Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kisah Basah : Teman Kerja Alim

Status
Please reply by conversation.
*3


Besoknya mbak nadia memintaku jangan memberitahu siapa siapa soal semalam, aku mengiyakan saja.





Pada akhirnya, kami membuat satu kesalahan, seorang pelanggan mengeluh kalau pakaian yang dia pesan berbeda dengan pesanannya, akhirnya kami mengirim pakaian yang baru karena ternyata setelah diselidiki, aku yang salah memasukkan kode pesanan, jadi terpaksa aku yang harus mengganti biaya beli baju dan ongkirnya, lumayan mahal, namun mbak nadia gamau aku tanggung sendiri bebannya, sehingga akhirnya kami menggantinya patungan.





Dari situ aku mulai makin menyukainya.





Makan bareng.

Sejak saat itu aku sering makan bareng mbak nadia, kadang kami makan diluar, kadang mbak nadia yang bawain makanan dari rumahnya untuk porsi berdua, sehingga kami sering makan berduaan di tempat yang orang tidak tahu, aku selalu memuji makannya enak sekali dan aku selalu bilang semoga istriku nanti masakannya seenak ini.





Saat itu aku sadar, seorang perempuan bercadar berani makan bedua dengan bukan muhrimnya, tentu ada dorongan yang membuat dia nekat seperti itu, dan aku merasa dia mulai nyaman denganku. Bahkan pernah beberapa kali kami sholat bersama dan mbak nadia meminta dia sebagai imamku, entah kenapa aku sangat senang.



Sudah 4 bulan aku bekerja disana, aku bersyukur kini penghasilanku sudah bisa mencukupi hidupku sendiri, bahkan aku juga sering kirim uang untuk adikku yang masih SMA, ibuku memang gak minta uang dari gajiku, mereka selalu menolak kalau aku mau kirim uang, mereka hanya bilang buat adikku saja, jadi sekarang aku yang selalu memenuhi kebutuhan adikku sekolah.





Chatting.

Cukup sering aku menggodanya kalau sedang chattingan namun mbak nad sangat tahu batasan dan kalau aku melewati batas biasanya dia selalu menegurku, aku harus bersabar.





Biasanya chattingan kami hanya sebatas pembahasan kerja saja, tidak pernah sampai melebar kepada hal lain. Sampai suatu malam, aku ingat itu malam jumat.





“mbak kalo ada pesanan lewat masa Ponya gimana ya?”



“hem... lewat berapa hari den?”



“3 hari lewat masa PO”



“yaudah chat aja bagian produksi, bahannya udah belanja belum, kalo belum masukkin aja”



“kata kang asep udah belanja mbak, udah semua, jadi gimana?”



Itu chat terakhirku sekitar jam 19.34, lama sekali aku menunggu jawabannya karena pelanggan sudah menunggu, akhirnya aku balas saja pesanannya diterima tanpa pikir panjang.





“yaudah bilang aja udah gabisa den” mbak nadia baru balas jam 10 malam.



“haduh mbak, aku udah bilang pesanannya diterima”



“yah gimana tuh kalo gitu, biasanya tim produksi cuma belanja sekali aja”



“haduh mbak sih balasnya lama, dari mana sih? Sunnah ya? Hehehe”



“apaan sih, yaudah besok minta kode warna kain kamu yang beli bahannya”



“dih mengalihkan susu”



“-_-“



“hahaha”



“maaf atuh, tadi abinya udah gabisa ditahan”



“oalah ditahan apa nih”



“udah ah ngaco”



“tapi aku gatau belanjanya dimana mbak”



“tanya tim produksi lah”



“dianter ya?”



“gatau lah, tanya mereka aja”



“sama mbak maksudnya”



“hem... modus”



“aku bener bener gatau mbak”



“yaudah... jangan lama tapi ya”



“iya iya... paling ke starbak bentar”



“nah kalo itu setuju”



“abinya kemana mbak?”



“bobo”



“kok mbak nad belum bobo? Belum puas ya?”



“apaan sih, kamu kebanyakan dengerin kang asep ya jadi mesum”



“lah gapapa kan udah dewasa”



“abis nidurin keenan susah tidur”



“oh kirain ada apa”



“udah ah sana mbak mau tidur”



“hem yaudah deh, selamat malam mbak”





Kami jadi sering chat gajelas, mbak nadia pun sering membalas storyku di WA, kadang dia curhat suaminya marah karena dia sering lembur dan anaknya tidak terurus.





Hari kerja kami berlalu seperti biasa, kali ini aku sering membawa bekal sendiri karena rasanya gak enak kalo minta terus ke mbak nadia, walaupun mbak nadia sering maksa kalo dia yang bawain aku makanan, namun aku merasa tidak enak akan kebaikannya padaku, dan seiring berjalannya waktu, semakin banyak juga foto mbak nadia di hpku, kadang aku merekamnya kalau dia sedang berbicara dengan video agar aku bisa membayangkan suara desahannya saat aku onani, mbak nadia jadi figur onani utamaku, ratusan foto ada di hpku, sering aku bayangkan memuntahkan spermaku diatas cadarnya, sampai sampai aku membeli cadar di olshop untuk onaniku.





Nonton bareng.

Suatu hari ada film horror yang lumayan terkenal release di bioskop, sepik sepik aku ajak dia nonton bareng di hari sabtu, tanpa kusangka ternyata ajakanku dia terima. Akhirnya kami nonton pukul 3 sore karena walaupun sabtu kantor gak libur, tapi kerja sampai jam 2 siang, kami langsung caw ke bioskop setelah kerja usai, aku yang sudah siap siap sejak pagi langsung memeriksa bau badanku, dan rasanya aman, bahkan aku semprotkan parfum wangi agar tidak malu maluin.





Entah siapa yang membantuku, hari itu aku kebagain kursi pojok belakang, mbak nadia langsung memberikan tatapan mengintimidasi agar aku tak macam macam saat nonton nanti, aku memang tidak niat macam macam dengannya, karena bagiku dia sudah mau ikut saja, sudah membuatku senang.





“mbak, suami tau gak kita nonton?”



“ya enggaklah, kalo suamiku tau bisa mati kamu”



“hahaha emang aku selemah itu apa. Lagian keliatannya suami mbak lebih pendek dariku”





Mbak nadia mendekatkan badannya padaku dan mengukur badanku dengan badannya.





“hem kayaknya iya sih, lebih dikit”



“tuh kan, lebih panjang lagi” aku memberikan candaan itu saat banyak orang dibelakangku. Lalu mbak nadia mencubit lenganku cukup keras.



“bercandanya jangan disini ya anak baik”



“aduh iya maaf”





Kami lalu masuk setelah mengantri cukup lama, singkatnya film sudah mulai dan aku baru tahu kalau mbak nadia adalah penakut hantu, pada saat hantunya muncul ternyata menjadi keuntungan bagiku, dia memegang tanganku, lalu spontan aku juga genggam tangannya agar dia tenang, namun saat itu justru adikku yang tidak bisa tenang karena dapat kurasakan tangannya yang lembut kini bersentuhan denganku.





Bahkan sampai pulang, kami berjalan ke parkiran aku menggandeng tangannya dan tidak ada penolakan darinya, aku merasa senang sekali. Setelah itu aku antarkan dia pulang, diperjalanan kami ngobrol, aku menanyakan gimana kalau suaminya marah nanti, mbak nadia menjawab “udah gapapa, lagian kami lagi marahan”. Aku menanyakan masalah apa namun mbak nadia belum mau memberi tahuku itu tentang masalah apa.







->
 
*4


Itu pertama kali dan terakhir aku nonton bareng dengan mbak nadia, karena ketika aku ajak lagi dia nonton, dia menolak karena dia merasa aku sudah berlebihan saat memegang tangannya, aku meminta maaf untuk hal itu, namun mbak nadia tak mempermasalahkannya lagi.





Namun pertemanan kami terus berlanjut, namun belakangan aku lihat wajahnya menampakkan kurang senang, dia sering menjawab seadanya dan kurang respon terhadapku.





Sampai suatu malam ketika aku sedang mabar dengan gameku mbak nadia menelponku. Itu sekitar jam 9 malam, tanpa ragu aku langsung menerima panggilannya tanpa memperdulikan gameku.





“halo assalamualaikum” aku dengar seperti suara tangisan



“waalaikumussalam mbak kenapa?”



“den, boleh nggak mbak nginep semalam aja, nanti mbak ceritain masalahnya”



“bo boleh boleh mbak dimana mau aku jemput?”





Mbak nadia mengatakan dia ada disebuah halte, aku langsung tancap gas menjemputnya seperti pahlawan kemalaman. Setelah sampai dikosanku aku melaporkan ke ibu kost kalau ini kakakku yang mau menginap, aku melaporkanya agar tidak ada gosip miring. Ibu kostpun memperbolehkan mbak nadia menginap.





Malam itu keenan juga ikut ke kosanku, memang kostan ini bukan untuk mahasiswa biasanya dihuni orang pekerja jauh, bahkan ada yang sudah berumah tanggapun kost disini, cukup luas untukku, murah dan toilet juga di dalam.





Mbak nadia akhirnya menceritakan padaku akar masalhnya, jadi malam itu suaminya menceritakan kalau dia akan menikah lagi, mbak nadia yang merasa tidak setuju akhirnya menolak dimadu dan mereka bertengkar karena hal itu, mbak nadia yang sudah kalap akhirnya keluar sambil membawa keenan dan tanpa pikir panjang entah kenapa mbak nadia langsung terpikir kalau aku bisa menjadi persinggahannya sementara.





Aku merasa senang kalau aku ada dalam benaknya saat dia dalam masalah, aku berpikir mungkin aku bisa mengambil keuntungan dalam keadaan ini, namun aku mengurungkan niatku.





Saat itu aku kebetulan ada kasur lantai jadi mbak nadia tidur di kasur busaku, namun karena ada mbak nadia aku jadi tidur menggunakan training panjang, aku merasa kurang nyaman, karena biasanya aku tidur tanpa memakai celana, dan malam itu juga aku merasa susah tidur.





Sampai jam 1 malam aku lihat mbak nadia tertidur dengan lelap, tanpa menunggu lama aku langsung menjalankan rencanaku sejak awal, aku memotret posisi mbak nadia yang tidur terlentang, posisinya yang sangat menggiurkan, bahkan malam itu mbak nadia masih menggunakan pakaian lengkapnya, termasuk cadar dan kaos kakinya yang masih menempel.





Sebenarnya aku berencana menyetuh payudaranya, namun aku mengurungkan niatku karena takut ketahuan, akhirnya aku tidur saja. Paginya mbak nadia segera pamit pulang karena suaminya sudah menelponya beberapa kali, akhirnya dia pulang, singkat cerita setelah dia pulang aku langsung membuka galeri hpku dan memandangi pose tidur mbak nadia yang menggairahkan, langsung aku onani, suasana minggu pagi yang hujan seakan meninabobokanku setelah aku muncrat.





Sorenya mbak nadia mengucapkan terima kasih padaku, dia minta maaf juga karena sudah menyusahkanku. Namun aku malah membercandainya kalo mau kabur lagi jangan sungkan kesini.
















Singkat cerita mbak nadia menerima pernikahan suaminya. Memang suaminya bekerja di perusahaan cukup terkenal, jadi aku tahu gajinya tidak kecil, aku pun sebenarnya sering bertanya kenapa mbak nadia bekerja, padahal gaji suaminya sudah cukup memenuhi kebutuhan hidupnya.





Istri kedua suaminya juga bercadar, 5 tahun lebih muda dari mbak nadia, namanya kurasa tidak perlu disebutkan, istri keduanya seorang dosen di universitas, usul punya usul ternyata mereka ketemu di jalan ketika mobil perempuan itu mogok, jadilah cinta bersemi, mbak nadiapun menyetujui karena setelah bertemu langsung dengan calonya langsung dia merasa calon adiknya itu sangat sopan dan tidak sombong, dan dia tidak masalah dengan status istri kedua.





Saat itu semua di kantor sangat terkejut dengan kabar mbak nadia yang punya adik istri dari suaminya, namun seiring waktu semuanya mereda, namun aku yang sering memberi ruang nyaman kepada mbak nadia membuat dia sering curhat padaku kalau suaminya sering lebih lama di rumah istri keduanya, dia memaklumi kalau darah muda dan segar istrinya mungkin membuatnya sangat sangat nyaman disana, disaat itulah aku mengambil inisiatif, aku pernah jalan jalan bersama mbak nadia dan keenan seperti pasangan suami istri ketika suaminya ada di rumah istri kedua.





Ini menjadi skandal dan rahasia kami berdua saja, kami sangat berhati hati ketika kami akan jalan bersama.





Sampai suatu hari aku memeluk mbak nadia dari belakang kursi saat kami bekerja, kebetulan saat itu ruangan kami sudah pindah lagi jadi kami leluasa berdua, tanpa perlawanan aku bisa memeluk mbak nadia dengan sedikit hati hati agar tak menyentuh dadanya, aku hanya melingkarkan tanganku ke lehernya.





Dan saat itu, aku sampai nekat...





Mencium kening mbak nadia beberapa kali, lalu kami saling bertatapan, dan cup...





Kami berciuman... walaupun masih terhalang cadarnya, dapat aku rasakan hembusan hangat nafas mbak nadia semakin cepat. Namun ketika aku hendak membuka cadarnya dia menahanku.





“sudah ya anak baiik, kerja lagi ya” dengan suara lembut dia mengusap pipiku agar aku berhenti.





Suara dan elusan tangannya yang lembut membuatku tertegun, bagaimana tidak, saat itu kami sudah berciuman, namun mbak nadia tidak marah, dia hanya memintaku untuk berhenti saja, aku berasumsi aku boleh menciumnya lain kali, aku hanya harus bersabar.





Malamnya, aku kian teringat adegan saat dikantor tadi, masih dapat kurasakan hembusan hangat nafasnya yang menerpa bibirku, walaupun ciuman tadi terhalang cadarnya, tapi bukan itu pointnya, yang aku senang adalah tindakannku tadi tidak membuatnya marah itu yang menjadi point penting sehingga aku bisa melakukan tahap selanjutnya, aku harus bersabar agar mbak nadia tetap nyaman bersamaku.



Kemudian aku mengambil ponselku dan chat dengan mbak nad.



“yang tadi maaf ya mbak”



“apa?”



“itu cium”



“iya”



“lain kali boleh lagi ya?”



“mimpi anda”



“ih pelit, aku rela jadi tukang ojek seumur hidup buat mbak deh”



“udah ah jangan ngawur, ada suamiku ya, bye”





Antar jemput.

Setelah resmi dimadu, mbak nadia dan istri keduanya tidak tinggal serumah, kabarnya suaminya sudah mengredit rumah baru, mbak nadiapun tidak masalah dengan hal itu, toh rumah yang dia tempati pun sudah lunas dan terdaftar atas namanya, jadi rumah itu sudah sepenuhnya milik mbak nadia jika ada sesuatu hal yang tidak diinginkan.





Rumah mbak nadia itu masuk ke area perumahan luas, aku bahkan sering kesasar kalau mengantarnya pulang. Jadi ceritanya suami mbak nadia tinggal dirumah istri keduanya selama 3 hari dan di mbak nadia 4 hari karena mbak nadia sudah punya keenan, jadi alangkah lebih baik kalau keenan mendapat perhatian lebih, istri keduanyapun tak masalah dengan hal itu, keenan juga sudah biasa dengan kehadiran umi keduanya, mereka sudah saling merasa nyaman.





Selama suaminya tidak dirumah, aku biasa mengantar jemput mbak nadia, tentu tidak sampai depan rumahnya, karena mata tetangga pasti lama kelamaan menjadi curiga kalau aku terus antar jempat mbak nad, biasanya aku hanya antar jemput di depan gapura perumahan, karena disana tidak ada satpam biasanya justru tukang ojek yang ada disana.





Kurang lebih dua bulan setelah itu kami lembur bareng lagi karena diluar hujan deras, tim yang lain juga akhirnya lembur bersama. Kami lembur sambil ngobrol ini itu, dari obrolan jelas sampai obrolan abstrak, mbak nadia sering memanggilku manusia receh karena kadang aku bicara ngawur dengan imajinasi dialuar pemikiran normal, aku sih merasa biasa saja.





Jam 7 malam hujan reda, tim yang lain mulai satu persatu pulang. Aku pun sudah bersiap siap pulang mengantar mbak nadia pulang karena hari itu suaminya sedang tidak dirumah. Hujan memang tak sepenuhnya reda masih sedikit gerimis yang turun, kami pun menerobosnya, aku gas kencang kuda besi beatku, kurang lebih 20 menit kami sudah mau sampai di tempat biasa aku menurunkan mbak nad, namun saat itu suasana perumahan itu gelap sekali, hanya lampu temaram yang terlihat dari rumah rumah.





Mbak nadia memintaku mengantar sampai depan rumah saat itu, karena dia merasa takut karena gelap. Aku pun dengan senang hati mengiyakan, kan siapa tau bisa enak enak. Sebelum pulang kami menjemput keenan di rumah tetangganya yang biasa dititipkan.





Singkat cerita, kami masuk rumah mbak nad. Rumahnya rapi sekali, aku dibuat kagum dengan foto foto kemesraan mereka yang dipajang di lemari, mbak nadia pun memintaku menemaninya sebentar sampai dia merasa berani ditinggal. Keenan yang sudah tidur membuat kami akward, kami duduk di ruang tamu dan menyalakan lilin, aku disuguhi teh manis hangat malam itu.





“mbak, ikut ke toilet ya”



“oiya boleh, ke belakang aja”





Sambil melihat lihat rumah itu aku lalu berlalu ke toilet, mungkin saat di toilet aku dibisiki setan, karena setelah aku pipis aku kembali ke arah ruangan tadi, dapat aku lihat mbak nadia di depanku sedang duduk di kursi bermain ponsel. Aku berniat jail padanya dengan berjalan mengendap ngendap.





“DAR”



“astagfirullah, deni ah ngagetin aja”



“hahaha maaf, balas chat siapa tuh” godaku, lalu mbak nadia fokus ke ponselnya lagi, dan disaat itu entah kenapa aku merasa biasa saja saat tanganku bergerak melingkar ke leher mbak nad, mbak nad pun tak menepis tanganku.





Beberapa detik





Kemudian aku mencium ubun kepalanya yang masih berjilbab itu.





Tidak ada respon





Lalu





Aku cium lagi kepalanya beberapa kali.





Cup cup cup cup cup





Setelah itu mbak nadia berpaling padaku, percaya atau tidak saat itu kami bertatapan cukup lama....





Aku dan dia diam tanpa kata





Dalam gelap itu masih dapat kulihat matanya berbinar





Lalu bibirku mencuri kesempatan lagi dengan mencium bibirnya dari balik cadar, dapat aku lihat matanya terpejam saat itu, dan tangannya menyimpan ponselnya ke semping, kurasa dia ingin fokus dengan ciumanku.





Beberapa kali aku mencium bibirnya dan saat itu sepertinya kami sudah kalap.





Aku akhirnya duduk disamping mbak nadia, aku berusaha menariknya duduk dipangkuanku, dan dia mengikuti mauku, saat itu aku merasa ini sudah saatnya, dia sudah duduk dipangkuangku.





Kami bertatapan, dia diam tanpa kata, yang aku pikirkan saat itu aku harus sabar, jangan sampai terburu buru, aku harus perlahan menyentuh titik nafsunya agar dia semakin tenggelam.





Aku menarik kepalanya ke arah bibirku, aku cium keningnya





Cup cup, dua kali aku cium keningnya yang masih bercadar.





Lalu selanjutnya kami berciuman bibir.





Saat itu perlahan aku mengangkat cadarnya ke atas secukupnya agar aku bisa melihat bibirnya.





Kurang jelas sebenarnya, karena cahaya lilin yang tertutupi badannya.





Setelah itu mbak nad membetulkan duduknya karena adikku yang sudah rewel, aku pikir dia merasa menduduku adikku sehingga bergeser sedit.





Cup ciuman pertamaku dengan perempuan dalam hidupku, seorang teman kerjaku yang bercadar dan dia adalah istri orang lain.





Tapi dasarnya manusia memang orang yang baik.



Setelah ciuman itu aku entah kenapa merasa sangat bersalah, seakan nafsuku hilang semua, spontan aku pikir harus berhenti saat itu.





Namun...





Justru saat itu mbak nad yang melakukan ciuman kedua, dia memulainya.





Cup cup





Aku merasa harus membalasnya





Akhirnya kami beciuman basah.





Itu ciuman bibir pertamaku dalahm hidup.





Masih dapat kuingat basah ludahnya saat kami saling bertukar lidah. Cukup lama.





Tanpa aku duga, mbak nadia ternyata cukup agresif, dia menggoyang goyangkan pinggangnya, seakan memberi stimulus pada adikku. Beberapa momen kemudian aku merasanakan cairan hangat merembes ke adikku, aku senang campur kaget, aku pikir saat itu mbak nadia sudah sangat becek.





Dan





Saat sedang panas itu





Tiba tiba listrik hidup. Saat itu, mbak nadia seakan sadar, dia segera menarik bibirnya dan bilang.





“udah ya anak baik, sana pulang!!”



“gak lanjut nih?” godaku, saat itu aku memegang pantatnya, besar dan empuk sekali, dia menepis.



“udah den, dosa ah”





Akward sekali, akhirnya aku pamit pulang, dan saat di jalan aku menyentuh celanku dan ada lendir licin disana, aku senyum senyum sendiri. Sampai dirumah aku langsung onani sambil melihat foto mbak nad, aku terus teringat pantatnya yang empuk dan besar. Ternyata selama ini ada daging empuk dan memek becek yang bersembunyi dibalik jilbab lebar dan baju gamisnya.









Besoknya dia kantor, aku sangat canggung pada mbak nadia, aku bahkan agak sulit melihat dia, namun sepertinya mbak nad yang merasa biasa saja, dia bahkan mengajakku makan bareng lagi, saat makan mbak nadia seakan paham dengan kecanggunganku.





“udah, jangan diinget inget, jadi akward kan”



“oalah iya mbak maaf”





Setelah itu hubungan kami biasa lagi, aku tak berani menyentuhnya lagi setelah itu, seakan memberi dia ruang.





“mbak, aku mau lihat wajah mbak dong” kalimat itu terucap ketika kami sedang kerja, seakan tak terkontrol olehku, namun memang aku ingin melihat wajahnya.



“hemmmm... boleh. Ntar ya istirahat”



“beneran boleh”



“foto aja tapi”



“okelah”



Setelah istirahat datang, mbak nadia ke toilet dan sepertinya dia foto disana dan mengirimkan fotonya padaku.




->
 
*5


Cukup lama tak ada kejadian yang mengggah nafsu setelah itu, kabar justru datang dari istri kedua suami mbak nad yang mengandung anak pertama mereka, dan sejak saat itu kesepakatan tinggal jadi berubah, suami mbak nad panggil saja abi. Jadi sejak istrik keduanya hamil abi tinggal 4 hari di rumah istri keduanya, sedangkan 3 hari dirumah mbak nadia.





Saat itu aku melihat mbak nadia terlihat lebih murung dengan perhatian suaminya yang lebih banyak ke arah istri keduanya.





Nah, disaat itulah aku mencoba mengisi kekosongan, mencari kesempatan dalam kesempitan, aku curahkan perhatianku pada mbak nad sebanyak aku bisa, seperti antar jemput, bahkan beberapa kali kami jalan bersama ngajak keenan jalan jalan.





Aku bahkan bisa mendekatkan diri ke keenan, dan lantah hal itu membuat keenan terbiasa dengan kehadiranku, aku seolah menjadi ayah pengganti baginya, namun namanya anak kecil polos tetap saja kadang menangis kalau tiba tiba aku gendong.





Sebenarnya aku mulai menjaga diri dan sikap kepada mbak nadia, karena aku juga dekat dengan sri yang kini sudah lulus, sepertinya kami akan melanjutkan hubungan sampai ke jenjang lanjut, karena beberapa kali aku sudah berkunjung ke rumah orang tuanya, orang tuanya juga sudah krasan denganku. Karena itulah aku mulai memantaskan diri agar bisa menjaga sri nantinya, namun tetap saja ketikan onani aku sering membayangkan mbak nad, kadang aku berfantasi 3S dengan mbak nad yang bercadar dan sri yang menggemaskan.





Aku dan sri sudah berkomitmen menuju pernikahan, kami juga sudah saling janji nabung bersama, kami bahkan sudah punya tabungan bersama, aku san sri ternyata sepemikiran, pernikahan tak perlu meriah, cukup sederhana asalkan khidmat dan yang penting dalam pernikahan adalah halal, sri pun setuju dengan hal itu, jadi kami mengalokasikan tabungan nanti untuk membeli rumah saja.





Sampai suatu hari aku dan mbak nad khilaf.

Hari itu hari jumat yang cerah, jadi ada kebiasaan yang kami ambil dari perusahaan lain kalau jumat pagi biasanya ada kajian pagi yang di pimpin secara bergiliran. Hari itu giliran mbak nadia yang mengisi kajian, aduhai lembut suaranya itu mebuat adikku tak bisa terkontrol.





Kajian berjalan lancar, kerja kami pun berjalan seperti biasanya, meskipun banyak keluhan yang muncul dari pelanggan kami sudah biasa mendengar omelan mereka, mbak nadia hanya memberi kode kalau aku harus sabar, aku pun menganggukan kepala sambil terus mendengarkan keluhan pelanggan di telpon.





“mbak, ayo pulang”



“eh iya den, bentar beresin meja dulu”





Lalu kami berjalan ke parkiran, memang cuaca hari itu sudah semakin mendung aku prediksi akan hujan. Benar saja hujan turun deras ketika kami sampai di gapura perumahan mbak nadia, alhasil kami kehujanan cukup basah, namun karena sudah dekat aku nekat menerobos hujan.





“bawa jas ujan enggak den” tanya mbak nadia



“aduh engga mba, aku lupa”



“yaudah tunggu didalam aja den”



“boleh?”



“udah cepetan hujan gede”





Sepertinya aku harus memanfaatkan momen ini, karena ini sangat jarang terjadi, terakhir aku masuk rumah itu juga sekitar 2 bulan lalu. Aku masuk dan mba nadia memberiku handuk kering agar aku bisa mengeringkan air hujan yang membuatku basah kuyup.





“teh atau kopi?”



“mba nadia aja” candaku



“matamu, teh atau kopi?”



“yang ada aja mba jangan repot repot”





Aku bermain dengan keenan yang sedang main mobil mobilan, dan beberapa saat kemudian mba nadia membawakan aku susu hangat.





“wah susu, saya suka saya suka” aku sambil menatap dada mbak nadia



“udah lah jangan mesum”



“hehe maaf”





Semuanya dimulai ketika hujan makin deras dan dibarengi guntur, membuat suasana makin sendu.





Aku memberanikan diri duduk disamping mbak nadia yang sedang nonton tv dan main hp, aku tinggalkan keenan dan maianannya.





Aku duduk disampingnya, dia hanya fokus main hp, aku mulai mencari kesempatan dengan menggandengakan tanganku ke pundaknya.





“apa?” mba nadia menolehkan wajahnya ke arahaku



Aku diam saja, justru aku malah menatap matanya lekat lekat, diapun tetap diam seperti itu





Dan





Cuuuuuup





Aku mencium bibirnya dari balik cadar cukup lama, kulihat mba nadia hanya memejamkan mata.





Saat itu aku merasa sudah mendapat lampu hijau.





Langsung saja aku angkat cadarnya ke atas dan aku cium bibirnya.





Awalanya bibir mba nadia terasa kering, lalu kami saling beradu lidah, kami sadar saat itu keenan sedang main di depan kami, namun mba nadia juga membiarkan hal itu terjadi.





Aku sudah amat nafsu kala itu, tangan kananku mulai menyentuh namanya, tapi tangan mba nadia menahan tanganku, kami yang masih berciuman terus saling menjilat lidah, aku kemudian menarik tangan mbak nadia ke bawah seakan memberi pesan diamkan tangan itu.





Ternyata dia nurut, aku mulai memegang dadanya perlahan, rasanya cukup besar dan bulat, aku masukkan tanganku ke dalam jilbabnya dan meremas dada itu itu dari balik gamisnya.





“ehmmmmp... ahhhh... aaah...” samar samar aku dengar mba nad mendesah



Kami masih berciuman panas.





Aku mulai melepaskan kancing kancing gamis itu agar bisa merah daging empuknya. Namun karena aku menggunakan satu tangan aku merasa kesulitan, tapi justru mba nadia yang inisiatif membukakan kancing gamisnya untuk tanganku, dan itu pertama kalinya aku merasakan buah dada perempuan dewasa, cukup besar, tanganku berusaha mencari puting susunya seperti di film film aku kaget karena putingnya keras, terus saja aku pilin puting itu sampai membuat mba nad kejang geli sambil mendesah.





“ahh... ehmmmp... aaah... udah ah geli den”





Aku mencoba sesabar mungkin namun nafsuku suda tak bisa aku tahan, aku masukkan kepalaku ke dalam jilbab lebarnya dan aku jilat jilat putingnya dengan lidahku, tentu saja itu mebuat mba nad makin menggelingjang geli.





Disaat itu tangan kananku mencoba mengkat gamisnya dari kaki, aku arahkan jari jariku ke arah vaginanya, tanpa aku minta mbak nadia membukakan pahanya untuk jariku.





Basah, sudah basah sampai celana luarnya, karena biasanya para ukhti ukhti selalu memakai 2 celana celana dalam dan celana luar. Jariku menerobos lapisan celana itu, aku sudah tak sabar ingin menyentuh namanya memek perempuan dewasa, apalagi seorang akhwat alim.





Sampailah aku pada titik itu, basah becek dengan lendir licin, disaat itu aku baru sadar begitulah vagina perempuan yang sedang terangsang.





Aku mengeluarkan kepalaku dari kerudungnya, kembali kami berciuman mesra dan basah. Aku kaget karena mba nad juga cukup agresif, dia mulai meraba raba bagian selangkanganku, aku biarkan saja tangannya membuka resleting celanaku dan mengelus adikku yang sudah tegang maksimal, bahkan karena aku sudah sangat nafsu keluar cairan mazi dari lubang pipisku.





Ketika mbak nadia memegang adikku yang sudah tegang berdiri di hadapannya, sontak ciuman kami berhenti.





Mbak nadia membuka cadarnya dan membuat aku pertama kali melihat wajahnya yang bening untuk pertama kali.



Tangannya masih mengocok adikku, lalu dia tersenyum padkau.



“besar ih” aku membalas senyumnya, karena aku merasa punya biasa saja, aku tak tahu ukuran batang suaminya sehingga mba nad berpikir punyaku besar.





“lebih besar dari punya abi?” tanyaku sambil senyum, karena saat itu celanaku dan celana dalamku sudah melorot sampai lutut. Mbak nadia hanya senyum sambil mengangguk dan tanganya tak berhenti mengocok batangku dengan lembut namun temponya cukup cepat.





Ini mimpiku yang menjadi nyata, padahal dulu hanya angan saja, tangan lentik mba nadia kini nyata mengocok batangku.





Aku memegang tengkuk mbak nad, kami berciuman lagi, aku mengarahkan kepalanya ke batangku, pasangan mesum biasanya sudah paham maksud ini kalau si pria ingin di blowjod.





Aku pikir saat itu mbak nadia akan menolak, namun aku salah, dia menatapku sambil senyum, lalu perlahan memasukkan kepala batangku ke mulutnya.





Sebenarnya aku cukup terganggu karena keenan beberapa kali melirik ke arah kami, namun aku biarkan saja, toh mbak nadia juga acuh terhadap hal itu.





Oh bibirnya, hangat sekali mengoral batangku, aku tak tahan dan





Crooot croooot crrrroooooooot





Aku juga kaget tiba tiba adikku tak bisa terkontrol dan muncrat, dan aku kira mbak nad akan mengeluarkan batangku dari mulutnya, tidak. Justru dia menyedot semua spermaku.





“aaahhh.... ehhhhhhhmmmmm.... “ aku mengejang tertahan, mbak nadia hanya fokus menerima semprotan spermaku.





Setelah aku reda, dia baru mengeluarkan batangku, lalu menatapk sambil senyum.





“nikmat?”





Aku hanya mengangguk.





Tentu itu bukan akhir, aku sebenarnya mau jilmek dulu namun aku sudah tak tahan ingin memberi pengalaman hangat memek pada adik kecilku.





Aku menunggingkan mbak nadia di sofa itu, tangannya memegang senderan kursi, tanpa basa basi aku lepaskan celanaku, juga tak lupa celana mba nadia aku turunkan sampai lututnya, aku memang tak berencana melepaskan semua celananya.





Aku angkat gamisnya sampai pinggang, aku mulai memasukkan batangku ke memeknya.



Panas



Itu kesan pertama yang kontolku rasakan, kontolku masuk tanpa halangan berarti, masuk dengan licin yang sudah memeknya siapkan dari tadi.





Aku mulai menyodok memek akhwat itu sambil diperhatikan anaknya, karena mbak nadia mendesah cukup keras. Memeknya basah sekali, semakin sering kontolku keluar masuk, justru membuat cairan putih lengket keluar dari memeknya, bahkan menempel pada kontolku, rasanya nikmat sekali tak perlu dijelaskan nikmatnya untuk para pembaca yang sudah mengalami hubungan seks.





Semakin lama semakin banyak pulan cairan itu, bahkan sampai beberapa tetes jatuh ke sofa, aku membiarkan itu terjadi.





Ada hal menarik ketika itu, mbak nadia mendesah cukup keras memang, dan itu terus terjadi ketika aku memasukkan kontolku ke memeknya.





Hal itu ternyata menarik simpati keenan, keenan akhirnya naik ke sofa dan menghampiri uminya.





“uu uuumi kenapa?”



“gapapa sayang, main lagi sana”



Kami saling bertatapan, mbak nadia senyum padaku.



“dikamar aja yuk?” tanya dia, aku hanya mengangguk dan mengeluarkan kontolku dari memeknya.





Sampai dikamar aku telanjang bulat, dan aku juga menelanjangi betina itu, lalu aku menidurkannya di ranjang biasanya dia disenggamai oleh suaminya, namun kini ada pendatang baru.





“ah ah ah aaaah emmmp”



“enak mbak?”



“enaaak den”



“apa yang enak?”



“kontol kamu den aaah terus den bentar lagi mbak sampai”



Aku merasakan liang vagina betin akhwat itu menyempit dan membuat aku juga ingin muncrat lagi.





Croooot croooot crooooooooot





Aku biarkan adikku memuntahkan spermanya di dalam memek akhwat itu, karena mbak nadia belum dapat aku terus saja sodok sampai dia bilang,



“den aaaakkkh aaaahhhhh aku dapeet aaah”



Aku beri beberapa sodokan lagi agar dia dapat maksimal baru setelah itu aku berhenti menyodok.





Kami berpelukan erat, aku menindihnya sambil beberapa tetes keringatku jatuh ke muka mba nad.



Perlahan aku bangun dan melihat memeknya, bersih, namun ada lingkaran seperti basah di sprei itu akulihat seperti cairan yang keluar dari memek mbak nad, saat itu aku paham mungkin itu cairan kenikmatan kami.





Itu lah pertama kalinya kami melakukan senggama, aku sudah lupa berapa kali kami sudah melakukan itu, kami sangat berhati hati agar suaminya tidak tahu. Bahkan kalau kepalang nafsu di kantor aku memintanya blowjob kontolku sambil dia masih mengenakan cadarnya, ada beberapa kali, namun kebanyakan dia menolak kalau aku yang minta.





Cukup lama aku bisa membuatnya setuju agar aku bisa memotret memeknya, karena dia takut sesuatu, setelah aku paksa beberapa kali barulah dia mau direkam ketika kami sedang hubungan intim.





Kadang aku keluarkan didalam, kdang juga diluar, yang paling aku sukai adalah ketika aku memuncratkan spermaku di mukanya yang masih mengenakan cadar dan jilbab lebarnya.










Sedikit mulustasi buat bacolan, mungkin bisa membantu biar makin jos.

Anggap aja mba nadia ya, FYI mbak nadia ini badannya mulus kaleeeeee. Sri aja kalah mulus pas saya buka malam pertama.















 
*6



Pada suatu siang, entah kenapa hari itu mba nadia terlihat gelisah, aku yang menyapanya hanya dia jawab datar. Responya pun akan ciuman di keningnya biasa saja. Kami memang sudah tak melakukan hubungan intim selama sebulan, kenapa? Ada masanya saat itu mba nadia merasa sadar dalam hatinya bahwa apa yang kami lewati adalah dosa besar, dia menjelaskan padaku beratnya hukuman pezina.





Aku mengerti maksudnya saat itu, mungkin dia sedikit memberi kata pengantar padaku kalau dia ingin berhenti menjalin hubungan haram ini denganku. Aku merasa bersalah saat itu, aku sudah menjerumuskannya dalam hal tabu, kami akhirnya berjanji akan mengakhiri hubungan ini.





Iya, kadang terasa aneh, seorang perempuan bercadar yang sering mengisi kajian dengan tema rumah tangga harmonis justru malah mba nadia sendiri yang melakukan hubungan serong dari suaminya, bahkan saat kajian dia menjelaskan apa yang membuatnya menerima dimadu sang suami, jawabannya membuat kami merasa lega karena dia bisa menghadapinya dengan tegar.





Aku pikir hari itu dia dalam masalah sehingga aku memberinya ruang untuk bercerita, namun entah kenapa dia terlihat gelisah, aku lihat kerjanya kurang fokus, dia juga mengatakan kalau entah kenapa fokusnya hilang hari itu, aku tanya mungkin dia ada pikiran akan sesuatu, namun seakan dia menutupi apa yang dirasakannya, aku sudah membatasi rasa kepoku padanya, aku sudah komitmen tak mau banyak ikut campur lagi, kini kami hanya berteman, teman tapi mesra. Memang kami sudah tidak melakukan seks lagi, tapi aku masih sering antar jemput mba nadia kalau suaminya sedang di istri kedua.





Sore itu aku tau suaminya sedang di rumah istri keduanya, jadi tanpa diminta pun aku biasanya sudah menunggu mba nadia ketika siap siap pulang. Aku gas motorku ke arah perumahannya.





“langsung ke rumah aja den” kata mba nad



“gak jemput keenan mbak?”



“engga, dia lagi kangen abinya, jadi ikut ke rumah rahmi”



“oalah gitu, iya iya”





Biasanya mba nadia menyuruhku langsung pulang, tapi hari itu entah kenapa dia menawariku untuk mampir dulu, aku juga langsung menerima tawaran itu, aku sih berharap mba nadia khilaf lagi hehe.





Aku disuguhi kue dan teh manis, sambil menonton tv kami berbincang bincang, mba nadia sengaja membuka pintu agar aku tak berani macam macam.





Aku masih meliht gerak geriknya sangat gelisah entah kenapa.





“mba... mbaaaaa”



“ehm... apa ?”



“sini deh duduk” aku memintanya duduk disampingku. Entah kenapa dia nurut.



“apa sih?”



“mba kenapa?”



“engga, gapapa”



“serius? Dari siang tadi mba keliatan gelisah tuh”



“biasa aja ah”





Entah kenapa saat itu aku nekat memegang pipinya agar kami saling bertatapan, dia diam saja.



Kami bertatapan beberapa detik, saling mengikuti kemana arah bola mata berlalu.



Nekat, aku cium lagi dia.



Cupsss



Tanpa banyak perlawanan, bahkan dia membalas ciumanku, aku langsung melepaskan cadarnya. Kami berciuman beberapa detik, lalu aku berhenti.



“tutup dulu mba pintunya”



Tanpa banyak tanya dia manut.



Dia kembali padaku, aku arahkan dia duduk dipangkuanku, kami berciuman cukup lama seakan kekasih yang lama saling merindu, aku sangat menikmati bibirnya dengan rakus. Mba nadiapun sudah agresif, dia menggoyang-goyangkan pinggangnya ke arah pahaku, beberapi detik kemudia aku rasakan cairan dari vaginanya sudah merembes ke celanaku.





Kami terus berciuman, tanpa aku sadari ternyata mba nadia menangis saat itu, aku yang kaget langsung menghentikan ciuman kami.



“jujur sama aku mba, mba kenapa?”



“gatau ini teh kenapa, cuma rasanya gelisah aja”



“kapan mba main sama suami?”



“kami lagi marahan sebenernya den, abi udah gak pulang 2 minggu”





Aku pikir mungkin kegelisahannya adalah akumulasi nafsu yang tidak terpuaskan dalam dirinya, konon katanya usia mba nadia sekarang adalah masa dimana perempuan sangat menikmati seksnya.



Tanpa basa basi aku langsung menciumnya lagi. Aku langsung memangkunya, aku angkat dia ke kamarnya, lalu aku dudukan dia di samping kasurnya.



Seakan kami sudah saling merindu satu sama lain, mba nadia langsung membantuku membuka celanaku dan melorotkannya, namun mba nadia sudah tau apa yang aku mau, aku sangat suka bersenggama dengannya ketika dia memakai pakaian lengkap berjilbab lebar.



Aku langsung turunkan celana mba nadia dan menunggingkannya.



BLESSSSS



Masuk dengan mudah, kurasakan basah vaginanya sudah berlebihan untuk pembukaan aku sodok, tapi aku pikir mba nadia sudah sangat nafsu, desahannya cukup keras, entah kenapa dia selalu tak bisa menaha desahan.



“aaah terus den cepetin lagi aaah”



Aku percepat sodokan batangku



Dan



Wessssss



Itu pertama kalinya mba nadia sampai pipis di atas kasur ketika ngentot denganku, aku rasa nafsunya sangat besar sekali, baru beberasa tusukan sudah squirt dan aku biarkan dia menikmatinya beberapa saat.



Sudah dia tenang aku lanjutkan sodokanku, entah kenapa rasa liang vaginanya makin sempit, membuatku tak bisa menahan lama.



Dan



Crooooooooooooooooooooooooooooooooooooot



Aku tusukkan dalam dalam kontolku, aku biarkan si burung muntah di pintu rahimnya.



Namun itu bukan akhir, kami melanjutkan pergumulan kami setelah kami makan malam. Malam itu malam pertama aku menginap di rumah mba nad, bahkan aku memaksanya bermain sampai titik tenagaku yang terkahir, bahkan saat bangun pagi aku bangun dengan lemas sekali.







Suatu hari di percakapan kami setelah ngewe, kontolku masih menusuk memek mba nad saat kami mengobrol.



“mba”



“hem..”



“tau threesome gak?”



“tau”



“serius?”



“yang main bertiga kan?”



“oalah iya, mau gak?”



“mau apa?”



“trhreesome”



“mba harus layanin dua cowo gitu, gamaulah”



“enggak, cewenya dua”



“ih apaan sih”



“ayo dong, aman deh kita cari yang bersih”



“terserah ah”



“mau nih?”



“hem”



“disini ya?”



“hem”



Beberapa hari aku mencari aku BO wanita di kotaku, aku bahkan sampai masuk grup grup sugar daddy untuk mecari link ke wanita yang aku cari. Sampai aku ada kenalan di grup itu dan chit chat dia ada wanita simpanan bercadar.



Aku berdiskusi dengannya, aku bilang mau BO dia. Akhirnya dia memberiku nomer wanita itu. Lumayan cantik sebenarnya. Dia ternyata seorang mahasiswi, aku cukup kaget ternyata ada mahasiswi yang bercadar yang bisa di BO, aku deal harga dengan dia, 2 juta buat 24 jam huuuuah.



Ini dia yang disebut pelacur pilih pilih, ada beberapas syarat yang harus aku penuhi.



Singkat cerita mba nadia sudah setuju dengan perempuan itu, umurnya 22. Kami pertama kali ketemu dirumah mbak nadia, dia diantar si cowonya itu yang aku kenal.



Ternyata dia dari kampus lumayan ternama, pokoknya ceritanya cukup panjang kenapa dia sampai terjerumus hal ini.



Malamnya kami ceritanya ngentotlah bertiga



Mbak nadia yang blowjob batangku



Si ummahat itu yang aku sodok memeknya



Aku muncratkan spermaku di dalam memek mba nadia



Hal lucu yang terjadi malam itu, hanya aku yang telanjang dan mereka berdua berpakaian lengkap.



Bahkan ada momen di obrolan kami si ummahat itu kaget mba nadia bukanlah istriku, dia sangat kaget kalau mba nadia adalah isttri orang yang menjadi selingkuhan, dan aku katakan padanya kalau aku dan mba nadia mau ada program punya anak. Malam itu obrolan fantasi seks gilaku dengan dia sampai larut malam.



Apa kabar dunia? Sudah gilaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa





Mungkin 2 bulang setelah itu, mba nadia yang mengabariku kalau dia mengandung, walaupun kami tak tahu itu spermaku atau si abi, karena setelah itu mba nadia bergiliran memerima tujahanku kan dan suami bergantian, aku bahagia bahagia saja. 3 bulan kemudian aku menikah dengan sri, karena orang tua sri yang memaksaku menyegerakan kebaikan, aku pun siap siap saja, dan cukup kecewa sebenarnya, memek tidak semulus mba nadia, memek sri itu merah sekali saat pertama aku buka berbeda dengan mba nad, merahnya itu merah muda. Sri ini suka minta berhenti di tengah tengah, dikit dikit sakit katanya, sehingga aku belum puas harus berhenti.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd