Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kesetiaan Istri

CHAPTER 4
Kecewa


Pagi ini Manda tampak bahagia, senyum seyum sendiri, sambil membersihkan ruang tamu dan dapur setelah menyiapkan sarapan. Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka. Manda sudah membooking kamar hotel dan restoran sebagai bentuk hadiah dan tidak lupa ia menuruti saran dari Sandra untuk memakai sesuatu yang ‘istimewa’ untuk malam ini. Ia membelinya secara online karena malu jika harus datang langsung ke toko, meski takut ukutannya tidak pas, namun untungnya setelah dicoba sangat cocok untuk tubuhnya yang berisi namun tidak gemuk.

“Pagi ma, kenapa nih seneng banget senyum senyum sendiri” Arman keluar dari kamar mereka

“Hmm . . kenapa yah kira kira?” Manda menjawab dengan nada jengkel

Tiba tiba Arman mencium kening Manda kemudian merangkul nya dengan lembut. Manda sontak terkejut, wajahnya sedikit memerah, ia perlahan menatap ke wajah Arman

Ternyata Arman tidak lupa . . .


“Happy anniversary sayang” Arman tersenyum manis ke arah Manda

Manda tertegun melihat senyuman suaminya yang selalu mampu meluluhkan hatinya. Ia menutup matanya perlahan sambil mendekatkan wajahnya ke arah Arman

“Ma, kamu ngapain berdiri di sana, ayo makan sini”

“Hah, heh!?” Manda kebingungan

“Ayo duduk sini” Arman menarik bangku di sebelah dirinya

“HMMM..! iyaa iyaa” Manda berjalan ke arah Arman kesal, dikira kemesraan pagi itu akan berlanjut lebih

“Papa nanti agak malam yah pulangnya ma” Arman memberitahu Manda sambil scrolling email dan pesan whats app pada handphone

“Yah, kenapa pulang malam pa?” Manda nampak kecewa

“Nanti ada meeting sama klien bisnis baru, katanya mereka mau naikin ekspor sawit lagi ma, deal deal an nya agak ribet, papa harus ikut katanya”

“Sampe jam berapa emang?” Manda cemberut

“Belum tau nanti papa kabarin lagi”

“Yahhhh, kesel ih”

“Kenapa ma?”

“Aku udah booking ini loh buat nanti malam” Manda menyodorkan layar handphonenya ke muka Arman

“Eh ini kan hotel kita dulu ma”

“Iyaa aku mau kasi kejutan ini kemaren”

“Ohhh, jadi ini toh yang di rahasiain” Arman tersenyum kecil

“Iyaa ..”

“Ya udah nanti papa usahain kerjaan biar cepet nanti langsung ke sana”

“Bener pa?”

“Iyaa, nanti kalau udah selesai meetingnya papa langsung ke sana”

“Hihihi, asik asik” Manda menggoyang goyangkan tangannya

“Terus Tyas gimana nanti?” Arman bertanya sambil mengatur ulang jadwal pertemuan mereka di handphone

“Aku titip di rumah mama”

“Gak ngerepotin tuh?”

“Enggak, mama malah seneng jaga Tyas katanya”

“Bagus lah, oke deh aku mandi dulu yah, mau pergi biar cepet pulang nanti”

“Oke papa”

Arman beranjak pergi meninggalkan rumah menuju ke kantor perusahaannya, sementara Manda membangunkan Tyas yang masih tertidur kemudian membawanya ke rumah orang tuanya yang berada tidak terlalu jauh dari kediamannya. Seusai menitipkan Tyas, Manda segera kembali ke rumah dan menyiapkan segala sesuatunya agar berjalan dengan mulus malam ini. Ia pun mencoba lingerie yang ia beli, sambil tersenyum-senyum sendiri di depan cermin kamarnya

‘Masih hot juga aku yah hihi’

Malam hari hampir tiba, Manda masih mondar mandir tidak karuan di dalam kamar. menunggu balasan pesan WA ia kepada Arman yang ia kirim sejak dua jam yang lalu. Setiap menit ia melihat handphonenya, sambil memeriksa status online Arman yang masih terlihat terakhir pada siang hari. Ia sungguh tidak mau mengganggu pekerjaan suaminya, yang sudah setengah payah berjuan dari bawah untuk kebahagiaan dirinya dan Tyas.

Ting

Terdengar suara notfikasi di handphone Manda.
Manda langsung sigap membuka isi pesan tersebut berharap pesan tersebut berasal dari Arman

‘Mah, aku udah mau selesai, kamu jalan duluan aja kesana, papa nyusul’

Bukan kepalang Manda sangat senang, ia meloncat loncat di atas tempat tidur sambil memukul guling berulang ulang

‘Oke pa, sampai ketemu di sana yah’

‘Oke sayang’

Manda segera membersihkan dirinya, mengambil gaun berwana hitam dengan belahan setinggi paha, sepatu hak tinggi yang senada dengan gaunnya, dan tas tentang berwana coklat tua. Lipstik berwarna merah dengan make up natural tidak lupa ia kenakan.

“Selamat malam ibu, apakah sudah melakukan reservasi” tanya petugas di depan restoran

“Sudah mas, atas nama Amanda Nasywa”

“Boleh saya liat tanda reservasinya bu?”

“Ini mas” Manda menunjukkan hanphonenya

“Baik silahkan masuk ikuti saya bu”

Tempat duduk tepat di samping jendela besar dengan pemandangan ibu kota terpampang jelas pada meja yang sudah direservasi oleh Manda. Ia pun duduk sambil menunggu Arman yang belum datang dari pekerjaannya.

Sudah hampir satu jam Manda menunggu namun belum ada kabar dari Arman. Dirinya mulai gelisah, ia mencoba untuk menelpon Arman namun belum ada jawaban dari Arman. Sudah rasanya ia ingin pulang ke rumah.

“Sayang!” tiba tiba terdengar suara Arman

“Papa, sini” Manda memanggil sambil menganyunkan tangannya

“Haduh maaf aku telat, macet banget jalanannya” Arman nampak terengah engah, mukanya sedikit kusut, rambutnya berantakan

“Ya ampun, gapapa lo Pa, kalo gak bisa kan bisa lain kali” jawab Manda sambil merapikan kerah baju Arman yang naik Sebagian

“Nanti mommentnya beda dong hehe, maap ya belum mandi nih masih busuk” Arman merapikan rambutnya yang berantakan

“Hihi, gapapa kok, masih ganteng”

“Ih bisa aja kamu, udah pesen makan belum ?”

“Belum nunggu kamu tadi, yaudah yok pesen makanan”

Arman dan Manda pun menghabiskan malam tersebut besama di tengah lampu kota Jakarta yang menyinarinya. Meski sedikit kesal, namun Manda tahu bahwa Arman sangat mencintai dirinya. Seusai makan malam, Manda pun meraik tangan Arman ke arah lift hotel

“Loh apa ini narik narik”

“Udah ayo ikut ajah” Jawab Manda sambil menarik tangan Arman

“Ih gentian yah sekarang kamu yang narik”

“hehehe ayoo sini”

Setibanya di kamar hotel Manda langsung memeluk Arman dengan erat. Bibir mereka pun bertemu. Manda kali ini sangat agresif, sudah hampir beberapa bulan ini mereka jarang melakukan hubungan seksual. Entah apa yang merasuki, lidah manda masuk menjelajahi mulut Arman. Hanya dengan berciuman daerah paha Manda terasa bergetar, meronta menginginkan kehadiran Arman.

Ia pun mendorong Arman jatuh ke atas tempat tidur. Arman terkejut melihat tingkah istrinya tersebut. Manda bertumpu di atas lutut tepat di atas pinggang Arman. Ia melepaskan ikatan gaun pada bahu yang ia kenakan. Pakaian dalam lingerie berwana kehitaman berenda manis nampak di balik gaunnya yang sudah terjatuh di pinggir tempat tidur

Arman menelan ludahnya melihat betapa sexy nya Manda malam itu. Manda pun tersenyum melihat ekspresi Arman, kemudian ia mendekat ke arah telinga Arman, sedikit menjilatnya, berjalan hingga ke leher Arman, sambil membuka pakaian Arman secara perlahan. Kancing demi kancing seirama dengan lidahnya yang berjalan ke arah puting Arman.

Arman sontak mendesir halus ketika lidah manda menari di atas dadanya sembari mencium dan menjilatinya. Sementara tangan manda mulai bergerak menjelajah bagian selangkangan Arman. Ia menciumi perut dan turun perlahan hingga ke bagian celana Arman. Ia pun membuka ikat pinggang Arman dan menarik celana dan pakaian dalamnya hingga semua terlepas.

Nampak penis Arman yang belum menegang, Manda pun mulai menciuminya, kemudian memasukkannya ke dalam mulut sambil menjilatinya secara bergantian. Arman nampak menikmati apa yang ia lakukan padanya sambil meremas dan memegang bagian belakang kepalanya. Setelah hampir lima belas menit Manda bermain dengan penis Arman dengan mulutnya, ia pun melepaskannya dari hisapan bibirnya.

“Pah, belum berdiri yah ..” Manda sedikit kecewa melihat penis Arman yang belum menegang

“Um ma . .” Arman bingung harus menjawab apa

“Stt ..”

Manda menutup mulut Arman dengan sebuah ciuman, kemudian ia kembali bermain di putting Arman, sambil mengocok penis Arman. Arman tampak tak kuasa menikmati apa yang ia rasakan malam itu

“Ahh!” teriak Arman kencang, tiba tiba terasa cairan hangat di genggaman tangan Manda meski penisnya belum tegang sempurna

“Hihi, keluar ya papa” Manda pun mencium suaminya

“Maaf ma, enak soalnya, tapi papa malam ini kok gak bisa berdiri yah..”

“Ya udah pa gapapa, mungkin papa kan kecapean dari pagi udah meeting, ada kerjaan lagi, semalam belum tidur, eh udah disuruh nemenin mama lagi” Manda merebahkan kepalanya di dada Arman

‘Iya sih, tapi kok jadi sering ya akhir akhir ini susah berdiri’ seraya Arman dalam hati

“Hayo mikir apa! Udah jangan dipikirin, di peluk papa aja, aku udah seneng” Manda menarik tangan Arman untuk merangkulnya

“Maaf yah ma ..”

“Stt udah, udah ngomong yang lain aja”

“Hehe iya deh ..”

Mereka pun menghabiskan malam itu bersama membicarakan tentang kenangan masa lalu dan Tyas serta rencana kedepan. Arman tiba tiba tertidur di tengah percakapan mereka. Manda tersenyum melihat suaminya yang kelelahan, kemudian beranjak ke kamar Mandi. Sambil membersihkan dirinya, ia membuka celana dalamnya yang sudah basah, meski sedikit kecewa, namun ia tetap bahagia karena Arman masih sangat mencintainya.
 
CHAPTER 5
Curhat



“Manda, wah kayaknya lemes nih pagi ini, pasti abis bertempur hebat yah hahaha” Suara teman kantor Manda memecah lamunannya pagi ini. Sepanjang pagi ini ia masih mengingat kejadian semalam dengan suaminya. Ia masih merasa heran mengapa akhir akhir ini suaminya sulit berdiri, apalagi mereka juga sudah jarang berhubungan karena kesibukan Arman yang menjadi jadi tahun ini.

“Oh mba Sandra ..” jawab Manda lesu sambil melirik ke arah Sanda

“Dihh.. kenapa lu Mandaaa, lemes banget mentang mentang abis aniversary nih yee” Sanda menepuk nepuk bahu Manda berulang kali sambil tertawa terbahak bahak

“Duh mba Sandra, itu mba Manda jangan di ganggu dulu, kasian dia kecapekan kayanya” tiba tiba terdengar suara dari orang yang duduk di meja sebelah Manda

“Cape cape enak ya kan Ras? Hahaha” Sandra masih menggoda Manda

“Coba tanya aja deh mba, soalnya dari pagi dia lemes banget kayanya” Jawab Laras yang merupakan teman sekantor Manda sejak ia masuk

“Hah ?? kenapa emang Man, bukannya kemarin rencana kemarin jadi yah?” Tanya Sandra sambil mengambil bangku untuk duduk di samping Manda

“Sudah lah mba, lagi banyak kerjaan nih ..” Manda menjawab sambil mengetik di depan computer tanpa melihat ke arah Sandra

“lah kenapa ini adik unyu aku tumben kaya gini , cerita doong ..” Sandra masih penasaran dengan kejadian yang di alami Manda, sementara Laras terlihat menggelengkan kepalanya ke arah Sandra.

“…” Manda hanya terdiam sambil mengetik di depan komputer

“Ihh kok gitu yah, gak mau cerita …” jawab Sandra memelas

“Iyaa iyaa, nanti aku cerita yah pas makan siang ..” kata Manda dengan cetus karena terus diganggu oleh Sandra

“Horee, aku balik ke meja dulu yah” kata Sandra sambil tersenyum dan berjalan ke meja kerjanya.

Siang itu Manda, Sanda, dan Laras berangkat keluar ke restoran favorit mereka untuk makan siang, Manda masih nampak lesu sambil membalik balik menu makanan di restoran tersebut, sementara Sandra nampak bersemangat untuk mendengar ceritanya.

“Selamat datang kak, ingin memesan apa kak ?” tanya seorang pelayan di restoran tersebut

“Hmm, pada mesen apa nih ?” tanya Sandra kepada Manda dan Laras

“Aku salad aja deh mas, minumnya air putih” kata Laras sambil merapikan jilbabnya

“Kamu makan sayur mulu Ras, udah kaya kambing aja” kata Sandra mengejek Laras yang selama ini hanya memesan salad ketika mereka makan siang

“Hahaha, engga toh mba, aku kan lagi diet ini, udah mulai gemuk ini” jawab Laras sambil tertawa kecil

“Gemuk darimana nya kamu tuh itu, udah kurus kering gitu” Sandra protes sambil membalik balik menu makanan

“Enggak loh mba hahaha” Laras kembali tertawa

“Saya jus alpukat aja mas” tiba tiba Manda memotong percakapan mereka

“Kamu gak makan manda? jangan bilang diet juga? kamu kan dah langsing juga tau” Sandra kembali protes ketika teman teman nya hanya makan sedikit.

“Lagi gak nafsu makan nih” jawab Manda lemas

“Nih contoh aku kalau mesen makanan . . .ayam goreng satu, sate maranggi satu, terong sambal satu, minumnya jus jerus” kata Sandra sambil memegang perutnya yang sudah kelaparan

“Mantab mba Sandra, favorit saya kalo mesen Sandra” kata Laras sambil mengacungkan jempolnya

“Dasar kamu yah mentang mentang gw kebo gendut gini” Sandra memegang perutnya

“Ih bukan kebo mba, tapi montok sexy loh” jawab Laras

“Awas aja yah lu lu pada kalo pada minta !” kata Sandra sambil menutup menu makanan

“Iyaa loh mbaa” jawab Laras dan Manda serentak

“Perimisi bu, ayamnya mau paha atau dada bu ?” Tanya pelayan tersebut sambil mencatat pesanan mereka

“hmm .. .. kalo mas sukanya paha ada dada yah?” tanya Sandra sambil mengedipkan matanya kepada pelayan tersebut

“huss … mba Sandra genitnya kambuh ini, maaf yah mas hehe” Laras menepuk punggung Sandra

“Genit gimana ? Emangnya genit yah mas ?” Sanda melirik ke arah pelayan tersebut

“Hahaha engga papa kok bu” pelayan tersebut menggaruk kepalanya

“Tuh mas nya aja ga papa loh Sekar …, aku dada aja deh mas, yang besar yah dadanya” kata Sandra sambil membusungkan dadanya sehingga terlihat terjepit dalam baju kemeja putihnya yang ketat.

“Ah eh, iya oke bu” jawab pelayan tersebut gugup

“hahahahahaha” Sandra tertawa melihat tingkah pelayan tersbut, Laras mencubit cubit pahanya, sementara Manda tersenyum melihat tingkah temannya tersebut.

“Nah kan akhirnya dia senyum juga” kata Sandra melihat Manda tersenyum

“Lagian kakak aneh aneh aja, mentang mentang gede yahh” jawab Manda

“Hahahaha” mereka pun tertawa terbahak bahak mengingat kejadian tersebut.

“Jadi gimana manda katanya kamu mau cerita ?” tanya Sandra penasaran

“hahh…. iya kak, gimana ceritainnya yah, malu juga” Manda bingung untuk menceritakaan apa yang ia rasakan beberapa bulan terakhir

“Apa emang Manda, tenang aku sama Laras pasti gak akan cerita ke siapa siapa, iya kan Ras”

“Iyaa mba, tenang aja, kaya baru kenal kita aja sih”

“Iya iya, humph ..” Manda menghela nafasnya

“Jadi kan udah beberapa bulan ini memang, aku sama mas Arman udah jarang berhubungan, karena di satu sisi mas Arman juga lagi sibuk banget di kerjaannya, bisa lembur sampai berhari hari bahkan ..”

“Tapi pas kita punya waktu untuk berduaan, entah kenapa ..” Manda menghentikan ceritanya

“Entah kenapa Manda ??” Sandra tidak sabar mendengarkan kelanjutkan cerita Manda

“Ih sabar mba, gmn ngomongnya yah .. hmm jadi kenapa ya mas Arman susah berdiri akhir akhir ini..” Manda nampak malu menceritakan urusan rumah tangga nya kepada sahabat sahabatnya

“Kenapa kakinya sakit Man?” tanya Sandra bingung

“Aduh! Bukan kakinya mba, itu nya loh”

“Apanya sih?”

“Burungnya!” Manda dengan kesal menjawab

Sandra dan Laras terdiam sejenak mendengar cerita Manda. Manda nampak lega karena dapat menceritakannya, dan juga sahabatnya nampak dewasa dengan tidak menjadikan ceritanya sebagai lelucon.

“Hmm, gmn yah mba, aku juga bingung, menurut mba Sandra gmn?”

“Yah .. bisa jadi karena banyak hal sih, bisa karena memang Arman lagi kecapean, kurang istirahat, kurang olahraga, makanannya tidak sehat, dan lain lain, atauu .. bisa jadi kurang terangsang”

“Memang sih akhir akhir ini mas Arman kurang istirahat, tapi abis tidur juga pagi paginya masih susah berdiri .. apa kurang terangsang kah .. , gimana mba?”

“Hah… ya sudah Manda, coba kamu juga harus berusaha, kita kadang memang harus mancing juga, coba kamu pancing Arman juga lah” Sanda menghela nafas

“Mancing gimana maksudnya kak ?” tanya Manda

“Yah mancing, kayak ikan toh, Mungkin kamu harus kirim foto foto hot ke Arman biar dia langsung nafsu pulang ke rumah Manda, coba kamu foto pake lingerie yang kita beli kemarin deh”

“aduh malu tau kak ngirim ngirim foto kaya gitu“ jawab Manda malu

“Ngapain malu Man toh dia kan suami kamu sendiri, Kalo aku tuh, si Mas Bagas kalau aku kirim foto hot pasti langsung kerumah, wih langsung di angkut ke kamar lohhh, oalah aku aja bisa kerimpungan setiap malem hahahaha” kata Sandra menceritakan kelakukan suaminya

“Mba Sandraaa …. Ih kalau udah cerita cerita gitu, pasti gak bisa berhenti deh” Kata Laras mendengar cerita Sandra

“Hahaha, udah kamu juga seneng kan dengerinnya Ras”

“ih mana ada mba” jawab Latas

“setiap malam mba?” Manda penasaran

“Iya Manda, bisa sepanjang malam lagi hah!” kata Sandra sambil menghela nafasnya

“Hah iya ka ?” Manda semakin penasaran, karena selama ini Arman hanya bisa bertahan paling lama sepuluh menit di atas ranjang.

“Iya lohh, kalo mas Bagas bisa sepanjang malam ngegas, aku kadang sampe cape ngibanginnya, apalgi ‘itu nya itu, aduh ampun deh aku” jawab Sandra

“maaf permisi bu, makanannya datang” tiba tiba pelayan restoran tersebut datang membawa makanan pesanan mereka

“hahahahaha, ampun gimana kak ? hahahahaha” Manda tertawa geli mendengar cerita Sandra mengenai kemaluan suaminya.

“Nih lihat nih terong yah, lebih gede lagi dari ini loh” kata Sandra sambil menunjukkan terong sambal pesanannya

“Buset deh mba..” Laras tertawa kecil sambil menunduk malu melihat tingkah Sandra yang menunjuk nunjuk terong sampai sampai pelayan tersebut bingung

“Udah akh jangan becanda mulu” Manda kembali tertawa geli mendengar cerita Sandra yang sering sekali membanggakan ukuran kemaluan suaminya

“Bener loh!!” Sandra protes mendengar sahabat nya tertawa terbahak bahak

“hahaha iyaa kami percaya kok mba!!” mereka tertawa terbahak bahak bersama

Malam itu sepulang dari kantor, Manda menanggalkan pakaiannya, membasuh dirinya bersih, dan mengambil lingerie yang sempat ia tunjukkan kepada suaminya kemarin. Ia akan mencoba saran dari Sandra untuk mengirim fotonya mengenakan lingerie tersebut kepada suaminya.

Ia mulai memakai lingerie hitam transparan tersebut dan menatap dirinya di depan cermin.Manda menatap tubuhnya yang sempura di balik cermin, sedikit berisi, lamun terlihat lansing, ia memperbaiki posisi bra nya yang nampak penuh berisi payudaranya yang berukuran lumayan besar untuk ukuran tubuhnya yang langsing. Ia pun mengabil kamera dan mulai berpose di depan cermin.

‘hmm sexi juga aku yah ..’

Manda mulai mengambil gambar gambar pose dia menggunakan lingerie tersebut di depan cerimin kamarnya. Sesudah puas mengambil beberapa gamba ria berniat untuk mengirimkan gambar tersebut ke Arman, namun ia batalkan. Selama setengah jam ini ia masih berkutat apakah ingin mengirimkan ini ke Arman atau tidak.

‘hah .. aneh banget aku tiba tiba ngirim ini, udah lah besok aja ..’


TING


Tiba tiba pesan notifikasi WA Manda berdering di handphonennya
 
CHAPTER 5
Curhat



“Manda, wah kayaknya lemes nih pagi ini, pasti abis bertempur hebat yah hahaha” Suara teman kantor Manda memecah lamunannya pagi ini. Sepanjang pagi ini ia masih mengingat kejadian semalam dengan suaminya. Ia masih merasa heran mengapa akhir akhir ini suaminya sulit berdiri, apalagi mereka juga sudah jarang berhubungan karena kesibukan Arman yang menjadi jadi tahun ini.

“Oh mba Sandra ..” jawab Manda lesu sambil melirik ke arah Sanda

“Dihh.. kenapa lu Mandaaa, lemes banget mentang mentang abis aniversary nih yee” Sanda menepuk nepuk bahu Manda berulang kali sambil tertawa terbahak bahak

“Duh mba Sandra, itu mba Manda jangan di ganggu dulu, kasian dia kecapekan kayanya” tiba tiba terdengar suara dari orang yang duduk di meja sebelah Manda

“Cape cape enak ya kan Ras? Hahaha” Sandra masih menggoda Manda

“Coba tanya aja deh mba, soalnya dari pagi dia lemes banget kayanya” Jawab Laras yang merupakan teman sekantor Manda sejak ia masuk

“Hah ?? kenapa emang Man, bukannya kemarin rencana kemarin jadi yah?” Tanya Sandra sambil mengambil bangku untuk duduk di samping Manda

“Sudah lah mba, lagi banyak kerjaan nih ..” Manda menjawab sambil mengetik di depan computer tanpa melihat ke arah Sandra

“lah kenapa ini adik unyu aku tumben kaya gini , cerita doong ..” Sandra masih penasaran dengan kejadian yang di alami Manda, sementara Laras terlihat menggelengkan kepalanya ke arah Sandra.

“…” Manda hanya terdiam sambil mengetik di depan komputer

“Ihh kok gitu yah, gak mau cerita …” jawab Sandra memelas

“Iyaa iyaa, nanti aku cerita yah pas makan siang ..” kata Manda dengan cetus karena terus diganggu oleh Sandra

“Horee, aku balik ke meja dulu yah” kata Sandra sambil tersenyum dan berjalan ke meja kerjanya.

Siang itu Manda, Sanda, dan Laras berangkat keluar ke restoran favorit mereka untuk makan siang, Manda masih nampak lesu sambil membalik balik menu makanan di restoran tersebut, sementara Sandra nampak bersemangat untuk mendengar ceritanya.

“Selamat datang kak, ingin memesan apa kak ?” tanya seorang pelayan di restoran tersebut

“Hmm, pada mesen apa nih ?” tanya Sandra kepada Manda dan Laras

“Aku salad aja deh mas, minumnya air putih” kata Laras sambil merapikan jilbabnya

“Kamu makan sayur mulu Ras, udah kaya kambing aja” kata Sandra mengejek Laras yang selama ini hanya memesan salad ketika mereka makan siang

“Hahaha, engga toh mba, aku kan lagi diet ini, udah mulai gemuk ini” jawab Laras sambil tertawa kecil

“Gemuk darimana nya kamu tuh itu, udah kurus kering gitu” Sandra protes sambil membalik balik menu makanan

“Enggak loh mba hahaha” Laras kembali tertawa

“Saya jus alpukat aja mas” tiba tiba Manda memotong percakapan mereka

“Kamu gak makan manda? jangan bilang diet juga? kamu kan dah langsing juga tau” Sandra kembali protes ketika teman teman nya hanya makan sedikit.

“Lagi gak nafsu makan nih” jawab Manda lemas

“Nih contoh aku kalau mesen makanan . . .ayam goreng satu, sate maranggi satu, terong sambal satu, minumnya jus jerus” kata Sandra sambil memegang perutnya yang sudah kelaparan

“Mantab mba Sandra, favorit saya kalo mesen Sandra” kata Laras sambil mengacungkan jempolnya

“Dasar kamu yah mentang mentang gw kebo gendut gini” Sandra memegang perutnya

“Ih bukan kebo mba, tapi montok sexy loh” jawab Laras

“Awas aja yah lu lu pada kalo pada minta !” kata Sandra sambil menutup menu makanan

“Iyaa loh mbaa” jawab Laras dan Manda serentak

“Perimisi bu, ayamnya mau paha atau dada bu ?” Tanya pelayan tersebut sambil mencatat pesanan mereka

“hmm .. .. kalo mas sukanya paha ada dada yah?” tanya Sandra sambil mengedipkan matanya kepada pelayan tersebut

“huss … mba Sandra genitnya kambuh ini, maaf yah mas hehe” Laras menepuk punggung Sandra

“Genit gimana ? Emangnya genit yah mas ?” Sanda melirik ke arah pelayan tersebut

“Hahaha engga papa kok bu” pelayan tersebut menggaruk kepalanya

“Tuh mas nya aja ga papa loh Sekar …, aku dada aja deh mas, yang besar yah dadanya” kata Sandra sambil membusungkan dadanya sehingga terlihat terjepit dalam baju kemeja putihnya yang ketat.

“Ah eh, iya oke bu” jawab pelayan tersebut gugup

“hahahahahaha” Sandra tertawa melihat tingkah pelayan tersbut, Laras mencubit cubit pahanya, sementara Manda tersenyum melihat tingkah temannya tersebut.

“Nah kan akhirnya dia senyum juga” kata Sandra melihat Manda tersenyum

“Lagian kakak aneh aneh aja, mentang mentang gede yahh” jawab Manda

“Hahahaha” mereka pun tertawa terbahak bahak mengingat kejadian tersebut.

“Jadi gimana manda katanya kamu mau cerita ?” tanya Sandra penasaran

“hahh…. iya kak, gimana ceritainnya yah, malu juga” Manda bingung untuk menceritakaan apa yang ia rasakan beberapa bulan terakhir

“Apa emang Manda, tenang aku sama Laras pasti gak akan cerita ke siapa siapa, iya kan Ras”

“Iyaa mba, tenang aja, kaya baru kenal kita aja sih”

“Iya iya, humph ..” Manda menghela nafasnya

“Jadi kan udah beberapa bulan ini memang, aku sama mas Arman udah jarang berhubungan, karena di satu sisi mas Arman juga lagi sibuk banget di kerjaannya, bisa lembur sampai berhari hari bahkan ..”

“Tapi pas kita punya waktu untuk berduaan, entah kenapa ..” Manda menghentikan ceritanya

“Entah kenapa Manda ??” Sandra tidak sabar mendengarkan kelanjutkan cerita Manda

“Ih sabar mba, gmn ngomongnya yah .. hmm jadi kenapa ya mas Arman susah berdiri akhir akhir ini..” Manda nampak malu menceritakan urusan rumah tangga nya kepada sahabat sahabatnya

“Kenapa kakinya sakit Man?” tanya Sandra bingung

“Aduh! Bukan kakinya mba, itu nya loh”

“Apanya sih?”

“Burungnya!” Manda dengan kesal menjawab

Sandra dan Laras terdiam sejenak mendengar cerita Manda. Manda nampak lega karena dapat menceritakannya, dan juga sahabatnya nampak dewasa dengan tidak menjadikan ceritanya sebagai lelucon.

“Hmm, gmn yah mba, aku juga bingung, menurut mba Sandra gmn?”

“Yah .. bisa jadi karena banyak hal sih, bisa karena memang Arman lagi kecapean, kurang istirahat, kurang olahraga, makanannya tidak sehat, dan lain lain, atauu .. bisa jadi kurang terangsang”

“Memang sih akhir akhir ini mas Arman kurang istirahat, tapi abis tidur juga pagi paginya masih susah berdiri .. apa kurang terangsang kah .. , gimana mba?”

“Hah… ya sudah Manda, coba kamu juga harus berusaha, kita kadang memang harus mancing juga, coba kamu pancing Arman juga lah” Sanda menghela nafas

“Mancing gimana maksudnya kak ?” tanya Manda

“Yah mancing, kayak ikan toh, Mungkin kamu harus kirim foto foto hot ke Arman biar dia langsung nafsu pulang ke rumah Manda, coba kamu foto pake lingerie yang kita beli kemarin deh”

“aduh malu tau kak ngirim ngirim foto kaya gitu“ jawab Manda malu

“Ngapain malu Man toh dia kan suami kamu sendiri, Kalo aku tuh, si Mas Bagas kalau aku kirim foto hot pasti langsung kerumah, wih langsung di angkut ke kamar lohhh, oalah aku aja bisa kerimpungan setiap malem hahahaha” kata Sandra menceritakan kelakukan suaminya

“Mba Sandraaa …. Ih kalau udah cerita cerita gitu, pasti gak bisa berhenti deh” Kata Laras mendengar cerita Sandra

“Hahaha, udah kamu juga seneng kan dengerinnya Ras”

“ih mana ada mba” jawab Latas

“setiap malam mba?” Manda penasaran

“Iya Manda, bisa sepanjang malam lagi hah!” kata Sandra sambil menghela nafasnya

“Hah iya ka ?” Manda semakin penasaran, karena selama ini Arman hanya bisa bertahan paling lama sepuluh menit di atas ranjang.

“Iya lohh, kalo mas Bagas bisa sepanjang malam ngegas, aku kadang sampe cape ngibanginnya, apalgi ‘itu nya itu, aduh ampun deh aku” jawab Sandra

“maaf permisi bu, makanannya datang” tiba tiba pelayan restoran tersebut datang membawa makanan pesanan mereka

“hahahahaha, ampun gimana kak ? hahahahaha” Manda tertawa geli mendengar cerita Sandra mengenai kemaluan suaminya.

“Nih lihat nih terong yah, lebih gede lagi dari ini loh” kata Sandra sambil menunjukkan terong sambal pesanannya

“Buset deh mba..” Laras tertawa kecil sambil menunduk malu melihat tingkah Sandra yang menunjuk nunjuk terong sampai sampai pelayan tersebut bingung

“Udah akh jangan becanda mulu” Manda kembali tertawa geli mendengar cerita Sandra yang sering sekali membanggakan ukuran kemaluan suaminya

“Bener loh!!” Sandra protes mendengar sahabat nya tertawa terbahak bahak

“hahaha iyaa kami percaya kok mba!!” mereka tertawa terbahak bahak bersama

Malam itu sepulang dari kantor, Manda menanggalkan pakaiannya, membasuh dirinya bersih, dan mengambil lingerie yang sempat ia tunjukkan kepada suaminya kemarin. Ia akan mencoba saran dari Sandra untuk mengirim fotonya mengenakan lingerie tersebut kepada suaminya.

Ia mulai memakai lingerie hitam transparan tersebut dan menatap dirinya di depan cermin.Manda menatap tubuhnya yang sempura di balik cermin, sedikit berisi, lamun terlihat lansing, ia memperbaiki posisi bra nya yang nampak penuh berisi payudaranya yang berukuran lumayan besar untuk ukuran tubuhnya yang langsing. Ia pun mengabil kamera dan mulai berpose di depan cermin.

‘hmm sexi juga aku yah ..’

Manda mulai mengambil gambar gambar pose dia menggunakan lingerie tersebut di depan cerimin kamarnya. Sesudah puas mengambil beberapa gamba ria berniat untuk mengirimkan gambar tersebut ke Arman, namun ia batalkan. Selama setengah jam ini ia masih berkutat apakah ingin mengirimkan ini ke Arman atau tidak.

‘hah .. aneh banget aku tiba tiba ngirim ini, udah lah besok aja ..’


TING


Tiba tiba pesan notifikasi WA Manda berdering di handphonennya
Seru klo sampe salah kirim 🤣
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd