Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Keluarga Hyper (Based From True Story)

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
CH1/210. SETENGAH SEPULUH

Kubalik badannya menghadapku, kududukan ia dimeja yang sedikit berdebu itu..
Ia hanya menurut, mata sayunya menatap seraya berbisik..

"Perlakukan aku semaumu mas, aku lontemu.."

Mulai kubuka kaos yang ia kenakan, kaos bergambar doraemon itu pun terlepas hingga munculah bra berukuran satu setengah kali phi x r kuadrat..
Kedua payudara yang masih terbungkus bra motif loreng itu seakan berontak memaksa ingin keluar..

"Waoow, machaaan..!"

*Teriakku dalam hati..*

Tangan kananku dengan lihainya membuka kaitan bra yang iya kenakan, tangan ini sudah sangat terlatih memang..
Urusan kek gini mah, dah diluar kepala istilahnya..
Bukan maksud apa-apa, cuma kasihan aja ma branya..
Kayaknya udah lelah, menampung dan menopang kedua buah payudara yang ukurannya diatas normal itu..
Eidyaan euy, menyembullah sepasang pepaya yang tengah masak-masaknya menggantung dengan indahnya..
Besar jelas, kencang iya, bulat pasti, putih bersih dan yang terpenting puting-putingnya itu lho, menyempurnakan semua potensi yang ada..

"Saya suka.. Saya suka..!"

*Cuma itu yang terucap dihatiku..*

Tanpa meminta ijin darinya lagi, mulailah ku jilat puting beliung miliknya..
Dari yang sebelah kiri, kanan kulihat saja banyak pohon bambunya..
Sya la la la la..
Lidah memainkan payudara kanan, tangan kiri meremas dan memilin payudara kiri..
Begitu pula sebaliknya, lidah memainkan payudara kiri, tangan kanan meremas dan memilin payudara kanan..
Putingnya terlihat mengeras, berikut lenguhan yang mulai terdengar..

"Sshhhh.. Emmmmhh.."

"Gimana deq, lanjut..?"

"Emmmmhhhh.."

*wati mengangguk kecil..*

Kupilin-pilin kedua putingnya, kutarik-tarik, dari kiri kekanan, dari atas kebawah, berputar-putar 360°..
Tak lupa bibir ini menyupang disekitaran payudaranya, membubuhkan label, cap atau tanda kemerahan yang kontras dengan warna kulitnya..
Merah itu berani jendral..

*Tersungging senyum dibibir, mengagumi maha karyaku disekitar buah pepaya itu..*

Akupun berdiri, kukopit bibirnya dan kedua tanganku mulai melepas celana beserta cd yang aku gunakan..
Tangan kananku meraih kepalanya, supaya perpagutan bibir ini semakin erat, panas dan ganas..
Sedangkan tangan kiri, membimbing dan mengarahkan si kumbang menuju kearah lubang yang benar..
Tak langsung kumasukkan, kugesek-gesek dulu secara perlahan dibibir memeknya..
Baru setelahnya kumasukkan secara perlahan, hingga tertelan semua batang kemaluanku didalam memeknya yang sudah sangat bechek itu..

"Eeenndooogghhhh.."

*Ntah kenapa, kata itu keluar begitu saja dari mulutku..*

"Eeuggghhhhh.."

*Lenguhan wati, saat kontolku masuk sepenuhnya..*

"Langsung mau digenjot deq..?"

Wati mendongak keatas, matanya terpejam sembari menggelengkan kepalanya..
Air liur menetes kemana-mana, membuat wajah wati perekable abis..
Tolakan atas genjotanku mungkin karena masih ingin menikmati moment reuni atau temu kangen antara si kumbang dan memeknya yang sudah lama terpisah ini..
Memang betul-betul moment yang mengharukan, termehek-mehek bangetlah..

*Pantatnya pun sedikit mulai bergoyang-goyang..
Waini, tanda dia siap tuk menerima gempuran rudal penjelajah antar benuaku..*

Ashh, peduli setan..
Tanpa tedeng aling-aling kugenjot memeknya dengan buas, seperti singa yang menemukan mangsa setelah 6 tahun kelaparan tidak makan apa-apa..
Jadi lupakanlah ya yang namanya gear satu, langsung pancal top gear..
Gas poolll dap..

"Tebb.. Tepp.. Teptt.. Sklak.. Sklakk.. Keclekk.. Keclek.. Tebp.. Tebb.."

*Tau deh, mungkin gitu bunyi saat memeknya dan kontolku beradu..*

"Hyahhh.. Ah.. Ahh.. Hahhhahhhh.. Ohhh.. Oughhh.. Ohh.. Ahhh.. Ahh.. Arghhh.. Argrhhhh.."

Berhubung suara wati semakin keras tak terkendali, kubungkan dia dengan bibirku..
Bisa gawat klo sampe ada orang yang denger, apalagi jomblo kek loe..

"Ehhhmmmhh.. Emmghhh.."

*Desahan yang tertahan..*

"Kriyeeet.. Ngeek.. Duk.. Dukk.. Kreyeeett.. Kreyeettt.. Kriyeetttt.."

*Meja tempat kumpul kebo kami pun mulai berdencit, bergoyang, bahkan mungkin berteriak menyemarakkan momment indah ini..*

Sambil terus meneruskan pergumulan, aku berpikir..
Ah, kupermainkan saja ya dia biar kau tunjukkan lagi kebinalanmu itu..
Kuhentikan sodokanku, kulihat reaksi yang ia berikan..

"Mmmmphhaah, kook berhennti sihh massh..!?*

*Melepaskan kopitannya..*

Pantatnya pun bergoyang-goyang sendiri, tak mau diperlakukan seperti itu..

"Ayoo donk mass, arrgghhh..
Aku tuh nggak bisa diginiin.."

"Kan mas udah bilang, kalo mau enak ya usaha deq.."

Aku hanya berdiri diam, dia pun langsung berdiri, menarikku, memaksaku tuk tidur dimeja itu..
Naiklah kami keatas meja, menjadikan posisi sekarang women on top..
Diatasku dia bergoyang, menggenjot, menjambak-njambak rambutnya, sambil meremas-remas payudaranya yang cetar membahana..
Dibawahnya aku hanya rebahan dengan kedua tangan dibawah kepalaku, seperti raja yang sedang diservice budak sexnya..
Wati merancau-rancau nggak jelas, layaknya orang kesurupan..

"Arrgghhh, anjing kau mas..
Setan kau mas..
Lonte kau masssshhh..!"

"Lah, lonte teriak lonte.."

*Tawa dibenakku..*

*Tanpa kami sadari, sepasang mata yang tadi menghilang telah kembali..
Bahkan bertambah menjadi dua pasang mata, melihat peraduan kami dari balik rimbun pepohonan bambu disekitar kami..*

(Apa yang terjadi setelahnya, kita saksikan setelah pesan-pesan berikut ini..)

:)
 
Terakhir diubah:
-= INTERMEZZO =-

Bertemu seseorang yang membuat kita yakin bahwa ia adalah belahan hati kita memang tak mudah..
Aku bertemu dengannya ketika masih sama-sama mentah..
Kita rajut kasih seindah mungkin, berharap tuk bisa matang bersama..
Hingga suatu hari kita tersadar, kadang cinta datang ditempat dan waktu yang salah..

Kita putuskan tuk berjalan dijalan kehidupan masing-masing..
Berjanji tuk segera temukan bahagiaku, tanpamu..
Meski sulit, namun waktu membantuku menyembuhkan luka itu..

Aku mulai mengerti, kenapa Tuhan mempertemukan kita..
Memberi kita pelajaran tentang sesuatu bernama cinta, seperti ketika kita melihat bunga mawar..
Kita bisa menikmati dan mengagumi keindahannya tanpa harus memetiknya..

Aku takkan membencimu, meski tersakiti kau juga memberiku rasa bernama kebahagiaan..
Pernah membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya saat pertama melihatmu..

Terima kasih telah mencintaiku, melengkapi segala kekuranganku..
Memperjuangkanku, walau berakhir dengan lepasnya genggamanmu..
Sekali lagi terima kasih telah menjadi bagian dalam perjalanan hidupku..

# Cinta itu meskipun, bukan karena.. #
 
Terakhir diubah:
lanjut terus masbroooo!

gilak gilakkk...mantab ini cerita!
 
Spacenya udah tak benerin, biar lebih enak dibaca..
Terutama buat yang CH awal-awal, harap maklum masih nubie..
Dan terima kasih buat yang sudah berkenan menyempatkan waktunya tuk membaca cerita ini..

*Waktu, meski gratis namun sangat berharga..*

:kpenuh:
 
wasyyuuuu...
penulise cerdas, cermat, tangkas, berwibawa, gagah perkosa..
 
Walah salah ngepost, nggak papa deh.. Biar CH.10 yang tak edit..


:sayonara:

Gw bela2in login buat komen.

INI PENULIS NYA SALAH NGE POST LOH GAES!

Trus next chapter nya jadi "Ch 1/2 10" awkakwkakwkakawakaka

Baru kali ini gw ngakak baca cerita panas awkawkakkakwakwakwak

Good job gan! Maju terus. Improve terus.
 
Gw bela2in login buat komen.

INI PENULIS NYA SALAH NGE POST LOH GAES!

Trus next chapter nya jadi "Ch 1/2 10" awkakwkakwkakawakaka

Baru kali ini gw ngakak baca cerita panas awkawkakkakwakwakwak

Good job gan! Maju terus. Improve terus.


Lah dalam iya, 5 menit yg lalu masih SEPULUH, ini jadi SERENGAH SEPULUH haha... Koplak yg nulis... Ngakak, mau sange tapi jadinya ngakak njir.... Thanks to TS kau menghibur diriku..
 
CH.10 SEPULUH

Sore itu seonggok manusia terlihat mondar-mandir disebuah teras rumah, sembari mulutnya komat-kamit tak jelas..

"Kemana ya mas tyok, emang harus dirantai nih kayaknya..
Biar nggak keluyuran kemana-mana, dasar si kampret.."

*Rancau lastri..*

"Mak, liat parang yang biasa bapak pake nggak..!?"

*Teriak lastri..*

"Emang buat apa nduk..!??"

*Balas ibu lastri dari dapur..*

"Nggak apa-apa mak, mau buat bekal nyariin mas tyok aja..
Dari tadi kok nggak keliatan batang hidungnya.."

"Hus, ada-ada aja kamu nduk..
Dah sana klo mau nyariin, ibu nggak papa ditinggal sendiri.."

"Okee, siipp.."

Sang biduan desa pun pergi kebarat mencari kitab suci, eh mencari si kampret maksud saya..
Hmm, baru tau kan kalo ada kampret yang ganteng..haha.."

*Narsis dikit bole dong ea..*

Ketika dalam perjalanan, disebuah jalan desa yang cukup sepi lastri mendengar sebuah suara..

"Trii.. Lastriiii..!"

"Ada suara kok nggak ada orangnya, jangan-jangan.."

*Batin lastri, sembari tengak tengok mencari asal suara tersebut..*

Rasa cemas mulai menggeliyut dihati, mendorong tuk mempercepat langkahnya..

"Lastrriiii...!"

*Terkejut akan suara dan tepukan dibokongnya, eh pundaknya..
Latahnya secara otomatis keluar..*

"Tuluungg.. Tuluungg.. Tuuuluungg..
Ana bocah metu bocah, ana memedi pada reang..
Tulungg.. Tulungg.. Tuluuungg.."

(Tuluungg.. Tuluungg.. Tuuuluungg..
Ada anak keluar anak, ada setan pada berisik..
Tulungg.. Tulungg.. Tuluuungg..)

"Las, ini aku minto.."

*Sambil mencoba menenangkan lastri..*

"Ooalaah, ana apa jane yah..
Ngaget-ngageti nyong bae koen.."

(Ooalaah, ada apa sih sebenarnya..
Ngaget-ngagetin aku aja lu..)

*Sembari mengelus-elus dadanya minto, eh dadanya sendiri maksud saya..*

"Untung ketemu, aku mau nunjukin sesuatu ma kamu las.."

"Nunjukin apa, klo nggak penting ntar ja..
Aku lagi buru-buru nih, okk see ya.."

"Tunggu las, kamu lagi nyari calon suamimu kan.."

*Sambil menahan tangan lastri tuk pergi lebih jauh.."

"Kok kmu bisa tau aku lagi nyari mas tyok..
Oo, jadi ini yang mau kmu tunjukin..
Abis bertapa dimana sampe bisa dapet ilmu kek gitu, sekarang kmu dah bisa nerawang orang to..
Awas lho to, klo sampe kmu pelet aku.."

"Klo soal pelet memelet mah gampang, nih melet.."

*Minto menjulurkan lidah kearah lastri..*

"Dah ayok ikut aku, katanya kmu nyariin calon suamimu"

*Menjambak rambut lastri, memberinya isyarat tuk mengikuti..*

Seperti kata pepatah..
Tak kenal maka tak sayang, klo udah kenal baru boleh saling sayang..
Kecuali aku ma kamu, belom kenal tapi udah sayang..
Iya, kamu..haha..
Oke, tho the poin ja..
Saya perkenalkan siapa sih si minto ini..

Minto merupakan anak si mata sapi dari tuan tanah didesanya, soal harta bisa dibilang sangat berkecukupan..
Apalagi klo masa panen..
Bukan cuma beras, duit juga dikarungin mungkin..
Ia sangat menyukai lastri, namun apa daya untuk masalah face bisa dibilang kurang beruntung..
Jelek banget sih nggak, cuma jauh dari kata tamvan..
Intinya, hubungan mereka layaknya punduk merindukan rembulan..

*Disebuah hutan bambu, tempat terjadinya pertempuran antar pendekar..*

"Ahh.. Ah.. Ah.. Arrghh.. Asekk.. Seek aseekkk.."

"Ehnaak ya mashh, ampe kayak gituhh.."

"Klo ngk enak ya digoyang to deq.. Euggghhhh.. Hhh.. Hhh.."

*Pertandingan kelas berat abad ini.."

Karena keduanya terlalu berkonsentrasi tuk mencari kenikmatan, keadaan sekitar pun terabaikan..

*Makanya, klo naro kenikmatan tu jangan sembarangan..
Susahkan carinya..
Omong opo toh iki, tulung..*

Ibarat tokoh dalam film merekalah pemeran utamanya, yang laen mah cuma jadi pohon satu, penjual dua, pengamen lima (figuran)..

"Tuh liat kelakuan calon suamimu..!"

*Bisik minto kepada lastri..*

"Yeey, mas minto telanjang..
Lagi hebrinkk euyy..
Saya suka.. Saya suka.."

*Pikirnya dalam hati, hingga akal sehat menyadarkannya..*

"Setan alas, sama siapa tu si kampret..
Memalukan, bermaen ditempat terbuka kek gini..
Klo maenya ma aku sih masih bisa ditolerir, sungguh terlalu.."

*Ungkapan kekesalannya, namum pelan karena takut ketahuan..*

"Dasar perempuan jalang, penggoda calon suami orang..!"

"Tu, liat baek-baek siapa ceweknya.. Adekmu.."

Bagaikan tersambar petir, hatinya tambah remuk redam dan hancur berkeping-keping..
Bagaimana ini bisa terjadi, kenapa dengan dia, apa salahku, beribu pertanyaan mengalir dalam otak lastri..
Dengan emosi dia hampir teriak, sambil melangkah tuk melabrak calon suami dan adeknya itu..
Namun dengan sigap si minto menahannya, dan memberi tempe..

*Tahu terus bosen..*

"Tunggu las, pikir baik-baik apa yang terjadi klo kamu melabraknya sekarang..
Pernikahanmu besok loh, bisa galau ntar yang dah dapet undangan..
Kamu mau keluargamu malu..?"

Benar juga yang dikatakan minto, meski otakku sekarang tak bisa dipakai seperti biasanya..
Ruwet, bundet, njlimet..

"Bener kamu to, kmu jangan kasih tau sapa-sapa ya to..
Biarlah ini jadi rahasia kita berdua.."

"Bisa.. Bisa.. Asal.."

"Asal..? Asal apa to..!?"

"Asal kamu mau ngabulin 3 permintaan aku.."

"Tiga to, banyak amat..
Dua deh ya.."

"Satu aja deh, klo gitu.."

"Ya udah, tiga.."

*Bingungkan, sama..*

"Apa aja to, klo aku bisa lakuin pasti aku lakuin.."

"Pertama.."

# Apakah yang menjadi permintaan minto, kita saksinya di CH.11.. #
 
Hmm......apa seperti yang ane pikir
 
:haha: kantooooong ajaiibbbb .... 3 permintaan minto :
1.lastri kamu harus ngewe sama aku
2.lastri kamu harus ngewe .. ngewe sama aku
3.lastri kamu harus ngewe ... ngewe ... ngewe sama aku
:ejek:
 
:haha: kantooooong ajaiibbbb .... 3 permintaan minto :
1.lastri kamu harus ngewe sama aku
2.lastri kamu harus ngewe .. ngewe sama aku
3.lastri kamu harus ngewe ... ngewe ... ngewe sama aku
:ejek:

Hhaha, bisa jadi..
Sorry suhu sekalian, nubie belum bisa update..
Maklum weekend, sibuk ngurus cabe-cabean yang mampir kekedai..

:hore:
 
Asyuuu... Lagek saiki moco cerpan ngaceng karo ngguyu ngekel wkwkwk. (Translatenya suhu TS aja ya yg translatetin hahaha) lanjot suhu
 
Bimabet
Kampret lucu jg ini cerita..
Si minto sih kynya minta swinger ini sama adiknya lastri.. menang banyak doi wkwkkw
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd