Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kisah Basah : Teman Kerja Alim

Status
Please reply by conversation.
*1
Beberapa hari yang lalu saya membuka-buka file di laptop untuk dibersihkan, lalu saya menemukan cerita ini yang sudah cukup lama saya tulis, terinspirasi dari kisah seseorang yang menceritakannya kepada saya.

Saya post kisah ini bukan untuk memohon like dari pembaca ataupun mendapatkan pujian dari pembaca, saya sebenarnya kurang peduli dengan komen-komen miring netijen, saya membagikannya karena hanya ingin berbagi kisah ini, suka atau tidak itu terserah anda. Cerita ini tidak begitu panjang seperti cerita lainnya, untuk menjaga keotentikan cerita ini saya tak banyak menambah imajinasi liar.






Tokoh pria di cerita ini adalah Deni, tentu bukan tokoh asli. Deni lahir di keluarga sederhana, ayahnya hanya seorang guru SD dan ibunya penjaga toko yang mereka bangun dengan susah payah. Tentu deni sangat bersyukur dengan latar belakang keluarganya yang pas-pasan tapi dia bisa sekola sampai tingkat Perguruan Tinggi, walaupun bukan perguruan tinggi yang prestisius yang banyak dikejar anak muda penuh mimpi.





Dia lulus dengan nilai seadanya, walaupun begitu hal tersebut sudah membuat senyum bahagia keluarga dani saat menghadiri acara wisuda.





POV DENI

Hari wisuda berlalu, lalu sekarang apa? Itu yang aku pikirkan, tentu aku harus mencari kerja, meskipun ibu memintaku mejaga toko dan mengembangkannya, namun aku ingin mencari hal yang lain. Aku mencari-cari info disana-sini, termasuk mencari pekerjaan di info lowongan kerja online, namun banyak yang tidak terpenuhi atas catatan nilai kuliahku.





Namun takdir berkata lain, seorang seniorku waktu kuliah mengajakku bekerja di tempat kerja orang tuanya, dia menawarkanku menjadi admin media online, aku tak banyak pikir, langsung saja aku katakan iya padanya. Sebagai formalitas aku tetap memasukkan CV dan hal yang lainnya untuk memenuhi pendaftaran.





Kring Kring Kring



“assalamualaikum, selamat siang dengan Deni Gunawan?”



“Iya saya deni, ini siapa?”



“saya fahmi dari Rumah Produksi Pakaian Muslimah ********* ingin mengabarkan kalau mas deni lolos ke tahap wawancara. Kira-kira kapan mas bisa ada waktu ke kantor?”





“besok bisa mas”



“baiklah, besok pukul 9 ya mas”



“iya, siap mas”



“baiklah, hanya itu yang ingin saya sampaikan dan tanyakan, assalamualaikum”






Singkat cerita aku diwawancarai oleh seniorku yang mengajakku dan instrinya, jadinya hanya banyak ngobrol masa lalu dan cuap cuap dan bercanda.





Besoknya aku sudah mulai bekerja, sebelum kami kerja kepala kantor memperkenalkanku pada teman kerja lainnya, ada bagian desain, produksi, admin, dll. Aku bekerja di bagian admin, nyaman sekali ruang kerjanya, aku mendapat laptop dan kursi untuk bekerja.





“Den, ini mba nadia, dia udah lama jadi admin, jadi kalo ada apa apa tanya dia aja ya!” kata seniorku.





“Oke bang”





“nad, tolong ya, dia masih baru, jelasin aja semuanya”





“siap pak”





Hari pertama, aku diajarkan alur pesanan dan chat pelanggan dll, aku juga melakukan langsung yang dia ajarkan karena hari itu pesanan cukup banyak.





Nadia, dia sepertinya sangat menjaga jarak padaku, aku maklumi itu, karena aku lihat dia bercadar, sudah sewajarnya dia melakukan itu, aku juga merasa canggung sebenarnya, aku ambil sebanyak mungkin ilmu yang nadia ajarkan. Dalam hitungan hari aku cukup sudah terbiasa dengan keluhan pelanggan dan pesanan yang harus aku arsipkan ke bagian produksi, namun karena aku sudah bisa dan terbiasa dengan pekerjaan, aku jadi jarang bicara dengan nadia, kecuali ketika menangani masalah yang cukup rumit.





Aku tahu mbak nadia sudah menikah, karena pada suatu hari aku lihat dia diantarkan ke kantor oleh suami dan anaknya yang masih balita, kulihat nadia mencium tangan pria itu, hatiku mulai terasa hancur, karena aku sebenarnya sedikit berharap bisa berkenalan lebih jauh dengan mbak nad.





Sebulan kemudian kantor direnovasi, sehingga membuat ruangan admin harus pindah dulu ke ruangan lain, di ruangan itu mejaku dan meja mbak nad kini bersampingan, justru karena posisi meja yang baru inilah aku dan mbak nad mulai banyak mengobrol.





“mbak, umurnya berapa sih?”





“28, keliatan tua ya?”





“idih... mbak sendiri yang bilang ya, aku gak bilang”





“lah... kamu berapa den?”





“24”





“wah masa garang itu”





“garang apa mbak?”





“nggak ah”





“si adek namanya siapa mbak?”





“Keenan”





“wah keren juga namanya”





“iya dooong”





“umur berapa dia?”





“3.5 bulan depan”





“lagi masa nakal ya mbak umur segitu?”





“enggak juga ah, keenan sama suamiku udah diajarin ini itu entah kenapa dia gak nakal kayak anak lain”





“oalah suaminya keren”





“iya dong, makanya aku nikahin haha”





“udah ah jangan ngomong ngomong nikah”





“idih kenapa emang?”





“aku abis ditinggal nikah mbak”





“oalah yang sabar ya den hehehe”





Banyak sekali yang kami obrolkan, karena sekarang kami seruangan dengan tim produksi dan keuangan suasana semakin cari, apalagi dengan adanya kang asep yang sering ngomong urusan ranjang membuat mbak tara kadang keceplosan meladeni obrolan mesum mereka. Aku hanya bisa tertawa karena aku tak berani menimpali obrolan mereka dan diruangan itu hanya aku yang belum menikah.





“udah ah kang asep jangan ngomongin itu, ntar aku basah” kata mbak tara





Hah? Basah? Aku agak kurang paham dengan kata itu, tapi mungkin itu kondisi dimana seorang perempuan ingin bersenggama. Kalo mbak tara basah bagaimana dengan mbak nadia?





->
 
wah.. ijin ikut baca
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd