Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kebejatan di Bilik Sang Tukang Kebun

Whoa, the gardener trick the innocent virgin lady.
Ceritanya bagus juga. Boleh la dilanjutin.
:minta:
 
RINI

Panggil saja aku Pak mat, umur 54 tahun. Aku bekerja disebuah panti asuhan sebagai tukang kebun. Suatu hari setelah bekerja dan selesai mandi aku ke kantin buat nonton bola. Beberapa pegawai lain seperti biasanya kalau ada pertandingan bola live kantin ini pasti rame layaknya bioskop. Di sela-sela nonton kami sering mengobrol mulai update politik, keluarga, sampai urusan wanita.

Parto adalah seorang OB disini yang terkenal suka bercanda tapi yang berbau pornografi. Dia tiba-tiba nyeletuk katanya dia membeli sebuah obat perangsang wanita cair yang harganya mahal. Diapun mulai cerita panjang lebar tentang khasiat obat Perangsang Cair itu katanya bisa meningkatkan libido wanita dengan cepat. Akupun iseng-iseng minta ke dia obat perangsang wanita itu pengin buktikan, karena kami memang sudah cukup akrab. Diapun tanpa pikir panjang memberikan sebotol kecil obat perangsang wanita itu, sisanya tidak sampai seperempat botol, dia bilang aku bisa ambil semuanya. Percaya gak percaya akupun mengambilnya, meski dalam hati bertanya juga mau dicobain ke siapa ya?

Pertandingan bola sudah berlangsung 45 menit, televisi sudah menghadirkan komentator dan diselingi iklan. Di waktu jeda seperti itu bapak-bapak biasanya juga ikut komentar sambil ngobrol satu sama lain. Akupun ke luar sebentar untuk menjernihkan mataku yang sedikit pedes. Kemudian muncullah sorang anak SMA masih dengan seragamnya menyapaku. Aku kenal dia salah satu anak asuh di panti asuhan ini, namanya Rini.

Dia bilang padaku kalau dia mendapat tugas sekolah melakukan stek pada tanaman. Aku mendengarkan penjelasannya tapi mataku tidak bisa lepas dari buah dadanya yang aku rasa cukup besar untuk anak kelas satu. Kuperhatikan lagi tubuhnya, badannya langsing, kulitnya putih dan wajahnya yang cantik innocent khas anak ABG, lumayan juga kalau aku bisa meniduri anak ini. Karena hari sudah mau gelap aku bilang padanya untuk datang saja besok sore ke bilikku untuk aku ajarin. Dia mengiyakan. Sambil dia berlalu pergi, aku perhatikan pantatnya yang bahenol bergoyang-goyang tercetak di rok ketatnya.

Keesokan harinya pintu bilikku diketuk. Aku menyuruh Rini masuk. Aku masuk ke dapur dan membuatkan Rini minuman. Saat memasukkan gula ke dalam gelas, muncul niat jahilku, aku teringat dengan obat tetes yang kemarin dikasih Parto.

Aku coba untuk ngerjain Rini, kuteteskan beberapa tetes ke dalam teh yang aku buat untuknya. Aku mempersilakannya minum.

“Ah jadi ngrepotin om, makasih ya Pak,” Rini meminum seteguk dan kami pun ngobrol. Kuperhatikan Rini menjelaskan panjang lebar tentang tugas yang harus dia kerjakan sambil kuperhatikan sesekali dia meneguk minuman yang kucampur obat tetes itu.

Aku menunggu reaksinya tapi berpura-pura memperhatikan apa yang dia omongkan. Beberapa menit kemudian Rini mulai tersedak, omongannya mulai sedikit gagap dan sebentar-bentar terhenti. Hahaha... Aku tersenyum kecil dan dalam hati bersorak karena obat perangsang wanita itu mulai menunjukkan reaksinya. Kaki Rini bergerak-gerak kecil seperti menggesekkan pahanya ke memeknya, tapi dia berusaha menyembunyikannya dariku, padahal aku tahu itu karena libidonya mulai naik.

“Minumnya dihabiskan mumpung masih anget, apa mau bapak tambah lagi?” tanyaku.

“Ah u… udah ga usah ma… makasih,” jawabnya sambil sedikit terbata dan menghabiskan minumnya.

Semakin lama Rini sadar kalau badannya tidak enakan dan mungkin lagi sakit. Dia memutuskan untuk tidak jadi mengerjakan tugasnya sekarang dan ingin kembali ke asrama saja untuk tidur.

“Nanti aja pulangnya, kita ngobrol dulu,” kudekati tubuhnya dan kupegang tangannya. Kami pun berpegangan tangan dan berdiri berhadapan. Rini mulai salah tingkah, kutarik tubuhnya pelan-pelan agar lebih dekat ke tubuhku. Kurasakan dadanya berdegup kencang dan dia menundukkan pandangannya. Kuangkat dagunya dan dia menatapku, kami bertatapan dengan mesra kusentuh bibirnya yang mungil, Rini cuma diam saja dan kurasakan dadanya semakin berdegup kencang, dia pasti gugup dan bingung sekarang.

Kudekatkan tubuhku hingga tubuh kami bersentuhan. Kupegang pinggulnya dan menariknya ke tubuhku pelan-pelan. Kudekatkan bibirku ke wajahnya, ku kecup pelan bibirnya dengan bibirku. Rini diam saja malah memejamkan matanya seolah mengijinkan aku menciumnya. Selanjutnya bibir kami pun berpagutan, kami berciuman cukup mesra layaknya dua orang yang saling mencintai. Tanganku mulai bergerilya, kuremas-remas bokongnya dengan tanganku. Kontolku mulai ereksi karena bersentuhan dengan memeknya yang kenyal.

”MAAF PAK, RINI GAK MAU!” akal sehat Rini terbangun dan berusaha mendorong tubuhku buat menyelamatkan diri.

Tidak aku biarkan dia lari. Kudorong tubuhnya ke pintu, kupeluk dia dan ciuman kuturunkan ke lehernya. Kuciumi lehernya yang putih dan itu membuat libido Rini semakin bergejolak dan mulai pasrah dan tenggelam dalam kenikmatan. Kuturunkan lagi wajahku menciumi dadanya, sambil perlahan tanganku membuka kancing seragamnya. Kuremas dadanya dengan tanganku. Dia menggelinjang, kuciumi kembali lehernya dan kubuka pengait BHnya dari belakang.

Kini puting susunya nampak jelas di depanku, kumainkan dengan jariku dan kuremas-remas kemudian kuhisap-hisap. Rini menggelinjang dan menggoyang-goyangkan tubuhnya.

”uuh... uh... sudah Pak Mat... Rini belum boleh beginian...” rengek Rini mengiba, aku semakin bernafsu saja melihat anak itu pasrah saja tidak melawan, menyerahkan tubuhnya untuk kunikmati.

Tanganku turun ke bawah menyelinap ke dalam Rok Rini. Kurasakan kehangatan memeknya yang masih rapat dan mungil, kugesek-gesek dengan jariku dan kucoba memasukkan dengan lembut jariku ke dalam memeknya.

Rini memegang tanganku seperti menahan dan menyuruhku untuk berhenti. Aku tidak peduli, aku memasukkan jariku jauh lebih ke dalam. Rini mendesah semakin kencang. Aku juga semakin bersemangat mengocok-ngocok jariku didalam liang kawinnya.

Tanganku ingin semakin bebas meraba-raba memeknya, jadi aku turunkan saja rok sekaligus celana dalamnya. Kuraba-raba memeknya dan kujilati puting susunya. Aku sangat menikmati permainan itu.

Kugendong Rini dan kurebahkan dia di atas kasurku yang kotor tak pernah dicuci, kutelanjangi dia dan dia cuma bisa merengek-rengek lemah dan hanya sedikit menutup vaginanya dengan tangannya, mungkin malu. Akupun melepaskan baju dan celanaku, sehingga kami berdua sama-sama bugil. Sudah agak lama aku tidak menikmati gadis-gadis di panti ini. Tidak akan aku biarkan rejeki nomplok ini lewat.

Seorang gadis belia yang tentunya sedang ranum-ranumnya kini bertelanjang bulat di hadapanku dan pasrah aku setubuhi. Oh ini berkat obat perangsang wanita Potenzol dari Parto itu. Aku membuka pahanya lebar-lebar dan menidurinya, kuciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas kedua belah dadanya, penisku seperti menemukan sarangnya. Aku gesekkan penisku ke memeknya dan mencoba menekan ketika posisinya aku rasa tepat.

Memek Rini yang sudah basah dengan lendir sangat berguna, bibirnya yang kencang memudahkan batang kejantananku menyelinap kedalam. Sedikit-sedikit kudorong maju. Dan setiap dorongan membuat meremas kasurku semakin kencang. Kalau Rini merasa seperti kesakitan aku mundur sedikit, lalu maju lagi, mundur sedikit, maju lagi, mundur, maju, mundur, maju, dan,

bleeeeess...

Tak kusangka memek kecil Rini mampu menerima penis orang tua yang keterlaluan besarnya. Rini menjerit kesakitan waktu penisku amblas semua.

”Ouuuh... Aduh Pak... Ampun...”

Aku tidak terlalu mepedulikan jeritannya. Kenikmatan yang tak ada duanya telah merasuki tubuhku. Tapi aku tetap menjaga irama permainanku maju-mundur dengan perlahan. Menikmati setiap gesekan demi gesekan. Liang senggama ABG memang sempit sekali, setiap berdenyut membuatku melayang. Denyutan demi denyutan membuatku semakin tak mampu lagi menahan luapan gelora persetubuhan. Inilah yang membuatku tidak bisa berhenti kenikmatan gadis remaja.

Terasa beberapa kali Rini mengejankan liang memeknya berusaha mengeluarkan penisku, Tapi bagiku malah semakin memabukkan karena memeknya justru semakin keras menjepit batang kejantananku. Erangan, rintihan, dan jeritan Rini menggema memenuhi ruangan bilikku. Aku bisa rasakan Rini pelan-pelan mulai menikmati pompaan penisku. Rintihannya mengeras setiap kali pensku melaju cepat sampai ke dasar, menyetuh mulut rahimnya. Dan mengerang lirih ketika kutarik batang kejantananku. Setengah jam lebih aku nikmati tubuh gadis nam belas tahun itu sesuka hatiku sampai akhirnya aku tidak bisa menahan lebih lama lagi.

Ketika batang kejantananku melaju dengan kecepatan tinggi, CROOOOT, meledaklah muatan didalam rahimnya. Batang kejantananku menghujam keras, dan kandas di dasar jurang. Rini melengking panjang sambil mendekap kencang tubuhku, tubuhnya juga iku bergetar hebat. Sebuah kenikmatan tanpa cela, sempurna.

Kukocok-kocok terus penisku untuk mengluarkan sisa-sisa spermaku kedalam memeknya. Aku tidak ambil pusing seandainya anak itu hamil. Ah, betapa nikmatnya ngentot memek daun muda, kapan-kapan akan ku panggil lagi dia untuk kunikmati lagi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd