Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Nitip sendal ah..........
 
CHAPTER 13
Perlawanan


Tembok, semua halaman belakang rumah ini hanya ditutupi tembok, tidak ada pintu, maupun jalan keluar. Tono terduduk menyender ke tembok tersebut, menyadari nasibnya sudah buntu.

"HAII TONO, kalau kau dengar ini, ingat temanmu ada di ruang tamu depan !!"

Tiba tiba Tono mendengar suara teriakan dari depan rumah. Suara pak Anta berteriak keras terdengar hingga pojok kosan. Tono teringat Dewi dan Andri yang ia ajak ke kosan ini. Ia menyadari semua ini adalah kesalahan yang telah ia buat. Tono mencoba untuk berdiri namun lututnya bergetar lemas. Ia sungguh tidak berdaya.

Tono terdiam, ia terjebak antara perasaan ingin bersembunyi, atau menolong teman temannya. Temannya yang bahkan baru ia kenal satu bulan terakhir. Apakah ia harus bertaruh, ataukah ia harus bersembunyi ?

"ANJINNGGG!!!!" Tiba tiba Tono berteriak di dalam hatinya

'manusia lemah macam apa aku ini' seru Tono sambil memukul mukul lantai

Tono berdiri melawan rasa takutnya. Kakinya bergetar namun tubuhnya tegap. Diambilnya pisau yang tegeletak di depannya. Ia berjalan menuju ruang depan, menyambut undangan pak Anta yang memanggilnya tadi. Tono yakin ia harus menolong teman temannya tersebut.

Sesampainya di sana Tono menunduk di bawah jendela samping pintu ruang tamu depan. Pintu itu tidak tertutup. Tono berusaha untuk tidak menimbulkan suara suara yang menarik perhatian dirinya. Ia mencoba mengintip ke dalam untuk memantau keadaan.

"ampun pak .. jangan pak .."

Tono mendengar suara tangisan Dewi dari dalam ruang tamu. Wajahnya pucat melihat apa yang terjadi di dalam ruangan tersebut. Pak Anta yang sedang memaksa Dewi untuk menghisap penisnya. Tubuhnya telanjang, tangannya terikat di belakang kursi, sementara pak Anta berdiri di depan wajanya sambil mengarahkan kemaluannya ke arah waja Dewi.

Dewi menangis, mau tak mau ia memasukkan penis tersebut ke dalam mulutnya. Tono hanya bisa terdiam mematung melihat kejadian tersebut. Ia tidak yakin hal seperti ini terjadi. Apakah ini hanya mimpi buruk yang sedang ia alami sekarang ? Pak Anta menggerakkan penisnya keluar dan masuk mulut Dewi sambil menjambak rambutnya.

Tiba tiba bu Tati berdiri dan beranjak ke arah Andri serta membuka resleting celananya. Tono semakin bingung tentang apa yang sedang terjadi di sini. Ia tak sanggup lagi melihat apa yang terjadi di dalam ruang tamu. Terduduk di dinding, Termenung melihat yang terjadi di dalam ruangan tersebut

"ah !! AH!! gila !! aku keluar !!" suara pak Anta terdengar dari dalam ruang tamu

"pah jangan teriak teriak terus hihi" suara tawa bu Tati terdengar

"Kita harus siap siap ni mah, mana ini si Tono bangsat itu, apa perlu papa cari yah" pak Anta kembali berteriak dari dalam ruangan

'ANJING!' Teriak Tono geram dari dalam hati

Ia yakin sekarang bahwa dirinya lah yang sebenarnya dicari oleh pak Anta dan bu Tati. Ia bingung, apa yang sebenarnya mereka inginkan dari dirinya. Amarah sedikit mulai bergejolak dari dalam dirinya. Tangannya meremas pisau yang ada di genggaman. Tono mencoba untuk berdiri, ia ingin masuk ke dalam ruangan tersebut dan menyelesaikan semuanya

Tono pun berdiri di depan pintu ruang tamu tersebut dengan sebilah pisau di belakang badannya. Ia menatap ke arah pak Anta dan bu Tati yang sedang tertawa setelah menyiksa Dewi dan Andri.

Pak Anta terkejut melihat Tono yang berdiri di pintu masuk ruang tamu.

Mereka saling bertatap mata

Amarah terpancar tadi tatapan Tono. Tajam.

"Tono Tono.., datang juga kau kesini" kata pak Anta memecah keheningan

Tono hanya terdiam membalas pak Anta dengan pandangan menjijikan

"Kenapa muka mu Tono ? Apa yang salah hah ?" tanya pak Anta kembali ketika melihat wajah Tono yang jijik

"KENAPA ? KENAPA tanya bapak ?!" Tono berteriak menjawab pertanyaan pak Anta

"ya kenapa saya tanya ??" pak Anta kembali menyahut

"ANJING KAU, MEMANG KALIAN BINTANG" Tono kembali berteriak

Bu Tati tertawa kecil di atas sofa mendengar jawaban Tono, sementara pak Anta nampak menarik nafasnya dalam dalam.




BRAKK !!!!!




"BANGSAT !! ANAK SETAN !!" pak Anta berteriak sambil menendang meja di hadapannya

Tono sedikit terkejut mendengar suara bantingan meja pa Anta, dirinya melangkah sedikit ke belakang sambil menggenggam erat pisau yang ada di balik punggungnya.

"tenang pah, sabar" kata bu Tati sambil berdiri mencoba menenangkan pak Anta

Pak Anta nampak hanya terdiam ketika bu Tati mendekat mencoba menenangkannya sambil memegang bahu pak Anta

"Tono, ibu tahu kamu pasti sedang bingung tetang apa yang sedang terjadi saat ini, ibu janji pasti ibu akan beritahu apa yang sebenarnya sedang terjadi, tapi kamu harus kemari, ayo jangan di depan pintu saja" kata bu Tati kepada Tono

"kenapa bu ? apa yang kalian inginkan dari saya ?" Tono bertanya dengan geram

"makanya, ayo kesini, biar ibu ceritakan sebenarnya ada apa yang terjadi" jawab bu Tati membujuk Tono untuk masuk ke dalam

Tono nampak ragu untuk masuk ke dalam. Namun rasa penasaran memaksa dia untuk melangkah masuk. Tono berjalan mendekat ke arah bu Tati dan pak Anta.

"ayo kemarin ton" kata bu Tati mengajak Tono untuk duduk

Tono mendekati pak Anta dengan sebilah pisau di belakang tubuhnya

Tono menatap wajah pak Anta dengan tajam. Tangan Tono langsung bergerak maju ke arah pak Anta menuju ke perutnya. pak Anta yang terkejut mencoba untuk menghindari pisau tersebut dengan melompat ke kiri, namun gerakan tangan Tono sedikit lebih cepat. Pisau tono merobek perut pak Anta. pak Anta terjatuh ke lantai kesakitan, sementara bu Tati berteriak histeris melihat suaminya terjatuh di lantai.

Tidak pikir lama, Tono langsung menuju ke Dewi dan Andri yang tergeletak di atas kursi. Tono memotong ikatan tali di tangan dan kaki mereka kemudian mencoba untuk menyadarkan Dewi dan Andri dengan menggoyangkan badannya, namun Dewi dan Andri hanya terdiam dengan tatapan kosong. Tono kembali berteriak dengan kencang mencoba untuk membangungkan mereka, namun tidak ada respon.

"DEWIII !!!, WIII !! BANGUUN" teriak Tono mencoba untuk membangunkannya namun Dewi hanya menatap lantai dengan tatapan kosong

Tidak ada respon dari temannya Tono langsung berlari ke pintu depan rumah, mencoba untuk membuka pintu tersebut, namun pintu itu masih terkunci. Tono mencoba untuk menendang pintu tersebut, namun tetap tidak terbuka

"Dimana kuncinya bu, dimana kunci pintu ini !!" kata Tono berteriak ke arah bu Tati sambil memegang pisau di genggamannya

bu Tati tidak menjawab, terkejut melihat suaminya terjatuh di lantai

"cepat jawab Bu, dimana kuncinya !!" kata Tono mendekat ke bu Tati

"i i ya ini ibu ambil kuncinya di dalam laci" jawab bu Tati sambil berdiri dan berjalan ke laci untuk mengambil kunci pintu

Tono pun berjalan di belakang mengikuti bu Tati mengambil kunci tersebut



*PRAKKK*


kepala Tono dihantam sesuatu dari belakang

samar samar ia melihat seseorang lagi di belakangnya

pandangan Tono menjadi gelap

dan ia pun terjatuh ke lantai
 
Wow... makin seru...
Jadi penasaran... apa sebenarnya ritual yg dijalani pak Anta dan bu Tati...? Mengorbankan nyawa manusia..? Apa tujuannya? Apakah supaya awet muda atau utk jadi kaya...?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd