Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Joko Sembrani dari Sawojajar

Yang diharapkan dari akhir kisah Anakmas Joko Sembrani...?


  • Total voters
    631
  • Poll closed .
Ya Tuhan,....udah berkali2 ini cairanku keluar, koq Aininya belum diperawani jg
Sekedar nasihat kalo terlalu diulur2 ketika dah dapat jebolnya cerita nerikutnya bisa terasa hambar lho
 
°°°°°°​

"…..doboool…..mbelgedesss…gombal mukio...!!"

Ucapan bernada makian itu keluar begitu saja dari mulut Pakde Toyo sambil setengah monyong. Sementara lelaki tua di depannya malah terkekeh-kekeh.


Pakde Toyo

Meski begitu senyuman justru nampak jelas di bibir pakde yang mulai keriput. Sesekali kepalanya menggeleng-geleng dengan raut muka heran dan takjub.

Entah sudah berapa puntung rokok ia habiskan berusaha mencerna apa yang telah ia dengar langsung dari mulut sahabatnya, Joned bin Mustofa. Pria lansia yang telah menggegerkan seisi Desa Sawojajar terutama kaum prianya.


Joned bin Mustofa

Mata pakde tak berkesip memandang hape milik Joned dimana ia menyaksikan rekaman video adegan ranjang antara Joned dan istri mudanya, Sri Susmiati yang baru menikah beberapa waktu lalu.

Yah, Pak Joned memang merekamnya sendiri justru atas usul istrinya dan kini ia pertontonkan kepada Pakde Toyo yang semula meragukan ceritanya. Ckckck...weleh-weleh….

Terlihat jelas di layar Sri Susmiati yang biasanya rapat berjilbab tengah telanjang bulat mengangkangi Joned yang kurus kering.

Tubuh mulus bugil perempuan bahenol berusia 44 tahun itu terus menggenjot dan menari-nari mengayunkan bokong semoknya yang putih dengan liarnya di atas kontol suaminya.


Sri Susmiati

Erangan merdunya terdengar jelas begitu memukau saat kontol tua namun begitu kokoh ini menusuk begitu perkasa menembusi lubang memeknya yang berjembut lebat dan terus mengempot kuat.

"Adduuuhh….KONTOOL…duuhhh KONTOLMUUU…Joneeddd….KONTOLMUUUHH Pak'e…aaahhh…!!!!

"....oooohhh...Joneeddd...KONTOL tuamuuuu….. yaaahhhh…kerassss…kerasss bangeett….UENAAKEEE POOOOLLLL…Pak'eee…oooohhhhh….oooohhhhh….!!!!"

"Ooouuuughhh Joneed....akuuuu…akuuuhhh ndakkk kuaaat laggihhhh….mauuu muncraattt…….aaahhhhhh…"


Tak butuh waktu lama Sri Susmiati menjerit saat klimaksnya datang sekonyong-konyong di kedalaman vaginanya yang tersumpal batang penis nan kaku Joned suami tuanya.

"Yyyaaahhhh….MANUKMUUUUUH…Pak'eeee....!!!!!!!"

Jerit vulgar Sri berkumandang tak kalah seksi dengan desahan Maria Ozawa.

Pantat besarnya mengejat-ngejat dengan buah dadanya yang besar gemandul terlontar.

Joned tak membuang waktu langsung meremas susu montok istrinya dengan kuat kemudian bangkit setengah duduk mengenyoti pentil indah Sri yang menegak kaku.

Dihisap-hisapnya puting susu istrinya silih berganti bersamaan remasan dinding vagina Sri menjepit dan meremas-remas batang kontolnya yang masih memaku lubang surganya.

"Ooohhhh….ooohhhh…aaaahhhh…. Joneeeddd….!"

"Ehhmmm…ehmmm….enakkk…enaakkk nyusuuu pentilmuuu Sriiii…."

"Hahhh…tempikkmuuuhh josss tenannnn…njepit manukkuu...aaahhhh…TEMPIKKK...aaahhh…tempikkmuuhh…NIKMAAAATTTT...."


Rintihan kenikmatan Sri Susmiati berpadu dengan erangan nikmat bibir keriput Joned.

Keduanya saling berpangku saling menggenjotkan selangkangan masing-masing. Pantat besar Sri mengayun bersamaan dorongan pantat tepos Joned saling mendesakan kemaluan.

Sepasang tangan dan jari mereka bergantian saling membelai tubuh sambil meremas pantat. Tangan Sri yang putih lembut membelai dan meremas pantat tepos Joned yang rada item sedang tangan Joned yang kurus keriput meremas pantat semok Sri sekalian menusuk celah anusnya.

Namun itu tak berlangsung lama.

Sekejap Joned lalu mengerang lalu membalik tubuh telanjang Sri yang biasanya bergamis rapat kemudian melebarkan paha mulus Sri.

"Aaakhhhh…Joneeddd…pelaannn…pelannnn…Pak'eee…aaaahhh…MANUKMUUUH…Joneedd….MANUKMUUUH…. kerasssss….aaaahhhh..!!!!!

"Rasa'no rasa'no kontolkuuu Sriii…aaahhh….kukawini tempikkmuuuhh cahhh ayuuuu….aaahhhh…."

"...aku pengin nggawe anak ning wetengmuuu cahhh ayuuuu…aaahhh…

"Yyahhhhh….Joneeeddd…akuuu…akuuu penginnn metenggg anakmmmuuuu…!!!
………
"...ooouugghhh KENTHUU…KENTHUUU akuuuh….Joneed…akuuu penginnn mbokk kenthuuu terussss ngantiii metenggggg….Pak 'eee…aaaaahhhhh….!!!!"


Joned tanpa membuang waktu segera menggenjot selangkangan istrinya. Menusuk-nusuk lubang kemaluannya yang legit dan rapet indah berjembut dengan kontol kaku kebanggaannya.

Luar biasa pemandangan yang tersaji di depan mata Pakde Toyo. Mata tuanya yang mulai keriput memandang video panas Joned dan istrinya tak berkedip serta tangan gemetar. Meski birahinya kian memanas namun "burungnya" tetap diam tak bereaksi. Kasian pakde….

Beberapa menit lamanya pakde tak berkedip menatap santapan rohani…(ehh…ralat 🤭😁), santapan birahi yang begitu jelas di matanya. Hingga akhirnya…..

"Sriii Susmiatiiiii….!!!*

"....akuuu ngecroooott….akuu mejuuuhhh…!!!
"........
"METENGOOOO cahhh aayuuuu…AAARRRGGGHHHH…METENGGGGGGG…!!!
!"

CROOOTT…croot….CROOOTT…..

"Joneeeddd……yyyyaaahhhhh…..akuuu metenggg Pakkkkk…..akuuu bakal metenggg anakmmmuuuu….aaaahhhhh…. Joneeeddd...!!!! Pekik Sri tak kalah buas.

CROOOTT….croot….

Joned dan Sri Susmiati saling berpelukan erat dalam posisi misionaris bak setangkup roti.

Tak ada celah di antara kulit coklat keriput Joned dan kulit putih mulus Sri Susmiati. Selangkangan dan alat vital keduanya pun telah menyatu berikut belukar jembut mereka bergesekan rapat nampak mengintip dari celah yang tersisa.

"Aaahhh…..aaahhh Sriii….Sriiii…."

"Ooohhh...Joneeddd....ooohhhhh….Joneedd…"


Pantat tepos Joned mengejat kuat beberapa kali saat memuncratkan sekian banyak mani kentalnya berisi jutaan sperma suburnya ke dalam lorong senggama sang istri tercinta. Sedangkan Sri menjepit pinggul Joned dengan sepasang paha padatnya yang putih mulus.

Ia pun mengangkat pantat bahenolnya menyambut semprotan sperma Joned yang tengah memompa memasuki rahimnya guna membuahi telur-telurnya.

Keduanya masih berpelukan erat dengan saling meremas bokong masing-masing dan mendesakkan kemaluan. Desah halus dan erangan lirih Sri dan Joned terdengar lirih meresapi lezatnya sisa-sisa orgasme.

Takkk….!

Hape yang dipegang Toyo terjatuh begitu saja saat adegan panas itu selesai.

Bibir Pakde Toyo nampak setengah terbuka dengan kulit wajah tuanya semerah saga.

Joned nampak tertawa sambil menepuk bahu Pakde Toyo.

"Ndang gelis Mas Toyo…." (Cepetan)
"..........
"....kau datangi saja bakul jamu bernama Ambar itu. Takutnya bakul jamu ayu lan seksi kuwi keburu ngilang saka Sawojajar…"
"........
"...Mendhak gelooo mengko sampeanaku ora nanggung lo..." (keburu nanti anda kecewa...aku tidak tanggung lho.red)

"Begitu Mas Toyo merasakan sendiri khasiatnya…hehehehe…tak jamin 1000% sampean pasti njaluk rabi….hahahaha…."ucap Joned sebelum pulang meninggalkan rumah pakde untuk kembali menemui istrinya, Sri Susmiati. Apa lagi kalu bukan untuk menggaulinya sekian ronde.

Joned tak tahu kalu Pakde Toyo sebenarnya menderita lemah syahwat.

Sepasang mata pakde menatap kepergian joned yang mengendarai motor sampai menghilang di balik tikungan.

"Hahhhh…."desah pakde terdengar berat seakan menyimpan penat yang terpendam sekian lama.

Tiga puluh tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk hidup melajang tanpa merasakan nikmatnya sebuah persenggamaan.

Dulu saat muda pakde pernah menikah namun hanya berumur pendek karena sang istri keburu meninggal tanpa meninggalkan anak.

"Yah, aku akan menemuinya besok. Sesuai janjinya dia akan membawakan ramuan itu…."
".......
"…aahhh…tobaat-tobaaat…Yokkk…Yokkk…"ucap beliau tersenyum simpul seraya menjitak kepalanya sendiri.

Selepas sembahyang Maghrib, Pakde Toyo berpesan kepada Ginah bahwa besok sore ia akan pergi mengunjungi teman lamanya yang berada di luar kota.

Pakde berpesan ke Ginah akan pergi sekurangnya satu sampai dua minggu lamanya. Bisa lebih tergantung keadaan.

Ginah yang semula tak curiga sebenarnya hendak bertanya lebih lanjut tapi pakde hanya berkata enteng cuma ingin bersenang-senang bareng teman lama. Meski begitu perasaan Ginah mengatakan bahwa Toyo punya rencana pribadi. Soal apa itu ia hanya bisa menduga-duga saja.

Sebelum berangkat Ginah yang tak tahan lalu menanyakan kembali maksud kepergian pakde sesungguhnya. Namun lagi-lagi Toyo tak menjawab gamblang. Pakde hanya menyakinkan dirinya.

"Begitu urusanku selesai aku pasti kembali secepatnya. Kau awasi saja Nak Joko dan Aini…itu lebih penting" ucap Pakde kala itu. Ginah yang tak jua mendapatkan jawaban hanya menghela napas.


======


Sore keesokkan harinya seperti biasa Pasar Sawojajar telah beranjak sepi karena sudah memasuki senja kala.

Di salah satu sudut pasar nampak pakde tengah bercakap dengan Ambarwati, si penjual jamu gendong yang cantik dan seksi.

Ambarwati tersenyum manis dan genit sambil memberikan ramuan viralnya kepada pakde.

"Makasih ya Nduk…"ucap pakde sumringah sambil menyetorkan beberapa lembar uang.

"Simbah meminumnya sesuai takaran njih. Kalu kebanyakan takutnya tegang terus seharian….hihihi…"ujar Ambar lalu berdiri hendak bergegas. Pakde hanya mesem saja mendengarnya.

"Saya pamit pulang dulu Mbah. Pareng…"katanya sambil menjura. (Mari.red)

Sosok cantik dan seksi itu pun berlalu dengan geliat pinggul besar dan pantat bulatnya bergoyang ke kiri ke kanan kayak menthok. Huft, begitu menggoda.


Waktu terus beranjak kian sore. Matahari sudah semakin condong ke tepian cakrawala. Lampu jalan dan rumah-rumah warga sudah menyala seiring kegelapan mulai menyelimuti mayapada.

Ambar telah cukup jauh keluar dari Sawojajar melalui jalan setapak kecil dan dan kini memasuki area sepi tegalan tak bertuan. Suasananya begitu senyap dan cuaca terlihat remang karena sudah berada jauh dari rumah penduduk.

Sejenak Ambar berhenti mengusap peluh seraya membetulkan gendongan jamunya.

Mata indahnya yang lentik terlihat menatap ke atas langit jingga yang makin berubah gelap lalu sehembus nafas keluar dari bibirnya.

"Aahhh….sudah mulai gelap. Baiknya aku segera kembali ke pondok…"ujarnya lirih lalu kembali melangkahkan kakinya yang putih mulus.

Sementara tak jauh di belakangnya dengan bersembunyi di balik rindang pepohonan. Pakde Toyo setengah mengendap-endap mengikuti sosok cantik ini. Yah, pakde diam-diam telah membuntuti Ambar semenjak keluar dari Sawojajar.

Pakde terlihat begitu hati-hati agar gadis itu tak curiga dirinya tengah ia buntuti. Ehmmm, sepertinya rasa penasaran pakde betul-betul tidak bisa ditahan lagi.

Hari sudah betul-betul gelap takkala Ambar sampai di sebuah pinggiran hutan yang cukup terpencil. Sebuah bangunan pondok kayu sederhana terlihat di sana.

Ia pun masuk ke dalam pondokan kecil itu kemudian menutup pintunya.

Pondok itu sepertinya kurang terawat dengan beberapa lubang terlihat di dindingnya.

Tak lama seberkas cahaya lilin terlihat membias samar di baliknya.

Pakde Toyo yang sudah berada tak jauh dari pondok bersembunyi di balik semak belukar terus mengintai dengan seksama.

Ia terus meringkuk di balik lebatnya ilalang dengan sesekali merapatkan jaketnya berusaha mengusir nyamuk dan belalang yang makin banyak berseliweran.

Hampir setengah jam menunggu pakde memutuskan untuk mendekat. Cuaca yang telah gelap membuat pria tua ini memberanikan diri untuk melihat lebih dekat.

Benarkah dugaannya selama ini tentang bakul jamu misterius bernama Ambarwati ini ? Sebentar lagi dia akan mengetahuinya.

Mengendap-endap bak macan tengah mengintai pakde berharap bisa menemukan waktu dan momen yang tepat.

Benar saja. Sebentar kemudian satu sosok laki-laki terlihat muncul dari balik pohon lalu membuka pintu pondok dan menutupnya kembali.

Pakde pun kian berpikir yang tidak-tidak tentang gadis itu. Masak ada laki-laki masuk begitu saja ke dalam pondok bertemu dengan perempuan semolek Ambarwati. Pasti ada sesuatu yang tengah mereka lakukan. Hal ini membuat pakde tak jenak menunggu dan makin mendekat.

Dengan berlindung dibalik pepohonan pakde mengarah ke salah satu lubang kecil di dinding pondok.

Lamat-lamat ia mendengar suara erangan dan rintihan orang layaknya tengah bersetubuh.

Yah, suara desah perempuan begitu merangsang berpadu dengan erangan pria saling menimpali.

"Aaaaahhhh…Bangggg…abanggg…aaahhh..Kon..KONTOLMUUUHH…aaahhh…."

"Terussss…sodokkkk yang dalaaammm…yanggg kerassss Banggg…sampeee mentooook…oooohhhh…"

"Aakhhh…tempikkk…tempikkmuuuhh…mantaaapp dikkk….mengempooot…meremasss manukku….aakhhh…enaakkk tenannn….aakhhhh…."


Suara syahdu nan merangsang itu makin keras terdengar saat pakde memberanikan dirinya untuk mengintip dari celah kecil yang terkuak.

Seketika jantung pakde seakan berhenti berdetak.

"Astaghfirullah…"desis pakde tak berkesip memandang ke muka.

Matanya melotot menatap sepasang anak manusia berbeda kelamin tengah bersenggama begitu panas tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh keduanya.

Mereka saling lumat saling gigit dengan sepasang tangan keduanya memeluk berusaha meraba ke seluruh tubuh lawan mainnya.

Erangan dan rintihan merdu dan menggetarkan terus mengalir dari bibir si perempuan yang cukup jelas terlihat oleh pakde. Yah, dia bukan lain Ambarwati si gadis penjual jamu gendong.

Ambar terus merintih terlebih saat laki-laki bertubuh besar dan nampak berbulu itu mengayunkan bokong hitamnya yang besar. Menyodok pangkal paha Ambar yang mengangkang.

Satu yang membuat pakde makin bergidik takkala menyadari laki-laki itu begitu aneh. Kulitnya hitam legam dan nampak berbulu.

Rambutnya gondrong gimbal awut-awutan bak orang gila.

Suara erangannya terdengar sumbang, aneh dan besar bak suara lenguhan kerbau.

Apakah dia manusia…?! Pikir pakde.

Tubuh pria itu makin membesar dengan bulu tubuhnya kian lebat bagaikan lutung tapi kaku menyerupai landak. Menindih tubuh seksi Ambar yang terlihat mungil dalam tindihannya.

"Aahhh….aku arep mettuuuu…cah ayuuuu…aku areppp CROOOTT….Aakhhh…!!

Pria besar hitam berbulu itu hendak meremas tubuh bugil nan putih mulus Ambar saat hendak memuncratkan mani. Tapi tiba-tiba….Ambar mengibaskan tangan dan kaki mulusnya menyentak kuat.

Desshhh….!

"Aarggghhh…!!!"

Pria besar berbulu itu tiba-tiba terpentall ke belakang oleh sesuatu yang begitu kuat diiringi suara raungannya yang menyeramkan.

Tubuhnya yang sangat besar melebihi gorila mencelat ke udara menabrak langit-langit pondokan hingga jebol lalu jatuh berdebam keras ke bumi.

Sementara Ambarwati sudah berdiri masih bertelanjang bulat sambil mengusap-usap kulitnya yang putih mulus.

Sebuah seringai tajam terukir di bibir seksinya disusul wajah itu menengadah memandang ke luar dimana sosok pria berbulu itu mencelat.

"Makhluk rendahan semacammu mau mengotori tubuh indahku.mimpi…!
"...sebelum kau melakukannya kau harus mampus lebih dulu…."ucapnya dengan sinis.

Wajah cantiknya yang menawan terlihat angker manakala sepasang matanya berubah seram



Ambarwati berdiri telanjang dengan gagahnya.

Tubuh seksinya yang bak biola begitu menawan. Kedua kaki indahnya terpentang dengan tangan mungilnya berkacak pinggang. Rambutnya yang lebat tergerai lepas memukau hingga menjela menutupi bongkahan pantatnya yang montok dan putih mulus.

Ia seakan berdiri menantang penuh percaya diri.

"Gagghhh…***gghhh….!!!"

Terdengar geraman yang begitu mendirikan bulu roma. Mengaum…menggeram menggetarkan siapapun yang ada di situ termasuk Pakde Toyo.

Beliau yang masih anteng bersembunyi dibalik rerimbunan sangat terbantu dengan kondisi cuaca malam yang cerah serta cahaya Soma menerangi hingga mata tuanya bisa melihat cukup jelas apa yang terjadi. (Bulan.red)

Dua sosok yang sangat bertolak belakang saling berhadap-hadapan seakan siap berlaga dalam jarak sekitar 10 langkah.

Pertama, sosok Ambarwati yang berdiri telanjang dengan kaki terpentang. Kedua sosok hitam berbulu menyerupai kera namun berukuran raksasa.

Kera itu sangat aneh sekaligus begitu menyeramkan.

Rambutnya awut-awutan, njegrak dan gondrong begitu kasar hingga sepinggang. Tubuhnya begitu besar dan tinggi menjulang setinggi ring basket sekitar 3 meter namun sama sekali tidak proporsional layaknya manusia normal.

Dada dan perut begitu lebar sedang kepala dan kakinya jauh lebih pendek.

Satu lagi kedua tangannya menjuntai melebihi lututnya serta berkuku panjang sangat mengerikan.

Wajahnya tidak terlampau kelihatan tapi hidungnya nampak besar sekali dengan kedua matanya berwarna merah menyala laksana bara.

Aroma bau badannya seperti sangit benda terbakar



Mahluk ini jelas sosok yang tadi dilontarkan Ambar. Sosok yang semula adalah seorang pemuda dan sempat beradegan panas dengan Ambar.

"….dasar Genderuwo tidak tahu diri…"
"......
"....kau akan tahu sedang berhadapan dengan siapa..hheh.."ucap Ambar tanpa rasa takut sedikitpun.

Mahluk aneh menyeramkan yang ternyata sosok Genderuwo itu kembali menggeram keras lalu mendekat ke arah Ambar.

"Dasar bocah wadon tak tahu diuntung…arep tak kasih enak malah nolak….!"
"Saiki bakal tak kenthu nganti sowek tempikkmuuu…cah ayu…***gghhh…!!!"

Selesai berucap sosok Genderuwo raksasa itu menerjang ke arah Ambar namun mengelak dengan cantiknya.

Sosok buas itupun makin kalap hingga tangannya yang panjang tiba-tiba menjulur begitu saja dengan kecepatan luar biasa dan berhasil menangkap pinggang ramping Ambarwati.

"Hehehehe….bakal tak kawini tempikmuuu sampai bobol, cah Ayu….!!"
..........
"...bakalan tak gawe meteng kowe hehehehe…."
ucapnya terkekeh dengan suaranya yang sama sekali tak sedap didengar.

Namun Ambar nampak terlihat tenang.

Tinggal selangkah lagi tubuh indahnya siap menjadi santapan seksual sang Genderuwo. Kontol mahluk ini pun tak kalah aneh.

Panjang dan meliuk seperti tentakel dalam film-film anime porno Jepang.



Kedua wajah mereka saling berhadapan dalam jarak sejengkal.

Tubuh Ambar melayang di udara hingga satu meter dalam cengkeraman jari besar dan seram demit yang terkenal doyan perempuan ini.

Sang Genderuwo membuka mulutnya dan keluarlah lidahnya yang amit-amit deh.

Tepat sedetik lidah itu akan singgah di wajah cantiknya mendadak sebelah tangan Ambar menjulur berubah menjadi ular besar dan langsung mencaplok penis si Genderuwo hingga putus.

"Aaaooggghhh….aarggghhh….!!

Erangan pekik kesakitan yang menggetarkan sontak menggema ke seantero tepian alas itu.

Darah berwarna kehijauan sontak bermuncratan jatuh ke tanah hingga Ambar pun bisa melepaskan diri dari belenggu.

Disusul sebelah tangan lain berubah menjadi ular besar dan langsung menyambar perut si Genderuwo yang menggembung besar.

Wuuuttt….breeetttt….!

"Aaargghhhh….!!"

Kembali si Genderuwo berteriak keras saat kulit perutnya sobek besar diterkam ular ajaib yang beralih rupa dari sepasang tangan Ambar.

Isi perutnya seketika ambyar dengan mengeluarkan bau dan aneka bentuk jeroan yang nggilani bangeett. Sulit untuk dijelaskan saking menjijikkannya.

Belatung, cacing, darah dan banyak lagi keluar dari perut si Genderuwo disertai bau busuk yang tak karuan.

Pakde yang berada cukup jauh tak luput dari pengaruhnya hingga beliau pun tak mampu menahan rasa mualnya.

Sosok si Genderuwo pun mengerang panjang lalu jatuh terkapar megap-megap kemudian diam tak bergerak lagi. Tak lama sosoknya lenyap hanya meninggalkan kulit dan bulunya saja plus seutas asap putih kehitaman berbau sangit terbakar.

Kedua ular ajaib yang beralih rupa dari tangan Ambar kembali ke wujud semula.

Si gadis lalu kembali ke pondokan seakan tak pernah terjadi apa-apa.

Pakde yang telah selesai mengatur nafas sontak merinding melihat kenyataan yang ada dihadapannya.

Jelaslah sudah siapa sosok gadis ini sebenarnya.

Ia pun segera berbalik arah hendak kembali ke Sawojajar dan memberitahu Ginah apa yang sesungguhnya terjadi.

"Akhhh…" pakde memekik kecil terkesiap.

Namun baru beberapa meter langkahnya terhenti manakala satu sosok ular kobra tiba-tiba menghadangnya.

Bukan hanya satu tapi bermunculan beberapa ular lain dan terus semakin banyak.

Pakde Toyo kian panik saat gerombolan ular yang entah darimana datangnya telah mengepungnya.

Beliau yang semula gentar berusaha menenangkan diri. Menyadari dirinya selalu membawa pusaka cundrik mustikanya pakde pun tersenyum penuh percaya diri.

"Opo maneh kowe kabeh, majikanmu dewe Dewi Gelang-Gelang teko sisan…aku ora wedi ora bakal tunggang gelanggang…."ujarnya seraya meraba kain di balik bajunya hendak meraih pusaka cundrik itu.
(Apalagi kalian semua, meski majikanmu Dewi gelang-gelang datang sekalian, aku tak takut ndak bakal lari)

Tapi alangkah terkejutnya pakde setelah menyadari bahwa ia tak mendapati benda yang dicarinya.

"Waduuhhh…kakeane....semprul tenan...!!"
"........
"...blaik ning endi ki…
? Apa aku lupa membawanya atau malah jatuh sewaktu mengikutinya ke mari…"
".......
"...hahhh…modar akuuu….!!" Ucap pakde celingak-celinguk memekik pendek sambil mukanya berubah pucat.

Dilihatnya ular-ular itu makin banyak mengelilinginya sambil mendesis kuat.

Sungguh menyeramkan.

Pakde yang mulai dilanda rasa takut memuncak memutuskan bersiap lari melompat sekencangnya.

Namun baru saja ancang-ancang hendak lari satu ekor ular tiba-tiba mendarat di bahunya membuat beliau berteriak panik.

"Aakhhh…!"

Si ular yang tak mau buruannya kabur cepat mematuk lengan Pakde Toyo membuat beliau syok dan langsung terkulai pingsan.

Tepat sebelum tubuhnya ambruk ke bumi satu sosok wanita berjalan mendekat lalu duduk bersimpuh di dekat pakde yang tersungkur sambil tersenyum manis.

----------

Entah berapa lama beliau pingsan. Sampai akhirnya sebuah lenguhan pendek terdengar lirih dari sosok tua Pakde Toyo menandakan beliau telah siuman.

"Kau telah sadar, Mbah…." Terdengar suara lembut wanita semakin menyadarkan pakde.

Pakde yang telah sadar nampak memejamkan mata beberapa.kali berusaha memulihkan kesadarannya.

Sorot matanya berusaha melihat lebih jelas ke sekelilingnya yang nampak remang dalam gelap dengan cahaya minim.

Matanya berpendar ke sekitarnya berusaha menatap ke arah asal suara. Namun alangkah terkejutnya beliau saat menyadari dirinya tengah duduk bersandar di sebuah dinding menyerupai gua dan "ditemani" puluhan bahkan ratusan ular.

Bulu kuduknya merinding seketika dengan raut muka pucat. Bayangan kala muda saat bertapa di Alas Lesanpuro bersama Fadholi Ichsan terbersit di benaknya.

Dimanakah dia berada sekarang ini…? Atau jangan-jangan dia berada di Alas angker itu…? Ahhh…celaka Dua Belas…!!! Pikir pakde dengan pikiran makin tak karuan.

Berusaha menenangkan diri pakde tak menyadari langkah kaki seorang wanita kian mendekat dan kini hanya beberapa meter saja di sebelahnya.

"Sugeng ndalu, Mbah….hihihi…." (Selamat malam).

Suara lembut merdu wanita kembali terdengar. Kali ini begitu dekat membuat pakde memalingkan mukanya.

Nampak satu sosok wanita bertubuh seksi bagaikan biola berdiri tepat di hadapannya.

Belum kelihatan wajahnya namun matanya yang menyeramkan jelas membuat pakde sulit untuk berkata-kata.

Mata itu berwarna kuning menyala dengan pupil hitam vertikal bak mata ular membuat bergidik siapa saja yang memandangnya.

"Siapppaaa….siapa kau…?" Tanya Pakde memberanikan diri dengan rasa was-was.

"Dasar tua renta…digigit ular mainan saja pingsan…hihihi…ternyata kau tak setangguh dugaanku…"kata sosok perempuan ini sambil tangannya membelai seekor ular berwarna pelangi yang tadi mengigitnya.

Yah, ular itu dinamakan ular pelangi. Satu jenis yang dikenal memang tidak berbisa.


Ular Pelangi.

"Ambarwati…."
"......
"Siapa kau sebenarnya…? Apa hubunganmu dengan Nyai Dewi Gelang-Gelang…?" Tanya Pakde dengan suara rada gemetar begitu sosok perempuan itu semakin jelas.

Yah, dia tak lain Ambarwati si bakul jamu semok nan jelita.

"Kau pintar Mbah…hohoho…"

"Akan kuperlihatkan siapa aku sebenarnya agar Simbah tak mati penasaran…hihihi…"

Tuntas berucap sosok Ambar berubah menjadi sosok yang lain. Sama cantiknya tapi separuh tubuhnya ular dengan hiasan manik-manik gelang menghiasi di sekujur badannya, kening dan hidungnya.

Satu lagi yang nampak mencolok adalah sepasang anting merah delima yang bertengger cantik menghiasi sepasang telinganya.

"Kau…kau bukan manusia…!!" Ucap pakde setengah bergetar dengan mata membesar tak mempercayai penglihatannya.


Sancawati

"Aku adalah pelayan Nyai Dewi Gelang-Gelang…namaku Sancawati…"
"......
"Kau satu-satunya orang yang waskito Mbah Toyo…hihihi…sshhh…ssshhh…"ucap Ambar yang telah berubah menjadi sosok Sancawati pelayan Dewi Gelang-Gelang seraya mendesis angker.

Lidahnya yang kini bercabang sesekali menjulur bagaikan ular membuat siapapun bakalan takut setengah mati melihatnya.

"Apa maksudmu datang ke Sawojajar…? Tanya pakde dengan nafas mulai memburu.

Perasaan beliau makin tak enak setelah mengetahui sejatinya sosok gadis bernama Ambar itu.

"Hahaha...akan kuceritakan tujuanku kemari…Mbah…"kata Sancawati yang semula bertubuh ular kini telah berubah menjadi laiknya manusia dengan kedua kaki mulusnya nan indah telanjang.

"Pasti ada hubungannya dengan Anakmas Joko Sembrani…"ucap Pakde Toyo spontan. Matanya tak berkesip memandang Sancawati yang berjalan perlahan mendekat ke arahnya

"Kau benar, Mbah…tapi akan kubeberkan lebih jelas…toh sebentar lagi ruhmu akan melayang ke alam baka…hihihi…"kata Sancawati sambil jarinya yang berkuku panjang dan runcing membelai lembut pipi keriput Pakde Toyo.

Sancawati kemudian menceritakan Ihwal siapa sebenarnya Joko Sembrani dan tujuannya.

Pakde Toyo merinding bergetar dengan dada berdebar keras antara terkejut, marah, takut dan khawatir yang teramat sangat bercampur aduk memikirkan akan keselamatan Joko Sembrani dan juga Aini.

"Akulah yang akan menyerap saripati pusaka kemenyan milik Dewata itu dan aku…aku akan menjadi penguasa alam lelembut dan dunia manusia seisinya …heheheh…"
"........
"Giliran nanti Gelang-Gelang yang akan jadi budakku…"ujarnya sambil menyeringai sambil tertawa sadis.

Selesai berucap Sancawati perlahan berubah kembali menjadi sosok Ambar lalu berbisik.

"Sebelum kau mati akan kubiarkan kau di sini sekian waktu sampai purnama besok tiba…."
"...namun jangan khawatir, Mbah...kau takkan kesepian, sayangkuu..."
".......
"Akan kuberikan dirimu kenikmatan yang selama ini engkau rindukan, Mbah Toyo…hehehe…hihihi…."

Toyo terkejut dan merinding seketika saat tiba-tiba Ambar mencengkram mulutnya memaksakan butiran pil yang mirip dengan yang diberikannya kala itu untuk ditelannya.

Pakde yang dalam kondisi lemah tak mampu menolak dan terpaksa menelan pil pemberian Ambarwati lalu masuk melewati kerongkongannya.

Betul, itulah pil kejantanan yang sama seperti yang diberikan kepada Joned bin Mustofa dan lainnya.

"Huk…huk…hukkk…Aakhhh….!"

Sesaat pakde merasa tenggorokannya terasa panas bagaikan terbakar.

Namun anehnya pelan namun pasti hawa panas itu semakin berkurang dan justru menyebar ke seluruh anggota tubuhnya termasuk selangkangannya.

Pakde memejamkan matanya merasakan keanehan yang dialaminya terutama di bagian alat vitalnya.

Rasanya begitu gatal disusul nafsu birahinya spontan naik menembus ubun-ubun.

"Aaakhhhh….!!"

Pakde Toyo hanya mengerang keras namun tak bisa menggerakkan tubuhnya yang lemas termasuk tangan dan kakinya.

Pakde seakan tersiksa dengan keadaannya saat itu.

Nafsu birahi yang membuncah berikut kegatalan di organ intimnya tak mampu ia "redakan".

Mata keriputnya membelalak manakala tonjolan penisnya telah mencuat nampak jelas terjepit di antara kain celananya.

"Aaakhhh…tidddakkk….lepaskannnn…lepassss….aakhhhh….!!"

Pakde terus mengerang di antara rasa sakit dan gatal yang mengurungnya.

Ambar yang menyadari obatnya telah bereaksi hanya tersenyum lebar.

Seringai buas nampak di paras cantiknya disusul kedua jemari tangannya tiba-tiba melorotkan celana panjang yang dipakai pakde.

"Aaakhhh…tak tahannn…akuuu tak tahann laggihhhh….ooohhhh….!!!" pekik pakde begitu pilu.

Kini terhamparlah pemandangan yang siapapun sulit untuk mencernanya.

Batang kejantanan pakde yang sekian puluh tahun lemah lunglai hanya mampu membuang kencing sekarang tegak kaku mengacung gagah.

Penisnya yang berukuran sedang menjulang keras berwarna merah gelap diselubungi urat-urat kontol penuh darah syahwatnya.

Sungguh luar biasa…!

Pakde terus mengerang karena siksaan birahi yang tak kunjung reda.

"….betul khan Mbah...kata-kataku…hihihi…"
".....
"...aku akan berbaik hati agar kau tak mati kaku karena desakan nafsumu. Sekarang kubantu untuk sedikit mengurangi penderitaanmu, Mbah…hehehehe…."
"...setelah itu siap-siaplah terbang ke alam baka….hohoho…."

Selesai berbicara Ambar langsung duduk bersimpuh tepat di antara kaki pakde yang mengangkang.

Dipandanginya batang penis kaku pria ini yang telah tegak ngaceng maksimal sambil jemari lentiknya mengelus lembut.

"Biar tua kontolmu cukup gagah, Mbah Toyo…."
"....sekarang akan kubawa kau menuju surga dunia yang sesungguhnya…."

"Eehmmmmm…..ehmmmm….ehhmmmm…"

Sruuuppp…. sruuuppp….!

"Ooouuuughhh….ooouugghhh….Aaakhhh…!!!"

Suara Pakde sontak melengking parau saat Ambar langsung mengulum dan menghisap batang kakunya dengan bibir seksinya serta lidahnya yang basah.

Begitu nikmatnya apa yang dirasakan pakde saat itu. Namun lagi-lagi ia tak mampu menggerakkan kaki dan tangannya apalagi tubuhnya.

Hanya area kepala serta kemaluannya saja yang bereaksi.

Sepertinya ini memang tujuan si Ambarwati. Menyiksa pakde dengan kenikmatan seksual di tengah ketidakberdayaannya.

Sungguh memilukan apa yang tengah dialami beliau.

Ingin rasanya beliau meremas dan menarik kepala Ambar yang tengah mengulum penisnya dan menghentakkan penisnya kuat-kuat menusuk hingga ke dalam amandelnya.

Begitu kuat rasa nikmat itu kembali dirasakannya setelah sekian lama menghilang hingga membuat pakde seolah hilang kesadaran dan kekuatan batinnya.

Sungguh dahsyat serangan mematikan yang dilancarkan Ambar kepada pakde. Begitu jitu menusuk ke titik terlemahnya yaitu sisi kelelakiannya.

Setelah sekian waktu menyepong penis kaku Toyo nampak jelas beliau tak mampu menahan lebih lama.

Hingga akhirnya….

"Aaargghhhh….akuuhhh keluaarr….akuuu muncraaatttt…. aaaakhhhhh…..!!!" Pekik pakde melolong keras dalam pelepasan letupan lahar panasnya yang sekian tahun terpendam di dalam kawah prostatnya.

CROOOTT….jrooot…CROOOTT…. CROOOTT…..!!

"Aaaakhhhhh…. NIKMAAAATTTT……!!!!!".

Suara pakde terdengar parau sekaligus menggetarkan di waktu yang bersamaan.

Ledakan orgasmenya begitu mengguncang tubuh dan pikiran pakde seiring rasa enak tak terkira bersamaan muncratnya mani panasnya yang putih kental. Menyemprot bak kran ledeng yang lama tersumbat akhirnya bobol.

Pakde terus mengerang dengan mata membelalak dan mulut terbuka lebar. Meresapi rasa nikmat di detik-detik penis ngacengnya terus berejakulasi memuncratkan air maninya yang berlimpah.

Ambar nampak tersenyum puas melihat targetnya telah berhasil ia kuasai.

Sambil mengelap bibir dan wajahnya yang sempat belepotan terkena muncratan mani kental Pakde Toyo, ia perlahan bangkit berdiri.

Dipandangnya pria sepuh ini yang masih terkulai setengah sadar dalam mabuk klimaksnya untuk yang perdana setelah sekian lama.

"Hhmmmm….aku tak melihat apapun dibalik bajunya terutama benda pusaka yang dibawanya waktu itu…."
.......
".....meski begitu aku tetap harus waspada karena bisa saja benda itu dibawa orang lain…"
..........
"...aku musti waspada….hehhh…."
ucap Ambar lalu berbalik kembali memandang pakde yang terkulai.

Meski telah muncrat cukup banyak nyatanya tidak membuat kemaluan pakde seketika loyo seperti kebanyakan orang.

Batang penisnya masih tegak kaku mengangguk-angguk menuntut pelampiasan kembali.

Obat kejantanan Ambar betul-betul GILA !

"Aku harus kembali ke Sawojajar untuk melihat situasi terutama mengawasi bocah ganteng itu, si Joko Sembrani…."
".........
"Pak tua ini biarlah aku kurung dulu…baru setelah semua beres kupastikan nasibnya takkan lama….hehehehe…"

Selesai berucap Ambar bersiul kecil dan muncullah beberapa ular kobra berukuran cukup besar melata tepat di hadapannya.

Seakan menjura ular-ular kobra itu kemudian berubah wujud menjadi 3 orang gadis cantik dan seksi tanpa busana namun berkaki ular.

"Kalian jaga laki-laki itu…"
...........
"....jangan biarkan siapapun membawanya pergi sampai aku datang…"
"....
"Berikan dia kenikmatan tak berujung…buai dia dengan panasnya birahi yang menggelegak bagaikan kawah berapi Gunung Simongan yang perkasa."
"......
"....cepat lakukan….!!!"kata Ambarwati sambil mengayunkan tangannya.

"Kami siap…kami patuhi…."ucap ke tiga gadis cantik jelmaan itu.

"….selamat bersenang-senang, Mbah….hehehehe..."ucap Ambar lalu berbalik.

Seiring senyum dan seringai buas di wajah cantik Ambar, kakinya terus berjalan menjauh meninggalkan Pakde Toyo yang kembali mengerang keras tenggelam dalam samudra birahi mistis dan mencekam

Akankah beliau selamat ataukah sebaliknya nasibnya bakal berakhir tragis…??

...............

Bersambung.....
https://www.semprot.com/threads/joko-sembrani.1441724/page-98#post-1908336702
 
Terakhir diubah:
Sugeng ndalu prokonco lan pamiarso ingkang katresnan :halo: .

Berjumpa kembali di episode terbaru Anakmas Joko Sembrani :hati::licik:.

Semoga berkenan dan selamat beristirahat di akhir pekan ini kepada sedulur semua :ceria: .

Mugi tansah bungah rahayu kanthi bagas waras
😇🤲.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd