sibho
Semprot Baru
- Daftar
- 6 Aug 2016
- Post
- 48
- Like diterima
- 619
CH1/210. SETENGAH SEPULUH
Kubalik badannya menghadapku, kududukan ia dimeja yang sedikit berdebu itu..
Ia hanya menurut, mata sayunya menatap seraya berbisik..
"Perlakukan aku semaumu mas, aku lontemu.."
Mulai kubuka kaos yang ia kenakan, kaos bergambar doraemon itu pun terlepas hingga munculah bra berukuran satu setengah kali phi x r kuadrat..
Kedua payudara yang masih terbungkus bra motif loreng itu seakan berontak memaksa ingin keluar..
"Waoow, machaaan..!"
*Teriakku dalam hati..*
Tangan kananku dengan lihainya membuka kaitan bra yang iya kenakan, tangan ini sudah sangat terlatih memang..
Urusan kek gini mah, dah diluar kepala istilahnya..
Bukan maksud apa-apa, cuma kasihan aja ma branya..
Kayaknya udah lelah, menampung dan menopang kedua buah payudara yang ukurannya diatas normal itu..
Eidyaan euy, menyembullah sepasang pepaya yang tengah masak-masaknya menggantung dengan indahnya..
Besar jelas, kencang iya, bulat pasti, putih bersih dan yang terpenting puting-putingnya itu lho, menyempurnakan semua potensi yang ada..
"Saya suka.. Saya suka..!"
*Cuma itu yang terucap dihatiku..*
Tanpa meminta ijin darinya lagi, mulailah ku jilat puting beliung miliknya..
Dari yang sebelah kiri, kanan kulihat saja banyak pohon bambunya..
Sya la la la la..
Lidah memainkan payudara kanan, tangan kiri meremas dan memilin payudara kiri..
Begitu pula sebaliknya, lidah memainkan payudara kiri, tangan kanan meremas dan memilin payudara kanan..
Putingnya terlihat mengeras, berikut lenguhan yang mulai terdengar..
"Sshhhh.. Emmmmhh.."
"Gimana deq, lanjut..?"
"Emmmmhhhh.."
*wati mengangguk kecil..*
Kupilin-pilin kedua putingnya, kutarik-tarik, dari kiri kekanan, dari atas kebawah, berputar-putar 360°..
Tak lupa bibir ini menyupang disekitaran payudaranya, membubuhkan label, cap atau tanda kemerahan yang kontras dengan warna kulitnya..
Merah itu berani jendral..
*Tersungging senyum dibibir, mengagumi maha karyaku disekitar buah pepaya itu..*
Akupun berdiri, kukopit bibirnya dan kedua tanganku mulai melepas celana beserta cd yang aku gunakan..
Tangan kananku meraih kepalanya, supaya perpagutan bibir ini semakin erat, panas dan ganas..
Sedangkan tangan kiri, membimbing dan mengarahkan si kumbang menuju kearah lubang yang benar..
Tak langsung kumasukkan, kugesek-gesek dulu secara perlahan dibibir memeknya..
Baru setelahnya kumasukkan secara perlahan, hingga tertelan semua batang kemaluanku didalam memeknya yang sudah sangat bechek itu..
"Eeenndooogghhhh.."
*Ntah kenapa, kata itu keluar begitu saja dari mulutku..*
"Eeuggghhhhh.."
*Lenguhan wati, saat kontolku masuk sepenuhnya..*
"Langsung mau digenjot deq..?"
Wati mendongak keatas, matanya terpejam sembari menggelengkan kepalanya..
Air liur menetes kemana-mana, membuat wajah wati perekable abis..
Tolakan atas genjotanku mungkin karena masih ingin menikmati moment reuni atau temu kangen antara si kumbang dan memeknya yang sudah lama terpisah ini..
Memang betul-betul moment yang mengharukan, termehek-mehek bangetlah..
*Pantatnya pun sedikit mulai bergoyang-goyang..
Waini, tanda dia siap tuk menerima gempuran rudal penjelajah antar benuaku..*
Ashh, peduli setan..
Tanpa tedeng aling-aling kugenjot memeknya dengan buas, seperti singa yang menemukan mangsa setelah 6 tahun kelaparan tidak makan apa-apa..
Jadi lupakanlah ya yang namanya gear satu, langsung pancal top gear..
Gas poolll dap..
"Tebb.. Tepp.. Teptt.. Sklak.. Sklakk.. Keclekk.. Keclek.. Tebp.. Tebb.."
*Tau deh, mungkin gitu bunyi saat memeknya dan kontolku beradu..*
"Hyahhh.. Ah.. Ahh.. Hahhhahhhh.. Ohhh.. Oughhh.. Ohh.. Ahhh.. Ahh.. Arghhh.. Argrhhhh.."
Berhubung suara wati semakin keras tak terkendali, kubungkan dia dengan bibirku..
Bisa gawat klo sampe ada orang yang denger, apalagi jomblo kek loe..
"Ehhhmmmhh.. Emmghhh.."
*Desahan yang tertahan..*
"Kriyeeet.. Ngeek.. Duk.. Dukk.. Kreyeeett.. Kreyeettt.. Kriyeetttt.."
*Meja tempat kumpul kebo kami pun mulai berdencit, bergoyang, bahkan mungkin berteriak menyemarakkan momment indah ini..*
Sambil terus meneruskan pergumulan, aku berpikir..
Ah, kupermainkan saja ya dia biar kau tunjukkan lagi kebinalanmu itu..
Kuhentikan sodokanku, kulihat reaksi yang ia berikan..
"Mmmmphhaah, kook berhennti sihh massh..!?*
*Melepaskan kopitannya..*
Pantatnya pun bergoyang-goyang sendiri, tak mau diperlakukan seperti itu..
"Ayoo donk mass, arrgghhh..
Aku tuh nggak bisa diginiin.."
"Kan mas udah bilang, kalo mau enak ya usaha deq.."
Aku hanya berdiri diam, dia pun langsung berdiri, menarikku, memaksaku tuk tidur dimeja itu..
Naiklah kami keatas meja, menjadikan posisi sekarang women on top..
Diatasku dia bergoyang, menggenjot, menjambak-njambak rambutnya, sambil meremas-remas payudaranya yang cetar membahana..
Dibawahnya aku hanya rebahan dengan kedua tangan dibawah kepalaku, seperti raja yang sedang diservice budak sexnya..
Wati merancau-rancau nggak jelas, layaknya orang kesurupan..
"Arrgghhh, anjing kau mas..
Setan kau mas..
Lonte kau masssshhh..!"
"Lah, lonte teriak lonte.."
*Tawa dibenakku..*
*Tanpa kami sadari, sepasang mata yang tadi menghilang telah kembali..
Bahkan bertambah menjadi dua pasang mata, melihat peraduan kami dari balik rimbun pepohonan bambu disekitar kami..*
(Apa yang terjadi setelahnya, kita saksikan setelah pesan-pesan berikut ini..)
Kubalik badannya menghadapku, kududukan ia dimeja yang sedikit berdebu itu..
Ia hanya menurut, mata sayunya menatap seraya berbisik..
"Perlakukan aku semaumu mas, aku lontemu.."
Mulai kubuka kaos yang ia kenakan, kaos bergambar doraemon itu pun terlepas hingga munculah bra berukuran satu setengah kali phi x r kuadrat..
Kedua payudara yang masih terbungkus bra motif loreng itu seakan berontak memaksa ingin keluar..
"Waoow, machaaan..!"
*Teriakku dalam hati..*
Tangan kananku dengan lihainya membuka kaitan bra yang iya kenakan, tangan ini sudah sangat terlatih memang..
Urusan kek gini mah, dah diluar kepala istilahnya..
Bukan maksud apa-apa, cuma kasihan aja ma branya..
Kayaknya udah lelah, menampung dan menopang kedua buah payudara yang ukurannya diatas normal itu..
Eidyaan euy, menyembullah sepasang pepaya yang tengah masak-masaknya menggantung dengan indahnya..
Besar jelas, kencang iya, bulat pasti, putih bersih dan yang terpenting puting-putingnya itu lho, menyempurnakan semua potensi yang ada..
"Saya suka.. Saya suka..!"
*Cuma itu yang terucap dihatiku..*
Tanpa meminta ijin darinya lagi, mulailah ku jilat puting beliung miliknya..
Dari yang sebelah kiri, kanan kulihat saja banyak pohon bambunya..
Sya la la la la..
Lidah memainkan payudara kanan, tangan kiri meremas dan memilin payudara kiri..
Begitu pula sebaliknya, lidah memainkan payudara kiri, tangan kanan meremas dan memilin payudara kanan..
Putingnya terlihat mengeras, berikut lenguhan yang mulai terdengar..
"Sshhhh.. Emmmmhh.."
"Gimana deq, lanjut..?"
"Emmmmhhhh.."
*wati mengangguk kecil..*
Kupilin-pilin kedua putingnya, kutarik-tarik, dari kiri kekanan, dari atas kebawah, berputar-putar 360°..
Tak lupa bibir ini menyupang disekitaran payudaranya, membubuhkan label, cap atau tanda kemerahan yang kontras dengan warna kulitnya..
Merah itu berani jendral..
*Tersungging senyum dibibir, mengagumi maha karyaku disekitar buah pepaya itu..*
Akupun berdiri, kukopit bibirnya dan kedua tanganku mulai melepas celana beserta cd yang aku gunakan..
Tangan kananku meraih kepalanya, supaya perpagutan bibir ini semakin erat, panas dan ganas..
Sedangkan tangan kiri, membimbing dan mengarahkan si kumbang menuju kearah lubang yang benar..
Tak langsung kumasukkan, kugesek-gesek dulu secara perlahan dibibir memeknya..
Baru setelahnya kumasukkan secara perlahan, hingga tertelan semua batang kemaluanku didalam memeknya yang sudah sangat bechek itu..
"Eeenndooogghhhh.."
*Ntah kenapa, kata itu keluar begitu saja dari mulutku..*
"Eeuggghhhhh.."
*Lenguhan wati, saat kontolku masuk sepenuhnya..*
"Langsung mau digenjot deq..?"
Wati mendongak keatas, matanya terpejam sembari menggelengkan kepalanya..
Air liur menetes kemana-mana, membuat wajah wati perekable abis..
Tolakan atas genjotanku mungkin karena masih ingin menikmati moment reuni atau temu kangen antara si kumbang dan memeknya yang sudah lama terpisah ini..
Memang betul-betul moment yang mengharukan, termehek-mehek bangetlah..
*Pantatnya pun sedikit mulai bergoyang-goyang..
Waini, tanda dia siap tuk menerima gempuran rudal penjelajah antar benuaku..*
Ashh, peduli setan..
Tanpa tedeng aling-aling kugenjot memeknya dengan buas, seperti singa yang menemukan mangsa setelah 6 tahun kelaparan tidak makan apa-apa..
Jadi lupakanlah ya yang namanya gear satu, langsung pancal top gear..
Gas poolll dap..
"Tebb.. Tepp.. Teptt.. Sklak.. Sklakk.. Keclekk.. Keclek.. Tebp.. Tebb.."
*Tau deh, mungkin gitu bunyi saat memeknya dan kontolku beradu..*
"Hyahhh.. Ah.. Ahh.. Hahhhahhhh.. Ohhh.. Oughhh.. Ohh.. Ahhh.. Ahh.. Arghhh.. Argrhhhh.."
Berhubung suara wati semakin keras tak terkendali, kubungkan dia dengan bibirku..
Bisa gawat klo sampe ada orang yang denger, apalagi jomblo kek loe..
"Ehhhmmmhh.. Emmghhh.."
*Desahan yang tertahan..*
"Kriyeeet.. Ngeek.. Duk.. Dukk.. Kreyeeett.. Kreyeettt.. Kriyeetttt.."
*Meja tempat kumpul kebo kami pun mulai berdencit, bergoyang, bahkan mungkin berteriak menyemarakkan momment indah ini..*
Sambil terus meneruskan pergumulan, aku berpikir..
Ah, kupermainkan saja ya dia biar kau tunjukkan lagi kebinalanmu itu..
Kuhentikan sodokanku, kulihat reaksi yang ia berikan..
"Mmmmphhaah, kook berhennti sihh massh..!?*
*Melepaskan kopitannya..*
Pantatnya pun bergoyang-goyang sendiri, tak mau diperlakukan seperti itu..
"Ayoo donk mass, arrgghhh..
Aku tuh nggak bisa diginiin.."
"Kan mas udah bilang, kalo mau enak ya usaha deq.."
Aku hanya berdiri diam, dia pun langsung berdiri, menarikku, memaksaku tuk tidur dimeja itu..
Naiklah kami keatas meja, menjadikan posisi sekarang women on top..
Diatasku dia bergoyang, menggenjot, menjambak-njambak rambutnya, sambil meremas-remas payudaranya yang cetar membahana..
Dibawahnya aku hanya rebahan dengan kedua tangan dibawah kepalaku, seperti raja yang sedang diservice budak sexnya..
Wati merancau-rancau nggak jelas, layaknya orang kesurupan..
"Arrgghhh, anjing kau mas..
Setan kau mas..
Lonte kau masssshhh..!"
"Lah, lonte teriak lonte.."
*Tawa dibenakku..*
*Tanpa kami sadari, sepasang mata yang tadi menghilang telah kembali..
Bahkan bertambah menjadi dua pasang mata, melihat peraduan kami dari balik rimbun pepohonan bambu disekitar kami..*
(Apa yang terjadi setelahnya, kita saksikan setelah pesan-pesan berikut ini..)
Terakhir diubah: