Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Joko Sembrani dari Sawojajar

Yang diharapkan dari akhir kisah Anakmas Joko Sembrani...?


  • Total voters
    631
  • Poll closed .
Bimabet

°°°°°°°




Wahana Wisata Rafting dan Outbound "Banyu Mili", sebuah wahana wisata baru yang terletak tak jauh dari Desa Sawojajar.

Dipinggir Kali Gung, sebuah sungai besar berair jernih dan deras berhulu dari lembah lereng Gunung Simongan yang mengitari seputaran Sawojajar.

Dibangun dan dimiliki oleh orang paling terpandang di Sawojajar dan kondang ke seantero kabupaten, Kades Imam Fadholi.

Menghabiskan biaya sekitar 50 milyar dan memakan waktu setengah tahun lebih jelas merupakan proyek yang bukan main-main.

Digadang-gadang sebagai wanawisata berlevel nasional membuat Fadholi tak segan-segan menggelontorkan banyak uang dari kantongnya sendiri guna mempromosikan ladang bisnis barunya ini.

Salah satunya dengan memajang selebritis lokal yang makin cetar membahana yaitu Joko Sembrani sebagai brand ambassador tak ayal membuat banyak khalayak semakin penasaran bahkan sampai luar daerah.

Wahana Banyu Mili selain menonjolkan arena rafting dan outbound juga dilengkapi dengan beragam fasilitas yang terbilang lengkap.


ATV ride


Slingshot


Mulai dari ATV ride, swimming pool, kebun binatang, restoran di atas pohon, jembatan kaca, teater terbuka sampai wahana spektakuler 'Slingshot' menambah daftar superioritas wisata baru di Sawojajar ini.



Diresmikan oleh Bapak Gubernur seminggu yang lalu tercatat dihadiri oleh sekitar 2 ribu tamu undangan maupun warga lokal yang rata-rata puas dengan sajian yang ditawarkan Arena Wisata "Banyu Mili".

Imam Fadholi jelas sangat berbahagia dan berharap bisnisnya kali ini bisa menambah pundi-pundi uangnya.

---------------

Hari minggu ini nampak ada yang berbeda di Desa Sawojajar.

Kemeriahan nampak jelas terlihat dengan puluhan umbul-umbul warna warni dan bendera merah-putih menghiasi rumah warga serta sisi pinggir jalan besar di seputar area desa yang mengarah ke Kali Gung, sebuah sungai besar tak jauh dari Sawojajar dan mengitari lembah lereng Gunung Simongan.

Ratusan orang terlihat hilir mudik wira wiri memenuhi jalanan desa yang dikelilingi Kali Gung sebagai sumber tambang pasir nomor wahid.



Sebagian berjalan kaki namun banyak pula yang mengendarai dokar, motor serta roda empat.

Aneka rupa ragam busana dengan beragam kalangan usia mewarnai jalanan desa membuat suasana begitu riuh serta meriah.

Mulai dari anak-anak, remaja, orangtua, pria maupun wanita.

Meski demikian satu yang nampak serupa yaitu gambaran keceriaan dan kegembiraan terlihat jelas di wajah mereka.

Semuanya mengarah ke satu tujuan yaitu Kali Gung. (Sungai Gung)



Kali Gung sebuah sungai besar dan lebar berarus deras serta berair jernih berhulu di kaki lereng Gunung Simongan. Melewati sisi timur Desa Sawojajar lalu terpecah menjadi beberapa anak sungai melewati sejumlah kecamatan untuk kemudian bermuara ke laut lepas.

Hal ini cepat direspon serius oleh Imam Fadholi yang kebetulan menjabat sebagai kepala desa untuk semakin mengenalkan Sawojajar lebih moncer lagi.

Maka dengan uangnya yang berlimpah ruah ia melebarkan sayap bisnisnya merambah ke dunia pariwasata dengan menggarap Kali Gung menjadi area wisata berskala besar.

Jadilah proyek Wahana Rafting dan Outbound bernama Wanawisata "Banyu Mili" bikinan Imam Fadholi akhirnya selesai dan rampung.

Naluri bisnisnya memang terbukti jitu.

Bapak Gubernur yang didaulat meresmikan tempat wisata di Sawojajar ini turut memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Imam Fadholi.

Sepekan pasca peresmian sebagaimana yang telah dijanjikan Fadholi, hari Minggu ini seluruh warga Sawojajar diajak untuk turut menikmati arena wisata baru yang digadang-gadang berskala nasional ini. Free alias gratis !

Kegembiraan sangat dirasakan segenap warga Sawojajar pagi itu begitu menginjakkan kaki di gerbang utama Wanawisata "Banyu Mili" seluas 15 hektar itu.

Sementara di tepian Wahana Rafting Banyu Mili dekat sungai Kali Gung nampak keramaian sekelompok orang menyemut dengan beberapa perahu karet mengapung di pinggiran dermaga berukuran kecil.

Pekik keceriaan dan canda tawa terus terdengar menimpali suara derasnya air sungai membentur bebatuan dari mereka yang tengah sibuk menyiapkan diri untuk melakukan aktifitas rafting.

Imam Fadholi, Aini, Joko Sembrani dan masih banyak lagi termasuk Pak Harsoyo Kepala Keamanan Sawojajar terlihat tengah bersiap menaiki beberapa perahu karet yang telah disiapkan.

Perahu karet pertama berisi Fadholi, istri dan anaknya, Menik serta Utari ditemani dua orang instruktur.

Perahu karet kedua diisi Aini, Joko, Pak Harsoyo, Bu Ani teman sekantornya dan dua orang instruktur.

Sementara sisanya beberapa perahu karet lainnya juga bersiap dengan para penumpangnya termasuk sejumlah aparat Babinsa Desa dari TNI dan Babinkamtibmas Polsek setempat.

"Pakde kok lama ndak kelihatan, Budhe…?" Tanya Aini sebelum naik ke atas perahu sambil mengenakan rompi pelampung di badannya. Sesaat ia merapikan rambut indahnya yang tersanggul tertutup helm.

Ginah yang tak ikut dengan melihat dari atas dermaga hanya tersenyum sambil menjawab lirih.

"Pakde Toyo pergi ke rumah kawan karibnya di luar kota, Ai…"
..........
"...katanya sih masih agak lama di sana…"sahutnya seperti tak yakin pada jawabannya.

Aini yang berperasaan halus seperti paham apa yang tengah dirasakan perempuan yang mulai beranjak lanjut ini.

"Ehmm…begitu ya. Pantesan sudah beberapa hari saya kok ndak melihat Pakde. Biasanya beliau khan sering ngalor-ngidul ke sana kemari…."ucapnya sambil tersenyum kecil.

"Tapi Budhe tidak apa-apa tho…?"
".....
"Sepertinya ada yang budhe pikirkan…"

"Ndak…ndak ada kok, Ai…"

Ginah hanya berusaha melempar senyum lalu menggeleng pelan meski hatinya tak jenak rasanya.

Setelah dirasa siap seorang pimpinan instruktur wahana Rafting "Banyu Mili" maju memberikan arahannya.

"Bapak…Ibu…mas-mas dan mbak-mbak semua sudah siap…?!"
"Sebentar lagi kita akan menyusuri Kali Gung sejauh sekitar 3 kilometer…"
"Tolong diharap bantuannya untuk tetap mengikuti arahan dari para instruktur…"ucap si kepala arena rafting lalu sigap memberi aba-aba.

Para penumpang termasuk Aini dan Joko segera bersiap dengan saling membantu berpegangan di atas perahu.

"Ko,..jangan jauh-jauh dari bibi, yah. Bibi rada takut…"katanya sambil memegang erat lengan kekar Joko.

Joko yang tahu kekhawatiran sang bibi hanya tersenyum sambil memegang lembut jemari lentik Aini.

"Koko akan selalu siap menjaga bibi kapanpun dan di manapun…"

Aini yang mendengarnya nampak tersenyum lega sambil membelai lembut pipi macho cowok ganteng ini.

Pandang matanya sempat melihat Utari di situ. Pun demikian halnya dengan Utari. Tapi keduanya tak saling bertegur sapa.

Lain halnya saat Utari beradu pandang dengan Joko. Perempuan manis bahenol ini melempar senyuman genit sambil bergaya centil kepada sang jejaka. Namun cowok ini hanya tersenyum tipis lalu segera mengalihkan pandangannya.

Tak lama lima perahu karet berisi masing-masing 6 orang mulai bergerak menyusuri tepian Kali Gung yang lebar dan berarus lembut.

Cuaca siang itu kelihatan cerah berawan memayungi pelosok Sawojajar dan sekitarnya.

Angin berhembus sepoi-sepoi dari puncak Simongan menambah udara sejuk di sekitarnya membuai jiwa.

"Ayooo semuanya….bersiap…!!!"
".....
"Sebelum memulai perjalanan…mari berdoa sejenak menurut keyakinan masing-masing agar kegiatan rafting siang ini diberikan kelancaran hingga selesai semuanya…"ucap sang instruktur kepala.

"Aamiin…."

"Ready....Let's go….!!!


Byurr…byuurrr….

"Wooaaa…..!!!

Lima perahu karet pun perlahan bergerak menembus arus Kali Gung yang lembut di tepian dan semakin deras menuju tengah.

Diiringi pekik keceriaan para penumpangnya perlahan ke lima perahu mulai menyusuri Kali Gung menuju ke hilir.

Debur arus sungai yang cukup deras membawa rombongan kian cepat menyusuri sungai besar nan asri itu.

"Jujur Ko, baru kali ini bibi akhirnya tahu betapa indahnya Kali Gung jika langsung dilihat dari sini. Di kiri dan kanan nampak lembah dan tebing ditumbuhi rimbun pohon-pohon perdu tertata begitu sedap di mata…."ucap Aini penuh kagum sambil memendarkan penglihatannya ke arah sekeliling.

Joko pun turut terpesona sambil hidungnya mengirup nafas dalam-dalam.

"Betul Bi, bibi yang sudah sekian lama tinggal di sini saja baru menyadarinya apalagi Koko…"
.........
"...dulu waktu SD dan SMP sering juga sih Koko maen ceburan tapi jauh di tepian sana…"
...........
"Bersyukur Pak Fadholi bisa mengadakan acara kumpul-kumpul seperti sekarang…"ujar Joko yang dibalas anggukan Aini.

Sesekali jemari kokoh sang pemuda menggenggam erat tangan Aini ketika perahu karet yang mereka naiki bergoyang keras terkena arus sungai yang lumayan besar.

Aini dan Joko pun sesekali berpandangan mesra penuh perhatian.

"Aauwww….!!!

"Hehehehe…..hihihi…."


Pekik tertahan disusul tawa keluar dari bibir Aini dan lainnya saat goncangan cukup terasa saat perahu mereka terhentak deburan arus Kali Gung membawa mereka kian jauh dari dermaga awal.

"Mas Jalu, sepertinya cuaca akan segera berubah…liat di atas sana…"kata Pak Harsoyo kepada instruktur yang menemani seraya menunjuk ke langit.

Jalu spontan mendongak dan benar saja.



Nampak awan yang semula berwarna putih terlihat menghitam dan makin gelap. Awan pekat pun kian banyak berarak turun dari puncak Simongan membuat suasana makin mendung diiringi desir angin kian keras.

Jalu sedikit khawatir tapi ia berusaha tenang. Ia yakin semuanya akan aman terkendali. Toh, tak lama lagi mereka akan sampai ke pos perhentian.

Pepohonan besar yang banyak tumbuh di pinggiran sungai juga membuat batang-batang cabangnya menjulur panjang seolah ikut memayungi siapa saja yang berada di bawah.

Sungguh panorama yang begitu asri dan jarang ditemui di tempat lain.

Awan mendung dan pekat yang makin tebal ternyata juga disadari oleh rombongan lainnya.

Menik yang berada satu perahu dengan ayahnya tak urung nampak gelisah saat titik-titik air mulai berjatuhan menyambangi mereka.

"Tenang, Sayang…."
.........
"...nanti setelah beberapa kelokan di depan kita akan sampai…."ucap Fadholi mendengar kekhawatiran anak bungsunya ini.

Meski terlihat tenang namun sebenarnya Fadholi turut merasa tegang.

Lain Fadholi lain pula yang dirasakan Aini.

Entah mengapa semenjak mulai berlabuh dari awal dermaga perasaannya terasa tidak enak. Apalagi setelah berjalan hingga setengah rute Aini semakin gelisah.

Mata beningnya tak henti menatap ponakannya tercinta berharap menemukan ketenangan di sana.

Joko yang menyadari seakan tanggap dengan tak jemu memegangi tangan lembut sang bibi erat-erat. Sesekali ia melempar senyuman dan mengajaknya berbincang mencoba menenangkan hatinya.

Sementara jauh di atas sana gelayut hujan sepertinya tak bisa ditahan-tahan lagi.

Rintik-rintik air semakin deras hingga membuat suasana berubah tegang.

Gelombang arus sungai seakan-akan makin kuat "menyeret" mereka dalam adrenalin yang makin menjadi.

Tawa dan canda yang semula menghiasi raut muka mereka seketika tak nampak lagi. Para instruktur yang mengomandoi masing-masing perahu terlihat tegang bekerja ekstra menjaga ritme dan arah kendaraan mereka masing-masing.



CESSHHH…BLAAARRR….!!

Mendadak secercah kilatan terang disusul dentuman guntur muncul dari balik mega mendung gulita di atas sana mengagetkan semuanya.

Detak jantung dan debar dada para penumpangnya kian menjadi seiring air Kali Gung mengoyak kuat.

Alam pun gelap dengan sesekali kilatan halilintar menerangi bersama suara gelegar menimpali.

Derasnya air hujan yang seakan-akan ditumpahkan dari langit membuat semuanya berpegangan erat berharap cemas untuk segera sampai ke tujuan.

Di tengah kesibukan dan ketegangan yang tercipta tanpa mereka sadari sosok-sosok hitam dan panjang menyerupai ular tiba-tiba bermunculan dari tepian sungai.

Semakin lama makin banyak hingga puluhan mengarah ke arah rombongan seakan hendak mengurung.

"Awas…. ular…!!!"

Teriak seorang penumpang yang adalah seorang petugas Babinsa sambil menunjuk-nunjuk ke samping.

Semuanya tak ayal menoleh ke arah yang ditunjuk. Benar saja, banyak sekali ular air terutama berbelang hitam putih seakan berlomba berenang menyusuri arus menuju ke arah rombongan.



Sungguh pemandangan yang sangat mencekam dan mengerikan.

"Ular….ulaaarrrr….aaakhhhh….!"

"Banggg….ularrrr…ularrr Bang Dholik….!!!"
Pekik Tari kian menambah cekam suasana.

Tangannya spontan meremas kuat lengan Imam Fadholi yang tak urung terlihat tegang melihat gerombolan ular berbagai macam dan ukuran mengarah ke arahnya.

Anehnya puluhan ular-ular yang berenang sambil terombang-ambing itu hanya mengarah ke arah dua perahu saja yaitu perahu yang ditumpangi Imam Fadholi dan perahu yang dinaiki Aini serta Joko Sembrani.

"Awassss….di atassss…..!!!!" pekik seorang penumpang

Ternyata bukan hanya di air melainkan juga di sulur cabang-cabang pohon yang menjuntai ke tengah sungai terlihat banyak ular bergelantungan tepat di atas mereka.

Sungguh suasana menjadi mencekam tak karuan.

Ketiga rombongan lainnya jelas sulit untuk menolong karena cuaca dan keadaan yang sulit dan berbahaya bagi mereka sendiri.

Aini memekik ketakutan saat gerombolan ular tersebut membentuk barisan laiknya sepasukan tentara yang siap menyergap.

"Kokooo….!!!" jeritnya sambil spontan memeluk Joko.

Joko yang sebelah tangannya turut menjaga keseimbangan berupaya menahan mengamankan sang bibi dari polah histerisnya melihat kengerian itu.

"Pegang Koko, bi…!!"sahut Koko setengah berteriak waspada sambil memegang erat tangan Aini.

Meski tegang dan cemas yang menyeruak Koko berusaha tetap tenang karena ia harus menjaga penumpang lainnya.

Byuur….cepakkkk….

GELEGARRR…!!!

"Aaakhhhhh….. Bangggg…..!!!!!!"

Jeguuur….!!


Guntur menyalak disusul jeritan melengking tinggi lalu lenyap dari arah depan perahu yang ditumpangi Imam Fadholi disusul teriakannya.

"Tariiii….. Utarriiii…..!!!!"

"Tanteee….!!!!" Jerit Menik menyusul teriakan ayahnya melihat Utari yang limbung langsung tercebur dan seketika hanyut terseret derasnya air sungai.

Muka Fadholi nampak pucat pasi di raut wajahnya yang keras.

Matanya mendelik dengan sebelah tangannya gemetar mengenggam erat tangan putrinya, Menik.

Rasa keterkejutan yang mengungkungnya membuatnya terlambat untuk bertindak pun demikian dengan yang lain.

Tapi tidak untuk cowok satu ini. Dia bukan lain….Joko Sembrani.

Sedetik setelah Utari jatuh tercebur dan terseret arus, Joko cepat berkata kepada Pak Kapten (Pur) Harsoyo untuk menjaga bibinya.

"Pak Har, tolong jaga bibi saya sebentar…saya mau menolong Mbak Tari…"

"Huupp….!

Byuuur….!

"Koko….Kokoooo….jangannnnn….!! Pekik Aini begitu menyadari sang ponakan tercinta "menyusul" masuk mencebur ke dalam sungai Kali Gung yang tengah bergejolak.

Pak Harsoyo segera menahan Aini yang panik. Hampir saja ia jatuh tercebur kalu tidak segera dipegangnya.

"Awas Ai....jangannn....!!!" Ucap Pak Har setengah panik sambil menahan tangan Aini.

Tubuh Aini dan lainnya kini telah basah kuyup oleh hujan yang mengguyur lebat.

Wajah ayunya menatap nanar ke arah sang jejaka terjun bebas.

"Kokkoooo…….!!!"

Pekik histeris Aini yang sulit mengendalikan dirinya melihat pria yang sangat ia sayangi mempertaruhkan nyawanya mencoba menyelamatkan Utari.

Sebentar sosok Joko pun tak nampak lagi seolah turut tertelan derasnya arus.

----------------

Sekian menit berlalu seiring menghilangnya rombongan ke lima perahu karet di balik tikungan sungai yang melingkar, dua sosok manusia nampak tertatih memasuki sebuah gua di tepian sungai.

Satu pria tinggi tegap nampak membopong sosok wanita masuk ke dalam goa alam yang tak seberapa besar itu.

"Sshhhhh…hahhh….Mbak Tarii…"
...........
"....syukurlah, aku belum terlambat…
.*keluh sosok tegap yang tak lain Joko Sembrani.

Yah, cowok ganteng ini ternyata begitu luar biasa. Dengan keberanian, kecermatan serta ketangkasannya ia berhasil menemukan Utari yang pingsan terseret arus lalu menariknya ke tepian.

Hingga akhirnya sang jejaka berhasil menemukan sebuah gua di pinggiran untuknya berlindung dan Utari barang sebentar.

Mata beningnya yang cemerlang indah kebiruan menatap ke luar.

Cuaca masih belum membaik.

Guntur dan derasnya air hujan masih belum mereda hingga Joko memutuskan untuk berteduh sambil menunggu cuaca membaik.

"Bibi….akhhh….maafkan Koko"
"....Koko terpaksa bergerak cepat untuk menolong Mbak Tari…."
........
"....tapi bibi jangan khawatir….segera setelah Mbak Tari sadar….Koko akan segera kembali…."
ucapnya lirih.

Matanya sesaat melihat sekeliling. Ia merasa bersyukur menemukan gua ini di tengah cuaca buruk. Entah apa jadinya bila ia tak segera menepi. Apalagi dengan beban Utari di sisinya.

Oh ya….Utari ! Hampir ia melupakannya. Bagaimana keadaannya ?

Menyadari ia bersama perempuan itu Joko segera saja mendatangi Utari yang tergeletak tak jauh darinya.

Dada anak muda ini berdegup saat melihat Utari tergolek dalam kondisi tergolek dan sebagian busananya terbuka memperlihatkan auratnya yang menggoda.

Susu montoknya yang berbalut bra, celananya yang sobek besar di sana sini menampakkan paha padat mulusnya membuat cowok ganteng ini berdebar keras.

Entah mengapa dalam keadaan seperti ini birahinya tiba-tiba muncul begitu saja.

Dia sendirian bersama Utari yang manis dan montok semlohai di dalam gua sepi terasing serta cuaca yang dingin menusuk.

Posisi tubuhnya yang terlentang memperlihatkan pesona keindahannya sebagai wanita dewasa.


Utari

Kaosnya yang robek besar menampakkan pesona buah dadanya yang putih montok berbalut bra hijau.
Perutnya yang tersingkap begitu mulus dengan pusar imutnya.
Paha montok terlihat mengintip dari celana jeans-nya yang turut sobek. Sekilas celana dalamnya kelihatan dibaliknya.

Sungguh sulit bagi jejaka tampan ini untuk tidak mengacuhkan pemandangan indah yang mengusik kelelakiannya.

Rambut panjang Utari yang tergerai lebat menutup sebagian paras manisnya. Mata lentiknya terpejam erat dengan bibir sensual ala Jessica Iskandar itu sedikit membuka berwarna merah merona begitu menggoda.

Jemari Koko perlahan menyingkap paras Tari yang tertutup rambutnya. Jantung Koko berdegup cepat melihat betapa Utari terlihat begitu manis seolah terlelap dalam tidurnya.

Kulitnya yang langsat dan mulus membuat Joko makin gelisah tak karuan

Namun sekejap Joko terkejut begitu menyadari ternyata Utari tidak bernafas sama sekali.

Cepat dibukanya kaos Tari yang tersisa hingga kini setengah bugil lalu dibukanya kaosnya sendiri hingga tubuh machonya terbuka lepas.

Telapak tangannya segera mengentak dada Tari yang mulus dan tertutup oleh kaosnya mencoba memacu detak jantung Tari melalui teknik CPR yang ia pelajari dari Pramuka sekolahnya dulu.



Apa itu CPR ?
( CPR singkatan dari cardiopulmonary resuscitation atau juga biasa dikenal dengan istilah RJP (resusitasi jantung paru) dalam bahasa Indonesia.
Artinya, CPR adalah salah satu upaya pertolongan pertama gawat darurat secara medis yang dilakukan ketika ada seorang pasien henti jantung.
Tujuan dari CPR adalah untuk mengembalikan kemampuan bernapas serta sirkulasi darah dalam tubuh seorang pasien ).



Degh…degh…

"hahhh…hahhh…."

Berulang kali anak muda ini melakukannya dengan penuh kehati-hatian. Beruntung ia menguasai betul teknik ini dengan lencana terbaik yang ia peroleh kala itu. Apalagi telah terbukti saat ia menyelamatkan nyawa Amelia Putri di kolam renang kala itu.

Namun apa mau dikata, sekian menit Utari tak jua bereaksi membuat jejaka tampan ini mulai tegang.

Hingga akhirnya Joko memutuskan melakukan metode lanjutan yaitu pemberian nafas buatan atau breathing mouth to mouth.


Technical Breathing

Joko membuka mulut Tari lalu bergegas dihembuskannya nafasnya kuat dengan ritme tertentu ke dalam tenggorokan Tari lalu masuk ke paru-paru.

Sekian kali ia melakukannya dengan harap-harap cemas yang makin menguat.

Biar bagaimanapun Utari adalah perempuan yang pernah mengasuh dirinya dan turut berjasa membesarkannya.

"Hukkk..hukkk…hukkk…."

Wajah tampannya seketika sumringah manakala ia mendengar Utari terbatuk-batuk pertanda kesadarannya mulai pulih.

"Wuaaakk…!"

Tak lama kemudian Utari menggeliat sambil mengeluarkan cukup banyak air dari mulutnya.

"Mbak….Mbak Tariii….!"

Pekik gembira Joko melihat Utari nampak memejamkan mata lalu sekejap kemudian sorot matanya yang sayu menatap dirinya.

"Kokoo…kamu Kokoooo…."
"....
"Kamu…kamuuuhhh…
"erang Tari terlihat lelah sambil tangannya meraba lembut pipi jejaka tampan ini.

Joko memandangnya dengan penuh keharuan. Matanya nampak berkaca-kaca lalu menggenggam lembut jemari Tari.

"Istirahatlah dan jangan banyak bergerak dulu, Mbak…."
"....mbak pasti lelah….
"....
"...oh ya, tadi aku sempat melihat beberapa tanaman tebu di luar gua….mungkin bisa kubawakan beberapa potong untuk menambah tenagamu, Mbak…"
".......
"...tunggu barang sebentar ya…"ucap Joko lalu bergegas berjalan ke luar.

Diambilnya pisau lipat di dalam tas gunung yang melingkar di pinggangnya.

Tak lama kemudian dibawanya beberapa potong tebu segar yang telah dikupas dan disodorkan kepada Utari.

Utari lalu mengunyahnya dengan lahap sambil matanya terus menatap Joko yang bertelanjang dada memperlihatkan body machonya begitu gagah mempesona.

Wajah Utari yang manis nampak memerah pertanda tenaganya perlahan pulih. Senyum manisnya terus terkembang takkala menyadari dirinya setengah telanjang hanya berlindung baju sang jejaka menutupi sepasang buah dadanya.

Joko yang nampak rikuh dilihatin Utari begitu rupa nampak kaget saat Utari tiba-tiba mendatangi dirinya lalu memeluknya manja.

"Ko….terima kasih Mbak ucapin ke kamu…"
"Kamu telah menyelamatkan nyawa Mbak…"
"...entahlah jika kamu tidak segera menolong Mbak…"
"Mungkin…mungkin mbak sudah tak ada di dunia ini…"ucap Tari mendesah seksi sambil menggelayut manja di dada bidang berotot Joko sambil membelai lembut paras tampan sang jejaka.

Joko nampak tersenyum dengan kikuk saat Tari telah begitu dekat setengah memeluknya.

"Aahhhh....Ular...! Pekik Tari saat teringat mahluk melata yang membuat dirinya panik lalu tercebur ke dalam sungai.

Joko lalu menggenggam erat tangan Tari berusaha menenangkannya.

"Aku sudah melihat di luar gua maupun di dalam Mbak...."
"Insyaallah, aman Mbak .."
"....kalaupun ada, Koko akan langsung membunuhnya supaya tidak membahayakan Mbak Tari...."ucap Joko tenang seraya tersenyum penuh percaya diri.

Aura serta kharismanya sungguh memukau Tari hingga perempuan ini tak mampu menahan dirinya untuk langsung menubruk Joko sampai keduanya saling menindih.

Joko sontak terkejut dan nampak salah tingkah merespon tingkah spontan Tari. Apalagi setelah menyadari Tari sudah tak memakai kaos pelindung dadanya yang terbuka.

Bra hijau yang melilit payudara montoknya seakan tak mampu menahannya hingga terlepas karena bergesekan dengan dada cowok ganteng ini.

Tak ayal gairah jejaka ini seketika terlecut terlebih Utari makin berani mempermainkan kelelakiannya dengan begitu genit dan menggoda.

Dikecupnya lembut bibir Joko sambil membelai dada dan paras tampannya dengan jemari lentiknya.

Desahan manja dan erangan lirihnya seakan-akan sengaja ia keluarkan berikut jurus gelinjang body montok paha padat serta pantat bahenolnya.

"Sshhhh…aahhhh…Koko…. Sayanggggkuuu….ehhmmmm….ehhmmmm…."

Sruupppp…. sruupppp…..

"Ahhhh…Mbakkk Tariiii…ehmmmm…ehmmmmm…."

Joko tak mampu menolak dan segera saja larut dalam jurus rangsangan yang dilancarkan Utari.

Peluk keduanya erat saling meraba tubuh masing-masing dengan bibir mereka saling lumat saling pagut dengan mesra semakin panas.

Permainan makin intens takkala lidah keduanya mulai saling menjulur dan membelit satu sama lain bertukar air liur.

Lidah Joko dan Utari saling bergantian menjilati bibir hingga wajah mereka belepotan ludah yang membasah.

"Sshhhh….aahhhhh…Kokoooo….."

Desah Tari tak tertahankan manakala bibir cowok itu mulai turun menciumi leher mulusnya hingga turun perlahan ke area dadanya yang terbuka.

Utari terus mengerang manja dengan mendongak seksi memudahkan cowok ini mencumbunya semakin liar.

"Oooohhhh…. Iiyyyaaaahhh…Kokk..Koooo….ooohhhhh….."

Tari memekik kecil lalu mendesah kuat saat Koko tanpa aba-aba melahap puting susunya lalu mengulumnya keras. Dihisap-hisapnya pentil indah kecoklatan kepunyaan Tari yang telah mengeras kaku itu dengan buas.

Pentil ngaceng Tari seakan tak mampu menahan liarnya birahi cowok jangkung nan mempesona itu.

Erangan merdu Utari berubah menjadi pekikan manja manakala jemari kekar tangan Joko membelai paha mulusnya yang terbuka lalu meremas pantat montoknya.

Sadar si wanita masih berlindung di balik busananya membuat Joko kian panas gelora syahwatnya lalu mencoba menelanjanginya.

"Oooohhhh…aahhhhh….Kokooo……"

Erangan Tari sontak terdengar begitu merangsang kala detik-detik jemari cowok ini menelusup ke balik celana jeansnya yang telah koyak.

Joko pun berusaha membuka resleting celana jeans perempuan manis nan bahenol ini mulai membuka aurat terlarangnya.

Yah, Joko yang telah terbelenggu nafsu darah mudanya nampak begitu bernafsu ingin segera melihat ketelanjangan perempuan yang telah memancing birahinya ini. Membuka semua aurat kewanitaan paling pribadi milik Tari.

"Ssshhhh…aaahhhh…..Koko…sayangg...iyyaahhh…"

Tari mengerang panjang sambil menggelinjangkan pinggul besar dan pantat montoknya memudahkan cowok ganteng ini melepaskan celana jeans yang masih melekat.

Nampaklah secuil kain nylon mungil berbentuk segitiga menutupi area sensitif Tari membuat sang jejaka menatap nanar penuh birahi.

"Aaaahhhh…Kokooo…. Sayanggggkuuu….Ehmmmmm….hmmmmm…."

Kembali Joko memagut mesra bibir Tari dengan diselingi sedotan kuat di jemari lentiknya menyusul gigitan kecil di area bahu, dada, lengan dan ketiaknya.

Bibir pemuda ini asyik membombardir bagian atas. Jemari kekarnya bertugas meneror bagian bawah. Area paling sensitif milik Tari.

Paha mulusnya yang telanjang serta buah pantatnya menjadi sasaran empuk Joko mempermainkan birahi kewanitaan Tari semakin melonjak ke titik didih.

"Aaahhhh….lepassss…lepassssiiinnnn Kooo…lepasin semuaaaahnnyaaa….ssshhhh…aaahhhhh…..yyyahhhh…."

Tari terus merintih merdu sesaat setelah Joko berganti menciumi area perut paha bagian dalam lalu mengarah ke pangkal pahanya.

Tanpa membuang waktu jemari Koko dengan cekatan langsung menelusup ke balik cawet segitiga mungil yang masih melindungi area paling sensitif Tari lalu ditariknya keras.

"....yyyahhhhh…..kokooo…"

"Mbakkk….Mbakkk Tariiii….indaahhhnyaaa…"


Pekik merdu Tari menimpali suara dari bibir Joko yang bergetar saat melihat keindahan area paling intim milik Tari yang kini terbuka gamblang di pelupuk matanya.

Kain terakhir penutup tubuh indah Tari seketika lepas memperlihatkan ketelanjangannya yang memukau.


Utari

Begitu seksi dan merangsang dengan segala tonjolan kewanitaannya sebagai perempuan dewasa.

Tangan Joko gemetar meremes susu dan paha indah Tari lalu bergerak turun membelai paha putihnya yang padat tanpa cela dan terakhir hinggap di celah anusnya yang ciut.

"Aaahhhh….sayangggg….terussss….Kooooo…jilaaaatt…memekkkuuu….gigittt kacanggkuuhhh….ooohhhh kacanggg itilkuuu…Kooooo….ssshhhh….aaahhhh…"

Tari membelalak saat Joko mulai menciumi bukit kemaluannya yang menggunduk.

Menyibak gerumbul hutan jembutnya yang lebat. Menyusuri selokan ciutnya nan sempit lubang alat vitalnya yang telah mengeluarkan lendir bening nan kental pertanda gairahnya telah mendidih menunggu pelepasan.

Joko yang makin tak kuasa menahan dirinya buru-buru melepas celananya sendiri lalu menaruhnya begitu saja.

Ditindihnya tubuh molek telanjang Utari dengan tubuh kekarnya yang atletis hanya bercawet saja.

Keduanya asyik bercumbu begitu panas saling menggesek kulit dan tubuh serta beradu bibir sampai mengeluarkan suara cepokan yang begitu merangsang.

Cepokkk…cepokkk…cepokkkk….

"Ehhmmm….ehmmmm…..aahhhhh….."

Sementara cuaca di luar gua masih begitu bergejolak seakan-akan ikut merasakan gairah nafsu yang bersumber dari desah nafas sepasang anak manusia dalam kubangan nafsu birahi.

Utari yang lebih dulu mencapai gairah puncak langsung membalik tubuhnya hingga kini berganti mengangkangi Joko.

Sorot matanya sayu dan nanar penuh birahi syahwatnya.

Bibir seksinya mendesah dengan nafas memburu keluar dari sela-sela lubang hidungnya.

"Aahhhhh….Mbakkkk….. ooouugghhh…..!"

Pekik tertahan Joko sontak terdengar manakala tangan Tari cepat menarik turun cawet riders sporty miliknya lalu meremas batang kemaluannya yang telah mengacung gagah perkasa.

"Ssshhhh….kontol….KONTOLMUUUH Sayangggg….besaaaarr sekaliiiihhhh KONTOLMUUUHH…ssshhh…aahhhhh…"
..........
"Ya Aloh....baru kali ini aku melihat kontol segagah ini….ssshhh…aahhhh…."
..........
"....akan kukocokkk-kocokkk kontolmuuu…sayanggg….akan kkuremasss sampai kamuuu mejuuuhhh…Ko…Kokooo….Sayanggggkuuu…ssshhhh….aaahhh…"


Utari begitu terkesima menatap terpaku akan kegagahan batang penis milik Joko.

Begitu bersih, besar, panjang menjulang mencapai 23 cm dengan diameter hampir 7 cm. Keras dan kaku bagaikan kayu bakar sekaligus lentur bagaikan ondel-ondel siap menusuk dan menggali lubang kelamin para wanita hingga ke sisi yang paling dalam. Sungguh menakjubkan…!!

Urat syaraf kontol nan liat mempesona mengelilingi sekujur batang nan kaku itu.

Ujung tumpulnya mekrok bak jamur raksasa dengan celah lubang penisnya mengeluarkan lendir madzi siap untuk memuncratkan mani kentalnya berisi sperma suburnya.

Sungguh kontol yang begitu indah hingga Tari yang sejak tadi meremas dan mengurut dengan kesepuluh jarinya tak mampu menahan air liurnya yang menetes dari ujung bibirnya saking takjubnya.

Kantong zakarnya begitu besar menandakan kawah maninya menyimpan cadangan sperma yang luar biasa banyaknya dan siap diledakkan kapan saja.

"KONTOL….ehhmmmm….cantikkkknyaa kontolmuuu sayanggg…Kokoooo….ehehmmmm…ehmmmmm…enaakkkk…enakkkkk…ngulummmm kontolmuuu…mehhhmmmmm…"

Sruuuppp….sruuuupppp…..sruuuppp….

"Aahhh…Mbakk Tariiiii….batanggkuuuu…. ooouugghhh….!!

Joko mendelik lalu kemudian memejamkan matanya saat merasakan nikmatnya yang luar biasa saat wanita itu mengulum kemaluannya. Menghisap-hisap sambil mengenyoti batang pejalnya dengan lidah basahnya yang hangat membalur.

Ooowww…sungguh kenikmatan saat dicumbu oleh Bu Guru Zirahtul kala itu seakan terulang kembali dan kali ini sepertinya tak mungkin ia tahan-tahan lagi.

Cowok ganteng ini pun segera bangkit berdiri dan langsung mencengkram kepala Utari yang berambut panjang tergerai indah itu.

Diremasnya erat rambut lebat Tari lalu ditariknya kuat seiring pantat kekarnya mengayun menyodok keras mulut Tari !


Ilustrasi

Bibir sensual Tari dipaksa menganga begitu rupa saat Joko hendak memasukkan seluruh kontolnya ke dalam mulut Tari.

Pantat kekar dan kokoh Joko terus mengayun seksi begitu keras menyodok habis menggauli bibir dan mulut indah Utari.

"Goooghh….ghoghhhh….ghooghhhh….."

Suara begitu menggetarkan terdengar jelas saat Joko mengocok keras mulut wanita itu dengan penis kekarnya yang perkasa.

"Uuughhhh....Mbakkk....aaakkhhh.....aakhhhh..." erang cowok ganteng ini menikmati lezatnya menyetubuhi mulut Utari yang seksi.

Bokong pejal Joko terus menghentak maju mundur melesakkan kontol kekarnya sambil jemarinya menggenggam erat kepala perempuan ini.

Tari megap-megap kewalahan melayani buasnya birahi sang jejaka saat kontol besarnya yang tegak kaku mengoyak-ngoyak bibir dan mulutnya sedemikian dahsyat.

"Ko…Koooo…ghooghhhh…ghooghhhh…ghooghhhh...!!!"

Ada sepuluh menitan lebih Joko beraksi liar "menyodomi" mulut Utari sambil meremas dan menarik rambut indah Tari.

Sementara suara gemuruh guntur dan deru arus sungai Kali Gung lamat-lamat masih jelas terdengar hingga ke dalam gua dimana gejolak birahi sepasang anak manusia itu kian memanas tak terkendali.

Tidak puas dengan gaya berdiri. Joko pun merebahkan Tari yang telanjang bulat dan cepat ditindihnya.

Pemuda gagah ini segera mengangkang tepat di atas kepala Tari sambil meremas rambut indahnya. "Dipaksanya" perempuan manis ini untuk kembali membuka bibir seksinya guna menelan kontol besarnya yang tegak ngaceng dan langsung disodoknya kerasssss !!



"Uuughhhh...uuughhh...aaahhhhh....!!" erang sang jejaka merasakan nikmatnya menggenjot mulut perempuan manis ini.

"Ehmmmm....ghooghhhh.... ghooghhhh.....ghooghhhh....."

Suara "ngorok" sontak terdengar begitu menggetarkan saat bibir sensual Tari kembali "diperkosa " oleh batang kejantanan Joko yang perkasa.

Pantat Joko yang kekar dan putih bersih terus menghentak naik turun di atas kepala Tari yang terdesak sodokan kontol besar cowok ganteng ini.

Sungguh sebuah pemandangan yang betul-betul GILAAAA….!!

Sampai akhirnya….

"….Mbak Tariiii….aku KELUAAAR….aaakhhhhh….!!!!

Croot…. CROOOTT…jrooot…crottt….

"Ooouuuughhh…..ENNAAAKKKK….!!!"erang keras Joko sembari mendesakkan selangkangannya menahan kepala Utari saat detik-detik muncratnya air mani dari lubang kontolnya di dalam mulut perempuan seksi bahenol itu terasa begitu nikmatnya.

"Huukkk…hukkkkk….wuaakkkkkkk…..!!!"

Joko menyemprotkan sperma kentalnya yang begitu dahsyat hingga rongga mulut Utari tak mampu menampung semuanya.

Mata indah Tari nampak berair dengan muka pucat setelah Joko membombardir mulutnya begitu buas.

Hanya sebentar Tari terlihat terengah-engah. Senyumnya kemudian nampak jelas sambil jemari lentiknya mengusap wajah dan dadanya yang belepotan terkena semprotan mani kental sang jejaka tampan ini.

"Sshhh aahhh Kokoo…..tak kusangka dibalik sikap kalemmu kau ternyata begitu liar dan begitu jantan…. sayanggkuu…."
...........
"Meski sudah muncrat begitu banyak….manukmu masih tegak ngaceng begitu perkasa…."

"Akuuuu…akuuu….aaahhhh…."
.......
"...ini..inilah saatnya akuuu bisa mengambil keperjakaannu…Ko..Kokooo…Sayangggkuuu…."

"Maafkan aku, Ai…."
.......
"...aku terpaksa melakukannya karena…karena aku sangat mencintai Koko…."

".....Ya Aloh…KONTOLNYA sangat besar, tegak ngaceng begitu panjang….kerassnyaaa ituuuhhh…ooohhhh….sungguh indah…sungguh cantik MANUKMUUUUUH Koooo…..Kokooo Sayangggkuuu…."


Joko yang masih terbuai klimaksnya yang spektakuler tak menyadari Tari telah merambati dirinya yang polos tanpa busana.

Ditindihnya tubuh bugil macho cowok ganteng ini lalu ia pun duduk mengangkang tepat di atas selangkangannya dimana batang penis Joko masih tegak ngac3ng begitu gagahnya.

"Sshhhh…aaahhhh….."

Koko hanya mengerang lirih saat Tari dengan tubuh indah telanjangnya bersiap dengan kuda-kudanya.

Digenggamnya mesra batang penis kaku sang jejaka dengan jemari lentiknya yang putih mulus. Ujung gundul milik sang jejaka digesek-gesekkan ke celah liang kemaluannya yang telah membuka kembang kempis.

Lendir kawinnya telah mengalir dari sela-sela celah rapat bibir liang cintanya. Jembut lebatnya tersibak oleh ujung zakar besar cowok ganteng itu hingga kedua alat kawin berbeda jenis itu kini telah saling menempel ketat satu sama lain.

Lendir birahinya menetes-netes hingga melumuri penis kaku sang perjaka membuatnya berkilap indah dalam pesona kengacengannya.

Utari menatap ke bawah dimana pertautan vaginanya dengan penis Joko menimbulkan kecamuk perasaan menggema di dalam sanubarinya.

Rasa senang, penasaran, geli, takut, sesal serta beribu rasa yang tak terlukiskan campur aduk dalam diri Utari.

Namun nafsu birahinya mengalahkan semuanya.

Tari mengigit bibirnya sendiri sambil matanya terpejam erat.

Ia merasakan betul birahinya telah mendesak kesadarannya ke titik yang tak mungkin dielakkan lagi.

Bersamaan erangan merdunya yang membahana Tari mengayunkan bokong semoknya yang putih mulus ke bawah dengan keras.

Ujung gundul penis Joko yang membonggol besar langsung membelah lubang kemaluan Tari ke tahap yang belum pernah ia alami sebelumnya.

"Aaakhhhh.....!!!!" pekik Utari.

Kontol kekar itu melesak dalam menembus rapatnya celah kelaminnya lalu menelusup memasuki lorong daging memek Tari hingga jembut lebatnya tersibak kian kemari.

Joko membelalak saat merasakan penisnya dipaksa masuk ke dalam lorong ketat yang begitu basah dan hangat berdenyut-denyut begitu keras.

Belum pernah ia merasakannya namun satu yang pasti itu sangat nikmat di batang kemaluannya. Kedua belah jemari kokoh tangannya spontan meremas kuat bokong mulus Tari yang semok bahenol.

Sementara Tari lebih dahsyat lagi.

Sekejap setelah batang penis kaku sang jejaka tampan itu melesak ke dalam lubang surganya Tari sontak melolong dengan mata indahnya membelalak.

Tangannya kontan mencengkram kuat dada bidang dan perut sixpack Joko saat detik-detik perkawinannya dengan sang jejaka langsung direspon lorong senggamanya dengan spektakuler.

Kelenjar prostat dan vaginanya sontak berkontraksi begitu kuat ke tahap yang belum pernah dialaminya.

Rasa nikmat akibat sodokan batang kekar nan kaku Joko seketika membuahkan orgasme instan yang begitu ajaib dan tak pernah ada dalam penelitian kedokteran manapun.

Satu sodokan langsung berbuah klimaks bagi dirinya. Ibarat permainan golf sekali pukul langsung masuk lubang alias Hole ini One. OMG…it's so Amazing…!!

"....ahaggh….KONTOL…!!!!….Iiyyyaaaahhh…..!!!


Tubuh telanjang Utari yang mengangkang di atas Koko menggelinjang keras lalu kejang-kejang saat orgasme yang spektakuler meledak di dalam organ kewanitaannya lalu meluas ke seluruh tubuhnya.

Bibir seksinya menganga dengan suara erangannya terdengar begitu menggetarkan.

"AAARRRGGGHHHH…. AAARRRGGGHHHHH….!!!

Detik-detik nikmat klimaks luar biasa yang dialami Utari berbanding lurus dengan nikmat yang dirasakan Joko.

Batang penisnya diremas-remas dan dihisap-hisap oleh dinding lorong vagina Tari begitu kuat begitu rapet.

Vaginanya seolah "hidup" dan memberi kenikmatan tak terhingga kepada si pejantan tanpa bisa dikendalikan oleh si empunya badan yaitu Utari.

Daging liang sempitnya menciut dan menjepit dengan sendirinya. Meremas-remas, menghisap-hisap kontol gede Joko dengan sangat kuat membuat saraf nikmat di vaginanya menjadi sangat sensitif.

Nikmatnya klimaks demi klimaks terus mendera organ seks Tari membuat perempuan manis nan seksi menggoda ini bagaikan orang tengah kerasukan.

"AAARRRGGGHHHHH…..HOOOOOHHHHHH….AAARRRGGGHHHHH…..!!!

Cairan squirtingnya yang hendak muncrat tak bisa lepas keluar karena tersumbat kontol Joko hingga nampak mengucur kecil bak kran bocor. (Ckckck…. Edannn….)

Sementara Tari tengah mengalami "kegilaan" orgasme ajaibnya. Joko yang turut merasa nikmat luar biasa secara alamiah langsung membalik tubuh telanjang Utari.

Ditindihnya Utari dengan segala berat badannya. Diciuminya bibir seksi Tari dengan buas dan liar.

Dada bidangnya menggencet payudara montok Utari berikut pentilnya yang telah menegak kaku sampai gepeng.

Di sisi lain sepuluh jemari kekarnya meremas kuat bokong semok partner seksnya ini disusul pantat kekarnya mengayun sekuatnya.

Ujung kontol besar sang jejaka langsung amblas masuk menembus ke sisi paling dalam liang senggama Tari yang tak pernah dijelajahi siapapun.

Mentok hingga menyisakan jembut Joko yang membelukar begitu jantan menyatu rapat dengan jembutnya Utari. Buah zakarnya yang menggantung besar menempel celah anus imut Utari. Ooowww.....

Dan…..

"Aaargghhhh…..!!!!!"

CROOOTT…..jrooot….CROOOTT…. CROOOTT…..!!!

"Ooouugghhh…. Mbakkkkkkk....!!"

CROOOTT….CROOOTT…..!!!

Kejantanan Joko akhirnya mencapai klimaksnya di dalam tubuh telanjang Utari yang indah bahenol.

Pemuda gagah ini memekik parau dengan muka gantengnya terlihat pucat saat badai kenikmatan seksual ini mendera hebat dirinya untuk yang pertama kalinya.

Pantat kekarnya terus mengejat-ngejat mendesak selangkangan Utari yang mengangkang lebar kala letusan ejakulasinya menyemburkan cairan sperma begitu dahsyat di dalam saluran kemaluan Utari sampai masuk menembus rahim..

Saking banyaknya, air mani putih nan kental Joko bermuncratan keluar dari sela-sela daging kontolnya yang kokoh menyumpal bibir kemaluan Tari yang indah rapat berjembut.

Terus…seakan tanpa henti.

Sementara halilintar masih menyalak di luar sana diiringi hujan lebat laksana air bah seakan mengamini apa yang terjadi antara Joko dan Utari.

Di waktu yang sama nun jauh di lembah sunyi tak bertuan lereng Gunung Simongan satu sosok wanita renta bertubuh bongkok terlihat setengah bersila di dalam sebuah gubug reot

Hujan lebat dan guntur yang menggelegar turut menyambangi kediamannya yang jauh terpencil di pelosok hutan.

Nalurinya yang sangat tajam bisa membaca fenomena alam yang tengah terjadi meskipun terlihat biasa saja oleh orang awam.

CESSHHH….GELEGARRR…..!!!

Kepala wanita renta itu mendongak ke atas langit-langit gubugnya sesaat setelah kilatan petir menyambar menyusul suara guntur susul menyusul memekakkan telinga.



Sekelumit senyuman nampak terkembang di bibirnya yang berkeriput.

"Akhirnya lepas juga keperjakaannu Radennn….hehehehe….hihihihi….."ucapnya sambil menghentakkan tongkat yang dibawanya ke bawah sampai ujungnya amblas ke dalam bumi.

………..

Bersambung....
https://www.semprot.com/threads/joko-sembrani.1441724/page-100
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd