hingga sepangkal paha memperlihatkan dirinya yang ternyata tak memakai celana dalam.

Air ejakulasinya muncrat deras dari sela-sela lubang kemaluannya yang berjembut rapat.

Creeettt….serrrr…..

"Ooouugghhh….aaaakkhhhhh..!!!!"

Mata Ambarwati membelalak lalu mengerjap-ngerjap sampai nyaris memutih saat "siksaan" kenikmatan yang teramat dahsyat melumat dirinya.

Ambar yang busananya kini porak-poranda memperlihatkan tubuh seksinya yang nyaris terbuka semuanya terkejang-kejang saat gelombang klimaks terus menghajar tanpa henti dibawah sorot tajam nan magis sang pemuda misterius itu.

"Aaahhhhmmm…puunnnnm….ammm..puunnnnm…Radennnnn….aaahhhhh…Ampunnnn…. Radennnnn…..yyyahhhh….!!!"

Ambar terus menjerit pilu dalam siksaan orgasme yang luar biasa sambil terus menyebut seseorang.

Siapa yang ia maksud....????

Air liur terus menetes dari bibirnya yang terbuka tak kuasa menahan rasa nikmat itu dengan mata lentiknya membelalak-belalak sampai setengah memutih.

Sekian menit Ambarwati seakan "dihajar" habis-habisan hingga jungkir balik saat badai orgasme meluluh lantakkan tubuhnya hingga dirinya nyaris telanjang bulat dengan rambut tergerai lepas awut-awutan.

Di kejauhan suara motor semakin mendekat ke rumah Aini ditimpali suara kekeh wanita membuat pemuda misterius itu akhirnya menghentikan aksinya "menyiksa" Ambarwati.

Pelan namun pasti sosok pemuda misterius itu lalu memejamkan matanya dan…slaaappp….

Sosoknya menghilang begitu saja dan berganti sosok Joko Sembrani yang tengah berdiri gontai sambil memejamkan matanya.

Sebentar kemudian anak muda ini seperti terbangun dari mimpi dan melihat sekelilingnya dengan raut penuh tanda tanya.

Ruang tamu terlihat acak-acakan dengan air bening dan sedikit kental berceceran dimana-mana. Dinding, almari, pintu hingga korden jendela tak luput terkena cairan bening yang tak dimengerti oleh Joko.

Sampai akhirnya pandangan matanya melihat sebuah bungkusan kertas kecil dan diraihnya perlahan.

Tertulis di sana…"Buat Mbak Utari"

Joko Sembrani betul-betul seakan lupa apa yang telah dialaminya.

Satu yang dia ingat ialah sosok gadis penjual jamu yang menitipkan bungkusan ini untuk Mbak Utari.

"Eh yaa….dimana gadis jamu gendong itu…? Kenapa aku tak melihatnya…? Batin Joko keheranan.

Ia merasa seperti barusan saja mempersilahkannya masuk ke dalam ruang tamu.

Kenapa sekarang tidak ada ? Malahan ruang tamu basah kuyup oleh sesuatu yang tak ia mengerti.

Tak jua menemukan jawaban membuat jejaka tampan ini akhirnya urung berpikir lebih jauh kemudian segera membersihkan dan merapikan ruang tamu karena sebentar lagi bibinya pasti akan pulang.

"Koko…."

Tak lama terdengar suara lembut Aini memanggilnya dari halaman pekarangan depan.

Joko yang sudah membereskan ruang tamu menatap dengan senyuman dan sorot mata cerah. Ia lalu bergegas menyambut sang bibi yang pulang berboncengan dengan Utari.

-------------

Sosok gadis cantik yang nyaris telanjang itu terengah-engah di sebuah gubug sepi di pinggiran desa sawojajar.

Nafasnya putus-putus seolah barusan saja selesai berlomba maraton 10 K…pp malah…hehehe….:getok:

Yah, dia Ambarwati.

"Sshhh…hhooohhh…hhooohhh…hahhhh…"

Ambar masih berusaha mengembalikan kondisi fisiknya yang begitu lemah karena terus klimaks dengan memuncratkan mani.

Rasa orgasme yang seharusnya begitu nikmat berubah menjadi "neraka". Sungguh rasanya sangat sulit untuk digambarkan.

Orgasme yang sangat nikmat bahkan teramat gila hingga dirinya bukan hanya kejang-kejang tapi sampai jungkir balik hingga ngelesot...ndelosor dan terkapar.

"Hahhh…untung aku tidak sampai mati .…"
"......
"...pemuda itu…aahhhhhh….tak kusangka…..!
"Dia…dia Raden Soma…yang dimaksud Nyi Ratu…."

"Pemuda yang digilai oleh Utari…tak lain adalah Raden Soma…???!!!!...hahhhhh…."
".......
"Joko…Joko Sembrani...kau…kau…adalah Raden Soma….!"

"........
"Aku…aku takkan melepaskanmu Raden.."

"Kamu…milikku Joko Sembrani…
."ucap Ambarwati dengan menggereng keras sambil kini tegak berdiri nyaris telanjang. Mata beningnya yang semula begitu indah sekarang berubah total.



Meski telanjang bulat bertubuh indah dan begitu seksi sorot matanya yang nggegirisi itu bakal membuat pria manapun berpikir berjuta kali sebelum terangsang. (Menyeramkan)

Sorot angkernya memandang jauh dari luar jendela menembus ke langit jingga yang kian redup sembari bibir merahnya nan seksi membuka lirih.

"Mbak Utari….kau akan menjadi jembatanku untuk menguasai anak muda itu"
........
"Setelah berhasil nanti maka akulah yang akan menguasai seluruh alam jin dan manusia….hehehehe…hahahaha…."

Suara tawa merdu Ambarwati seketika melengking tinggi seakan menembus belantara di sekitarnya.

………………..

Bersambung....
https://www.semprot.com/threads/joko-sembrani.1441724/page-85#post-1908185059
 
Terakhir diubah:
Sugeng siang.... :halo:

Sugeng maos sekaliyan.


Semoga kisah Anakmas Joko Sembrani kali ini menghibur panjenengan semua 🙏🙂.

Mugi kanthi bagas waras. Sehat dan bahagia untuk semuanya saja, Njih.

Rahayu 🤲❤️
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd