Part XXIV : Herlina Yang Menggoda
Ting.. tung.. ting.. tung.. ! suara dering dari handphoneku tanda ada pesan BBM.
"nanti jadi jam berapa ketemuan di rumah itu ?", pesan tertulis dari bu herlina.
Dengan mata yang masih sepet dan nyawa belum terkumpul sepenuhnya, aku pun membalasnya dengan cepat.
"hari minggu jam 9 pagi ", balasku singkat.
"ini sudah hari minggu dan sudah jam 09:20 !", balasnya dengan cepat.
Sontak saja aku terbangun membaca pesan dari bu herlina, ternyata sekarang sudah hari minggu dan seminggu telah berlalu sejak terakhir kali aku bertem dengannya, aku pun membalas pesan dari bu herlina.
"ok, jadi hari ini tapi sorean aja.. jam 16:00 !", balasku via BBM.
"ok, jangan sampai telat ya !", balas bu herlina.
Aku pun bergegas bangun dari tidurku dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diriku setelah selesai mandi aku bersiap pergi ke tempat agnes, saat mengunci kamarku terdengar sapaan dari tante kepadaku.
"mau kemana nath.. ?", tanya tante.
"ooh.. tante, mau maen tante ke tempat temen !", jawabku sembari mengunci pintu kamar.
Sejak kejadian di kolam renang itu aku dan tante sangat jarang bertatap muka, aku tak tau apa yang ada di benaknya, yang aku tau adalah dia membenciku karena aku adalah anak dari seseorang yang dulu telah menghamilinya.
"ikut tante bentar nath.. ada yang tante perlu omongin !", ucap tanteku.
Ngomongin apa ya kira-kira, apa mungkin tante ingin mempertanyakan tentang kejadian di kolam itu atau ada yang lain, ahh sudahlah. aku pun mengikuti langkah tante yang mengarah ke ruang keluarga ddan kita pun duduk untuk memulai pembicaraan.
"tante sudah melepas semua kamera di rumah ini, jadi kau bisa leluasa melakukan aksi-aksimu untuk menyelidiki semua yang ada di rumah ini !", ucap tante kepadaku.
"hah... emang kenapa di lepas, lagian aku juga udah ga minat lagi melakukan pengintaian, semua ini udah berakhir !", terangku kepada tante.
"jujur tante melakukan semua ini karena perintah dari renald, saat dia mengetahui ada penghuni lain di rumah ini, dia pun menyuruhku untuk memasang kamera untuk memantau gerak-gerikmu !", jelasnya.
"maafin tante kalau tante sangat membencimu.. semua ini karena hasutan renald !", tuturnya lagi.
"udahlah tante.. anggap aja gak terjadi apa-apa !", cetusku.
"kejadian di kolam itu.. tante tau kalau itu ulah kamu, kamu sengaja memasukan obat perangsang kedalam minuman tante kan !", jelasnya lagi dengan serius
"eeehh.. anu tan.. tu ini, tuk apa tuh.. ahh ikan, biar ikan nganu, ehh gede.. anunya gede.. !", jawabku penuh kepanikan.
"sudahlah.. tak apa-apa kok, anggap aja semua ini impas !", saut tanteku memotong pembicaraan.
"lagian tante juga tidak pantas berada di tengah-tengah keluarga ini, tante terlalu hina, tante hanyalah wanita rendahan !", perkataan tante di iringi tetesan air mata.
"sudahlah tan.. maaf atas yang terjadi di kolam, aku tidak bisa mengendalikan nafsu, sejak datang kesini aku memang sangat terobsesi dengan tante, maafkan aku tan !", ucapku jujur.
Aku merasa tante rahma sudah benar-benar menyadari semua perbuatannya, sehingga aku pun berani berkata apa adanya, ini tidak akan mempengaruhi ku untuk terus melakukan aksiku dalam memecahkan misteri di rumah ini.
"ya sudahlah tan.. aku berangkat dulu yaa.. sudah telat nih !", ucap dengan meninggalkan tante.
Aku melakukan perjalan ke tempat agnes, dalam perjalan aku berpikir tentang kamera yang sengaja di pasang karena perintah renald untuk mengetahui aktifitas seluruh penghuni rumah. renald pacar kak rina, renald selingkuhan tante, kak rina tau renald menjalin hubungan dengan tante tapi tidak sebaliknya, tante memasang kamera atas perintah renald, lalu kenapa renald tidak memberi tau kak rina kalau ada kamera dirumah termasuk di kamarnya ?? malah kak rina bertanya kepadaku.
Kemudian tentang test pack itu, kak rina tau kalau tante sedang hamil makanya dia pulang untuk mencegah tante menggugurkan kandungannya dan kak rina juga tau kalau tante sudah menggugurkannya 4 minggu yang lalu berarti sebelum kejadian meninggalnya pria itu. lalu kak rina menyuruhku memata-matai mbak puji, bukannya kak rina sudah mengenal rumah ini dengan baik bahkan sebelum mbak puji datang kerumah ini, seharusnya dia lebih mengenal mbak puji dari pada aku, akan lebih mudah menyelidiki orang yang kita sudah sangat mengenalnya dari pada menyuruh orang lain yang masih awam, kenapa dia memilihku bukankah dia bisa melakukanya sendiri ??.
Tapi setidakya 2 benda yang aku curigai yaitu kamera CCTV dan tesst pack sudah aku temukan titik terangnya kini hanya tinggal kotak titipan yang di titipkan tante ke mbak puji. ehm... cukup rumit sekali, tapi tak apalah itung-itung melatih otak.
Sesampainya aku di tempat agnes...
"hi pak detektif.. apa kita akan memulai aksi kita hari ini !", ucap agnes dengan ceria.
"sesuai dengan rencana.. tapi aksi kita di undur sampai sore nanti, hahaha.. !", ucap dengan tertawa.
"waahh.. berarti sampai malam donk, kalau kayak gini gue mau itung lembur ahh !", celetuk agnes.
"hahahaha... ", kita berdua pun tertawa mendengar ocehan agnes.
"ehh lu udah dapet izin belum dari mama buat minjem mobilnya !", tanya agnes.
"udah donk.. sedikit SSI juga udah klepek-klepek mamamu !", ucapku dengan nada sombong.
"cepet amat lu.. seminggu udah bisa bawa mobil sendiri !", ujar si agnes.
"mamamu jago ngajari nya !", jawabku.
Tepat pukul 12:00 siang di kediaman agnes, mobil bu farah pun datang dan parkir di halaman, lalu bu farah pun masuk kedalam rumah.
"ehh.. kamu udah dateng, agnes mana ?!", tanya bufarah.
"barusan keluar.. !", jawabku.
Aku pun mendekati bu farah dan memeluknya lalu ku berikan ciuman mesra pada bibirnya.
"jadi kamu make mobilnya ?", tanya bu farah.
"enakan make kamu yank !", jawabku penuh rayu.
"huh.. dasar otak mesum !", ujarnya gemas.
"nih kunci ama STNK nya... sekarang anterin aku ke butik dulu pakai motor aja biar cepet !", paparnya.
"buru-buru amat seh yank.. maen dulu yuk !", rayuku.
"aku bener-bener repot sayank... nanti malam aja ya !", ucap bu farah dengan mengecupku mesra.
Aku pun mengantar bu farah ke butiknya dengan mengendarai motornya, lalu aku pun langsung balik ke rumah agnes. aku pun menunggu kedatangan bu herlina di tempat ini
"Tok.. tok.. tok.. !", suara pintu yang terketok.
"ohh.. bu herlina, masuk bu !", sapaku santun.
"panggil lina aja gpp.. terlalu panjang kalau bu herlina !", sautnya.
"mbak lina aja yaa.. kan situ lebih tua dari saya !", ucapku.
"ehmm.. emang aku kelihatan tua ya.. ?", ucapnya menggoda.
"biar tua juga tapi kalau masih kelihatan cantik, laki-laki juga pada ngiler !", ucapku membalas godaannya
"ohh.. gitu yaa, berarti ada yang ngiler donk sekarang !", ucapnya memancing godaan.
"mending ngarepin iler walet mbak, laku di jual dari pada iler cowok, isinya nafsu semua !", ucapku dengan lirikan tajam.
"huft... dah yuk ke intinya aja !", ucap mbak herlina.
"sambil nonton aja yuk.. ada film bagus di XXI !", ajakku penuh rayu.
"ehm... bentar yaa !", ucapnya mbak lina.
Segera dia menuju keluar rumah dan terlihat sedang menelepon seseorang, setiap kali mbak lina menemuiku pasti dia di antar oleh seorang supir. aku sengaja mengajak dia keluar dengan menggunakan mobil tante untuk memisahkan dia dengan supirnya, jika ajakan memakan waktu lama pasti supir itu akan disuruh pulang, di saat supir itu pulang, agnes ku tugaskan untuk mengikutinya, sedangkan rencanaku yang lain adalah merayu mbak lina yang dari awal sudah terlihat tertarik kepadaku mencari bukti keberadaan om teguh.
Mbak lina memasuki rumah kembali setelah selesai menelepon.
"boleh.. tapi kamu yang bayarin yaa !", celetuknya.
"dan anterin aku pulang, soalnya supirku ada urusan lain.. !", ucapannya dengan senyum kecil.
"ok.. waktunya kita kencan dengan ibu polisi !", ucapanku penuh godaan.
Sesuai perkiraanku mbak lina menyuruh supirnya itu untuk meninggalkan kita dan agnes yang sudah menungggu dari kejauhan dengan motornya pun segera mengikuti mobil itu, sekarang aku berduaan dengan polisi cantik ini, akan aku ajak bersenang-senang malam ini sampai kau lupa akan tugasmu. kunyalakan mobil dan kujalankan keluar menuju XXI di kawasan alam sutra, tangerang selatan. dan pembicaraan pun terjadi di dalam perjalanan,
"usia mbak berapa seh ?", tanyaku.
"berapaa yaa.. coba tebak ?", tanyanya balik dengan senyum.
"91 yaa.. !", jawabku dengan mengejek.
"hah.. tua banget, ihh.. resek deh !", ucapan dengan nada rada kesel.
"kelahiran 1991 maksudnya... duh lemot deh !", ejekku kembali.
"ohh kirain.. kok tau seh aku kelahiran 91 ?", tanyanya lagi.
"perasaan mbak pernah bilang deh.. !", ucapku.
"hah.. kapan, ga pernah ahh.. wong tiap kali ketemua ga banyak omong !", ucapnya membantah.
"heh.. mbak itu pernah bilang waktu dimana tuh... !", pancingku agar mbak lina menyambar ucapanku.
"Dimana coba... ?", tanyanya penasaran.
"di mimpiku.. !", ucapku merayu.
"aduh.. ampun deh ama pak ama keponakanmu ini !", celetuknya
Hahahaha... kita terbawa suasana canda gurau di dalam mobil dan sesampainya di parkiran kita pun berjalan menuju XXI untuk nonton film, kita pun memesan tiket dan membeli popcorn serta minuman bersoda, lalu memasuki ruangan bioskop dan duduk untuk menonton.
"mbak udah lama mengenal om teguh ?", tanyaku.
"lumayan seh.. sejak aku di tunjuk oleh pak teguh untuk menjadi asisten pribadinya !", jawabnya.
"berarti om ku percaya banget ya mbak lina !", tanya ku lagi.
"bisa di bilang begitu.. !", jawabnya.
"terus om ku sekarang ada dimana ?", tanyaku memancing kejujurannya.
"kurang tau kalau untuk sekarang !", jawabnya dengan nada menghindari pertanyaan.
"lah katanya asistem pribadi kok ga tau seh.. ?!", ucapku.
"kan pak teguh sekarang lagi kena kasus !", jawabnya.
"udah ahh.. sekarang gantian aku yang tanya.. ada informasi apa untuk pak teguh !", tanyanya dengan tegas.
"percuma juga aku sampai'in kan mbak ga tau dimana om teguh !", ucapku.
"kan aku bisa menghubungi lewat telepon !", jawabnya dengan membantah pernyataanku.
"ya udah telepon biar aku sendiri yang ngomong ?", bujuk supaya mbak lina mau memberikan teleponnya.
"ok tapi tetep dalam pengawasan ku.. !", ucap mbak lina.
Mbak lina pun mengeluarkan teleponnya dan memilih kontak untuk dia hubungi.. sesaat setelah tersambung dia sodorkan telepon kepadaku.
"hallo.. halloo.. haloo.... !", ucap ku dengan sedikit teriak.
"hallo om... om... halooo... !", ucapan ku semakin keras.
Kulakukan hal tersebut untuk menimbulkan kesan aku tidak bisa melakukan komunikasi via telepon dengan om ku, dan dengan perlahan aku melangkah menuju pojokan dengan terus memanggil-manggil nama om teguh, setelah aku berada di pojokan aku pun melakukan gestur kepada mbak lina dengan mengangkat pundak seolah tidak bisa, aku pun kembali ke tempat duduk dan dengan cepat kulihat nomor telepon om yang ada di handphone mbak lina, aku pun berusaha mengingatnya.
Nice.. semua berjalan dengan mulus, sekarang aku hanya perlu menunggu kabar dari agnes tentang hasil pengintaiannya. dan tak lama berselang agnes pun mengabariku via BBM.
"alamat yang di tuju supir itu di jalan arteri pondok indah no XI ", pesan daari agnes.
Ada 2 kemungkinan, jika itu bukan rumah mbak lina berarti itu adalah tempat om bersembunyi, dan aku pun membalas pesan dari agnes,
"ok makasih nes.. lu bisa pulang sekarang !", pesanku via BBM.
Selang beberapa jam kita pun mengakhir acara menonton kami, lalu kami menuju mobil dan mengantar pulang bu polisi yang cantik ini ke rumahnya. dan di perjalanan,
"yang mana seh mbak rumahnya ?", tanyaku.
"itu depan.. rumah cat putih !", ucapnya dengan menunjuk sebuah rumah.
"stop.. lah ini rumahku !", katanya.
"sepi amat daerah sini mbak... tau gitu aku culik dirimu mbak !" ucapku mengoda.
"ohh berani yaa.. aku masukin penjara nanti kamu !", sautnya dengan senyum kecil.
"gpp kok.. asal di masukan ke penjara hatimu !", godaku lagi.
"duh.. ampun deh, bisa klenger aku kamu gombalin terus !", celetuknya.
Akhirnya kita pun berpisah, aku berpikir tentang alamat yang di berikan agnes, berbeda dengan alamt yang aku tuju sekarang. berarti om ada di alamat yang di berikan agnes. tapi setidaknya aku sudah mendapatkan nomor telepon om ku, terima kasih mbak lina.
Next Part : Musuh Terselubung