Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Joni Kroco™: Revolution

Bimabet
22. Joni Kroco dan Aliansi Mematikan


Elang menyodorkan sebuah gulungan emas.

“Gori bilang Pimpinan Klan Naga Hitam setuju untuk melakukan pertemuan ”

Gw sama Sheila lihat-lihatan.

“Hoaks lagi nggak neh? Dijebak lagi jangan-jangan,” jujur gw agak sangsi.

“Nggak mungkin, lah. Naga bisa dipercaya orangnya,” tukas Sheila.

“Gua juga percaya sama Naga,” Elang menengahi. “Sekarang tinggal keluarga besarnya. Kita semua tahu Klan Naga Hitam hanya berpihak kepada yang menguntungkan. Kejadian dua tahun lalu adalah buktinya.”

Pandangan Elang dan Sheila tertuju pada gw.

“Gimana menurut lu, Jon?”

“Lah. Kok tanya gua?”

“Kan elu Red Queen yang baru.”

Gw diem. “Kalo aku sih iyes.”



|XII|

Gw sampe di tempat tujuan. Gori gw tinggal di markas, takut kesurupannya kumat, sekalian gw suruh nyari stock persenjataan. Berdasarkan ancer-ancer yang dikasih Gori gw harus jalan ke deketnya hotel plus-plus di mana pertemuan akan dilakukan.

Gw, Sheila, Elang, dan Gori membaur di kerumunan orang-orang yang menyeberang serentak di jalan zebra cross. Melewati orang-orang yang baru pulang Cosplay pake kostim Doraemon. Gw agak tergoda nyobain pijet plus-plus benernya sebelum gw melihat orang-orang pake jas hitam-hitam berbaris di depan sebuah klub besar.

The Crazy 88. Pasukan Yakuza keluarga Hayabusa. Beberapa bawa katana dan pentungan. Beberapa ngunyah brutu di depan gw yang cuma datang berbekal iman dan takwa.

Kaki gw mendadak kejer. Benernya gw agak sangsi juga diajakin ketemuan gini, secara gw udah berkali-kali dikhianati kaya Musdalifah.

Gw takut aja gw dijebak, terus gw dipaksa jadi Artis JAV sama keluarga Yakuza-nya Naga. Idih. Jangan lah. Tar memek gw jadi kotak-kotak mozaik.

Seorang Yakuza bekepala botak dan berwajah seram ngelihatin gw dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pandangannya terhenti di dada gw yang cuma ketutup Coat Merah darah khas Red Queen. Mampos sob, feeling gw di akhir episode ini gw bakal digangbang Yakuza.

Kaki gw makin kejer.

Ia bergerak mendekati gw.

Sugeng Rawuh. Panjenengan sedoyo sampun dipun rantos….” (Selamat datang, anda semua sudah ditunggu)

Bhaaaa… ternyata orangnya sopan. Ngomong pakai bahasa Jepang halus dialek Kanto. Ia tersenyum sendu dan menunjuk dengan ibu jari ke arah Warung Jamu Godhok yang terletak di pinggir jalan.

Para pengawal bertampang seram serempak membuka jalan

Djamoe Njonja Meneer. Terlihat logo sponsor ketika kami memasuki warung sederhana itu.

Ternyata pertemuannya dilakukan di tempat ini.

Seorang laki-laki tua berkepala botak dan berbrewok tebal sedang menyesap jamu Beras Kecur, tersenyum sinis ketika melihat gw memasuki ruangan. Jas mahalnya digantung di atas kursi, sementara kemeja putih lengan panjangnya dilipat sampai siku untuk mengkompensasi udara panas. Badannya terlihat tegap dan kekar untuk seorang berusia 50 tahunan.

Gw langsung inget sama sepasang pedang Katana panjang Muramasa dan Murasame yang bersandar di samping meja. Beliau adalah Sidi Supari, Ketua Klan Naga Hitam, sekaligus pencipta aliran dua pedang Hitenmitsurugi.

“Lek Sidi, Mlekum Lek,” canggung, gw memberi salam.

“Hmmmh.”

Lek Sidi menyambut sinis uluran tangan gw, mempersilahkan gw duduk tanpa bicara.

Seorang pelayang menyodorkan menu.

“Jamu Kunir Asem. Elu apa, Shel?” bisik gw.

Sheila kelihatan agak tegang. Kemampuannya membaca pikiran membuatnya lebih terbebani ketimbang yang lain.

Sheila berdehem dan membuka suara. “Begini, Lek Sidi, tujuan kami kemari,─”

“DIAM!” Lek Sidi menggebrak meja. “Sapah se nyoro kakeh ngocak? Tan undangan ken gebei Red Queen? (Siapa yang menyuruh kamu bicara undangan saya hanya untuk Red Queen)” Lek Sidi Supari membentak dalam bahasa Jepang dialek Okinawa.

Berasa dimarahin guru BK, gw, Elang, dan Sheila langsung nunduk.

“Jon ngomong Jon, ente sekarang boss-nya,” bisik Elang kejer.

“Diem, bangsad! Ane takud!” bisik gw nggak kalah kejer.

Gw diem. Beneran. Gw takut banget dijebak terus dijadiin Jugun Ianfu.

Untungnya Jamu pesenan gw datang. Seorang Geisha dengan riasan bedak tebal dalam balutan Kimono datang membawa nampan dan beberapa gelas Jamu.

Gw minum buat ngilangin grogi.

Jamu Kunir Asem….

Segar….

Alami….

Tanpa sadar gw ngiklan….. “Suwe ora Jamu….”

Lek Sidi melotot gahar. Tapi bibirnya nyautin. “Jamu Godhong telo….”

Suwe ora ketemu….” sambung gw

Ketemu pisan… ora suwe….” tutup kami bersama-sama.

Lek Sidi manggut-manggut. Menepuk pundak gw.

“Jadi ini yang namanya Mandala 12 Rasi Bintang yang telah mengalahkan kami. Pribadi yang menarik.”

Gw cuma nyengir.

“Sebelumnya, kami turut berduka cita atas kepergian Nyonya Besar Liliana. Bagaimanapun juga beliau pernah menjadi mitra kerja kami yang paling berharga.”

Mator Seklangkong, Lek, (terima kasih)” jawab gw sopan pakai bahasa Jepang dialek Okinawa.

Lek Sidi Supari tertawa kecil.

“Saya mengerti situasinya. Mandala 12 Rasi Bintang yang baru. Atau siapapun yang berada di belakangnya sangat berbahaya. Terlebih bagi Organisasi Kriminal seperti kami.”

Gak ada dialog. Gw pesen telor setengah matang biar nggak cenggur.

“Mandala 12 Rasi Bintang berusaha menciptakan dunia Dystopia tanpa kejahatan. Indonesia, Brunei, Malaysia, dan Singapura sekarang berada di bawah kekuasaannya. Memiliki bekingan dari The Patriot, tinggal menunggu waktu hingga pengaruhnya sampai ke tempat ini.”

Terdengar suara berdehem pelan. Lek Sidi Supari melanjutkan kata-katanya.

“Kita dulu pernah bersekutu. Lalu berselisih paham. Tapi kali ini kita menghadapi musuh yang sama, maka kali ini dengan senang hati kami akan menerima tawaran anda. Kita akan melakukan asasinasi terhadap Mandala 12 Rasi Bintang.”

Sheila tersenyum lega.

“Tapi tentu saja, bantuan dari kami memiliki harga.”

Mampos. Ini dia….

“Kita harus mengikat pernikahan Politik seperti dulu.”

“Boleh, Lek. Mau pilih siapa mempelainya? Sheila? Tara? ambil aja yang mana. Dua-duanya juga ana kasih. Istri ana sudah ada dua.”

“Anda sendiri. Red Queen.”



|XII|

“Elu kok nikung gua sih, mbek?!”

“Ya mana tahu gua kalau mau dijodohin sama Naga!”

“DIEM LU! TUKANG TIKUNG LAKI ORANG! KAKAK MACAM APA YANG JADIAN SAMA MANTAN SUAMI ADIKNYA SENDIRI.”

“Ya kali aja turun ranjang. Kan banyak cerita turun ranjang di Wattpad! Lagian elu kira gua suka cowok-cowok cantik kaya Naga! Gua lebih suka yang macho kaya Wagimin atau berbulu lebat kaya Elang.”

“DIEM BANGSAD!” jerit Elang kesel. “Kenapa ceritanya jadi rumit gini?!!”

“JANGAN TANYA GUA ANJENK! TANYA PENULISNYA YANG KEBANYAKAN MENGHIRUP ASAP KNALPOT!" jerit gw kesel
waktu seorang Geisha berkimono datang membawa semangkuk tahu Mie Ayam Wong Kyoto.

“Elu pesen Mie Ayam, Shel?” Elang mengernyitkan dahi.

“Kagak, Joni kali?”

"Ap- kyaaaaaaaaah!!!!!!"

Mungkin kesel karena kami ribut-ribut, tiba-tiba aja Geisha itu menyiramkan kuah Panas ke kepala gundul Lek Sidi Supari!!!

“JANCOOOK!!!! MATAKU!!!! MATAKU KELILIPAN LOMBOK COOOOOOK!!!!!” Pendekar itu mengaduh kesakitan memegangi wajahnya yang melepuh tersiram kuah mendidih. Serangan itu terlalu tiba-tiba, termasuk sebilah senjata rahasia yang muncul dari ujung jari. Berkelebat cepat dan terbenam di perut Lek Sidi.

─JLEBH

“LEK SIDI!!!!!” refleks gw nabokin botol sambel yang ada di deket gw ke kepala Si Geisha pembunuh.

Menghantam batok kepala, botol kaca berisi cairan pedas itu pecah berhamburan, tapi musuh gw bahkan nggak merasa kesakitan. Sepasang matanya yang berlumuran saos sambel melotot seram ke arah gw kek Sadako baru keluar sumur.

“BANGSAD!” Elang mendecih kesal, menyusul menyerang dengan tendangan yang bersarang dari sudut buta.

Penyerang misterius itu menangkis serangan Elang dengan sebelah tangan. Bahkan tanpa perlu menolehkan kepala seolah tahu dari mana tendangan itu berasal.

Bukan musuh sembarangan. Si Arab Kribo melompat mundur. Mengambil kuda-kuda waspada.

Mendengar keributan, anak Buah Klan Naga Hitam menghambur memasuki Warung Jamu dengan katana terhunus. Sheila memapah Lek Sidi Supari yang meringis kesakitan memegangi perutnya yang berdarah.

“Bajingan betul,” dengus Elang geram. “Shel. Kenapa elu nggak bisa mendeteksi niat jahatnya?!!”

“G-gua ng-nggak tahu! g-gua bahkan nggak bisa memasuki pikirannya!” Sheila membeliak horor begitu. “D-dia…. M-makhluk itu…. MAKHLUK ITU BUKAN MANUSIA!!!!!”



|XII|

─Terlambat.

Tak ada satupun orang di tempat itu yang sempat bereaksi ketika wajah Geisha itu terbelah dan menampakkan laras senapan mesin yang memberondongkan timah panas pada pasukan Yakuza yang hanya bersenjatakan pedang Katana.

Sistem mekanis di kedua lengannya bergerak menampakkan sepasang lengan besi dan ujung tajam pedang yang mencuat dari tempat yang dulunya pergelangan dan dibacokkan di kepala Mbok Jamu yang nggak tahu apa-apa.

“Kyaaaaaaaah!!!” gw ngejerit imut sambil melayangkan jurus tapak yang seharusnya bisa melumpuhkan aliran Prana dan saraf motorik.

Tapi musuh gw nggak terpegaruh ma serangan gw cyin!

Akhirnya gw cuma bisa ngelempari botol-botol jamu beras kencur dengan manjah.

Sheila menggunakan kesempatan itu untuk membekukan gerakan Droid misterus itu dengan telekinesis, disusul Elang yang menerjang dengan kekuatan Animus Phoenix-nya. Tendangan Elemen Api mementalkan makhluk artifisial itu ke jalanan hingga menghantam mobil parkir dan menimbulkan ledakan besar.

Bunyi sirine tanda bahaya…. Pecahan kaca…. Warga sipil berlarian menjauhi tempat kejadian…

Tapi gw tahu, ini baru adegan pembuka…

“Waspada, Jon,” Elang mengeluarkan sepasang Katar dari balik jas.

Sesosok bukan manusia m elangkah keluar dari kobaran api.

Lelehan silikon menampakkan rangka logam yang dipenuhi berbagai macam senjata tajam dan keluar lengan-lengannya yang berjumlah empat laksana Dewi Durga….

Wajahnya yang cantik menyeringai di bawah reklame neon warna-warni kota Neo Tokyo…..

Dari tempat yang seharusnya adalah pita suara mengalun suara elektrik mengerikan….




|XII|


Automata… Android tempur buatan Hayabusha Inc…” bisik Sheila waspada.

Merunduk, makhluk yang terbuat dari kerangka metal dan sirkuit elektrik itu mengeluarkan uap panas dari se4tiap persendiannya. Keempat lengannya terangkat, seolah sedang mengambil ancang-ancang untuk menyerang.

Menghadapi musuh yang bukan manusia, kekuatan Telepati Sheila nyaris nggak berguna. Sementara Celurit of Chaos gw ogah diajak berantem melawan musuh yang nggak berjiwa. Otomatis Elang, Si Pendekar Kribo penguasa Elemen Api adalah satu-satunya orang yang masih bisa berdiri. Mengambil kuda-kuda siaga, pemuda Arab itu bersiap menghadang dengan sepasang katar yang diliputi nyala api kebiruan.

Terdengar bunyi elektrik dari leher musuh kami. Disusul sorot mata yang seolah memindai pergerakan kami. Elang merunduk waspada. Tapi tidak ada satupun naluri yang bisa mengira pergerakan sesosok makhluk yang bukan manusia. Tanpa aba-aba, ledakan roket pada tumitnya membuat Automata itu melesat dalam kecepatan yang tak bisa ditangkap dengan mata telanjang.

“JON! AWAS!!!!!” jerit Elang.

Terlambat... Droid tempur itu terlanjur menerjang ke arah gw dan Sheila.

“PAKAI INI!!!!” Lek Sidi melemparkan pedang Katana panjangnya ke arah gw yang segera gw hunus.

Melompat binal, Automata itu menyarangkan keempat pedang dari empat lengannya sekaligus. Gw bahkan nggak sempat berpikir, melindungi Sheila adalah satu-satunya naluri yang menggerakkan setiap otot tubuh gw dengan sendirinya.

Bunga api berpijar ketika keempat pedangnya bersambutan dengan ujung tajam Katana gw. Semburan darah segar terlihat dari luka bacok di toket gw, tapi serangan gw juga berhasil membuntungi salah satu lengannya.

“JANGAN GANGGU ADIK GUA, BANGSAD!!!” gw ngejerit emosi terus ngebacokin pedang panjang itu tepat di dagu musuh gw dan menembus sirkuit pusatnya yang terletak pada tengkorak titanium. Naluri melindungi membuat badan gw bergerak dengan kekuatan yang melampaui akal sehat. Kilatan listrik konslet. Dalam satu tebasan, gw menghempas rangka besinya yang terpotong separuh pada aspal keras.

Rusak parah, ia masih mencoba melarikan diri dan merangkak, tapi ujung pedang gw keburu menghujam kepala kalengnya. Injakan sepatu hak tinggi gw pada kepalanya menghamburkan isi kepala berikut segala sirkuit yang terbenam di dalamnya. Suara elektroniknya terdengar untuk terakhir kali…

“Mu-mu-mu… su-su-su…. Susu Murni Nasional…..”



|XII|

Rasanya gw bisa mendengar lagu openingnya Ghost in The Shell yang diputer entah dari mana. Setelah Zombie. Pasukan Klon. Sekarang Robot Terminator. Gw nggak heran kalo habis ini gw disuruh ngelawan Incik Adudu dan Prob dari planet Ata Ta Tiga.

Automata. Android Tempur buatan Hayabusha Corporation?” desis Sheila waspada sambil memapah Lek Sidi ke tempat aman. “Bagaimana bisa?!”

“Ada… yang tidak ingin… aliansi ini terjadi…,” Lek Sidi berkata lemah, matanya menatap nanar pada tubuh para anak buahnya yang menjadi korban.

“Siapa?”

“A… D… C… U-U….” Lek Sidi termegap sekarat.

“Apaan tuh, Lek?”

“Ada… Deh… Cyin… uhuk-uhuk….” sebelum pingsan.



|XII|

Suara sirine mendekat dari kejauhan ketika aparat dan bantuan dari Klan Yakuza keluarga Hayabusa datang memberi bantuan. Anggota yang terluka segera dievakuasi ke Rumah Sakit termasuk Lek Sidi. Luka-luka gw diperban, dan gw cuma bisa bengong di mobil Ambulans.

Musuh dalam selimut? Lagi? Gw bahkan nggak bisa berpikir saking pusingnya. Ada sesuatu yang salah. Intuisi gw menangkap keganjilan yang berasal bukan dari material. Sesuatu yang bersemayam di dalam pedang Lek Sidi. Sesuatu yang mencoba berkomunikasi dengan gw….

Sesuatu yang….

─Gelap?

“Mbek? elu nggak apa-apa? Mbek!” Sheila melambai di depan mata gw yang masih menatap kosong.

“Mbek!!!” Sheila menggoyang-goyang pundak gw.

“Eh, apa? Nggak apa-apa… gua… mabok kali…?”

Gw masih ngelamun waktu dari kejauhan terlihat dua motor sport besar mendekat. Honda CBR warna hitam dan putih. Gw langsung mengenali pedang Katana panjang yang tersandang di punggung keduanya.

Seorang pria berwajah tampan membuka helm. Berdiri dalam balutan jaket kulit dan katana hitam di punggung. Naga, putera Mahkota keluarga Hayabusha.

Seperti biasa Naga menyambut tanpa ekspresi, dingin. Bahkan ketika melihat Sheila, mantan istrinya…

Seorang wanita cantik bertubuh jenjang berdiri mengawal di belakang Naga. Rambut hitam panjangnya bergerai terkibar ketika ia membuka helm full face-nya… mukanya yang selalu ada di mimpi-mimpi gw…

Lutut gw langsung lemes….

Mata gw berkaca-kaca….

Kangen banget…

Soulmate gw…


To Be Contijon!!!
 
Terakhir diubah:
Wuiiiihhhh,, makasih Jonn!

Langsung maraton buat refresh ngebedain sama yg non-revisi.

Suwuunn, kali lain jgn lama2 yak 😂😂😂!
 
Mantep Jon, akhirnya jiwa lesbi author nya keluar, it's part of your dark side isn't it?
 
Uuwwwoooh joni kalo keluarganya terancam, keluar jiwa mandalanya. Kerennn, perang pun terjadi, cinta bermekaran, di tanah sakura, romansa terjadi. Battle clash final bakal dimana ini master?? Jakarta lagi yakk?? Thanks apdetnya, moga lanjut ampe tamat yg ke-3. Have a good time.
 
23. Joni Kroco dan Sakura dalam Pelukan

“Mas Jon?”

“Dik Aika!”

“Mas Joooon!”

“Dik Aikaaaaa... Hiks. Hiks….”

“Mas Jon… hiks… aku kangen….”

“Dik Aika…. Srikandi-ku…”

“Mas Joni… Butocakil-ku… hiks….”


Aika memeluk gw sambil menangis. Di sekeliling gw kelopak bunga sakura bergururan diiringi lagu tentang kerinduan sepasang kekasih yang terpisah jarak dan rindu.


Thousand city, I’ve passed by
Thousand hearts, I’ve asked why
But no one know the trace of your steps.
Erase your name from my heart, I had try
But still, I’m in love with thy


Terjemahan bahasa jepang-nya gini

Sewu kuto uwis tak liwati
Sewu ati tak lakoni
Nanging kabeh
Pordo rangerteni
Lungamu neng endi

Pirang tahun anggonku nggoleki
Seprene during biso nemoni

Wis tak coba
Ngaliake jenengmu
Soko atiku Sak tenane aku ora ngapusi
Isih tresno sliramu

|XII|

“Sambutan yang meriah,” dengus Elang sinis ketika Naga menghampirinya.

Tangannya bergerak menjabat.

“Ada yang banyak kita bicarakan,” pungkas Naga tanpa melirik Sheila. "Yang pasti kita harus segera pergi dari tempat ini."

Nyala neon reklame kota Neo Tokyo membias ketika kami bergerak meninggalkan tempat kejadian perkara. Situasi TKP yang makin ramai dan adanya kemungkinan adanya penyerang yang menyusup di antara warga yang pengen nonton bekas-bekas tawuran.

“Di sini? Serius?” kata Elang sangsi waktu grup kami mencapai Safe House keluarga Hayabusha di sebuah hotel Esek-esek di bilangan Wonokromo, salah satu distrik di Old-Tokyo.

“Kenapa? Ini adalah satu-satunya pilihan terbaik yang kita punya. Lagipula, gua nggak terlalu yakin kita nggak akan disergap lagi kalau memaksakan diri bergerak hingga Yokohama malam ini.”

“Tapi. Dompet gua ketinggalan.”

“Tenang. Pesan hotel pakai Traveloka bayarnya bisa nanti saat check in.”

Love Hotel bintang 5 yang biasa dipake buat kumpul kebo pejabat-pejabat. Gw bisa lihat lampu neon bergambar Doraemon ngewe sama Shizuka ketika lift yang membawa kami ke kamar suite di lantai teratas.

Di kamar besar yang dijadikan markas sementara. Elang berkordinasi dengan kelompok Tara dengan perangkat telepon satelit. Kelompok mereka masih tertahan di Jalur Sutera karena Tikus dituduh mencabuli binatang langka oleh otoritas setempat.

Gw pesen makanan pake Go-Food, terus ambil spot enak di pojokan buat kelonan ma Aika.

Sementara Naga dan Sheila, ah, dua orang itu…. Beda sama gw dan Aika yang udah bisa sayang-sayangan. Naga dan Sheila. Ah…

Naga berdiri membelakangi, mengalihkan pandangannya pada kaca jendela. Tatapan Sheila yang menusuk tajam membuatnya tak memiliki pilihan lain selain melarikan diri dari kharisma seorang Jade Empress.

Hening. Gw bahkan ikut jengah oleh kecanggungan di antara mereka berdua.

“Dua tahun kita nggak ketemu, dan kamu bahkan nggak mengucapkan sepatah katapun, realy?” cecar Sheila.

“Buat apa? Toh kamu sudah tahu semua isi kepala saya,” sahut Naga, dingin.

“Bertahun-tahun kita pacaran, nikah, sampe akhirnya cerai, aku bahkan nggak tahu jalan pikiranmu.”

My mind is complicated. Kamu sendiri tahu itu.”

Kemudian hening.

Gw yakin nggak mudah juga bagi Sheila, juga bagi Naga. Naga sudah pernah mengkhianati keluarga Sheila. Bahkan gara-gara Naga, Sheila kehilangan ayahnya, dua tahun yang lalu.

“Aku ikut berduka dengan kepergian Mama. My condolences.”

Gw tahu Naga tulus ketika mengucapkan ‘Mama’ sebagai kata ganti orang ketiga, tapi ekspresinya seolah ia tak merasakan apa-apa samasekali.

“Makasih.”

Sheila mengambil sebotol Bir. Kekuatan telekinesis membuat benda itu melayang di udara dari kulkas kecil yang terbuka dengan sendirinya.

“Kamu tampak berubah,” Naga tersenyum kecil melihat kemampuan Sheila yang berkembang pesat.

“Lebih kuat, tepatnya,” Sheila balas tersenyum dan menandaskan sekaleng Bir Bintang dalam beberapa tegukan.

Kaleng kosong di tangannya berubah menjadi segumpal bola padat dan melayang jatuh ke dalam tong sampah.

“Bagus. Aku senang kamu nggak kenapa-kenapa.”

“Huh. Tanyain dari tadi, kek! Kirain udah nggak peduli sama aku!” Sheila merajuk sambil mengembungkan pipinya, berusaha menyamarkan rona-rona yang mulai menampakkan diri di aas wajahnya yang lucu.

“Maaf. Aku juga benar-benar tidak mengira kalau mereka bakal bergerak secepat itu.”

Elang yang dari tadi sibuk dengan perangkat telepon satelit menegakkan punggung pertanda tertarik.

“Ngomong-ngomong soal penyerang misterius. Automata. Android tempur buatan Hayabusha Inc. Siapa yang mengirim mereka? Kenapa mereka menyerang Lek Sidi Supari yang notabene adalah Pelindung keluarga Hayabusha sendiri?” si Arab Kribo memicing curiga.

Naga dan Aika saling melirik.

It is complicated,” Naga mengambil tempat di dekat kami. “Seharusnya kalian enggak datang ke sini. Seberapapun putus asanya kalian.”

Konflik yang terjadi dua tahun lalu masih menimbulkan bara berkepanjangan di antara dua keluarga. Gw dan temen-temen membantai banyak anggota Klan Naga Hitam dan memporakporandakan markas mereka di Ice Fortress. Banyak dari mereka yang kehilangan partner atau sodara. Dan nggak semua orang bisa dengan mudah menerima kalau harus kembali bersekutu sama orang yang dulu membunuh kerabatnya. Mata dibayar mata. Gigi dibayar gigi. Naluri balas dendam manusia yang mengakar dalam darah.

“Ada beberapa orang yang tidak menginginkan kami bersekutu kembali dengan Klan Dasaatmadja.”

“Siapa?”

“Pihak yang sama yang menyerang Lek Sidi Supari.”

Semua terdiam.

Terdengar suara sirine di luar bersama rentetan tembakan anggota geng yang saling bentrok di jalanan.

“Dan gua yakin orang itu akan mencoba menggagalkan pernikahan ini. Kalau perlu mencelakakan Joni.”

“Loh. Kok gua jadi terlibat!” Denger nama gw disebut-sebut gw ikut nyahut.

“Ya kan lu calon istrinya Naga.”

“Oia. Gua lupa.”

“Anjenk.”

“Btw. Kenapa harus gua, Bang? Elu kagak pengen balikan sama Sheila? Jangan bilang elu juga ngebet ngewein gw kek si Wagimin!”

“Karena… Ini adalah rencana yang berbahaya.” Naga terdiam. menarik napas panjang. “Gua dan Lek Sidi yang merencanakannya baik-baik. Melakukan tindakan provokasi dengan sengaja menikahkan gua dengan salah seorang anggota terpenting keluarga Dasaatmadja. Siapapun mereka. Duri dalam daging dalam keluarga kami pasti akan menampakkan diri.”

Gw teringat pada serangan fatal di kediaman keluarga Dasaatmadja dua tahun lalu. Waktu itu Sheila menjadi korban. Koma, dan hampir pergi untuk selamanya…

Gw akhirnya ngerti ini cuma pernikahan pura-pura. Decoy untuk memancing Culprit-nya keluar. Gw akhirnya ngerti itu…

Dan yang paling penting dari semuanya itu, Naga nggak ingin Sheila terluka untuk kali kedua….

Gw nggak bisa baca pikiran, tapi ngelihat dari rona merah muda di wajah Naga, dan juga mata Sheila yang perlahan berkaca membuat nggak ada lagi yang bisa menyangkalnya:

─dua orang itu tidak pernah berhenti saling mencintai.

“Dengan kata lain gua dijadiin tumbal pesugihan?”

“Ho-oh,” jawab Naga enteng.

Ekspresi gw kira-kira gini:

“Bangsat kalian.”





|XII|

Malam itu Sheila dan Naga akhirnya ngewe setelah sekian lama. Gw tahu karena gw ngintip pake jurus Astral Projection. Tapi mungkin karena author-nya kurang asupan protein hewani, sex scene-nya diskip.

Elang yang di-Arc ini cuma jadi karakter tambahan, cari cewek sendiri di Harajuku, meski gw yakin sih buat cowok seganteng Elang pasti gampang dapetin memek baru.

Elang adalah orang yang paling bahagia waktu Naga dan Sheila balikan. Kenapa? Elu kagak cemburu? tanya gw.

Karena hanya dengan melepaskan elu nggak akan kehilangan, kata dia. Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Karena dia tahu kemana harus berlabuh.

Gw diem aja, pura-pura terharu, meski gw tahu dia plagiat dialog novel perahu kertas.

Berandam berdua di dalam bak mandi air hangat, Aika tersenyum melihat tubuh baru gw.

“Aku kangen, Mas.”

“Sama.”

“Hehehe….”

“Kamu ndak jijik, po, Dik? Aku berubah jadi cewek?”

“Ndak. Mas. Kamu tetap Buto Chakil kesayanganku.”

“Tapi ojok ditapuki meneh. Yo.”

“Hehehe….”

Aika menciumi pipi gw gw gemas. Gw belai-belai rambutnya pelan. Terus cipokan lama. Ah. Sambil gerepe-gerepe bendar. Gini nih, kalau authornya baru come out jadi lesbian. Di dalam bath tub yang berisi air panas itu, Aika bergelung dalam pelukan gw, membiarkan gw menciumi lehernya yang putih jenjang.

Rasanya lama sekali, batin gw sambil menciumi pundak Aika yang dipenuhi dengan butiran air. Wanita bertubuh jenjang itu melengguh pelan ketika sepasang tangan gw menangkup pada payudaranya yang mungil. Terlihat gelinjangan pelan dari tubuhnya ketika puncak-puncak dadanya perlahan mengeras di antara jari-jari gw yang bergerak memilin. Aika mengerang, bibirnya membuka secelah, memberikan kesempatan bagi gw untuk menyusupkan lidah ke dalam rongga mulutnya yang hangat.

Berbalik, Aika bergerak melingkarkan tangannya di leher gw. Buah dadanya yang mungil saling menggenjet dengan toketnya Jeannie yang segede Melon. Aika tersenyum, manis sekali. Mukanya yang Jepang asli udah merona merah. Perpaduan antara muka judes dan terangsang itu memberikan ekspresi paling ngacengin di dunia.

Gw ciumi wajahnya. Menghisap setiap inci kulitnya yang lembut dan menghirupi keringat yang menetes dari pori-porinya. Puting Aika mengeras indah dan gw jilati pelan sebelum puncak indah warna merah muda itu juga terbenam dalam lumatan bibir gw.

Aika merintih, tangannya secara instingtif menjangkau pada pangkal paha gw yang basah. Ada intensitas kenikmatan yang hadir ketika jari-jari Aika mulai bermain-main pada lembah-lembah gairah gw, membuat gw makin terangsang dan melakukan hal yang sama pada selangkangan Aika.

Napas Aika udah memburu. Gw bisa merasakan belahan memiawnya yang juga makin becek. Dan mukanya itu…. Ya Salam, cantik banget, judes… … tapi sangean… dan bibirnya yang tebel itu bikin gw pengen ciumin yang lembut… tapi penuh sayang…

“Mmmmh…, Mas Jon,” Aika melengguh dalam lumatan gw.

Gw merasakan selangkangannya yang basah dan menjepit paha gw mulai bergerak menggesek. Nikmat, klitoris gw yang juga bergesekan membuat gw secara instingtif menggerakan pinggul gw, berusaha menggapai kenikmatan yang sama. Dan gerakan itu perlahan mulai memburu, kami saling lumat, saling remas, dan saling gesek seperti mengejar satu puncak yang berkejaran. Vagina kami yang saling menempel membagikan kehangatan dan rasa geli yang menyeruak dan membuat kami mengeluarkan rintihan-rintihan erotis yang sama. Kami bergumul ganas sehinga tubuh telanjang saling melekat dan berkilat oleh air hangat bath tub.

“Pindah kasur, yuk….,” bisik gw mesra.

“Hu-uh,” sahut Aika lemah ketika gw papah menuju kasur berukuran King Size.

Gw kira gw lesbian. Meskipun gw terlahir cowok, tapi deep inside my soul, gw ternyata seorang lesbian. Gara-gara rajin nge-follow akun twit**ter askfess gxg dan rajin ngebaca cerita Yuri, gw jadi sedikit lebih berpengalaman dalam percumbuan sesama jenis. Birahi yang udah berada di ubun-ubun membuat Aika nggak menolak ketika gw bimbing dalam posisi scrissoring. Gunting ketemu gunting.

Kami berbaring dengan posisi kepala saling berlawanan. Gw menjepit sebelah paha Aika dengan kedua tungkai gw yang saling mengait sehingga selangkangan kami kini saling menempel. Gw bisa merasakan bagian intim Aika di bawah sana, basah dan menggesek pada gundukan gw yang sama basahnya. Labia bertemu labia. Klitoris bertemu klitoris. Sambil memeluk paha Aika, gw menggerakkan pinggul gw, menggesekkan setiap inci vagina gw yang basah pada vagina Aika, membuat rasa geli dan nikmat di yang mengumpul di bawah sana semakin menyebar ke seluruh tubuh tubuh dan membuat kami menggelinjang memburu puncak kenikmatan. Mendesah, dan menikmati setiap sensasi duniawi yang meraja.

“Mas Jonn… itilku mbok apak’ke Maaaaash… oooooh….” Aika megap-megap keenakan, mendesah tak karuan. Gw mempercepat goyangan, membuat anak itu merintih semakin binal, mengerang makin sensual. Gw tahu, itilnya Aika yang supersensitif gampang banget dirangsang, nggak perlu beberapa kali goyangan sampe Aika kejang-kejang orgasme.

“Mas Jooon…. Mas Jooooon… iiiih…. iiiih…. iiiiiih….. ” lengguhan orgasmik Aika terdengar bersama cairan squirtnya yang bermuncratan deras. Mukanya yang mirip artis JAV memerah semu dalam ekspresi sange paling ngacengin di dunia, bikin gw makin terangsang dan itil gw gatel bangsat.

“Dik… Diiiik… itilku… itilku…. geringgingen….,” gw mendesah panjang waktu gw nyampe. Bangke badan gw kaku semua sampe cairan gw ikut nyembur memandikan paha Aika dengan lelehan mesum peju kenikmatan. Mulut gw terbuka lebar menyuarakan enggahan-enggahan erotis bersama air liur gw yang menetes. Lalu ketika badai orgasme itu mereda, gw terempas dengan napas tersengal, kepala gw berasa ringan banget, ya Lord, ternyata gini enaknya lesbian sama istri sendiri.

Aika tersenyum dengan wajah tersipu, beringsut naik dan menciumi wajah gw. Dibelainya lembut rambut gw dan dikecupnya kening gw sekali. Tangan gw melingkar di lehernya ketika bibir kami kembali saling bertaut. Kali ini lebih lembut. Lebih intimate seperti ingin membagi desir-desir post orgasmik dalam percakapan yang nggak memerlukan perkataan.


|XII|

Ada keheningan yang hadir malam itu. Tubuh kami yang telanjang cuma dibungkus sehelai selimut tipis. Sementara mengentaskan segala kerinduan. Roh kami menyatu, gw dan Aika tahu itu. Ikrar yang diikat di depan Ashura empat tahun lalu melampaui segala batasan ruang dan waktu. Kepalanya menyandar di pundak gw. Tangannya melingkar di pinggang gw, seolah nggak mau kehilangan gw untuk yang kedua kali.

“Kamu tahu, Mas? Waktu denger berita kematianmu… aku…,” Aika berkata pelan. “Tiap malam aku bacain Yasin buat kamu… cuma itu yang bisa aku lakukan… .─”

“Lalu aku dengar berita kamu ‘bangkit’ lagi. Orang-orang di Indonesia menggap ini adalah mukjizat datangnya Juru Selamat, Sang Ratu Adil yang ditunggu-tunggu. Tapi aku tahu, kalau ‘yang ada di dalamnya’ itu bukan kamu… bukan Butho Cakil kesayanganku.”

And here I am…,” kata gw pelan.

Aika tersenyum. Mengusap matanya yang berair. Dipeluknya gw makin erat.

“Nggak ada yang berakhir baik daripada melanggar ketentuan The Maker, Mas… kamu sendiri tahu itu… cepat atau lambat kamu harus membayar ‘konsekuensi’-nya,” Aika terdiam sebentar. “Termasuk ketika kamu mengikat perjanjian dengan ‘Iblis Betina’ itu?”

Tara. Aika tahu perjanjian rahasia gw.

“Benar kamu terlanjur berjanji menikahi Mbak Tara, Mas?” bola mata Aika bergerak menyelidik.

Gw nelen ludah. Lagi. Tapi leher gw terasa kering.

“Ndak ada wanita yang ndak sakit hati suaminya menikah lagi,” sahut Aika pelan. Kepalanya menunduk. “Tapi kalau itu demi keluarga kita. Meski sakit. Insyaallah, aku siap, Mas,” kata Aika tegas.

Patibrata. Sama seperti Shinta yang melompat ke dalam kobaran api untuk membuktikan kesetiaannya kepada Rama. Aika membuktikan itu tanpa diminta. Sementara gw. Gw bahkan malu sama diri gw sendiri. Aika keluar dari kobaran api tanpa lecet sedikitpun. Sementara gw? Gw keluar sebagai kerak panci.


To Be Contijon!!!
 
Terakhir diubah:
Update yg telah lama di tunggu akhirnya hadir
Makasih
Thx sob, soalnya emerginane cuma cukup sampe Tiongkok... Neh dah dapet energi baru, mudah2an bisa sampe Jepang dan Persia

Uuwwwoooh joni kalo keluarganya terancam, keluar jiwa mandalanya. Kerennn, perang pun terjadi, cinta bermekaran, di tanah sakura, romansa terjadi. Battle clash final bakal dimana ini master?? Jakarta lagi yakk?? Thanks apdetnya, moga lanjut ampe tamat yg ke-3. Have a good time.
Final Battle di Atlantis, tapi kayanya masih lama, soalnya gw kerjainnya per-ACT biar kuat nulis maraton huhuhuhu

Thx dukungannya sob.. makasih bangwt... Sering2 lah dikomen biar gw tetep semangat :beer:
Mantap

Thanks update nya butocakil ckck
thx sob, makasih ud ikutin n cerita ini :ampun:

Tar agak maleman kalo dah jadi wa apdet lg

Combo update!!!!!


Makasih ya suhu
sama-sama sob, fantengin teroooos

sudara sebotol, joni lahir dari botol

Hehehe nie pasti naq lama

Mantep Jon, akhirnya jiwa lesbi author nya keluar, it's part of your dark side isn't it?
Sekarang authornya bikin akun twit**ter pake profil pic cewe, bikin akun wa PP cewe, follow akun gxgrl kenalan ma cewe lesbi di sana
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd