Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kanna, The slutty amoy next door, [Side Dish - Gairah di Pos Ronda]

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Bagus banget nih ceritanya, lanjutin hu. Seneng ane baca cerita yang teasing2 gini
 
Sebelumnya nubi minta maaf dulu nih sama suhu2 sekalian yang sudah support dan nungguin lanjutannya. gara2 kesibukan dan musibah sama laptop nubi, jadi nubi kesulitan melanjutkan ceritanya. :ampun::ampun::ampun:

tapi nubi usahakan weekend ini udah ada lanjutannya ya.

Kanna.. menggoda

makin banyak yg tergoda, dia makin semangat hu

wah genre baru nih

kalo gini masuk genrenya apa ya hu?

Slutty amoy mulus selalu haus peju biar tetep kinclong kulitnya

katanya juga biar tetep cantik hu

lanjut hu...


Bagus banget nih ceritanya, lanjutin hu. Seneng ane baca cerita yang teasing2 gini


Wahh...harus ada updatenya neh suhu...

baik suhu, sedang nubi usahakan biar terus lanjut
 
terima kasih banyak untuk dukungan suhu2 sekalian.

nubi akhirnya kebut untuk selesaikan update berikutnya

silahkan dinikmati

Part 4 - Naughty Scheme

“Aras….”

Kanna memanggilku. Cewek cantik Itu duduk santai di lantai kamarku. Tubuhnya mengenakan longcoat yang dikenakannya kemarin sore. Dia tersenyum padaku yang berbaring di Kasur. “’Bangun’, udah siang,” katanya.

“Ha? Siang?” Aku menoleh ke jendela dan melihat sinar terang. Apa mungkin aku ketiduran terlalu lama gara2 terlalu seru coli akibat Kanna kemarin?

“iya, udah saatnya ‘bangun’,” goda Kanna sekali lagi. “Kalau belum bangun juga, kupaksa bangun, loh.”

Kanna menanggalkan pakaiannya, memamerkan tubuh telanjangnya di hadapanku. Badannya yang begitu menawan ternyata masih basah bermandikan peju. Otongku langsung tegang seketika.

“E-eeh, kamu jangan gitu di sini, nanti kalau orang tuaku masuk.”

“Ya, kalau mereka masuk, paling kita langsung dipaksa nikah,” Kanna tersenyum menggoda. Dengan cepat dan lembut, dia buka celana serta celana dalamku. “Ahn <3.” Desahnya.

“K-kenapa? Kalah gede sama tukang2?”

“Kalah panjang,” Kanna mengangguk. Dia berlutut di samping kasurku dan mulai menggosokkan pipinya ke otongku. “Tapi lebih keras, panas, dan lebih tebel.”

Kanna mulai menjilati bagian bawah otongku, “aku lebih suka yang tebel daripada yang panjang. Apalagi kalau punya kamu.”

“Hnn aah, K-Kanna, j-jangan, kamu ngapain sih?”

“Minta tanggung jawab. Hnnn aah <3.”

“T-tanggung jawab apa? Aku nggak pernah ngapa-ngapain kamu. Cuma ngintip.”

“Justru itu,” Kanna naik ke atas Kasur. Dia mulai menggosokkan memeknya ke otongku dengan pelan dan begitu menghipnotis. “Karena kamu cuma berani lihat, tapi enggak berani bertindak. Ahn <3, ah <3. Ah <3”

“J-jadi kamu selama ini tahu.”

“Hnnn <3.” Kanna mengangguk. “Makanya aku makin sengaja mancing, emangnya kamu pikir perempuan yang depannya tampak baik-baik ini enggak bisa terangsang? Tapi kamu selalu aja kabur.”

“Y-ya aku nggak berani ngapa2in kamu. Apalagi kalau kamunya enggak mau, itu memerkosa.”

“Emangnya aku pernah keliatan keberatan? Hnn aah <3” Kanna mulai bergoyang lebih cepat. “Karena kamu enggak berani, ya jadinya orang lain yang dapat kesempatan muasin aku,” desah kanna sambil mencolek pejuh di dadanya dan menjilati pejuh itu.

“Tapi sekarang,” Kanna bergoyang lebih cepat, lalu berhenti. “Kamu harus tanggung jawab <3,” desahnya lagi sambil memasukkan kontolku ke memeknya. “Ahn <3. Ah <3, enaaak <3.”

*

Namaku Aras, usiaku 27 tahun, dan aku masih mimpi basah?!

Sial.

Setidaknya ada hal yang benar dari mimpiku, bahwa di luar sana sudah terang. Untung saja orang tuaku sedang keluar kota jadi aku bebas bangun lebih siang. Sebuah hal yang mungkin kubutuhkan karena lelah akibat peristiwa kemarin.

“Ahn <3 enaak <3.”

Posisi matahari bukan satu-satunya hal benar dari mimpiku. Di luar sana terdengar desahan Kanna. Aku segera bangun dan mengintip. Telingaku pun terbukti benar. D kamar mandi, Kanna sedang menungging bertumpu pada dinding kaca yang memisahkan bagian dalam dan luar. Tidak jelas siapa yang ada di belakangnya. Tapi itu mungkin bukan hal paling penting karena aku bisa leluasa melihat dada dan wajah nafsu Kanna.

Gelak tawa para tukang mengalihkan sedikit pandanganku. Tiga dari mereka tampak berjalan santai dari teras ke halaman belakang. Mereka kelihatan seperti membereskan celana masing-masing. Ada satu yang tidak bersama mereka, yang punya kontol paling besar.

“Ooh, aah, enaaak <3.”

Kanna meracau. Setelah kuperhatikan seksama, dia tidak tampak seperti digenjot orang. Melainkan dia yang menggoyangkan pinggulnya ganas. “Mau vla-nya dong <3.”

Persetan jika tadi aku baru keluar saat tidur. Langsung kukocok lagi otongku membayangkan diriku yang ada di belakang Kanna. Pasti nikmat sekali di sana, tidak perlu berusaha banyak, hanya perlu menikmati goyangan Kanna yang begitu hebat.

“Ahn, kok dilepas </3?” Kanna terdengar memprotes. “Ayo, aku masih mau </3.”

Tidak lama dia berbalik dan berlutut sebelum menjerit, “Kyaaah <3. Duuh kan jadi sia2 kebuang di luar.” Katanya sambil mengusap dada dan wajahnya dengan tangan lalu menjilati jemarinya sendiri. Akut tidak tahu pasti apa yang terjadi setelah itu. Yang jelas si tukang keempat bergabung dengan teman-temannya tidak lama kemudian sementara Kanna mulai mandi. Kali ini dia mandi sambil memainkan dildo di memeknya. Dia bahkan sampai menungging dan bergoyang2 semangat di bawah shower.

Sungguh tidak ada ad acara lain yang lebih baik untuk memulai akhir pekan. Kecuali mungkin jika aku yang berada di belakang Kanna menikmati goyangannya. Bukan sekedar tukang atau dildo.

Waktu sedang asik, aku nyaris ketahuan karena aku mendesah sedikit membayangkan nikmatnya goyangan Kanna sampai keluar lagi. Aku tidak tahu jika Kanna sempat melihatku, tapi aku segera menutup tirai dan menyingkir.

Setelah beristirahat, mandi, dan sarapan. Pikiran mesum terbesit lagi di benakku. Akan kuhabiskan hari ini untuk memantau Kanna. Mumpung orang tuaku sedang di luar kota. Lagipula ibuku menitipkan Kue untuk diberikan pada Kanna.

Para tukang sibuk bekerja di pagi hari ini. Pekerjaan mereka pun relatif cepat. Sepertinya dorongan semangat yang diberikan oleh Kanna cukup efektif untuk menaikkan daya kerja mereka. Tapi aku ragu jika itu sepenuhnya positif karena sebagian waktu mereka dihabiskan untuk menggoyang Kanna.

“Hayo, ngintip apa?”

Deg, aku tersentak mendengar suara Kanna yang datang dari seberang. Aku menoleh dan menelan ludah. Cewek itu ternyata sedang membuka jendela lantai dua rumahnya yang tepat ada di seberang jendela kamarku. Dia mengenakan semacam baju renang onepiece berwarna ungu.


3843_002.jpg
“K-kanna, kamu ngapain di situ?”

“Lho, kan aku yang nanya.”

Aku memandang Kanna heran sejenak. Saat itu aku menyadari bahwa yang dikenakan Kanna sepertinya bukan baju renang, tapi lingerie model teddy. Kupalingkan wajah untuk mengelak, “Pengen tau aja ada tukang-tukang bikin apaan.”

Kanna bertanya dengan nada menggoda, “kenapa? Mau ‘bantu’?”

“Enggak, ah.”

“Hooo <3.”

Aku mendengus kecil berusaha berkilah dengan mengembalikan topik ke pertanyaanku, “kau bikin apaan, sih?”

Kanna meregangkan tangannya sambil menjawab, “Kolam renang, makanya in aku lagi coba baju renang.”

“Baju renang?” tanpa bisa kukendalikan, lidahku menyerocos begitu saja.

“Lho, bukan?” tanya Kanna sambil bergerak-gerai melihat pakaiannya sendiri.

Saat dia berputar, memamerkan bagian belakang tubuhnya yang nyaris tidak ditutupi apa-apa, aku semakin menyadari itu lingerie.

3843_003.jpg

Aku diam saja dan pura2 memalingkan wajah walau melirik2.

“Terus, ini apa?” tanya Kanna dengan nada polos sambil melanggak-lenggok sedikit. Tangannya menarik-narik simpul tali bagian d di belakang tubuhnya.

“I-itu bukannya pakaian dalam?” jawabku sekali lagi sambil memalingkan wajah.

“Masa?”

“I-iya kayaknya.”

“Kok kamu tahu?” goda Kanna.

“Baju renang bahannya beda, kan? Dan…”

“Dan apa <3?”

“Entah, tebakanku aja.”

“Hoo tebakan? <3.”

Aku berusaha tidak mengacuhkan godaan Kanna walau otongku menegang lagi dan mataku masih mencuri-curi pandang padanya.

Setelah beberapa saat yang canggung Kanna berkata, “ya udahlah, terlanjur dibeli. Daah Aras <3.” Kanna lalu menutup jendelanya dan berjalan menjauh tanpa menutup tirai. Kulihat dia berjalan sambil perlahan melepaskan pakaiannya dengan bergoyang seksi. Pemandangan itu kembali membuatku menelan ludah.

Aku menarik napas dalam sambil menikmati semua itu dan menghalangi diriku dari memainkan otong. Lagipula aku sudah keluar terlalu banyak sejak kemarin. Seperti sabtu sebelumnya, aku tetap berusaha mengintip kejadian di rumah Kanna sesekal di sela-sela main game.

Kali ini Kanna tidak membawa snack untuk para tukang. Apa mungkin mereka menghabiskan snack itu kemarin malam sambil main?Aku sampai membayangkan Kanna menggunakan tubuhnya sebagai piring untuk dilahap para tukang.

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Lewat tengah hari, terdengar sedikit kericuhan di halaman belakang Kanna. Saat kuintip, Kanna senang membawakan makan siang untuk para tukang lengkap dengan lingerie tipe maid. Tapi kali ini jauh lebih ‘siap tempur’ dan tanpa celana dalam.

6094.jpg

Para tukang langsung sumringah dan bersiul2 menggoda. Kanna meletakkan makanan relatif lama di gazebo sambil menggoyangkan pinggul. Setelah itu dia berkata, “Bapak-bapak makan yang banyak ya, biar makin ‘kuat’.”

“Kuat apa nih non.”

“Ahn <3.” Kanna meremas dadanya sendiri sambil menggoda, “yaaa, ‘kerja’ ‘keras’ buat yang nyewa <3.”

Parang tukang cengengesan dan behenti bekerja. Mereka mulai menanggalkan pakaian sambil menonton Kanna yang berlenggak-lenggok masuk ke dalam rumah. Mereka lalu membasuh badan menggunakan selang air di dekat gazebo sebelum mulai makan. Saat makan, mereka hanya menggunakan sempak saja.

Aku buru-buru turun dan membuat mie instan untuk makan siang. Setelah itu aku langsung naik ke lantai dua agar tidak ketinggalan kejadian selanjutnya. Aku sudah curiga, tapi masih penasaran tentang ke mana para tukang itu menghilang saat siang hari di akhir pekan lalu.

Setelah makan, para tukang bermalas-malasan di gazeebo. Aku kembali bermain game HP sambil duduk di dekat jendela untuk terus mengawasi kejadian berikutnya.

Tidak lama, di tengah siang bolong ini, kulihat Kanna muncul dari dalam rumah, kembali menggunakan lingeri tipe maid. Tapi yang model kali ini jauh lebih siap bertempur karena nyaris tidak menutupi apa-apa bahkan bertelanjang dada.

3864_001.jpg

Para tukang langsung sumringah melihat Kanna yang berlenggak-lenggok.

Sambil membereskan piring dan gelas, Kanna menggoyangkan pinggul. “Tuan-tuan sudah ‘puas’<3?”

“Kurang susu, non.”

Jawab mereka. Dua langsung menerkam dan menghisap dada Kanna ganas sementara dua lainnya menggerayangi dan menjilati pantat Kanna.

“aaahn <3 aku siap bikin puas, asal….” Kanna melenguh keenankan.

“Asal apa, non?” tanya yang berkontol paling besar sambil berdiri di depan Kanna.

“Pake sosimmfhfhf,” Kanna langsung menurunkan sempak tukang di depannya dan menghisap ganas kontol besar di hadapannya.

Gila. aku tidak pernah menyangka mereka akan benar-benar main di luar begini saat siang bolong.

Mendadak, Kanna melepaskan isapannya. Dia berdiri sambil membawa nampan makanan dan berkata menggoda, “sajian utamanya di dalam, looh <3.”

Para tukang dengan cengengesan langsung membantu Kanna membawa piring2 dan bereka berjalan cepat ke dalam rumah.

Ah sial. Aku tidak jadi dapat tontonnan gratis. Lagi-lagi aku hanya bisa lihat sebagian. Terdorong nafsu dan sedikit kesal, terbesit ide nakal di kepalaku. Kue yang dititipkan ibuku bisa kupakai jadi alasan untuk… mengerjai Kanna.

Aku mengganti pakaian. Sengaja kupakai celana pendek tanpa celana dalam.

Kuhitung waktu beberapa lama. Kira-kira di awal2 begini mereka pasti lbh sibuk salik grepe dan hisap dada untuk membuat Kanna makin bernafsu, Aku sengaja menunggu sekitar 10-15 menit sebelum turun dan membawa kue dari ibuku. Di depan rumah Kanna, kucoba membuka pagarnya seperti trik yang diberi tahu Kanna sebelumnya.

Berhasil.

Aku segera bergegas ke teras dan berniat mengetuk pintu. Namun kuurungkan niatku. Aku segera berbalik ke dekat pagar dan menekat bel di interkom beberapa kali.

“Hnn, I-iya siapa?” terndengar Kanna menjawab menahan desahan.

“Aras, ini ibuku nitip kue.”

“Ohhhhhn aaaahn, A-aras, b-bentar aku bukain pagar..”

“Nggak usah, aku udah di dalem kok, ya udah aku langsung masuk aja apa gimana? Cuma naru kue.”

“Aaahn <3 aah , b-bntar aras aku… aaah <3.”

Aku tersenyum licik dan tidak mengindahkan kata-kata Kanna, “gapapa, aku taru di ruang tamu aja ya.”

Aku berjalan ke teras. Terdengar langkah buru-buru dari dalam rumah. Ketika kubuka pintu, ada tangan yang menahan.

“Iiih Aras <3, aku kan lagi ‘mandi’, “ protes Kanna yang hanya tampak wajah dan sedikit badannya saja nongol dari balik pintu. Dia memegang handuk untuk menutupi sebagian dadanya.

“Ya makanya kan biar cepet nggak ganggu juga kan? Toh aku tinggal cabut,” kataku santai. Kanna jelas bohong Mana ada orang mandi siang-siang begini. Kecuali kalau maksud dia mandi pejuh.

“Aaahn,” Kanna menjerit kecil.

“Lho. kenapa?”

“Hnn,” Kanna menahan desahan, “enggak apa-apa, tadi anginnya dingin jadi aku menjerit dikit.”

Tubuh Kanna berguncang pelan. Sepertinya ada tukang yang tidak tahan dan menyodok Kanna di balik pintu. Menyadari itu otongku langsung menegang/

“Masa sih?” kataku pura-pura tidak percaya. Aku bergeser ke samping dan melihat ke langit luar, “bukannya panas ya?”

“Haanh <3,” Kanna tidak langsung menjawab dan malah terengah-engah. Saat melirik padanya, kulihat dia memandangi otongku yang menegang sambil menggigit bibirnya.

“Kenapa Kanna?” tanyaku sok polos.

“Ooohn e-enggak,” Kanna menggeleng. Dia masih tampak menahan nafsu. “Ahn <3.”

“Ya udah ini kubawa masuk ya?”

“Aah aah <3, j-jangan di dalam lagi berantakan, aku aja yang bawa.”

Iyalah berantakan, kau lagi dientot empat kontol besar. pikirku

“Oh oke. Eh eskrim kemarin masih ada nggak? Aku minta dong.”

“Ha-- aaahn <3 -- bis. K-kumakan semua.”

“Yaaaaah padahal aku pengen.”

“Hhnn haa <3.”

Gila… situasi ini benar-benar membuatku tegang di hati dan di otong. Sengaja kugerak-gerakkan sedikit otongku. Entah mengapa Kanna terlihat semakin bernafsu dan kesulitan menahan diri.

Terbesit dalam benakku untuk bergabung saja dengan mereka. Atau turunkan saja celanaku untuk memancing Kanna menghisapnya. Namun, terbesit ide yang lebih jahat, mungkin. Aku teringan mimpiku dan merasa ingin bertaruh sedikit.

Kusodorkan saja kotak kuenya pada Kanna, “nih, ya udah aku pulang dulu ya.”

“Hnn aah, i-iya makasih banyak.”

Karena Kanna kesulitan memegang kue, handuk, dan dientot, kubantu dia untuk menutup pintu. Namun, seketika itu juga terdengar jeringan penuh kenikmatan dari Kanna, “hn aaaaaah aaaaaah <3 I’m cumming <3 hn aaaaaaah <3.”

Aku yakin teriakan itu pasti teriakan orgasme. Aku sangat tergoda untuk coli di saat ini juga di teras rumah Kanna karena menyangka keberadaanku yang membuat Kanna begitu mudah orgasme. Namun kutahan diri sampai kembali ke kamarku sebelum coli membayangkan menggilir Kanna ramai-ramai.

-----------

semoga para suhu menikmati godaan kali ini :ampun::ampun::ampun:

Update Part 5 - Night's Party
 
Terakhir diubah:
Mbak, malam ini saya mau anter kue buatan saya sendiri ke rumah mbak, tapi saya ngga punya susunya, mbak punya susunya? :pandaketawa:
 
Bisa kali ras, kanna nya dinikmatin juga.. ga sama tukang trus.. 😎😋
 
makin binal aja...... :konak:

kalo nggak binal, bukan Kanna,hu, hehehe

Mbak, malam ini saya mau anter kue buatan saya sendiri ke rumah mbak, tapi saya ngga punya susunya, mbak punya susunya? :pandaketawa:

susunya ada 2 hu, full lagi ;)

buka lapak disini ya om

monggo, suhu, terima kasih

cek pm hu moga2 lolos audisi

makasi suhu. maaf tapi kyknya belum lolos dulu ya hu karena kriteria yang nubi sebutkan di pm :ampun:

woooo...kanna nih..benar2 hyper...hehe

moga aras berani..untuk menawan si gadis liar hehe

kalo udah berhasil menawan Kanna, enaknya diapain ya hu? :top:

Lanjuutkannnn suhu

siap suhu.

Waaaah asiiik niiih

makasi sudah mampir suhu

Waduh kanna. Jadi pengen menghalalkanmu.
:panlok3:

saya juga mau nih hu menghalalkan Kanna. tapi tetepnharus siap karena dia pasti jadi hotwife nih :semangat:

Bisa kali ras, kanna nya dinikmatin juga.. ga sama tukang trus.. 😎😋

hehee, kita lihat nanti hu

Ijin bangun perumahan KPR dulu suhu :cendol::cendol:

nggak Kanna bangun kosan aja hu? siapa tau dapat 'bonus'
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd