Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisah Cinta di Kantor Desa

Status
Please reply by conversation.
Wuih...Coba bisa di remote tuh vibrator.. Megap-megap dah irina tuh... :ngiler:
 
Bagian 8 : GGH

Rian POV


Cing! Nenggel!

Setelah dibikin kentang oleh Dayu. Kami mandi dan kembali ke rumah.

Ketika sampai dirumah, udara sudah mulai dingin sementara itu perutku sudah mulai minta diisi.

"Eh aku ada bawa pizza, tapi sudah dingin nih," kata Dayu. Kami bertiga pun duduk dan mulai menikmati pizza yang dibawa oleh Dayu.

Selesai makan kami bertiga duduk di beranda. Dengan aku hanya memakai boxer, Dayu memakai tanktop dan boxer, sedangkan Irina juga memakai kaos dan boxer.

"Eh, minum yu!" ajak Dayu sambil melangkah ke kamar, ketika keluar dia membawa sebotol arak beras dan sprite. Kulihat dia juga membawa sebungkus kacang. Sambil berbisik kearah Irina, Dayu memberikan sesuatu kepada Irina yang membuat wajah Irina merah padam. Sambil menundukkan kepala Irina menuju ke dapur.

"Pil KB" terang Dayu yang membuatku tersenyum lebar.

Edan dah, apa saja isi tas itu? Pikirku sambil melirik tas Dayu.

"Bentar, aku ambil slokian dulu," kataku sambil mengambil gelas sloki di dapur. Irina yang berpapasan denganku menundukkan kepala.

Sambil membawa gelas sloki dan botol kosong, aku menuju beranda.

"Eh Ina bisa minum gak?" Tanya Dayu.

"Paling bir aja sih" jawabnya malu-malu.

"Ayo coba, ini arak beras asli Singaraja, Gwan Gwan Ho, atau GGH" kataku sambil mengambil botol yang dibawa Dayu dan membukanya. Aroma arak Bali yang sedikit bercampur aroma strawberry tercium. GGH rasa strawberry rupanya.

"Dek punyaku sama Irina campur dengan sprite ya, biar gak terlalu keras ," kata Dayu sambil menyerahkan botol sprite yang ada didalamnya.

Kuambil botol kosong bekas minuman dan menuangkan ggh dan sprite kedalamnya sementara itu Dayu menghidupkan handphone dan suara serak Kaka terdengar mengalun mengisi malam.

"Terima kasih Baliku
untuk budaya dan alammu
Terima kasih untuk cantik gadismu
Dan kerasnya arak Balimu

Saksikan sunset di pantai hilangkan suntukku
Mandi di tepi lautan hapuskan sumpekku
Memandang gadismu menari segarkan mataku
Suasana malam di Kuta redakan resah dan marahku
Terima kasih Baliku untuk budaya dan alammu
Terima kasih untuk cantik gadismu
Dan kerasnya arak Balimu, yeah"


"Hahaha.. pas tuh lagunya, ada arak dan gadis cantiknya, pas!" seruku sambil melirik ke arah Dayu dan Irina sambil membayangkan ngatuk mereka berdua.

Kuteguk ggh ditanganku dan kurasakan kerasnya arak bali seperti di lagu Slank tadi di tenggorokan. Rasa hangat arak itu turun ke dada dan sedikit menghangatkan tubuh.

Kutuangkan arak bercampur sprite ke sloki dan memberikannya ke arah Dayu yang menenggaknya dalam sekali tegukan.

"Aahhh.. masih keras Dek, tambah lagi dikit spritenya," protes Dayu yang kuturuti dengan menambahkan sprite ke botol yang berisi ggh campur.

"Coba na, " kataku sambil memberikan satu sloki kepada Irina. Dengan sedikit ragu, dia menyesap sedikit dan mengernyitkan keningnya.

"Pahit bli dek," serunya.

"Ntar juga enak, awalnya aja pahit, sama kayak mekatuk, awalnya sakit, nanti juga jaennnn.. " jawab Dayu memberi semangat.

"Coba langsung minum, jangan dikit gitu, " tambahnya.

"Heh.. uhuk..uhuk.." dengan sekali teguk Irina berhasil meminum habis arak yang kuberikan. Yah, walaupun sambil terbatuk.

Aku membuka kacang yang ada dan membagikannya kepada Dayu dan Irina.

Sambil mengobrol, sloki demi sloki ggh kami habiskan. Terlihat wajah Dayu dan Irina mulai memerah terpengaruh alkohol.

"Eh, pindah kedalam yuk" Kataku melihat keadaan mereka yang mulai terpengaruh alkohol.

Sambil membawa minuman ke dalam kamar, kami pun melanjutkan mengobrol sambil sesekali menenggak arak untuk menghangatkan badan.

"Kamu besok jadi kerja ke Denpasar?" tanyaku pada Dayu.

"Iyah… Tapi pengen disini dulu sih kalau boleh, sepi dan dingin, enak banget neh buat mekatuk..." Sahut Dayu lugas, mungkin terpengaruh alkohol.

"Eh, kalau urusan mekatuk, pasti dibolehin sama bli kadek, cuma ragu neh, kuat gak main sama kita nanti?" Celetuk Irina.

"Yah, kan gak tau kalau gak dicoba? " tantangku.

"Jangan salah na, urusan mekatuk dia rajanya, aku sampai kewalahan ngeladenin tahu, apalagi dia suka minta yang aneh-aneh," sambung Dayu.

"Eh, aneh-aneh gimana sih?" tanya Irina penasaran.

"Misal, main bertiga atau kalau gak main di tempat umum tau, belum sukanya anal neh anak," terang Dayu lagi yang membuatku nyengir.

"Anal? Apa tuh?" tanya Irina lagi.

"Ngatuk jit Na, " terang Dayu sambil mendekat kearah Irina. "Taen na?" tanyanya lagi yang membuat wajah Irina memerah.

"Pernah nyoba sekali, tapi gak jadi, sakit banget..." Jawab Irina lirih. "Kamu gimana?" tanyanya balik kepada Dayu.

"Seringlah, kalau gak dikasi suka ngambek kadeknya hihihi, " jawab Dayu sambil melirik ke arahku. Dia kemudian mendekat pada Irina dan memeluknya dari belakang.

"Kamu kapan di perawanin Na?" tanya Dayu sambil tangannya bergerilya di tubuh Irina. Kuteguk lagi arak yang ada di depanku sambil menuangkan arak campur kepada Irina.

"Pas SMK, sakit banget Yu, gak ada enaknya, lagian cuma sebentar mainnya, belum ada 2 menit doi dah crottt, apesnya dikeluarin didalem, eeh hamil dah, " Terang Irina dengan wajah yang menikmati apa yang dilakukan Dayu.

"Ini minum lagi," kataku memberikan sloki kepada Irina yang meminumnya dengan sekali tegukan. Tanpa Irina sadari, dari tadi Dayu lebih sedikit minum daripada dirinya.

"Ahhh.. Enak yu, " katanya sambil menggosok vaginanya dari balik boxer yang dikenakannya.

"Suka mainnya pelan-pelan", kata Dayu sambil meremas pelan dada Irina, "Atau.. yang kasar gini? " Tanya Dayu sambil meremas dada Irina dengan kasar.

“Aahhhh….! Aduhh...Keduanya suka!” jawab Irina horny.

Kembali aku memberi minuman kepada Irina yang sekarang terlihat sudah setengah mabuk. Dayu mengedipkan matanya padaku dan mendekat kearah Irina dan mengajaknya ke atas ranjang. Aku membuka kaos yang dikenakannya sedangkan Dayu membuka boxer Irina sehingga dia sekarang telanjang bulat dengan paha mengangkang di ranjang. Dengan wajah kemerahan, antara terangsang dan mabuk, yang membuat dia terlihat begitu seksi.

Kucium mulutnya yang merekah dan memainkan lidahnya di dalam sana, lidahnya dengan lincah membelit lidahku, terkadang mulutnya menyedot lidahku di dalam sana. Sambil menciumnya, tanganku tak tinggal diam dan meremas payudaranya yang padat dengan puting yang mengeras.

Sambil mengedipkan mata kulihat ke arah Dayu yang mengambil posisi di antara celah paha Irina. Sambil tersenyum jahil mulutnya mendekat kearah vagina Irina yang memerah dan perlahan lidahnya mencium dengan pelan klitorisnya yang menonjol di antara lipatan bibir vaginanya.

“Aahhhh...” desah Irina merasakan ciuman di klitorisnya. Dengan pandangan bertanya dia menghentikan ciuman kami dan melihat ke arah bawah, ke arah Dayu yang asik menciuminya vaginanya dengan rakus.

“Aahhh.. Dayu?” tanyanya tak percaya.

“Hihihi… Lupa bilang, sebelum kenal Kadek, aku ini lesbian lohhh….” katanya sambil menciumi kembali klitoris irina dan memasukkan 2 jari ke celah dibawahnya.

Dayu dengan lihai memainkan jarinya di lubang Irina yang sudah basah kuyup.

“Ahhhh… Bli Dek, masukin...”

“Masukin apa?”

Celak Bli Dek e, genit pepek Ina ne,” pintanya dengan nafas memburu.
(penis Bli Kadek nya, gatal vaginanya Ina)

Sambil tersenyum aku membuka boxer yang aku kenakan dan meminta Dayu untuk membasahi penisku.

“Yu, basahin...”

Dayu bangun dan membuka mulutnya lalu memasukkan penisku kedalam mulutnya yang mungil. Perlahan tapi pasti dia memasukkan semua penisku sampai terasa menyentuh sesuatu didalam sana.

Deepthroat.

“Aahhhh..uhhh… Udah Dek,” katanya sambil mencabut penisku yang sekarang sudah basah oleh ludahnya.

Kutarik Irina agar nungging di ranjang.

“Plak...Plak...Plak….”

“Ahhhh… Sakit Bli Dek,” kata Irina ketika kutampar pantatnya beberapa kali. Pantatnya yang kencang dan bulat itu sungguh membuatku ingin menusuk anusnya dan merasakan jepitannya.

Ahhh… Itu nanti…

Perlahan Dayu yang sekarang sudah telanjang bulat beranjak ke depan Irina dan berbaring mengangkang sehingga vaginanya tepat berada di bawah bibir Irina.

“Na, hisep dong,” katanya sambil membelai payudara Irina dengan kedua tangannya.

“Uhhh...” jawab Irina sedikit ragu. Saat itu aku arahkan penisku ke depan lubangnya yang sudah basah. Perlahan penisku menerobos daging basah itu.

“Ahhh… Bli Dek,” desisnya ketika kutarik lagi penisku hingga terlepas dari vaginanya.

“Bli Dek, masukin….” pinta Irina.

“Gini…?” tanyaku sambil memasukkan penisku hingga setengahnya.

“Ahhhh… uhm” desah Irina terhenti ketika Dayu menarik wajah Irina ke vaginanya. Mungkin karena sudah terangsang berat, kali ini dia tidak menolaknya.

“Isep dong say...” pinta Dayu yang sekarang meremas payudara Irina dengan kasar.

“Ughh..” suara tertahan terdengar ketika Irina membenamkan wajahnya di selangkanagan Dayu.

“Jlebb!”

‘Ahhhh Bli Dek!!!’ raung Irina ketika dengan sekali hentak kumasukkan penisku kedalam vaginanya. Terlihat badannya sedikit menegang.

Kleee…!”

Seruku merasakan bagaimana penisku terjepit di dalam sana. Kepala Irina mendongak keatas dengan bibir yang terbuka merasakan tusukan penisku di vaginanya. Dayu pun tak tinggal diam dan menciumi bibir Irina yang basah dengan cairannya sendiri. Perlahan kurasakan otot vagina Irina melemas, yang kurespon dengan menggenjotnya dengan perlahan. Dayu pun kembali mengarahkan Irina menghisap vaginanya dengan tangan yang sekarang menggesek klitorisnya sendiri.

“Plok...plok...plok...”

“Ah..ah..ahhh….”

“Srpp..srpp..srppp...”

Suara badanku beradu dengan dengan pantat Irina terdengar mengiringi suara hisapan dan desahan Dayu.

“Ah.. Bli Dek, enggalin, Ina bindik ked….” kata Irina yang membuatku semakin bernafsu untuk menggenjot badannya..

“Plak..Plak...” kutampar pantatnya sambil tetap menggenjot badannya dengan kencang.

“Ahhh...ahhh Bli Dek,, dikit lagi...”

Kugenjot Irina dengan keras dan kucabut penisku ketika kurasakan badannya mulai mengejang.

“Ahhhh.hhhhhhh….”

“Srrr.srrrrr...srrr….” cairan irina menyemprot beberapa kali di ranjang dan membuat basah spreiku. Badannya mengejang beberapa kali sebelum ambruk.

“Ayo dek,” tarik Dayu dan mendorong tubuhku sehingga berbaring menghadap keatas. Dia lalu naik ke atas tubuhku dan mengangkang diatas penisku. Dipegang dan diusapkannya penisku di belahan vaginanya beberapa kali sebelum dimasukkannya dengan sekali hentak.

“Jlebbb!”

“Ahhhhh dek, kangen ne ma Rian Jr,” katanya sambil bergerak naik turun dengan cepat. Pantatnya terkadang bergerak memutar, membuat penisku terasa diremas-remas.

“Yu, makin pinter aja nguleknya,” kataku merasakan nikmatnya jepitan dan goyangan vaginanya.

“Ah...ah..Ah.. Dek barengan?” tanyanya dengan mata sayu dan nafas yang memburu.

“Yuk!” kataku sambil bergerak memompa dari bawah.

“Plok..plok..plok… ”

Suara persetubuhan kami semakin keras membelah malam. Dayu memegang tanganku dan mengarahkannya ke lehernya. Paham kalau dia sudah dekat, aku mengambil inisiatif membalik posisi kami sehingga sekarang aku yang berada di atas.

“Ahhh...Dek..Ham..pir” katanya terbata.

Beberapa saat kemudian nafasnya mulai memburu tanda sudah dekat dengan orgasmenya. Kututup mulut dan hidungnya dengan tangan sehingga dia kesulitan bernafas sambil menggenjot vaginanya dengan cepat.

“Ughh.ugh...” suara desahan Dayu tak jelas karena tanganku dimulutnya.

Kugenjot semakin cepat karena kurasakan kami berdua sudah dekat. Tangan Dayu kemudian memukul tanganku dan..

“Aahhhhhhhhhhhhhhh”

“Yuu!!!”

Croot..crottt…

Ssrrrr...srrrr…srrrrr

Erangan panjang kami menimpali suara cairan vagina yang menyemprot dengan deras dari vagina Dayu. Sedangkan spermaku menyemprot di perutnya yang mulus dan rata.

“Gila...hah...hah...hah...” Desah Dayu dengan badan yang menghentak beberapa kali merasakan sisa-sisa orgasmenya.

Akupun berbaring disebelah Dayu.

Nafas kami yang ngos-ngosan memenuhi kamar.

“Hah...Hah..Dek, besok kamu harus ganti sprei nih, ” goda Dayu.

“Hah...Giman men, kamu dan Ina sama-sama suka nyemprot!”

“Hahaha… Lama gak squirt neh! Gak ada yang diajak.” jawabnya yang membuatku heran.

“Lah, men tunanganmu?”

“Dia gay...hahaha” katanya tertawa dengan miris.

Naskleng!
(Bangsat)

“Wih, kalian mantep banget maennya, jadi pengen lagi nih,” suara Irina membuat kami menoleh berbarengan kearahnya.

“Beh, istirahat dulu bentar! Lemes ne, ” kataku sambil menunjuk kearah Rian Jr yang tertidur setelah mengeluarkan pelurunya.

“Ada tisu Dek?” Lengket bener nih…” tanya Dayu sambil menunjuk perutnya yang penuh dengan sperma.

“Ada rasanya “, kataku sambil mencari didalam lemari.

“Ini,” kataku sambil memberikan tisu basah kepadanya.

“Mau ggh lagi?” tanyaku kepada Dayu dan Irina sambil menunjuk ke botol ggh yang masih tersisa setengah diatas meja.

“Boleh, sambil nunggu itu bangun lagi,” kata Irina sabil menunjuk penisku.

“Bentar, aku masih ada pil sisa dulu kayaknya, ” kata Dayu sambil mencari di dalam tasnya lalu memberikan sebuah pil kepadaku yang langsung kutelan.

Viagra!

“Ayo minum lagi,” ajakku sambil menenggak ggh yang ada di sloki dan duduk di pinggir ranjang sementara Datu duduk dan bersandar di kananku. Irina disebelah kiriku, tangannya dengan nakal membelai Rian Jr yang sudah mulai menggeliat.

“Dek, udah dapet kerja?” tanya Dayu sambil mengambil gelas sloki dari tanganku dan mengambil peran bartender.

“Udah, ne sama Irina, di kantor desa,” jawabku sambil membelai kemaluan Dayu yang masih terlihat basah.

Cing! Pasti mekatuk gen ajak e dua ne nah?” tanyanya dengan iri.

“Baru dari kemarin juga mulai kerja, Irina udah punya pacar lagi di kantor,” jawabku.

“Kok bisa sama Kadek kalau sudah punya pacar di kantor?” tanya Dayu sambil memberikan gelas sloki kepada Irina.

Celak Pak Kades amen tujuh e yu, mare mecelep be pesu,” jelas Irina sambil mencium bibirku. Tangannya mulai mengocok pelan penisku yang kembali menegang.

(Penis pak kades sebesar telunjuk, baru masuk sudah keluar)

“Wih...” seru Dayu.

Siap-siap ronde dua nih...
Munyi Badung e asane ne,Badung Utara Bli?
 
“Kurenan Ina ne dadi ngatuk nak luh len tapi nelahang pis, ngujang Ina sing dadi katuk e tapi nekaang pis?”

Patut pisan nike Jrooooo........

Mimih Ratu Betareeeee, sampai marathon bacanya....................
Semangat Dek Rian, jangan kasi kendor.... AJENG TELASANG DEK.......
Nyidang gen
 
Wkwkwk kerjaan Dayu tu pasti vibrator Ine
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd