Joni Kroco
Guru Besar Semprot
- Daftar
- 17 May 2014
- Post
- 2.059
- Like diterima
- 2.492
Cuma apdet kalo setiap ada eventCerita faling varokah akan kembali tayang, asikk
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG Joni Kroco™: Revolution
- Thread starter Joni Kroco
- Start date
Joni Kroco
Guru Besar Semprot
- Daftar
- 17 May 2014
- Post
- 2.059
- Like diterima
- 2.492
Sebenernya ada banyak tambahan adegan biar sama kaya versi wattpadnya
Joni Kroco
Guru Besar Semprot
- Daftar
- 17 May 2014
- Post
- 2.059
- Like diterima
- 2.492
Bab ini gw revisi, ada adegan battle tambahan nan keren dan varokah di Himalaya...
17. Joni Kroco dan Agen Kekacauan
18. Joni Kroco dan Prana Dimensi Kegelapan
19. Joni Kroco dan Jalinan Samsara
20. Joni Kroco dan Jalan yang Berpisah
17. Joni Kroco dan Agen Kekacauan
18. Joni Kroco dan Prana Dimensi Kegelapan
19. Joni Kroco dan Jalinan Samsara
20. Joni Kroco dan Jalan yang Berpisah
Arieskun
Guru Semprot
- Daftar
- 25 Jun 2017
- Post
- 508
- Like diterima
- 110
Lah wattpa
Lah wattpad ente ap om... Bukanya yg kata ente di wattpad itu kagebushin moHode ente
Joni Kroco
Guru Besar Semprot
- Daftar
- 17 May 2014
- Post
- 2.059
- Like diterima
- 2.492
Masyaallah..... Itu adalah Bambang, asisten pribadi gw... Dia copy file cerita Joni Kroco terus di post di Wattpadnya
SetetesEmbun
Guru Semprot
- Daftar
- 4 Jun 2019
- Post
- 559
- Like diterima
- 1.558
Yoooo Joni datang, semua senang.
Meskipun Joni maniak kutang
Meskipun Joni maniak kutang
garenk150901
Kakak Semprot
- Daftar
- 20 Jan 2013
- Post
- 188
- Like diterima
- 76
Disambi ngopi sik Lik
Arieskun
Guru Semprot
- Daftar
- 25 Jun 2017
- Post
- 508
- Like diterima
- 110
Wattpad ente ap om biar ad coblos
pelisaurus
Pertapa Semprot
- Daftar
- 16 Feb 2016
- Post
- 4.201
- Like diterima
- 17.769
Ayo Jon di up,, dah malem nih
JackJenggo
Semprot Lover
- Daftar
- 7 Jul 2017
- Post
- 210
- Like diterima
- 606
Joni Klentit is BACK
Jojoonathan
Pertapa Semprot
Joni Kroco
Guru Besar Semprot
- Daftar
- 17 May 2014
- Post
- 2.059
- Like diterima
- 2.492
JONI KROCO REVOLUTION
~ACT 3~
"Retaliation"
Sinopsis
Elang mendapat info kalau bulan depan Presiden ke-8 bakal melakukan kunjungan kenegaraan ke Jepang. Jafar ingin mendahului mengikat kerja sama dengan Klan Naga Hitam. Perang gerilya di dalam negeri sia-sia karena Jafar menguasai seluruh kekuatan militer. Elang datang ke sini buat merekrut orang untuk melakukan upaya pembunuhan waktu Jafar di Jepang.
Syahdan, setelah berpetualang bersama sekian lama, kami harus berpisah jalan. Tara, Wagimin, Anal, Tikus, Koh Patkay, dan Madame Epona akan berangkat ke kota Alamut untuk membebaskan kota dari pengepungan, sekaligus mengikat aliansi dengan Ordo Templar dan Sekte Al-Hassashin.
~ACT 3~
"Retaliation"
Sinopsis
Elang mendapat info kalau bulan depan Presiden ke-8 bakal melakukan kunjungan kenegaraan ke Jepang. Jafar ingin mendahului mengikat kerja sama dengan Klan Naga Hitam. Perang gerilya di dalam negeri sia-sia karena Jafar menguasai seluruh kekuatan militer. Elang datang ke sini buat merekrut orang untuk melakukan upaya pembunuhan waktu Jafar di Jepang.
Syahdan, setelah berpetualang bersama sekian lama, kami harus berpisah jalan. Tara, Wagimin, Anal, Tikus, Koh Patkay, dan Madame Epona akan berangkat ke kota Alamut untuk membebaskan kota dari pengepungan, sekaligus mengikat aliansi dengan Ordo Templar dan Sekte Al-Hassashin.
Jojoonathan
Pertapa Semprot
Akhiirrnyaaaa,, setelah sekian lama..
Hoorraayyy
!
Hoorraayyy
!
Joni Kroco
Guru Besar Semprot
- Daftar
- 17 May 2014
- Post
- 2.059
- Like diterima
- 2.492
21. Joni Kroco dan Misteri Cincin Merah Delima
“Forget it. It too dangerous,” kata Elang.
Kami bertiga duduk di sebuah RM Padang di deket Konjen RI cabang Osaka.
“Tapi ini adalah satu-satunya kesempatan kita.”
“Sanca mengambil tubuh Pendekar Tinju Halilintar. Dan sekarang tahu-tahu elu mendapatkan ‘intel’ kalau satu-satunya yang membuat kita bisa mengalahkan Mandala 12 Rasi Bintang ada di laboratorium Hayabusa Inc di Osaka. Bagaimana kalau itu jebakan?”
“Kenapa, kak? Elu nggak percaya sama ‘Intel’ gua?”
“Intel? Naga maksud lu?”
Sheila menggembungkan pipinya lucu. “Huh. Bilang aja lu jealous gua masih sering WA-an sama mantan laki gua!”
“Lho, kok bawa masalah pribadi?!”
“Biarin, wek!”
Elang menoleh ke arah gw yang lagi mesen makanan.
“Jon. Gimana pendapat lu?”
“Ayam Pop satu… Es teh satu…. Sambel ijo….”
“Fokus, bangsad!”
Gw dikemplangnya.
“Gua sih manut aja, Lang. Lagian kenapa sih, Shel? Coba sejak awal elu pinjemin tuh barang. Plin-plan banget udah kaya politisi yang dulu suka ngomong kofar-kafir tapi sekarang mendadak jadi Bhineka Tunggal Ika cuma gara-gara pengen gabung sama koalisi.”
“Gua tahu mama bukan orang baik, Jon. Mama udah ngebunuh banyak orang. Mama hobby komentar nyolot di lapak cerita orang. Terus main report kalau dinyolotin balik sama authornya. Demi semua dosa-dosa di sinetron Azab, nggak ada apa-apanya sama dosa Mama yang suka ngerecokin hidup orang,” Sheila diem agak lama. “Elu bilang itu karma. Tapi anak mata yang nggak perih hatinya ngelihat Mamanya sendiri kena azab?”
“Balas dendam? Itu yang elu mau, Shel?” kata gw pelan. “Nggak ada yang berakhir bagus dari pembalasan dendam….”
“Some people move on, Jon…. But not us!” Sheila menatap dingin pada gw… “not us….”
“Sanca harus membayar perbuatannya….” sambung Elang. “Whatever it takes…”
“Whatever it takes,” pungkas Sheila.
“Bentar-bentar-bentar, itu trailer Avenger Endgame bukan,” potong gw.
“Diem, kontol! Jangan ngerusak suasana!”
|XII|
Osaka. Gw udah seminggu di Jepang dan nginep di rumah keluarganya Gori.
Biar kata tampang kaya buruh angkut di Tanjung Priok. Ternyata keluarganya Gori kaya raya sob. Gw tinggal rumah gaya zaman Edo yang berbentuk paviliun-paviliun panjang yang dihubungkan dengan selasar kayu terbuka.
Kolam ikan koi di depan kamar gw. Pohon sakura yang mekar di bulan April. Gw bahkan bisa mendengar lagu khas Osaka yang diputer entah dari mana. Gw menghirup teh hijau tanpa gula. Merenung syahdu.
Life comes and go. Bokap dan nyokap kandung gw sekarang udah nggak ada, kesedihan yang muncul bukan karena kehilangan tapi karena penyesalan, kenapa gw nggak bisa menghabiskan lebih banyak waktu sama mereka.
Suara notifikasi ponsel. Foto Joni Jr, anak gw yang dikirim Macan, membuat mata gw berkaca.
Gw nggak mau dia jadi kaya gw, nggak pernah menikmati waktu sama bokapnya.
Lagu mengalun syahdu...
Gw menitikkan air mata…
“Ue o muite, arukoooou (I look up as I walk)
Namida ga kobore nai you ni (So that the tears won’t fall)
Omoidasu haru no hi (Remembering those spring days)
Yang baju merah jangan ampe lolos….”
“Shiawase wa kumo no ueni…
yang baju merah jangan sampe lolos…”
“elu jangan liat cewe
tar buronannya lepas
ini lagu gua boleh mengarang sendiri
nyanyian kode…
nyanyian kode…
elu bego, bego bener…..”
|XII|
Namida ga kobore nai you ni (So that the tears won’t fall)
Omoidasu haru no hi (Remembering those spring days)
Yang baju merah jangan ampe lolos….”
“Shiawase wa kumo no ueni…
yang baju merah jangan sampe lolos…”
“elu jangan liat cewe
tar buronannya lepas
ini lagu gua boleh mengarang sendiri
nyanyian kode…
nyanyian kode…
elu bego, bego bener…..”
|XII|
Gw lagi mikir kenapa lagunya bisa nyambung ke Warkop waktu suara Gori terdengar di belakang gw.
“Piye mas Jon. Lah. Aku kudu nyeluk Mas opo Mbak? (Gimana masjon? btw, gw harus manggil mas apa mbak?)
“Diem ente, Gor. Gua lagi galon.”
“Wakakaka. Lha piye, aku uwis jarang metu, jeh. (Lha gimana, gw sudah jarang keluar neh)”
“Nasib-nasib ente, sapa suruh karakter ente gitu-gitu aja.”
Gori cuma cengegesan terus beresin koleksi batu akiknya. Digosok-gosok, disebul-sebul sama ababnya, terus digosok-gosok lagi.
“Apik to (bagus kan), mas Jon. Sing iki (yang ini) Kalimaya, Sing iki Kecubung Kalimantan, Sing iki Bacan…” Gori memamerkan satu koper batu akik yang tercampur dengan kalung MCI barang dagangannya Koh Patkay.
“Batu Ginjal ada nggak?”
Gori mesem-mesem terus ngelirikin gw, tatapannya penuh rasa cinta.
“Jangan intip-intip belahan dada gua, lu!” kata gw kesel terus rapetin belahan Yukata gw yang emang agak slebor ngiketnya.
“Dudu kuwi mas Jon, iki lho! (bukan itu mas Jon!, ini lho!)”
Tiba-tiba Gori menggamit tangan gw, senyumnya mesra.
“Eh. Jangan pegang-pegang! Gua tahu gua cantik, tapi memek gua udah di-keep sama Wagimin!”
“Hush. Sampean iki mung lendhir tok isi otake. Iki lho….. iki kan cincin keramat Merah-Merah Delima Alibaba…. langka iki mas! (Hush, kamu ini kok lendir aja isi otaknya, ini lho, ini kan cincin keramat Merah-Merah Delima Alibaba…. langaka ini mas!)” kata Gori sungguh-sungguh menunjuk sebentuk cincin berwarna merah darah yang melingkar di jari manis gw.
Oia. Gw baru inget cincin batu akik yang dikasih sama Madam Epona.
Yang ada gambar palu aritnya itu
Udah Syirik.
Komunis pula.
Auto DPO Ormas, ente.
“Mas Jon. Nggon aku, yo. Please….? Tak tuku wis? Pirang yuto mas? Ojok larang-larang. (Mas Jon buat gw ya. Please? Tak beli deh. Berapa juta mas? tapi jangan mahal-mahal)” matanya mengerjap-ngerjap manja. Nabrak banget sama tampang kak seto dan body Ade Rainya.
“Hah? Kagak dijual, Gor. Ini pemberian Madam Epona. Mampus gua tar dicambuknya kalau ketahuan jual cincin keramat neh.”
“Weleh. Barter Diamond Mobile Legend, wis.”
“Ogah. MOBA kok Analog.”
“Tak kasih Skin Freya…,” tawar Gori.
“Ogah!”
“Tak kek’i akun ku wis (tak kasih akun ku deh). Rank Legend, level max, hero lengkap!” desah Gori putus asa.
Gw pikir-pikir bentar. Sebelum menyawab:
“Sah.”
Setelah ijab kabul, akhirnya cincin itu berpindah tangan.
Gw nggak tahu kenapa….
Tapi rasanya… ada yang salah….
|XII|
Kalau ente pikir ini episode filler yang kagak penting. Ente bakalan tahu kalau ini bakalan jadi plot kunci di 5 episode ke depan buat gw dapetin tubuh gw balek, karena malam-malam tiba-tiba gw denger suara kidung dari kamarnya Gori. Tapi gw cuekin terus tidur.
Nggak lama suara kidung itu terdengar semakin keras. Bangsat, sial bet dah! Gori kumat lagi. Tengah malam gini nembang, Pupuh Durmo lagi, mau manggil kuntilanak lu?
“Lingsir wengi…. sliramu tumeking sirno… ojo tangi….” (menjelang malam, bayanganmu mulai sirna… jangan terbangun dari tidurmu….)
Gw coba merem. Pejemin mata, nyambung lagi mimpi gw threesome sama Wagimin dan Astuti waktu gw ngerasa tiba-tiba bulu kuduk gw merinding diikuti bau anyir dan melati yang tercium jelas.
“Nggonmu guling… awas jo ngetoro… (jangan memperlihatkan diri….)
“Jin setan kang tak utusi…. dadyo sebarang…. wojo lelayu sebet…”
Wah. Ini ada positif demit yang ngerjain. Gw auto kesel. Gw demit profesional marah dong lahan kerjaan gw diambil!
“WOI, SETAN! KALAU MAU NGERJAIN JANGAN SEKARANG, GUA MAU BOBOK, KONTOL! GUA ENTOTIN JUGA LU LAMA-LAMA!” jerit gw kesel.
“Hihihihihihihi….” Suara terkikik terdengar tepat di samping kepala gw.
Gw membuka mata dan mendapati bayangan hitam dan senyum menyeringai ke arah gw.
Dingin.
Beku.
Bagaikan ekspresi mayat.
“Kyaaaaaaaaaah!!!!!” gw menjerit imut, menggeragap menjauh.
Gw bukannya takut hantu sob, tapi takut dinodai. Soalnya yang lagi nembang di samping kepala gw itu Gori. Bersimpuh, tatapannya sendu, dan yang paling serem Gori nggak pake baju, telanjang bulat menembang Durmo sambil menari gemulai, kaya Kinanti di cerita Semayam punyanya suhu Jay..
Gori noleh pelan ke arah gw. Tersenyum sendu. Ekspresinya meragukan antara kesurupan apa kebanyakan minum air aki.
Gw gemeter, baca ayat Kursi.
Tapi doi malah nyanyi Mars Uni Soviet.
Mampos. Kayanya yang masuk ini nih arwah kuntilanak komunis yang bersemayam di dalam cincin itu sob!
Panik. Gw nyanyi ‘Hai Mujahid Muda,’ Mars-nya Hizbut Tahrir Indonesia.
“Hay Mujahid Mudaaaa maju ke hadapan… Sibakkan penghalang… satu kan tujuan…. satukan panji dalam satu barisan….”
Eh dia marah. Terus gw dikejarnya.
|XII|
“Kyaaaaaaah!!!! Menjauh kau komunis laknat!!!!!” gw langsung kabor sekabor-kabornya.
Dikejar sama orang segede kingkong yang lagi kesurupan terus telanjang bulat siapa yang enggak takut!!!!
“SHEILAAAAA!!!! ELAAAAANG!!!!! TOLONGIN GUAAAAAAAA!!!!!!!”
Elang dan Sheila yang habis wik-wik-wik keluar kamar dan langsung syok ngelihat gw diuber kingkong lepas, lari-larian main petak umpet bak Kajol dan Syah Rukh Khan di taman.
“Jon ngapain lu?!”
“Gori kesurupan!”
“Apa?!”
“GORI KESURUPAN!!! TOLONGIN GUA, KONTOL!!!”
Akhirnya Gori disleding Elang dan langsung nyemplung ke empang.
“Groa!!!” Gori koprol keluar empang sambil ngunyah enceng gondok.
Sheila menggunakan kekuatan telepatinya buat membekukan gerakan Gori.
“LEPASIN GUA!!! ATAU GUA BUNUH ORANG INI!!! DASAR ANTEK ORBA!!!! GUA TAHU KALIAN BERDUA CUCUNYA HARTAWAN DASAATMADJA YANG UDAH MEMBUNUH KELUARGA GUA!!!!” jerit Gori gahar.
Matanya mendelik putih.
Kepalanya bergerak liar.
Tubuhnya melayang di udara.
Diikuti angin kencang dan lolongan anjing.
Kuntilanak Merah itu terkikik-kikik seram.
“Jon. Ini kekuatan ghaib, Jon. Gua nggak bisa berbuat apa-apa,” kata Sheila panik. “Ini bagiannya Madam Epona! Gimana nih, Jon!”
“NGAPAIN TANYA GUA, ANJENG! GUA JUGA BISA APA?!!!”
Elang udah ngumpet di balik punggung Sheila, takut sama hantu.
Gw kepikiran nabok Gori pake panci happycall tapi takut dibilang penistaan terhadap hewan langka.
Akhirnya gw beraniin deketin Gori yang lagi kesurupan.
Gw tarik napas dalam-dalam….
Tersenyum simpati….
“Rileks…. gua bukan musuh elu……”
Kuntilanak merah yang bersemayam dalam tubuh Gori itu menatap gw tajam….
Ia terdiam… tapi gw masih merasakan kecurigaan dari gerak tubuhnya….
Tapi gw beraniin mengusap kepalanya Gori…. badannya yang berotot menggeram seram di depan gw…..
Gw tarik napas panjang….
Lalu berkata lembut….
“Hey big guy… sun’s getting real low….”
“GUA BUKAN HULK, BANGSAD!!!!”
Emosi karena gw bikin joke The Avenger, gw disundulnya sampe nyungsep….
Gw pingsan.
|XII|
Gw kira gw halusinasi. Soalnya antara sadar dan nggak sadar gw ngelihat seorang wanita cantik yang sedang hamil tua… membelai-belai perutnya yang membesar… penuh kasih…. menunggu buah hatinya terlahir di dunia…. senyumnya tulus dan lembut…. gw keinget Mak Lela… gw keinget Astuti…
“Rasanya aku ingin pulang ke rumah
dan menghambur ke dalam dekap hangatmu.
Tapi separuh bumi tak bisa diarungi dengan tergesa, Bunda.
Aku ingin kau sedikit bersabar
Sebagaimana waktu dulu kau menunggui aku
merenangi ketubanmu....”
dan menghambur ke dalam dekap hangatmu.
Tapi separuh bumi tak bisa diarungi dengan tergesa, Bunda.
Aku ingin kau sedikit bersabar
Sebagaimana waktu dulu kau menunggui aku
merenangi ketubanmu....”
Waktu menunjukkan tahun 1966. Lalu terjadilah. Satu pasukan tentara datang dengan senapan teracung. Memasukkan siapapun yang bersimpati kepada sosialisme ke dalam truk. Menangis gemetar, wanita itu hanya bisa memegangi kandungannya, air ketuban bercambur darah meleleh di paha dan betisnya….
Darah dibayar darah. Genosida dibalas genosida. Rantai kebencian yang tak pernah putus.
Inikah yang kau inginkan?
|XII|
Gw bahkan nggak bisa berkata-kata. Ingatan gw yang bercampur dengan ingatan si ibu membuat gw nggak bisa mengeluarkan kata apapun selain air mata yang terpompa tanpa henti dari mata gw…..
Kesadaran gw terbawa masuk ke dalam ruang serba hitam.
Dimensi Kegelapan.
Kuntilanak Merah itu dirantai di dalamnya.
Wajahnya masih seram.
Tapi gw beraniin membelai kepalanya.
Ia melihat gw dengan mata berkaca.
Banyak kesedihan di dalamnya.
Penyesalan.
Kebencian.
Yang membuat arwahnya dirantai di bumi.
“Tolong… tolong saya…. agar lepas dari rantai kebencian….”
“Pasti…,” kata gw pelan. “tapi ‘saya’ yang sekarang belum bisa melakukannya.... lepaskan teman saya…. ya? nanti akan saya cari jalan agar kamu bisa lepas dari Samsara…”
Gw melepaskan segel yang dibuat Madam Epona.
“Terserah kalau setelah ini kamu mau bunuh saya. Tapi tolong. Lepaskan teman saya.”
Rantai sihir yang membelenggunya terlepas.
Aura kebencian yang membuat wajah si kuntilanak merah menghilang membuat wajahnya kembali terlihat manis seperti masa hidupnya….
“Maafkan… saya telah menuduh anda sebagai kaum borjuis….”
“Borjuis nenek lu Gerwani! bahkan satu tahun yang lalu hidup gua masih melarat…. gua dibesarin sama preman pasar….. gua jadi buruh pabrik sandal swallow… gua makan nasi aking… elu mati baru satu kali? gua? gua ini demit profesional, tahu! Antum sudah demit, kufur nikmat pula! Masyaallah, harus muhasabah diri, antum!”
“Makanya… saya minta maaf… saya baru menyadari…. hidup anda bahkan lebih menderita dari rakyat Korea Utara….”
“Jancuk.”
Kuntilanak merah itu bersujud di hadapan gw.
“Nama saya Tantri, The Red Spirit. Mulai saat ini, saya akan meminjamkan kekuatan saya, demi menggulingkan rezim yang zalim kepada rakyat. HIDUP RAKJAT!!!!! HIDUP REVOLUSI!!!!!!!!!” jerit The Red Spirit menjura.
Lalu tiba-tiba terdengar Mars Uni Soviet entah dari mana bersama kesadaran gw yang kembali ke dunia material.
“Sayor, eh lu sini!
Es kopi, suka ngopi
Kambing kok ngagetin
Elie tadarooz….
Osas, pulau Tonga
Bego, eh kamu
Biji, ih Pak Wozie
Seperti Sayoor
Kaaaacaaaaa
Yeeee…. Es Wan
Ace… San Hok… Oye…..
Kursi Beroda, ayo kita ngoooom…
Ngomooool… di Hiroshima….”
|XII|
Es kopi, suka ngopi
Kambing kok ngagetin
Elie tadarooz….
Osas, pulau Tonga
Bego, eh kamu
Biji, ih Pak Wozie
Seperti Sayoor
Kaaaacaaaaa
Yeeee…. Es Wan
Ace… San Hok… Oye…..
Kursi Beroda, ayo kita ngoooom…
Ngomooool… di Hiroshima….”
|XII|
“Gor… Gor… bangun, Gor….” gw nepuk-nepuk pipi Gori.
Gori kriep-kriep bangun. Ngumpulin nyawa.
Elang dan Sheila ngintip takut-takut di belakang gw.
“Gori udah sadar belum, Jon?”
“Kagak tahu neh. Kayanya yang masuk sekarang siluman undur-undur.”
“Serius lu! Kesurupan lagi, gua panggilin petugas Bonbin.”
“Gor… Gor… Gor… elu udah sadar belum?” kata gw nepuk-nepuk pipinya.
Gori senyum najong.
Terus mengerjap-ngerjap imut.
“Mas Joooon…. apa yang terjadi dengan kuh? apa yang telah kau perbuath?” kata Gori sambil menutupi tubuhnya yang telanjang. “Kenapa aku telanjang? oh…. ini benihmu mas… ini benihmuh….”
“Bubar…. bubar….” gw, Elang, dan Sheila langsung cabut.
|XII|
“Cuih,” kapok dah gw threesome, batin gw kesel sambil keluar dari kamar Sheila, mana Elang cum di depan muka gw pula sampe pejunya netes-netes di bibir gw, berkali-kali gw kumur-kumur agar terbebas dari najis.
Gw baru balek dari kamar mandi. Lewat depan kamarnya Gori waktu gw denger suara kidung dari dalam. Tapi gw cuekin terus tidur.
Nggak lama suara kidung itu terdengar semakin keras. Bangsat, sial bet dah! Tadi kagak bisa tidur gara-gara orang ngewe, sekarang Sheila ma Elang dah bobo, gw masih harus dengerin orang kesurupan.
Ya Allah. Gori kumat lagi. Tengah malam gini nembang, Pupuh Durmo lagi, mau manggil kuntilanak lu?
“Lingsir wengi…. sliramu tumeking sirno… ojo tangi….” (menjelang malam, bayanganmu mulai sirna… jangan terbangun dari tidurmu….)
Gw coba merem. Pejemin mata, nyambung lagi mimpi gw threesome sama Wagimin dan Astuti waktu gw ngerasa tiba-tiba bulu kuduk gw merinding diikuti bau anyir dan melati yang tercium jelas.
“Nggonmu guling… awas jo ngetoro… (jangan memperlihatkan diri….)
“Jin setan kang tak utusi…. dadyo sebarang…. wojo lelayu sebet…”
Wah. Ini ada positif demit yang ngerjain. Gw auto kesel. Gw demit profesional marah dong lahan kerjaan gw diambil!
“WOI, SETAN! KALAU MAU NGERJAIN JANGAN SEKARANG, GUA MAU BOBOK, KONTOL! GUA ENTOTIN JUGA LU LAMA-LAMA!” jerit gw kesel.
“Hihihihihihihi….” Suara terkikik terdengar tepat di samping kepala gw.
Gw membuka mata dan mendapati bayangan hitam dan senyum menyeringai ke arah gw.
Dingin.
Beku.
Bagaikan ekspresi mayat.
Terakhir diubah:
Joni Kroco
Guru Besar Semprot
- Daftar
- 17 May 2014
- Post
- 2.059
- Like diterima
- 2.492
“Kyaaaaaaaaaah!!!!!” gw menjerit imut, menggeragap menjauh.
Gw bukannya takut hantu sob, tapi takut dinodai. Soalnya yang lagi nembang di samping kepala gw itu Gori. Bersimpuh, tatapannya sendu, dan yang paling serem Gori nggak pake baju, telanjang bulat menembang Durmo sambil menari gemulai, kaya Kinanti di cerita Semayam.
Gori noleh pelan ke arah gw. Tersenyum sendu. Ekspresinya meragukan antara kesurupan apa kebanyakan minum air aki.
Gw gemeter, baca ayat Kursi.
Tapi doi malah nyanyi Mars Uni Soviet.
Mampos. Kayanya yang masuk ini nih arwah kuntilanak komunis yang bersemayam di dalam cincin itu sob!
Panik. Gw nyanyi ‘Hai Mujahid Muda,’ Mars-nya Hizbut Tahrir Indonesia.
“Hay Mujahid Mudaaaa maju ke hadapan… Sibakkan penghalang… satu kan tujuan…. satukan panji dalam satu barisan….”
Eh dia marah. Terus gw dikejarnya.
|XII|
“Kyaaaaaaah!!!! Menjauh kau komunis laknat!!!!! Gua laporin Kivlan Zein, nyahok lu!!!!!” gw langsung kabor sekabor-kabornya.
Dikejar sama orang segede kingkong yang lagi kesurupan terus telanjang bulat siapa yang enggak takut!!!!
“SHEILAAAAA!!!! ELAAAAANG!!!!! TOLONGIN GUAAAAAAAA!!!!!!!”
Elang dan Sheila yang lagi wik-wik-wik keluar kamar dan langsung syok ngelihat gw diuber kingkong lepas, lari-larian main petak umpet bak Kajol dan Syah Rukh Khan di taman.
“Jon ngapain lu?!”
“Gori kesurupan!”
“Apa?!”
“GORI KESURUPAN!!! TOLONGIN GUA, KONTOL!!!”
Akhirnya Gori disleding Elang dan langsung nyemplung ke empang.
“Groa!!!” Gori koprol keluar empang sambil ngunyah enceng gondok.
Sheila menggunakan kekuatan telepatinya buat membekukan gerakan Gori.
“LEPASIN GUA!!! ATAU GUA BUNUH ORANG INI!!! DASAR ANTEK ORBA!!!! GUA TAHU KALIAN BERDUA CUCUNYA HARTAWAN DASAATMADJA YANG UDAH MEMBUNUH KELUARGA GUA!!!!” jerit Gori gahar.
Matanya mendelik putih.
Kepalanya bergerak liar.
Tubuhnya melayang di udara.
Diikuti angin kencang dan lolongan anjing.
Kuntilanak Merah itu terkikik-kikik seram.
“Jon. Ini kekuatan ghaib, Jon. Gua nggak bisa berbuat apa-apa,” kata Sheila panik. “Ini bagiannya Madam Epona! Gimana nih, Jon!”
“NGAPAIN TANYA GUA, ANJENG! GUA JUGA BISA APA?!!!”
Elang udah ngumpet di balik punggung Sheila, takut sama hantu.
Gw kepikiran nabok Gori pake panci happycall tapi takut dibilang penistaan terhadap hewan langka.
Akhirnya gw beraniin deketin Gori yang lagi kesurupan.
Gw tarik napas dalam-dalam….
Tersenyum simpati….
“Rileks…. gua bukan musuh elu……”
Kuntilanak merah yang bersemayam dalam tubuh Gori itu menatap gw tajam….
Ia terdiam… tapi gw masih merasakan kecurigaan dari gerak tubuhnya….
Tapi gw beraniin mengusap kepalanya Gori…. badannya yang berotot menggeram seram di depan gw…..
Gw tarik napas panjang….
Lalu berkata lembut….
“Hey big guy… sun’s getting real low….”
“GUA BUKAN HULK, BANGSAD!!!!”
Emosi karena gw bikin joke The Avenger, gw disundulnya sampe nyungsep….
Gw pingsan.
|XII|
Gw kira gw halusinasi. Soalnya antara sadar dan nggak sadar gw ngelihat seorang wanita cantik yang sedang hamil tua… membelai-belai perutnya yang membesar… penuh kasih…. menunggu buah hatinya terlahir di dunia…. senyumnya tulus dan lembut…. gw keinget Mak Lela… gw keinget Astuti…
Waktu menunjukkan tahun 1966. Lalu terjadilah. Satu pasukan tentara datang dengan senapan teracung. Memasukkan siapapun yang bersimpati kepada sosialisme ke dalam truk. Menangis gemetar, wanita itu hanya bisa memegangi kandungannya, air ketuban bercambur darah meleleh di paha dan betisnya….
Darah dibayar darah. Genosida dibalas genosida. Rantai kebencian yang tak pernah putus.
Inikah yang kau inginkan?
|XII|
Gw bahkan nggak bisa berkata-kata. Ingatan gw yang bercampur dengan ingatan si ibu membuat gw nggak bisa mengeluarkan kata apapun selain air mata yang terpompa tanpa henti dari mata gw…..
Gw masuk ke dalam ruang serba hitam.
Dimensi Kegelapan.
Kuntilanak Merah itu dirantai di dalamnya.
Wajahnya masih seram.
Tapi gw beraniin membelai kepalanya.
Ia melihat gw dengan mata berkaca.
Banyak kesedihan di dalamnya.
Penyesalan.
Kebencian.
Yang membuat arwahnya dirantai di bumi.
“Tolong… tolong saya…. agar lepas dari rantai kebencian….”
“Pasti…,” kata gw pelan. “tapi ‘saya’ yang sekarang belum bisa melakukannya.... lepaskan teman saya…. ya? nanti akan saya cari jalan agar kamu bisa lepas dari Samsara…”
Gw melepaskan segel yang dibuat Madam Epona.
“Terserah kalau setelah ini kamu mau bunuh saya. Tapi tolong. Lepaskan teman saya.”
Rantai sihir yang membelenggunya terlepas.
Aura kebencian yang membuat wajah si kuntilanak merah menghilang membuat wajahnya kembali terlihat manis seperti masa hidupnya….
“Maafkan… saya telah menuduh anda sebagai kaum borjuis….”
“Borjuis nenek lu Gerwani! bahkan satu tahun yang lalu hidup gua masih melarat…. gua dibesarin sama preman pasar….. gua jadi buruh pabrik sandal swallow… gua makan nasi aking… elu mati baru satu kali? gua? gua ini demit profesional, tahu! Antum sudah demit, kufur nikmat pula! Masyaallah, harus muhasabah diri, antum!”
“Makanya… saya minta maaf… saya baru menyadari…. hidup anda bahkan lebih menderita dari rakyat Korea Utara….”
“Jancuk.”
Kuntilanak merah itu bersujud di hadapan gw.
“Nama saya Tantri, The Red Spirit. Mulai saat ini, saya akan meminjamkan kekuatan saya, demi menggulingkan rezim yang zalim kepada rakyat. HIDUP RAKJAT!!!!! HIDUP REVOLUSI!!!!!!!!!” jerit The Red Spirit menjura.
Lalu tiba-tiba terdengar Mars Uni Soviet entah dari mana bersama kesadaran gw yang kembali ke dunia material.
“Sayor, eh lu sini!
Es kopi, suka ngopi
Kambing kok ngagetin
Elie tadarooz….
Osas, pulau Tonga
Bego, eh kamu
Biji, ih Pak Wozie
Seperti Sayoor
Kaaaacaaaaa
Yeeee…. Es Wan
Ace… San Hok… Oye…..
Kursi Beroda, ayo kita ngoooom…
Ngomooool… di Hiroshima….”
|XII|
“Gor… Gor… bangun, Gor….” gw nepuk-nepuk pipi Gori.
Gori kriep-kriep bangun. Ngumpulin nyawa.
Elang dan Sheila ngintip takut-takut di belakang gw.
“Gori udah sadar belum, Jon?”
“Kagak tahu neh. Kayanya yang masuk sekarang siluman undur-undur.”
“Serius lu! Kesurupan lagi, gua panggilin petugas Bonbin.”
“Gor… Gor… Gor… elu udah sadar belum?” kata gw nepuk-nepuk pipinya.
Gori senyum najong.
Terus mengerjap-ngerjap imut.
“Mas Joooon…. apa yang terjadi dengan kuh? apa yang telah kau perbuath?” kata Gori sambil menutupi tubuhnya yang telanjang. “Kenapa aku telanjang? oh…. ini benihmu mas… ini benihmuh….”
“Bubar…. bubar….” gw, Elang, dan Sheila langsung cabut.
Gw bukannya takut hantu sob, tapi takut dinodai. Soalnya yang lagi nembang di samping kepala gw itu Gori. Bersimpuh, tatapannya sendu, dan yang paling serem Gori nggak pake baju, telanjang bulat menembang Durmo sambil menari gemulai, kaya Kinanti di cerita Semayam.
Gori noleh pelan ke arah gw. Tersenyum sendu. Ekspresinya meragukan antara kesurupan apa kebanyakan minum air aki.
Gw gemeter, baca ayat Kursi.
Tapi doi malah nyanyi Mars Uni Soviet.
Mampos. Kayanya yang masuk ini nih arwah kuntilanak komunis yang bersemayam di dalam cincin itu sob!
Panik. Gw nyanyi ‘Hai Mujahid Muda,’ Mars-nya Hizbut Tahrir Indonesia.
“Hay Mujahid Mudaaaa maju ke hadapan… Sibakkan penghalang… satu kan tujuan…. satukan panji dalam satu barisan….”
Eh dia marah. Terus gw dikejarnya.
|XII|
“Kyaaaaaaah!!!! Menjauh kau komunis laknat!!!!! Gua laporin Kivlan Zein, nyahok lu!!!!!” gw langsung kabor sekabor-kabornya.
Dikejar sama orang segede kingkong yang lagi kesurupan terus telanjang bulat siapa yang enggak takut!!!!
“SHEILAAAAA!!!! ELAAAAANG!!!!! TOLONGIN GUAAAAAAAA!!!!!!!”
Elang dan Sheila yang lagi wik-wik-wik keluar kamar dan langsung syok ngelihat gw diuber kingkong lepas, lari-larian main petak umpet bak Kajol dan Syah Rukh Khan di taman.
“Jon ngapain lu?!”
“Gori kesurupan!”
“Apa?!”
“GORI KESURUPAN!!! TOLONGIN GUA, KONTOL!!!”
Akhirnya Gori disleding Elang dan langsung nyemplung ke empang.
“Groa!!!” Gori koprol keluar empang sambil ngunyah enceng gondok.
Sheila menggunakan kekuatan telepatinya buat membekukan gerakan Gori.
“LEPASIN GUA!!! ATAU GUA BUNUH ORANG INI!!! DASAR ANTEK ORBA!!!! GUA TAHU KALIAN BERDUA CUCUNYA HARTAWAN DASAATMADJA YANG UDAH MEMBUNUH KELUARGA GUA!!!!” jerit Gori gahar.
Matanya mendelik putih.
Kepalanya bergerak liar.
Tubuhnya melayang di udara.
Diikuti angin kencang dan lolongan anjing.
Kuntilanak Merah itu terkikik-kikik seram.
“Jon. Ini kekuatan ghaib, Jon. Gua nggak bisa berbuat apa-apa,” kata Sheila panik. “Ini bagiannya Madam Epona! Gimana nih, Jon!”
“NGAPAIN TANYA GUA, ANJENG! GUA JUGA BISA APA?!!!”
Elang udah ngumpet di balik punggung Sheila, takut sama hantu.
Gw kepikiran nabok Gori pake panci happycall tapi takut dibilang penistaan terhadap hewan langka.
Akhirnya gw beraniin deketin Gori yang lagi kesurupan.
Gw tarik napas dalam-dalam….
Tersenyum simpati….
“Rileks…. gua bukan musuh elu……”
Kuntilanak merah yang bersemayam dalam tubuh Gori itu menatap gw tajam….
Ia terdiam… tapi gw masih merasakan kecurigaan dari gerak tubuhnya….
Tapi gw beraniin mengusap kepalanya Gori…. badannya yang berotot menggeram seram di depan gw…..
Gw tarik napas panjang….
Lalu berkata lembut….
“Hey big guy… sun’s getting real low….”
“GUA BUKAN HULK, BANGSAD!!!!”
Emosi karena gw bikin joke The Avenger, gw disundulnya sampe nyungsep….
Gw pingsan.
|XII|
Gw kira gw halusinasi. Soalnya antara sadar dan nggak sadar gw ngelihat seorang wanita cantik yang sedang hamil tua… membelai-belai perutnya yang membesar… penuh kasih…. menunggu buah hatinya terlahir di dunia…. senyumnya tulus dan lembut…. gw keinget Mak Lela… gw keinget Astuti…
“Rasanya aku ingin pulang ke rumah
dan menghambur ke dalam dekap hangatmu.
Tapi separuh bumi tak bisa diarungi dengan tergesa, Bunda.
Aku ingin kau sedikit bersabar
Sebagaimana waktu dulu kau menunggui aku
merenangi ketubanmu....”
dan menghambur ke dalam dekap hangatmu.
Tapi separuh bumi tak bisa diarungi dengan tergesa, Bunda.
Aku ingin kau sedikit bersabar
Sebagaimana waktu dulu kau menunggui aku
merenangi ketubanmu....”
Waktu menunjukkan tahun 1966. Lalu terjadilah. Satu pasukan tentara datang dengan senapan teracung. Memasukkan siapapun yang bersimpati kepada sosialisme ke dalam truk. Menangis gemetar, wanita itu hanya bisa memegangi kandungannya, air ketuban bercambur darah meleleh di paha dan betisnya….
Darah dibayar darah. Genosida dibalas genosida. Rantai kebencian yang tak pernah putus.
Inikah yang kau inginkan?
|XII|
Gw bahkan nggak bisa berkata-kata. Ingatan gw yang bercampur dengan ingatan si ibu membuat gw nggak bisa mengeluarkan kata apapun selain air mata yang terpompa tanpa henti dari mata gw…..
Gw masuk ke dalam ruang serba hitam.
Dimensi Kegelapan.
Kuntilanak Merah itu dirantai di dalamnya.
Wajahnya masih seram.
Tapi gw beraniin membelai kepalanya.
Ia melihat gw dengan mata berkaca.
Banyak kesedihan di dalamnya.
Penyesalan.
Kebencian.
Yang membuat arwahnya dirantai di bumi.
“Tolong… tolong saya…. agar lepas dari rantai kebencian….”
“Pasti…,” kata gw pelan. “tapi ‘saya’ yang sekarang belum bisa melakukannya.... lepaskan teman saya…. ya? nanti akan saya cari jalan agar kamu bisa lepas dari Samsara…”
Gw melepaskan segel yang dibuat Madam Epona.
“Terserah kalau setelah ini kamu mau bunuh saya. Tapi tolong. Lepaskan teman saya.”
Rantai sihir yang membelenggunya terlepas.
Aura kebencian yang membuat wajah si kuntilanak merah menghilang membuat wajahnya kembali terlihat manis seperti masa hidupnya….
“Maafkan… saya telah menuduh anda sebagai kaum borjuis….”
“Borjuis nenek lu Gerwani! bahkan satu tahun yang lalu hidup gua masih melarat…. gua dibesarin sama preman pasar….. gua jadi buruh pabrik sandal swallow… gua makan nasi aking… elu mati baru satu kali? gua? gua ini demit profesional, tahu! Antum sudah demit, kufur nikmat pula! Masyaallah, harus muhasabah diri, antum!”
“Makanya… saya minta maaf… saya baru menyadari…. hidup anda bahkan lebih menderita dari rakyat Korea Utara….”
“Jancuk.”
Kuntilanak merah itu bersujud di hadapan gw.
“Nama saya Tantri, The Red Spirit. Mulai saat ini, saya akan meminjamkan kekuatan saya, demi menggulingkan rezim yang zalim kepada rakyat. HIDUP RAKJAT!!!!! HIDUP REVOLUSI!!!!!!!!!” jerit The Red Spirit menjura.
Lalu tiba-tiba terdengar Mars Uni Soviet entah dari mana bersama kesadaran gw yang kembali ke dunia material.
“Sayor, eh lu sini!
Es kopi, suka ngopi
Kambing kok ngagetin
Elie tadarooz….
Osas, pulau Tonga
Bego, eh kamu
Biji, ih Pak Wozie
Seperti Sayoor
Kaaaacaaaaa
Yeeee…. Es Wan
Ace… San Hok… Oye…..
Kursi Beroda, ayo kita ngoooom…
Ngomooool… di Hiroshima….”
|XII|
“Gor… Gor… bangun, Gor….” gw nepuk-nepuk pipi Gori.
Gori kriep-kriep bangun. Ngumpulin nyawa.
Elang dan Sheila ngintip takut-takut di belakang gw.
“Gori udah sadar belum, Jon?”
“Kagak tahu neh. Kayanya yang masuk sekarang siluman undur-undur.”
“Serius lu! Kesurupan lagi, gua panggilin petugas Bonbin.”
“Gor… Gor… Gor… elu udah sadar belum?” kata gw nepuk-nepuk pipinya.
Gori senyum najong.
Terus mengerjap-ngerjap imut.
“Mas Joooon…. apa yang terjadi dengan kuh? apa yang telah kau perbuath?” kata Gori sambil menutupi tubuhnya yang telanjang. “Kenapa aku telanjang? oh…. ini benihmu mas… ini benihmuh….”
“Bubar…. bubar….” gw, Elang, dan Sheila langsung cabut.
Terakhir diubah:
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
