12. Joni Kroco
dan Senopati Macan Sambernyowo
Hujan deras.... gelap... gw nggak bisa melihat jelas... tapi gw tahu kalau gw sedang digendong dan dibawa lari di tengah hujan lebat... di belakang gw terdengar suara tembakan dan ledakan, juga suara teriakan orang-orang yang mengejar kami berdua....
"
Gw di mana?" gw mau ngomong tapi yang keluar dari mulut gw cuma suara tangisan bayi....
Ini...
ingatan gw?
Di antara tetes-tetes air yang jatuh dan kilatan cahaya petir, sayup-sayup gw bisa menangkap wajah orang di balik tudung ponco tebal yang sedang menggendong gw... muka serem yang cuma bisa disamain sama Mad Dog....
Macan ?
|XII|
_________________________________
Macan
(Kembarannya Mad Dog yang (lho kok?) nongol di flashbacknya Joni)
__________________________________
"Sudah sadar elu, Jon?" kata Macan... nepok-nepok kepala gw...
"Bang...
afwan... ana khilaf...," gw langsung nyembah-nyembah minta maaf...
"CUIH!" kembarannya Mad Dog itu meludahkan darah dari bibirnya... "diem lu jon!"
Gw sudah takut Macan emosi gara-gara gw salah ngelempar granat, terus gw ditusbolnya pake coki-coki....
"Elu emang bajindul!" kepala gw ditempeleng..., "tapi gua nggak bakal dipanggil
Senopati Macan Samber Nyowo kalau sampai K.O. cuma gara-gara kena flashbang... masalahnya..."
Macan sudah mengira ada yang aneh ketika Elang dan Sheila, dua orang pengendali
Animus level-A dan level-C nggak bisa menahan serangan kroco-kroco hingga harus terpojok sampai
bunker di B-12..
Berarti kemungkinannya cuma dua, kata Macan... ada pengkhianat dalam
Eagle's Nest... atau ada
Animus User lain di antara penyerbu....
"Kita nggak sendiri, Jon...," kata Macan sambil melcuuti senjata dan magasen dari mayat penyerang. Peluru senapan SS-1 kami sudah hampir habis. Macan menyodorkan senapan AK-47 musuh dan 5 kotak magasen cadangan ke gw.
"Senapan serbu era perang dingin. Lebih berat... kaliber peluruya lebih besar dari SS-1... hati-hati, daya tolak baliknya pasti lebih kuat...."
"Siapa mereka...?" tanya gw sambil ngelirik ke arah mayat-mayat berkulit hitam di sekeliling kami.
"Sejauh yang gua tahu mereka tentara bayaran profesional dari Sierra Leonne yang biasa mengawal bandar narkoba dari Nigeria...," desis Macan, "tapi pertanyaan elu harusnya... siapa dalang di balik semua ini?"
|XII|
Terdengar suara langkah kaki mendekat di antara tumpukan mayat, diringi suara tepukan tangan sinis.... Seorang lelaki dengan muka tertutup
balaclava bergambar tengkorak muncul dari balik uap gas pipa yang bocor... tubuhnya dibalut
tactical suit yang sama dengan para penyerang.... hanya saja, di bahunya terdapat emblem dengan angka romawi... "
XII"
"
Animus User...," bisik Macan waspada, mengokang senjatanya...
"Zppper... zuppper sekali..." dia mengomentar mayat-mayat yang sudah dibunuh oleh gw dan Macan..., "zupper sekali sobat semua... salam...
Golden Ways...," katanya lagi sambil tepuk tangan...
Bujugbuset ini musuh ato mario teguh...
|XII|
_________________________________
The Temperence
Animus User Misterius
( fans-nya mario teguh )
________________________________
"
Saye tak salah
mengire...
ternyate kemampuan
awak sesuai dengan reputasi
awak sebagai jagal terbaik ABRI.... nomor due...
pffft... setelah Sahal Sang Penjagal...
awak zuper sekali...
(Bayangin sob... Mario Teguh pake logat Melayu...)
"Jangan sebut nama itu di depan gua!" hardik Macan...
Gw ngelirik Macan... Kembarannya Mad Dog ini emang beneran mantan pasukan khusus... berarti kemungkinan besar dia kenal sama bokap gw....
"Jangan banyak bacot lu bocah kemaren sore! gua matiin lu sekarang!"
"Zupper sekali... silahkan
awak cube-cube penggal kepala
saye... tapi
saye yang akan memenggal kepala
awak...,"
Musuh kami menghunus sepasang pisau
Kukri, seolah menantang Macan untuk menyabung nyawa dalam jarak dekat...
"
Prana lu masih Jon ?" bisik Macan siaga
Gw mindik ke dalem dimensi keempat, walau dengan tampang lesu, Si
Animus Kambing ngasih tanda oke dengan gaolnya...
"Cukupan kalau buat
Dharana doang..." jawab gw.
Macan mengangguk....
"Gua bakal nahan dia di sini... elu yang harus menjalani takdir lu nyelametin Sheila..."
Gw nelen ludah...
"T-t-t-tapi bang...."
"Jon... elu itu lebih kuat dari gua bahkan Tara... tapi elunya aja yang belum nyadar...."
Kuat coli... kuat ngelem... kuat molor... batin gw kesel...
"Jangan kecewain Sahal, Jon...."
Macan tahu gw anaknya Sahal Sang Penjagal!
"Bang... e-emang e-elu... k-kenal... sam─"
"─DIA DATANG!!!" jerit Macan tiba-tiba...
|XII|
Gw bahkan nggak sempat bereaksi, tahu-tahu aja orang bertopeng tengkorak itu sudah ada di depan kami dengan pisau Kukri yang mengayun di tepat atas kepala gw... refleks, Macan menangkis dengan senapannya yang langsung terbelah dua...
"JON! SEKARANG!" jerit Macan, menghunus golok gede di punggungnya...
"Kyaaaaaaah!!!!" sambil ngejerit imut, gw langsung lari sekenceng-kencengnya ke arah tangga turun ke lantai B-3... tapi si Mario Teguh Dari Negeri Jiran ntu malah ngejar gw sob!
---Mampus...
Gw langsung aktifin
Dharana gw buat melambatkan waktu dan mengelak dari serangannya... tapi kayaknya
skill gw nggak berefek sob! dia tetep bisa bergerak normal... bahkan lebih cepat dari orang normal meski otak gw sudah bekerja ribuan kali lebih cepat!
_________________________________
(catatan: skill Dharana cuma mampu melambatkan waktu secara relatif dengan mempercepat kerja otak dalam mempersepsikan gerakan lawan, tapi nggak mempercepat gerakan penggunanya secara faktual...
Sementara skill musuh mampu membuat penggunanya bergerak dengan kecepatan melebihi nomal macam Edward Cullen... )
_________________________________
Tahu-tahu aja pisau Kukri-nya kembali mengayun di atas kepala gw....
Gue mengelak mundur dalam gerak lambat... tidak tapi senjata tajam dari India itu sudah kadung nyamber jidat gw....
"TIDAAAAAAAK!!!!" jerit gw tertahan, "PONI CHARLI ST 12 GUAAAAAA!" gw histeris ngeliat poni indah gw kepotong....
"GUA LAWAN LU, CORO!!!!" jerit Macan, sambil menerjang dengan tendangan melayang dalam kecepatan yang sama...
Musuhnya sigap menangkis... tapi kekuatan tendangan kembarannya Mad Dog ini membuatnya terjengkang 5 langkah ke belakang...
Si Topeng Tengkorak cepat mengambil kuda-kuda, menyambut ayunan golok Macan....
"TRANG!" dua bilah senjata pusaka beradu dengan kekuatan penuh...... dua orang pemiliknya sama-sama terpental ke belakang...
"JON! BURUAN!" jerit Macan, bersiap melompat untuk melancarkan serangan susulan...
Gw sudah nggak bisa ngelihat gerakan mereka lagi begitu gw nonaktifkan
Dharana gw buat ngehemat
Prana... karena keduanya sekarang bergerak dalam gerakan yang nggak bisa ditangkap dengan mata telanjang...
Tanpa
Dharana, mata gw cuma bisa menangkap kelebatan-kelebatan bayangan dan bunga api yang berpijar ketika senjata mereka saling menebas....
Jadi ini kekuatan
Animus User yang sebenarnya... batin gw ngeri sekaligus
excited... karena gw tahu gw juga bakal bisa kaya mereka...
|XII|
Harusnya jumlah musuh nggak sisa banyak... Macan dan gw sudah ngebantai 2 peleton lebih di atas... belum lagi yang dibantai sama Sheila dan Elang di bawah... tapi tetep aja gw bergerak waspada dengan senapan AK-47 di tangan...
Rata-rata reaksi pertama musuh begitu lihat penampilan gw adalah mangap... terus mulutnya berbusa... terus kejang-kejang gara-gara shock ngelihat penampakan dakocan item yang ngemut coki-coki dan ngejerit ala sekong taman lawang sambil nembakin AK-47...
Jatuh banget pasti harga diri mereka sebagai
mercenary dibantai sama cowok cungkring kaya carli van huten yang pake sendal jepit Swallow pink, baju Spongebob, celana bunga-bunga, plus jaket kevlar yang sudah bolong-bolong.
Padahal gw cuma aktifin
Dharana gw... terus lari sambil nembakin senapan gw macam Chuck Norris lagi birahi... nurunin lantai demi lantai
Eagle's Nest....
Pelor gw habis... musuh gw timpuk pake
flashbang...
flashbang gw habis... musuh gw timpuk pake sendal gw... musuh gw kalang kabut... beberapa baca ayat kursi...
Sampe di B-12, gw sudah empot-empotan sob... napas gw ngap-ngap... fantat indah gw ketembak... poni harajuku gw kepotong... sendal swallow gw hilang sebelah... peluru gw habis dan prana gw cuma besisa sedikit...
Dan di depan gw sekarang bediri 2 orang boss terakhir di depan pintu gerbang besi gede kaya brankas berlogo XII... di belakangnya Sheila sedang dibugilin sama tentara-tentara kulit hitam.... cewek SMA bahenol itu cuma bisa meronta waktu satu persatu penutup tubuhnya dibuka paksa....
"LEPASIN DIA! Ambil Coki-Coki gua! Tapi jangan sakitin temen gua!" hardik gw serem... tapi gegara teriak-teriak suara yang keluar cuma suara serek macam anak kucing... gw mau melotot tapi mata gw picek sebelah kena popor tadi...
________________________________
The Emperor
(kayanya ini pemimpinnya sob)
______________________________________
"
Bravo... bravo... menghabisi 1 kompi pasukan seorang diri... seperti yang diharapkan dari
Mandala 12 Rasi Bintang...."
Seorang cowok bule berambut pirang bertepuk tangan ngelihat gw datang ... dia mengenakan
tactical suit warna hitam...dengan emblem "
XII" yang sama dengan Si Mario Teguh Negeri Jiran yang sedang berantem sama Macan...
"
Mandala dan
Katalis... kita tak menyangka bisa mendapatkan keduanya,
so convenient eh...?" katanya lagi.
Dia ngomong pakai bahasa Inggris logat Jerman. Tapi
somehow gw bisa ngelihat
subtitle di bawah layar. Ada tulisannya, by: lebahganteng dan pein_akatsuki.
"Berarti informasi yang dibocorkan ke kita akurat..," sahut yang satunya, tentara cewek bermuka sadis.
"Kalian nggak bakal lolos!" ancam gw sambil ngacungin sendal jepit gw, "di atas sudah ada Kimcil Imba dan Macan Samber Nyowo! Satu-satunya jalan keluar adalah menggorok leher kalian sendiri!"
"
Indeed... bertarung dengan pengendali Animus level-S tak memberikan keuntungan taktis bagi kami...," ucapnya terus ngelirik ke arah partnernya... "
objective sudah didapatkan...
prepare for retreat..."
"
Yes, Sir...," si-cewek-bermuka-sadis mengatupkan dua telapaknya... terus baca-baca mantra apa gitu gw nggak tahu sob... dari udara bermunculan partikel-partikel cahaya macam kunang-kunang yang berkumpul ngebentuk gerbang bertuliskan angka XII... cuma bedanya gerbang mereka warna abu-abu kelam bukannya merah darah kaya punya gw....
"
Gugus dodekahedral bukan cuma Zodiarc... dan dimensi keempat bukan sekedar urusan
Animus...," Cowok berambut pirang itu lalu berkata lagi, "andaikan kalian bisa mempersepsikan ruang dan waktu seperti kami...."
Sheila diseret ke dalam gerbang... rambut Sheila dijambak, tubuh bugilnya diseret di lantai yang berdebu... anak SMA itu meronta hebat, ngejerit histeris kesakitan bercampur amarah karena puteri konglomerat kaya direndahkan seperti itu... pukulan mendarat di mulut Sheila yang tak henti-hentinya mengucapkan sumpah serapah... sampai akhirnya tentara-tentara berkulit hitam itu kesal dan menghantamkan kepala Sheila di tembok... cewek cantik itu mengelepar beberapa kali di lantai sebelum kehilangan kesadaran..
"BANGSAD!!!! GUA KIRIM KALIAN KE AKHERAT!!!!" jerit gw emosi.
Gw bergerak menerjang, tapi 3 orang tentara bayaran langsung menghadang gw dalam pertarungan jarak dekat dengan menggunakan pisau... gw masih bisa mengelak make
Dharana... tapi sabetan pisau sudah menyobek pipi gw...
"BANGSAD! MAKAN NIH SANDAL!" sambil melompat ke belakang gw timpuk mukanya pake sendal gw yang bau kaki...
"Jon... kalem...," sebuah suara terdengar dari belakang.
Gw menghela nafas lega ngeliat Elang nongol dari belakang gw...
"Bang! Tolongin gua bang! kita harus nyelametin Sheila..."
"Pasti Jon.... Pasti...," kata Elang.
"JLEBH!"
"B-b-bang...," suara gw bergetar.... dalam sekejap mata, Elang sudah ada di depan gw... dan tahu-tahu aja katar di tangan Elang nembus perut gw ampe punggung...
"
Sorry, Jon... tapi sekarang sudah bukan bagian elu lagi...."
Katar dicabut dari perut gw... darah segar menyembur bersama dengan usus gw yang terburai... kepala gw mulai ringan karena otak gw yang kekurangan pasokan darah... badan gw mulai kerasa dingin dan kaki gw lemes.... gw sempoyongan..... gw nggak ngerasa apa-apa lagi waktu badan gw ambruk di lantai...
"kami yang akan menguasai Klan Dasaatmadja Group... bukan Red Queen... bukan Sheila....." kata Elang sambil menginjak muka gw yang lagi sakaratul maut...
Gw mau bilang, "
apa salah gua..." tapi dari mulut gw yang keluar cuma batuk darah...
Bibir gw megap-megap... gw makin susah nafas... sayup-sayup sebelum kesadaran gw hilang... gw masih bisa nangkep kalau Sheila yang sudah dibugilin dibopong masuk ke dalam pintu kemana saja... dan gw... dan gw...
|XII|
Zbl deh, sob.... gw mamfus lagi... kalau gini terus kan kzl... Gw sudah capek sob bolak-balik mamfus... mamfus-bangun-mamfus-bangun... gw takut tar judul cerita hidup gw beganti Joni Mamfus ato One Punch Dead...
kalau bisa gw mau protes sama yang nulis naskah hidup gw, gw mau minta dijadiin main character imba kek Saitama lah sob... atau cowok CEO keren yang suka nyulik cewek cantik buat dijadiin budak seks...
Jgn dibully gini hidup gw... sudah jelek... dihina mulu... dikasih sendal swallow lah.. dibilang charli st 12 lah... ato kalau emang gag suka ma gw, sekalian aja matiin gw sob... tp masupin gw ke surga sama Marlyn Monro ato Nike Ardilla... jangan malah ketemu sama abah-abah penggemar Tapasya mulu...
|XII|
Orang bilang kalau mati itu kenangan hidup elu diputer ulang... makanya sekarang gw jadi bisa ngelihat muka almarhum bokap gw yang gendong gw waktu masih kecil.... terus di samping bokap ada cewek cantik yang ikut meluk gw dengan penuh sayang...
Nyokap gw? batin gw bingung... soalnya seinget gw Mak Lela nggak kaya gitu bentukannya....
"
Siapa?" tanya gw, tapi lagi-lagi yang keluar cuma suara bayi...
Cewek itu nangis... meluk gw erat-erat seolah nggak mau melepaskan anak satu-satunya... gw lupa pernah lihat dia di mana... karena bersama aliran
Prana yang mengaliri tubuh gw.... gw mulai siuman...
|XII|
Raut wajah oriental mulai membayang waktu gw membuka mata....
"Mbek..."
"Shel?" kata gw lemah...
"Elu... tenyata masih hidup Mbek.... "
Sheila cepet-cepet senyum... ngusap matanya yang berair mata...
Gw mengusap perut gw yang bolong dibacok Elang... sudah ketutup... siapa yang nyembuhin..? perasaan Prana gw soak sudah nggak bisa dipake buat make Amerta lagi... cepet-cepet gw raba jidat... yah... poni carli st12 gw nggak ikut diregenerasi....
Gw dan Sheila sama-sama dirantai bugil sama gw di balairung batu gede... satu-satunya pakaian yang melekat di tubuh cewek oriental semok itu hanyalah kalung anjink di lehernya.
Sheila menatap gw dengan pipi penuh lebam-lebam dan air mata.... muka Sheila yang lagi nangis mengingatkan gw sama cewe misterius di mimpi gw barusan.... dan sekarang barulah gw inget pernah ngelihat doi di mana....
...di lukisan gede di
penthouse-nya Sheila...
Red Queen...
To be Contijon!!!