6. Joni Kroco dan
Siluman Ular dari Desa Penari
Los Illuminados, atau The Elighten One adalah tarekat spiritual yang percaya bahwa realitas ini adalah ‘penyimpangan’ dari takdir The Maker. Suku Orang Pulu di Bolivia, Sekte Aghori di India, Pemuja Angra Mainyu di Mesopotamia, dunia dipenuhi dengan Agama-agama Kuno yang menantikan saat di mana dunia akan menyatu bersama ‘Yang Satu’, suatu masa di mana tak ada lagi penderitaan, tak ada hari pembalasan, tak ada apapun.
Diringi lagu
Paint it Black milik The Rolling Stones, helikopter siluman itu melesat melewati hutan Amazon yang lebat. Di bawah kami terlihat sungai Rio Grande yang meliuk panjang di bawah cahaya bulan. Sementara bersiaga di pintu palka Regen dengan senapan mesin berat. Hingga akhirnya terlihat siluet Piramida Raksasa El Dorado di kejauhan.
Markas musuh terletak jauh di dalam hutan, di regio tak bertuan yang dihuni kartel narkoba, pasukan separatis, dan suku-suku pedalaman. Tanpa suara, patu persatu pasukan khusus Arcana Major melompat keluar dari pintu palka begitu lampu indikator menyala hijau.
Diceburin langsung dari helikopter, kami berenang melewati sungai Rio Grande. Baju selam
nannites milik The Patriot membuat gelombang elektromagnetik tubuh kami tak terdeteksi oleh ikan piranha, ular anconda, buaya darat, dan segenap predator yang menggeliat lapar di bawah kaki gw.
Cahaya bulan terlihat menerangi sebuah totem kerang raksasa yang gw prediksi sebagai
Kerang Ajaib, berhala yang disembah oleh suku Pulu-pulu, sementara di bawahnya adalah
Cenote, sumur raksasa yang terhubung dengan sungai bawah tanah.
Lumut
bioluminesens yang menempel pada pohon-pohon raksasa menerangi Piramida Raksasa
El-Dorado dengan cahaya ungu, biru, dan merah hati yang meemendar lembut, sementara menjulang dengan batu-batunya yang dibangun oleh para
Giantess, keturunan pertama manusia yang masih setinggi 15 meter.
Seekor burung raksasa berkepala ular melintas di atas kami dan hinggap di puncak Piramida. Tiga orang dengan pancaran tenaga setingkat Animus User Level-S berada di altar kehormatan. Ifrit, dari Dataran Tinggi Golan. Leviathan, dari Sumeria, dan Ratu Orang Pulu Sendiri, Quatzeqoatl, yang melakukan puja semadi. Di sekeliling mereka para
devotee Los Illuminados melakukan tirakat untuk mengakses kekuatan Dark Dimension.
Sama seperti yang gw lihat di Pandora 2 tahun yang lalu, tidak ada satupun dari Orang Pulu yang mengenakan busana, mereka terlibat dalam sakramen sesat pemujaan berhala.
“Pada dasarnya Orang Pulu adalah
pacifist. Mereka nyaris menghindari konfrontasi, kecuali konflik di abad ke-15
ketika Inquisitor Ordo Templar datang untuk memerangi penyembah berhala,” Regen melirik ke arah Beatrix. “
You must be aware with this story, miss.”
Beatrix menggaguk. Ketika Kerajaan Inca dan Aztec satu persatu jatuh ke tangan para Conquistador Spanyol, hanya Kerajaan Kuno El-Dorado yang tetap tersembunyi dari sejarah dunia.
“Kami pernah disewa oleh perusahaan milik George Soros yang ingin melakukan penambangan di tempat ini. Tapi Sahal menolak.”
“Kenapa?”
Ragnar menyeringai. “
The Warior of Pulu. They’re fucking strong, boi.”
“
Objective kita hanyalah Sanca. The Patriot akan mengurus sisanya.
In and out. Ini adalah operasi senyap.
Hoo-rah?”
“Hoo-rah.”
|XII|
Tanpa suara, kami merayap mendekati sebuah ceruk bercahaya, darimana aroma bisa Sanca terasapaling kuat. Regen, Ragnar, dan Ulrich menjaga perimeter, sementara tim gw bergerak memasuki sarang ular.
Dengan pistol berperedam dan pisau komando gw memimpin sebagai point. Sebuah lorong kuno yang mengarah menuju bagian bawah Piramida, lumut bioluminesens yang tumbuh disekelilingnya memendarkan cahaya hijau lembut. Kepompong bening berisi cairan amnion dan tubuh-tubuh telanjang yang disangga dengan plasenta penyangga kehidupan.
Beatrix melirik ke arah gw.
Homunculus? batin gw, karena gw langsung mengenali pasukan manusia buatan itu sebagai jenis yang sama dengan yang dikembangkan oleh The Patriot di Laboratorium Bojongkoneng.
“Bos…,” bisik Beatrix waspada, dan gw langsung ngerasa ada yang nggak beres dengan semua ini.
Sanca. Berdiri di depan sebuah kepompong yang paling besar. Seperti sudah menantikan kedatangan kami.
“The Patriot
isn’t it?
So, they’re sent you to kill me…,” desahnya putus asa. “
Is it the end? akhirnya gua harus mati di tangan temen-temen gua sendiri….”
Terdengar suara kokangan senjata. Beatrix yang membawa perisai maju paling depan. Gw dan Macan bergerak mengepung tanpa suara.
“
Get on your knees! Tangan di belakang kepala!” hardik Beatrix dingin, bersiap dengan borgol dan Prana Obstructor. “Jangan ada gerakan tambahan!”
“Ah. Jadi mereka
memerlukan gua hidup-hidup… fufufufu….”
Sanca menurut patuh, tapi seringainya yang melebar, membuat gw tahu ada yang salah.
“Hati-hati,” bisik Macan waspada. “Kalian tahu Sanca. Manusia itu memiliki rencana busuk.”
“Fufufufu…
now tell me, Oppa Gimin… Do I look like a guy who has a plan….?”
“Darling! Awas!” jerit gw ketika tiba-tiba Sanca menyemburkan cairan beracun ke arah Beatrix.
Refleks, gw mendorong Beatrix menjauh.
─Crssss…. Semburan bisa beracun itu melelehkan kulit gw seketika.
“Bossdarling!” pekik Beatrix menghambur ke arah gw yang kejang-kejang akibat pengaruh racun yang bisa melelehkan baja, seluruh tubuh gw meleleh hingga otot-otot dan organ dalam gw terlihat.
Gw langsung merapal ajian Amerta, “ATAS, ATAS, BAWAH, BAWAH, KIRI, KANAN, KIRI, KANAN, B + A, START.”
─dan bagaikan sosok abadi, sel-sel tubuh gw langsung beregenerasi dengan instan.
__________________________________
Amerta = Jurus Penyembuh Dewa yang membuat penggunanya tidak bisa mati
__________________________________
“Uhuk… uhuk….” tapi gw masih muntah darah sob, Prana gw langsung ngerop jadi 2%. Pake bayar zakat aja kagak cukup.
“Fufufu… gua tahu
Amerta membuat lu bisa hidup abadi… tapi ini adalah racun
Halahala yang bisa mengurangi
Prana,” desis Sanca.
“Iblis!” Beatrix menebaskan pedang di kepala Sanca, yang langsung berubah menjadi cairan putih kental.
Peju Bunshin no Jutsu (Jurus Klon Sperma), dan dari dalam kulitnya mengkerut jatuh, melesat kabur sesosok ular berkepala manusia yang menyelinap ke balik kepompong Homunculus.
Mendengar keributan, seorang petugas ronda yang ditugasi mengawal Sanca menyerbu masuk.
“PULUUUUUUUUU!!!! (PENYUSUP!!!!)”
─cepat. Beatrix bahkan tak sempat bereaksi ketika tubuhnya terbanting keras. Beatrix berusaha melumpuhkan musuh dengan
CQC (Close Quarter Combat), tapi diluar dugaan, cewek pribumi itu menangkap pergelangan tangan, dan menggunakan energi serangan untuk menggoyahkan kuda-kuda. Tangannya menempel di dada Beatrix, dan yang gw lihat berikutnya adalah cewek berarmor tebal terpental 10 meter.
Tembakan senapan G-36 berperedam Macan terdengar mendecit bersama dinding gua yang pecah berhamburan ketika proyektil 5.56x45 mm beter itu menghantam tubuh musuhnya dalam mode
full auto.
Proyektil kosong berjatuhan, Macan membeliak tersengal, saat itulah ia baru menyadari bahwa lawannya masih berdiri tegak. Cewek pribumi. Telanjang bulat Berambut ikal hitam sepinggang, kulit sawo matang, dan berwajah khas Amerika Latin. Berumur belasan gw kira, karena wajahnya terlihat imut-sensual kaya kawin silang antara Demi Lovato dan Thalia Maria Cinta yang Hilang.
(sebut saja) Pulu
Berserker Suku Pulu
“Pulu, Pulu… pu!” (
Spirit of Pulu, The Turqoise), desis si Cewek Pulu, dan gw merasakan
Prana Kegelapan merembes memenuhi tubuhnya yang telanjang dengan nadi-nadi kehitaman, Bayangan kura-kura Galapagos mewujud samar di belakangnya.
Ilmu Sesat Rawarontek. Peluru tajam senapan serbu itu bahkan tidak mampu menggores kulitnya.
Sanca tersenyum di kejauhan, “
you underestimate Spirit of Pulu, Oppa Gimin.
This tribe, re
fascinating species. The Ancient,
keturunan langsung para Cosmos Streamer yang masih tersisa. Sama seperti kita para Animus User yang bisa mengakses kekuatan Dimensi Keempat. Orang Pulu bisa mengakses kekuatan
Dark Dimension, Prana Kegelapan,
and some weird shit… and you know what? bagian terbaiknya adalah, tanpa efek samping sama sekali.
How can they? How could they? Sementara orang seperti
Lord Baphomet jatuh ke sisi gelap. They learn to accept the darkness, not deny it….”
“Tsk,” desis Macan simbil menghunus golok Adamantium gede di punggung. Petarung kelas berat itu memusatkan
Prana di telapak kaki. Satu tolakan kecil, dan jurus langkah tanpa gaya berat
Oraishin no Jutsu membawa Macan muncul di belakang musuh. Goloknya menyala keemasan, pertanda
Ilmu Kanuragan yang ikut dikerahkan.
Sabetan pertama, si cewek Pulu menghindar lembut, tubuhnya melayang ringan bagai sebutir kapas, bahkan bacokan penuh tenaga Macan seolah-olah hanya mengenai kabut tipis yang memendar pudar. Merasa diremehkan, Macan mengerahkan tujuh jurus Harimau Pantura yang membuat senjata pusakanya berkelebat membentuk ilusi ratusan golok Harimau yang mencincang tubuh musuh.
“HARIMAU MENERJANG JANDA!!!”
“Pulu, Pu… Pu-pu!” (
Spirit of Pulu,
The Buttefly) si cewek Pulu tersenyum lucu di atas wajahnya yang imut, tubuhnya seperti melayang di udara bersama bayang-bayang ratusan kupu-kupu hitam, menghindar lincah dari serangan Macan yang mengejar bagaikan hewan pemburu di antara patung-patung berhala yang pecah berhamburan.
Lalu ketika ia menemukan jeda di serangan Macan, bibirnya berbisik: “Pulu, Pu… Pu-pu-pu!”
(Spirit of Pulu, The Jaguar)
Macan bahkan tak sempat mengelak, karena dalam satu kejapan mata, si cewek Pulu melesat memasuki jarak serang. Satu terjangan fatal, dan cakar yang dialiri
Prana Kegelapan langsung mementalkan tubuh kekar Macan menghantam tiang batu hingga pecah berhamburan.
“Groa!” jerit musuh imut, merangkak telanjang bagaikan seekor predator apeks, di belakangnya mewujud seekor macan kumbang berwarna hitam.
“Wagimin!”
“Tsk,
Prana Kegelapan memang membuat penggunanya lebih kuat dari
Animus User rata-rata, Jon,” desis Macan sambil menyeka darah di bibirnya. “Gua yang bakal ngeladenin si eneng ini, elu kejar Sanca.”
Macan tersenyum binal menemukan lawan yang sepadan, bulu idungnya goyang-goyang girang, dan di belakangnya mewujud bayangan Harimau Emas yang berhadap-hadapan dengan Jaguar Hitam si cewek Pulu.
Dua binatang buas yang memperebutkan posisi Predator Apeks….
|XII|
“
What the fuck are you doing!” Regen menyerbu masuk, tapi keributan yang terjadi membangunkan seisi desa.
Bagaikan mengusik kawanan lebah, para Warior of Pulu mengepung posisi kami.
Di puncak Piramid El-Dorado gw melihat
Iblis Api Ifrit berbentuk raksasa bertubuh Gorila berkepala banteng dengan sekujur tubuh yang terbuat dari api hitam Neraka Jahanam. Sementara dari dalam
Cenote (gua bawah tanah),
Iblis Laut Leviathan menggeliat naik, gw cuma bisa melihat kepalanya yang berbentuk seperti naga dan bagian tubuhnya yang terbuat dari ratusan tentakel cerita horor kosmik
Lovecraftian.
Cahaya bulan hanya menimbulkan siluet ketika makhluk-makhluk penghuni
Dark Dimension menunjukkan diri, termasuk ketika akhirnya satu-satunya sumber cahaya di langit itu padam oleh makhluk raksasa yang mengepakkan sayapnya yang membentang sepanjang 1 km. Gw cuma bisa melihat siluetnya yang gigantis.
Iblis Langit Quatzecoatl, dan Ratu Suku Pulu yang membeliak geram di atasnya.
“PULU!!!! PULUUUU!!!!! PULUUUUUU!!!!!! (TANAH AIR KITA TELAH DIINVASI! MARILAH SELURUH RAKYAT PULU-PULU!!! ARAHKANLAH PANDANGANMU KE DEPAN!!!)
Bersamaan dengan itu. Iblis Api Ifrit menerjang dengan kobaran api hitam neraka dan jelaga legam yang menghanguskan apa saja yang disentuhnya. Tanah ikut bergetar ketika ia melompat ke arah kami.
Ragnar melangkah maju, bibirnya komat-kamit membaca mantra:
“
The hammer of the gods / w’ell drive our ships to new lands / to fight the horde, and sing and cry,” tombak Gugnir di tangannya memendarkan cahaya biru. “
Valhalla, I am coming!”
Satu tebasan, dan di bawah tubuh Iblis Api Ifrit terbentuk lingkaran sihir, diikuti pilar es sedingin nol derajat Kelvin yang membelah langit, membungkus semua yang disentuhnya, termasuk Api Neraka. Partnernya, Oom Ulrich menerjang dengan sepasang golok pendek yang dihubungkan dengan rantai, gw cuma bisa melihat pijaran bilah-bilahnya yang membentuk nyala berwarna meraH lava ketika ia melompat ke kepala Iblis Api Ifrit untuk membacokkan senjata pusakanya, Blade of Exile, peninggalan Kratos The Godkiller.
Jadi ini adalah kekuatan Arcana Major, batin gw ngeri, karena dua orang oom-oom binal itu bisa mengimbangi Iblis Api Ifrit dalam pertarungan jarak dekat.
Terdengar suara tembakan ketika pertempuran sporadis pecah di sana-sini antara pasukan Arcana Major dan Warior of Pulu yang bisa berubah jadi makhluk jadi-jadian. Awan badai hitam bergemulung di langit, dan dua makhluk Dewa berhadap-hadapan pertanda Regen sedang bersiap untuk duel satu lawan satu dengan Ratu Orang Pulu yang membawa kapak besar di atas Burung Raksasa.
“
This will be hardcore, Jon,” desis Regen, keringat membasahi wajahnya. “Gua serahkan Sanca kepada kalian.”
Sanca yang kabur sambil tertawa fufufufu, membuat gw dan Beatrix segera menyusul si dukun santet yang kabur ke arah hutan.
|XII|
“Jangan kabur lu bangsad!” jerit gw sambil memberondongkan senapan, Sanca yang sudah selincah ular pohon Bolivia melompat di antara batang-batang pohon raksasa. Predikat sebagai mantan
shinobi Klan Naga Hitam membuat pria bertubuh ramping itu piawai menggunakan jurus meringankan tubuh dan melesat di antara dahan-dahan meninggalkan gw yang kehabisan Prana dan Beatrix di belakang.
Kesel, gw nembakin geranat
high-explosive dari
attachement peluncur yang terpasang di senapan, ledakan besar menghancurkan dahan besar yang dipijak Sanca, memberikan kesempatan bagi Beatrix untuk menerjang dengan perisai dan pedangnya.
Tapi Sanca selicin belut. Ex-
Shinobi Klan Naga Hitam itu menghindar dengan salto, zirah mecha Beatrix yang berat memberi Sanca keunggulan taktis di dalam hutan belantara. Semburan bisa Ular Beludak melelehkan perisai dan zirah titanium, disusul tembakan
shuriken beracun yang memaksa Beatrix melompat mundur ke dalam jarak aman.
Gw memasukkan selongsong granat kedua kedalam
grenade launcher.
“ELU SUDAH TERKEPUNG!” jerit gw, dan melesatkan proyektil berdaya ledak yang terarah. Sanca berguling ke tanah, tapi bola api besar berhasil merobohkan pohon duren dan menutup jalur pelarian.
Terpojok, Sanca merayap ke balik kegelapan. Gw cuma bisa melihat sepasang matanya yang menyala hijau dan aura hitam yang memekat diiringi erangan hewan buas. Gw tidak langsng mengejar, intuisi petarung gw merespon adanya bahaya, gw langsung tahu dari
boss music yang terdengar di latar belakang.
Beatrix menaikkan perisainya, “
brace yourself… MVP Boss is coming!”
“HEN… SHIN…” terdengar suara Sanca, parau.
Sesosok makhluk
abomination merangkak dari kegelapan, tubuhnya yang pucat bermandikan lėndïr, melata dengan tubuh bagian bawah berbentuk ular putih…. Meninggalkan tubuh Sanca yang tinggal lapisan lemak dan kulit layaknya ular yang berganti kulit…..
Sanca, Demon Mode
“Jurus Petapa Hakuja Sennin dari Goa Ryuchi…,” desis Beatrix waspada.
“Fufufufu…. Elu kira… cuma Los Illuminados yang bisa menggunakan
Prana Kegelapan?” Tubuh Sanca kini dipenuhi oleh sisik, dan bagian bawah tubuhnya berubah menjadi ular sempurna. “Gua udah KKN di desa Penari… ini adalah kekuatan baru gua karena gua udah ditusbol ma Pak Prabu dan ngeue di Sinden sama Ratu Ular Badarawuhi….” Sanca mendesis. Lidahnya bercabang dua. “Gua juga udah disuruh joget bügïl kek Kinanti dan dïgïlïr sama Demit satu gunung demi mendapatkan kekuatan ini.”
Sanca mendesis, tubuhnya diselubungi oleh aura kehijauan yang beracun, semua tetumbuhan yang disentuhnya langsung berubah layu dalam sekejap mata. Lalu, ketika kabut hijau itu bergemulung tebal, ia menerjang ke arah Beatrix.
Beatrix menahan dengan pertahanan sempurna perisai +
kekkai (perisai energi) yang berbentuk lingkaran suci, membuat serangan Sanca tak berefek apapun.
“ORAAAAAA GUA LAWAN LU, BANGSAD!” jerit gw dengan kebinalan yang hakiki. Otot-otot gw membara kemerahan dialiri jurus penghancur Brajamusti, dan telapak kaki gw yang fenuh varokah bersinar dengan jurus langkah tanpa gaya berat,
Oraishin no Jutsu, kebarokahan serangan gw bermanifestasi menjadi aura merah darah yang bergemulung bak awan badai.
Benturan dua kekuatan destruktif saling menegasikan. Pijaran api memendar ketika gir motor di tangan gw beradu dengan cakar Sanca yang dialiri
Prana Kegelapan dan saling bertukar belasan jurus. Macan benar,
Prana Kegelapan membuat Sanca yang petarung medioker bisa mengimbangi jurus gw! Gir motor+rantai gw hanya mengenai udara kosong, mendesis, Sanca balas menyapukan ekor ularnya yang gw hindari dengan
backflip ke belakang.
Beatrix menggunakan kesempatan itu untuk merapal doa
Exorcism. Cahaya suci menyelubungi zirahnya diikuti dengan sayap keperakan yang muncul dari pundak dan halo malaikat di atas kepala. Matanya berubah putih bercahaya, dan jejak-jejak sinar berlesatan di setiap langkah kaki….
Sanca menyeringai dan melesat ke arah Sang Ksatria Cahaya.
Beatrix tersenyum gagah, menyambut dengan perisai.
“I-AM-THE DEMON SLAYER!”
|XII|
‘Aqua Benedicta’
|XII|
Hantaman perisai yang dipenuhi elemen Holy mementalkan tubuh Demon Sanca. Cahaya putih menenggelamkan kegelapan, menyusutkan perubahan wujud Sanca kembali menjadi manusia normal, diikuti tusukan fatal pedang Gladius.
Sadar akan gap kekuatan, Sanca melompat menjauh dengan jurus meringankan tubuh, tapi lesatan cakram berantai gw yang menyusul membelit tubuh ramping pengguna elemen racun itu.
Melesat, Beatrix langsung meringkus Sanca dan melingkarkan
Prana Obstruktor yang dapat menghalanginya untuk menggunakan jurus elemen racun.
“INI UNTUK SER PRIMUS!” Beatrix menghantamkan perisai di wajah Sanca meremukkan hidungnya seketika.
__________________________________
Ser Primus = Nama Partner Beatrix yang dibunuh Sanca di Season 2
__________________________________
“Awawaw… hiks… hidung eike… baru oplas di Kroya… hiks….”
Beatrix mencengkeram leher Sanca, mendesis geram di telinga “Kasih gua alasan buat nggak ngebunuh lu!”
Beatrix menghajar Sanca lagi. Sebilah pisau komando melingkar di lehernya. “Di mana Tara?! Siapa yang memerintahkan lu buat ngebunuh Sahal?!”
“Gua nyerah…. gua nyerah…. bilang The Patriot…. gua mau bekerja sama… gua akan melakukan apapun perintah merekaaa… ciyusan cintaaaaa….”
“Tolong,” kata gw. “Gua nggak sesabar Beatrix, jangan paksa gua menggunakan ajian cepirit rasa soto buat bikin lu buka mulut. Siapa yang ngebunuh babe gua?!”
“
─that’s……complicated.”
“
We have plenty of time,” dengus Beatrix.
Lagi, Sanca melirik gw.
“Sahal
met you… aren’t he, Jon?”
“Dari mana lu tahu!”
“Benarkah itu, Bos?” lirik Beatrix.
Gw menangguk, pelan.
Sanca hanya menyeringai dan menjilat lelehan darah di sudut bibirnya sendiri.
“Menurut lu… begitu Sahal tahu elu bekerja sama dengan The Patriot… apa yang akan dilakukannya …? Membiarkan anak kesayangannya berada dalam bahaya…?
You know The Patriot… Sahal juga tahu itu… di belakangnya adalah Oligarki Elit Global yang mengatur jalannya pemerintahan dunia… menciptakan
New World Order adalah visi mereka, dan mereka akan melakukan apapun… apapun, termasuk melakukan tindakan
pre-emptive terhadap semua orang yang mereka anggap sebagai ancaman….”
“
Now tell me, Jon… siapa ancaman terbesar bagi umat manusia…? Tara…? Los Illuminados…? No…” Sanca melirik seram. “
it is you… Sang Mandala Kegelapan…. nubuat akhir zaman yang akan membawa penghakiman atas dosa-dosa umat manusia… dan The Patriot akan melakukan apapun… apapun, untuk menghalangi kebangkitan Mandala Kegelapan…”
“Diam kau, Iblis! Jangan libatkan tuan saya dalam rencana jahatmu!” hardik Beatrix.
“
Real eyes, realize, real lies…. Anda sudah melihatnya sendiri, nona…
Homunculus… adalah mahakarya saya… ” Sanca melirik gw dan Beatrix. “dan saya yakin, anda juga pernah melihatnya… di suatu tempat…” Sanca mengerling licik. “….kan? fufufu… mereka bahkan tidak membayar royalti atas penelitan ini, cinta…..”
Darah gw membeku ketika gw menyadari sesuatu….
“Yes…
Sahal knows too much…”
Babe Sahal melakukan penyelidikan pribadi terhadap para Elit Global…
Babe Sahal bahkan langsung datang ke Indonesia untuk memperingatkan gw….
Sanca tersenyum.
“And w
e are, Jon, are the loose end.”
─terdengar ledakan keras bersamaan dengan akhir kalimat, tanah yang kami pijak bergetar, dan debu berjatuhan dari batu granit piramid ketika serangan udara The Patriot jatuh menghantam perkampungan Orang Pulu.
“
This is too soon!” desis Beatrix panik. “Seharusnya mereka menunggu isyarat dari kita!”
Di sekeliling kami dinding api menyala tinggi. Bom napalm yang dijatuhkan The Patriot membakar perkampungan Suku Orang Pulu. Wanita dan anak-anak berlarian ke arah hutan. Sementara para
Warior of Pulu menerjang gagah berani ke arah pasukan Arcana Major yang mengepung posisi mereka.
Prana Kegelapan membuat suku pedalaman itu bisa menandingi kekuatan tentara bayaran Animus User Level-S.
Hingga akhirnya pasukan The Patriot tiba, dari dalam helikopter angkut Chinook berlompatan pasukan khusus dengan topeng tengkorak,
The Homunculus Army. Di belakangnya 12 cewek telanjang berjubah emas yang seluruh tubuhnya diliputi oleh
bodypaint emas menggabungkan diri dalam pertempuran.
12 Ksatria Emas Sang Mandala.
Pertarungan tidak imbang, satu persatu anggota Los Illuminados dibantai oleh 12 Ksatria Emas dan pasukan Homunculus gw, termasuk para
Warior of Pulu yang sudah menyerah.
|XII|
Ketika gw balek ke perkampungan Orang Pulu, tembok api besar sudah menyala membakar hutan belantara, dan Piramida Hitam El-Dorado hilang setengah. Tiga orang tetua Los Illuminados berhasil diringkus, tapi pasukan Arcana Major, terutama yang berpangkat
grunt menjadi korban.
Trio Binal Regen, Ulrich, Ragnar kehabisan Prana. Macan babak belur kaya habis digebukin sama beruang madu, goler ngap-ngap
Prana-nya soak
, terus ngedeprok lemes nyariin nasi kotak.
Sementara si cewek Pulu dirantai telanjang dan jadi bulan-bulanan pasukan khusus The Patriot yang datang belakangan.
Lima orang pasukan khusus The Patriot yang langsung ngaceng melihat si cewek Pulu yang telanjang dan langsung menyodorkan kontoru masing-masing, secara ni cewek imut banget tampilannya gans. Si Pulu langsung geleng-geleng sambil nangis-nangis karena bakal dilecehin.
“EH, ANAK MANE, LU! MAIN SEROBOT TAWANAN PERANG GUA!”
Si Wagimin nongol terus nabokin anak-anak The Patriot yang udah ngeluarind titid.
“Ya elah, gua udah ngaceng, bang!”
“KAGAK! INI TAWANAN PERANG GUA! KALAU MAU NGEWE, CARI SENDIRI SANA!”
“Songong amat lu bang! Tunggu aja pembalasan kami pas Pilkada!”
Commander Falcon memerintahkan anak buahnya mengamankan hasil penelitian Sanca, komputer, laptop, dan berkas-berkas yang berserakan di sana-sini. Makhluk-makhluk Homunculus yang masih tertidur di dalam kepompong
cryogenik tak luput diangkut ke dalam helikopter bersama Sanca sebelum Macan dan anak-anak Arcana Major khilaf dan main hakim sendiri.
“
Welldone, wahai Mandala 12 Rasi Bintang.
Your help are much apreciated. Kami tidak akan bisa melakukan penerjunan apabila tim anda tidak melumpuhkan Quetzacoatl yang memiliki supremasi udara.”
Commander Falcon berkata dengan mata tak beralih dari lembaran-lembaran jurnal penelitian Sanca tentang metode untuk mencuci otak.
─gw jadi makin curigation.
“
We’re here not for Sanca, aren’t we?”
Senyum tipis mengembang di sudut bibir. “Sanca membawa kabur penelitian kami, dan kami tidak bisa membiarkan semua orang bebas memproduksi tentaranya sendiri….”
Terdengar keributan dari arah desa, dimana pasukan reguler The Patriot mulai menggila. Berada di tanah tak bertuan, membuat orang-orang itu berlaku seenaknya. Cewek-cewek Suku Pulu yang eksotis diperkosa, dan warga sipil yang sudah tidak berguna: manula dan anak-anak di bariskan di depan liang lahat yang mereka gali sendiri.
Dan yang tedenger berikutnya rentetan senjata… pembantaian massal... pėrkȯsȧan massal.... seperti yang terjadi dalam tiap-tiap pėrȧng sejak manusia pertama kali menumpahkan darah.....
“PULUUUUUUUUU!!!!” suara tangisan si cewek Pulu terdengar meraung histeris.
“
They’re did nothing wrong, you dipshit!” jerit gw geram.
“O
f course, they are… Suku Pulu adalah entitas yang berbahaya bagi kedamaian dunia… siapapun yang bisa mengendalikan
Prana Kegelapan akan dianggap The Patriot sebagai ancaman.”
“Sir Arthur, ini adalah genosida! Hentikan ini! Saya mohon!”
“Kata-kata yang indah dari orang yang pernah membantai rakyat sipil kota Alamut.
Everything, dear Fraulein, is under our calculation. Termasuk apa yang anda lakukan saat ini. The Patriot dan para Elit Global sudah melakukan kalkulasi terhadap semua ancaman
yang mungkin terjadi.”
“Termasuk gua dan Sahal?!”
“Ah, y
ou said it.” Commander Falcon tersenyum dan berbicara melalui radio, “
Execute order 66.”
─dor.
“
N-nani?”
Waktu gw sadar, dȧdȧ kiri gw udah berlübȧng. Peluru tajam yang ditembakkan dari jarak
point blank menembus paru-paru dan jantung. Gw berusaha mengeluarkan kemampuan healing factor Amerta yang bisa meregenerasi luka dalam sekejap mata. Tapi seberapapun gw berusaha, lübȧng peluru bundar di dȧdȧ gw tetap mengeluarkan darah. Racun Halahala Sanca memberikan efeknya.
“FUC─”
─dor.
Tembakan sniper melubangi kepala Regen yang kehabisan Prana.
Macan membeliak geram jatuh ke dalam jebakan.
“Gua tahu sejak awal ini adalah misi bunuh diri,” dengus Macan “TAPI GUA AKAN DENGAN SENANG HATI KETEMU SAHAL SAMBIL NGAJAKIN KALIAN!”
Kemarahan membuat tubuhnya dialiri
Prana Kegelapan sehingga berubah hitam legam. Tanah berguncang mengikuti langkah kaki Macan yang menerjang penuh angkara, dan menebas belasan pasukan Homunculus sekaligus.
Salah seorang dari 12 Ksatria Emas melompat menghadang jalur serangan, satu jentikan jari dan sektika langit terbelah dan petir warna emas segera mencacah tubuh Macan.
Potongan tubuh Macan yang berceceran ketika sambaran petir dari langit menyambar tepat di atas sisa-sisa tubuhnya yang masih meronta terbakar.
Si wagimin langsung hangus jadi abu gosok.
Yang tersisa hanyalah bulu idungnya.
|XII|
You can (not) redo
Berapa kali pun kau mencoba
mengubah masa lalu
Sejarah hanya akan kembali mengarah
ke muara yang sama
|XII|
Kehabisan Prana, membuat gw nggak bisa mengakses kekuatan Animus gw. Tanpa Animus, gw nggak lebih dari manusia biasa yang tunduk pada reaksi fisiologis tubuh gw sendiri. Jantung dan paru-paru gw yang berlübȧng membuat gw cuma bisa megap-megap, berusaha memenuhi dȧdȧ gw dengan udara. Tapi sia-sia, otak gw yang kekurangan oksigen membuat gw bahkan nggak bisa memijakkan kaki dengan sempurna. Kepala gw terasa ringan dan pandangan gw putih semua. Gw nggak bisa denger apa-apa, termasuk ketika tubuh gw roboh di pelukan Beatrix.
Terdengar suara tembakan ketika Pasukan Homunculus dan ikut membantai anak-anak The Patriot yang sudah kehabisan tenaga, dan Beatrix yang mengamuk diringkus oleh lima orang Ksatria Emas sekaligus.
“LEPASKAN GUA, BANGSAD!” jerit Beatrix murka ketika Prana Obstructor dipasangkan di lehernya.
“Jangan lukai
Fraulein cantik ini,” Commander Falcon mengusap dagu Beatrix. “Gua… memiliki rencana brilian untuknya…”
“CUIH!” Beatrix meludah jijik di atas wajah Mamang Palkon.
Gw bahkan nggak bisa berbuat apa-apa ketika Beatrix dilucuti dari armornya dan ditelanjangi oleh bajingan-bajingan cabul The Patriot…. dekat, gw cuma merasakan tubuh gw yang digotong ke dalam lubang besar kuburan massal bersama mayat Regen yang dilemparkan bak seekor binatang. Pasukan Homunculus menyiramkan bensin ke atas tubuh kami. Gw tersedak sekarat. Pandangan gw semakin kabur…
Saat itulah gw melihat sesosok yang memandang puas di ambang liang lahat.
Setengah wajahnya terbakar…
Dan cerutu menyelip di bibirnya…
Seorang yang seharusnya mati dua tahun lalu…
“
Jafar always pays his debt.”
Dia tersenyum kecil, melontarkan cerutu ke atas tubuh gw….
─kobaran api
|XII|
Hilih Kintil. Baru episode 5 tapi gw udah mati sob. Tapi sama kaya ente yang udah baca Joni Kroco™ dan Joni Kroco™ Reloaded, gw sih sans aja, soalnya di dua buku sebelumnya gw dibikin mati-hidup-mati-hidup-mati-hidup sama authornya, sampai-sampai mati bagi gw udah kaya coli. Paling mentok gw ketemu sama Habib Sakti Lintas Dimensi terus gw dikasih Pagoda Pastiles terus dihidupin lagi.
Gw udah senyum-senyum, kangen sama mesemnya si habib yang menggoyahkan keimanan, waktu gw disambut sama malaikat Malik.
"Laknatun alaika ya Ahli Neraka..."
Mampos gw masuk neraka.
To Be Contijon!!!!